You are on page 1of 60

BAB I

S1LRILISASI
FORMULASI DAN TEKNOLOGI
SEDIAAN STERIL
Deinisi
Sterilisasi adalah suatu metode atau cara
untuk memusnahkan atau mematikan
mikroorganisme yang terdapat dalam
suatu sediaan. Jadi suatu sediaan
dikatakan steril apabila sediaan tersebut
tidak mengandung mikroorganisme
hidup, baik patogen maupun
nonpatogen.
Metode Sterilisasi
Metode sterilisasi ada beberapa macam antara lain:
Sterilisasi dengan api langsung
Sterilisasi dengan pemanasan udara kering
Sterilisasi dengan cara penyaringan (filtrasi)
Sterilisasi dengan cara radiasi
Sterilisasi dengan gas
Sterilisasi dengan desinfektan
Sterilisasi dengan otoklaf
Sterilisasi dengan api langsung
Metode sterilisasi ini digunakan :
!ada alat-alat terbuat dari bahan yang
tahan panas api langsung dan memiliki
permukaan yang rata, bahan-bahan ini
terbuat dari logam atau gelas, misalnya
spatel, batang pengaduk, kaca arloji, dll.
ara sterilisasi :
Alat dikenakan/dipanaskan langsung pada
api bebas, misal dengan pemanas bunsen,
seluruh permukaan dari alat harus
berhubungan langsung dengan api
selama 20 detik
Mekanisme sterilisasi:
!anas yang cukup tinggi dari api bunsen
merupakan panas oksidasi yang akan
mematikan bakteri dan spora yang ada.
Sterilisasi dengan pemanasan
udara kering
Metode sterilisasi digunakan :
alat-alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi
ontoh : alat-alat gelas, alat-alat bedah, wadah
gelas yang perlu pengeringan
bahan obat dimana sifat fisik bahan obat
tersebut tidak dapat ditembus uap air atau
sediaan tersebut mudah terurai jika terkena uap
air.
ontoh bahan yang dapat disterilisasi dengan
cara ini : minyak lemak, gliserin, beberapa
produk minyak tanah seperti : minyak mineral,
parafin, ZnO dll
ara sterilisasi :
!emanas oven dijalankan pada suhu
170 - 180 derajat elcius (o), alat
yang akan disterilkan dimasukkan
dan dibiarkan jam ( 170 o) atau
1 jam (150 o) .
Mekanisme sterilisasi :
Udara didalam oven akan menjadi panas
dan terjadi aliran konversi panas sehingga
merata di seluruh bagian oven tersebut.
Ketika udara panas mengenai alat atau
bahan yang akan disterilisasi maka sel
mikroba akan mengalami dehidrasi diikuti
proses oksidasi atau pembakaran
sehingga terjadi kematian bakteri.
Sterilisasi dengan cara penyaringan
(bakteri filter)
Metode sterilisasi digunakan untuk :
ahan larutan obat yang tidak tahan terhadap
pemanasan.
!ersyaratan cara filtrasi :
Larutan yang disterilkan dengan cara sterilisasi
ini harus menjalani pengujian yang ketat karena
produk hasil penyaringan sangat dipengaruhi
oleh banyaknya mikroba yang difiltrasi.
Metode ini membutuhkan teknik aseptik yang
ketat, peralatan harus diperiksa sebelum
digunakan untuk memastikan tidak ada
kerusakan pada penyaring.
!enyaring dibuat dengan ukuran pori-pori
yang berbeda :
Millipore 14 - 0,025 mikron
( pembanding : Sel darah 6,5 mm, akteri
0,2 mm dan Virus polio 0,025 mm )
Faktor faktor lain yang menentukan
efektivitas penyaring adalah :
muatan listrik filter, pH larutan, suhu,
sistem tekanan dan vakum
Macam -macam penyaring :
!enyaring Seitz (filter terbuat dari bahan
gelas)
!enyaring gelas (filter terbuat dari gelas)
!enyaring erkefeld atau Mandler (filter
terbuat dari bahan silika)
!enyaring !asteur-hamberland dengan
membran penyaring terbuat dari bahan
porselen
Keuntungan menggunakan sterilisasi penyaringan :
a) Sediaan dapat dibuat segar dan steril,
contohnya untuk sediaan tetes mata.
