You are on page 1of 2

Curhat Setan [

1udul : Curhat Setan


Penulis : Fahd Djibran
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 172 Halaman
Terbit : November 2009

Curhat Setan, Permenungan yang Liar

SETELAH buku berjudul A Cat in My Eyes . Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa
mendapat sambutan yang positiI, Fahd Djibran kembali menghadirkan karya terbarunya Curhat
Setan . Karena Berdosa Membuatmu Selalu Bertanya. Dalam buku setebal 172 halaman yang
diterbitkan Gagas Media, Fahd Djibran menulis sekitar 30 judul artikel yang mengajak kita untuk
mengarungi Ienomena sosial, kemanusiaan, dan juga cinta.




Semua itu sudah lazim dan menjadi pemandangan yang lumrah disaksikan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun, Fahd Djibran mengajak kita untuk menyelaminya lebih dalam, melalui
sebuah pertanyaan sederhana yang menggugah yang acap kali tak terlintas. Bahkan, dengan cara
yang terasa agak menohok, kita diajak merenung dengan mengajukan pertanyaan atas kesalahan
atau mungkin dosa yang pernah kita perbuat.

Seperti dalam artikel Curhat Setan (hal 125), kita digiring untuk bertanya pada diri sendiri,
mengapa setiap kali berbuat kesalahan atau dosa, kita selalu menuding setan sebagai penyebab
utamanya. Lalu, mengapa manusia yang diciptakan dalam kondisi sempurna dan berakal bisa
terjerembap dalam lumpur dosa?


Melalui penuturan yang dituangkan dalam bentuk layaknya dialog imajiner dan gaya penulisan
yang lugas, kita diajak mendengarkan bagaimana jika setan bisa protes dan menolak
dikambinghitamkan atas setiap dosa yang diperbuat manusia. Dialog yang dikemas begitu apik,
mengingatkan kita sebagai manusia yang begitu egois dan jarang mau mengakui setiap kesalahan
yang telah diperbuat. Malah, kita lebih senang menuding pihak lain, termasuk setan, sebagai
biang keladinya.

Penulis pun menyadarkan kita, seharusnya manusia yang diciptakan lebih sempurna dari setan,
mampu berpikir rasional dan tidak mengumbar hawa naIsu. Sekaligus menunjukkan siIat
kesombongan setan yang merasa lebih baik dari siapa pun, kerap lebih banyak melekat pada
perilaku manusia. Padahal satu-satunya kesalahan yang membuat setan terusir dari surga adalah
akibat kesombongannya.

Kekuatan artikel Curhat Setan begitu menonjol sehingga pantas dijadikan judul buku ini. Meski
demikian artikel yang lain tetap memiliki karakter sendiri yang mengesankan. Salah satunya
adalah Ironi (hal 99) yang menyoroti Ienomena sosial dalam kehidupan global. Penulis
menyajikan Iakta yang membuka kesadaran kita bahwa banyak ketidakadilan di alami manusia.

Walaupun hidup dalam satu bumi, kadang nasib manusia yang berada di negara miskin terasa
begitu kontras dengan manusia yang berada di Eropa. Bayangkan saja untuk pemeliharaan
kesehatan dan pemenuhan gizi dasar masyakat negara miskin dan berkembang dibutuhkan dana
sekitar USD13 miliar. Namun, di saat yang sama masyarakat Eropa menghabiskan USD105
miliar hanya untuk mengonsumsi minuman beralkohol.

Kemampuan Fahd Djibran menulis artikel bertema cinta pun begitu menyentuh, meski melalui
penulis yang tetap sederhana, namun sudut pandang yang dipilih begitu kuat. Dalam artikel
Lelaki Kecil dan Gugusan Hujan (hal 7), digambarkan cinta membuat kita bisa seperti seorang
anak kecil yang berusaha mencari dan mencuri perhatian dari orang yang dikagumi.

Bahkan mampu melakukan hal-hal yang luar biasa untuk menunjukkan kesungguhan cinta.
Penulis pun menyelipkan beberapa bait puisi yang menancap untuk melukiskan suasana hati
yang sedang kasmaran.

Seperti badai/ aku ingin mencintaimu/ sampai mati.

Buku ini sangat menarik, karena mampu mengajak kita merenungi berbagai hal di sekitar kita
dengan cara yang sederhana. Meski sederhana, penulis membawa kita untuk mengeksplorasi
hati, rasa, dan akal melalui sudut pandang yang tak lazim dan pertanyaan-pertanyaan yang liar.

You might also like