You are on page 1of 9

PEDOMAN UMUM PENGKADERAN IKATAN PELA1AR

MUHAMMADIYAH
PEDOMAN UMUM PENGKADERAN
IKATAN PELA1AR MUHAMMADIYAH

I . PENGANTAR
A. Pengertian :
Pedoman Umum Pengaderan IPM adalah pola umum yang mengatur proses usaha
kaderisasi di lingkungan Ikatan Pelajar Muhammadiyah

B. Dasar Pemikiran
Penyusunan Pedoman Umum Pengkaderan IPM didasari oleh pemikiran :
1. Perlu adanya gambaran umum yang meyeluruh tentang usaha kaderisasi utuk lebih
memudahkan pemahama dan pelaksanaan pengkaderan
2. Perlu adanya pernyataan tentang konsep pelaksanaan,susunan atau struktur dan tata cara
pelaksanaan pengkaderan

C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya Pedoman Umum Pengkaderan IPM adalah untuk
memberikan gambaran umum yang menyeluruh mengenai prinsip-prisip dan arah yang
mengandung konsep,susunan atau struktur,dan tata cara pelaksnaan pengkaderan IPM bagi
pelaksana kebijakan serta program pelaksanaan pengkaderan IPM bagi pelaksana kebijakan
serta program kaderisasi di lingkungan IPM,sehingga dapat mencapai tujuan perkaderan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah

D. Batasan Istilah
1. Asas : Pendekatan tertentu yang dijadikan pegangan dalam pelaksanaan
pengkaderan
2. Fasilitas : segala kemudahan yang bersiIat material,prasarana dan sarana
untuk mensukseskan pengkaderan
. Fasilitator : Kader yang berperan sebagai pengelola pengkaderan dan
pendampingan
4. Instrumen : Seperangkat alat bantu yang dipergunakan dalam suatu
pengkaderan
5. Jadwal : Satuan waktu yang mengandung rangkaian penyampaian materi
6. Kurikulum : Seperangkat program penunjang yang meliputi
materi,metode,dan evaluasi dalam pengkaderan untuk mencapai tujuan
7. Lingkungan : Situasi dan kondisi dimana suatu pengkaderan dilaksanakan
8. Metode : cara kerja yang teratur,terencana,dan memiliki tujuan yang jelas
9. Pengorganisasian : Penyelengaraan pengkaderan dalam satu kesatuan
organisasi
10.Proses : Tahapan kegiatan yang terencana,terpadu,terarah,dan
berkesinambungan dari awal sampai akhir

E. Komponen
Komponen Pengkaderan terdiri dari :
1. Pengkaderan Iormal
2. Pengkaderan Non Iormal

II. PENGKADERAN FORMAL
A. Pengertian
Pengkaderan Iormal adalah usaha kaderisasi yang dilaksanakan oleh IPM dalam
bentuk pendidikan,pelatihan,dan pendampingan yang diselenggarakan secara
terpogram,terpadu,terarah dan bertujuan untuk mencapai tujuan perkaderan IPM

B . Komponen
Pengkaderan Formal IPM memiliki komponen jenjang sebagai berikut :
1. Pengkaderan Formal Utama,disebut Pelatihan Kader Taruna Melati ), yang meliputi:
Pelatihan Kader Taruna Melati I (TM I)
Pelatihan Kader Taruna Melati II (TM II)
Pelatihan Kader Taruna Melati II (TM III)
Pelatihan Kader Taruna Melati Utama (TM U)

2. Pengakaderan Formal Pendukung,meliputi:
Pelatihan Fasilitator dan Pendamping Tingkat I (PFP I)
Pelatihan Fasilitator dan Pendamping Tingkat II (PFP II)

. Pelatihan Formal Pelengkap adalah model pelatihan dan atau pendidikan yang
diselengagarkan oleh IPM dalam bentuk kursusu-kursus singkat sebagai pelengkap dari
pelatihan kader utama dan pendukung.jenis pelatihannya disesuaikan dengan hasil evaluasi
pasca pelatihan dan need assesment warga belajar (output)

