You are on page 1of 15

rakLlkum llslka uasar

CpLlk
vlSkCSl1AS
endahuluan

11 LaLar 8elakang
SuaLu zaL calr memlllkl kemampuan LerLenLu sehlngga suaLu padaLan yang dlmasukan
kedalammya mendapaL gaya Lahanan yang dlaklbaLkan perlsLlwa gesekan anLara
permukaan padaLan LersebuL dengan zaL calr Sebagal conLoh apablla klLa memasukkan
sebuah bola kecll kedalam zaL calr LerllhaLlah baLu LersebuL mulamula Lurun dengan
cepaL kemudlan melambaL hlngga akhlrnya sampal dldasar zaL calr 8ola kecll LersebuL
pada saaL LerLenLu akan mengalaml se[umlah perlambaLan hlngga mencapal gerak lurus
beraLuran Cerakan bola kecll men[elaskan bahwa adanya suaLu kemampuan yang
dlmlllkl zaL calr sehlngga kecepaLan bola berubah PambaLanhambaLan lLulah yang klLa
namakan sebagal kekenLalan (vlskoslLas) AklbaL vlskoslLas zaL calr lLulah yang
menyebabkan Ler[adlnya perubahan yang cukup drasLls Lerhadap kecepaLan baLu
SeperLl apa vlskoslLas aLau kekenLalan lLu ? apa sa[a yang mempengaruhl vlskoslLas ?
dan mengapa Ler[adl pengurangan la[u aLau kecepaLan bola pada saaL dlmasukkan
dalam zaL calr ? Pal lnllah yang akan dlbahas pada prakLlkum kall lnl

12 1u[uan
Adapun Lu[uan dladakannya prakLlkum kall lnl anLara laln
O Agar prakLlkan dapaL memahaml bahwa gaya gesek yang dlalaml benda
bergerak dldalam flulda berkalLan dengan kekenLalan flulda LersebuL
O Agar prakLlkan dapaL menenLukan fakLorfakLor apa sa[a yang dapaL
mempengaruhl nllal kekenLalan flulda
O Agar prakLlkan dapaL memahaml dan men[elaskan LenLang adanya penurunan
kecepaLan pada bola yang dlmasukan dalam flulda
O Agar prakLlkan dapaL men[elaskan LenLang konsep Pukum SLokes
O Agar prakLlkan dapaL menenLukan koeflslen kekenLalan zaL calr dengan
menggunakan Pukum SLokes
8ab ll

1ln[auan usLaka
llulda yang rlll memlllkl gesekan lnLernal yang besarnya LerLenLu yang dlsebuL dengan
vlskoslLas vlskoslLas ada pada zaL calr maupun gas dan pada lnLlnya merupakan gaya
gesekan anLara laplsanlaplsan yang berslslan pada flulda pada wakLu laplsanlaplsan
LersebuL bergerak saLu melewaLl lalnnya uengan adanya vlskoslLas kecepaLan laplsan
laplsan flulda Lldak seluruhnya sama Laplsan flulda yang LerdekaL dengan dlndlng plpa
bahkan sama sekall Lldak bergerak (v 0) sedangkan laplsan flulda pada pusaL allran
memlllkl kecepaLan Lerbesar ada zaL calr vlskoslLas dlsebabkan aklbaL adanya gaya
gaya kohesl anLar molekul
ualam flulda LernyaLa gaya yang dlbuLuhkan (l) sebandlng dengan luas flulda yang
bersenLuhan dengan seLlap lempeng (A) dan dengan la[u (v) dan berbandlng Lerballk
dengan [arak anLar lempeng (l) 8esar gaya l yang dlperlukan unLuk menggerakan suaLu
laplsan fluld dengan kela[uan LeLap v unLuk luas penampang keplng A adalah
l q A v
uengan vlskoslLas dldeflnlslkan sebagal perbandlngan regangan geser (l/A) dengan la[u
perubahan regangan geser (v/l)
uengan kaLa laln dapaL dlkaLakan bahwa
Makln besar luas keplng (penampang) yang bersenLuhan dengan flulda makln besar
gaya l yang dlperlukan sehlngga gaya sebandlng dengan luas senLuh (l A) unLuk luas
senLuh A LerLenLu kela[uan v leblh besar memerlukan gaya l yang leblh besar sehlngga
gaya sebandlng dengan kela[uan (l v)
Pukum SLokes
vlskoslLas dalam allran flulda kenLal sam sa[a dengan gesekan pada gerak benda padaL
unLuk flulda ldeal vlskoslLas q 0 sehlngga klLa selalu menganggap bahwa benda yang
bergerak dalam flulda ldeal Lldak mengalaml gesekan yang dlsebabkan flulda Akan
LeLapl blla benda LersebuL bergerak dengan kela[uan LerLenLu dalam flulda kenLal maka
benda LersebuL akan dlhambaL geraknya oleh gaya gesekan flulda benda LersebuL

























