You are on page 1of 11

PERANCANGAN DESAIN PRODUK SPEAKER AKTIV MELALUI PENGGABUNGAN METODE TAGUCHI DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT ( QFD) (Pengembangan

Prosedur Perencanaan dan Perancangan Produk Speaker Aktiv PT Internusa) Ari Agung Prihandoyo, Denny Nurkertamanda ST.MT ari.agung.prihandoyo@gmail.com Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro ABSTRAKSI PT Internusa sebagai produsen speaker aktiv sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas produk yang dimilikinya. Kualitas speaker aktiv sangat terkait dengan desain produknya ,sehingga diperlukan identifikasi yang mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk.. Oleh sebab itu perlu dibuat sebuah prosedur atau langkah pengembangan produk yang mampu menjawab permasalahan yang ada dalam perusahaan.Dengan identifikasi yang mendalam mengenai metode desain produk yaitu dari segi kelebihan dan kelemahannya serta kemampuan untuk saling menutupi kelemahan masing- masing metode maka dimungkinkan untuk dapat menggabungkan Quality Function Deployment ( QFD) dan Metode Taguchi untuk mendapatkan prosedur pengembangan produk. Metode Taguchi ini sangat cocok untuk menyempurnakan metode QFD dalam respon teknisnya. Dalam perancangan speaker aktiv ini, prosedur pengembangan produk menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) pada fase perencanaan produk dan pada fase perencanaan desain menggunakan gabungan dari metode Taguchi dan Quality Function Deployment (QFD). Pada fase perencanaan produk, dilakukan identifikasi konsumen sebagai data mentah untuk penentuan spesifikasi teknis. Identifikasi konsumen dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner yang berisikan semua kebutuhan konsumen terhadap speaker aktiv. Pada fase perencanaan produk ini daftar kebutuhan konsumen diterjemahkan dan diolah hingga didapatkan target spesifikasi teknis yang disesuaikan dengan karakteristik teknis produk dan hasil bencmarking dengan produk pesaing. Keseluruhan fase perencanaan produk ini kemudian dirangkum dalam bentuk House of Quality (HOQ). HOQ pada fase perencanaan produk digunakan sebagai acuan pada fase berikutnya, yakni fase perencanaan disain. Pada pada fase perencanaan disain digunakan metode taguchi untuk menguji faktor- faktor yang terkait kualitas speaker aktiv dengan menggunakan eksperimen sehingga didapatkan komposisi faktor faktor terkait yang sesuai dengan target kualitas kunci produk. Kemudian dihasilkan beberapa alternative disain yang akan dievaluasi dan dipilih satu sebagai hasil disain akhir produk. Alternatif-alternatif ini dibuat berdasarkan aspek-aspek kebutuhan yang telah diidentifikasi pada awal tahap dan analisis fungsional produk serta hasil eksperimen Taguchi. Disain akhir yang terpilih ditampilkan dalam bentuk gambar teknik sebagai pedoman proses produksi yang sebenarnya. Kata Kunci :Kebutuhan Konsumen, Quality Function Deployment, Taguchi, Prosedur Pengembangan Produk, House of Quality, Desain Produk, Speaker aktiv

Pendahuluan PT Internusa sebagai produsen speaker aktiv dimana kondisi persaingan bisnis speaker aktiv diregional jawa tengah dan indonesia pada umumnya semakin rame. Kualitas speaker aktiv sangat terkait dengan desain produknya ,maka perlu adanya eksperimen dalam proses perancangan desain produknya. Selain itu manajemen perusahaan juga berharap bahwa pengembangan produk ini bersifat menyeluruh baik dari segi pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen maupun kemampuan respon teknis perusahaan. Oleh sebab itu perlu dibuat sebuah prosedur atau langkah pengembangan produk yang mampu menjawab permasalahan yang ada dalam perusahaan. Penyusunan prosedur ini sangat terkait dengan pemilihan metode pengembangan produk yang akan digunakan. Untuk itu diperlukan identifikasi terhadap beberapa metode desain produk yang mampu mengatasi masalah ini. Dari uraian diatas dimungkinkan untuk dapat menggabungkan Quality Function Deployment ( QFD) dan Metode Taguchi untuk mendapatkan prosedur perancangan desain produk yang selanjutnya dapat digunakan oleh PT Internusa dalam pengembangan produknya. Tinjaun Pustaka Definisi Produk Produk merupakan keluaran yang diperoleh dari suatu proses produksi dan pertambahan nilai yang dilakukan terhadap bahan baku ( material input ) [Inwood95]. Proses transformasi akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun dimensi fisik dari bahan baku serta material lainya ( non fisik ) sesuai dengan rancangan. Proses transformasi ini baru akan memberi arti positif bila diikuti adanya pertambahan nilai ( value added ) dari output yang dihasilkan baik berupa pertambahan nilai fungsional maupun nilai ekonomisnya. [Inwood95]. Quality Function Deployment (QFD)

