You are on page 1of 11

uhnDDnn JIDu 5o1D

MAKALAH TENTANG ABORSI


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH
Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh nabi Muhammad saw sebagai rahmat
untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan baik
hewan, tumbuhan maupun manusia (terutama) yang menyandang gelar khaliIah di muka bumi
ini. Oleh karena itu ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap 5 hal yaitu agama,
jiwa, akal, keturunan dan harta.
Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti memelihara
eksistensi kehidupan umat manusia. Namun, tidak semua orang merasa senang dan bahagia
dengan setiap kelahiran yang tidak direncanakan, karena Iaktor kemiskinan, hubungan di luar
nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada sebagian wanita yang
menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam rahimnya.
Dari salah satu sumber menyebutkan bahwa jumlah aborsi dalam satu tahun di Indonesia
mencapai 2 sampai 3 juta kasus aborsi. Dimana 50 aborsi tersebut dilakukan oleh remaja. Oleh
karena itulah Penulis akan membahas tentang abortus dan menstrual regulation tersebut menurut
pandangan islam.
RUMUSAN MASALAH
Melalui pembahasan dalam makalah ini penyusun mencoba untuk lebih mengetahui
tentang :
1. pa yang di maksud dengan aborsi ?
2. Bagaimanakah hukum aborsi dalam islam
uhnDDnn JIDu 5o1D

BAB II.
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perkataan abortus dalam bahasa Inggris disebut abortion berasal dari bahasa latin yang
berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia memberi pengertian abortus sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Kemudian menurut Maryono
Reksodipura dari Fakultas Hukum UI, abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim
sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah). Dari pengertian di atas dapat dikatakan,
bahwa abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan
janin dari kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan.
Menstrual regulation secara harIiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/ haid,
tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang merasa
terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ternyata positiI dan
mulai mengandung. Maka ia minta dibereskan janinnya itu. Maka jelaslah, bahwa menstrual
regulation itu pada hakikatnya adalah abortus provocatus criminalis, sekalipun dilakukan oleh
dokter. Karena itu abortus dan menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah pembunuhan
janin secara terselubung. Karena itu, berdasarkan Kitab UU Hukum Pidana (KUHP) pasal 299,
346, 348 dan 349, negara melarang abortus, termasuk menstrual regulation dan sangsi
hukumannya cukup berat bahwa hukumannya tidak hanya ditujukan kepada wanita yang
bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti dokter,
dukun bayi, tukang obat dan sebagainya yang mengobati atau menyuruh/ membantu/
melakukannya sendiri.
uhnDDnn JIDu 5o1D

B. Cara Pelaksanaan Abortus


Untuk melakukan abortus banyak cara yang ditempuh, diantaranya dengan
menggunakan jasa ahli medis di rumah sakit. Cara seperti ini pada umumnya dilakukan oleh para
dokter yang hidup di negara yang mengizinkan pengguguran. da juga yang menggunakan jasa
dukun bayi, terutama di daerah pedesaan dan menggunakan obat-obatan tradisional seperti jamu.
Pengguguran yang dilakukan secara medis di rumah sakit, biasanya menggunakan metode
sebagai berikut :
Curratage and dillage (C&D)
Dengan alat khusus, mulut rahim dilebarkan kemudian janin dikiret dengan alat seperti
sendok kecil.
spirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil.
Hysterotomi (melalui operasi)
C. Macam-Macam Abortus
Secara umum, pengguguran kandungan dapat dibagi kepada dua macam:
1) bortus Spontan (Spontaneus bortus), ialah abortus yang tidak disengaja. bortus
spontan bisa terjadi karena penyakit syphilis, kecelakaan dan sebagainya.
2) bortus yang disengaja (bortus Provocatus/ Induced Pro bortion) dan abortus ini
ada 2 macam:
a. bortus rtiIicialis Therapicus, yakni abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar
indikasi medis. Misalnya jika kehamilan diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena
penyakit yang berat seperti TBC yang berat dan ginjal.
uhnDDnn JIDu 5o1D

