You are on page 1of 3

Renungan Bulan Ramadhan 3 Pilar Pemberdayaan Ekonomi Umat

Marhabban Ya Ramadhan, bulan suci penuh ampunan telah tiba. Jutaan umat muslim di seluruh dunia menyambutnya dengan penuh suka cita. Tak terkecuali umat muslim di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 90 persen penduduknya muslim, saat ini telah menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan dan pemberdayaan umat islam di dunia. Umat Islam Indonesia mempunyai sumbangsih penting terhadap NKRI ini, mulai dari masa penjajahan Belanda-Jepang, awal kemerdekaan, orde lama (Orla), orde baru (Orba) sampai era pembangunan nasional saat ini. Melihat besarnya kontribusi umat Islam tersebut, rasanya hal ini berbanding terbalik 360 derajat dengan fakta dan keadaan umat Islam yang berkembang saat ini. Realitas yang ada menunjukkan bahwa masih banyak umat Islam yang hidup dibawah garis kemiskinan, serba kekurangan, tertinggal dalam aspek pendidikan dan aspek lain-lainnya. Langkah penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan pemerintah tak kunjung membuahkan hasil yang baik, hal ini terbukti dengan masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia yang menembus 30 juta orang lebih. Data terbaru BPS menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin per Maret 2011 mencapai 30,02 juta orang atau 12,49 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk miskin berkurang satu juta orang (0,84 persen) dibandingkan dengan Maret 2010. Dari jumlah tersebut,

penurunan angka kemiskinan yang paling besar terjadi di pedesaan yang berkurang 950 ribu orang, yakni dari 18,93 juta orang pada Maret 2010 menjadi 18,97 juta orang. Dengan modal SDM yang melimpah, struktur kepengurusan ormas-ormas Islam yang lengkap dan mengakar sampai ke tingkat ranting (desa/kelurahan), ribuan pondok pesantren, lembaga pendidikan, sosial, ekonomi dan badan-badan otonom yang tersebar di penjuru tanah air. Sejatinya potensi dan kekuatan umat Islam sangat besar dalam menopang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, khususnya dipedesaan. Seperti yang dikatakan oleh mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi bahwa kemiskinan yang dialami sebagian besar umat Islam disebabkan oleh pemahaman nilai dan ajaran agama yang keliru. Kondisi tersebut diperparah dengan buruknya tatanan ekonomi lokal dan global serta ketidakmampuan negara dalam menciptakan lapangan kerja bagi warganya akibatnya rakyat kecil dibiarkan bertarung secara buas melawan beratnya beban hidup saat ini dengan tanpa adanya kepastian jaminan dan perlindungan dari pemerintah. Salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran umat Islam sekaligus rakyat Indonesia adalah dengan pemberdayaan ekonomi umat yang berpijak pada 3 pilar, yaitu: Pertama, pemberdayaan ekonomi di pondok pesantren melalui pengembangan koperasi usaha kecil menengah (UKM), dan usaha-usaha lainnya yang bergerak disektor riil. Kedua, pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan dengan menitikberatkan pembangunan berbasis sektor pertanian dan pedesaan dengan program-

program peningkatan ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, peningkatan kesejahteraan petani, pengembangan sumber daya perikanan, dan lain-lain. Ketiga, pemberdayaan ekonomi masyarakat perkotaan melalui pengembangan lembaga keuangan mikro syariah dan LAZIS melalui penyaluran zakat, infaq dan shodaqoh yang dikelola secara profesional, Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Bank umum syariah, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) syariah, dan lain-lain. Selain itu, tak kalah pentingnya meningkatkan kualitas SDM umat Islam, tata kelola manajemen dan struktur organisasi ormas-ormas Islam dari tingkat pusat sampai ke tingkat ranting di desa-desa, dan menumbuh kembangkan jiwa wirausaha dalam diri setiap umat sehingga umat Islam mampu mandiri berdikari sendiri, bersaing dan berkiprah dalam percaturan kompetisi global saat ini. Semoga kehadiran bulan Ramadhan tahun ini menjadi langkah awal sebagai ajang intropeksi dan momentum perubahan umat Islam di Indonesia, sehingga mampu memberdayakan ekonomi umat demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

You might also like