QFD pertama kali diterapkan di Mitsubishi, suatu perusahaan industry berat di Kota Kobe, Japan pada tahun 1972. Di Amerika QFD dikembangkan oleh DR. Clausing dan diaplikasikan di industri manufaktur maupun jasa dan menjadi standart pada kebanyakan organisasi. Contoh perusahaan yang menerapkan QFD antara lain DEC, Hawlett Packard, AT&T, Ford, general Motor, dsb. QFD merupakan alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan-harapan konsumen. Suatu organisasi yang mengimplementasikan QFD secara tepat dapat meningkatkan pengetahuan rekayasa, produktivitas dan kualitas, mengurangi biaya, mengurangi waktu pengembangan produk serta perubahanperubahan rekayasa seiring dengan kemajuan jaman dan permintaan konsumen. [Ishak02] Metodologi QFD Dasar metodologi Quality Function Deployment (QFD) terdiri atas empat fase dasar, yang terjadi selama proses pengembangan produk. Selama masingmasing fase tersebut, satu atau lebih matriks disiapkan untuk membantu perencanaan dan pengkomunikasian produk kritis dan perencanaan proses dan desain informasi. [Cohen95] Keempat fase dalam metodologi QFD adalah :

1.

2.

Perencanaan Produk (Product Planning) Setelah kebutuhan konsumen teridentifikasi, maka persiapan penyusunan matrik perencanaan produk atau House of Quality dapat dimulai]. Kebutuhan konsumen ini kemudian diterjemahkan ke dalam kebutuhan teknis [Daetz95.Hal.11]. Perencanaan Disain (Design Planning) Pada fase ini, kebutuhan teknis produk diterjemahkan ke dalam subsistemsubsistem kritis atau karakteristikkarakteristik part. Informasi ini menjelaskan tentang komponen-

komponen yang spesifik agar kebutuhan konsumen terpenuhi .[Crow02] Karakteristik part diperoleh dengan menggunakan pendekatan fungsi (function tree approach) dengan membangun suatu diagram pohon fungsi produk (function tree). Pada diagram ini, fungsi utama produk dipecah menjadi subfungsi-subfungsi, kemudian subfungsi ini akan dipecah menjadi komponen/part [Cohen95,Hal. 311].

Characteristic Correlations Quality Characteristics

Costumer Requirements

Requirements vs Characteristics

Importance

Competitive Assessment

Technical Importance Target Values of The Characteristics Technical Benchmarking

3.

Perencanaan Proses (Process Planning) Quality Function Deployment melanjutkan proses penerjemahan dan perencanaan ini kedalam fase desain proses [Crow02]. Team akan menyusun aliran proses utama, atau sistem proses assembly, dan kemudian memutuskan proses-proses subassembly yang diperlukan untuk melaksanakan aliran proses utama tersebut. Operasi yang diperlukan untuk memproduksi masingmasing subassembly kemudian dilakukan. Perencanaan Kualitas (Quality Planning) Setelah proses produksi tersebut ditentukan, maka proses produksi tersebut menjadi input bagi fase keempat dan akan dilakukan perencanaan kualitas terhadapnya agar proses produksi yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.[Crow02] Identifikasi terhadap parameterparameter proses operasi berguna untuk mewujudkan performance subassembly. Masing-masing parameter ini bersifat spesifik terhadap masing-masing operasi, bukan pada produk yang diproduksi oleh proses operasi tersebut, sehingga parameter-parameter ini akan berkaitan dengan proses pengukuran, juga pengaturan mesin. [Cohen95,Hal 314]

Gambar 2.2 House of Quality [Daetz95 Hal. 13] Metode Taguchi Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taghuci (1940) yang merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi adalah menjadikan produk robust terhadap noise, karena itu sering disebut sebagai Robust Design. [Ross96] Filosofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu : 1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya. 2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target. Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol. 3. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem. [Ishak02] Rasio Signal terhadap Noise ( S/N Ratio) Taguchimemperkenalkan pendekatan S/N ratio untuk meneliti pengaruh faktor noise terhadap variasi yang timbul. Jenis dari

4.

