You are on page 1of 10

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perjalanan Dinasti Saljuk


1. Berdirinya Kerajaan Saljuk
Seljuk (juga disebut Seljuq) atau Turki Seljuk (dalam bahasa turki:Seluklular
dalambahasa persia: Salfqiyn dalam bahasa arab, Salfq, atau al-Salfiqa) adalah sebuah
dinasti islam yang pernah menguasai asia tengah dan timur tengah dari abad ke-11 hingga
abad ke-14. Mereka mendirikan kekaisaran Islam yang dikenali sebagai Kekaisaran Seljuk
Agung. Kekaisaran ini terbentang dari anatolia hingga ke rantau punjab diasia selatan.
Kekaisaran ini juga adalah sasaran utama tentara salib Pertama. Dinasti ini diasaskan oleh
suku oghuz turki yang berasal dariasia tengah. Dinasti Seljuk juga menandakan penguasaan
bangsa turki di timur tengah. Pada hari ini, mereka dianggap sebagai pengasas kebudayaan
turki Barat yang ketara di azerbaijan,turki dan turkmenistan dan Seljuk juga dianggap sebagai
penaung kebudayaan persia. Bani Saljuq merupakan kepanjangan dari kekhaliIahan Bani
Abbasiyyah di Baghdad, dinasti ini merupakan periode ke 2 setelah Bani Abbasiyyah berhasil
menumbangkan Dinasti Buwaihi dan Dinasti Ghaznah. Dinasti saljuk didirikan oleh Tughri
Beg, yang bertahan memerintah wilayah kekuasaannya selama sekitar dua abad.
KekhaliIahan Abbasiyyah resmi berdiri 447-656 H/1055-1258 M dan menjadi bagian dari
kerajaan-kerajaan kecil (Muluk al-Thawa`iI) Abbasiyyah yang terakhir, sebab pasca
kehancuran dinasti saljuq ini, kekhaliIahan Abbasiyyah runtuh total dan berakhirlah masa
kejayaan Islam. Wilayah ini sebelum dikuasai Dinasti Saljuq merupakan wilayah kekuasaan
Bani Buwaihi yang menganut aliran Syi`ah. Pusat pemerintahannya berada di kota Naisaphur
yang kemudian di pindah ke wilayah Ray di Iran, dan selanjutnya kota Baghdad diIungsikan
sebagai kota keagamaan dan kerohanian. Keberhasilan Bani Saljuq dalam mempertahankan
kekuasaannya, tak lepas dari para wazir (pembantu sulthan/menteri) yang senantiasa loyal
dan patuh terhadap sulthan serta kecintaan mereka terhadap ilmu pengetahuan. Diantara
mereka yang telah berjasa dalam membangun dan mempertahankan dinasti Bani saljuq
adalah:
1. Abu Muhammad bin Muhammad Fakhrul, Wazir pada masa Sulthanal-
Qa`im.
2. Abu Syarwan bin Khalid al-Qasyani, Wazir pada masa Sulthan al-
Mustarsyid.
. Ibnu al-Attar, ia menjadi Wazir pada masa al-Nasir.
4. Abu Nasr Muhammad bin Manshural-Kundari, Wazir pada masa Sulthan
Tghrul Beg dan Alb Arsalam.
5. Tajuddin Abu al-Ghanayim, Wazir pada masa Sulthan Sanjar.
6. Ali bin al-Hasan al-Tughra, Wazir pada masa Sulthan Sanjar.
7. Sa`ad bin Ali bin Isa, Wazir pada masa Sulthan Mahmud.
8. al-Ustadz al-Tughra`i, Wazir pada masa Sulthan Mas`ud bin Muhammad
di Irak.
