You are on page 1of 1

La Ode Purna Alam Firdaus Maasara 04 70 0099 Pembimbing : dr. H. Tony Widiyanto,. Sp.

A SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN

PERFORASI USUS PADA DEMAM TYPOID


Patologi Tifus abdominalis Pada dasarnya, tifus abdominalis merupakan penyakit sistem retikuloendotelial yang menunjukan diri terutama pada jaringan limf usus, limpa, hati dan sumsum tulang. Di usus, jaringan limf terletak antemesenterial pada dindingnya, dan dinamai plakat peyer. Usus yang terserang tifus umumnya ileum terminale, tetapi kadang bagian lain usus halus dan kolon proksimal juga dihinggapi. Pada mulanya, Infeksi terjadi pada saluran pencernaan melalui makanan dan air yang tercemar. setelah melalui asam lambung, Basil diserap menembus di usus halus (Ileum) ditangkap oleh sel mononuklear. Melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limpa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke dalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa di atas plak Peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Perforasi terjadi pada tukak yang menembus serosa. Setelah penderita sembuh, biasanya membaik tanpa meninggalkan jaringan parut dan fibrosis. Jaringan retikuloendotelial lain juga mengalami perubahan. Kelenjar limf mesenterial penuh fagosit sehingga kelenjar membesar dan melunak. Hati menunjukkan proliferasi sel polimorfonuklear dan mengalami nekrosis fokal. Jaringan sistem lain hampir selalu terlibat. Kandung empedu selalu terinfeksi, dan bakteria hidup dalam empedu. Sesudah sembuh, empedu penderita dapat tetap mengandung bakteria, dan yang bersangkutan menjadi pembawa kuman. Sel ginjal mengalami pembengkakan keruh yang mengandung koloni bakteria. itu sebabnya pada minggu pertama ditemukan kumannya dalam air kemih. Bila sembuh, penderita demikian menjadi pembawa kuman yang menularkan lewat kemihnya. PERFORASI USUS Kejadian perforasi bermula pada hinggapnya bakteri pada usus halus dan kolon proksimal. Pada mulanya, plakat peyer penuh dengan fagosit, membesar, menonjol, dan tampak seperti infltrat atau hiperplasia dimukosa usus. Pada akhir minggu pertama infeksi, terjadi nekrosis dan tukak. Tukak ini lebih besar di ileum daripada kolon sesuai dengan plakat peyer yang ada disana. Kebanyakan tukaknya dangkal, tetapi kadang lebih dalam sampai menimbulkan perdarahan. Perforasi terjadi pada tukak yang menembus serosa. Ulserasi mengakibatkan tukak multipel dan kebanyakan terjadi di ileum terminale. Tukak makin dalam dan dapat menembus lapisan otot usus, tukak menyebabkan erosi dinding arteri di dinding usus, sehingga dapat terjadi perdarahan hebat dalam usus. Tukak menembus peritoneum viserale sehingga isi ileum masuk ke rongga abdomen menyebabkan peritonitis generalisasi purulenta. Perforasi peritonium umumnya kecil sekali dan sering berupa perforasi multipel.
Wim de Jong & R. Sjamsuhidajat : Tifus Abdominalis, Buku-Ajar Ilmu Bedah Edisi

2, BAB 2, EGC, Jakarta, 2004, 36. Hassan.Rusepno.dr dkk : Infeksi Bakteri Salmonelosis : Ilmu Kesehatan Anak jilid 2, BAB 21, Bag. Ilmu Kesehatan Anak FK UI, Jakarta, 2007,598-600.

You might also like