S/N rasio tergantung pada karakteristik yang diinginkan, yaitu[Musabbikhah07] : 1. Smaller the-Better (STB) Karaktristik kualitas dimana semakin rendah nilainya, maka kualitas semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik STB adalah :

dimana : n = jumlah tes di dalam percobaan (trial) 2. Larger-the-Better (LTB) Karakteristik kualitas dimana semakin besar nilainya,maka kualitas semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik LTB adalah :

tidak boleh kurang dari jumlah derajat bebas totalnya. Analisis Varians (ANOVA) Analisis Varians pada metode Taguchi digunakan sebagai metode statistik untuk menginterpretasikan data-data hasil percobaan. Analisis Varians adalah teknik perhitungan yang memungkinkan secara kuantitatif mengestimasikan kontribusi dari setiap faktor pada semua pengukuran respon. Analisis varians yang digunakan pada desain parameter berguna untuk membantu mengidentifikasikan kontribusi faktor sehingga akurasi perkiraan model dapat ditentukan. [Taguchi89] Tabel 2.5 Tabel ANOVA Dua Arah

3. Nominal-the-Better (NTB) Karakteristik kualitas dimana ditetapkan suatu nilai nominal tertentu, jika nilainya semakin mendekati nilai nominal tertentu tersebut maka kualitasnya semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik NTB : S/N NTB = - 10 log Ve ( untuk variansi saja) S/N NTB = 10 log [ Vm - Ve ] ( untuk rata-rata dan variansi)r.Ve [Musabbikhah07] Penentuan dan Pemilihan Orthogonal Array Derajat Bebas (Degree of Freedom) Untuk faktor utama, misal faktor utama A dan B : VA = (jumlah level faktor A) 1 = kA . 1 VB = (jumlah level faktor B) . 1 = kB .1 Untuk interaksi, misal interaksi A dan B VAxB = (kA . 1) (kB . 1) Nilai derajat bebas total (kA . 1) + (kB . 1) + (kA . 1) (kB . 1) Tabel orthogonal array yang dipilih harus mempunyai jumlah baris minimum yang

Dimana : VT = derajat bebas total = N . 1 VA = derajat bebas faktor A = kA . 1 VB = derajat bebas faktor B = kB . 1 VAxB = derajat bebas interaksi = VA x VB = (kA . 1) x (kB . 1) Ve = derajat bebas error = VT . VA . VB . (VAxVB)

SSe = jumlah kuadrat error = SST - SSA - SSB x SSAxB MSA = rata-rata jumlah kuadrat faktor A = SSA/VA MSB = rata-rata jumlah kuadrat faktor B = SSB/VB MSAxB = rata-rata jumlah kuadrat interaksi = SSAxB/VAxB MSe = rata-rata jumlah kuadrat error = SSe/Ve kA = jumlah level untuk faktor A kB = jumlah level untuk faktor B N = jumlah total percobaan nAi, nBj = jumlah pengamatan faktor A dan B Model pengamatan yang pengatamatan di atas adalah : Dimana i = 1, 2,., g j = 1, 2,., n ; = mean keseluruhan = efek faktor A taraf ke - i = efek faktor B taraf ke j = efek interaksi faktor A x B mewakili

Dengan tabel ANOVA di atas dapat dilakukan pengujian terhadap perbedaan pengaruh level dengan hipotesa sebagai berikut : Untuk taraf faktor A H0 : 1 = 2 =.= g H1 : paling sedikit ada satu pasang i yang tidak sama Untuk taraf faktor B H0 :1 = 2 =.= n H1 : paling sedikit ada satu pasang j yang tidak sama Untuk interaksi taraf faktor A dan B H0 : 11 =.=gn H1 : paling sedikit ada satu pasang ik yang tidak sama Statistik Uji Untuk taraf faktor A : Fhitung = MSA/MSe Untuk taraf faktor B : Fhitung =MSB/MSe Untuk interaksi A dan B : Fhitung = MSAxB/MSe Daerah penolakan Taraf faktor A : Tolak H0 jika Fhitung > F (VA, Ve) Taraf faktor B : Tolak H0 jika Fhitung > F (VB, Ve) Interaksi A dan B : Tolak H0 jika Fhitung > F (VAxB, Ve)

