You are on page 1of 11

Laporan Pendahuluan: Resusitasi Jantung Paru Oleh: Rani Wijayanti, 0906629605 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

A. Pengertian Tindakan

Resusitasi jantung paru (RJP), atau juga dikenal dengan cardio pulmonier resusitation (CPR), merupakan gabungan antara pijat jantung dan pernafasan buatan. Teknik ini diberikan pada korban yang mengalami henti jantung dan nafas, tetapi masih hidup.
B. Tujuan Tindakan

1. Tujuan penanganan untuk mengembalikan fungsi jantung paru-paru seperti normal 2. Tujuan mempertahankan aliran O2 keotak dan perfusi kejaringan C. Indikasi, Kontraindikasi, dan Komplikasi Indikasi : 1. Keadaan henti napas. 2. Keadaan henti jantung Kontra indikasi: 1. Terminal illnes 2. Mati secara klinis > 5 menit Komplikasi Komplikasi dari teknik ini adalah pendarahan hebat. Jika korban mengalami pendarahan hebat, maka pelaksanaan RJP akan memperbanyak darah yang keluar sehingga kemungkinan korban meninggal dunia lebih besar. Namun, jika korban tidak segera diberi RJP, korban juga akan meninggal dunia. Langkah yang paling tepat jika korban mengalami komplikasi henti jantung dan pendarahan hebat tergantung pada kemampuan penolong. Jika penolong sendirian dan mahir dalam mengendalikan pendarahan, maka penolong harus menghentikan pendarahan dengan cepat baru kemudian melakukan RJP. Jika penolong ada banyak, maka pengendalian pendarahan dan RJP dapat dilakukan secara bersamaan.

D. Anatomi dan Fisiologi

Pemakaian oksigen dan pengeluaran karbon dioksida sangat diperlukan untuk menjalankan fungsi normal selular didalam tubuh. Pemakaian tersebut melalui suatu proses pernafasan sehingga secara harfiah pernafasan dapat diartikan pergerakan oksigen dari atmosfer menuju sel ke udara bebas. Proses pernafasan terdiri dari beberapa langkah dimana sistem pernafasan, sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting
1. Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernafasan

Saluran pernafasan udara mulai dari hidung hingga mencapai paru adalah : hidung, faring, laring, trakhea, bronkhus dan bronkhiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk ke dalam rongga hidung udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Kemudian udara mengalir ke faring menuju laring. Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otak dan mengandung pita suara. Diantara pita suara terdapat ruang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci. Permukaan posterior agak pipih dan letaknya tepat didepan esofagus. Bronkhus utama kanan dan kiri tidak simetris, yang kanan lebih pendek, lebih lebar dan merupakan kelanjutan trakhea. Cabang utama bronkhus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkhus lobaris dan bronkhus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkhus yang ukurannya semakin kecil yang berakhir menjadi bronkhiolus terminalis. Oksigen pada proses pernafasan dipindahkan dari udara luar ke dalam jaringan dan stadium pertama ventilasi, yaitu masuknya campuran gas ke dalam dan keluar paru. Transportasi masuknya campuran gas yang keluar masuk paru terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
1. Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru, dan antara darah sistemik dan sel

jaringan.
2. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiannya dengan distribusi

udara dalam alveolus.


3. Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah. Stadium yang

ketiga adalah respirasi sel, yaitu saat dimana metabolit dioksida untuk mendapatkan energi dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru- paru.
2. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler

Jantung merupakan salah satu organ yang terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu diantara kedua paru. Perikardium sendiri terbagi menjadi dua, yaitu perikardium

parietalis dan pericardium visceralis. Perikardium parietalis melekat pada tulang dada sebelah depan dan kolumna vertebralis bagian belakang, sedangkan ke bawah pada diafragma. Perikardium visceralis langsung melekat pada permukaan jantung. Jantung sendiri terbagi dari 3 lapisan yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan dalam) dan endokardium (lapisan terdalam). Ruangan jantung terbagi menjadi 2 bagian jantung bagian atas atrium dan ventrikel terletak sebelah bawah, yang secara anatomi mereka terpisah oleh suatu annulus fibrosus. Keempat katup jantung terletak dalam cincin ini. Secara fungsinal jantung terbagi menjadi dua yaitu alat pompa kanan dan alat pompa kiri yang memompa darah sistemik. Pembagian fungsi ini mempermudah konseptualisasi dari urutan aliran darah secara anatomi. Fisiologi siklus jantung ventrikel kiri memompa darah ke aorta melalui katup semilunaris aorta, dari aorta darah akan dialirkan menuju arteri kemudian ke jaringan melalui cabang kecil arteri (arteriola), dari arteriola kemudian menuju ke venula. Kemudian akan melalui vena darah akan dialirkan ke atrium kanan, dari atrium kanan darah menuju ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis, dari ventrikel kanan kemudian darah dipompa menuju arteri pulmonalis melewati katup semilunaris pulmonalis. Dari arteri pulmonalis ke pulmo. Dari pulmo darah keluar melalui vena pulmonalis ke atrium kiri, dari atrium kiri kemudian menuju ventrikel kiri melalui katup bicuspidalis atau mitralis. Demikian seterusnya darah akan mengalir melalui siklus tersebut
E. Etiologi

Resusitasi jantung paru bertujuan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi, dan penanganan akibat henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest), yang mana fungsi tersebut gagal total oleh sebab yang memungkinkan untuk hidup normal. Adapun sebab henti nafas adalah :
1. Sumbatan jalan nafas. Bisa disebabkan karena adanya benda asing, aspirasi, lidah

yang jatuh ke belakang, pipa trakhea terlipat, kanula trakhea tersumbat, kelainan akut glotis dan sekitarnya (sembab glotis, perdarahan).
2. Depresi pernafasan Sentral : obat, intoksikasi, Pa O2 rendah, Pa CO2 tinggi, setelah

henti jantung, tumor otak dan tenggelam.


3. Perifer : obat pelumpuh otot, penyakit miastenia gravis, poliomyelitis.

Sebab-sebab henti jantung:


1. Penyakit kardiovaskuler

2. Penyakit jantung sistemik, infark miokardial akut, embolus paru, fibrosis pada sistem

konduksi (penyakit lenegre, sindrom adams stokes, noda sinus atrioventrikulaer sakit).
3. Kekurangan oksigen akut 4. Henti nafas, benda asing di jalan nafas, sumbatan jalan nafas oleh sekresi, asfiksia dan

hipoksia.
5. Kelebihan dosis obat dan gangguan asam basa 6. Digitalis, quinidin, antidepresan trisiklik, propoksifen, adrenalin dan isoprenalin. 7. Kecelakaan 8. Syok listrik dan tenggelam. 9. Refleks vagal 10. Peregangan sfingter anii, penekanan atau penarikan bola mata. 11. Anestesi dan pembedahan. 12. Terapi dan tindakan diagnostik medisSyok (hipovolemik, neurogenik, toksik dan

anafilaktik)
13. Kebanyakan henti jantung yang terjadi di masyarakat merupakan akibat penyakit

jantung iskemik, 40 % mati mendadak. Dari penyakit jantung iskemik terjadi dalam waktu satu jam setelah dimulainya gejala dan proporsinya lebih tinggi, sekitar 60 % diantara umur pertengahan dan yang lebih muda. Lebih dari 90 % kematian yang terjadi di luar rumah sakit disebabkan oleh fibrilasi ventrikuler, suatu kondisi yang potensial reversibel F. Prosedur Pelaksanaan: Tindakan RJP dapat dilakukan pada : 1. Pada Dewasa atau lebih dari 8 tahun 2. Pada Anak 1 8 tahun 3. Pada Bayi 0 1 tahun Prosedur Pelaksanaan
1. Lakukan penilaian awal (sadar/ tidak) beri rangsang, Bila tidak sadar segera periksa

jalan nafas, bebaskan.

