You are on page 1of 2

Laporan hasil wawancara Hari / Tanggal : Jumat, 13 Mei 2011 Waktu Tempat Narasumber : Pukul 12.00 WIB s.d.

12.15 WIB : Kantor Guru SMA Dharma Putra : Bapak Waliyanto, Guru Kesenian

Pewawancara : Mulia Fransisca, Aliffia Mirza Yustantri, Mega Alinjaya Topik : Kondisi Pertelevisian di Indonesia

Hasil Wawancara Bapak Waliyanto sebagai seorang guru kesenian yang setiap harinya menekuni dan mengamati kebudayaan di Indonesia berpendapat bahwa pada dasarnya acara televisi dikembangkan untuk kepentingan hiburan, pengetahuan, dan menambah wawasan. Namun, seiring perkembangan teknologi dan wawasan masyarakat, acara acara pertelevisian telah menyimpang dari makna yang sesungguhnya. Stasiun stasiun televisi jaman sekarang lebih mementingkan sisi finansial atau lebih mementingkan keuntungan. Acara acara yang memberikan dampak negatif pada masyarakat sudah menjamur di pertelevisian Indonesia. Seperti acara sinetron yang hampir tidak memiliki pesan moral bagi masyarakat, khususnya remaja. Acara sinetron hanya mempertontonkan konflik konflik dalam kehidupan yang penuh dengan perselingkuhan, perebutan harta dan kekuasaan, serta banyak lagi unsur unsur negatif yang lainnya. Tidak hanya itu, ada juga film film laga yang sarat dengan perkelahian, peperangan, dan permusuhan. Ada juga reality show yang sudah dibuat buat dan tidak sesuai atau berdasar pada kenyataan yang sesungguhnya. Acara acara seperti ini sudah dipenuhi dengan rekayasa agar tingkat rating acara naik, yang lagi lagi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Akan tetapi, di samping semua acara acara tersebut, ada juga acara acara yang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Contohnya, acara Si Bolang, Laptop Si Unyil, Dunia Air, yang semuanya bersifat edukatif. Lalu ada juga acara Jejak Petualang yang bersifat menghibur dan tidak memiliki unsur negatif yang biasanya ada di acara acara hiburan. Selain itu acara itu juga bisa memperlihatkan keindahan alam Indonesia. Ada satu saluran televisi yang bisa menjadi contoh yang baik bagi saluran televisi yang lain, yaitu saluran DAAI TV. Di saluran televisi ini, semua acara yang ditayangkan bersifat sosial dan sarat dengan nilai serta makna yang positif. Drama drama yang ditampilkan di saluran televisi ini juga semuanya mengambil tema kehidupan nyata, dan bagaimana cara kita mengatasi serta menjalani hidup dengan baik. Mengapa masyarakat di Indonesia, khususnya remaja masih saja menonton acara acara yang negatif seperti sinetron? Karena pada dasarnya masyarakat telah di doktrin dengan acara

acara tersebut. Dan itupun karena tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia yang masih mudah terpengaruh oleh acara acara negatif tersebut. Selain itu, para remaja cenderung memilih tontonan mereka berdasarkan aktris dan aktor yang ada di acara pertelivisian. Mereka lebih melihat pada sisi glamor dan penampilan para aktris dan aktor tersebut, padahal belum tentu acara yang mereka tonton memiliki makna yang baik. Solusi dari semua masalah ini tergantung pada pihak stasiun televisi yang bertugas menayangkan acara acara di televisi. Acara televisi hendaknya dikaji ulang, apakah memiliki dampak yang baik atau buruk pada masyarakat. Lalu stasiun televisi juga seharusnya menimbang dan memilih serta memilah acara acara yang lebih penting atau lebih berdampak positif terhadap psikologi masyarakat. Jangan hanya mengincar keuntungan semata atau hanya mengutamakan kepentingan bisnis. Selain itu, lihat kembali acara acara yang ditayangkan pada jaman dulu. Acara acara televisi pada era jaman dulu lebih bersifat edukatif. Acaranya lebih menonjolkan kesenian tradisional Indonesia dan juga acara acara keagamaan yang sifatnya masih murni dan tidak dibuat buat. Tetapi, pihak masyarakat juga harus bisa menjadi sumber solusi dari masalah ini. Jangan hanya melihat dan memilih acara televisi dari sisi glamor dan hiburannya saja. Perhatikan juga sisi sosial yang bersifat positif. Jangan hanya menerima apa yang disajikan oleh pihak stasiun televisi, kita juga harus bisa memilih acara yang tidak akan menurunkan moral kita sendiri.

You might also like