You are on page 1of 10

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR















DI SUSUN OLEH:

Nama : DEA DAMARA HIDYA

NPM : 11111772

KELAS : 1KA40












PROGRAM SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA KAMPUS 'J' KALIMALANG



MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
PROGRAM PADAT KARYA UNTUK
MENGURANGI PENGANGGURAN

DISUSUN OLEH:

DEA DAMARA HIDYA
NPM : 11111772
Kelas : 1 KA40
Mata Kuliah : ILMU SOSIAL DASAR
Dosen : MUHAMMAD BURHAN AMIN
Topik Tugas : PROGRAM PADAT KARYA UNTUK MENGURANGI PENGANGGURAN
Penyerahan Tugas : 24 November 2011

PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini Saya buat sendiri tanpa meniru dari
pihak lain, hanya saja ada beberapa kutipan yang Saya ambil buat di jadikan bahan Referensi.
Apabila terbukti tidak benar, Saya siap menerima segala konsekuensi untuk
mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun:

Nama Lengkap NPM Tanda tangan
DEA DAMARA HIDYA 11111772







PROGRAM SAR1ANA S1 Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR


Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, TUHAN Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk
dan kekuatanNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul 'PROGRAM PADAT
KARYA UNTUK MENGURANGI PENGANGGURAN. Makalah ini dibuat untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang urbanisasi dan cara penyelesaiannya. Agar para pembaca bisa
menyadari ada kelebihan dan kekurangan jika berurbanisasi.
Dalam makalah ini penulis menyajikan tentang Ienomena urbanisasi di kota kota besar di Indonesia
seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Batam, dan kota kota besar lainnya. Tetapi akan di Iokuskan ke
jakarta karena di sini tingkat urbanisasinya lebih tinggi dibanding kota kota lain. Dalam makalah ini juga
terdapat sisi positiI, sisi negatiI, peluang dan ancaman dari urbanisasi yang dikemas dengan menggunakan
analisis SWOT. Anallsa lnl Lerbagl aLas empaL komponen dasar yalLu
1 S Strength (kekuatan) adalah slLuasl aLau kondlsl yang merupakan kekuaLan darl organlsasl aLau maLerl
yang sekarang lnl yalLu urbansasl pasca lebaran
2 W Weakness (ke|emahan) adalah slLuasl aLau kondlsl yang merupakan kelemahan darl organlsasl aLau
program pada saaL lnl
3 C Cpportun|ty (kesempatan) adalah slLuasl aLau kondlsl yang merupakan peluang dl luar organlsasl dan
memberlkan peluang berkembangbag organlsasl dl masadepan
4 1 1hreat (ancaman) adalah slLuasl yang merupakan ancaman bagl organlsasl yang daLang darl luar
organlsasl dan dapaL mengancam ekslsLensl organlsasl dl masa depan Dalam bab terakhir penulis juga membuat
sebuah solusi agar laju urbanisasi dapat terkontrol serta bagaimana membuat urbanisasi membawa dampak
positiI bagi kemajuan suatu daerah.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis menerima kritik dan saran yang bersiIat membangun guna meningkatkan dan perbaikan dalam
menyusun makalah dimasa mendatang.




Jakarta, November 2011




PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DATAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. TUJUAN 2
1.3. SASARAN 2
BAB II PERMASALAHAN 3
2.1. KEKUATAN URBANISASI 3
2.2. KELEMAHAN URBANISASI 3
2.3 PELUANG 4
2.4. TANTANGAN 5
2.5. SOLUSI 5
BAB III PENUTUP 6
3.1. KESIMPULAN 6
3.2. REKOMENDASI 6
3.3. REFERENSI 6











BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG

Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan
Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8
persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan
ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga
kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen,
tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta
pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan
menimbulkan jumlah pengangguran.di.Indonesia.bertambah.
Bayangkan, pada 1997, jumlah penganggur terbuka mencapai 4,18 juta. Selanjutnya, pada 1999 (6,03 juta),
2000 (5,81 juta), 2001 (8,005 juta), 2002 (9,13 juta) dan 2003 (11,35 juta). Sementara itu, data pekerja dan
pengangguran menunjukkan, pada 2001: usia kerja (144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta), penduduk
yang kerja (90,807 juta), penganggur terbuka (8,005 juta), setengah penganggur terpaksa (6,010 juta),
setengah penganggur sukarela (24,422 juta); pada 2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779 juta),
penduduk yang kerja (91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur terpaksa (28,869 juta), setengah
penganggur sukarela tidak diketahui jumlah pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah banyak pengangguran, apalagi di tahun
2003 hingga 2007 pasti jumlah penggangguran semakin bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembangan
ekonomi Indonesia.
1.2. TU1UAN
a) Menciptakan manusia yang serba terampil
b) Menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat di manIaatkan oleh penduduk indonesia
yang tidak bekerja
c) Berkurangnya penduduk indonesia yang tidak mempunyai pekerjaan /pengangguran
d) Mensejahterakan seluruh masyarakat indonesia tanpa melihat status pekerjaan
e) Meminimalisir tindak kejahatan yang di dasari kemiskinan yang mengaharuskan orang
tersebut untuk melakukan tindak kejahatan
I) Memberdayakan anak muda bangsa untuk berorientasi untuk bekerja
g) Meningkatkan rasa persatuan dan kekeluargaan antar-masyarakat dengan saling bahu
membahu untuk pembangunan daerah
1.3. SASARAN
pelaksanaan program tidak sekedar berorientasi proses, yang penting dana terserap habis. Namun lebih dari
itu, apa saja eIek yang diperoleh tidak saja terhadap pekerja tetapi pada aspek luaran, lingkungan dan
kelembagaan? EIek terhadap luaran hendaknya berupa pengubahan kondisi langsung dan tak langsung
dalam aktivitas ekonomi produksi dan distribusi. Sedang pada aspek lingkungan, hendaknya program padat
karya mampu menciptakan dan melestarikan lingkungan Iisik dan non Iisik. Sementara eIek terhadap
kelembagaan, harus diupayakan agar program padat karya tidak merusak tatanan sosial yang ada, seperti
menimbuikan kecemburuan sosial dan konIlik sosial serta mengubah kegiatan sosial seperti gotong royong
menjadi kegiatan ekonomi murni. Untuk sampai pada pencapaian-eIek di atas maka program padat karya
perlu memperhatikan beberapa hal pokok.

















BAB II
PERMASALAHAN

2.1. KEKUATAN
Sebagai mana kita ketahui bahwa program padat karya perlu memperhatikan beberapa hal pokok
seperti berikut ini:
a) Prekonomian bangsa
Degan adanya progam padat karya ini akan meringankan beban bangsa ini dalam hal
perekonomian bangsa yang saat ini sangat memprihatiinkan kita semua.
b) Keamanan
Dengan adanya progam Padat karya ini masyarakat indonesia dapat mendapatkan
penghasilan masing-masing dan akan mengurangi tingkat kriminalitas yang yang
menyangkutpautkan dengan kemanan.
c) Stop pengiriman TKI
Penghentian pengiriman atau moratorium tenaga kerja Indonesia (TKI) sudah dilakukan ke
empat negara, yaitu Saudi Arabia, Jordania, Kuwait, dan Malaysia.

