You are on page 1of 8

Apakah itu Electronic stability control (ESC)?

Electronic stability control (ESC) adalah fitur keamanan yang dapat mendeteksi dan mencegah tergelincirnya mobil yang sedang kita kendarai. ESC dapat membantu menjaga supir dari kehilangan kendali karena panik atau saat berkendara di jalan licin. Mengapa Electronic stability control (ESC) penting? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ESC mengurangi kecelakaan tunggal kendaraan sebesar 34% untuk mobil dan 59% untuk SUV. The Insurance Institute for Highway Safety memperkirakan bahwa ESC mengurangi risiko fatal kecelakaan tunggal sebesar 56% dan fatal crash beberapa kendaraan sebesar 32%. Karena efektivitas terbukti, Pemerintah AS telah mengamanatkan bahwa semua mobil baru harus dilengkapi dengan ESC. Bagaimana kerja dari Electronic stability control (ESC)? ESC menggunakan sensor di dalam mobil (sensor kecepatan roda, sensor posisi setir, sensor yaw, dll) untuk menentukan arah mana yang pengemudi inginkan, dan membandingkan kemana mobil akan meluncur. ketika mobil tergelincir dan arahnya sudah tidak terkendali, ESC menjalankan sistem rem individu pada roda untuk membawa mobil kembali di bawah kontrol. Jika mobil saya memiliki ESC, apakah itu berarti saya terjamin dari kehilangan kendali? TIDAK! Bahkan dengan ESC, kehilangan kontrol mobil masih mungkin terjadi. Kecepatan yang berlebihan, jalan licin, dan ban yang tidak layak merupakan faktor-faktor yang dapat mengurangi keefektifan ESC. Apakah Yang Dimaksud Dengan ESC ? - Electronic Stability Control adalah salah satu siistem keamanan pada kendaraan - Tugas ESC adalah membantu pengemudi dalam situasi tertentu, contohnya jika ada suatu objek didepan kendaraan saat kendaraan sedang melaju dapat menimbulkan reaksi yang berlebihan dari supir dan untuk mencegah agar kendaraan tidak kehilangan stabilitas - Dalam bahasa kita disebut juga dengan Kontrol Stabilitas - Kontrol Stabilitas dapat mengetahui saat kendaraan dalam bahaya oversteering yang dapat menyebabkan kendaraan terguling Produsen Mobil-mobil luar negeri seperti Daimler Chrysler, General Motor, dan BMW, sudah menggunakan sistem stabilitas elektronik, karena electronic stability control terbukti berhasil menyelamatkan nyawa. National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) menyimpulkan, sistem ini berhasil menyelamatkan 10.000 nyawa setiap tahun -lebih dari sepertiga kecelakan fatal di USA- jika semua menggunakan teknologi ini. Riset Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) menunjukkan electronic

stability control bisa mengurangi kemungkinan kecelakaan hingga 77% (80% pada SUV) dengan mencegah mobil lepas kontrol yang bisa berakibat fatal. System ini membuat mobil tetap stabil dalam segala kondisi cuaca dan membantu pengemudi mengoreksi kesalahan saat mengemudi sehingga terhindar dari kecelakaan fatal yang dapat merenggut korban jiwa ESC memantau input kemudi Anda, membantu rem atau mengurangi tenaga mesin sesuai yang dibutuhkan agar anda tetap di jalur yang anda inginkan. Electronic stability control bekerja mencegah roda mobil slip akibat maneuver membanting kemudi ke kiri atau ke kanan atau guna menghindari orang menyeberang atau hewan yang melintas secara tiba-tiba yang bisa berakibat fatal. Ketika sistem mendeteksi akan terjadi slip, sistem akan mengerem roda itu sehingga tetap memiliki grip. Sistem ini juga membantu mengurangi resiko understeer ataupun oversteer, sehingga pengemudi bisa lebih aman ketika melaju di tikungan. cara kerjanya terdapat sistem sensor pada roda dan kemudi, yang akan mengirim sinyal ke komputer, dan komputer akan mengatur rem agar putaran roda tidak tergelincir dan pengemudi tetap pada jalurnya dan dapat mengendalikan kendaraannya Perlu diingat juga ABS merupakan bagian integral electronic stability program. Di tambah dengan Brake Assist -yang langsung mengirim semua tenaga pengereman ke seluruh roda ketika terjadi panic braking- agar mobil bisa berhenti tepat waktu, atau jika terjadi benturan, tingkat kerusakan bisa diminimalisasi. ESC pada mobil memiliki fungsi utama yaitu sebagaiRollov er Prevention/Mitigation atau mencegah agar mobil kita tidak terbalik pada saat kehilangan stabilitas Jika sistem ini menangkap potensiroll over, seperti jika Anda menikung dengan kecepatan tinggi atau terlalu tajam membanting setir, sistem ini akan mengaktifkan rem dan mengatur bukaan gas sesuai kebutuhan, untuk membantu Anda menjaga kontrol mobil.