b) Kecepatan proses sterilisasi untuk volume
larutan yang kecil cukup tinggi
c) !eralatan yang digunakan relatif tidak mahal
d) akteri yang hidup maupun yang mati
tersaring semua
Kelemahan metode sterilisasi penyaringan :
kemungkinan kerusakan pada penyaring
bakteri sehingga diragukan sterilitasnya
Waktu sterilisasi lebih lama untuk cairan
kental
Teknik Sterilisasi
Larutan dilewatkan ke dalam penyaring
yang sudah dilengkapi bakteri filter,
kemudian disaring dan dibantu dengan
alat vakum. !roses pembuatan sediaan
dalam kondisi aseptik. (catatan alat telah
dicek kelaikannya)
Mekanisme Sterilisasi :
!roses sterilisasi dengan penyaringan
tergantung penghilangan mikroba yang
dilakukan secara fisik dengan adsorpsi
pada media penyaring atau dengan proses
penyaringan dimana ukuran filter lebih
kecil dari ukuran bakteri misalnya 0,45
mikron.
Sterilisasi dengan Otokla
Sterilisasi dengan otoklaf merupakan
sterilisasi dengan pemanasan basah
yang pada umumnya mempergunakan
uap air yang dihasilkan dari pemanasan
air yang berada di dalam alat sterilisasi.
agan umum otoklaf
Alat otoklaf terdiri dari ruang dalam dan
dikelilingi suatu mantel ruang dalam, biasanya
dilapisi oleh logam dan dilengkapi dengan suatu
pintu yang dapat ditutup kedap udara. !ada
otoklaf yang sederhana tidak terdapat mantel
uap dan uap airnya dibuat sendiri dengan
mengisi air sebelum dipanaskan. Sebagian
otoklaf modern memiliki skala ukuran untuk
menunjukkan suhu dan tekanan pada ruang
otoklaf dan peralatan waktu untuk
memungkinkan operator mengetahui waktu yang
dikehendaki untuk beban otoklaf tersebut.
Mekanisme Sterilisasi pada Otoklaf
ahan yang dapat disterilkan dengan alat otoklaf
adalah bahan yang berbentuk larutan atau bahan
yang mengandung air. Mekanisme yang terjadi
adalah semua materi akan dipanaskan dengan
uapair jenuh di bawah tekanan. Jika uap air
mengenai wadah yang berisi larutan maka uap
air akan berkondensasi dan melepaskan energi
panas yang kemudian akan memanaskan air
yang terkandung dalam sediaan. Karena wadah
yang dipakai adalah wadah yg tertutup maka
akan terjadi kondensasi tersendiri di dalam
wadah sehingga konsentrasi air di dalam sediaan
tidak akan berubah dan mikroorganisme dalam
sediaan tersebut dapat dimusnahkan.
Ketika uap air terkondensasi pada benda
yang lebih dingin, suhu akan naik sampai
terjadi keseimbangan suhu dimana tidak
akan terjadi lagi perubahan panas dan
kondensasi. Uap air dapat memanasi
materi dan menembusnya dengan proses
kondensasi yang relatif cepat.
!enembusan tersebut terjadi secara
konveksi dan konduksi.
Dalam sterilisasi menggunakan otoklaf,
uap air memegang peranan penting.
Umumnya perusakan mikroorganisme erat
kaitannya dengan peristiwa koagulasi
protein dimana kematian bakteri terjadi
akibat denaturasi panas terhadap protein
yang membentuk sel bakteri.
!roses yang terjadi ialah ketika protein
dipanaskan akan melepaskan gugus tiol (-SH)
dan membentuk ikatan peptida yang lebih kecil.
Ikatan peptida ini sangat reaktif sehingga dengan
mudah berikatan kembali satu sama lain
membentuk senyawa baru yang berbeda
strukturnya dengan molekul protein semula. Jika
tidak ada air maka gugus polar pada ikatan
peptida kurang reaktif sehingga diperlukan energi
yang lebih banyak untuk memecahkan molekul
protein. Mekanisme tersebut akan berlangsung
selama proses sterilisasi sampai suhu larutan
telah mencapai suhu sekitar 115 - 121o.
!rosedur !enggunaan Otoklaf
!ada umumnya prosedur sterilisasi otoklaf
terbagi menjadi 4 tahap :
Mempersiapkan dan mengisi otoklaf
Memanaskan alat Otoklaf sampai suhu
dan tekanan yang diperlukan
!roses sterilisasi
!endinginan dan pengeluaran isi otoklaf
1. Mempersiapkan dan mengisi otoklaf
!ada tahap ini bahan yang akan
disterilkan dimasukkan dan disusun
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
rapat dan tidak menghalangi jalannya
uap ke semua bagian.
