You are on page 1of 13

Perhitungan Biaya Variabel

a. Gambaran Umum Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Penyerapan Dalam dua bab terakhir, kita belajar bahwa laba rugi kontribusi dan analisis biaya-volumelaba merupakan alat Bantu yang berguna. Kedua alat bantu ini menekankan pada perilaku biaya dan mengharuskan manajer secara hati-hati membedakan biaya variabel dan biaya tetap. Perhitungan biaya penyerapan, yang telah didiskusikan dalam Bab 2 dan bab 3, membebankan biaya variabel dan biaya tetap ke produkmenggabungkan dengan suatu cara yang menyulitkan manajer untuk membedakannya. Sebaliknya, perhitungan biaya variabel berfokus pada perilaku biayasecara jelas membedakan biaya tetap dan biaya variabel. Salah satu keunggulan perhitungan biaya variabel adalah keharmonisannya dengan pendekatan kontribusi dan konsep biaya-volume-laba yang didiskusikan pada bab sebelumnya.

Perhitungan Biaya Penyerapan Di Bab 3, kita belajar bahwa perhitungan biaya penyerapan (absorption costing) memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya itu varibel atau tetap. Dengan demikian biaya produk per unit terdiri atas langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel dan tetap. Jadi, perhitungan penyerapan mengalokasikan sebagian dari overhead pabrik tetap ke dalam tiap unit produk, bersama dengan biaya overhead variabel. Karena perhitungan biaya penyerapan melibatkan semua biaya produksi, metode ini sering disebut sebagai metode biaya penuh (full cost). Perhitungan Biaya Variabel Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel (variable costing), hanya biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan output yang diperlukan sebagai biaya produk.termasuk didalamnya adalah biaya langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk dalam metode ini. Sebaliknya, biaya overhead diperlakukan sebagai biaya periodic, seperti beban administrasi dan penjualan, beban tersebut dibebankan secara utuh ke dalam pendapatan setiap periodenya. Konsekuensinya, biaya per unit produk dalam persediaan atau dalam harga pokok penjualan dalam metode perhitungan biaya variabel tidak mengandung elemen biaya

overhead tetap. Perhitungan biaya variabel sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marginal (marginal costing). Klasifikasi biayaPerhitungan Biaya Penyerapan vs Variabel Untuk melengkapi ringkasan perbandingan dari variabel dan perhitungan biaya penyerapan, kita perlu membahas secara singkat bagaimana memperlakukan beban administrasi dan penjualan. Beban ini tidak pernah diperlakukan sebagai biayaproduk dalam perhiyungan kedua metode perhitungan biaya. Jadi, baik dengan pendekatan variabel ataupun perhitungan biaya penyerapan, beban penjualan dan administrasi variabel dan tetap selalu diperlakukan sebagai biaya periodik dan dikurangi dari pendapatan yang diperoleh. Perhitungan Biaya per Unit Untuk mengilustrasikan perhitungan biaya per unit denagan menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan variabel, perhatikan Boley Company, perusahaan kecil yang memproduksi satu produk dan memiliki struktur biaya seperti berikut: Jumlah yang diproduksi setiap tahun. Biaya variabel per unit: Bahan baku langsung. Tenaga kerja langsung .. Overhead pabrik variabel. Beban penjualan dan administrasi variabel. Biaya tetap per tahun: Overhead pabrik tetap. Beban penjualan dan administrasi tetap $30.000 $10.000 $3 $2 $4 $1 6000

Diminta: 1. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya penyerapan.

2. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya variabel. Solusi Perhitungan biaya penyerapan Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead pabrik variabel. Total biaya produksi variabel.. Overhead pabrik tetap ($30.000/6.000 unit produk) 5 $12 $2 4 1 7

Biaya produk per unit. Perhitungan biaya variabel Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung. Overhead pabrik variabel. Biaya produk per unit.

$2 4 1 $7

(overhead pabrik tetap $30.000 akan diperhitungkan secara total sebagai beban periodic bersama dengan beban dan administrasi akan mengurangi pendapatan.)