GERAK JATUH BEBAS
ABSTRAK
Semua benda yang berada di atas permukaan bumi selalu mengalami percepatan gravitasi yang
arahnya menufu ke pusat bumi. Dalam percobaan ini yaitu percobaan 'Bola Jatuh Bebas` kita
berusaha menghitung percepatan gravitasi bumi dengan gerakan bola yang fatuh dari ketinggian
tertentu tanpa kecepatan awal. Dengan mencatat berbagai ketinggian serta waktu yang
diperlukan suatu benda dalam melakukan gerak fatuh bebas dan kemudian mengolah data-data
tersebut maka kita akan mampu menghasilkan suatu perhitungan sebagai hasil pengukuran yaitu
besarnya percepatan gravitasi bumi. Untuk analisis data, dalam percobaan ini kami menggunakan
metode perhitungan dan metode grafik. Nilai percepatan gravitasi yang kami peroleh antara lain .
berdasarkan metode perhitungan (9.675 I 0.065)m/s
2
, berdasarkan metode grafik diperoleh nilai
percepatan gravitasi adalah sebesar (9.684)m/s
2
. Sementara nilai percepatan gravitasi yang biasa
kita pergunakan dalam perhitungan biasa adalah (9.8)m/s
2
. Perbedaan nilai percepatan gravitasi
antara nilai percepatan gravitasi berdasarkan teori dan nilai percepatan gravitasi berdasarkan
percobaan yang kami lakukan yang rata-rata adalah 9.6 m/s
2
dapat disebabkan karena adanya
perbedaan besar gaya gravitasi di tempat dilakukannya percobaan dengan di tempat normal
dimana percepatan gravitasi sesuai teori ditentukan (ketinggian tempat). Selain itu perbedaan ini
fuga dapat disebabkan karena kurang telitinya atau tidak tepatnya pengamatan dalam melakukan
percobaan.
PENDAHULUAN
Gaya gravitasi yang dialami suatu benda pada ketinggian yang berbeda akan berbeda dan akan mempengaruhi waktu
yang dibutuhkan benda itu untuk melakukan gerak jatuh bebas hingga sampai di permukaan bumi. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh jarak ini maka ketinggian benda dalam percobaan ini dibuat berlainan. Dengan
percobaan ini kita diharapkan untuk mengetahui secara nyata sampai didapat hasil sesuai dengan penggunaan rumus
yang ada dari data yang diperoleh dari percobaan tersebut sehingga dapat menambah pengetahuan dan dapat
menunjang teori-teori lain yang berhubungan dengan percobaan ini. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
besarnya percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan metode bola jatuh bebas. Dalam laporan ini akan didapat
hasil dari pengolahan data yaitu berupa perbedaan pengaruh percepatan gravitasi karena ketinggian dari pusat bumi
yang berbeda. Dari yang ditemukan sebelumnya dan dari data-data hasil percobaan dapat ditemukaan besarnya gaya
gravitasi bumi. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan dan teori dasar yang dipelajari akan dihitung
besarnya percepatan gravitasi bumi dan dari sana akan dibuat graIik hubungan antara waktu dan ketinggian pada
bola jatuh bebas. Dari permasalan yang telah dibahas maka akan ditarik sebuah kesimpulan dari percobaan ini sesuai
dengan data-data yang diperoleh.
DASAR TEORI
Suatu benda yang bergerak maka geraknya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu gerak lurus,
yang biasa disebut dengan gerak translasi, dan gerak melingkar, yang biasa disebut gerak rotasi. Gerak translasi
dibagi lagi menjadi dua macam yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
Perbedaan dari kedua jenis gerak ini (GLB dan GLBB) yaitu terletak pada kecepatan (v) dan percepatannya (a).
Untuk gerak lurus beraturan (GLB) mempunyai kecepatan yang konstan (vkonstan) dan percepatannya sama
dengan nol (a0). Sedangkan untuk gerak lurus berubah beraturan (GLBB) mempunyai kecepatan yang berubah-
ubah secara teratur dan percepatannya tidak sama dengan nol (a'0). Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) masih
dibagi lagi menjadi beberapa gerak lagi, yaitu gerak vertikal atas (GVA), gerak vertikal bawah (GVB), dan gerak
jatuh bebas (GJB). Untuk ketiga jenis gerak ini (GVA, GVB, dan GJB), mempunyai arah gerak sejajar sumbu
vertikal dan besarnya percepatan merupakan percepatan gravitasi (g 9,8 m/s
2
). Suatu benda pada ketinggian h dari
permukaan bumi dikatakan sebagai benda jatuh babas apabila benda dilepas dari keadaan diam (Vo0). Untuk
benda benda seperti kertas, bulu ayam, kapuk dan sebagainya gerak
jatuhnya tidak secepat seperti batu, besi, dan sebagainya. Hal ini terjadi
karena adanya gaya gesek udara. Untuk benda-benda yang ringan maka
gaya gesek udaranya semakin besar. Sedangkan untuk benda-benda yang
berat maka gaya geseknya semakin kecil. Jadi massa dari benda
berbanding terbalik dengan gaya gesek udaranya. Tetapi jika gaya gesek
udara tidak tidak ada maka semua benda yang jatuh pada ketinggian yang
sama ternyata akan mengalami gaya gravitasi yang sama pula dan tidak
tergantung pada massa benda.Peristiwa ini diselidiki oleh Galileo.