METODOLOGI KAJIAN
Mulai

Mendifinisikan Proses Inti Perusahaan

Pendefinisian Kriteria pengembangan produk perusahaan

Pendefinisian Peran orang orang yang terlibat

Perumusan Masalah
Kebutuhan Konsumen
Analisis Fungsi Produk

Penetapan Tujuan Penelitian

Black Box

White Box

Studi Literatur

Studi Lapangan

Diagram pohon Fungsi Produk

Interaksi fungsi dan sub Fungsi

Spesifikasi Produk Daftar Karakteristik Teknis

Fase Perencanaan Produk

Model Penelitian
Korelasi Teknis

Kesimpulan

Inte s rak iantar-K ra ris e nis a kte tikT k

Bencmarking

Selesai
Mla ui

Positioning Produk terhadap pesaing

Spesifikasi (Penetapan Target karakteristik Teknis)


S dP sa a t i ut k u

Penggambaran House of Quality

I e t i a i Mt d d nifk s eo e T gci a uh

I e tfk sMt d d ni i a i eo e Qat F n to Dp y e t u l y u ci n e l mn i o ( QD ) F

T h p nPr n a a n a a a ee c n a Ds inPo u mto e ea r d k e d T gci a uh

T h p nP r n a a nDs in a a a ee c n a e a Po u mt d QD r d k eo e F

Gambar 3.4 Flow chart tahapan /langkah penelitian Taguchi

I e tfk s k l b a d n d ni i a i e i n a eh k le a a mt d e mh n eo e T gci a uh

I e tfk sk le i a d n d ni i a i e b n a h k l mh nmt d QD e a a eo e F e

I e t i ai p n g b n a d nifk s e g a u g n Mt d T g c i eo e a u h

, QD F

Mt d Pn l i n eo e e e a it

Gambar 3.3 metode

Flow chart penggabungan

Slea e si

x : 1 lubang Angin ukuran besar ( diameter 6 cm) y : 2 lubang angin ukuran kecil ( diameter 4,5 cm) z : 1 lubang angin ukuran kecil ( diameter 4,5 cm)
M etode taguchi

K arakteristik part

M atrik K arakteristik Teknis dan K arakteristik P art

P rioritas K arakteris part tik

Respon Teknis

A lternatif solusi (M orfologi Chart

Fase P erancangan D esain

E aluasi dan pem v ilihan A lternatif S olusi

Desain P roduk

V erify ( V erifikasi hasil desain produk )

Gambar3.9Selesai Flow chart prosedur perencanaan dan perancangan desain produk perusahaan
Teknisi Material Box Lingkungan Pengaturan audio control Kebisingan dari luar Sifat Fisik

Pengetahuan

Sifat Kimia

Jangkauan Suara (luasan area ditempatkannya speaker )

Kualitas output suara ( tingkat suara ,sound level ) Volume box ( panjang ,leber ,tinggi ) Kapasitas Komponen Setting Komponen Jumlah Komponen Jumlah lubang angin Kedalaman lubang angin Luas Lubang angin Kerapatan sambungan antar box Letak Woofer

Jenis Komponen

Luas Woofer Letak lubang angin Letak Tweeter Luas Tweeter

Gambar 3.11 Cause effect Diagram kualitas output suara speaker aktiv Setting level faktor Level Faktor 1 2 3 A Letak Woofer 28 30 32 Letak Lubang B Angin x y z Kedalaman C Lubang angin 7,5 6,5 5,5 Kerapatan Sambungan antar N Box 1 2
Desain Box

Power

Rencana Eksperimen Speaker Aktiv N Fakt o or m C Gang o B Ked guan r Faktor Leta ala (Nois T Kontrol A k man e) r Let luba luba i ak ng ng a twe angi angi l AB eter n n 1 2 5, 7 3 1 x 5 32 6,5 z 6, 9 3 3 z 5 32 5,5 2 7, 1 1 1 x 5 28 7,5 x 7, 6 2 3 z 5 30 5,5 x 7, 8 3 2 y 5 32 6,5 x 6, 4 2 1 x 5 30 7,5 y 6, 2 1 2 y 5 28 6,5 y 5, 5 2 2 y 5 30 6,5 z 5, 3 1 3 z 5 28 5,5 z Perencanaan Produk PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DESAIN PRODUK SPEAKER AKTIV EXTREME Penanggungjawab Handoyo : Kartolo

Keterangan :

[Direktur/CEO/Manajer Umum] Manager Proyek : Totok [Manajer Produksi dan R&D ] Anggota:Ari Agung P (Tim R&D) Teguh & Saff ( Teknisi ) Onnie & Staff(Marketing ) Start Date : 1 Mei 2010 Approval Date: 31 Juli 2010 A.