b. bortus Provocatus Criminalis, ialah abortus yang dilakukan tanpa dasar indikasi
medis. Misalnya abortus yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di luar nikah/
untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki.
D. Dampak Abortus
1. Timbul luka-luka dan inIeksi-inIeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ
di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
2. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut
rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa siIatnya, tetapi juga kalau tersentuh,
maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan
maka otot tersebut akan menjadi robek.
3. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.
4. Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari
kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa
produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.
E. Aborsi dan Menstrual regulation menurut hukum islam
Dr. bdurrahman al-Baghdadi dalam bukunya menyebutkan bahwa aborsi dapat
dilakukan sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah ditiupkannya ruh
yaitu masa 4 bulan masa kehamilan, maka semua ulama Iiqh (Iuqaha) sepakat akan
keharamannya|1|. Tetapi para ulama Iiqh berbeda pendapat jika aborsi dilakukan sebelum
ditiupkannya roh. Sebagian membolehkan dan sebagian lainnya mengharamkan.
a. Ulama yang membolehkan aborsi sebelum peniupan roh
uhnDDnn JIDu 5o1D

1. Muhammad Ramli (w 1596) dalam kitabnya an-Nihayah dengan alasan karena belum ada
makhluk yang bernyawa.
2. da pula yang memandangnya makruh dengan alasan karena janin sedang mengalami
pertumbuhan.|2|
Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin atau
pun setelah peniupan ruh kepadanya, jika dokter terpercaya menetapkan bahwa keberadaan janin
dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti
ini dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu.
Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran islam sesuai dengan
Iirman llah QS. l-Maidah ayat 32.
'Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia
seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia
Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada
mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi.
Disamping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya pengobatan.
Sedangkan rasulullah saw telah memerintahkan umatnya untuk berobat. Rasulullah bersabda
yang artinya Sesungguhnya allah azza wa jalla setiap kali menciptakan penyakit dia ciptakan
pula obatnya. Maka berobatlah kalian! (H.R hmad). Tetapi apabila pengguguran itu dilakukan
karena benar-benar terpaksa demi melindungi/ menyelamatkan si ibu maka islam membolehkan,
uhnDDnn JIDu 5o1D

bahkan mengharuskan, karena islam mempunyai prinsip : 'menempuh salah satu tindakan yang
lebih ringan dari 2 hal yang berbahaya itu adalah wajib.
Kaidah Iiqh dalam masalah ini menyebutkan : 'idza ta`aradha maIsadatani ru`iya
a`zhamuha dhararan birtikabin akhaIIihima rtinya : Jika berkumpul dua mudharat (bahaya)
dalam satu hukum maka dipilih yang lebih ringan mudharatnya |3|
b. Ulama yang mengharamkan abortus dan menstrual regulation
1) Ibnu Hajar (w. Th 1567) dalam kitabnya al-TuhIah.
2) l-Ghazali dalam kitabnya Ihya `Ulumuddin.
3) Dan apabila abortus dilakukan sesudah janin bernyawa/ berumur 4 bulan maka
dikalangan ulama telah ada ijma` (konsensus) tentang haramnya abortus.
4) Mahmud Syaltut (eks rektor Universitas al-zhar Mesir) bahwa sejak bertemunya sel
sperma (mani laki-laki) dengan ovum (sel telur wanita) maka pengguguran adalah suatu
kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin belum bernyawa sebab sudah ada kehidupan
pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk
baru yang bernyawa bernama manusia yang harus dihormati dan dijaga eksistensinya. Dan
makin besar dosanya apabila pengguguran dilakukan setelah janin bernyawa, apalagi sangat
besarnya dosanya kalau sampai dibunuh/ dibuang bayi yang baru lahir dari kandungan.|4|
5) Pendapat yang disepakati Iuqaha, yaitu bahawa haram hukumnya melakukan aborsi
setelah ditiupkannya roh (4 bulan) didasarkan pada kenyataan bahwa peniupan ruh terjadi setelah
4 bulan masa kehamilan. bdullah ibn Mas`ud berkata bahwa rasulullah bersabda :
Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu selama 40 hari dalam
bentuk `nuthIah`, kemudian dalam bentuk `alaqah`. Selama itu pula, kemudian dalam bentuk
`mudghah` selama itu pula kemudian ditiupkan ruh kepadanya (H.R. Bukhari, Muslim,bu
uhnDDnn JIDu 5o1D