Persamaan Gerak 1atuh Bebas
Selama membahas Gerak Jatuh Bebas, kita menggunakan rumus/persamaan GLBB. Kita pilih kerangka acuan yang
diam terhadap bumi. Kita menggantikan x atau s (pada persamaan glbb) dengan y, karena benda bergerak vertikal.
Kita juga bisa menggunakan h, menggantikan x atau s. Kedudukan awal benda kita tetapkan y
0
0 untuk t 0.
Percepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas adalah percepatan gravitasi, sehingga kita menggantikan a dengan
g. Dengan demikian, persamaan Gerak Jatuh Bebas tampak seperti pada kolom kanan tabel.


ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data pada tabel (lampiran 1 & lampiran 2), dengan menggunakan persamaan :

h
1
2
gt
2
ketinggian
(h0.1)cm
waktu tempuh rata-
rata (t)s
percepatan
gravitasi
m/s
2

155 (0.56550.0005) 9.69
150 (0.55650.0005) 9.68
145 (0.54550.0005) 9.74
140 (0.5370) 9.7
135 (0.52750.0005) 9.7
130 (0.5180) 9.69
125 (0.5080) 9.69
120 (0.4990) 9.64
115 (0.4880) 9.66
110 (0.47850.0005) 9.61

maka diperoleh nilai percepatan gravitasi pada masing-masing percobaan sebagai berikut :
selanjutnya dengan menggunakan standar deviasi diperoleh nilai percepatan gravitasi sebesar (9.675 I 0.065)m/s
2

dengan taraI ketelitian sebesar 99.33.
Berdasarkan teori dalam gerak jatuh bebas terdapat percepatan konstan yaitu percepatan gravitasi. Untuk
membuktikan bahwa pada GJB terjadi percepatan konstan, selain dengan metode perhitungan seperti yang tertera
pada penjelasan sebelumnya, nilai percepatan gravitasi juga dapat diketahui berdasarkan metode graIik. GraIik yang
disajikan adalah graIik hubungan antara waktu tempuh pada sb-x dengan kecepatan rata-rata pada sb-y.
didapatkan data sebagai berikut :
ketinggian
(h0.1)cm
Waktu tempuh
rata-rata (t)s
kecepatan
rata-rata
(m/s)
155 (0.56550.0005) 2.74
150 (0.55650.0005) 2.70
145 (0.54550.0005) 2.66
140 (0.5370) 2.61
135 (0.52750.0005) 2.56
130 (0.5180) 2.51
125 (0.5080) 2.46
120 (0.4990) 2.40
115 (0.4880) 2.36
110 (0.47850.0005) 2.30

Percepatan bola dapat kita hitung berdasarkan persamaan :
sv
0
t
1
2
at
2
s
t
v
0

1
2
at
Karena

adalah kecepatan rata- rata maka :


v
rata-rata
v
0

1
2
at
karena pada gerak jatuh bebas benda tidak memiliki kecepatan awal maka dan percepatan yang bekerja adalah
percepatan gravitasi maka persamaan tersebut menjadi
y 48423x
8 09937
223
23
233
24
243
23
233
26
263
27
273
28
043 03 033 06
v
rata-rata

1
2
gt
persamaan tersebut adalah persamaan garis pada graIik di atas jadi dapat ditentukan besarnya nilai gravitasi
berdasarkan nilai kemiringan garis yaitu sebesar 4.842
maka dapat dinyatakan sebagai berikut:
ymx
v
rata-rata

1
2
gt
v