4 5

Faktor awet Faktor Harga

2,63 2,23 Nilai ratarata 1,89 2,20 3,71 3,94 3,40 1,60 3,29 2,51 2,60 1,14 1,91 1,80 2,80 2,71 2,69

3 1 Prioritas kebutuhan 1 2 4 5 3 1 4 2 3 1 2 1 4 3 2 [

No Kebutuhan 1 2 3 4 5 6 Mudah Pengaturan Suara Mudah Pengoperasian Mudah dipindahkan Mudah dibersihkan Ringan Bebas Korsleting Tidak ada sisi yang tajam Tidak menimbulkan panas Material tidak bahaya Bentuk dan desain menarik Warna menarik Dilengkapi Remote Control Dilengkapi Kaki Speaker Dilengkapi Handle speaker aktiv Dilengkapi Buku Manual

1.
2. 3. 4. 5.

Faktor Fungsional / Fungsi Teknis Mudah dioperasikan Output suara yang mantap Kemudahan pengaturan suara Ringan Mudah dipindahkan 6. Mudah dibersihkan

B.

C.

Faktor Safety (Keselamatan) 7. Bebas korsleting 8. Tahan panas listrik lama 9. Tidak ada sisi yang tajam Faktor Daur Hidup Produk 10. Awet 11. Kuat (Handal) 12. Tahan keropos

7 8 9 10 11 12 13 14 15 Simbol

Faktor Estetika 13. Bentuk dan desain menarik 14. Warna menarik E. Ekonomis 15. Harga bersaing dengan produk lain Tabel 4.5 Prioritas Kebutuhan Konsumen No 1 2 3 Kebutuhan Nilai ratarata 2,57 4,20 3,69 Prioritas kebutuhan 2 5 4

D.

Faktor Teknis Faktor Keamanan Faktor Estetika

Keterangan Menandakan Hubungan yang kuat , dengan nilai = 9 Menandakan Hubungan yang Sedang , dengan Nilai = 3 Menandakan hubungan yang lemah, dengan nilai = 1

2 3 1 2 3

126,2939 126,6011 127,9367 126,3694 124,9567

G ambar 4.13 House of Quality (HOQ) 1. Perhitungan Pengaruh Faktor Kontrol/Interaksi Terhadap Variansi Kualitas Rata-rata level faktor A,B dan C untuk SNR Tabel 5.17 Rata-rata Level Faktor Untuk SNR Faktor Level Variasi 1 -58,2658 A 2 -58,2628 3 -58,2767 1 -58,2655 B 2 -58,2598 3 -58,2771 1 -58,3724 C 2 -58,2653 3 -58,1677 Pemilihan level faktor terbaik untuk SNR adalah rata-rata level yang tertinggi untuk masing-masing faktor maka yang terpilih adalah A2,B2,C3 2. Perhitungan Pengaruh Faktor/Interaksi terhadap Ratarata Karakteristik Kualitas Tabel 5.18 Rata-rata Level Faktor Faktor Level Rataan A B 1 2 3 1 126,3839 126,3378 126,5411 126,3678

Pemilihan level faktor terbaik untuk pencapaian rata-rata mendekati target adalah rata-rata level yang paling mendekati target dari output suara speker aktiv maka yang terpilih adalah A2,B2,C3 Dapat disimpulkan bahwa pemilihan level faktor terbaik untuk memperoleh karakteristik output suara yang tepat mendekati target dengan variasai yang minimum adalah Faktor A(A2) : Faktor letak woofer yaitu 30 cm dari sisi bawah Faktor B(B2) : Faktor letak lubang angin yaitu y (y : 2 lubang angin ukuran kecil ( diameter 5 cm) Faktor C(C3) : Faktor kedalaman lubang angin yaitu 5,5 cm

