You are on page 1of 10

Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Islam Bandung STRATEGI UNTUK MENGANGGULANGI MASALAH SAMPAH DI DESA CIWARUGA KAB.

BANDUNG BARAT1 Essay Ratna Komala Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Islam Bandung 2011 ABSTRAK Dewasa ini masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduk sampah, disisi lain masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah. Setiap hari volume sampah semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kegiatan konsumsi yang di lakukan oleh masyarakat. Jika masalah ini tetap di biarkan dan tidak ada pengelolaannya, maka dapat menghambat meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi. Karena dengan adanya sampah dapat menimbulkan penyakit, hal ini lah yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, perlu adanya strategi yang di lakukan agar masalah dapat teratasi. Strategi ini di buat dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang datang dari luar. Dalam paper ini akan di buat strategi dengan menggunkan matriks SWOT sebagai alat untuk menganalisisnya. Kata kunci: Sampah, Strategi.

Essay ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pengambilan Keputusan, Tahun Ajaran 2010-2011

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Desa ciwaruga termasuk salah satu desa yang tidak mempunyai tempat pembuangan akhir sampah (TPA), sehingga masyarakat sekitar membuang sampah ke sungai. Sebelumnya sungai tersebut seringkali digunakan masyarakat untuk mencuci bahkan ada tempat mandi umum untuk masyarakat. Selain itu, air sungai itu juga di pakai untuk mengairi sawah yang menghasilkan sayuran. Sayuran tersebut biasanya di pasarkan ke pasar-pasar induk yang ada di Bandung dan juga ke supermarket besar seperti GIANT, Carefour, Hypermart. Namun, seiring dengan berjalannya waktu volume sampah yang dihasilkan oleh masyrakat semakin bertambah. Sungai pun semakin di penuhi dengan sampah. Walaupun alam memiliki peranan yang sangat besar untuk mengurai sampah secara natural, hal ini tidak seimbang dengan volume sampah yang semakin bertambah. Air sungai menjadi bau dan tidak dapat di gunakan untuk mencuci. Tempat untuk mandi pun sudah tidak dapat digunakan dikarenan bau sampah yang menyengat membuat masyarakat enggan untuk mandi disitu. Semakin lama air sungai pun semakin berkurang dan menjadi kering. Sehingga, tidak ada lagi sumber air yang dapat digunakan untuk mengairi sawah. Sayuran yang dihasilkan pun menjadi berkurang. Sehingga lahan yang sebelumnya digunakan untuk menanam sayuran, banyak yang di jual kepada orang luar yang akhirnya di buat perumahan. Saat ini lahan pertanian hanya sedikit lagi dan sisanya di bangun perumahan. Oleh Karena itu, dibutuhkan strategi untuk menangani masalah ini. Karena dampak negative dari sampah sudah didapat oleh Desa Ciwaruga. Saat ini, hal terpenting adalah bagaimana caranya mengolah sampah yang di hasilkan masyarakat dan menghidupkan kembali pertanian. Karena hasil dari pertanian ini merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat. Berdasar perhitungan Bappenas dalam buku infrastruktur Indonesia pada tahun 1995 perkiraan timbulan sampah di Indonesia sebesar 22.5 juta ton dan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton. Sementara di kota besar produk sampah perkapita berkisar antara 600-830 gram per hari (Mungkasa, 2004).
2

Berdasarkan data tersebut maka kebutuhan TPA pada tahun 1995 seluas 675 ha dan meningkat menjadi 1610 ha di tahun 2020. Kondisi ini akan menjadi masalah besar dengan terbatasnya lahan kosong di kota besar. Menurut data BPS pada tahun 2001 timbulan sampah yang diangkut hanya mencapai 18,3 %, ditimbun 10,46 %, dibuat kompos 3,51 %, dibakar 43,76 % dan lainnya dibuang di pekarangan pinggir sungai atau tanah kosong sebesar 24,24 % . Tabel 1

% SAMPAH
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 di angkut ditimbun dibuat kompos di bakar lainnya

% SAMPAH

Sumber.Bappenas 1995 1.1 Perumusan masalah Permasalahan yang di bahas dalam tulisan ini adalah: 1. Kekuatan (Strenghts) apa saja yang dimiliki oleh Desa Ciwaruga? 2. Kelemahan (Weaknesess) apa saja yang dimiliki oleh Desa Ciwaruga? 3. Peluang (Opportunities) apa yang dapat di gunakan oleh pemerintah setempat untuk membuat strategi dalam menangani masalah sampah? 4. Ancaman (Treats) apa saja yang dapat di manfaatkan untuk membuat strategi? 5. Strategi apa yang dapat digunakan dari adanya kekuatan dan kelemahan (Internal factor) serta peluang dan ancaman (exterbal factor)?

