You are on page 1of 8

Pemahaman masalah (Problem Understanding)

Agar dapat memecahkan masalah seseorang perlu memahami dan mengenali gambaran pokok persoalan dengan jelas. Lama waktu yang dibutuhkan untk memahaminya pun berbeda pada tiap orang tergantung pada hakekat permasalahan terutama penampakannya, informasi terkait dan keakraban seseorang terhadap permasalahan tersebut.

Representasi Mental
Diantara Kunci sukses pemecahan masalah adalah masalah direpresentasikan dalam pikiran (mental representation). Hal tersebut terkait pada persepsi dan menginterpretasikan pokok persoalan yang nantinya akan menghasilkan beberapa identifikasi meliputi : 1. Apa yang menjadi permasalahan sesungguhnya 2. Apa yang mejadi kriteria pemecahan 3. Keterbatasan-keterbatasan tertentu 4. berbagai macam alternatif bagi pemecahan masalah

Ruang Masalah (Problem Space)


Ruang masalah juga sangat menentukan tingkat kemudahan atau kesulitan seseorang mencari pemecahannya. Hal ini tergantug pada seberapa luas/ rumit masalah yang dihadapi.

Kesenjangan antara Keadaan Sekarang dengan yang Diinginkan


Adapun jarak kesenjangan antara keadaan yang sedang dihadapi sekarang (present state) dengan keadaan yang diinginkan (desired goal) mempengaruhi tingkat kemudahan atau kesulitan orang dalam memecahkan masalah. Contoh, mengubah bentuk setengah lingkaran menjadi lingkaran (penuh) akan lebih muda daripada mengubah bentuk segitiga menjadi lingkaran. Sebab dalam perubahan tersebut terdapat perbedaan bentuk yang bertolak belakang (kesenjangan).

Cara-Cara Merepresentasikan Masalah


Representasi mental (mental representation) mengenai suatu masalah sangat menentukan baik untuk memahami amupun mencari solusi. Untuk itu tiap orang dapat

menggunakan berbagai cara tertentu guna memudahkan pebentukan representasi mental.

Simbol
Satu diantara cara yang efektif untuk merepresentasikan persoalan yang abstrak ialah melalui simbol, seperti memecahkan soal aljabar. Mahasiswa dapat menerjemahkan dan mengubah kalimat-kalimat aljabar kedalam simbol matematika.

Daftar
Alternatif lain untuk merepresentasikan persoalan adalah dengan menyusun daftar sifat-sifat masalah. Akan tetapi untuk masalah yang rumit seperti banyaknya sifat serta dimensi yang berbeda, cara ini (menyusun daftar) akan mempersulit masalah.

Metrik
Metrik adalah suatu bagan (Chart) yang menunjukkan kemunkinan sejumlah kombinasi. Metrik sangat membantu terutama jika suatu masalah begitu kompleks Simon dan Hayes (dalam Matlin, 1988) menemukan bahwa lebih dari 50% subyek eksperimen secara spontan menggunakan cara metrik untuk mempresentasikan masalah. Sebagaimana bentuk contoh: seorang ingin membuat alat penjepit kertas (klips) dari kemungkinan-kemungkinan antara bahan logam dan plastik, bentuk segitiga dan segiempat. Hal ini dapat dapat direpresentasikan dalam bentuk metrik beikut.

Bentuk

Segitiga Segi empat

Logam

Plastik

Diagram Pohon Bercabang Hirarkhis Sekitar 80 % mahasiswa yang menggunakan cara ini akhirnya dapat menghasilkan jawaban yang benar terhadap suatu persoalan. Dengan kata lain diagram seperti pohon

bercabang menunjukkan dua kali lebih sukses seperti juga penggunaan daftar didalam menghasilkan jawaban yang benar. Grafik Cara lain untuk mempresentasikan masalah adalah grafik. Gambaran Mental Visual Membayangkan secara visual didalam pikiran mengenai suatu masalah terutama ini sangat berguna atau membantu pemecahan masalah yang baru. Metode Pemecahan Masalah Pemecahan masalah dianggap sebagai sebagai suatu proses mencari atau menemukan jalan yang menjembatani antara keadaan yang sedang dihadapi dengan keadaan yang diinginkan (Hayes, 1978), jadi ruang masalah (problem space) sebagai jurang atau kesenjangan sangat menentukan tingkat kemudahan atau kesulitan pencarian pemecahan. Strategi penemuan jalan pemecahan masalah dapat dibedakan menjadi dua : 1. Penemuan secara Acak (Random Search)/ Algoritmik Semua jalan keluar ditempuh atau dicari tampa menggunakan pengetahuan khusus untuk membantu menemukan pemecahan. Penemuan algoritmik dianggap cara primitif, selain itu dikenal dengan trial and error secara buta, karena disamping coba-coba, disini terjadi pengulangan cara yang sama. Hal ini disebut penemuan acak tampa cara sistimatik ( unsystematic random search). Cara lain acak sistimatik (systematic random search) disini tidak terjadi pengulangan misal, pencarian ada catatan khusus. Contoh : seseorang mencari kucingnya yang hilang maka ia akan mencari ke sana ke mari, bisa ke tetangga, lorong, atau gang sekitar. 2. Penemuan secara Heuristik Seorang menggunakan informasi tentang permasalahn guna membantu menemukan jalan keluar yang mungkin benar suatu bagi suatu pemecahan masalah. Pendekatan heuristik didefinisikan sebagai proses penggunanaan pengetahuan seseorang untuk menidentifikasikan sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh atau dianggap menjanjikan bagi penemunya. (Hayes, 1978)