C. Hubungan Antar Komponen
1. Pelatihan Kader Taruna Melati merupakan komponen utama dalam Pengkaderan Formal
IPM. Sementara Pelatihan Iasilitator dan Pendamping serta Kursus-kursus lainnya merupakan
komponen pendukung dan pelengkap yang wajib diselenggarakan sebagai penyempurna
komponen utama.
2. Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan non Iormal,hanyalah sebagai pelengkap
dan spesialisasi yang merupakan komponen tidak wajib/ tidak terstruktur dalam pengkaderan.
. Jenjang
Dalam Pengkaderan Formal IPM,memiliki jenjang penyelenggaraannya sebagai berikut :
a. Pengkaderan Jenjang Pertama, terdiri atas Pelatihan Kader Taruna Melati I
b. Pengkaderan Jenjang Kedua,terdiri atas Pelatihan Kader Taruna Melati II dan Pelatihan
Fasilitator dan Pendamping I
c. Pengkaderan jenjang ketiga , terdiri atas Pelatihan Kader Taruna Melati III dan Pelatihan
Fasilitator dan Pendamping II
d. Pengkaderan jenjang keempat adalah Pelatihan Kader Taruna Melati Utama
4. Dalam Pengkaderan Non Formal tidak memiliki jenjang berdasarkan
penyelenggaraannya,karenanya berlaku Ileksibel dan dapat dilaksanakan oleh semua
tingkatan sesuai dengan kebutuhan.

D. Peserta
1. Kriteria Peserta
Untuk kriteria jumlah (Kuantitas) dan mutu (kualitas) peserta pada masing-masing
komponen dan jenjang pengkaderan ditentukan berdasarkan kekhusuan dan kepentingan
masing-masing
2. Aspek pengemabngan peserta
Yang menjadi sasaran dalam pengemangan pesrta di dalma pelaksanaan pengkaderan
pada umumnya meliputi lima aspek :

Sikap :
Yaitu aspek kejiawaaan dan watak,antara lain : aspek semangat, motivasi, kesungguhan,
keberanian, kesadaran, tanggungjawb, dan aspek-aspek mental serta sikap lainnya

Pemikiran :
Yaitu aspek nalar atua intelektualitas,antaralain :kecerdasan berIikir,ketajaman
pemnagmatan,ketepatan anlita,kepekaan kritis,dan lainnya

Pengetahuan :
Yaitu penguasaan pengetahuan dan inIormasi,antara lain : keluasan wawasan,perbendaharaan
ilmu keagamaan, kemuhammdiyahan, keIPMan, kemasyarakatan, keerganisasian, dan ilmu
pengetahuan lainnya

Perilaku :
Yaitu aspek tingkah laku atau tindakan sehari-hari,antara lain moral,lisan tau
perkataan,perbuatan,disiplin,hubungan antarsesama,kreatiIitas,sopan santun dan lain-lain

Kecakapan :
Yaitu aspek kemampuan keterampilan (skill),antara lain : keterampilan
memimpin,ememcahkan masalah,manajemen,berkomunikasi,dan keterampilan yang bersiIat
teknis lainnya.

F. Kurikulum
Pengkaderan IPM menerapkan pola kurikulum campuran antara konvensional dan
Ileksibilitas berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan. Yaitu menyajikan kurikulum yang telah
dirumuskan dengan penganalisaan terhadap aspek kebutuhan pengkaderan .Dalam kurikulum
terebut diajikan beberapa hal yang meliputi materi, metode, dan evaluasi yang disusun dalam
satu satuan yang terpdu db terkait dnenagn tujuan perkaderan secara menyeluruh,sehingga
para pengelola (Iasilitatordan pendamping) dapat langsung berpegang pada kurikulum yang
tersedia.Kurikulum tersebut diterapkan karena pengkaderan IPM mempunyai tujuan dan misi
yang harus dicapai.
1. Materi
Materi Pengkaderan diklasiIikasikan ke dalam jenis kategori yang merupakan kesatuan :
Kelompok Materi Keagamaan (Ke Islaman ,dll))
Kelompok materi Kemuhammdiyahan dan Ke IPM-an
Kelompok materi Sosial Kemasyrakatan
Kelompok materi Ideologi dan FilsaIat
Kelompok materi Psikologi
Kelompok materi keorganisasian dan kepemimpinan

jenis materi dibagi dalam dua kategori :
materi wajib, adalah materi yang berupa pilihan-pilihan paket yang telah disusun ,materi
tersebut merupakan materi dasar dan wajib disajikan dalam pengkaderan,sepeti materi
Kemuhammadiyahan dan ke IPM-an

materi tmbahan,yaitu materi yang isinya disesuaikan dengan kebutuhan sebagai hasil dari
analisa kebutuhan pelatihan.materi tambahan ini dapat juga bersiIat sebagai penunjang
,seperti muatan lokal .