rata-rata
4.842t
1
2
g4.842
g 9.684 m/s
2


DISKUSI
Berdasarkan data data yang dihasilkan dapat kita lihat bahwa nilai percepatan gravitasi yang diperoleh
baik dari metode perhitungan maupun metode graIik tidak sesuai dengan nilai gravitasi yang biasa kita pergunakan
dalam perhitungan. Nilai percepatan gravitasi yang kami peroleh antara lain : berdasarkan metode perhitungan
(9.675 I 0.065)m/s
2
; berdasarkan metode graIik diperoleh nilai percepatan gravitasi adalah sebesar (9.684)m/s
2
.
Sementara nilai percepatan gravitasi yang biasa kita pergunakan dalam perhitungan biasa adalah (9.8)m/s
2
.
Perbedaan nilai percepatan gravitasi antara nilai percepatan gravitasi berdasarkan teori dan nilai percepatan gravitasi
dapat disebabkan karena hal-hal sebagai berikut
O Kemungkinan berbedanya besar gaya gravitasi di tempat dilakukannya percobaan dengan di tempat normal
dimana percepatan gravitasi sesuai teori ditentukan (tergantung pada garis lintang dan ketinggian tempat)
O Pengaturan ketinggian (h) yang kurang tepat karena pergeseran klem pada statiI
O Kurang telitinya atau tidak tepatnya pengamatan dalam melakukan percobaan
Pertanyaan yang dihimpun dari peserta seminar:
1. Pada analisa data, tepatnya pada kolom yang menyebutkan nilai waktu rata-rata, terdapat perbedaan ketelitian
yaitu ada yang 0.0005 dan 0. Apa maksud dari angka-angka tersebut?
2. Apakah mungkin benda yang sangat ringan seperti kapas dan batu akan memiliki waktu yang sama untuk
mencapai tanah jika keduanya dijatuhkan secara bersamaan dari ketinggian yang sama?
Penjelasan :
1. Angka-angka tersebut menunjukkan tingkat ketelitian waktu tempuh untuk mencapai tanah berdasarkan
percobaan yang kami lakukan. Pada percobaan yang kami lakukan, kami memanipulasi ketinggian dimana
untuk tiap-tiap ketinggian kami melakukan sepuluh kali percobaan, jadi untuk tiap-tiap ketinggian kami
memperoleh data sebanyak sepuluh waktu tempuh. Dan dari data-data tersebut kami mencari nilai ketelitian
waktu tempuh untuk tiap ketinggian.
2. Untuk benda benda ringan seperti kertas, bulu ayam, kapuk dan sebagainya gerak jatuhnya tidak secepat seperti
batu, besi, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena adanya gaya gesek udara. Untuk benda-benda yang ringan
maka gaya gesek udaranya semakin besar. Sedangkan untuk benda-benda yang berat maka gaya geseknya
semakin kecil. Jadi massa dari benda berbanding terbalik dengan gaya gesek udaranya. Tetapi jika gaya gesek
udara tidak tidak ada (dalam ruang hampa) maka semua benda yang jatuh pada ketinggian yang sama akan
mengalami gaya gravitasi yang sama pula dan tidak tergantung pada massa benda.