9. Nizam al-Mulk, Wazir Pada masa Sulthan Sultan Malik Syah
. Prestasi Kerajaan Saljuk
Kesultanan Saljuk meninggalkan beberapa prestasi yang sangat baik. Di antaranya :
1. Kesultanan mereka memiliki peran untuk menunda kehancuran khilaIah Abassiyah
selama sekitar dua abad. Dimana sebelum kedatangan mereka pemerintahan
Abassiyah hampir saja runtuh akibat perilaku jahat orang-orang Buwaihi penganut
ajaran Syi`ah RaIidhah.
2. Kesultanan Saljuk telah mampu mencegah rencana penyatuan wilayah Timur Arab
oleh pemerintahan Fathimiyah/Ubaidilah di Mesir untuk berada di bawah satu payung
pemerintahan mereka yang Syi`ah.
. Usaha keras kesultanan Saljuk merupakan bibit yang di tanam untuk mampu
menyatukan wilayah Islam yang kemudian terealisir pada masa pemerintahan
Shalahuddin Al-Ayyubi yang berada di di bawah pemerintahan Bani Abbas yang
Sunni.
4. Kesultanan Saljuk telah ikut membangkitkan gairah ilmiah di wilayah-wilayah yang
menjadi kekuasaannya. Mereka juga mampu menebarkan rasa aman di wilayah itu.
5. Mereka mampu menghadang gerakan Salibisme yang dipimpin imperium Bizantium,
sebagaimana mereka yang telah berusaha untuk menghadang gelombang serbuan
Mongolia.
6. Mereka mampu mengangkat tinggi-tinggi panji-panji madzhab Sunni di wilayah-
wilayah kekuasaannya.

. Faktor Keruntuhan Kesultanan Saljuk
Banyak Iaktor yang menyebabkan kehancuran kesultanan Saljuk yang juga dengan
kejatuhannya mengakibatkan kejatuhan dinasti Abassiyah. Faktor-Iaktot tersebut adalah :
1. Perselisihan yang terjadi di dalan keluarga Saljuk antara saudara mereka, paman,
anak-anak dan cucu.
2. Masuknya pengaruh kaum wanita dalam pemerintahan.
. Dimunculkan api Iitnah oleh para pejabat, menteri dan para atabaek.
4. Lemahnya para khaliIah Bani Abbas dalam menghadapi kekuatan militer Saljuk.
Sehingga pemerintahan Bani Abbas tidak mampu menolak siapa pun yang duduk di
kursi kesultanan Saljuk dan mendengungkan khutbah untuk semua pemenang yang
kuat.
5. Ketidak mampuan pemerintah Saljuk dalam menyatukan wilayah Syam, Mesir dan
Irak di bawah panji kekuasaan Bani Abbas.
6. Terjadinya Iriksi di dalam kekuasaan Saljuk hingga menimbulkan bentrokan militer
yang terus-menerus. Inilah yang menghancurkan kekuatan Saljuk hingga dia harus
kehilangan kesultanannya di Irak.
7. Konspirasi orang-orang aliran Bathiniyah terhadap kesultanan Saljuk yang mereka
lakukan dengan cara membunuh dan menghabisi para sultan dan pemimpin-pemimpin
mereka serta komandan-komandan perangnya.
B. Perkembangan Peradaban Pendidikan
1. Pendirian Madrasah Nidzamiyah
Salah satu jenis lembaga pendidikan tinggi yang muncul pada abad IV Hijriah adalah
madrasah. Sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan tahun
457-459 H/1065-1067 M (abad VI) oleh Nizham al-Mulk Dari dinasti Saljuk. Nizham al-
Mulk mempelopori pendirian madrasah-madrasah. Madrasah Nidzamiyah di Baghdad
merupakan madrasah yang pertama kali didirikan oleh Nizam al-Mulk pada bulan Dzulhijjah
tahun 457 H. yang diarsiteki oleh Abu Said al-ShaIi. Selain itu dia juga mendirikan
madrasah-madrasah di daerah daerah lain di bawah kekuasaan Bani Saljuk. Pendirian
madrasah madrasah disamping untuk mengembangkan pendidikan Islam juga sebagai media
untuk menanamkan ajaran-ajaran dari paham Sunni. Nizham al-Mulk mendirikan gedung-
gedung ilmiah untuk ahli Iikih, membangun madrasah-madrasah untuk para ulama dan
asrama untuk orang beribadah serta Iakir miskin. Pelajar yang tinggal di asrama diberi
belanja secukupnya dari uang negara dengan jumlah yang tidak sedikit Nizam al-Mulk.