1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang di dapat dari penelitian ini adalah menetapkan strategi untuk menanggulangi masalah sampah di Desa Ciwaruga.

1.3 Manfaat Penelitian Dari tujuan di atas, diharapakan penulis dapat memberikan manfaat kepada: 1. Kepala Desa Ciwaruga agar lebih memperhatikan masalah sampah. 2. Selain itu, di harapkan agar dapat meningkatkan kesadaran setiap individu agar tidak menyepelekan masalah sampah. 3. Dengan adanya strategi yang di paparkan dalam tulisan ini, dapat digunakan oleh Kepala Desa untuk dapat mengaplikasikannya.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Sampah Sampah adalah material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di dalam proses-proses alam tidak di kenal adanya sampah, yang ada hanyalah produk-produk tidak bergerak. Sampah bagi setiap orang memang memiliki pengertian relatif berbeda dan subjektif. Sampah bagi kalangan tertentu dapat menjadi harta berharga. Hal ini cukup wajar mengingat setiap orang memiliki standar hidup dan kebutuhan tidak sama. Sampah atau waste memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah dapat berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas. (Penebar Swadaya:2008).

Limbah pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang, atau sengaja dibuang dari suatu sumber hasil atau aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif, karena diperlukan biaya tambahan untuk pengumpulan ,penanganan dan pembuangan-nya (Murtadho dan Said,1988). Hal tersebut merupakan pengertian secara umum, sedangkan secara khusus untuk limbah padat disebut dengan sampah, yang memiliki pengertian suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Istilah Lingkungan untuk manajemen Ecolink dalam Suprihatin 1999). Berdasar asalnya sampah (padat) dapat digolongkan sebagai (Suprihatin 1999): 1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan bahan penyusun tumbuhan dann hewan yang diambil dari alam, atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar sampah organik, termasuk sampah organik misalnya : sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun. 2. Sampah anorganik yaitu sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya: botol kaca, botol plastik, tas plastik dan kaleng. (Murtadho dan Said, 1997) mengklasifikasikan sampah organik menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : 1. Sampah organik yang mudah membusuk (garbage) yaitu limbah padat semi basah berupa bahan-bahan organik yang berasal dari sektor pertanian dan
5

pangan termasuk dari sampah pasar. Sampah ini mempunyai ciri mudah terurai oleh mikroorganisme dan mudah membusuk, karena mempunyai rantai kimia yang relatif pendek. Sampah ini akan menjijikkan jika sudah membusuk apalagi bila terkena genangan air sehingga masyarakat enggan menanganinya. 2. Sampah organik yang tak mudah membusuk (rubish) yaitu limbah padat organik kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga sulit membusuk. Hal ini karena rantai kimia panjang dan kompleks yang dimilikinya, contoh dari sampah ini adalah kertas dan selulosa.

3. Pembahasan 3.1 Internal factor Factor internal terdiri dari 2 yaitu, keuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki oleh Desa Ciwaruga adalah: 1. Daerah ini menghasilkan sayuran dengan kualitas yang bagus, yang hasilnya di jual ke pasar induk dan supermarket besar yang ada di Bandung seperi Giant dan Carefour, juga ada pula yang dikirim ke luar jawa. 2. Air yang mengalir ke wilayah tersebut masih berasal dari pegunungan. 3. Masih adanya pemandangangan pegungungan yang indah dan udara yang sejuk. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Desa Ciwaruga adalah: 1. Kurangnya kesadaran dari masyrakat bahwa kebersihan lingkungan itu penting 2. Tidak ada tempat pembuangan akhir (TPA) untuk sampah yang di sediakaan oleh pemerintah setempat. 3. Tidak adanya irigasi yang dibuat oleh pemerintah khusus untuk mengairi sawah.

