You are on page 1of 42

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Integumen merupakan organ yang paling besar yang ada dalam tubuh kita.

Integument mempunyai beberapa fungsi penting dalam pengendalian sekresi ataupun ekresi, sehingga fungsinya begitu vital bagi tubuh kita. Sebagai seorang perawat wajib hukumnya untuk mempelajari secara detail tentang integument dan bagaiman fungsi kulit dalam pengaturan ataupun dalam pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya untuk mengetahui anatomi ataupun fisiologi tentang integumen ini, karena ini sangat akan membantu dalam proses pelayanan ataupun asuhan keperawatan itu sendiri. Lesi atau luka itu sendiri yang terdapat di integument sangat berpengaruh terhadap jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh klien. Beberapa fungsi integumen antara lain : proteksi, sensasi, regulasi panas, kontrol evaporasi, estetik dan komunikasi, penyimpanan dan pembuatan, ekskresi, dan absorpsi. Makalah ini dibuat dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi dan agar kita tahu tentang peran penting integumen dalam sistem tubuh kita. Sehingga jika ada kekurangan atau ada kesalahan penulisan, kami sebagi penulis mohon dimafkan. 2. TUJUAN

penyampaian dalam

Untuk mengetahui fungsi kulit? Untuk mengetahui bagian-bagian organ dalam kulit? Untuk mengetahui macam-macam luka atau lesi yang terdapat Untuk mengetahui penyakit-penyakit kulit? Mengetahui fungsi kulit? Mengetahui bagian-bagian organ dalam kulit? Mengetahui macam-macam luka atau lesi yang terdapat dikulit?

dikulit?

3.

RUMUSAN MASALAH

Mengetahui penyakit-penyakit kulit BAB II

A. Lapisan-Lapisan Kulit

1.

Lapisan Epidermis Lapisan epidermis terbentuk dari perubahan sel yang terjadi dari

keratinisasi yaitu proses berpindah dari lapisan epidermal terbawah menuju ke permukaan dengan perubahan ukuran dan komposisi kimia (penambahan keratin). Stratum Basalis Merupakan lapisan terdalam dan tunggal sel kuboid. Aktivitas mitosis tinggi sehingga sel menjadi terkeratinisasi. Tempat produksi keratinosit dan terdapat Melanosit (tak sama tiap ras). Banyak terdapat sel Merkel yang sensitif terhadap sentuhan Stratum Spinosum Merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 8-10 lapisan yang terikat dengan desmosom. Sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di mikroskop sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Pembelahan sel-selnya terbatas dan tempat produksi serabut keratin/Keratinosit. Pembentukan benda lamella/ lamellar bodies dan terdapat sel Langerhans sebagai bagian dari sistem imun. Pembelahan sel terjadi di stratum spinosum & stratum basale yang disebut stratum germinativum. Stratum Granulosum Pada lapisan superficial nukleus dan organella lain berdegenerasi dan mati. Stratum ini hanya terdiri 2-5 lapisan yang berbentuk berlian. Terdapat keratinosit dan produksi keratin dan keratohialin. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohialin. Startum ini merupakan awal mula sel mati. Terdapat benda lamellar mengeluarkan lemak dari sel. Stratum Lucidum

Lapisan ini sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir selnya telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Sehingga lapisan ini merupakan lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki.Tampak jelas pada kulit tipis dan terdiri dari 3-5 lapisal sel jernih. Lapisan ini mengandung Eleidin. Terdapat pada kulit tebal, jarang pada kulit tipis. Pada kulit tebal biasanya pada kulit yg biasa tertekan, 5 lapisan dan byk lapisan di stratum corneum. Misalnya : palmar, plantar pedis, ujung jari. Kulit tipis terdapat pd sebagian besar tubuh, tiap stratum mengandung sedikit lapisan sel, lekukan kulit sedikit terlihat, lebih fleksibel, Stratum Corneum Merupakan lapisan paling atas dan terdiri dari sel kornifikasi. Terdiri dari 20 lapisan atau lebih sel squamosa yang mati. Lapisan ini menyediakan kekuatan struktur karena adanya keratin antar sel dan juga mencegah hilangnya air karena adanya lemak disekeliling sel. Desquamasi pada sel paling superficial dapat mencegah abrasi.
2. Lapisan Dermis

dan rambut hanya ditemukan di kulit tipis.

Keratohyalin tersebar disekeliling serabut keratin.

Merupakan lapisan kedua kulit yang tersusun dari jaringan ikat longgar, kollagen & serabut elastis, pembuluh saraf, serabut elastis, pembuluh darah, serabut otot, sel adiposa, folikel rambut dan kelenjar. Terdiri dari dua lapis : 1. Lapisan papiler

Lapisan permukaan terluar 1/5 dermis jaringan ikat longgar Kaya pembuluh darah & reseptor sensoris Area permukaan menonjol oleh papilla sebagai sidik jari

2. Lapisan Retikuler Jaringan ikat padat tak teratur Kelenjar Sebasea/minyak Folikel rambut Saluran kelenjar sudorifera/keringat

Tanda Striae/ stretch (selulit) Corpuskula Meissner & Pacini

3. Lapisan Hipodermis

Melekat pada lapisan retikuler pada organ dibawahnya. Terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan jaringan ikat longgar. Jaringan lemak memiliki tebal yang berbeda-beda di tiap-tiap tempat serta pembagian antara lakilaki dan perempuan tidak sama. Selain itu terdapat pembuluh darah major rete cutaneum. Adiposa berfungsi sebagai shock breaker jika terdapat tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. C. Organ asesoris pada integumentum
1. Kelenjar

Komponen kelenjar adalah badan kelenjar, saluran kelenjar, dan muara kelenjar. Kelenjar terbagi kedalam 2 macam, yakni kelenjar keringat (Glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (Glandula sebasea). Glandula sudorifera terletak di sebelah dalam dermis. Glandula ini keluar melalui dermis dan epidermis, bermuara di atas permukaan kulit dalam lekukan halus yang disebut pori-pori. Glandula sudorifera berfungsi sebagai alat utama pengendali suhu tubuh. Berkurang saat dingin dan bertambah saat iklim panas. Glandula ini berbentuk tabung berbelit-belit. Sekresi aktif glandula sudorifera dikendalikan oleh saraf simpatis dan berjumlah banyak. Macam kelenjar keringat sebagai berikut:
a. Merokrin/Ekrin : mengandung air, garam, dan limbah. Merokrin berfungsi

untuk mendinginkan tubuh, juga saat gugup. Kelenjar ini terletak di telapak tangan dan telapak kaki.
b. Apokrin : berbentuk lebih besar daripada merokrin. Mengandung asam

lemak dan protein, berfungsi untuk mengatur suhu pada mamalia. Pada manusia berhubungan dengan tanda kelamin sekunder. Kelenjar ini terletak pada ketiak, lipat paha, sekeliling anus, dan payudara.