Akibatnya, Nizham al-Mulk mendapat teguran dari Malik Syah karena diadukan orang,
bahwa uang yang dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran tersebut
merupakan usaha Nizham al-Mulk untuk menaklukkan kota Qustantiah (Constantinopel).
Tindakan Nizham al-Mulk ini akhirnya dapat diterima oleh Malik Syah setelah dijelaskan
alasan yang logis dan bahkan dapat menyadarkan khaliIah. Begitu besarnya perhatian
Nizham al-Mulk terhadap pendidikan dan pengajaran sebagaimana yang dinyatakan oleh
Ahmad Syalabi :
Tidak satupun negeri yang didapatkan tidak mendirikan madrasah oleh Nizham al-
Mulk, sehingga pulau yang terpencil di sudut dunia yang jarang didatangani manusia juga
didirikan madrasah yang besar lagi bagus. Ditemukannya orang terkenal berpengetahuan luas
dan mendalam disuruh mengajar dan memberi sekolah itu wakaI dilengkapi dengan
perpustakaan.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah yang
pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga pendidikan
islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh
pemerintah.
. Tujuan Pendirian Madrasah Nidzamiyah Madrasah Nizham al-Mulk bernama
Nizhamiyah dan termashur di seluruh dunia. Di antara madrasah tersebut yang
terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di Baghdad (selain madrasah di Balkh,
Naisabur, 1arat, Ashfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain-lainnya). Madrasah-
madrasah itu dapat di samakan dengan fakultas-fakultas atau perguruan tinggi masa
sekarang, mengingat gurunya adalah ulama besar yang termashur.
Madrasah Nizhamiyyah didirikan dengan tujuan :!ertama, menyebarkan pemikiran Sunni
untuk menghadapi pemikiran Syiah. Kedua, menyediakan guru-guru Sunni yang cukup untuk
mengajarkan madzhab Sunni dan menyebarkan ke tempat-tempat lain. Ketiga, Membentuk
kelompok pekerja Sunni untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintah, memimpin
kantornya, khususnya di bidang peradilan dan manajemennya. Terwujudnya madrasah
sebagai institusi yang mandiri terpisah dari masjid di dasarkan atas tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin luas dan menuntut tingkat penanganan yang lebih serius dan
terencana. Sehingga Von Kremer seorang ahli ketimuran yang berkebangsaan Jerman
mengatakan: 'bukan kamar di masjid yang menuntut agar dikembangkan menjadi madrasah
akan tetapi kemajuan ilmu pengetahuanlah yang mencetak orang-orang yang melihat betapa
sulitnya menjalani kehidupan yang layak dan terhormat nelalui pengajaran yang bersiIat
abstrak. Untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih layak, maka didirikan madrasah
yang lebih memungkinkan dan kondusiI untuk proses belajar mengajar. Alasan lain
pemindahan madrasah dari masjid adalah alasan yang bersiIat etis yang terkait dengan Iungsi
pelaksanaan ritus-ritus ibadah yang menuntut adanya ketenangan sedangkan proses Bahkan
berisik atau menggangu ketenangan. Bahkan dengan semakin luasnya pendidikan untuk anak