bahasan adalah penejabaran skematis dari setiap junis materi
Alokasi waktu ;yaitu waktu yang diperlukan untuk setiap jenis materi pada Jadwal



2. metode
dalam pengkaderan IPM,metode yang bisa dipakai adalah diantaranya :
Pemanasan
Ceramah dan tanya jawab
Diskusi kelompok
Bermain peran (role play)
Simulasi
Diskusi pleno
Studi kasus
Curah pendapat/sharing
Praktek lapangan
Ice breaker

. Media
Alat bantu (media) dapat berupa
.1 bahan/materi yang berhubungan dnegan pokok bahasan
.2 poster/gambar
. Ilip chart
.4 alat permainan
.5 alat simulasi
.6 lembar peraga
.7 lembar tugas
.8 buku pegangan
.9 alat tulis


G. PENDAMPINGAN DAN TINDAK LAN1UT PELATIHAN
Proses terpenting pasca pelatihan adalah proses tindak lanjut dan pendampingan. Oleh karena
itu pada Pelatihan Kader IPM diperlukan langkah-langkah pendampngan dan tindak lanjut
sebagai berikut:

1. Pengukuhan Tim Pendampingan
Pimpinan IPM sebagai penyelenggara pengkaderan menetapkan surat keputusan bagi
pendamping pasca pelatihan berdasarkan usulan dari warga belajar.

2. Pendayagunaan
Pendamping pasca pelatihan agar mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan
sebagai berikut:
a. Melakukan aktiIitas pendampingan dengan berinteraksi baik langsung maupun tidak
langsung kepada warga belajar secara kontinyu berdasarkan tujuan dan target setiap pelatihan
kader taruna melati
b. Mendorong warga belajar membentuk jaringan inIormasi berdasarkan agenda yang telah
disepakati (leaIlet, buletin, jaringan) berkaitan dengan pengembangan wacana dan aktivitas
warga belajar untuk mencapai target PK TM .
c. MemIasilitasi dan mendampingi proses kursus-kursus pasca pelatihan seprti, Kursus Analisis
Wacana, Kursus FilsaIat, Kursus Jurnalisme Kritis, dll., yang mendukung bagi pencapaian
target PK TM .

. Aktivitas Pendampingan
Kegiatan pendampingan dapat dilakukan dengan cara:
a. Temu warga belajar untuk memberikan perkembangan inIormasi masing-masing
sebagaimana dalam rencana Iollow up.
b. Kursus periodik dengan tema sebagaiman yang disepakati oleh kelompok warga belajar
dalam rangka mengembangkan wacana dan menambah kemampuan sebagaimana tujuan dan
target PK TM .
c. Bakti Lingkungan yaitu mengagendakan kerja bakti: advokasi, resolusi konIlik, pendidikan
populer, dll., kepada masyarakat sebagai wahana seruan dan kesadaran moral kader .


H.EVALUASI
Keberhasilan suatu kegiatan pelatihan dapat dinilai dari proses, input dan out put. Untuk
Pelatihan Kader Taruna Melati akan menggunakan evaluasi proses yaitu evaluasi pra
pelatihan, pelatihan dan pasca pelatihan. Evaluasi pra pelatihan melalui need assessment dan
sosialisasi, waktu pelatihan melalui evaluasi in put (sumatiI) yaitu evaluasi yang mengukur
tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan instrumen
pre dan post kontrak belajar, dan pasca pelatihan melalui uji out put melalui Iollow up dan
dilaporkan melalui yudisium. Adapun parameter keberhasilannya akan diukur melalui :

1. Evaluasi Pra Pelatihan
Evaluasi ini diberikan setelah dilakukannya 300/ ,880882039 dan sosialisasi. Evaluasi di sini
dimaksudkan untuk mendapatkan atau menilai kebutuhan materi dalam pelaksanaan
pelatihan. Adapun evaluasi pra pelatihan antara lain meliputi:
a. Menilai calon warga belajar bedasarkan analisis kebutuhan kader yang disesuaikan dengan
kapasitas kemampuan kader dalam meyerap materi dan kebutuhan calon warga belajar.
b. Uji rencana materi dan metodologi pelatihan melalui workshop Iasilitator dengan Pimpinan
setempat yang telah memiliki kualiIikasi Iasilitator.