Dengan menggunakan metode perhitungan biaya penyerapan perhatikan bahwa semua biaya produksi, variabel dan tetap, dimasukkan dalam perhitungan biaya produk per unit. Jadi, jika perusahaan menjual satu unit produk dan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, $12 ($7 biaya variabel dan $5 biaya tetap) akan dikurangi dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan. Sama seperti di atas, unit yang tidak terjual akan dihitung sebagai persediaan dalam neraca dengan biaya $12 per unit. Dengan menggunakan metode perhitungan biaya variabel, perhatikan bahwa hanya biaya produksi variabel yang dimasukkan dalam biaya produk. Jadi, jika perusahaan menjual satu

unit produk dan menggunakan perhitungan biaya variabel, $7 akan dikurangi sebagai harga pokok penjualan dan unit tidak terjual akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca dengan biaya hanya $7 per unit. b. Perbandingan Laporan Laba Rugi Dengan Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel. Laporan laba rugi dengan menggunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan dan biaya variabel ditunjukkan dalam Tampilan 7-2. dalam menyiapkan laporan-laporan ini kita menggunakan data Boley Company yang diberikan sebelumnya, bersama dengan informasi tentang perusahaan yang diberikan di bawah ini: Unit dalam persediaan awal Unit yang diproduksi. Unit yang terjual. Unit dalam persediaan akhir. Harga jual per unit . Beban penjualan dan administrasi: Variabel per unit.. Tetap per unit $3 $10.000 1.000 $20 6.000 5.000 0

Perhitungan Penyerapan Biaya per unit: Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung.. Overhead pabrik variabel.. Overhead pabrik tetap ($30.000/6.000 uniit) 5 $2 4 1 -

Biaya variabel

$2 4 1

Biaya produk per unit

$12

$7

Beberapa hal yang dapat diambil dari laporan keuangan : 1. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat maka beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari harga pokok penjualan. Biaya-biaya ini akan ditangguhkan ke periode berikutnya dan akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca. Penagguhan biaya ini dikenal sebagai overhead tetap pabrik ditangguhkan ke persediaan (fixed manufacturing overhead cost deferred in inventory). Proses yang terjadi dapat dijelaskan dengan data Boley Company. Selama periode berjalan Boley Company memproduksi 6.000 unit tetapi hanya menjual 5.000 unit, tersisa 1.000 unit dalam persediaan akhir. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan, setiap unit yang diproduksi dibebani biaya overhead pabrik tetap $5 (lihat perhitungan biaya per unit diatas). Jadi setiap 1000 unit yang masuk ke dalam persediaan pada akhir periode memiliki biaya overhead pabrik tetap $5 di dalamnya, atau total $5.000 untuk 1.000 unit. Biaya Overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ini ditangguhkan ke periode berikutnya, dimana , diharapkan unit ini akan diambil dari persediaan dan dijual. Penangguhan $5.000 dalam biaya overhead pabrik . 2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap $ 30.000 diperlakukan sebagai beban periode berjalan (lihat bagian bawah laporan laba rugi perhitungan biaya variabel). 3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah $5.000 dibanding perhitungan biaya penyerapan. Alasannya adalah dalam perhitungan biaya variabel, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukkan dalam persediaan. 4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume laba yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang baik. Untuk menghasilkan data untuk analisis biaya-volume-laba, dibutuhkan waktu untuk

mengerjakan ulang dan mengklasifikasi biaya dalam laporan perhitungan biaya penyerapan. 5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasi biaya berdasarkan perilakunya. Data perhitungan biaya variabel pada tampilan 7-2 dapat digunakan segera dalam perhitungan biaya-volume-laba. Pada dasarnya perbedaan antara metode perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel terletak pada waktu(timing). Perbandingan Efek Laba Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel Hubungan antara Produksi dan Penjualan untuk Periode yang bersangkutan Produksi = Penjualan Persediaan tidak berubah Akibat pada perusahaan Hubungan antara laba bersih operasional,Perhitungan Biaya penyerapan dan Perhitungan biaya variabel Laba bersih operasional perhitungan biaya penyerapan = laba bersih operasional Produksi > Penjualan Persediaan meningkat perhitungan biaya variabel Laba bersih operasional perhitungan biaya penyerapan > laba bersih operasional Produksi < Penjualan Persediaan menurun perhitungan biaya variabel Laba bersih operasional perhitungan biaya penyerapan > laba bersih operasional perhitungan biaya variabel *Laba operasi lebih tinggi dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, karena dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap ditangguhkan ke dalam persediaan sering dengan naiknya persediaan. ** Laba operasi lebih rendah dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, karena dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap dilepaskan dari persediaan yang sering dengan turunnya persediaan. Rekonsiliasi Perhitungan Biaya variabel dan Perhitungan Biaya Penyerapan.