Proximit Methods Seseorang menempuh jalan keluar atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan yang diinginkan. Cara ini banyak digunakan orang misalnya dalam menemukan seseorang didalam rumah yang sangat luas dan bertingkat, contoh, kita mulai memasuki pintu di depan pintu, dan memanggil :apakah ada orang didalam? seserang menjawab ya saya ada, berlanjut dengan pertanyaan dimana posisi anda sekarang?, lalu menjawab kita di dapur, lanjut disebelah mana dapurnya? Sambil bergerak melangkah mendekati orang tersebut. Analogi Merupakan cara yang sering digunanakan orang,, terutama hal ini sangat berguna bagi masalah yang relatif baru, analogi dapat digunakan dengan cara membandingkan pola masalah yang tengah dihadapi dengan pola masalah serupa yang dialami baik oleh orang yang bersngkutan atau orang lain. Maching Cara ini hampir sama dengan methode kedekatan seseorang memahami situasi yang tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan. Lalu ia membandingkan dengan pengetahuan yang ada dalam ingatannya. Misal : seorang harus meninggalkan tempat segera karena ada kepentingan mendesak, akan tetapi gerimis besar mulai turun, karena tidak membawa payung, ia memakai tas plastik besar dibelah menjadi lebar lalu digunakannya menjadi payung darurat menuju tempat dimana ia mendapat angkutan umum. Generete-Test Methods Yakni tahapan pemecahan masalah dengan dua tahapan; pertama suatu cara yang atau strategi pemecahan yang memungkinkan dicari atau menghasilkan. Kedua gagasan pemecahan masalah itu diuji apakah dapat berjalan dengan baik dan efektif. Jika belum berhasil akan dicari pemecahan lain yangemungkinkan kemudian diuji atau dipraktekkan sampai akhirnya ditemukan jalan keluar. Means-Ends Analysis Yakni suatu strategi dimana seseorang menghadapi masalah dengan mencoba membagi permasalahan menjadi bagian-bagian tertentu dari permasalahan tersebut. Jadi jika menghadapi persoalan yang cukup besar atau kompleks, orang dapat membagi persoalan menjadi kecil, dengan mengfokuskan perhatian pada perbedaan antara keadaan yang tengah dihadapi dengan keinginan. Backward search Yaitu strategi dengan berjalan mundur dengan kata lain meminta orang memulai pada tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur ke belakang menuju pada keadaan yang dihadapi semula (original) Forward search Strategi berjalan ke depan, seseorang memulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian bertahap bergerak menuju pada tujuan akhir yang diinginkan. Penghalang Mental di dalam proses Pemecahan Masalah