3.2 External Factor Factor eksternal merupakan factor yang datangnya dari luar daerah, yang teridiri dari adanya peluang (Opportunities) dan Ancaman (Treats). Peluang yang ada untuk Desa Ciwaruga adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan yang di adakan oleh pemerintah setempat untuk mendaur ulang sampah organic dan anorganik. 2. Adanya pengusaha yang mengumpulkan sampah-sampah plastic yang kemudian akan di jual ke pabrik yang mendaur ulang sampah. 3. Terbukanya peluang untukmendapat pekerjaan, karena adanya seorang pengusaha yang mengumpulkan sampah. Sedangkan ancaman yang muncul adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya bantuan biaya yang disalurkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah setempat untuk program pelatihan. 2. Kurangnya pembimbing yang bersedia untuk berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. 3. Adanya tawaran untuk berbisnis dari MLM yang mempengaruhi masyarakat. Sehingga minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan berkurang.

3.3 Strategi Penanggulangan Masalah sampah Dari uraian factor internal dan faktor eksternal di atas menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang ada yang dapat di gunakan untuk menetapkan strategi. Pada bagian ini akan di susun secara ringkas analisis SWOT dalam pola matriks sehingga dapat ditetapkan strategi yang tepat untuk menanggulangi masalah sampah .

Tabel 2 Matriks Stategi Untuk Menanggulangi Masalah Sampah di Desa Ciwaruga Kab. Bandung Barat Faktor Internal Kekuatan (S): 1. Adanya pemandangan indah dan udara yang sejuk 2. Air yang mengalir beasal dari pegungan 3. Merupakan daerah penghasil sayuran yang berkualitas bagus.
Faktor Eksternal Peluang (O): 1. Adanya pelatihan untuk menadaur ulang sampah 2. Adanya pengusaha pengumpul sampah plastic 3. Adanya peluang kerja karena adanya pengusaha tersebur

Kelemahan (W): 1. Kurangnya kesadaran masyrakat terhadap klebersihan lingkungan 2. Tidak ada TPA 3. Tidak ada irigasi yang dapat mengairi sawah

Strategi S/O 1. Dengan adanya kelebihan SDA masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik. 2. Dengan adanya pelatihan daur ulang sampah, dapat mengurangi volume sampah yang di buang ke suangai

Ancaman (T): 1. Kurangnya biaya dari pemerintah untuk program pelatihan 2. Kurangnya pembimbing yang bersedia untuk berpartisipasi dalam program pelatihan 3. Adanya tawaran bisnis MLM yang mengurangi minat masyrakat untuk mengikuti pelatihan

Strategi W/O 1. Dengan adanya pelatihan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan 2. Dengan keterbatasan yang ada tidak menyebabkan masyarakat membuang samapah semabarangan. Strategi S/T Strategi W/T 1. Kelebihan SDA yang 1. Meningkatkan dimiliki dapat kesadaran agar banyak mengatasi kurangnya masyarakat yang dana yang di berikan bersedia berpartisipasi oleh pemerintah 2. Bisnis yang dilakukan 2. Menggabungkan masyarakat dilakukan tawaran bisnis yang untuk membuat TPA ada dengan keunggulan yang dimiliki daerah.

4. Kesimpulan Berdasarkan analisis SWOT menunjukkan sejumlah kekuatan

utama,kelemahan, peluang, serta ancaman yang akhirnya menghasilkan delapan strategi, yaitu : dengan adanya kelebihan SDA masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik, dengan adanya pelatihan daur ulang sampah dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke sungai, dengan adanya pelatihan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan, dengan

keterbatasan yang ada tidak menyebabkan masyarakat membuang sampah sembarangan, kelebihan SDA yang dimiliki dapat mengatasi kurangnya dana yang di salurkan oleh pemerintah, menggabungkan bisnis yang ada dengan keunggulan yang dimiliki daerah, meningkatkan kesadaran agar banyak nasyrakat yang bersedia berpartisipasi, bisnis yang dilakukan masyrakat dilakukan untuk membuat TPA.

DAFTAR PUSTAKA Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Tim Penulis. 2008. Penanganan dan Pengolahan sampah. Depok: Penebar Sawadaya. Dwiyatmo, Kus. 2007. Pencemaran Lingkungan dan Penangannya.Yogyakarta : PT. Citra Aji Parama. Suprihatin, Istilah Lingkungan untuk manajemen Ecolink, Dalam http://p3m.amikom.ac.id/p3m/82. Bappenas 1995

10

You might also like