2. Evaluasi Materi Pelatihan
Keberhasilan Materi Pelatihan akan diukur melalui aspek sbb:

a. Aspek Penilaian AktiIitas dan Pemahaman Waktu Pelatihan.
Fasilitator akan menilai aspek ini , dari segi apakah warga belajar akan dapat memahami
materi sesuai dengan kontrak belajar, lalu dapat mengimplementasikan dalam aktiIitas-
aktiIitas selama pelatihan (baik dari segi penugasan,games,Bermain peran,sharing,dll). Hal
ini dimaksudkan untuk memperoleh ilustrasi (mengukur tingkat pengetahuan) sampai
sejauhmana tujuan masing-masing materi pelatihan (modul) dapat tercapai. Bahan
evaluasinya mencakup semua materi pelatihan yang diberikan.

b. Aspek Instrumentasi (alat bantu) evaluasi.
Untuk dapat mengukur kesempurnaan penilaian maka, dibutuhkan instrumen sbb:
Pree Test (tes awal) & Post Test (tes akhir).
Catatan Harian Peserta
Lembar Evaluasi Materi
Sosiogram

. Evaluasi Pasca Pelatihan
Keberhasilan suatu pelatihan dalam deIinisi proses justru sangat ditentukan oleh pasca
pelatihan itu sendiri. Evaluasi pasca pelatihan ini meliputi:
a. konsistensi antara agenda Iollow up yang meliputi: 1) Tugas pribadi. 2) Tugas kelompok
atau tugas warga belajar pasca pelatihan dengan praktek mereka semua pasca pelatihan.
b. Inovasi, yaitu seberapa jauh warga belajar mampu memberikan pengembangan aktivitas yang
mendukung target pelatihan di luar agenda Iollow up.

I. PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Sebelum penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan pastikan semuanya sudah siap mulai dari
peserta, pembicara/Iasilitator, tempat, bahan-bahan dan sarana penunjang pelatihan seperti
plano, spidol, alat peraga dll., sampai dengan konsumsi.
Pada saat pelatihan berlangsung, penyelenggara memantau jalannya pelatihan, menyiapkan
daItar hadir dan menyiapkan konsumsi pada saat istirahat. Selama pelaksanaan pelatihan
sebaiknya dibuat Ioto dokumentasi untuk kejadian-kejadian yang mempunyai nilai
dokumentasi yang baik, misalnya pada saat simulasi, diskusi acara pembukaan dan penutupan
pelatihan.

J. PELAPORAN
Panitia penyelenggara harus membuat laporan yang mencakup kegiatan-kegiatan persiapan,
pelaksanaan/proses sampai dengan pelatihan itu selesai dilaksanakan, paling lambat 2 minggu
setelah selesai pelatihan
Laporan tersebut disampaikan kepada Pimpinan IPM dan Muhammadiyah setingkat, kepada
pemberi dana/sponsor dengan ditembuskan kepada Pimpinan di atasnya .

III. PENGKADERAN NON FORMAL
A. Pengertian
Pengkaderan non Iormal adalah segala kegiatan di luarpengkaderan Iormal yang diikuti oleh
simpatisan dan atau anggota yang dapat menunjang proses kaderisasi
B. Aspek-Aspek Pengkaderan non Iormal
Aspek-aspek pengkaderan non Iormal meliputi:

1. Melalui pendidikan atau pelatihan
Pendidikan dan pelatihan tersebut yaitu kegiatan yang memberikan penambahan wawasan
serta keterampilan kepada kader,anggota atau simpatisan.Pendidikan dan pelatihan ini tidak
disertai prosedur yang ketat.karena dapat pula dijadikan sarana sosialisasi ide-ide perjuangan
IPM kepada pihak luar,misalnya :
Pelatihan Sadar Gender, SRATK,dsb

2. melalui aktiIitas
yaitu :
2.1 aktiIitas sebagai pimpinan
2.2 aktiIitas dalam keapnitiaan
2. aktiIitas dalam kemasyarakatan
2.4 aktiIitas dalam persyarikatan




V. PENUTUP
Demikianlah gambaran umum tentang pengkaderan IPM, yang dirangkum dalam
Pedoman Umum Pengkaderan IPM. Adapun penjelasan lebih terperinci dimuat dalam
masing-masing buku sebagai satu kesatuan terpadu dalam Sitem Perkaderan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah

You might also like