Basic cara kerjanya adalah mengontrol laju pengendaraan dengan secara

selektif memberikan pengereman pada roda yang paling membutuhkan. Dalam kondisi jalan lurus, kendaraan pun melaju lurus di permukaan jalan rata, maka pengereman terpusat pada ke-empat roda secara bersamaan. Namun jika jalan berbelok atau mobil melaju berbelok atau kondisi jalan tidak rata. maka beban pengereman tidaklah terpusat pada ke empat roda secara merata. ESP mengatur pengereman sedemikian rupa agar mobil tidak kehilangan kendali sekalipun pengereman tiba-tiba sewaktu berbelok disertai kecepatan tinggi. ESP bekerja dengan sensor elektronis yang keseluruhannya mengontrol akselerasi, pengereman di berbagai jenis kondisi jalanan, mengontrol putaran masing-masing roda, menurunkan rpm untuk kondisi tertentu untuk menghindari selip. Rem ABS memiliki sejumlah sensor kecepatan dan ESC menambah sensor yang secara kontinyu memonitor seberapa baik kendaraan merespon input dari roda kemudi. Sensor-sensor ini bisa mendeteksi kapan pengemudi kehilangan kontrol karena mobil melenceng dari jalur yang seharusnya dilalui, -masalah yang sering muncul pada manuver kecepatan tinggi atau jalan licin-. Dalam situasi ini, otomatis ESC mengerem ban-ban secara individual untuk menjaga mobil tetap terkontrol. Bila pengemudi melakukan gerakan manuver mendadak, misal menikung terlalu cepat, mobil beresiko hilang kontrol. Maka ESC akan melakukan serangkaian pengereman yang diperlukan dan pada kasus-kasus tertentu juga mengurangi kecepatan mobil agar mobil tetap terkontrol.

Kerja ESP membantu pengendalian mobil ketika kemudi diputar secara mendadak saat kendaaraan tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Tidak hanya pada waktu berbelok melibas tikungan, melainkan juga ketika pengemudi memutar setir untuk menghindari objek yang tiba-tiba muncul di depan. Hal itu dapat terjadi karena stability control system menggunakan sensor yang secara konstan memonitor kecepatan putaran masing-masing roda, sudut putaran setir, dan akselerasi lateral (menyamping) . Sistem itu juga memonitor kerja banyak sistem lain, apakah menyimpang atau tidak. Semua informasi itu dikumpulkan oleh komputer, yang akan menentukan apakah mobil itu berjalan sesuai dengan keinginan pengendaranya atau tidak. Dan jika tidak sesuai, stability control system akan mengintervensi dan mengembalikan posisi mobil sesuai dengan yang diinginkan pengendara. Demikianlah kehebatan mobil yang telah mengaplikasikan fitur stability control dalam melindungi dan menjaga keselamatan pengendara meskipun tengah berkendara dalam kecepatan tinggi. Jika mobil mengalami understeer, fitur canggih ini akan menerapkan rem pada roda belakang bagian dalam sehingga mobil tertarik kembali ke lintasan yang seharusnya dilalui. Sementara jika mobil mengalami oversteer, stability program akan menerapkan rem hanya pada roda depan bagian luar sehingga mobil tertarik kembali kelintasan yang seharusnya dilalui.

Seperti yang sudah kita ketahui, ESC dapat mengendalikan Oversteer maupun Understeer, dari tujuan ini, dibutuhkan juga untuk mengubah arah tanpa campur tangan langsung dari pengemudi. Prinsip kerjanya sama seperti kendaraan berat seperti bulldozer yakni :

Saat bulldozer ingin belok ke kiri, track bagian dalam memperlambat, sedangkan track bagian luar berakselerasi

Untuk kembali kearah sebenarnya, trak yang sebelumnya

memperlambat jadi berakselerasi dan track yang lain memperlambat sehingga bulldozer bisa berjalan lurus kembali

Ketidakstabilan Kendaraan yang Tidak dikendalikan dengan ESC Berikut ini adalah contoh bagaimana ketidakstabilan yang terdeteksi pada kendaraan tidak dikendalikan denganES C Kendaraan yang sedang melaju

harus menghindari objek yang tibatiba muncul pada saat berkendara. Pertama, pengemudi membanting stir ke kiri dan dengan segera membalikannya ke kanan. Kendaraan jadi tergelincir karena gerakan membanting stir tiba-tiba yg dilakukan spontan oleh pengendara sehingga bagian belakang mobil kehilangan kendali. Dalam keadaan ini pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraannya lagi. Apabila pengemudi sedang kehilangan kendali pada saat mengemudi dengan kecepatan tinggi maka kendaraannya akan berpotensi untuk terbalik.