anak akan menambah bising masjid serta tidak terjaganya masjid dari najis. Dalam kaitannya
dengan ini Rasulullah pernah memerintahkan untuk menjaga masjid dari keramaian anak-
anak karena biasanya mereka tidak bisa menjaga kesucian. DR. H. Maksum berpendapat
bahwa dan telah dipertimbangkannya kembali masjid sebagai tempat penyelenggaraan
pendidikan ada tiga alasan: !ertama, Kegiatan pendidikan di masjid dianggap telah
mengganggu Iungsi utama lembaga itu sebagai tempat ibadah. Kedua, berkembangnya
kebutuhan ilmiah sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, banyak ilmu yang tidak bisa lagi diajarkan di masjid. Dalam kaitan
tersebut Ahmad Salabi menyatakan bahwa: ' ilmu berkembang dengan perkembangan
zaman, pengetahuan pun lebih maju lagi. Ketiga, timbulmya orientasi baru dalam
penyelenggaraan pendidikan sebagai guru mulai berIikir untuuk mendapatkan rizki melalui
kegiatan pendidikan. Dikatakan ada diantara pengajar yang pekerjannya sepanjang hari
mengajar dan arena itu berusaha untuk memperoleh penghasilan yang memamdai. Untuk
menjamin hal itu maka dibangun lembaga, lembaga lain yaitu madrasah, karena jaminan
seperti itu tidak diperoleh di masjid. Dalam kajian yang lebih terIokus pada madrasah
Nizhamiyah pada abad pertengahan di Baghdad, Makdisi mengajukan teori bahwa asal-
muasal pertumbuhan madrasah merupakan hasil tiga tahap yaitu tahap masjid, tahap masjid
khan dan tahap madrasah. Tahap masjid berlangsung terutama pada abad ke delapan dan
kesembilan, masjid dalam konteks ini bukanlah masjid yang berIungsi sebagai tempat jamaah
sholat bagi seluruh penduduk kota, yang bisa dikenal dengan masjid jami`, Masjid Raya, atau
Cathedral Mosque atau Conggregatual Mosque. Masjid masjid seperti ini biasanya diatur
oleh negara dan tidak terbuka untuk pendidikan. Agama bagi umum. Masjid yang dimaksud
sebagai tempat pendidikan adalah masjid biasa (masjid college) yang disamping sebagai
tempat ibadah shalat juga sebagai tempat majlis taklim (pendidikan). Di Baghdad pada masa
itu terdapat beribu-ribu masjid jenis yang terakhir ini di berbagai temapat yang menyebar.
Para penguasa seperti Daul al-Daulah (waIat 965) Ali Sahib Bin Abda 9 waIat 995) dan Di`lil
Al Sijiztani (waIat 965) merupakan pelopor orang yang mendukung perkembangan masjid
untuk pendidikan ini. Tahap kedua adalah masjid khan, yaitu masjid yang dilengkapi
bangunan khan (asrama pemondokan) yang masih bergandengan dengan masjid. Berbeda
dengan masjid biasa. Masjid khan menyediakan tempat penginapan yang representative bagi
pelajar yang berasal dari luar kota, tahap ini berkembang pesat pada abad kesepuluh. Setelah
dua tahap berkembang barulah muncul madrasah yang khusus diperuntukan sebagi lembaga
pendidikan. Madarasah dengan demikian menyatukan dengan lembaga masjid biasa dengan
masjid khan. Kelompok madrasah terdiri dari ruang belajar, ruang pemondokan dan masjid,
menurut Makdisi, perkembangan madrasah dalam polanya yang kongkrit dipelopori oleh
Nizam al-Mulk.
