You are on page 1of 18

Model Kinetika Oksidasi Toluena dengan

Benzylperoxy Benzoate Ester sebagai ReaktiI


Intermediate dalam Pembentukan benzaldehida
J.A.A. H00Rt_ P.l. AlSTFRS|
6.F. vFRSTFF6|
Olxuxun Oleh:
AelnmpnL 6
ArleI Suryu Wlbuwu J0906604060)
GeIln Yexyu J090660420)
Imlu BlbLu J09066042II)
BlcLle Idwurdn J09066040)
lcnd|uu|n lcnd|uu|n
alam oksidasi toluene ini dikembangkan interaksi perpindahan massa
oksigen dengan reaksi oksidasi toluena. Hal ini dilakukan untuk
mengembangkan model yang cocok terhadap kombinasi dengan Ienomena
transIer massa yang lebih rinci, mekanisme kinetik juga disederhanakan
dengan interaksi diantara komponen-komponen dasar. Model sangat sederhana
yang yang paling mungkin didapatkan dari keseluruhan reaksi stoikiometri
pada oksidasi toluene dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Skema model kinetika dasar untuk oksisdasi toluena
Keterangan :
Tol: toluene
Bald : benzaldehyde
Balc: benzyl alcohol
BzA: benzoic acid
Pada percobaan ini digunakan sebuah
autoclave Parr untuk oksidasi toluene dimana
reaktor di set terdiri dari cairan batch dan
kontinyu Iasa gas. The autoclave Parr
memiliki volume 250 ml, dilengkapi dengan
pengaduk mekanis dan memiliki perangkat
sampel.
Parameter untuk model kinetika dasar telah
ditentukan dalam eksperimental dimana
terdiri dari reaktor/sistem kondensor yang
dioperasikan dalam mode kontinu
alam percobaan ini, oksigen adalah reaktan
satu-satunya yang diumpankan secara terus
menerus (continue).
85cr::cn 85cr::cn
Suhu untuk percobaan berada pada kisaran 155-165 C dan tekanan total
autoklaI dijaga konstan pada 7 bar. Udara digunakan sebagai umpan gas.
Karena alasan keselamatan konsentrasi oksigen dalam oII-gas aliran itu
dijaga di bawah 8 vol. Lima percobaan dilakukan dengan aliran gas 50
Nl/jam. konsentrasi Oksigen biasanya dalam kisaran 2 vol. Perbedaan
periode induksi diperhitungkan dengan melihat kenaikan inisial suhu dalam
cairan sebagai waktu awal reaksi.
85cr::cn (Kond:8: O5cr|8:) 85cr::cn (Kond:8: O5cr|8:)
|8: 85cr::cn |8: 85cr::cn
|8: 85cr::cn (L|nju'|n) |8: 85cr::cn (L|nju'|n)
engan model dasar hasil simulasi untuk
benzaldehida dan asam benzoat
diperoleh hasil yang sesuai dengan
perjanjian percobaan. Sedangkan untuk
benzylalkohol tidak memuaskan, ini
terbukti untuk secara kualitatiI
mendeskripsikan 'camel hump dalam
konsentrasi ben:il alcohol seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3. Olehkarena
itu untuk mendapatkan prediksi model
ben:yl alcohol yang tepat disarankan
untuk mengadaptasi beberapa model
dasar. Salah satu cara yang eIektiI adalah
dengan menggunakan mekanisme reaksi
rantai oksidasi toluene.
Gambar 3. Predkisi model Vs Nilai percobaan
untuk ben:il alcohol model dasar
c|n:8:c kc|8: O8:d|8: 1oucn| c|n:8:c kc|8: O8:d|8: 1oucn|
Pada oksidasi toluena ini terjadi reaksi rantai , tahap-tahap reaksinya adalah sebagai berikut:
a. Inisiasi
Inisiasi rantai radikal benzyl dihasilkan dari toluene dengan cobalt(III) melalui oksidasi
satu electron, dimana peroksida diperlakukan sebagai asal inisiasi radikal. Inisiasi
ditunjukkan oleh persamaan dibawah ini.
PhCH
3
Co
3
PhCH
2
Co
2
H

