You are on page 1of 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.5 Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk.7,9 Sementara, alasan utama

merokok adalah cara untuk bisa diterima secara sosial, melihat orang tuanya merokok, menghilangkan rasa jenuh, ketagihan dan untuk menghilangkan stress.5,7

2.1. Sejarah Rokok Awal mula perkenalan dunia pada tembakau dan kebiasaan merokok tak bisa dilepaskan dari peristiwa penemuan benua Amerika oleh para pelaut Spanyol di bawah pimpinan Christopher Colombus, melihat bangsa Indian mempergunakan daun kering dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan membakarnya sebagai rokok yang mendatangkan kenikmatan pada tubuh mereka, menciptakan rasa

nyaman dan mengurangi kelelahan.13

Sejarah rokok daun tembakau dipopulerkan pada abad XVI di Eropa, jumlah perokok terus meningkat. Bangsa Spanyol dan Portugis bersama menanam tembakau di Hindia Barat dan Brasil. Perancis mengenal tembakau lewat Jean Nicot dijumpai

Universitas Sumatera Utara

istilah Nicotiane untuk menyebut jenis tanaman obat (tembakau) yang dimaksud. Pada abad XVIII orang Rusia mengenal cara baru menikmati tembakau dengan menggunakan pipa air, yang sebelumnya telah populer di kalangan orang Turki. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual dan pengobatan, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.13,14 Merokok yang semula bertujuan untuk pengobatan akhirnya menjadi penyebab banyak kelainan dan penyakit. Salah satu berhubungan dengan sistem kardiovaskuler, merokok juga berhubungan dengan jaringan lunak dan keras di rongga mulut karena merupakan awal terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok, maka mukosa mulut juga mempunyai dampak akibat dari merokok.16

2.2. Cara Menghisap Rokok Penggunaan daun tembakau yang paling dominan adalah dengan cara dirokok dimana daun tembakau kering digulung dengan pembungkus atau menggunakan pipa. Setiap orang mempunyai cara masing-masing menghisap rokok, ada yang menghisap dari mulut kemudian asap rokok dikeluarkan melalui mulut atau hidung dan dengan berbagai cara yang lain. Secara garis besar dapat dibedakan tiga macam penghisap rokok, yaitu perokok paru mulut yang mana tipe ini hanya menghisap asap rokok sampai rongga mulut saja, perokok yang menghisap asap rokok sampai ke dalam paru-paru disebut perokok paru dalam, perokok yang menghisap rokok sampai ke dalam paru, menahan napas sebentar dan baru menghembuskannya keluar disebut perokok paru. 4

Universitas Sumatera Utara

2.3. Jenis Rokok Bahan baku rokok hanya tembakau baik menggunakan filter maupun non filter dikenal sebagai rokok putih. Rokok kretek adalah rokok dengan atau tanpa filter yang menggunakan tembakau rajangan dengan cengkeh rajangan digulung dengan kertas sigaret boleh memakai bahan tambahan asalkan diizinkan pemerintah. Rokok campuran adalah rokok yang dihisap oleh seseorang dalam waktu tidak tentu dengan jenis rokok kretek maupun rokok putih. Rokok filter adalah rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus. Rokok non filter adalah rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. 15

2.4. Kandungan Rokok Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok yang dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia.5,7,13,16 Secara umum bahan-bahan ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%).7,8 Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen. Pertama, komponen yang lekas menguap berbentuk gas. Kedua, komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat berupa gas sejumlah 85 persen dan sisanya berupa partikel. Asap yang dihasilkan rokok terdiri dari asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama adalah asap tembakau yang dihisap langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, sehingga dapat terhirup oleh orang lain yang dikenal sebagai perokok pasif.2

Universitas Sumatera Utara

Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen).7 Nikotin paling banyak dijumpai di dalam rokok. Kadar nikotin pada rokok putih adalah 4-5mg, sedangkan pada rokok kretek adalah 5 mg.24 Kandungan kadar karbon monoksida di dalam rokok kretek lebih rendah daripada di dalam rokok putih.14 Kadar tar pada rokok putih adalah 14-15 mg, sedangkan pada rokok kretek adalah 20 mg.24

Gambar 1. Bahan-bahan berbahaya pada rokok

2.5. Efek Merokok Terhadap Mukosa Mulut Merokok merupakan salah satu faktor etiologi penunjang kelainan mukosa pada rongga mulut karena bahan-bahan yang terdapat dalam rokok bersifat

Universitas Sumatera Utara

merangsang infeksi mukosa. Merokok dapat memperlambat penyembuhan luka. Dry socket terjadi empat kali lebih banyak pada perokok daripada bukan perokok.8