Function Fixedness Keterpakuan fungsional berarti seseorang beranggapan bahwa fungsi dan kegunaan suatu obyek atau benda adalah cenderung stabil dan menetap sepanjang waktu. Dengan kata lain seseorang memandang sesuatu benda berfungsi sebagaimana dirancang atau diinginkan oleh pembuatnya, contoh piring tempat untuk makan. Mental Set atau Persistence of Set Fenomena ini menunjuk pada kecenderungan orang untuk mempertahankan aktivitas mental yang telah dilakukan secara berulang-ulang dan berhasil ketika ia menhadapi masalah serupa namun dalam situasi yang atau berbeda. Namun tidak semua cara lama masih relevan bila dipakai dalam waktu yang berbeda. Perceptual Added Frame Penambahan bingkai persepsual ini terjadi ketika orang yang menghadapi problem atau masalah kemudian tampa sadar seolah-olah melihat adanya bingkai tersamar (pembatas) yang mengelilingi disekitar problem tersebut. Padahal sesungguhnya bingkai itu tidak ada, dan hanya ada didalam bayangan persepsi seseorang. Bingkai tersamar tersebut membatasi gerak langkah orang dalam mencari jalan keluar atas persoalan yang sedang dihadapi. Informasi yang Tidak Relevan Mencari dan mengumpulkan informasi atau fakta-fakta yang relevan dengan masalah merupakan tahapan penting bagi proses pemecahan masalah. Makin lengkap fakta yang dikumpulkan makin baik. Tetapi yang perlu dingat adalah menemukan faktafakta yang penting, bukan semua fakta yang membuat masalah menjadi makin tidak jelas, karena terjadi campur aduk antara fakta yang relevan dengan yang tidak relevan terhadap masalah yang dihadapi. Misal atap rumah bocor, maka informasi yang perlu dicari adalah yang relevan dengan kebocoran atap bisa gentingnya yang retak, berlubang atau lainnya. Perbedaan Pemecahan Masalah antara Pemula dengan Ahli Perbedaan yang dilakukan oleh Pemula dengan Ahli dalam memecahkan masalah diantaranya : 1. Orang yang ahli (expert) dalam memecahkan masalah memakai strategi, sedang pada pemula (nivice) tidak. Boleh jadi pemula pakai strategi tapi mungkin salah tehniknya. 2. Dalam pemilahan masalah orang ahli orang ahli mengklasifikasikan masalah berdasarkan makna yang terkandung dibalik yang nampak (deep structure), sedang orang pemula berdasarkan struktur yang nampak ke permukaan (surface structure). (Elshout, 1996) Masalah yang Tidak Jelas (Illdefined problem) Banyak masalah yang memiliki kejelasan baik dalam keadaan yang dihadapi sekarang, yang diinginkan, maupun aturan-aturan atau prosedur yang dapat ditempuh. Jika ketiga komponen tersebut semuanya jelas maka disebut masalah yang jealas (well-defined problem or stuctured problem), sebaliknya ada beberapa masalah yang salah satu atau lebih dari ketiga komponen itu tidak memiliki kejelasan, ini disebut masalah yang samar atau tidak jelas (ill-defined problem or unctructure problem). Ada beberapa strategi yang dapat digunakan orang untuk menghadapi masalah yang tidak jelas. Pertama, seseorang mula-mula membagi suatu masalah kedalam beberapa bagian masalah yang lebih kecil secara terpisah. Untuk memecahkan masalah yang lebih kecil seseorang tidak harus melakukan secara berurutan, tetapi dapat melompat. Kedua penambahan variabel pembatas lain kedalam situasi permasalahan, sehingga masalah lebih terstruktur. Salah satu kendala dalam menghadapi masalah yang tidak

jelas adalah adanya beberapa keterbatasan seseorang didalam memahaminya, dan tentu juga mencari pemecahan masalah yang tepat. Disini diperlukan pembatasan masalah agar menjadi lebih simple dan mudah ditangani. Ketiga pada saat-saat tertentu seseorang memulai memecahkan tugas atau memecahkan masalah tidak harus mengetahui atau memehami permasalahan dengan baik atau lengkap. Contoh ketika akan menulis makalah, meski belum menemukan topik, namun bisa segera menulis sambil menelaah beberapa literatur atau buku. Dengan cara ini kita akan dapat menemukan beberapa pertanyaan, dan model organisasi tulisan didalam kawasan tugas yang sedang kita kerjakan. Strategi keempat seseorang harus berhenti pada saat telah ditemukan suatu pemecahan meskipun belum merupakan pemecahan yang baik. Perlu diingat bahwa masalah yang tidak jelas mengandung ketidakpastian baik kondisi yang sedang dihadapi maupun tujuan yang diinginkan, sehingga pemecahan masalah dianggap baik pada waktu itu dapat bersifat sementara. Dan pada waktu lain bisa ditemukan alternatif pemecahan masalah yang klebih efektif. Perbedaan antara Pemula dengan Ahli Para ahli cenderung mengelaborasi atau merinci kenyataan yang tengah dihadapi (original state), sementara para pemula tidak melakukannya. Kendati demikian mereka (para ahli dan pemuka) cenderung membagi masalah dalam bagian-bagian lebih kecil. Pelatihan Ketrampilan Pemecahan Masalah Pendekatan IDEAL John D. Bransford dan Barry S. Stein (1984) mengajukan suatu model yang disebut IDEAL approach untuk meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Ideal bukan berarti sesuatu yang sempurna atau paling baik seperti makna kata yang sesungguhnya, tetapi merupakan singkatan sendiri dari lima huruf. I = Identifikasi masalah D= Definisi san representasi masalah E = Eksplorasi berbagai kemungkinan strategi A= Aksi berdasarkan strategi yang telah dipilih L = Lihat kembali dan evaluasi hasil-hasilnya Adapun tujuannya pendekatan IDEAL ini untuk membantu seseorang mengidentifikasi berbagai komponen utama yang terlibat di dalam proses pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Yang nantinya diharapkan dapat ditingkatkan ketrampilan berfikir, belajar, dan pemecahan masalah baik secara perorangan maupun kelompok. I=Identifikasi Masalah Mengandung aktivitas identifikasi masalah atau pencari pokok persoalan. D=Definisi Masalah Mendefinisikan atau merumuskan permasalahan selanjutnya merumuskan dan menggambarkan persoalan secermat mungkin. E=Eksplorasi Berbagai Kemungkinan Strategi Mengeklorasi atau melakukan pencarian terhadap berbagai alternatif cara pemecahan masalah, termasuk melihat bagaimana reaksi reaksi seseorang terhadap suatu masalah serta strategi yang mungkin digunakan. A=Aksi atau Tindakan Seseorang melaksanakan apa yang telah direncanakan. Kemudian menerapkan strategi untuk memperoleh suatu pemecahan masalah. L=Lihat Efek-efeknya