(1)
b. Propagasi
Reaksi oxygen-coupling dengan radikal benzil membentuk radikal peroksi sebagaimana
ditunjukkan pada persamaan(2).
PhCH
2
O
2
PhCH
2
OO (2)
Radikal peroksi ini dapat mensubstrat hidrogen dari beberapa substrat yang cocok
tetapi paling sering ini akan menjadi toluena atau benzaldehid (persamaan (3) dan (4)).
PhCH
2
OO PhCH
3
PhCH
2
OOH PhCH
2
(3)
PhCH
2
OO PhCH(O) PhCH
2
OOH PhC(O) (4)
.. Terminasi
asar dari proses reaksi terminasi menurut mekanisme Russell (1957) dimana diantara
dua radikal benzilperoxid membentuk oksigen, benzil alkohol dan benzaldehid
(persamaan (5))
PhCH
2
OO PhCH(O) + PhCH
2
OH + O
2
(5)
Pembentukan ben:aldehyde dari proses ben:ylhydroperoxide melalui putaran
Co(II)/Co(III) ditunjukkan oleh persamaan (6) dan (7).
PhCH
2
OOH+ Co
3+
PhCH
2
OO + Co
2+
+ H
+
(6)
PhCH
2
OO + Co
2+
PhCH(O) + Co
3+
+ OH
-
(7)
c|n:8:c kc|8: O8:d|8: 1oucn| c|n:8:c kc|8: O8:d|8: 1oucn|
lcru|8|n odc lcru|8|n odc
Untuk menggabungkan konsep peroxyester benzylhydroperoxide
intermediate (peroksida) dan radikal yang setara ditambahkan ke skema
kinetik dasar (Gambar 10).
lcru|8|n odc(L|nju'|n) lcru|8|n odc(L|nju'|n)
Karena beberapa komponen terlibat dalam kedua reaksi radikal dan
non-reaksi-radikal, konsentrasi peroksida dan radikal peroksida
dieliminasi dengan mengasumsikan keadaan stabil secara
keseluruhan, lihat Persamaan (8). dan (9).
%%
%%
Ekspresi eksplisit untuk Rc dan Rd memungkinkan semua
komponen untuk laju reaksi dinyatakan sebagai Iungsi dari
konsentrasi yang diamati.
%%
%%
lcr|nd:nq|n odc lcr|nd:nq|n odc
Penggambaran laju reaksi yang dimodiIikasi setelah mengoptimalkan
peningkatan parameter kinetik ben:yl alcohol digambarkan secara
substansial seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11 (kanan samping).
Perbandingan yang dihasilkan oleh kedua model ditampilkan dalam bentuk
graIik pada gambar 11-14. Nilai untuk parameter kinetik dari dua model
diberikan dalam Tabel 2 dan 3. Interval nilai dalam Tabel 3 adalah standar
deviasi. Matriks korelasi menunjukkan berapa banyak parameter tergantung
satu sama lain. Statistik pada poin-poin data dan kebaikan-oI-Iit
ditampilkan dalam tabel 4
Gambar 11. ModeI prediksi (garis) versus niIai percobaan(simboI) untuk konsentrasi aIkohoI benziI
sebagai fungsi waktu reaksi. kiri: modeI dasar. Kanan: modeI perIuasan.
lcr|nd:nq|n odc(L|nju'|n) lcr|nd:nq|n odc(L|nju'|n)
Gambar 12. Model prediksi (garis) versus nilai percobaan (simbol) untuk konsentrasi benzaldehida
sebagai Iungsi waktu reaksi. Kiri : model dasar. Kanan: perluasan
Gambar 13. Model prediksi (garis) versus nilai percobaan (simbol) untuk konsentrasi
asam benzoat sebagai Iungsi waktu reaksi. Kiri : model dasar. Kanan: perluasan
lcr|nd:nq|n odc(L|nju'|n) lcr|nd:nq|n odc(L|nju'|n)
Gambar 14. Model prediksi (garis) versus nilai percobaan (simbol) untuk konsentrasi
toluena sebagai Iungsi waktu reaksi. Kiri : model dasar. Kanan: perluasan
Tabel 2. Parameter kinetik model dasar
Berikut adalah nilai konstanta laju reaksi yang diperoleh untuk model dasar
dan perluasan model:
lcr|nd:nq|n odc(L|nju'|n) lcr|nd:nq|n odc(L|nju'|n)
Tabel 3. Parameter kinetik model perluasan
Tabel 4. Statistik output dari kedua model
ari percobaan dibandingkan dua model yang digunakan
sebagai acuan untuk menggambarkan perilaku dari oksidasi toluena
yang menunjukkan ketergantungan pada konsentrasi benzoic acid.
ari hasil percobaan diperoleh estimasi parameter kinetik pada
percobaan secara batch autoclave dapat diterapkan untuk kedua
versi model yaitu model dasar dan model yang diperluas. Namun,
model yang diperluas dengan konsentrasi ben:oic acid dalam laju
reaksi memberikan penggambaran yang lebih baik secara kualitatiI
dan kuantitatiI pada konsentrasi ben:yl alcohol.
:8u8: :8u8:
Perpanjangan model benzaldehyde memiliki kinerja sedikit lebih
baik daripada model dasar, hal ini dapat dilihat dalam Tabel 4.
Pada gambar 12 dan gambar 13 penyebaran dalam nilai
benzyl alcohol lebih besar dari pada persentasi benzaldehyde
setelah waktu reaksi awal.
Benzyl alcohol juga lebih sulit dianalisis keakuratannya daripada
benzaldehyde. Selain itu adanya keterlibatan benzyl alcohol dalam
reaksi samping seperti esterIication dengan
asam benzoat untuk benzil benzoat.
:8u8: :8u8:
W alam operasi batch autoclave awalnya konsentrasi ben:yl alcohol dan ben:aldehyde
sama-sama meningkat dengan cepat.
W Pada saat oksidasi toluena berlangsung, maka konsentrasi ben:yl alcohol akan terlihat
menurun lebih cepat dibandingkan dengan ben:aldehyde ,namun konsentrasi ben:yl
alcohol mendekati nol dalam waktu yang sangat lambat dan reaksinya juga lebih lama.
W ari hasil percobaan diperoleh estimasi parameter kinetik pada percobaan secara batch
autoclave dapat diterapkan untuk kedua versi model yaitu model dasar dan model yang
diperluas.
W Model yang diperluas dengan konsentrasi ben:oic acid dalam laju reaksi
memberikan penggambaran yang lebih baik secara kualitatiI dan kuantitatiI
pada konsentrasi ben:yl alcohol
Kc8::5u|n Kc8::5u|n
$008,

You might also like