Gambar 5.11 Solusi Desain Speaker aktiv

Perancangan

Dari gambar diatas, casing produk speaker aktiv memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Power yang dipakai oleh perusahaan adalah TIP 2955,3055 75 watt, frekuensi range 20 -20 Khz, impedansi speaker 4 ohm, Input impedance 10 Kohm, AC Power 220 V/ 50 Hz 2. Bentuk balok dengan dimensi luar p=25,5,l=24,t=62 dengan material box berasal dari papan kayu dengan ketebalan 1 cm 3. Pegangan pemindah berada di sisi atas box yang merupakan fitur tambahan yang ditempelkan di box untuk memudahkan pemindahan speaker aktiv 4. Switch power model bulat tekan dan lampu indikator berjajar vertikal berada di bagian depan speaker aktiv 5. Knob pengatur suara (model putar) cukup lengkap dengan posisi horisontal berada di sisi depan atas box 6. Tweter berada dibagian atas dengan ukuran 1/6 ohm berurutan dibawahnya woofer 6 inch/ 8 ohm, lubang angin berjumlah 2 dengan diameter 5 cm dan kedalaman 5,5 cm. 7. Bagian sisi luar box dilapisi dengan pelindung box untuk meningkatkan ketahanan box terhadap bahaya keropos 8. Speaker dilengkapi dengan remote kontrol untuk membantu kemudahan operasional speaker aktiv 9. Bagian bawah speaker dilengkapi dengan kaki speaker yang berfungsi untuk membantu kemudahan pemindahan speaker aktiv selain itu kaki speaker ini juga ditujukan untuk

menambah estetika dan meningkatkan ketahanan box speaker aktiv. 10. Dilengkapi dengan manual book Penutup Keismpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam pengembangan prosedur perencanaan dan perancangan produk speaker aktiv pada perusahaan speaker aktiv melalui penggabungan metode Taguchi dan Quality Function Deployment (QFD) pada PT Internusa maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Penggabungan metode Taguchi dan Quality Function Deployment (QFD) mampu digunakan untuk mengembangkan prosedur perencanaan dan perancangan desain produk khususnya produk speaker aktiv pada PT Internusa. 2. Kemampuan QFD untuk menangkap input konsumen dan menerjemahkannya menjadi spesifikasi teknis sangat cocok dan membantu perusahaan dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, dilain pihak kekuatan metode Taguchi yang berdasarkan pada konsep Design Eksperimen menguatkan QFD dalam hal respon teknis terhadap keinginan konsumen. 3. Data kebutuhan konsumen yang didapat pada proses identifikasi kebutuhan konsumen berupa : a. Faktor fungsi teknis, meliputi : kebutuhan untuk mudah dioperasikan, kebutuhan akan output suara yang mantap, kebutuhan akan kemudahan pengaturan suara, kebutuhan akan keringanan produk dan kemudahan dipindahkan serta kebutuhan akan kemudahan dibersihkan.

b. Faktor Safety (keamanan)


meliputi : produk bebas korsleting, tahan panas terhadap penggunaan listri yang lama , serta tidak ada sisi yang tajam c. Faktor daur hidup produk meliputi: ketahanan produk ( awet digunakan ), kuat dan tahan kropos d. Faktor estetika meliputi : bentuk, desain serta warna yang menarik. e. Faktor Ekonomis yaitu harga yang bersaing dengan produk lain. 4. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan konsumen secara konkrit serta perbandingan dengan produk sejenis. Selain itu dari percobaan taguchi didapatkan kondisi yang ideal mengenai letak woofer, letak lubang angin dan kedalaman lubang angin untuk mencapai target perusahaan dengan output suara 125 db. Adapun letak woofer yang sesuai adalah 30 cm dari sisi bawah, lubang angin ada 2 yaitu diameter 5 cm dengan kedalaman 5,5cm. Saran 1) Dalam penelitian ini prosedur pengembangan produk melalui penggabungan metode Taguchi, Quality Function Deploment (QFD) dan dibatasi hanya pada fase perencanaan produk dan perancangan desain. 2) Penggabungan metode Taguchi, Quality Function Deploment (QFD) dan Design For Six Sigma (DFSS) dapat dilakukan namun harus sampai pada fase proses produksi, pengendalian kualitas dan service after purchase sehingga dapat memperlihatkan secara maksimal kelebihan ketiga metode serta

menjadi prosedur pengembangan produk yang maksimal. 3) Pembuatan prosedur pengembangan produk melalui penggabungan ketiga metode akan sangat sesuai bila sampai pada fase terakhir yaitu service after purchase. 4) Pemilhan faktor-faktor yang berpengaruh pada eksperimen taguchi yang hanya memilih 3 faktor memungkinkan adanya ketidakmaksimalan hasil penelitian walaupun melalui banyak pertimbangan. 5) Proses produksi perlu dilakukan untuk memaksimalkan hasil penelitian.

You might also like