2. Bila tidak ada respon maka :


Cepat lakukan penilaian ada henti nafas / henti jantung Bila ada teman, panggil bantuan Minta tolong teman untuk menghubungi ambulans atau orang yang lebih berkompeten Bila tidak ada, lakukan segera RJP Airways Breathing Circulation LLF (Look,listen,feel) Periksa dalam 10 detik Bila Korban tidak bernafas, beri nafas buatan 2 kali Bila tetap tidak ada nafas mungkin ada sumbatan Raba nadi karotis (ada/tidak) Periksa ada nafas/tidak Lihat juga warna kulit (sianosis/tidak)

3. Lakukan Pemeriksaan (C-A-B)


4. Periksa Jalan Nafas dan Ventilasi (Pernafasan)


5. Raba Nadi Karotis


6. Buka Jalan Nafas Dengan memperbaiki posisi kepala

Head tilt Chin lift Jaw thrust

Jaw Thrust :

HATI-HATI PADA TRAUMA

Harus berhati-hati pada trauma kepala atau ada jejas dileher karena kemungkinan ada kerusakan/ patah tulang leher

Leher difiksasi dan tulang belakang diberi penyangga agak keras

7. Periksa Jalan Nafas dan Bebaskan Bila ada Sumbatan


Lihat apakah pangkal lidah jatuh kebelakang Buka mulut keluarkan/bersihkan dari benda asing (CROSS FINGER & FINGER SWEEP)

8. Memberikan Bantuan Nafas


Bila ada tanda sirkulasi tapi tidak ada nafas Berikan pertolongan nafas buatan 1 kali selama 5 detik Evaluasi kembali selama 5 sampai 10 detik

9. Melakukan Pijatan Jantung Lokasi Pijat Jantung Luar

TEORI SEKARANG : tentukan segera ujung atas dan bawah sternum. Pijat di bagian tengah. TEORI SEBELUMNYA : tentukan proccessus xiphoideus kemudian tentukan dua jari ke atas

Cara Melakukan Pijat Jantung

Letakkan posisi tangan dibagian tengah sternum

Gunakan kedua pangkal telapak tangan diberi tekanan 30 kali/ menit Tekan dengan kedalamannya 4 5 cm

Lakukan 30 kompresi dada dan 2 kali nafas buatan Ulang sampai 5 siklus (30 : 2) Periksa nadi (sirkulasi) setelah 1 menit

Pijat Jantung pada Bayi dan Anak Pada Bayi: Gunakan 2 jari atau 2 ibu jari

PADA ANAK : Gunakan 1 telapak tangan

RJP dihentikan apabila : BILA ADA RESPONS


Korban sadar Korban bernafas spontan RJP dilakukan 30 menit Pupil dilatasi, refleks cahaya negatif Penolong kelelahan tidak ada penolong lain Sudah datang penolong lain yang lebih berkompeten

BILA TIDAK ADA RESPONS


Lain-lain

G. Hal yang Perlu diperhatikan :

1. Dilakukan segera ditempat kejadian,bila diketahui ada pasien dengan henti nafas dan henti jantung. 2. Dilokasi musibah yang berbahaya sebaiknya pasien dipindahkan ketempat aman agar penolong dan pasien terhindar (misal kebakaran dll)

3. Sebaiknya korban diletakkan pada permukaan yang datar dan keras 4. Posisi kepala korban sebaiknya sedikit lebih rendah daripada badannya 5. Jangan dipindahkan korban bila RJP belum dilakukan. (Periksa segera adanya sumbatan jalan nafas dan lakukan penanganan pertama) bila ada orang lain dapat minta bantuan penolong yang lebih mampu

DAFTAR PUSTAKA: Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practie. Sixth edition. St.Louis: Mosby Year Book.

You might also like