Professional Documents
Culture Documents
&i Farmakologi
Pengujian EIek Antipiretik pada Tikus
Uji ini menggunakan metode Buller et al., menggunakan tujuh kelompok (A-G) tikus, tiap
kelompok terdiri dari tiga ekor tikus jantan umur 2-3 bulan. Semua tikus ditimbang dan
diukur suhu rektal normal, serta puasa makanan selama 16 jam. Kelompok A-F disuntikkan
0,6 ml larutan pepton secara subkutan. Suhu rektal diamati setelah setengah jam selama
empat jam setelah diberi pepton. Kelompok A-D diberi 10 inIus kulit kayu pule masing-
masing dengan dosis 7,5; 10; 12,5; dan 15 g/kg bb. Kelompok E-F sebagai kontrol negatiI
dan positiI tidak diberi apa-apa. Kelompok G sebagai pembanding diberi asetosal dosis 0,2
g/kg bb. Suhu rektal diamati setelah setengah jam selama delapan jam. Semua diberikan
secara oral. Hasil pengamatan tiap kelompok dirata-ratakan dan dikoreksi perubahan suhu
rata-ratanya dengan perubahan suhu dari kelompok kontrol negatiI.
Pengujian EIek Analgesik pada Mencit
Uji ini menggunakan metode Siegmund et al., menggunakan enam kelompok (A-F), tiap
kelompok terdiri dari 3 ekor mencit yang peka rangsang nyeri yang ditimbulkan oleh
penyuntikan 0,6 ml Iinilkinon 0,02 dalam etanol 10 secara intraperitoneal. Mencit yang
menunjukkan geliat minimal satu kali selama 5 menit mula-mula mencit dipuasakan makanan
selama 16 jam dan ditimbang. Kelompok A-C diberi inIus 10 kulit kayu pule masing-
masing dengan dosis 7,5; 10; 12,5 g/kg bb. Kelompok D diberi Ienilbutazon dosis 0,048 g/kg
bb. Kelompok E sebagai pembanding diberi asetosal 0,052 g/kg bb. Keduanya disuspensikan
dalam natrium alginat 0,5 dalam air. Kelompok F sebagai kontrol. Semua obat diberikan
secara oral. Tiga puluh menit setelah pemberian obat, disuntikkan Iinilkinon 0,02 dalam
etanol 10 secara intraperitoneal. Jumlah geliat dicacat setiap selang waktu lima menit
selama 1 jam. Hasil pengamatan tiap kelompok dirata-ratakan.
Pengujian EIek Hipoglisemik
Uji ini menggunkan metode HokIelt dan Jonsson, pada lima kelompok (A-E) terdiri dari tiga
ekor kelinci tiap kelompok. Sebelumnya kelinci dipuasakan makanan selama 16 jam. Kelinci
ditimbang dan ditentukan kadar glukosa darah normalnya. Kelompok A-C diberi inIus kulit
kayu pule 10 masing-masing dengan dosis 0,75; 1,5; dan 3 g/kg bb. Kelompok D sebagai
pembanding diberi tolbutamid dalam natrium alginat 0,5 dalam air dosis 0,25 g/kg bb dan
kelompok E sebagai kontrol tidak diberi apapun. Semua obat diberikan secara oral. Kadar
$9 f
glukosa darah ditentukan pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 24 dan 30 setelah pemberian obat.
Darah diambil dari vena marginalis telinga kelinci. Hasilnya dirata-ratakan.
Cara penentuan kadar glukosa darah :
Larutan asam trikloroasetat 300 mM 0,2 ml darah segar disentriIuga. Larutan jernih 1 ml
dipipet dalam tabung berisi 4 ml larutan o-toluidina 800 mM, dipanaskan dalam penangas air
mendidih selama 8 menit, didinginkan. Resapan larutan diukur pada panjang gelombang 630
nm dengan spektroIotometer Spectronic 20. Larutan standar digunakan larutan glukosa 100
mg/100 ml.
Kadar glukosa darah (mg/100 ml) (As/Ast) x 100
As absorbansi sampel
Ast absorbansi standar
Dengan dosis 7,5; 10; 12,5; dan 15 g/kg bb inIus menunjukkan eIek antipiretik pada tikus.
Dengan dosis 7,5; 10; dan 12,5 g/kg bb inIus menunjukkan eIek analgesik pada mencit putih.
Dan pada dosis 0,75; 1,5; dan 3 g/kg bb inIus menunjukkan eIek hipoglisemik pada kelinci
putih. Pada jarak dosis pemberian tersebut, eIeknya bertambah sesuai bertambahnya dosis.
$:2-0r. $0olah Far2asi ITB http.//-ahan-ala21ait-acid