Efek merokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan berhubungan dengan dalamnya hisapan rokok yang dilakukan.23 Artinya, makin banyak rokok yang dihisap, makin lama kebiasaan merokok, makin tinggi kadar tar dan nikotin yang dihisap, makin dalam seseorang menghisap rokoknya, maka semakin tinggi efek perusakan yang akan diterima orang tersebut.2 Menurut Smet ada tiga tipe perilaku merokok menurut banyaknya rokok yang dihisap yaitu perokok berat menghisap rokok lebih dari 15 batang dalam sehari, perokok sedang menghisap rokok 5-14 batang dalam sehari, dan perokok ringan menghisap rokok 1-4 batang dalam sehari.6

Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok.7 Rokok yang dihisap dengan tarikan berat dan panjang akan menghasilkan lebih banyak asap rokok dibandingkan dengan rokok yang dihisap dengan tarikan pelan dan tiupan cepat. Temperatur rokok pada bibir adalah 30 0C, sedangkan ujung rokok yang terbakar jauh lebih panas karena ditandai dengan bara api pada ujung yang dibakar. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih anaerob dapat mengakibatkan perokok berisiko lebih besar terinfeksi bakteri

Universitas Sumatera Utara

penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang bukan perokok. 7

Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap gusi dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.7 Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi. Nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar.23

Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap

Universitas Sumatera Utara

infeksi. 7 Jumlah rokok yang dihisap lebih penting daripada lamanya merokok karena menunjukkan keretanan individu terhadap suatu penyakit. 8 Beberapa dampak negatif merokok terhadap mukosa mulut adalah kanker rongga mulut, leukoplakia, stomatitis nikotin, keratosis rokok, smokers melanosis, fibrosis submukosa, dan hairy tongue. 17-20 Salah satunya adalah smokers melanosis. Melanosis gingiva pigmentasi melanosis biasanya terjadi pada golongan etnis kulit hitam.12,20 Melanin adalah pigmen yang memberikan warna pada kulit, mata dan rambut. Melanin diproduksi secara khusus oleh melanosomes yang disintesa oleh sel khusus yang tinggi disebut melanocytes. Melanin pada setiap etnik atau ras mempunyai perbedaan. Pada orang kulit putih mempunyai lebih sedikit melanin dan melanosomes dibandingkan dengan orang kulit gelap. Pigmentasi terjadi karena

sintesa melanin dan perpindahan melanin dari melanosomes ke keratinocytes.20 Pigmentasi yang terjadi dihubungkan dengan medikasi kemoterapi yang

menggunakan obat doxorubicin, busulfan, cyclophosphamide atau 5-fluorouracil. Pada pasien AIDS yang menggunakan zidovudine (AZT), clofazimine atau ketoconazolc dapat meningkatkan pigmentasi melanin.27

Smokers melanosis Para peneliti telah menemukan bahwa adanya peranan pigmentasi melanin diakumulasi oleh macam-macam obat seperti nikotin (bahan campuran polyacylic) yang terkandung dalam sebatang rokok. Ketika nikotin berperan dalam afinitas melanin di rambut, juga berperan dalam afinitas melanin yang terdapat pada kulit dan

Universitas Sumatera Utara

jaringan lainnya (seperti mukosa mulut). Nikotin yang terdapat dalam sebatang rokok akan menstimulasi secara langsung melanocytes untuk meproduksi melanosomes, dimana akan menghasilkan peningkatan endapan pigmen melanin pada basil melanosis dengan berbagai macam jumlah takaran melanin 12,21 Melanosis rongga mulut terjadi pengendapan melanin dalam lapisan sel basal pasa lapisan epitelium mukosa mulut . Pigmentasi melanin pada membran mukosa mulut secara normal dilihat mengelilingi daerah mukosa.17 Melanosis rongga mulut adalah suatu lesi yang bersifat reversibel, dapat hilang apabila kebiasaan merokok.18,23 Smoker melanosis yang terjadi pada golongan etnis kulit hitam maupun kulit putih, dimana meningkatnya pigmentasi yang berhubungan langsung dengan kebiasaan merokok ( banyaknya jumlah rokok yang dihisap setiap hari, jenis rokok yang dihisap, lama merokok dan cara seseorang menghisap rokok). Pigmentasi gingiva meningkat sebanding dengan konsumsi tembakau. Adanya hipotesis yang didapatkan bahwa kemungkinan nikotin menstimulasi aktivitas melanosit dan produksi melanin atau berhubungan dengan ikatan melanin yang berbahaya pada rokok tembakau.13,20 Gambaran klinis yang terlihat pada smokerrs melanosis adalah menunjukkan bercak coklat difus yang ukurannya beberapa sentimeter dan biasanya terdapat pada gingiva anterior mandibula dan mukosa pipi.17 Pada perokok pipa menunjukkan pigmentasi pada mukosa bukal. Pada beberapa orang menggunakan rokok seperti rokok putih yang ditempatkan pada kavitas mulut, akan menunjukkan pigmentasi menghentikan