Perhitungan biaya variabel Ditambah biaya overhead pabrik tetap yang ditangguhkan dalam persediaan dengan perhitungan biaya penyerapan (5.000 x 6 per unit) Dikurangi biaya overhead pabrik tetap yang dikeluarkan dari persediaan dengan metode perhitungan biaya penyerapan (5.000 x 6.000 per unit) Laba bersih operasional; Perhitungan biaya penyerapan

Tahun 1 60.000

Tahun 2 0

Tahun 3 120.000

30

(30.000) 60.000 30.000 90.000

C. Pengaruh Perubahan Produksi terhadap Laba Bersih Operasional. Dalam contoh Emerald Isle Knitters dibagian sebelumnya, produksi adalah konstan dan penjualan berfluktuasi selama tiga tahun. Karena penjualan berfluktuasi, dan yang ditunjukkan oleh Sean Maclafferty dalam tampilan 7-3 memungkinkan kita melihat pengaruh perubahan penjualan terhadap laba bersih operasional dengan metode perhitungan biaya penyerapan dan variabel. Untuk menyelidiki lebih jauh perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan penyerapan, Sean kemudian menyajikan contoh teoretis dalam tampilan 7-6. dalam contoh teoritis ini, penjualan adalah konstan dan produksi berfluktuasi (kebalikan dari tampilan 7-3). Tujuan tampilkan 7-6 adalah untuk mengilustrasikan kepada Mary OMeara tentang pengaruh perubahan produksi terhadap laba bersih operasional dengan kedua metode. Perhitungan Biaya Variabel. Laba bersih operasional tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya variabel. Perhatikan dalam Tampilan 7-6 bahwa laba bersih operasional adalah sama untuk tiga tahun dengan perhitungan biaya variabel, walaupun produksi melebihi penjualan untuk satu tahun dan kurang dari penjualan untuk tahun berikutnya. Ringkasnya, perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operasional ketika metode perhitungan biaya variabel digunakan.

Perhitungan Biaya Penyerapan. Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya penyerapan. Seperti terlihat dalam tampilan 7-6, laba bersih operasional dengan perhitungan biaya penyerapan meningkat di tahun 2., sebagai respons dari peningkatan produksi di tahun tersebut. Perhatikan bahwa pada dasarnya laba bersih operasional meningkat dan menurun antara kedua tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual sama untuk masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penerapan sebagai akibat dari perubahan dalam persediaan. d. Memilih Metode Perhitungan Biaya Dampak terhadap Manajer Seperti Mary OMeara, penentang pehitungan biaya penyerapan berpendapat bahwa perubahan biaya overhead pabrik tetap antar periode dapat membingungkan dan menyesatkan atau bahkan mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Lihat kembali data pada tampilan 7-6 manajer mungkin bertanya tanya mengapa dengan perhitungan biaya penyerapan laba bersih operasional meningkat tajam di tahun 2 sementara penjualan sama dengan tahun sebelumnya. Apakah itu hasil dari harga jual yang lebih rendah, operasi yang lebih efisien, atau karena factor lain? Manajer tidak mampu menjelaskan, hanya dengan melihat laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan. Kemudian ditahun 3, laba bersih operasional menurun tajam, walaupun jumlah penjualan sama dengan tahun-tahun yang lalu. Bagaimana mungkin laba meningkat di satu tahun dan menurun di tahun berikutnya. Angka ini terlihat tidak konsisten, berlawanan , membingungkan serta menghilangkan kepercayaan atau laporan keuangan. Sebaliknya, laporan laba rugi perhitungan biaya variabel dalam Tampilan 7-6 cukup jelas dan mudah dimengerti. Penjualan konstan selama tiga tahun tersebut, jadi margin kontribusi dan laba bersih operasional juga tetap konstan. Laporan konsisten dengan apa yang diharapkan manajer berdasarkan kondisi yang dihadapi, jadi laporan tersebut membuahkan kepercayaan bukan kebingungan. Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan perhitungan biaya penyerapan, pembaca laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persediaan. Dengan perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat, biaya overhead pabrik tetap