Pada tahap akhir ini dilakukan evaluasi apakah persoalan dapat dipecahkan secara memuaskan melalui strategi yang dipilih dan dilaksanakan tersebut. Jika belum, mungkin orang harus kembali pada langkah awal mengenai pendefinisian pokok persoalan. Selanjutnya berputar pada langkah-langkah tersebur diatas, sampai diketemukan pemecahan akhir. Mengacu pada pemikiran-pemikiran Anderson (1980) membedakan dua aspek penting dalam pemecahan masalah yaitu sikap dan tindakan seseorang sebagaimana berikut : 1. Sikap (Attitudes) 1) Berfikir positif terhadap masalah - Jadilah seorang pencari masalah - Carilah ketidaknyamanan atau kesenjangan yang ada pada diri anda dan juga orang lain, kemudian tanyakan kepada diri anda apa kemungkinan penyebab ketidaknyamanan atau kesenjangan itu. - Pikirkan tentang resiko-resiko yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang sedang anda lakukan dan alternatif-alternatif lain. - Carilah apa saja hambatan-hambatannya. 2) Berfikir positif terhadap kemampuan memecahkan masalah - Lihat diri anda sebagai orang yang sanggup memecahkan masalah - Kenali sumber-sumber kekuatan yang ada diri anda. - Cari sumber-sumber eksternal yang sekiranya dapat membantu anda memecahkan masalah. 3) Berfikir secara sistematis - Berhentilah dan berfikir - Jangan melompat langsung pada kesimpulan - Rencanakan tahap demi tahap dalam menyelesaikan masalah Pemecah masalah yang buruk (poor problem solver) cenderung menemukan masalah dengan sikap tidak senang, sering merasa terancam, dan cenderung menghindari untuk memikirkan masalah. Lalu berkata pada dirinya tidak ada masalah dan menghindar dari tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah lain. 2. Tindakan (Actions) 1) Rumuskan masalahnya - Tntukan ruang lingkup masalah - Pahami pokok masalah - Nyatakan dengan jelas situasi sekarang dan situasi yang anda inginkan 2) Cari dan kumpulkan fakta-fakta - Tentukan sumber-sumber fakta dan dapatkan fakta yang cukup. - Pikirkan secara teliti mengenai setiap fakta yang dikumpulkam 3) Fokuskan pikiran pada fakta-fakta yang penting - Pikirkan lebih banyak pada keterbatasan fakta-fakta penting yang ditemukan - Pikirkan karakteristik-karakteristik yang penting dari fakta-fakta itu dan relevansinya dengan tujuan yang menjadi sasaran. 4) Temukan gagasan-gagasan untuk pemecahan masalah - Cari dan temukan gagasan ysng bsnysk, dsn dstu ysng lusr biasa - Hindari atau tunda dulu penilaian negatif terhadap gagasan-gagasan itu. - Pikirkan mula-mula pada kemungkinan yang bersifat umum, kemudian yang lebih khusus - Bedakan antara stimulus dengan pikiran-pikiran maupun pendapat sendri 5) Pilih gagasan yang terbaik

- Pilih satu gagasan yang terbaik diantara gagasan-gagasan yang telah dihasilkan. - Pertimbangan seluruh kriteria penting untuk mengevaluasi gagasan-gagasan dan semua kejadian penting yang dapat mempengaruhi nilai dan kegunaan gagasan itu Jadi dalam memecahkan masalah seseorang perlu mengidentifikasi adanya masalahmasalah, ruang lingkupnya, kemudian merumuskan atau menyatakan dengan jelas pokok permasalahnnya. Dan untuk memecahkan masalah yang komplek diperlukan beberapa tahapan dan membagi masalah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil

You might also like