Universitas Sumatera Utara

pada palatum keras.12,25,26

Lesi ini tidak mempunyai symptom, perubahan yang

terjadi tidak menunjukkan premalignat.20 Gigi pada smokers melanosis menunjukkan berwarna coklat muda sampai coklat tua dan disertai dengan halitosis menyertai keadaan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan aliran darah dan pengurangan pengeluaran ludah mengakibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih anaerob. 19 Smokers melanosis biasanya terjadi pada Ras Kaukasian yang menunjukkan prevalensi 31% pada gingiva cekat.10

Gambar 2. Melanosis perokok 16 Diagnosa banding dari Smokers melanosis adalah Addison Disease ,Albright Syndrome, Hemochromatosis, Neurofibromatosis, Oral Malignant Melanoma, Oral Nevi.12 Perawatan yang dilakukan adalah menyuruh pasien untuk berhenti merokok karena alasan kesehatan. Berhenti merokok biasanya menunjukkan hilangnya

melanosis selama beberapa periode sampai beberapa tahun. Program berhenti merokok dengan konsultasi dan dibantu oleh lingkungan keluarga akan memberikan keuntungan.12

Universitas Sumatera Utara

2.6.Karakteristik Masa Dewasa Dini ( 18-25 Tahun) Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial baru, dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk bisa mandiri.29 Smet mengatakan bahwa anak usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara 11-13 tahun dan mereka umumnya merokok sebelum usia 18 tahun.28 Biasanya dimulai sejak usia 18 tahun merupakan masa mendekati kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian yaitu minat yang semakin mantap terhadap fungsifungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan pengalaman baru, terbentuknya identitas seksual yang tidak berubah lagi, egosentrisme digantikan dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiran orang lain, tumbuh dinding pemisah antara masyarakat dan diri sendiri.30 Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.29 Pada masa dewasa ini , individu akan mencari identitas dirinya sehingga dia berperilaku untuk mencoba-coba sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok dan memberi kepuasaan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya. Ketika seseorang berumur dua puluhan, kondisi emosionalnya tidak

Universitas Sumatera Utara

terkendali. Ia cenderung labil, resah dan mudah memberontak. Pada masa ini juga, emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Masa ini berbuat apa yang dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Bahaya fisik yang paling penting dan paling umum dalam masa dewasa ini adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik mempersulit penyesuaian diri pribadi dengan kehidupan sosial.29 Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mempunyai kebiasaan merokok. Secara umum dibagi dalam tiga bagian: 1) Faktor farmokologis, salah satu zat yang terdapat dalam rokok adalah nikotin yang mempengaruhi perasaan atau kebiasaan, 2)Faktor sosial, yaitu salah satu faktor yang membuat seseorang merasa lebih diterima dalam lingkungan teman dan kelihatan dewasa, dan merasa lebih nyaman, 3)Faktor psikologis, yakni dapat digunakan sebagai alat psikologis seperti peningkatan penampilan dan kenyamanan psikologis. Di samping itu faktor lain yang dapat mempengaruhi seseorang merokok adalah iklan yang dilakukan oleh industri rokok.2 Laventhal dan Cleary menyatakan motif seseorang merokok terbagi menjadi dua motif utama yaitu 31,32: 1. Faktor Psikologis Pada umumnya faktor-faktor tersebut terbagi dalam lima bagian yaitu : a. Kebiasaan yang

Universitas Sumatera Utara

Perilaku merokok adalah sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat positif ataupun negatif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu. b. Reaksi emosi yang positif Merokok digunakan untuk menghasilkan reaksi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kejantanan (kebanggaan diri) dan menunjukkan kedewasaan. c. Reaksi untuk penurunan emosi Merokok ditunjukkan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain. d. Alasan sosial Merokok ditunjukkan untuk mengikuti kebiasaan merokok, identifikasi perokok lain, dan menentukan image diri seseorang. e. Kecanduan dan ketagihan Seseorang merokok karena mengaku telah mengalami kecanduan karena kandungan nikotin dalam rokok. Semula hanya mencoba-coba merokok, tetapi akhirnya tidak dapat menghentikan kebiasaan tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin. 2. Faktor Biologis Faktor ini menekankan pada kandungan nikotin yang ada di dalam rokok yang dapat mempengaruhi ketergantungan seseorang pada rokok secara biologis.

Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Teori

Pendekatan Farmakologis

Pendekatan Sosial

Pendekatan Psikologis

Merokok

Jumlah Rokok

Lama Merokok

Jenis rokok

Cara Menghisap Rokok

Smokers melanosis

Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka Konsep Individu

Perokok : Jenis rokok Lama merokok Jumlah rokok Cara menghisap rokok

Tidak perokok

Melanosis

Tidak melanosis

Melanosis

Tidak melanosis

Universitas Sumatera Utara

You might also like