KESIMPULAN
Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah benda yang jatuh dari ketinggian tertentu tanpa adanya kecepatan
kecepatan awal. Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat dibuktikan bahwa bola yang jatuh bebas
mengalami percepatan konstan dimana percepatan ini adalah percepatan gravitasi. Nilai percepatan yang kami
peroleh berdasarkan metode perhitungan adalah (9.675 I 0.065)m/s
2
dengan taraI ketelitian sebesar 99.33 dan
berdasarkan graIik adalah (9.684)m/s
2
. Dapat kami simpulkan juga bahwa percepatan gravitasi (g) adala sama di
suatu tempat tetapi mungkin sedikit berbeda-beda di tempat-tempat lain. Percepatn gravitasi bervariasi bergantung
pada letak di muka bumi (garis lintang) dan juga ketinggian tempat tersebut. Hal ini kami dasarkan pada perleha
nilai gravitasi dari percobaan yang rata-rata adalah bernilai (9.6)m/s
2
dibandingkan dengan nilai gravitasi yang biasa
kita pergunakan dalam perhitungan yaitu sebesar (9.8)m/s
2
.






DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisika Dasar I. 2009. Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Surabaya : Unipress UNESA
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1(terfemahan). Jakarta : Erlangga
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (terfemahan). Jakarta : Erlangga




















FOTOMETRI
ABSTRAK
Fotometri adalah bagian dari optik yang mempelajari mengenai kuat cahaya(intensity)
dan derajat penerangan(brightness)..Suatu sumber cahaya memancarkan cahaya dengan
intensitas(I) tertentu tergantung pada kuat penerangannya dan jarak dari suatu titik terhadap
sumber cahaya tersebut. dalam percobaan ini, yaitu Iotometri, kami berusaha menentukan nilai
intensitas lilin dengan menggunakan Iotometer yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur
intensitas cahaya dengan prinsip membandingkan kuat penerangan (E) dari sumber cahaya yang
hendak diukur. Berdasarkan analisa data yang telah kami lakukan, dengan menggunakan hukum
kuadrat terbalik Lambert, kami dapatkan nilai intensitas cahaya lilin masing masing dari
percobaan pertama dan kedua adalah (112.884 I 9.516) dengan tingkat ketelitian 91.570 dan
(102.754I6.738) dengan tingkat ketelitian sebesar 93.443. perbedaan ini dapat disebabkan
karena nyala lilin yang makin meredup (mengingat tidak memungkinkan bagi praktikan untuk
mengkondisikan nyala lilin konstan dari awal perobaan samapai selesai) yang memungkinkan
tidak tetapnya nilai intensitas cahaya lilin dan juga ketidaktelitian praktikan dalam menentukan
kesamaan tingkat terang pada eyepiece sehingga data yang diperoleh tidak akurat.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menentukan intensitas cahaya lilin dengan menggunakan Iotometer?
TUJUAN
Menentukan nilai intensitas cahaya lilin dengan menggunakan Iotometer