2.2. KELEMAHAN
a) KKN
Ini menjadi salah satu kendala yang ada di negeri ini yang menjadikan pencipta lapangan
pekerjaan takut karena akan ada pengeluaran uang yang melebihi atau 2 kali lipat dari
modal yang sudah di rancang sebelumnya, ini adalah termasuk tantangan bagi pencipta
lapangan pekerjaan
b) Dana
Meskipun negara ini di sebut negara yang mempunyai sumberdaya alam tang banyak
tersebar dimana-mana namun karena tidak nisa mengolahnya masalah dana lagi yang harus
di perhatikan oleh pemerintah untuk mewujudkan progam padat karya ini supaya dapat
nerjalan dengn baik
c) Kualitas hasil produksi yang tidak seragam
Perbedaan kemampuan para pekerja yang membuat hasil proksi menjadi beragam
perbedaan yang tidak terlalu terlihat juga merupakan salah satu kendala program ini, tidak
demikian jika menggunakan tenaga robat.
d) Kemauan masyarakat untuk bekerja
Ketika progam sudah berjalan namun progam ini harus di dukung oleh masyarakat itu
sendiri untuk menanam diri baha untuk tidak malas bekerja
2.3 PELUANG
a) Peluang kerja bagi anak muda bangsa
Dengan di adakanya progam padat karya in dapat di manIaatkan oleh para pemuda untuk
menuangkan kreativitas mereka di dunia kerja
b) Menigkatkan perekonomian bangsa
Jika progam ini berjalan dengan baik maka akan mengurangi masalh ekonomi yang ada di
negeri ini dan akan meningkatkan prekonomian bangsa di karenakan masyarakatnya sudah
berpenghasilan cukup
c) Memberikan pekerjaan untuk lulusan SMA/Sderajat
Banyak Masyarakat lulusan Sma/Sederajat yang belum mendapatkan pekerjaan di negara
ini dengan adanya prigam ini dapat meenggunakan masyarakat tersebut untuk mengurangi
pengangguran
d) Persaingan produk lokal dan non lokal
Dengan adanya progam ini kita dapat memproduksi barang yang blum ada di pasaran
maupun dapat menyaingi harga atau kualitas barang non lokal, melalui pelatihan pelatihan
yang sudah di tentukan.

2.4. TANTANGAN
O AklbaL darl krlsls flnanclal yang berslfaL global Lldak mau berpengaruh Lerhadap kondlsl usaha kecll dan
menengah kemungklnan Ler[adlnya sLagnasl produksl blsa sa[a muncul kalau hal lLu Lldak blsa dlhlndarl
maka kemungklnan besar bakal Ler[adl pengangguran
O 9erhaLlan pemerlnLah yang dlrasa kurang unLuk mendukung adanya program lnl
O eberapa hasll produk belum dapaL menyalngl pasaran dengan balk