ditangguhkan pada persediaan dan laba bersih operasional meningkat,. Jika persediaan menurun, laba bersih opersional akan dikeluarkan dari persediaan dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat disebabkan oleh perubahan persediaan bukan karena perubahan dalam penjualan. Analisis Biaya-Volume-Laba dan Perhitungan Biaya Penyerapan. Perhitungan biaya penyerapan banyak digunakan dalam laporan internal dan eksternal. Banyak perusahaan menggunakan pendekatan perhitungan biaya perempuan karena pendekatan tersebut focus terhadap perhitungan biaya penuh (full costing) unit produksi. Kelemahan dari metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba. Untuk menggambarkannya, kita kembali ke tampilan 7-3. Mari kita hitung titik impas untuk perusahaan Emerald Isle Knitters. Untuk menentukan titik impas, kita membagi total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit : Harga jual per unit Biaya variabel per unit (produksi dan penjualan) Margin kontribusi per unit 20 8 12 ========= Biaya overhead pabrik tetap Biaya administrasi dan penjualan tetap Total Biaya tetap 150.000 90.000 240.000 ========= Total biaya tetap Margin kontrubusi per unit 240.000 12 per unit

Titik impas per unit = ---------------------------------------- = ---------------------= 20.000 unit

Titik impasnya adalah 20.000 unit . Perhatikan dalam tampilan 7-3 bahwa pada tahun 2 perusahaan menjual sebanyak 20.000 unit, tepat pada titik impasnya. Dengan pendekatan kontribusi dan menyususn laba rugi dengan perhitungan biaya variabel , perusahaan hanya mencapai titik impas pada tahun 2 dan memperlihatkan laba bersih nol. Dengan menggunakan perhitungan penyerapan, perusahaan masih mendapatkan laba bersih 30.000 pada tahun 2. Mengapa hal ini terjadi? Bagaimana perhitungan biaya penyerapan dapat menghasilkan laba bersih positif padahal perusahaan sesungguhnya hanya mencapai titik impas. Jawabannya terletak pada fakta bahwa biaya overhead tetap sebesar 30.000 ditangguhkan dalam persediaan pada tahun 2 dan oleh karenanya biaya tersebut tidak dikurangkan dari pendapatan. Dengan menangguhkan biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan, laporan laba rugi menunjukkan laba meskipun sesungguhnya perusahaan hanya mencapai titik impas. Perhitungan biaya penyerapan juga menyulitkan analisis biaya-volume-laba, yang mengasumsikan penggunaan perhitungan biaya variabel. Pembuatan Keputusan Masalah pokok perhitungan biaya penyerapan adalah bahwa biaya overhead pabrik tetap tampak seperti berubah terhadap unit yang terjual padahal sesungguhnya tidak. Sebagai contoh , dalam Tampilan 7-3, biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya penyerapan sebesar 13, sedangkan dengan perhitungan biaya variabel hanya 7. Karena biaya produk dinyatakan per unit , manajer dapat salah mengerti bahwa setiap penambahan unit produksi , biayanya adalah sebesar 13. Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya penyerapan dapat mengakibatkan munculnya masalah menajerial, termasuk keputusan penentuan harga dan keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesungguhnya menguntungkan, Masalah ini akan didiskusikan secara mendalam dalam bab lain. Laporan Eksternal dan pajak Penghasilan. Sering dianggap bahwa perhitungan biaya penyerapan digunakan untuk laporan eksternal di Amerika Serikat.Perusahaan menggunakan perhitungan biaya variabel untuk pelaporan eksternal menghadapi resiko bahwa auditornya mungkin akan menyatakan laporan tersebut

tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum (gegerally accepted accounting principleGAAP).