LANGKAH PERCOBAAN
Susunlah peralatan seperti yang telah digambarkan pada rancangan percobaan. Untuk percobaan
A1, setelah peralatan diletakkan pada posisi yang tepat, nyalakan lampu lalu tentukan jarak
tertentu (x1) antara Iotometer dengan B1(lampu 40 watt). Kemudian geser posisi dari I(lilin)
dengan jarak sebesar d1 sedemikian hingga pada eyepiece tampak terang yang sama antara B1
dan I. untuk percobaan A2, setelah setelah peralatan diletakkan pada posisi yang tepat, nyalakan
lampu lalu tentukan jarak tertentu (x1) antara Iotometer dengan B1(lampu 40 watt). Kemudian
geser posisi dari B2(lampu 60 watt) dengan jarak sebesar d2 sedemikian hingga pada eyepiece
tampak terang yang sama antara B1 dan B2.
Kemudian pada percobaan yang kedua, langkah percobaan sama dengan percobaan pertama
(percobaan A) hanya saja sebagai B1 adalah lampu 60 watt, sementara sebagai B2 adalah lampu
40 watt selain itu lilin yang digunakan harus sama dengan lilin yang digunkan pada percobaan
pertama.

LANDASAN TEORI

FO1OME1RI (PEACUKURAA CAHAYA).
loLomeLrl adalah SuaLu llmu yang mempela[arl baglan darl opLlk yang mempela[arl mengenal kuaL
cahaya(lnLenslLy) dan dera[aL penerangan(brlghLness)
Dalam Iotometri dikenal besaran-besaran :
a FLUX CAHAYA (F)
DeIinisi : Energi cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya per detik.
Satuan : umen.
b IA1EASI1AS CAHAYA (I)/KUA1 CAHAYA.
Intensitas cahaya adalah konsep dari konsentrasi lampu pada arah tertentu setiap detiknya. Hal
ini dilambangkan dengan symbol I. Satuannya adalah candela (cd). GAMBARRRR
Secara umum sebuah sumber lampu cahayanya tidak akan berpendar secara merata ke semua
arah. Tetapi bilamana kita membayangkannya sebagai sebuah kerucut yang runcing dengan
satu titik cahaya, maka pancaran cahayanya baru dapat tersebar secara merata. Dimana
konsentrasi cahaya pada kerucut tersebut ada sama dengan perpendaran cahaya pada kerucut
dibagi dengan permukaan kerucut yang digambarkan sebagai ruang sudut pada kerucut
tersebut. Hasilnya disebut sebagai intensitas cahaya (I), yang diukur dalam satuan candela
dalam lingkup bidang kerucut.
sehubungan dengan Iotometri, intensitas cahaya juga dapat dideIinisikan sebagai Flux cahaya
yang dipancarkan oleh sumber cahaya per detik.
Rumus : I

F

SaLuan kandela aLau
Steradian
Lumen

Untuk bola : 46
Maka : F 46I
. KUA1 PEAERAACAA (E).
DeIinisi : Fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya per satuan luas bidang yang
menerima cahaya tersebut
Rumus : E
d
cos I
2
-
menurut LAMBERT.
Keterangan : E kuat penerangan (LUX)
d jarak
I kuat cahaya
Satuan :
m
Lumen
2
Lux
1 LUX adalah Kuat penerangan suatu bidang, dimana tiap-tiap m
2
didatangi oleh Ilux cahaya
1 Lumen.
Untuk bola : E
AA
AF

R
4
cos I 4
2

6
7 6


R
I
2
. cos 7
penjelasan : E
A
F

R
I
2

E
R
cos I
2
7







Kuat pencahayaan suatu titik pada bidang kerja yang tegak lurus dengan arah datang cahaya
setara dengan intesitas cahaya pada arah tersebut di bagi dengan kwadrat jarak antara sumber
cahaya dengan titik tersebut.