c. Seruminosa : mengeluarkan cerumen (lilin telinga). Terletak di sebelah

dalam telinga dan berfungsi untuk mencegah barang asing masuk ke dalam telinga. Glandula sebasea berasal dari rambut dan bermuara di folikel rambut yang berfungsi untuk melumasi rambut dan kulit yang berdekatan, serta membuat kulit tahan air. Kelenjar ini terletak dalam kulit, berbentuk seperti botol. Terdapat banyak pada kepala dan wajah sekitar hidung, mulut, telinga, tidak terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Glandula sebasea mengandung kolesterol, protein, garam, dan sisa sel. Kelenjar ini mengeluarkan sekret yang disebut sebum untuk memelihara kulit supaya empuk, halus, dan rambut mengkilat. Kelenjar dan salurannya dilapisi sel epitel. Perubahan dalam sel epitel berakibat sekresi berlemak (sebum). Macam kelenjar sebasea sebagai berikut:
a. Meibom : Terletak di dekat tepi bulu mata dan menghasilkan sebum b. Holokrin

2. Kuku

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Kuku terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur dan mengandung sedikit air. Dermisnya memuat garisgaris lekukan, bukan papilpapil seperti pada kulit. Kulit bawah kuku mengandung persyarafan dan pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerahan. Kuku mempunyai beberapa bagian sebagai berikut:
1. Nail plate : lapisan terluar kuku 2. Nail folds 3. Nail bed 4. Kutikula 5. Lunula 6. Matriks

: kulit yang membingkai kuku : lapisan kulit dibawah kuku : lapisan kuku yang melindungi sel keratin baru. : bagian yang putih dibawah : sel dalam dasar kuku (pada area lunula).

Kuku tumbuh terus menerus selama hidup. Pertumbuhan kuku jari tangan dan jari kaki berbeda. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, suhu tubuh, hormon, dan nutrisi. Kekurangan nutrisi (Anoreksia nervosa) menyebabkan pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh. Peranan

kuku adalah melindungi jaringan (terutama jaringan dibawah kuku), sebagai penggaruk, dan indikator kesehatan tubuh. 3. Rambut Rambut terletak di seluruh kulit, kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan pubis. Rambut terdiri dari: - Rambut panjang di kepala, pubis, dan jenggot. - Rambut pendek di lubang hidung, liang telinga, dan alis. - Rambut bulu lanugo di seluruh tubuh - Rambut seksual di pubis dan aksila. Rambut tumbuh dari folikel rambut di dalam epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasarnya terdapat pada papilla tempat tumbuh rambut. Akar rambut terdapat di dalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Folikel rambut mengandung otot polos kecil yaitu M. erector filli sebagai penegak rambut. Fungsi rambut sebagai berikut :
-

Melindungi kepala dari benturan dan sinar matahari Mahkota Membentuk bingkai dari wajah Menambah keindahan dan garis warna pada wajah Melindungi mata dari keringat Melindungi mata dari kotoran dan debu Membantu menguapkan keringat

1.

Bagian-bagian rambut : Akar rambut Akar rambut merupakan bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertanam di dalam folikel/kantong rambut. Bagian rambut yang tertanam/berada di dalam kulit jangat. Akar rambut tertanam miring dalam lapisan dermis. 2. Batang rambut

Batang rambut merupakan bagian rambut yang berada di luar kulit berupa benang halus terdiri dari keratin atau sel-sel tanduk. Batang rambut mempunyai tiga lapisan. Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase:
1. Fase Anagen

Dimulai proses pembentukan folikel berasal dari epidermis ke arah dalam menuju lapisan dermis, diikuti proses keratinisasi hingga terbentuk rambut, waktu 2-3, hingga 6 tahun.
2. Fase katagen/masa istirahat

Rambut lama berada di tempatnya, tidak bekerja dan tidak berhubungan dengan papil rambut, tidak terjadi pembentukan apapun waktu 2-3 minggu.
3. Fase telogen/masa pergantian

Papil rambut bekerja membentuk umbi baru dan mendorong rambut lama hingga lepas, waktu 100 hari. C. FUNGSI KULIT 1. Proteksi Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang. Kulit berfungsi sebagai barier anatomi antara lingkungan luar dan dalam tubuh. Sel Langerhans yang terdapat pada bagian dermis merupakan bagian dari sistem imun adaptif. Kulit dapat melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan akuman, jamur, bakteri atau virus. Lapisan epidermis atau lapisan terkematu merupakan lapisan perlindungan daripada kemasukan bakteria, ini merupakan perlindungan tahap pertama. Lapisan berkematu yang senantiasa gugur, menyebabkan bakteria sukar membiak dan bertapak tetap pada kulit.

2.

Sensasi/ Persepsi (Penerima Rangsang) Disebut pula persepsi sensoris. Kulit bertanggung jawab sebagai indera

terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu, dan nyeri melalui berbagai reseptor seperti benda Meissner, diskus Merkell dan korpuskulum Golgi sebagai reseptor raba, Korpuskulum Pacini sebagai reseptor tekanan, Korpuskulum Ruffini dan benda Krauss sebagai reseptor suhu dan Nervous End Plate sebagai reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor-reseptor tersebut dan diteruskan ke sisitem saraf pusat dan selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor -reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. Terdapat berbagai macam ujung saraf yang bereaksi terhadap panas dan dingin, sentuhan, tekanan, getaran, dan luka. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik. 3. Regulasi panas Disebut juga sebagai thermoregulasi atau pengatur suhu tubuh. Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi syaraf otonom. Ada saat temperatur badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas (Retno, 2007). Dilatasi pembuluh darah meningkatkan perfusi dan kehilangan panas, sedangkan konstriksi pembuluh akan mereduksi aliran darah kutan dan menyimpan panas. Kulit melakukan peran ini dengan mengeluarkan keringat dan otot dinding pembuluh darah kulit. Mekanisme pengaturan suhu tubuh yaitu berjalan dari kulit reseptor ferifer hipotalamus (posterior dan anterior) preoptika hipotalamus nervus eferen kehilangan/pembentukan panas. Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :

1.

Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) erector villi.

2.

Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme. Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :

1. Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi) Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi. 2. Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah) Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan. Pengaturan secara kimia Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali. Pengaturan suhu tubuh dalam keadaan panas 1. Fisik Penambahan aliran darah permukaan tubuh Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat 2. Keringat Celcius. penambahan penambahan konduktivitas panas (thermal darah aliran konduktivity)

Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai (evaporasi). dalam keadaan ini dengan cara penguapan Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic memompa keringat kulit merupakan mekanisme tetesan cairan keringat dari lumen permukaan pendingin yang paling efektif. 4. Kontrol evaporasi Sebagai barier yang relatif kering dan kedap terhadap kehilangan cairan. Fungsi ini akan hilang saat terjadi luka bakar dan menyebabkan tubuh kehilangan cairan dalam jumlah besar. Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Air berdifusi melalui kulit walaupun tidak berkeringat sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi, disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (Insensible Water Loss). 5. 6. Estetik dan komunikasi Sebagai indikasi perasaan, kondisi fisik, dan daya tarik individu. Penyimpanan dan pembuatan Bertindak sebagai tempat penyimpanan utama lemak dan air, serta sintesis vitamin D oleh sinar ultraviolet. 7. Ekskresi Keringat mengandung urea dengan konsentrasi 1/130 dari urea urin. Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 6,5. Kulit merupakan satu dari tujuh saluran ekskresi yang mengandung sekitar 70% air, 25% protein, dan 2% lemak. Kulit membantu organ-organ utama sistem ekskresi, seperti hati, ginjal, dan usus, untuk menyingkirkan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan

kulit membentuk keasaman kulit pada PH 5 6,5. Keringat mengandung urea dengan konsentrasi 1/130 dari urea urin. Proses pembentukan keringat. Bila suhu tubuh meningkat atau suhu udara di lingkungan tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. 8. Absorpsi Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal, tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zat yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, saluran kelenjar atau saluran keluar rambut. Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebasea. Material yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibandingkan air dan material yang larut dalam air. Oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida dapat berdifusi ke dalam epidermis dalam jumlah kecil. Selain itu, sejumlah obat dapat teradministrasi melalui kulit, seperti salep atau adhesive patch. 9. PembentukanPigmen Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan basal epidermis. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menetukan warna kulit. 10. Fungsi keratinasi Proses keratinasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung selama 14 21 hari. Proses ini dilakukan agar kulit dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, kasar dan kering. 11. Produksi vitamin D Kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Apabila lapisan kulit ini terdedah

kepada sinaran ultraungu, sinaran ultraungu ini akan diserap oleh kulit dan bertindak ke atas prekursor, seterusnya menukarkannya kepada vitamin D. Vitamin D merupakan kumpulan vitamin yang larut dalam lemak prohormon, 2 bentuk utamanya adalah vitamin D2 (atau ergokalsiferol) dan vitamin D3 (atau kolekalsiferol). Vitamin D juga merujuk pada metabolit dan analogi lain dari bahan ini. Vitamin D3 dihasilkan di dalam kulit yang terdedah kepada cahaya matahari, terutama sinaran ultraungu B. 12. Fungsi ekspresi emosi Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk menyatakan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. 13. Mencegah dehidrasi Lapisan berkematu mencegah kehilangan air kepersekitaran. Lapisan ini amat berkesan untuk mencegah kehilangan air. 14. Rangsangan luar Lapisan kulit atau lapisan dermis yang mempunyai banyak reseptor, membolehkan kulit peka terhadap perubahan persekitaran. Reseptor-reseptor ini boleh mengesan pelbagai rangsang seperti tekanan, suhu, sentuhan dan sebagainya. 15. Menyimpan lemak Lapisan paling bawah kulit merupakan lapisan lemak subkulitan. Lapisan ini merupakan lapisan yang kaya dengan lemak. Lapisan lemak ini juga merupakan penebat haba. 16. Menghasilkan bau dan penyamaran Bau berguna untuk tujuan pertahanan terutama bagi haiwan yang diburu oleh pemangsa. Bau juga bertujuan untuk membeza antara haiwan-haiwan lain. Pigmen dalam kulit sesetengah haiwan, mampu meniru atau mengikut perubahan warna persekitaran. 17. Kawalaturan suhu 18. Pengatur tekanan darah

Untuk fungsi ini dapat dijelaskan dengan contoh, misalnya apabila terdapat luka yang sangat membahayakan, maka muncul tanda sebagai berikut: 1. Tekanan darah akan menurun untuk menghalangi terjadinya pendarahan 2. Dalam beberapa detik saja darah akan membeku dan berubah menjadi jelli (darah dalam pipa percobaan akan menggumpal dalam waktu 3 hingga 4 menit) 3. Kelenjar getah bening akan memasukkan simpanan darahnya ke perangkat internal darah untuk mengganti kerusakan dan kehilangan darah 4. Sel darah putih akan berproduksi lebih banyak, perlu diketahui bahwa pada saat yang membahayakan seperti ini, sel darah putih akan mampu berproduksi hingga sepuluh kali lipat dari keadaan biasa Karena sel-sel plasma tenggelam di antara getah-getah dan kehidupan selsel ini mesti pada tempat lembab, ketika terjadi luka udara menjadi kering, keadaan ini akan sangat menyulitkan mereka. Karena itu, darah yang berada dalam pembuluh rambut yang terputus yang merupakan cairan paling berharga bagi tubuh akan keluar dan terbuang sia-sia hal ini memberi peluang masuknya mikroba-mikroba untuk menyerang ke dalam tubuh dan harus segera bertindak untuk menanggulangi bahaya lebih lanjut. Pada momen awal bahan-bahan getah makanan dan lendir plasma akan masuk ke bagian yang luka lalu memberikan kelembaban yang dibutuhkan kemudian darah akan menjadi beku pada sekitar bagian yang terluka sehingga jalan untuk menyusup keluar menjadi tertutup.Ketika terdapat aliran darah dalam pembuluh rambut darah tidak bisa menggumpal dan menutup karena kalau tertutup maka darah tidak bisa mengirimkan bahan-bahan vital yang diperlukan oleh sel. Akan tetapi, ketika sampai pada permukaan luka, kebalikan dari keadaan pertama, darah akan menggumpal dengan sangat cepat. Biasanya dalam darah terdapat sel-sel yang sangat kecil dimana begitu terjadi tumbukan, goresan, atau luka, sel-sel ini akan terbuang. Dalam keadaan ini, dari luka-luka akan terpancar beberapa cairan kimia - dimana esensi mereka masih belum diketahui dengan jelas - lalu akan terjadi aksi-reaksi di dalam bahan yang lembab, kemudian akan bercampur dengan fobronuzen lalu akan membuat cairan putih berbulu halus yang bernama fibrin, bahan ini memiliki rangkaian dan saluran-saluran yang tak terhitung banyaknya,

setelah itu bahan ini akan menarik sel-sel darah merah ke dalam dirinya, memerangkap mereka lalu memblokade daerah pembuluh rambut yang tergores dan menutup kapiler kelenjar getah bening yang merupakan pintu bagi masuknya mikroba-mikroba ke dalam tubuh. Pada saat ini, pembuluh-pembuluh yang bersebelahan dengan luka akan mengembang dan membuka (karena itulah sehingga tepian luka menjadi berwarna kemerah-merahan) dan sekatnya menjadi panjang, dari celah-celah sekat-sekat ini akan keluar phagosytes-phagosytes yaitu sel-sel pemangsa dan sel-sel darah putih akan melahap sel-sel yang mati, bakteribakteri (mikroba-mikroba dari jenis penyakit infeksi), dan setiap bahan lainnya yang menyebabkan tertangguhkannya penyembuhan luka. Kira-kira satu minggu setelah luka menyempit, luka akan meruam, akan tetapi untuk penggemukannya harus terjadi aktivitas lainnya yang tidak terlalu penting. Dalam waktu beberapa bulan, pembuluh-pembuluh di bawah kelenjar akan bertambah banyak dan dari sisi luka ke arah pusat akan terjadi perkembangan yang masing-masing mengarah pada penyatuan lalu menempel antara satu dengan lainnya, lemak-lemak diletakkan saling bertumpuk dan jaringan-jaringan yang telah diperbaiki akan menyambung dengan jaringan-jaringan yang bersebelahan dengannya, dan akhirnya dalam waktu satu tahun atau kurang, tempat luka akan tertutup dengan kulit baru dan aktivitas perbaikan luka serta pembaharuan struktur kulit sampai pada tahapan terakhir. 19. Sintesis dan metabolisme senyawa Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan basal epidermis. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit. Kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. D. Luka Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit antara lain kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. a) 1. Jenis-Jenis Luka Luka berdasarkan tingkat kontaminasi

