You are on page 1of 12

1

2.1 Pengertian
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti
kebiasaaan . model prilaku atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motiI atau dorongan
yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002. 7)
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu.
Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan
dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan
dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta
prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
PRINSIP-PRINSIP ETIK
a. Otonomi (Autonomy
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
proIesional mereIleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
-. Ber-:at -aik (0n01.0n.0
BeneIicience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konIlik antara prinsip ini dengan otonomi.
.. Keadilan (ust.0
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direIleksikan dalam
prkatek proIesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak mer:ikan (onmal01.0n.0
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera Iisik dan psikologis pada klien.
e. Kej:j:ran ('07a.ty
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa
klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. InIormasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensiI, dan
objektiI untuk memIasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
2

yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan
dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument
mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa doctors knows best
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan inIormasi penuh
tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling
percaya.
1. Menepati janji (/0lty
Prinsip 1idelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
. Karahasiaan (on1/0ntalty
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah inIormasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh inIormasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan
lain harus dihindari.
h. Ak:nta-ilitas (A..ountablty
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang proIesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA
Kode etik adalah pernyataan standar proIesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan
menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/Iungsi perawat
adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh
terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawtan
Indonesia :
a. Perawat dan Klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan
sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.


3

-. Perawat dan praktek
1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar
terus-menerus
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran proIesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada inIormasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualiIikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik proIesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku proIesional.
.. Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
d. Perawat dan teman sejawat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan
tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
e. Perawat dan Pro1esi
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan
2) Perawat berperan aktiI dalam berbagai kegiatan pengembangan proIesi keperawatan
3)Perawat berpartisipasi aktiI dalam upaya proIesi untuk membangun dan memelihara kondisi
kerja yang kondusiI demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.



STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut Yura dan Walsh ( 1978). 'proses keperawatan merupakan inti sari dari
keperawatan.proses ini menjadi pusat bagi semua tindakan keperawatan, dapat diaplikasikan
dalam situasi apa saja, dalam kerangka reIerensi tertentu, konsep tertentu, teori atau IalsaIah .

Diskripsi dari American Nurses association (ANA) dalam Social Policy Statement (1980) adalah
sebagai berikut :

I. Pengumpulan data tentang status kesehatan dari klien adalah sistematika yang kontinu.
Data dapat diakses, dikomunikasikan dan dicatat.
II. Diagnosa keperawatan diturunkan dari data status kesehatan
III. Rencana Asuhan keperawatan meliputi tujuan tujuan yang diturunkan dari diagnosa
keperawatan
4

IV. Rencana keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan keperawatan yang ditentukan atau
tindakan untuk mencapai tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan
V. Tindakan keperawatan diberikan untuk partisipasi klien dan peningkatan , pemeliharaan, dan
restorasi kesehatan.
VI. Tindakan keperawatan membantu klien untuk memaksimalkan kapasitas kesehatannya.
VII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan ditentukan oleh klien dan
perawat
VIII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan mengarahkan pengkajian ulang
penentuan prioritas ulang, penyususnan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.

STANDART PRAKTIK KEPERAWATAN

DEFINISI
Standart praktik kepr adl norma atau penegasan ttg mutu pekerjaan seseorang perawat yg
dianggap baik, tepat dan benar yg dirumuskan & digunakan sbg pedoman pemberian yan kepwt
serta mrp tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat.

T:j:an standart : mnt Ann Gillies (1989 :

1. Meningkatkan kualitas askep
2. Menurunkan biaya perawatan yg hrs dikeluarkan; alasannya
a. Apabila perawat yg telah ditetapkan pd standart setidak- tidaknya kegiatan yg tdk perlu tdk
akan terjadi
b. Permasalahan klien lebih cepat teratasi
c. Hari rawat inap lebih eIektiI ( pendek)
3. Melindungi perawat dr kelalaian dlm melakukan tugas & melindungi klien dr tindakan yg tdk
sesuai.