. Intervensi Politik Dalam Pendirian Madrasah
Musuh yang dihadapi oleh Dinasti Saljuk yang sunni ini adalah Dinasti Fatimiyah di
Mesir yang beraliran Syiah. Ketetapan awal untuk membina lembaga pendidikan (madrasah)
ialah karena suatu pertimbangan bahwa untuk melawan Syiah tidak cukup dengan ekuatan
senjata, melainkan juga harus melalui penananman ideologi yang dapat melawan ideologi
Syiah. Pertimbangan ini dilakukan karena Syiah sangat aktiI dan sistematik dalam melakukan
indoktrinasi melaluli pendidikan atau aktivitas pemikiranyang lain. Madrasah sebagai
lembaga baru yang didirikan Nizam Al Mulk ini dirancang sebagai sebuah lembaga Negara
untuk meningkatkan indoktrinasi agama berdasarkan agama Islam Sunni dan indoktrinasi
politik bergaya gaya Turki dan Parsi. Dari gambaran tersebut nampaknya bahwa pendirian
madrasah oleh Nizam Al Mulk itu sangat sarat dengan muatan politik dan agama dalam
konteks Sunni. Adapun motiI politik yang melandasinya adalah usaha untuk
mempertahankan kedudukan penguasa dengan mendirikan madrasah yang lengkap dengan
Iasilitas sebagai upaya untuk menarik simpati rakyat. Intervensi politik pada masa pendirian
Madrasah Nizam Al Mulk (madrasah Nidzamiyah) akan sangat nyata apabila kita telusuri
dari intervensi pemerintah dalam menetapkan tujuan-tujuannya, menentukan kurikulum, guru
dan dana pendidikan, seperti yang diungkapkan Abd. Madjid alFutuh: Madarasah
Nizhamiyah merupakan lembaga pendidikan resmi dan pemerintah terlibat dalam
menetapkan tujuan-tujuannya, menggariskan kurikulum, memilih guru, dan memberikan
dana yang teratur kepada madrasah. Akan tetapi Makdisi berkesimpulan lain bahwa
Madrasah Nizhamiyah tidak dicampuri oleh Negara ialah karena berkaitan dengan pilihan
terhadap salah satu madzhab dari madzhab Sunni yang berbeda dari madzhab yang dianut
raja Saljuk. Baik Alp Arsalan maupun Malik Syah. Nizaqn Al Mulk memilih mengajarkan
madzhab saIi`i dengan kalam Al-Asy`ariyah sesuai dengan madzhabnya sendiri. Padahal
Raja Raja Saljuk penganut Ianatik madzhab HanaIi dengan aliran kalam Maturidiyyah.
Realitas seperti ini rupanya bukan menjadi masalah bagi Raja-Raja Saljuk yang penting bagi
mereka adalah kelanggengan kekuasaannya. Dengan demikian sikap membiarkan Nizam Al-
Mulk untuk mengambil pra karsa demikian merupakan bagian dari strateginya pula. Yang
penting adalah kekuatan Nizam Al Mulk dan penganut madzhabnya dapat dimanIaatkan
untuk melawan Syiah yang waktu itu merupakan musuh utamanya. Adanya motiI politik dan
agama yang menjadi latar belakang pendirian madrasah Nizhamiyah tersebut tidak menaIikan
arti positiI berdirinya lembaga tesebut. Arti posistiI tersebut berupa adanya penanganan
pendidikan dengan lebih baik dan terencana dengan melibatklan sumber daya dan sumber
dana yang memadai yang dilakukan oleh Negara. MotiI pendirian Madrasah ini menurut
Ahmad Syalabi (1995) ialah karena dua hal. Pertama motiI Politik. Dengan adanya madrasah
ini, dinasti Saljuq bisa mengkontrol semua daerah dengan mudah, karena sistem yang dipakai
Nizhamiyyah adalah sentralistik dari pusat kedaerah atau dari atas ke bawah. MotiI kedua
adalah ideologi/madzhab. Seperti keterangan diatas, bahwa Dinasti Buwaihi yang menganut
Syi`ah serta sisa-sisa aliran Mu`tazilah telah ada sebelum Bani saljuq berdiri, pendirian
madrasah Nizhamiyyah juga karena motiI untuk menyebarkan aliran Sunni SyaIi`iyyah.