a. Clean Wounds (Luka bersih) Yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%. b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi) Yaitu luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi. Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%. c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi) Termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptic atau kontaminasi dari saluran cerna. Kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%. d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi) Yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. 2. Luka Berdasarkan Kedalaman Dan Luasnya Luka a. Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema) Yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit. b. Stadium II : Luka Partial Thickness Yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan ada tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal. c. Stadium III : Luka Full Thickness Yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.

d. Stadium IV : Luka Full Thickness Yaitu luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi atau kerusakan yang luas. 3. Luka Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati. b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen b) Efek timbulnya luka : o Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ o Respon stres simpatis o Perdarahan dan pembekuan darah o Kontaminasi bakteri o Kematian sel c) Mekanisme terjadinya luka : 1. Luka insisi (Incised wounds) Terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi) Tanda dari Penyembuhan Luka Bedah Insisi : 1. Tidak ada perdarahan dan munculnya tepi bekuan di tepi luka. 2. Tepi luka akan didekatkan dan dijepit oleh fibrin dalam bekuan selama satu atau beberapa jam setelah pembedahan ditutup.
3. Inflamasi (kemerahan dan bengkak) pada tepi luka selama 1 3

hari 4. Penurunan inflamasi ketika bekuan mengecil. 5. Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka. Luka bertemu dan menutup selama 7 10 hari. Peningkatan inflamasi

digabungkan dengan panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka. Tepi luka tampak meradang dan bengkak. 6. Pembentukan bekas luka 7. Pembentukan kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan berlanjut sampai 6 bulan atau lebih 8. Pengecilan ukuran bekas luka lebih satu periode atau setahun. Peningkatan ukuran bekas luka menunjukkan pembentukan kelloid. 2. Luka memar (Contusion Wound) Adalah kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, menjadi bengkak, berwarna merah kebiruan. Perkiraan Proses Penyembuhan Luka Memar : Hari ke 1 Hari ke 2 3 Hari ke 4 6 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan : warna biru kehitaman : biru kehijauancoklat

Lebih dari 1-4 minggu : menghilang atau sembuh 3. Luka lecet (Abraded Wound) Adalah Luka akibat kekerasan benda yang bepermukaan kasar sehingga epidermis sebagian atau seluruh lapisannya hilang, contohnya Benda kasar : terseret di jalan aspal, tali tampar : gantung diri, benda runcing : duri, kuku Ciri Luka Lecet : o Sebagian/seluruh epitel hilang o Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (Crusta) o Timbul reaksi radang o Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut Perkiraan Penyembuhan Pada Luka Lecet
o Hari ke 1 3 o Hari ke 4 6

: warna coklat kemerahan : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram : pembentukan epidermis baru

o Hari ke 7 14

o Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap

4.

Luka tusuk (Punctured Wound) Terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk

kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound) Adalah : kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit. Mudah terjadi pada kulit yang ada tulang di bawahnya, biasanya pada penyembuhan, meninggalkan jaringan parut 6. Luka tembus (Penetrating Wound) Yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7. d) Luka Bakar (Combustio)

Penyembuhan Luka Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan. 1. Prinsip Penyembuhan Luka Beberapa prinsip penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu: (1) Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang (2) Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, (3) Respon tubuh secara sistemik pada trauma, (4) Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka, (5) Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme,

(6) Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri. 2. Fase Penyembuhan Luka Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. - Fase penyembuhan luka menurut Kozier, 1995 : a. Fase Inflamatori Hemostasis Hemostasis (penghentian perdarahan) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel. Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme. Fase inflamatori juga memerlukan pembuluh darah dan respon seluler digunakan untuk mengangkat benda benda asing dan jaringan mati. Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukan pada proses penyembuhan. Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak. Pagositosis Selama sel berpindah lekosit (terutama neutropil) berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah cidera/luka. Makrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui proses yang disebut pagositosis. Makrofag juga mengeluarkan factor angiogenesis (AGF) yang merangsang pembentukan ujung epitel diakhir pembuluh darah. Makrofag Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3 4 hari. Dua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan

pagositosis.

dan AGF bersama-sama mempercepat proses penyembuhan. Respon inflamatori ini sangat penting bagi proses penyembuhan b. Fase Proliferatif Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah pembedahan. Fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka. Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama waktu itu sebuah lapisan penyembuhan nampak dibawah garis irisan luka. Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan. Fibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna merah. Jaringan ini disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah. c. Fase Maturasi Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan. Fibroblast terus mensintesis kolagen. Kolagen menyatukan dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih. Fase penyembuhan luka menurut Potter (1998): a. Devensive / Tahap Inflamatory Dimulai ketika sejak integritas kulit rusak/terganggu dan berlanjut hingga 4- 6 hari. Tahap ini terbagi atas Homeostasis, Respon inflamatori, Tibanya sel darah putih di luka. Hemostasis adalah kondisi dimana terjadi konstriksi pembuluh darah, membawa platelet menghentikan perdarahan. Bekuan membentuk sebuah matriks fibrin yang mencegah masuknya organisme infeksius.

Respon inflammatory adalah saat terjadi peningkatan aliran darah pada luka dan permeabilitas vaskuler plasma menyebabkan kemerahan dan bengkak pada lokasi luka. Sampainya sel darah putih di luka melalui suatu proses, neutrophils membunuh bakteri dan debris yang kemudian mati dalam beberapa hari dan meninggalkan eksudat yang menyerang bakteri dan membantu perbaikan jaringan. Monosit menjadi makrofag, selanjutnya makrofag membersihkan sel dari debris oleh pagositosis, Meningkatkan perbaikan luka dengan mengembalikan asam amino normal dan glukose . Epitelial sel bergerak dari dalam ke tepi luka selama lebih kurang 48 jam. b. Reconstruksion / Tahap Prolifrasi Penutupan dimulai hari ke-3 atau ke-4 dari tahap defensive dan berlanjut selama 2 3 minggu. Fibroblast berfungsi membantu sintesis vitamin B dan C, dan asam amino pada jaringan kollagen. Kollagen menyiapkan struktur, kekuatan dan integritas luka. Epitelial sel memisahkan sel-sel yang rusak. c. Tahap Maturasi Tahap akhir penyembuhan luka berlanjut selama 1 tahun atau lebih hinggabekas luka merekat kuat. Fase penyembuhan luka menurut Taylor (1997): a. Fase Inflamatory Fase inflammatory dimulai setelah pembedahan dan berakhir hari ke 3 4 pasca operasi. Dua tahap dalam fase ini adalah Hemostasis dan Pagositosis. Sebagai tekanan yang besar, luka menimbulkan lokal adaptasi sindrom. Sebagai hasil adanya suatu konstriksi pembuluh darah, berakibat pembekuan darah untuk menutupi luka. Diikuti vasodilatasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah luka yang dibatasi oleh sel darah putih untuk menyerang luka dan menghancurkan bakteri dan debris. Lebih kurang 24 jam setelah luka sebagian besar sel fagosit ( makrofag) masuk ke daerah luka dan mengeluarkan faktor