E
R
cos I
2
7

E
R
90 co I
2
s

E
R
I
2

/ FO1OME1ER.
ueflnlsl AlaL yang dlgunakan unLuk mengukur lnLenslLas sumber cahaya dan prlnslpnya
membandlngkan kuaL penerangan (L) darl sumber cahaya yang hendak dlukur
Pukum kuadraL Lerballk mendeflnlslkan hubungan anLara pencahayaan darl sumber LlLlk dan
[arak 8umus lnl menyaLakan bahwa lnLenslLas cahaya per saLuan luas berbandlng Lerballk
dengan kuadraL [arak darl sumbernya (pada dasarnya [arl[arl)
$
ulmana L kuaL enerangan l lnLenslLas cahaya dan d [arak
8lla kuaL penerangan kedua sumber cahaya S
1
dan S
2
sama berlaku
L
S1
L
S2
maka l
1
l
2
8
1
2
8
2
2


BAB V DISKUSI
Pada percobaan Iotometri ini, penentuan intensitas cahaya lilin kami lakukan dua kali dimana
percobaan pertama sebagai B1 adalah lampu 40 watt dan B2 adalah lampu 6o watt, dan untuk
perobaan kedua, sebagai B1 adalah lampu 60 watt dan sebagai B2 adalah lamppu 40 watt.
Apabila percobaan berhasil dengan baik, maka seharusnya nilai intensitas cahaya lilin baik dari
percobaan pertama maupun kedua adalah sama mengingat lilin yang kami gunakan adalah lilin
yang sama. Namun berdasarkan hasil analisa data kami dapatkan bahwa intensitas cahaya lilin
dari percobaan pertama (112884 I 9316) cd adalah sementara intensitas cahaya lilin dari
percobaan kedua adalah (102734I6738)cd . perbedaan nilai intensitas cahaya lilin ini, menurut
kami dapat disebabkan karena beberapa Iactor antara lain :
1. ketidaktelitian praktikan dalam menentukan kesamaan tingkat terang pada eyepiece sehingga
data yang diperoleh tidak akurat
2. nyala lilin yang makin redup (mengingat tidak memungkinkan bagi praktikan untuk
mengkondisikan nyala lilin konstan dari awal perobaan samapai selesai) yang memungkinkan
tidak tetapnya nilai intensitas cahaya lilin
3. Ruangan yang dipakai tidak sepenuhnya dalam keadaan gelap.

BAB VI KESIMPULAN
Kuat cahaya (intensitas cahaya) adalah Iluks cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya
per satuan sudut ruang. Ilmu yang mempelajari bagian dari optik yaitu mengenai kuat
cahaya(intensity) dan derajat penerangan (brightness) adalah Iotometri, dan alat yang dapat
digunakan untuk menentukan intensitas cahaya dari suatu sumber cahaya adalah Iotometer.
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan didapatkan nilai intensitas lilin dari percobaan
pertama adalah (112.884 I 9.516)cd dengan tingkat ketelitian 91.570 dan dari percobaan
kedua adalah (102.754I6.738)cd dengan tingkat ketelitian sebesar 93.443. Perbedaan nilai
intensitas lilin ini disebabkan karena adanya ketidaktelitian dalam pengambilan data sehingga
mempengaruhi hasil akhir yang didapatkan.

You might also like