. Manajemen Madrasah Nidzamiyah
Madrasah Nizhamiyah yang didirikan oleh Nizam Al Mulk di Baghdad dan
madrasah-madrasah lainnya dibawah kekuasaan bani Saljuk sudah mempunyai sistem
manajemen yang cukup baik. Hal tersebut di atas dilatarbelakangi adanya campur tangan
negara dalam masalah pendidikan pada waktu itu, sehingga masalah pendidikan Islam mulai
terencana dengan baik dari mulai tujuan, kurikulum, perekrutan tenaga pendidikan sampai
pada pendanaan dan sarana prasarana. Seperti yang diungkapkan Abd.Al Madjid al-Futuh`
madrasah Nizhamiyyah merupakan lembaga pendidikan resmi pemerintah terlibat dalam
menetapkan tujuan-tujuannya, menggariskan kurikulum, memilih guru dan memberi dana
yang teratur kepada madrasah. Yang menarik dari inovasi pendidikan Nizam Al-Mulk adalah
dalam menangani manajemen keuangan madrasah yaitu dengan mengoptimalkan dana wakaI.
Untuk pembiayaan pendidikan. Hal ini dijadikan alternative solusi untuk menciptakan
pendidikan masal yang murah bagi rakyat dengan Iasilitas yang cukup memadai. Dengan
adanya dana yang memadai, para syaikh (kalau sekarang proIessor) dan mudarris dapat digaji
secara proIessional atas tugas tugas pengajaran yang dilakukannya.
. Murid, Kurikulum dan Guru
Madrasah Nizhamiyah merupakan lembaga pendidikan yang terstruktur, manajemen
dan administrasinya sangat tertata dengan baik. Dengan sistem sentralistik, semua kurikulum,
metode pembelajaran, sistem belajar, pengangkatan guru dan semua keperluan madrasah
diatur oleh Pusat. Hal itu menjadikan tidak sembarangan orang bisa menjadi guru di
Madrasah Nizhamiyyah, karena pusat melakukan seleksi yang sangat ketat. Menurut Toha
Hamim (2007) jangankan melamar menjadi guru, melamar untuk menjadi murid-pun harus
melalui seleksi yang tidak mudah, sehingga pelajar yang diterima Madrasah Nizhamiyyah
adalah mereka yang betul-betul handal. Bahkan disebutkan, bahwa Imam al-Ghazali baru
bisa masuk ke Madrasah Nizhamiyyah setelah umur 21 tahun dengan proses seleksi dan tes
masuk yang sangat ketat, sehinga saat itu Madrasah Nizhamiyyah betul-betul menjadi
madrasah yang Iavorit dan bonaIit. Para pelajar Madrasah Nizhamiyyah dimanjakan dengan
berbagai Iasilitas dan kemudahan, terlebih bagi mereka yang berprestasi. Aliran beasiswa
sangat besar dari pemerintah siap menjamin kesejahteraannya. Diantara Iasilitas yang
disediakan di Nizhamiyyah adalah perpustakaan yang menyediakan buku sebanyak 6000
judul Para guru (Syekh)pun mendapat perhatian khusus.
6. Pengaruh Madrasah Nizhamiyah
Madrasah Nizhamiyah telah banyak memberikan pengaruh terhadap masyarakat, baik bidang
politik, ekonomi maupun bidang sosial keagamaan. Nizham al-Mulk sebagai pejabat
pemerintah memiliki andil besar dalam pendirian dan penyebaran madrasah, kedudukan dan
kepentingannya dalam pemerintah merupakan sesuatu yang sangat menentukan. Dalam batas
ini madrasah merupakan kebijakan religio-politik penguasa. Dalam bidang ekonomi
madrasah Nizhamiyah memang dimaksudkan untuk mempersiapkan pegawai pemerintah ,
khususnya dilapangan hukum dan adminstrasi di samping lembaga untuk mengajarkan
syari`ah dalam rangka mengembangkan ajaran sunni. Madrasah Nizhamiyah diterima oleh
masyarakat karena sesuai dengan lingkungan dan keyakinannya dilihat dari segi sosial
keagamaan, hal ini disebabkan oleh beberapa Iaktor antara lain :
1. Ajaran yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah adalah ajaran sunni, sesuai dengan
ajaran yang dianut oleh sebagian besar masyarakat pada saat itu.