Dasar H:k:m Praktik Keperawatan

Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah :

1. Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan :
a. Pasal 53 ayat 1 ' Tenaga kesh berhak memperoleh perlindungan hukum dlm melaksanakan
tugas sesuai dgn proIesinya '
b. Pasal 53 ayat 2 & 4 ' Tenaga kesh dlm melaksanakan tugasny berkewajiban utk mematuhi
standart proIesi dan menghargai hak pasien '
2. PP No 32 th 1996
a. Pasal 21
Ayat 1. 'setiap tenaga kesh dlm melakukan tugasnya berkewajiban
utk mematuhi standart proIesi tenaga kesh.
Ayat 2 'Standart proIesi kesh sebagaimana dimaksud dlm ayat (1)
ditetapkan oleh menteri.
b. Pasal 22
Bagi tenaga kesh jenis tertentu dlm melakukqan tugas proIesinya berkewajiban utk :
1). Menghormati hak pasien
5

2). Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien
3). Memberikan inIormasi yg berkaitan dgn kondisi dan tindakan yg
akan dilakukan
4). Membina persetujuan thd tindakan yang akan dilakukan
5). Membuat dan memelihara rekam medis.
c. Pasal 24
Perlindungan hukum diberikan kepada tenga kesehatan yang
melakukan tugasnya sesuai dengan standart proIesi kesehatan.
3. SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek keperawatan
Pasal 17 : Perawat dlm melakukan praktek keperawatan hrs sesuai dgn kewenagan yg diberian,
berdasarkan pendidikan dan pengelaman serta dlm memebrikan pelayanan berkewajiban
mematuhi standart proIesi

SUMBER STANDART

1. Organisasi proIesi PPNI
a. 1993 : Rancangan standart proIesi keperawatan
b. 1999 : Standart Praktek Keperawatan ProIesional
c. 2001 : Standart asuhan / standart kenierja proIesional
2. Undang-Undang / Kepres / PP
a. UU No 23 th. 1992 ttg Kesehatan
b. Kepres No 56 th. 1995 ttg Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
c. PP No 32 th. 1996 Ttg Tenaga Kesehatan
d. UU No 8 th 1999 ttg Perlindungan Konsumen
3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed )
4. Rumah sakit
Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg pedoman pemberian askep utk 10
kasus terbanyak pd masing-masing jenis pelayanan.

MACAM-MACAM STANDART PROFESI KEPERAWATAN

Sesuai SK DPP PPNI No 03/DPP/SK/I/1996 : Standart proIesi keperawatan terdiri dari :
1. Standart pelayanan keperawatan
2. Standart praktek keperawatan
3. Standart Pendidikan keperawatan
4. Standart pendidikan berkelanjutan.

STANDART PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah :
1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
6

7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu


. FUNGSI KODE ETIK
Pada dasarnya kode etik memiliki Iungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi proIesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson
dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman
pelaksanaan tugas proseIional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang proIessional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga Iungsi kode etik yaitu : 1.
Melindungi suatu proIesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu proIesi. (3). Melindungi para praktisi dari kesalahan
praktik suatu proIesi.
Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992) mengemukakan empat Iungsi kode etik
guru bagi guru itu sendiri, antara lain :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan
pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada
proIesinya.
4. Penberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan proIesinya
dalam melaksanakan tugas.

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan Iisik, rehabilitasi,
pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan proIesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985;
Logan and Dawkin, 1987).
7

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersiIat menyeluruh dengan tidak
membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
melibatkan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah
suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotiI dan preventiI secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratiI
dan rehabilitatiI, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses
keperawatan untuk ikut meningkatkan Iungsi kehidupan manusia secara optimal.

PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik
keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi,
social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan Iisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.


2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam Iungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan Iisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu Iokus pelayanan
keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun
mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.

3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma,
hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga.
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dideIenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan Iungsi dengan eIektiI. Kesehatan adalah proses yang berlangsung
mengarah kepada kreatiIitas, konstruktiI dan produktiI. Menurut Hendrik L. Blum ada empat
Iaktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
8

keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan Iisik dan lingkungan sosial. Lingkungan Iisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan Iisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan
perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan
air bersih.
Keturunan merupakan Iaktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir,
misalnya penyakit asma. Keempat Iaktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu
dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan
esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat
yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotiI, preventiI, kuratiI dan rehabilitative
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan proIessional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensiI
yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berIokus pada lingkungan masyarakat, dimana
lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi
lingkungan Iisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

TUJUAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan sebagai
upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan
keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks
komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu,
keluarga serta masyarakat.

1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam
memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan
upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
I. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan
penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan Iisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat
optimal.
9



PERAN PERAWAT KOMUNITAS
1. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan inIormasi yang memungkinkan klien membuat
pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar
klien.