Daud, hmad dan Tirmidzi). Maka dari itu, aborsi setelah kandungan berumur 4 bulan adalah
haram karena berarti membunuh makhluk yang sudah bernyawa berdasarkan Iirman llah surat
al-an`am ayat 151.
Katakanlah: 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Karena takut kemiskinan, kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan llah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
QS al-Isra` ayat 31 :
'Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu Karena takut kemiskinan. kamilah yang
akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar.
QS al-Isra` ayat 33 :
'Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan llah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. dan barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka
Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris
itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan.
Berdasarkan dalil-dalil diatas maka aborsi adalah haram pada kandungan yang bernyawa/
telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan demikian berarti aborsi itu adalah suatu tindak
kejahatan pembunuhan yang diharamkan islam.
uhnDDnn JIDu 5o1D

6. Syaikh bdul Qadim Zailum (1998) dan Dr. bdurrahman al-Baghdadi (1998),
hukum syara` yang lebih rajih (kuat) adalah sebagai berikut : jika aborsi dilakukan setelah 40
hari atau 42 hari dari usia kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan janin, maka
hukumnya haram. Dalam hal ini hukumnya sama dengan hukum keharaman aborsi setelah
peniupan ruh ke dalam janin. Sedangkan pengguran kandungan yang usianya belum mencapai 40
hari maka hukumnya boleh (jaiz) dan tidak apa-apa. Dalilnya jika nutIah (gumpalan darah)
telah lewat 42 malam maka llah mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk
nutIah tersebut. Dia membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang
belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada llah) ya Tuhanku, apakah dia (akan engkau
tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?. Maka llah kemudian memberi keputusan..
(H.R. Muslim)
Hadis diatas menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan penampakan anggota-
anggota tubuhnya adalah setelah melewati 40/ 42 malam. Dengan demikian, penganiayaan
terhadapnya adalah suatu penganiayaan terhadap janin yang sudah mempunyai tanda-tanda
sebagai manusia yang terpelihara darahnya (ma`shumuddam). Tindakan penganiayaan tersebut
merupakan pembunuhan terhadapnya.

Fatwa MUI tentang abortus
Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
uhnDDnn JIDu 5o1D

2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. borsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu
(nidasi).
2. borsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersiIat darurat ataupun hajat.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah:
O Perempuan hamil menderita sakit Iisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna
dan penyakit-penyakit Iisik beratlainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter.
O Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi
adalah:
O Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan.
O Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya
terdapat antara lain keluarga korban, dokter,dan ulama.
O Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud tersebut harus dilakukan sebelum janin berusia 40
hari.
borsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
Mengenai menstrual regulation, islam juga melarangnya karena pada hakikatnya sama
dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon manusia yang dimuliakan oleh llah
karena ia berhak tetap dalam keadaan hidup sekalipun hasil dari hubungan yang tidak sah (di luar
perkawinan yang sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci (tidak
uhnDDnn JIDu 5o1D

bernoda) sesuai dengan hadis nabi: 'Semua anak dilahirkan atas Iitrah, sehingga jelas
omongannya. Kemudian orang tuanya lah yang menyebabkan anak itu menjadi yahudi, nasrani,/
majusi (H.R bu ya`la, al-thabrani dan al-baihaqi dari al-aswad bin sari`).


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Melalui pembahasan dalam makalah yang telah kami paparkan diatas maka dapat di
ambil beberapa kesimpulan, antara lain :
1. bortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan
2. borsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu
(nidasi).
3. borsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersiIat darurat ataupun hajat.
4. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud tersebut harus dilakukan sebelum janin berusia
40 hari.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M.li. Masail Fiqhiyah al-Haditsah. Jakarta: Raja GraIindo Persada.1996
Ma`ruI, Farid. borsi dalam Pandangan Hukum Islam. Warnet :2007
Zuhdi, MasjIuk.Masail Fiqhiyah. Jakarta: Toko Gunung gung. 1994
http://www.kikil.org/Iorum/showthread.php?tid3315


uhnDDnn JIDu 5o1D


|1| Dr. bdurrahman al-Baghdadi,Emansipasi dakah Dalam Islam, Raja GraIindo. Jakarta : 1998.h.
127-128

|2| Hasan, M.li. Masail Fiqhiyah al-Haditsah. Jakarta: Raja GraIindo Persada.1996.h. 124
|3| bdul Hamid Hakim 1927, Mabadi` waliyah Ii Ushul al-Fiqh wa l Dawa`id al-Fiqhiyah,
h. 35
|4| Ma`ruI, Farid. borsi dalam Pandangan Hukum Islam. Warnet :2007.h.87

You might also like