2. Madarasah Nizhamiyah diajar oleh ulama yang terkemuka.
. Madrasah ini memIokuskan pada ajaran Iiqh yang dianggap sesuai dengan kebutuhan
masyarakat umumnya dalam rangka hidup dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran
dan kehidupan mereka
KESIMPULAN
1. Keberadaan kesultanan Saljuk mampu menunda kehancuran khilaIah Abassiyah
selama sekitar dua abad.
2. Kesultanan Saljuk telah ikut membangkitkan gairah ilmiah di wilayah-wilayah yang
menjadi kekuasaannya. Mereka juga mampu menebarkan rasa aman di wilayah itu.
. Perselisihan yang terjadi di dalan keluarga Saljuk antara saudara mereka, paman,
anak-anak dan cucu serta Masuknya pengaruh kaum wanita dalam pemerintahan
ditambah Iitnah oleh para pejabat, menteri dan para atabaek adalah penyebab
keruntuhan kerajaan Saljuk.
4. Nizam Al-Mulk disamping sebagi wazir namun dia menaruh perhatian yang besar
terhadap pendidikan Islam, terlepas apakah ada motiIasi politik dan agama serta
kebutuhan dari tuntutan perkembangan zaman. Manajemen yang ada pada masa itu
juga sudah tertata cukup baik hal ini ditandai dengan pengelolahan lembaga
pendidikan (Madrasah Nizhamiyah) sampai pada pengelolan tanah wakaI.
5. Madrasah Nizhamiyyah telah berjasa dalam mengembangkan Sunni SyaIi`iyyah dan
menumbangkan madzhab Syi`ah di daerah itu.
6. Nizhamiyyah sangat menghargai guru dengan gaji yang sangat besar, sehingga guru
tidak perlu lagi berIikir mencari naIkah untuk keluarganya.
7. Madrasah ini betul-betul menyeleksi calon Mahasiswanya dengan sangat ketat,
sehingga betul-betul menjadi sekolah Iavorit sampai saat itu dan wajar jika banyak
alumninya menjadi ulama besar.
8. Nizhamiyyah sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahun, hal ini terbukti
pengelola Nidzamiyyah menyediakan beasiswa/biaya bagi dosen yang mau
mengadakan penelitian untuk menemukan teori-teori baru.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrosy,Muhammad Athiyah.tt, t Tarbiyahl-Islamiyah wa Falsaftuha, Darul Fikr.
Ash-Shalabi,Ali.2002, Muhammad,, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniah,terjemahan
oleh Samson Rahman.. Jakarta : Pustaka Al Kautsar
Asrori,Hanun.1999, Sefarah !endidikan Islam. Ciputat : PT Logos Wacana Ilmu.
Badawi,Abdul,Madjid,al Futuh.1988, Tarikh al-Syiasyi wa al-Fikri .AlMansur:Mathabi`
alWaIa.
Bill Grami,Hamid, Hasan Bil.1989, Konsep Universitas Islam, Yogyakarta, Tiara Wacana.
Makdisi,Gerge.1961, Muslem Instituttion of Learning in Elephent-Century Baghdad, dalam
bulletin Of the School of Oriental and frican Studies 22.
Maksum.1999, Madrasah, sefarah dan !erkembangannya, Jakarta. Tiarawacana.
Nata,Abuddin .2002, Sefarah !endidikan Islam periode Klasik dan !ertengahan, Jakarta:
Raja GraIindo Persada,cet.ke-1.
Nekosteen,Mehdi.1996, Kontribusi Islam atas Intelektual Baarat, Deskripsi analisis abad
keemasan Islam. Surabaya: risalah Gusti.

You might also like