2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, mengurangi Iragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku
sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentiIikasi serta mengembangkan
teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik keperawatan.
7. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat
kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

TATANAN PRAKTIK DALAM KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Perawat kesehatan komunitas melakukan pekerjaan pada berbagai posisi dengan Iokus utama
klien individu, keluarga, dan komunitas. (Archer, 1976). Tatanan praktik dalam keperawatan
kesehatan komunitas sangat luas, karena pada semua tatanan perawat komunitas dapat
memberikan pelayanan dengan penekanan tingkat pencegahan primer, sekunder dan tertier.
Perawat yang bekerja di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah,
perawat kesehatan kerja atau pegawai gerontology.
Perawat Keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang
dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan
pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah perawat terregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang
dipersiapkan untuk praktik memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang
sehat sakit.
Peran yang dilakukan perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga,
berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan
dibidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case management dan konsultasi.

10

Perawat Kesehatan Sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang diIokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna
memenuhi kebutuhan anak dengan mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah
dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).
Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang
adalah guru dan kader.

Perawat Kesehatan Kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara
kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan. Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan unik individu,
kelompok dan masyarakat ditatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas
dan lain-lain.


Perawat Gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan
kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi diberbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia
tersebut untuk mencapai dan mempertahankan Iungsi yang optimal.
Lingkup praktik keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,
melaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjut
usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan
dan menunjang proses kematian yang bermartabat.


Be-erapa Penertian tentan Standar

Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas deIinisi standar. Kamus OxIord
memberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai deIinisi standar. Pertama, standar
adalah derajat terbaik. Kedua, standar memberikan suatu dasar perbandingan. Ketiga, beberapa
pengertian lain seperti tertulis dibawah ini;
1. Standar adalah spesiIikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan
metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa kini
dan masa yang akan datang untuk memperoleh manIaat yang sebesar-besarnya (PP 102
tahun 2000).
11

2. Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan isi dan akhirnya
masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiru
3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesiIik.
4. Standar adalah pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan yang spesiIik .
5. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat (dr. Yodi Mahendrata).
6. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama serta
dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Reyers, 1983).
7. Standar adalah nilai-nilai (values) yang tertulis meliputi peraturan-peraturan dalam
mengaplikasi proses-proses kunci, proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.
8. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatiI atau kuantitatiI yang spesiIik dari
komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada proses atau
hasil suatu harapan (Donebean).

da 4 Ketentuan Standar
1. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah dimengerti oleh para
pelaksananya.
2. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses (tindakanactions) dan
hasil (outcomes). Standar struktur menjelaskan peraturan, kebijakan Iasilitas dan lainnya.
Proses standar menjelaskan dengan cara bagaimana suatu pelayanan dilakukan dan
outcome standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainnya.
3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staI dan sistem dalam organosasi. Pernyataan
standar mengandung apa yang diberikan kepada pelanggan/pasen, bagaimana staI
berIungsi atau bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga komponen tersebut harus
berhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan berIungsi bila kemampuan atau jumlah
staI tidak memadai.
4. Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali standar telah dibuat,
berarti sebagian pekerjaan telah dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah
mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi). Komitmen yang tinggi terhadap
12

kinerja prima melalui penerapan-penerapannya secara konsisten untuk tercapainya
tingkat mutu yang tinggi.

Man1aat Standar :
1. Standar menetapkan norma dan memberi kesempatan anggota masyarakat dan
perorangan mengetahui bagaimanakah tingkat pelayanan yang diharapkan/ diinginkan.
Karena standar tertulis sehingga dapat dipublikasikan/diketahui secara luas.
2. Standar menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan berlaku sebagai tolok ukur untuk
memonitor kualitas kinerja.
3. Standar berIokus pada inti dan tugas penting yang harus ditunjukkan pada situasi aktual
dan sesuai dengan kondisi lokal.
4. Standar meningkatkan eIisiensi dan mengarahkan pada pemanIaatan sumber daya dengan
lebih baik.
5. Standar meningkatkan pemanIaatan staI dan motivasi staI.
6. Standar dapat digunakan untuk menilai aspek praktis baik pada keadaan dasar maupun
5ost-basic pelatihan dan pendidikan.

You might also like