You are on page 1of 5

PERIODE 4 GOLONGAN TRANSISI Seperti yang telah diketahui Unsur Transisi adalah unsur-unsur yang pengisisan elektronnya berakhir

pada orbital-orbital subkulit d. Tapi, tidak semuanya unsur di blok d tersebut golongan transisi. Ada beberapa yang agak melenceng dan beda sifat-sifatnya dari unsur transisi. Berikut penjabaran serta sifat-sifat unsur transisi. SIFAT FISIK DAN KIMIA GOLONGAN TRANSISI PERIODE KE-4

A. KONFIGURASI ELEKTRON Kamu akan mengingat bahwa ketika kamu membuat tabel periodik dan ketika meletakkan elektron, sesuatu yang ganjil terjadi setelah argon. Pada argon, tingkat 3s dan 3p terisi penuh, tetapi setelah itu daripada mengisi tingkat 3d berikutnya, malahan mengisi tingkat 4s terlebih dahulu menghasilkan kalium dan kemudian kalsium. Setelah itu baru tingkat orbital 3d yang akan diisi. Unsur-unsur dalam tabel periodik yang bersesuaian dengan pengisian tingkat d disebut dengan unsur-unsur blok d. Baris pertama ditunjukkan melalui tabel periodik singkat di bawah ini.

Struktur elektronik unsur-unsur blok d adalah sebagai berikut:

Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

[Ar] 3d14s2 [Ar] 3d24s2 [Ar] 3d34s2 [Ar] 3d54s1 [Ar] 3d54s2 [Ar] 3d64s2 [Ar] 3d74s2 [Ar] 3d84s2 [Ar] 3d104s1 [Ar] 3d104s2

Kamu dapat memperhatikan bahwa pola pengisiannya sama sekali tidak teratur! Pola ini dilanggar pada kromium dan tembaga. B. UK-based syllabus Logam transisi adalah sesuatu yang dapat membentuk satu atau lebih ion stabil yang memiliki orbidal d yang tidak terisi (incompletely filled d orbitals.)

Berdasarkan pengertian ini, skandium dan seng tidak termasuk logam transisi sekalipun termasuk anggota blok d. C. KERAPATAN, TITIK DIDIH DAN TITIK LEBUR Dari konfigurasi elektron di atas, kita mengetahui periode 4 golongan transisi tersebut orbitalorbitalnya masih ada yang kosong. Semakin banyak orbital yang tidak memiliki pasangan, maka unsur tersebut akan bersifat paramegnetik atau cenderung menarik atau mengikat logam lain, sehingga kerapatannya semakin kuat. Dibandingkan logam-logam di golongan utama, logam di golongan transisi lebih rapat. Kita bisa lihat contoh-contohnya seperti besi, nikel dll. Karena kerapatan di golongan transisi semakin tinggi, otomatis titik didih dan titik leburnya juga semakin tinggi, karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk mendidihkan (cair) atau melelehkan (padat) logam-logam golongan transisi tersebut. D. SIFAT MAGNET 1. Diamagnetik : apabila zat itu sedikit ditolak keluar medan 2. Paramagnetik : apabila sedikit ditarik ke dalam medan 3. Feromagnetik : apabila ditarik kuat ke dalam medan magnet. Umumnya, unsur di golongan transisi periode 4 bersifat paramagnetik keccuali Cr (feromagnetik) dan Zn (Diamagnetik). E. TINGKAT OKSIDASI Tabel tingkat oksidasi unsur transisi periode 4 dapat dilihat di tabel pada buku paket hal. 99 Biasanya pada logam utama hanya terdapat satu tingkat oksidasi, tetapi pada transisi sedikit berbeda, yaitu terdapat banyak tingkat oksidasi, Tingkat oksidasi berpengaruh pada saat Ionisasi. F. JARI-JARI ATOM Jari-jari atom unsur transisi semakin ke kanan semakin kecil karena nomor atomnya saja yang bertambah tetapi kulitnya tetap. Akibatnya, tarikan terhadap elektron terluar semakin besar dan menyebabkan jari-jari atom semakin kecil. G. ENERGI IONISASI Karena jari-jari atom semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar atau kuat, maka energi ionisasi pun semakin besar. H. STRUKTUR ION KOMPLEKS Ion kompleks memiliki ion logam pada pusatnya dengan jumlah tertentu molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Ion-ion yang mengelilinginya itu dapat berdempet dengan ion pusat melalui ikatan koordinasi (dative covalent). (Pada beberapa kasus, ikatan yang terbentuk sebenarnya lebih rumit dibandingkan dengan ikatan koordinasi). Molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilingi logam pusat disebut dengan ligan-ligan.

You might also like