angiogenesis yang merangsang pembentukan anak epitel pada akhir pembuluh luka sehingga pembentukan kembali dapat terjadi. b. Fase Proliferative Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan berakhir pada hari ke-21. Fibroblast secara cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar. Dua substansi ini membentuk lapislapis perbaikan luka. Sebuah lapisan tipis dari sel epitel terbentuk melintasi luka dan aliran darah ada didalamnya, sekarang pembuluh kapiler melintasi luka (kapilarisasi tumbuh). Jaringan baru ini disebut granulasi jaringan, adanya pembuluh darah, kemerahan dan mudah berdarah. c. Fase Maturasi Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat berlanjut selama 1 2 tahun setelah luka. Kollagen yang ditimbun dalam luka diubah, membuat penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kollagen baru menyatu, menekan pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata, tipis dan garis putih. e) Faktor yang Mempengaruhi Luka 1. Usia Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari factor pembekuan darah. 2. Nutrisi Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diet kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah terjadi luka jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.

3. Infeksi Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi. 4. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. 5. Hematoma Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. 6. Benda asing Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan leukosit, yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (Pus). 7. Iskemia Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat

terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.

8. Diabetes Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel, akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh. 9. Keadaan Luka Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu. 10. Obat Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka. a. Steroid b. Antikoagulan :akan menurunkan mekanisme peradangan normal :mengakibatkan perdarahan tubuh terhadap cedera c. Antibiotik :efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular. f) Komplikasi Penyembuhan Luka : 1. Infeksi Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya

purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.

2. Perdarahan Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan. 3. Dehiscence dan Eviscerasi Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4-5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka. g) Bahan yang Digunakan dalam Perawatan Luka 1. Sodium Klorida 0,9 % Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena alas an ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline

aman digunakan untuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Sodium klorida atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk alasan ini sodium klorida disebut juga normal saline. Merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah 2. Larutan povodine-iodine. Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang dikombinasi dengan bahan lain Walaupun iodine bahan non metalik iodine berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya larut sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol dan larutan sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution keduanya aktif melawan spora tergantung konsentrasi dan waktu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 1999). Larutan ini akan melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif, spora, jamur, dan protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen serta meninggalkan residu (Sodikin, 2002). Studi menunjukan bahwa antiseptik seperti povodine iodine toxic terhadap sel (Thompson. J, 2000). Iodine dengan konsentrasi > 3 % dapat memberi rasa panas pada kulit. Rasa terbakar akan nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat ditutup dengan balutan oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan nyeri pada sisi luka. (Lilley & Aucker, 1999). Macam-macam Penyakit Kulit 1. Jerawat a. Definisi Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak yang menyebabkan saluran folikel rambut dan poripori kulit sehingga timbul beruntus-beruntus dan abses (kantong nanah) yang

meradang dan terinfeksi. Daerah yang mudah terkena jerawat adalah bagian muka, dada, punggung, dan tubuh bagian atas atau lengan. b. Penyebab Beberapa faktor yang menyebabkan jerawat ialah: - Aktivitas hormon Meningkatnya produksi hormon testosteron yang dimiliki pria maupun hormon pada wanita akan emicu timbulnya jerawat dengan merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan - Kelenjar minyak yang hiperaktif - Bakteri di pori-pori kulit - Iritasi kulit atau karena garukan Anabolik steroid - Pil pengontrol kelahiran / pil KB - Berada dalam lingkungan dengan kadar chlorine yang tinggi terutama chlorinated dioxins yang menyebabkan jerawat serius yang disebut chorance - Stress c. Gejala Jerawat biasanya muncul di wajah dan bahu, tetapi bisa menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai. Peradangan pada kulit terjadi jika kelenjar minyak memproduksi kulit minyak (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads) dan saborhoea. Apabila sumbatan membesar, komedo terbuka (blackheads) muncul sehingga terjadi interaksi dengan bakteri. Pada jerawat dalam infeksi bisa menyebar dan menyebabkan terbentuknya daerah peradangan yang lebih luas dan menonjol, kista yang berisi nanah dan abses; yang kesemuanya bisa pecah dan meninggalkan jaringan parut. d. Macam-macam jerawat Jerawat superficial : Jika terdapat komedo, jerawat dan pustula (lepuhan berisi nanah) tanpa disertai abses, biasanya tidak meninggalkan jaringan

parut. Menekan atau mencoba memecahkan bisa memperburuk jerawat superfisial karena meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi, peradangan dan pembentukan jaringan parut. Jerawat dalam : Jika jerawat yang meradang menyusup ke dalam jaringan kulit di bawahnya dan timbul kista berisi nanah yang bisa pecah dan berkembang menjadi abses yang lebih besar e. Pengobatan Kompres air hangat bisa melunakkan komedo sehingga lebih mudah diangkat. Komedo bisa diangkat oleh penderita sendiri sebanyak 1-2 kali/minggu dengan menggunakan jarum steril atau ekstraktor Schamberg. 2. Psoriasis a. Definisi Psoriasis adalah penyait kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilap serta transparan disertai fenomen tetsan lilin, auspitz dan kobner. Kemunculan penyakit ini terkadang dalam jangka waktu lama atau kambuhan dalam waktu yang tidak menentu yang ditandai oleh adanya benjolan bersisik berwarna keperakan dan sejumlah plak (bercak yang menonjol) dengan ukuran yang bervariasi. b. Penyebab Penyebab penyakit psoriasis hingga saat ini belum diketahui, terdapat predisposisi genetik tetapi secara pasti cara ditunkannya belum diketahui. Psoriasis tampaknya merupakan suatu penyakit keturunan dan juga berhubungan dengan kekebalan dan respon peradangan. Diketahui faktor utama yang menunjang penyebab psoriasis adalah hiperplasia sel epidermis. Pada penderita psoriasis proses pembentukan epidermis dipercepat, dimana proses pergantian kulit pada pasien psoriasis berlangsung secara cepat yaitu 2-4 hari, sedangkan pada orang normal berlangsung 3-4 minggu sehingga terjadi penimbunan sel-sel kulit yang mati dan pembentukan sisik-sisik yang tebal. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tidak menular, tetapi karena timbunya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat

menyebabkan gangguan kosmetik, menurunkan kualitas hidup, dan gangguan psikologis (mental). Paling sering ditemukan di batang tubuh, sikut, lutut, kulit kepala, lipatan kulit atau kuku jari tangan, tetapi bisa menyerang setiap atau seluruh bagian tubuh. Psoriasis bisa kambuh tanpa alasan yang jelas, atau kekambuhan bisa terjadi setelah: - Sengatan matahari yang hebat - Iritasi kulit atau cedera (luka bakar, gigitan seranggan, luka sayat, ruam) - Pemakaian obat anti malaria - Pemakaian litium - Pemakaian obat beta-bloker (misalnya propanolol dan metoprolol) atau hampir semua jenis salep maupun krim - Infeksi virus atau bakteri - Pemakaian alkohol yang berlebihan - Obesitas (kegemukan) - Stres c. Gejala Gejala awal yang dialami penderita psoriasis biasanya tampak bintik merah yang makin melebar dan ditumbuhi sisik putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di seluruh bagian kulit tubuh. Psoriasis kadangkadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu. Itu disebabkan sel kulit bagian lainnya masih cukup normal dan sehat. Selanjutnya, psoriasis tidak saja menyerang kulit tubuh, penyakit kulit ini bahkan bisa menyerang kulit kepala. Jika kulit kepala yang terkena, gejala yang muncul bisa dilihat dengan timbulnya pecahan-pecahan kulit kering menyerupai ketombe. Psoriasis juga bisa menyerang lempeng kuku. Jika kuku yang terkena, maka akan terlihat lubang-lubang kecil dan keruh pada kuku. Penyakit kulit ini dapat disertai dengan rasa gatal dan rasa perih namun ada pula yang tanpa rasa gatal sama sekali. Psoriasis yang termasuk serius berbahaya seperti psoriasis bernanah (psoriasis postulosa). Jika terjadi seluruh kulit akan menjadi merah disertai badan menggigil (eritoderma). Psoriasis menyebabkan timbulnya lapisan-

lapisan di kulit, Jika daerah ini membaik, kulit akan tampak seperti semula dan pertumbuhan rambut tidak berubah. d. Macam-macam psoriosis Artritis psoriosis : menimbulkan gejala yang mirip arthritis rematoid, dimana penderita merasakan nyeri pada persendiannya Dermatitis psoriatik eksfolitiva : Meskipun sangat jarang, psoriasis bisa menutupi seluruh tubuh dan menyebabkan dermatitis psoriatik eksfoliativa, dimana keseluruhan kulit mengalami peradangan. Jenis psoriasis ini sangat serius karena seperti halnya luka bakar, kelainan ini menyebabkan kulit tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai pelindung terhadap cedera dan infeksi. Psoriasis pustuler (jerawat berisi nanah) : psoriasis yang berukuran besar dan kecil timbul di tangan dan telapak kaki. Kadang pustula ini menyebar di seluruh tubuh -

Psoriasis vulgaris : lesi-lesi yang ditimbulkan berbentuk plak Psoriasis gutata : Diameter kelainan < 1 cm, timbulnya mendadak, dan umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran pernafasan bagian atas atau setelah influenza atau morbili, maupun karena infeksi bakterial.

Psoriasis inversa (Psoriasis fleksural) : Mempunyai tempat presileksi pada daerah fleksor misalnya, aksila, pangkal paha dibawah payudara, dan lipatanlipatan kulit.

Psoriasis pustulosa dan psoriasis eritoderma e. Diagnosa Diagnosa dilakukan melalui: Pemeriksaan kulit : dari autoanamnesis pasien mengeluh adanya bercak kemerahan yang menonjol pada kulit dengan pingiran merah, tertutup dengan sisik keperakan, dengan ukuran yang bervariasi, makin melebar bisa pecah dan menimbulkan nyeri, jarang menyebabkan gatal. Tidak ada kelainan laboratoriumyang spesifik pada penderita psoriasis terkecuali psoriasis pustural general serta eritroderma psoriasis dan pada plak serta psoriasis gutata. Pemeriksaan laboratorium bertujuan

untuk menganalisis penyebab psoriasis seperti pemeriksaan darah rutin, gula darah, kolesterol, dan asam urat. f. Pengobatan Jika hanya terdapat sedikit plak yang kecil, psoriasis dengan cepat akan memberikan respon terhadap pengobatan. Untuk menjaga kelembaban kulit bisa digunakan salep dan krim yang melumasi kulit (emolien) 1-2 kali/hari. Salep yang mengandung corticosteroid efektif digunakan pada psoriasis dan efektivitasnya bisa ditingkatkan dengan mengoleskan dan kemudian membungkus daerah tersebut dengan selofan (kertas kaca). Bisa juga diberikan krim vitamin D. Salep dan krim yang mengandung asam salisilat atau aspal batubara juga digunakan untuk mengobati psoriasis. Kadang digunakan obat yang lebih kuat, yaitu antralin; tetapi dapat menyebabkan iritasi kulit dan meninggalkan noda pada pakaian. Jika kulit kepala terkena, digunakan shampo yang mengandung antralin. Sinar ultra violet juga bisa membantu meredakan psoriasis. Berjemur dibawah sinar matahari seringkali membantu menghilangkan plak di daerah tubuh yang lebih luas. Obat yang paling efektif untuk psoriasis pustuler adalah etretinat dan isotretinoin, yang juga digunakan untuk mengobati jerawat yang parah. 3. Dermatitis atau Eksim a. Definisi Eksim atau dermatitis adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan tersebut bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. b. Gejala dan Tanda Gejala utama yang dirasakan penderita eksim adalah adanya rasa gatal yang terkadang sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Tanda-tanda yang sering muncul pada penderita eksim antara lain warna kulit menjadi kemerah-merahan, bisa kering atau juga basah, dan menjadi lebih tebal atau keropeng dan bersisik. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.

Pada eksim yang baru biasanya warnanya agak lebih merah, agak basah, dan disertai dengan bengkak. Sementara pada yang kronis atau yang sudah lama, lebih tebal bersisik, kering, dan warnanya agak kehitaman. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap. c. Penyebab Penyebab dari eksim sebenarnya belum diketahui dengan pasti, namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak ditemukan pada keluarga dengan riwayat penyakit alergi atau asma. Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk. d. Macam-macam dermatitis Dermatitis kontak :dermatitis karena kontak eksternal yang menimbulkan sensasi sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan) Neurodermatitis sirkumskripta : dermatitis yang timbul karena kurang istirahat, gangguan emosi misalnya mudah gugup, cemas dan irritable. Dermatitis atopik : peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal, seringkali terjadi pada penderita rinitis alergika (asma) dan pada orang-orang yang anggota keuarganya menderita asma. Dermatitis numularis: dermatitis yang timbul pada klien yang mempunyai kulit yang kering serta mempunyai kepribadian yang tense dan axious. ada yang