2.5. SOLUSI
Pertama, jenis kegiatan program harus sedemikian selektiInya, tergantung pada kebutuhan dan kondisi
daerah (perkotaan dan perdesaan), kondisi lingkungan, kepentingan ekonomi dan tatanan sosial yang ada.
Beberapa contoh jenis kegiatan di sektor pertanian perkebunan (PTP) dapat berupa pemeliharaan lahan,
pembuatan teras, penanaman ulang, perluasan tanaman, pemadaman kebakaran, dan sebagainya. Pada
pekerjaan umum, jenis kegiatan padat karya dapat berupa perbaikan dan pemeliharaan jalan, membuka jalan
baru dan perbaikan saluran irigasi teknis, perluasan dan pemeliharaan lapangan terbang dan sebagainya. Di
sub sektor kehutanan dapat dilakukan kegiatan reboisasi, penghijauan, perhutanan sosial, pemadaman
kebakaran hutan, dan sebagainya. Sementara dalam upaya pemeliharaan lingkungan dapat dilakukan
kegiatan pemuilhan hutan/perkebunan yang diakibatkan oleh lahan longsor, banjir dan kebakaran.
Kedua, peserta program lebih diprioritaskan pada lapisan pekerja yang terkena PHK dan pengangguran dari
keluarga yang rentan terhadap Ienomena sosial ekonomi atau mereka yang sangat terkena himpitan ekonomi
akibat krisis harga BBM yang meningkat.
Ketiga, asas pemerataan bendaknya dipertimbangkan agar tidak menimbuikan kecemburuan sosial dan
konIlik sosial; Nepotisme hendaknya dicegah. Karena itu, agaknya demi pemerataan, peserta program
dibatasi untuk kepala keluarga (KK), baik KK yang lelaki atau yang perempuan.
Keempat, diperlukan proses perencanaan, pengendalian dan pengawasan yang terprogram dengan dukungan
data dan inIormasi yang akurat. Kiranya diperlukan suatu Pusat InIormasi Ketenagakerjaan di tingkat
kabupaten atau kota yang bertugas mengamati, mencatat dan menginIormasikan kondisi ketenagakerjaan
yang ada di daerah sampai tingkat kecamatan. Jenis data dan inIormasi meliputi antara lain jenis lapangan
kerja, jumlah angkatan kerja, pekeria dan pencari kerja, tingkat pengangguran, tingkat upah, dan sebagainya.
Kelima, pemerintah (pusat dan daerah) hendaknya proaktiI, khususnya pemerintah daerah di tingkat
kabupaten-kota sampai kecamatan. SiIat menunggu petunjuk sangat teknis dari atasan sebaiknya dihindari.
Respon, inisiatiI dan kreativitas pemerintah daerah sangat dituntut, terutama dalam menangkap isyarat dini
tentang permasalahan PHK dan pengangguran yang ada di daerahnya masing-masing.
Keenam, peranserta pihak perusahaan dengan program tanggung jawab sosial korporasi diperlukan antara
lain dalam menginIormasikan pekerja yang terkena PHK untuk memudahkan pihak pemerintah menyiapkan
langkah-langkah pensolusiannya di tingkat lokal. Semaksimal mungkin perusahaan-perusahaan yang
kondisinya masih sehat dapat segera menampung mereka yang terkena PHK untuk dipekerjakan di
perusahaannya.
Ketujuh, dimensi ruang dan waktu harus meniadi pertimbangan pula dalam menetapkan jenis kegiatan
padat karya. Bisa jadi bentuknya berbeda antara daerah perdesaan dan perkotaan. Belum lagi dikaitkan
dengan tingkat kepadatan penduduknya (sangat jarang, jarang, medium, padat, sangat padat). Sedang dari
dimensi waktu, perlu dipertimbangkan kaitannya dengan penentuan jenis kegiatan dan berapa hari orang
kerja (HOK) per orang diberi kesempatan bekerja. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya Ienomena
under utili:ation dan bentuk baru dari pengangguran tersembunyi. Memang dalam praktek di lapangan
tidaklah mudah untuk mencegah terjadinya Ienomena tersebut. Tetapi yang jelas harus dapat diperhitungkan
berdasarkan pengalaman. Misalnya, suatu pekerjaan tertentu layaknya mampu diselesaikan dalam waktu
tertentu dengan menggunakan 50 orang tapi dalam kenyataannya menggunakan 80 -100 orang. Dari sudut
proses dan luaran memang tercapai, tetapi dari sisi produktivitas tidak, karena nilainya sangat rendah.


BAB III
Kesimpulan dan Rekomendasi
3.1. Kesimpulan
O Harus lebih memperketat dalam pengawasan masalah KKN yg sangat berpengaruh dengan aliran
dana untuk masyarakat.
O MemanIaatkan SDM dengan bijak dan memperbanyak peluang kerja ataupun pendidikan sebagai
bekal.
O Harus tepat sasaran dalam penyaluran dana suatu program.
O Memperbaiki inIrastruktur ataupun menambahkannya untuk para penerus.
3.2. Rekomendasi
O Pengeluaran Negara yang dapat teratur dan terpantau dengan baik.
O SDM menjadi terarah untuk masa depannya.
O Tercipta program yang baik dan terencana.
3.3. Referensi
1. Iile:///L:/menciptakan-padat-karya-eIektiI.htm
2. Iile:///L:/makalah-makro-ekonomi-ku.htm
3. http://oldkesra.menkokesra.go.id/content/view/2082/333/

You might also like