12 3.4 Ketidakstabilan Kendaraan yang dikendalikan dengan ESC Sekarang mari kita amati bagaimana kendaraan kita dalam menghadapi situasi yang sama dengan menggunakanES C Kendaraan sedang mencoba untuk menghindari objek. Dari data yang disediakan oleh sensor, ESC mengetahui bahwa kendaraan sedang kehilangan stabilitas. System memperhitungkan apa yang harus dilakukan. Secara otomatis ESC mengerem roda kiri bagian belakang. Ini mempengaruhi gerakan berbelok kendaraan. Kendaraan mengarah ke kiri, pengemudi mengarahkan stir ke kanan. Untuk membantu pengemudi melaju dalam kondisi over-steer, roda depan sebelah kanan mengerem. perpindahan jalur yang dilakukan secara tiba-tiba dan dalam kecepatan tinggi dapat menyebabkan kendaraan terbalik. Untuk mencegah bagian belakang mobil dari kehilangan kendali, roda depan bagian kiri mengerem.

13Selesai sudah ketidakstabilan yang sudah di perbaiki, disini ESP tidak mengambil alih kendali kendaraan lagi.

Perlu di ingat ESC akan mengambil kendali sepanjang yang diperlukan saat ketidakstabilan pada kendaraan kita terdeteksi, akan tetapi jika ketidakstabilan itu sudah diperbaiki oleh ESC it akan berhenti bekerja secara otomatis.

14 Sensor-sensor yang digunakan pada ESC pada sasis mobil Komponen komponen ESP pada kendaraan meliputi : 1. ESP-Hydraulic unit with integrated ECU Merupakan rangkaian hidrolik pada booster rem dan roda roda yang berintegrasi atau di kontrol oleh ECU 2. Wheel speed sensor Merupakan sensor yang memantau kecepatan putaran roda 3. Steering angle sensor komponen ini merupakan sensor yang bekerja memantau sudut belok kendaraan pada saat dibelokan ke arah kanan ataupun kiri 4. Yaw rate sensor with integrated acceleration sensor Merupakan sensor yang berfungsi memantau akselerasi (percepatan) kendaraan 5. Engine-management ECU for communication Merupakan otak dari system elektronik pada kendaraan yang berfungsi mengatur seluruh system otomatis yang menggunakan sensor elektronik dalam kendaraan

17 Dodge: Electronic Stability Program (ESP) Daimler: Electronic Stability Program (ESP) Fiat: Electronic Stability Program (ESP) and Vehicle Dynamic Control (VDC) Ferrari: Controllo Stabilit (CST) Ford: AdvanceTrac with Roll Stability Control (RSC) and Interactive Vehicle Dynamics (IVD) and Electronic Stability Program (ESP); Dynamic Stability Control (DSC) (Australia only) General Motors: StabiliTrak Honda: Vehicle Stability Assist (VSA) Holden: Electronic Stability Program (ESP) Hyundai: Electronic Stability Program (ESP), Electronic Stability Control (ESC), and Vehicle Stability Assist (VSA) Infiniti: Vehicle Dynamic Control (VDC) Jaguar: Dynamic Stability Control (DSC)

Jeep: Electronic Stability Program (ESP) Kia: Electronic Stability Control (ESC)' and 'Electronic Stability Program (ESP)' Lamborghini: Electronic Stability Program (ESP) Land Rover: Dynamic Stability Control (DSC)

18 Lexus: Vehicle Dynamics Integrated Management (VDIM) with Vehicle Stability Control (VSC) Lincoln: AdvanceTrac Maserati: Maserati Stability Program (MSP) Mazda: Dynamic Stability Control (DSC) (including Dynamic Traction Control) Mercedes-Benz (co-inventor): Electronic Stability Program (ESP) Mercury: AdvanceTrac MINI: Dynamic Stability Control Mitsubishi: Active Skid and Traction Control MULTIMODE and Active Stability Control (ASC) Nissan: Vehicle Dynamic Control (VDC) Oldsmobile: Precision Control System (PCS) Opel: Electronic Stability Program (ESP) Peugeot: Electronic Stability Program (ESP) Pontiac: StabiliTrak Porsche: Porsche Stability Management (PSM) Proton: Electronic Stability Program Renault: Electronic Stability Program (ESP)

19 Rover Group: Dynamic Stability Control (DSC) Saab: Electronic Stability Program (ESP) Saturn: StabiliTrak Scania: Electronic Stability Program (ESP)[64] SEAT: Electronic Stability Program (ESP) koda: Electronic Stability Program (ESP) Smart: Electronic Stability Program (ESP) Subaru: Vehicle Dynamics Control (VDC) Suzuki: Electronic Stability Program (ESP) Toyota: Vehicle Dynamics Integrated Management (VDIM) with Vehicle Stability Control (VSC) Vauxhall: Electronic Stability Program (ESP) Volvo: Dynamic Stability and Traction Control (DSTC) Volkswagen: Electronic Stability Program (ESP)

You might also like