Dermatitis statis : salah satu jenis sirkulatorius

e. Pengobatanya Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal dan mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi. Salep atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam waktu yang panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius karena diserap kedalam aliran darah. Ada juga obat atau tablet eksim yang mengandung kortikosteroid yang diberikan sebagai anti radang dan anti mitosis (pembelahan) dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat terutama efek sedatifnya, dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan. f. Pencegahan Munculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan hal dibawah ini yaitu: Jaga kelembaban kulit dengan cara menghndari perubahan suhu Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan Kurangi Stress Jagalah kebersihan Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras deterjen dan larutan lainnya

Jika anda alergi maka hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak

4. Gatal-gatal atau pruritus a. Definisi Gatal-gatal (Pruritus) adalah suatu perasaan yang secara otomatis menuntut penggarukan. Penggarukan terus menerus bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit serta bisa mengiritasi kulit yang selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya rasa gatal, sehingga terjadi suatu lingkaran setan. b. Penyebab Gatal bisa disebabkan oleh suatu penyakit kulit maupun penyakit sistemik. Penyakit kulit yang bisa menyebabkan gatal-gatal hebat adalah: Infestasi parasit (skabies, pedikulosis), Gigitan serangga, Kaligata, Dermatitis atopik, Dermatitis kontak,Dermatitis alergika. Kontak dengan bahan wol atau bahan iritan (misalnya pelarut atau kosmetik) juga bisa menyebabkan gatal-gatal. Kulit kering, terutama pada usia lanjut, juga menyebabkan gatal-gatal hebat yang meluas. Penyakit sistemik yang dapat menyebabkan gatal-gatal adalah: Penyakit hati (terutama sakit kuning) Gagal ginjal Limfoma Leukemia Penyakit darah lainnya. Penting untuk mengetahui penyebab dari gatal-gatal, karena jika penyebabnya diketahui maka bisa dilakukan tindakan untuk mengobati penyebabnya tersebut. Jika kulit meradang, bisanya diberikan krim atau lotion pelembab yang tidak berbau dan berwarna. Pewarna atau aroma tambahan bisa mengiritasi kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Bisa juga diberikan senyawa yang mengandung mentol, kamper, kamomil, eukaliptus dan

c. Pengobatan

kalamin. Krim corticosteroid yang bisa membantu mengurangi peradangan dan mengendalikan gatal-gatal, hanya digunakan jika gatal-gatal terbatas pada suatu daerah yang kecil. Antihistamin per-oral (misalnya hydroxizin dan diphenhydramine) bisa membantu mengurangi gatal-gatal, tetapi obat ini menyebabkan kantuk. 5. Rosaea a. Definisi Rosasea adalah suatu kelainan kulit yang menetap, yang menyebabkan timbulnya jerawat-jerawat kecil yang berwarna kemerahan dan pecahnya pembuluh darah, biasanya di tengah-tengah wajah. b. Penyebab Penyebabnya tidak diketahui. Penyakit ini disertai dengan pelebaran pembuluh darah yang berada tepat di bawah kulit. Paling sering ditemukan pada orang-orang yang mudah mengalami memar. Rosasea bisa ditemukan bersama penyakit kulit lainnya (jerawat, seborea) atau penyakit mata (blefaritis, keratitis). c. Gejala Wajah tampak kemerahan, bisa hanya pada bagian wajah tertentu atau pada seluruh bagian wajah. Pada wajah juga ditemukan telangiektasi (pelebaran pembuluh darah kecil). Terjadi penebalan kulit, terutama di sekitar hidung sehingga hidung tampak merah disertai banyaknya kelenjar minyak dan membengkak . Keadaan ini disebut rinofima. Bentuk hidung tampak seperti bola lampu dan kulitnya berminyak. Kadang rosasea timbul di batang tubuh, lengan dan tungkai. d. Pengobatan Penderita sebaiknya menghindari makanan-makanan yang bisa menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit, seperti makanan yang pedas, alkohol, kopi dan soda yang mengandung caffeine. Antibiotik per-oral (melalui mulut) bisa mengatasi rosasea; yang paling efektif dan menimbulkan paling sedikit efek samping adalah tetracycline. Antibiotik salep/krim (misalnya gel metronidazole) juga efektif. Untuk mengembalikan bentuk

hidung seperti semula pada rinofima, biasanya dilakukan pembedahan, bisa dengan sinar laser atau dermabrasi. 6. Liken Planus a. Definisi Liken planus merupakan penyakit gatal yang kambuhan, dimulai sebagai ruam dari benjolan kecil yang menyebar, yang kemudian menyatu membentuk plak yang bersisik dan kasar (bercak menonjol). b. Penyebab Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya berhubungan dengan reaksi alergi atau reaksi kekebalan. Penyakit ini timbul setelah pemaparan alergen (zat yang menyebabkan reaksi alergi) yang kuat, seperti obat-obatan, zat warna dan zat kimia lainnya. Gejala-gejalanya meningkat pada saat penderita mengalami stres emosional, kemungkinan karena adanya perubahan sistem kekebalan selama terjadinya stres. Liken planus biasanya terjadi pada usia separuh baya, jarang menyerang anak-anak. Serangan pertama bisa berlangsung selama beberapa minggu atau beberapa bulan, membaik lalu kambuh kembali selama bertahn-tahun. c. Gejala Episode pertama bisa dimulai secara bertahap atau secara mendadak dan menetap selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Biasanya menghilang dengan sendirinya, tetapi bercak-bercak seringkali kambuh lagi dan bisa berulang selama beberapa tahun. Ruam hampir selalu menyebabkan gatal, kadang sangat berat. Benjolan biasanya berwarna ungu dan memiliki pinggiran yang bersiku-siku. Jika sinar dari samping diarahkan kepada benjolan ini, akan timbul kemilau yang khas. Jika digaruk atau terjadi cedera kulit yang ringan, bisa timbul benjolan yang baru. Setelah ruam membaik, kadang meninggalkan pewarnaan gelap di kulit. Biasanya ruam menyebar secara simetris, paling sering di mulut, batang tubuh, pergelangan tangan sebelah dalam, tungkai, ujung penis dan vagina. Wajah jarang terkena. Ruam di tungkai, biasanya lebar dan bersisik. Ruam kadang menyebabkan bercak kebotakan di kulit kepala. Luka terbuka di mulut biasanya berwarna putih

