Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Oleh : Kelompok 3 1. eri Eka P. (092310101005) 2. Superzeki Z.. (092310101022) 3. Mashuda Adi S. (092310101018) 4. Nandita Yogis (092310101029) 5. Rindy Erlinda (092310101034) 6. R.R. Ayu M.E.P. (092310101068)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS 1EMBER 2011
Kasus 1 $eorang pasien laki-laki usia 50 tahun dirawat dengan keluhan batuk hamper tiap hari sejak 3 bulan yang lalu. $aat ini pasien mengatakan dahaknya sulit keluar, demam, dan sesak napas. Pasien didiagnosa PPOK. Nadi : 80 kali per menit, $uhu : 37,8 derajat celcius, RR : 24 kali per menit, TD : 110/70 mmHg. A.Definisi 1. PPOM Adalah klasiIikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emIisema, dan asma. Dimana PPOM merupakan kondisi irreversible yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru. PPOM dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan interaksi genetik dan lingkungan. Faktor penyebabnya yaitu merokok, polusi udara, pemajanan di tempat kerja (batu bara, kapas, padi-padian). a. Bronkitis $uatu keadaan dimana terjadi inIeksi pada cabang bronkus sehingga terdapat produksi ssekret yang berlebih sehingga menimbulkan gangguan dalam bernaIas. b. EmIisema $uatu gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan.
b.Pathways
Alveolus Pecah
Penyempitan bronkus
Peningkatan produksi mukus meningkat
Peningkatan kelenjar-kelenjar (mukus) dan sel-sel goblet
Inflamasi
Mengiritasi jalan nafas
Asap rokok, polusi udara, Partikel debu
2. Pola napas tidak eIektiI 3. Gangguan pertukaran gas 1. Bersihan Jalan Napas Tidak EIektiI c.Intervensi NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TU1UAN INTERVENSI RASIONALISA SI 1. Bersihan jalan napas tidak eIektiI berhubungan dengan penumpukan sekret Bersihan jalan napas kembali eIektiI 1. Beri pasien 6 sampai 8 gelas cairan/hari kecuali terdapat kor pulmonal. 2. Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diaIragmatik dan batuk. 3. Bantu dalam pemberian tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur. 4. Lakukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada 1. Mengencerka n sekret
2. Mengeluarkan sekret
3. Mengeluarkan sekret dengan bantuan alat dan melegakan jalan napas 4. Meningkatkan drainase dari sinus
pagi hari dan malam hari sesuai yang diharuskan. 5. Instruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok, aerosol, suhu yang ekstrim, dan asap. 6. Ajarkan tentang tanda- tanda dini inIeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan warna sputum, kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak 5. Mengurangi kemungkinan keparahan lebih lanjut.
6. Deteksi dini memudahkan tindakan yang lebih awal dari kemungkinan yang terjadi
7. Meminimalka n kemungkinan inIeksi 8. Upaya didada, keletihan. 7. Berikan antibiotik sesuai yang diharuskan. 8. Berikan dorongan pada pasien untuk melakukan imunisasi terhadap inIluenzae dan streptococcus pneumoniae. preventiI
2. Pola napas tidak eIektiI Perbaikan pola pernapasa n klien 1. Ajarkan klien latihan bernapas diaIragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan. 2. Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dengan periode 1. Membantu memperpanja ng waktu respirasi
2. Memberikan jeda aktivitas, memungkinka n melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan
istirahat. Biarkan pasien membuat keputusan tentang perawatannya berdasarkan tingkat toleransi pasien. 3. Berikan dorongan penggunaan latihan otot- otot pernapasan jika diharuskan.
3. Menguatkan dan mengkondisik an otot-otot pernapasan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi perIusi Perbaikan dalam pertukaran gas 1. Deteksi bronkospasme saat auskultasi. 2. Pantau klien terhadap dispnea dan hipoksia. 3. Berikan obat- obatan bronkodilator dan 1. Penanganan lebih awal
2. Menjaga kondisi pasien
3. Mendilatasi jalan napas dan membantu melawan edema kortikosteroid dengan tepat dan waspada kemungkinan eIek sampingnya. 4. Berikan terapi aerosol sebelum waktu makan.
5. Pantau pemberian oksigen. mukosa bronkial
4. Membantu mengencerkan sekresi sehingga ventilasi paru mengalami perbaikan. 5. Memperbaiki hipoksemia 4. Kurang perawatan diri keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insuIisiensi ventilasi dan oksigenasi. Kemandiri an dalam aktivitas perawatan diri 1. Ajarkan mengkoordina sikan pernapasan diaIragmatik dengan aktivitas seperti berjalan, mandi, membungkuk, atau menaiki tangga. 2. Dorong klien untuk mandi, berpakaian, dan berjalan 1. Menghindari keletihan yang berlebihan atau dispnea saat aktivitas
2. Menghindari ketergantunga n
dalam jarak dekat, istirahat sesuai kebutuhan. 3. Ajarkan tentang postural drainage bila memungkinka n.
3. Memberikan dorongan keterlibatan dalam perawatan diri