Keunggulan Perhitungan Biaya Variabel dan Pendekatan Kontribusi . Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya , meskipun perhitungan biaya penyerapan digunakan untuk tujuan pelaporan eksternal, perhitungan biaya variabel dan laporan laba rugi dengan format kontribusi adalah pendekatan alternative untuk tujuan pelaporan internal. Keuntungan perhitungan biaya variabel dapat diringkas sebagai berikut : 1. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi . Data-data tersebut tidak tersedia apabila laporan laba rugi disusun dengan pendekatan konvensional. 2. Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual , biaya , bauran penjualan, dan sebagainya) ,laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan perhitungan biaya variabel. 3. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya poduksi per unit adalah biaya variabel. Hal ini akan menjadi masalah dalam pendekatan perhitungan biaya penyerapan karena biaya produksi per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap .Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap. 4. dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam perhitungan biaya variabel dan pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba rugi. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, biaya tetap digabung dengan biaya variabel dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan. 5. Data perhitungan biaya varianbel memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk konsumen, dan segmen bisnis yang lain. Dengan perhitungan biaya penyerapan profitabilitas tampak samara-samar karena alokasi biaya tetap yang acak. Masalah ini akan didiskusikan dalam bab lain. 6. Perhitungan biaya variabel berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya standard an anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain.

7. laba bersih berdasarkan perhitungan biaya variabel labih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan perhitungan biaya penyerapan. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas. Perhitungan Biaya variabel dan Teori Kendala. Teori kendala (Theory of Constraint-TOC) , yang diperkenalkan pada BAb 1, berfokus untuk mengelola kendala-kendala yang ada dalam perusahaan sebagai kunci untuk meningkatkan laba. Dalam perusahaan yang menerapkan teori kenda;la, ada dua alas an lain mengapa biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap. Pertama, tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling sederhana, yang terjadi kendala adalah mesin. Dalamm kasus yang lebih komplek , kendalanya adalah kebijakan (seperti desain konpensasi yang tidak baik untuk tenaga penjualan) yang menghambat perusahaan untuk menggunkan sumber daya secara efektif. Jika tenaga kerja langsung bukan sebagai kendala, tidak ada alas an untuk menaikkannya. Merekrut lebih banyak tenaga kerja akan meningkatkan biaya tanpa adanya peningkatan keluaran yang dapat dijual baik dalam bentuk barang maupun jasa. Kedua, teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus menerus untiuk mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dari karyawan, pebaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Karena pemutusan hubungan kerja dapat merusak moral karyawan, manajer yang menggunakan teori kendala enggan memberhentikan karyawan. Di dalam teori kendala tenaga kerja langsung tidak dimasukkan sebagai biaya produk. Dampak Metode Persediaan JIT. Seperti yang dibahas dalam bab ini, perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya penyerapan akan menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda apabila jumlah unit yang diproduksi tidak sama dengan jumlah unit yang terjual atau dengan kata lain bila ada perusahaan jumlah unit persediaan . Kita juga telah belajar bahwa laba bersih dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan dapat berubah-ubah dan kadang-kadang berlawanan dengan pergerakan penjualan. Bila perusahaan menggunakan metode JIT, masalah ini berkurang, Berubah-ubahnya laba bersih dengan perhitungan biaya penyerapan dan perbedaan laba bersih di antara kedua

metode tersebut disebabkan oleh perubahan unit persediaan. Dengaqn JIT , barang diproduksi karena adanya pesanan dari pelanggan dan tujuannya adalah menghilangkan persediaan barang jadi dan mengurangi poersediaan barang dalam proses . Jika persediaan kecil, perubahan persediaan juga akan kecil dan kedua metode tersebut akan menunjukkan perhitungan laba bersih yang sama. Dalam kasus tersebut, laba bersih dengan metode perhitungan biaya penyerapan akan searah dengan pergerakan penjualan. Tentu saja, biaya produksi per unit akan berbeda antara perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya penyerapan seperti yang telah dibahas dimuka. Tetapi jika digunakan metode JIT, perbedaan yang besar tidak akan terjadi lagi.

You might also like