kebiruan dan membentuk garis. Luka ini sering timbul sebelum munculnya ruam kulit. Biasanya tidak menimbulkan nyeri, kecuali bila lukanya sangat dalam. d. Pengobatan Obat atau bahan kimia yang menjadi penyebab liken planus harus dihindari. Antihistamin (misalnya diphenhydramine, hydroxizin atau chlorpheniramine) bisa diberikan untuk mengatasi gatal-gatal. Corticosteroid bisa disuntikkan kedalam benjolan, dioleskan ke kulit atau diberikan per-oral (melalui mulut), kadang disertai obat lain seperti tretinoin. Untuk luka mulut yang terasa nyeri bisa diberikan obat kumur yang mengandung lidocain, digunakan sebelum makan. 7. Tinea Versikolor (panu) a. Definisi Panu adalah suatu infeksi jamur yang menyebabkan timbulnya bercakbercak putih sampai coklat muda pada kulit yang umumnya ditemukan didaerah tropis dan lembab. b. Penyebab Tinea versikolor merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Pytirosporum orbiculare. Jamur ini merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia dan menimbulkan gangguan pada keadaan tertentu. Bagian tubuh yang sering terkena adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, dada dan leher. c. Gejala Tinea versikolor jarang menyebabkan nyeri atau gatal-gatal, tetapi menimbulkan warna pucat, bercak-bercak putih atau kelabu hingga merah tergantung warna kulit. Orang yang memiliki kulit gelap akan memiliki bercak terang/pucat, sedangkan orang yang berkulit kuning langsat akan memiliki bercak yang lebih gelap. Bercak-bercak ini sering ditemukan di dada atau punggung dan bisa sedikit bersisik. Lama-lama beberapa bercak kecil akan bergabung membentuk bercak yang lebih besar. d. Pengobatan

Biasanya digunakan sampo anti-ketombe, misalnya yang mengandung selenium sulfida 1%. Sampo ini dioleskan pada daerah yang terkena (termasuk kulit kepala) sebelum tidur dan dibiarkan semalaman, kemudian dibersihkan pada keesokan harinya. Pengobatan ini biasanya berlangsung selama 3-4 malam. Jika terjadi iritasi kulit, sebaiknya waktu pemakaian sampo dibatasi selama 20-60 menit atau diganti dengan obat lainnya. Obat lainnya yang digunakan untuk mengatasi tinea versikolor adalah anti-jamur clotrimazole, ketoconazole atau miconazole. e. Pencegahan Seseorang yang pernah menderita tinea versikolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau keringat yang berlebihan. 8. Biang Keringat a. Definisi Biang keringat merupakan ruam kulit yang menyebabkan gatal. Bagian tubuh yang sering membentuk biang keringat adalah batang tubuh dan paha. b. Penyebab Penyebabnya adalah penyumbatan pada pori-pori yang berasal dari kelenjar keringat. Pada saat cuaca panas tubuh mengeluarkan keringat, tetapi karena adanya penyumbatan maka keringat tertahan di dalam kulit dan menyebabkan terbentuknya benjolan kecil berwarna merah. c. Gejala Jika saluran kelenjar keringat tersumbat, maka keringat yang tertahan menyebabkan terjadinya peradangan, yang selanjutnya akan menimbulkan iritasi dan gatal-gatal. Biang keringat biasanya tampak sebagai lepuhan yang sangat kecil atau benjolan kemerahan yang sangat kecil di kulit. d. Pengobatan Masalah yang timbul akibat biang keringat dapat diatasi dengan mengurangi pembentukan keringat. Usahakan agar kulit tetap kering dan dingin, dan yang terpenting adalah menghindari keadaan yang dapat meningkatkan pembentukan keringat. Bisa juga digunakan lotion yang mengandung corticosteroid atau kadang ditambahkan sedikit mentol.

9. Kutil (Veruka) a. Definisi Kutil (Veruka) adalah pertumbuhan kulit jinak yang berukuran kecil. Kutil di kulit mudah menyebar dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya, tetapi kebanyakan tidak terlalu menular kepada orang lain. Sedangkan kutil genitalis (kutil pada alat kelamin) bisa ditularkan kepada orang lain. b. Penyebab Penyebabnya adalah salah satu dari 60 jenis virus papilloma manusia (human papillomavirus, HPV. c. Gejala Ukuran dan bentuk kutil tergantung kepada virus penyebabnya dan lokasinya di tubuh. Beberapa kutil tidak menimbulkan nyeri; sedangkan kutil yang lainnya menyebabkan nyeri karena mengiritasi saraf. Beberapa kutil tumbuh sendiri dan terpisah, kutil lainnya tumbuh bersama-sama dan membentuk kelompok kutil (kutil mosaik). d. Pengobatan Kutil seringkali menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Beberapa kutil bersifat menetap selama bertahun-tahun dan ada juga kutil yang hilang-timbul. Pengobatan tergantung kepada lokasi, jenis, berat dan sudah berapa lama kutil berada. Veruka vulgaris biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 2 tahun. Untuk mempercepat hilangnya kutil bisa dioleskan larutan atau plester yang mengandung asam salisilat dan asam laktat. Kutil juga bisa dibekukan dengan cairan nitrogen dan pembekuan ini biasanya dilakukan berulang-ulang agar seluruh kutil hilang. 10. Impetigo
a. Definisi

Impetigo adalah penyakit kulit menular yang disebabkan bakteri dan biasanya menyerang anak-anak. Walaupun sebagian besar disebabkan oleh

bakteri yang masuk melalui luka, namun impetigo dapat terjadi pada kulit yang sehat. Impetigo menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit yang terinfeksi).
b. Penyebab

Impetigo disebabkan oleh bakteri staphylococcus dan streptococcus. Bakteri ini hidup normal di kulit manusia tanpa menimbulkan penyakit. Impetigo terjadi bila bakteri ini masuk melalui luka di kulit atau gigitan serangga dan berkembang biak.
c. Gejala

Impetigo terdiri dari dua jenis, yaitu impetigo krustosa (tanpa gelembung cairan, dengan krusta/keropeng/koreng) dan impetigo bulosa (dengan gelembung berisi cairan). Impetigo krustosa hanya terdapat pada anak-anak, paling sering muncul di muka, yaitu di sekitar hidung dan mulut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan tampak erosi dibawahnya Impetigo bulosa terdapat pada anak dan dewasa, paling sering muncul di ketiak, dada, dan punggung. Kelainan kulit berupa eritema, vesikel, dan bula. Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula telah pecah.
d. Pencegahan

Untuk mencegah impetigo dapat dilakukan : Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif) Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih Jauhkan diri dari orang dengan impetigo Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pengering yang panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.

Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang terinfeksi dan cuci tangan setelah itu

e. Pengobatan

Impetigo diobati dengan antibiotik. Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu, namun karena dapat menyebar dengan mudah dan dapat menjadi infeksi yang lebih serius, sangat penting untuk mengobatinya secepat mungkin. Pada lesi yang terlokalisir maka pemberian antibiotik topikal diutamakan. Karena antibiotik topikal sama efektifnya dengan antibiotik oral. Antibiotik oral disimpan untuk kasus dimana pasien sensitif terhadap antibiotik topikal, lesi lebih luas atau dengan penyakit penyerta yang berat. Obat topikal yang diberikan mupirocin 2% diberikan di kulit yang terinfeksi 3x sehari selama tiga sampai lima hari. Antibiotik oral yang dapat diberikan adalah Amoxicillin dengan asam klavulanat, cefuroxime, cephalexin, dicloxacillin atau eritromicin selama 10 hari.

BAB III A. KESIMPULAN B. DAFTAR PUSTAKA

You might also like