2. Memanaskan alat Otoklaf sampai suhu
dan tekanan yang diperlukan
ila pintu/tutup otoklaf telah tertutup,
berarti uap mulai memberikan panasnya
pada sediaan yang disterilkan. Mula
mula dengan memberikan panas
latennya dan terjadi kondensasi pada
semua permukaan. Satu gram uap air
pada suhu 100 o jika berkondensasi
menjadi air akan membebaskan energi
panas sebesar 536 kal.
Setelah itu terjadi penembusan dan pemindahan panas
secara konduksi dan konveksi.
!emanasan terjadi dalam dua tahap, yaitu :
pengaliran uap pada tekanan atmosfir normal (hingga
100o
dengan menutupnya otoklaf, tekanan uap naik perlahan-
lahan sampai suhu 115 - 121 o.
!ada tahap ini terjadi penjenuhan uap air, dimana udara
dalam otoklaf dibiarkan keluar sehingga tercapai keadaan
jenuh uap air dalam ruang otoklaf. Untuk mengetahui
bahwa ruang otoklaf sudah jenuh, udara yang keluar dari
otoklaf dilewatkan dalam larutan kalsium hidroksida. ila
larutan tersebut menjadi keruh, maka keadaan uap air
jenuh belum tercapai.
!roses penjenuhan uap air menyebabkan :
pemanasan dan penembusan yang cepat
terhadap sediaan yang disterilkan
Suhu dan waktu sterilisasi dapat dikontrol
dengan mudah
!roses Sterilisasi
!ada tahap ini berlangsung proses
sterilisasi, dimana tidak ada sel hidup
yang tahan lebih dari 20 menit bila
dipanasi langsung dengan uap jenuh
pada 121o ( US!) atau 30 menit pada
suhu 115o (!) tergantung pada faktor
stabilitas sediaan yang disterilkan.
!endinginan dan pengeluaran otoklaf
Tahap ini diperhatikan terutama untuk
sterilisasi sediaan yang berbentuk
larutan. !endinginan yang terlalu cepat
akan menyebabkan larutan tersebut
mendidih karena suhu dalam larutan
jauh lebih tinggi dari suhu dalam otoklaf.
ara yang lebih aman untuk mencegah
pendidihan adalah dengan mengganti
uap dengan udara pada tekanan yang
sama atau lebih tinggi dari sebelumnya.
ara yang lebih baik lagi adalah pendinginan
dengan metode semprot (spray), dimana tekanan
dalam otoklaf dijaga dengan menekan udara dan
penambahan air yang disemprotkan ke wadah
larutan. Metode ini juga dapat mencegah
pecahnya botol.
!roses pengeringan dapat dilakukan dengan cara
vakum dan dibiarkan beberapa menit, dengan
cara ini ditambah dengan masih adanya panas
pada benda-benda yang disterilkan, sisa air
diuapkan di bawah tekanan yang lebih rendah.
Selain dengan menggunakan otoklaf .
sterilisasi dengan pemanasan basah juga
meliputi pemanasan dengan uap air pada
suhu 100o, dan tindalisasi atau
pasteurisasi.
Keuntungan dari penggunaan alat ini adalah cara
pengerjaan yang tidak terlalu sulit sehingga
semua orang dapat melakukannya. Alat ini
banyak digunakan di laboratorium karena alat ini
termasuk murah bila dibandingkan dengan
menggunakan sterilisasi gas atau sterilisasi
radiasi.
Kerugiannya sterilisasi metode ini tidak dapat
untuk mensterilkan zat-zat yang tidak dapat
ditembus air seperti minyak, lemak, sediaan
berminyak dan sediaan-sediaan lain yang tidak
dapat ditembus oleh uap air.
Sterilisasi dengan Radiasi
!roses sterilisasi ini menggunakan sinar
gamma dari radioisotop yang dihasilkan
secara artifisial misal o-60 dan e-137.
Selain radioisotop proses ini menggunakan
elektron berenergi tinggi yang dihasilkan
mesin akselerator. Radiasi sinar gamma
maupun elektron berenergi tinggi memiliki
daya tembus yang kuat sehingga dapat
mensterilkan alat atau bahan kemasan
akhir.
Sterilisasi cara radiasi ini adalah proses
dingin, dengan peningkatan suhu akibat
proses tersebut tidak lebih dari beberapa
derajat celsius, dapat digunakan terus
menerus dan sangat sesuai untuk
sterilisasi skala industri.
Jenis sterilisasi cara radiasi :
Sterilisasi dengan radiasi sinar gamma
Sterilisasi dengan zat pengion
$terilisasi dengan radiasi sinar gamma
eberapa tingkat radiasi sinar gamma
yang dapat digunakan untuk tujuan
sterilisasi adalah 1,5 kGy sampai 15 kGy
dipakai untuk membasmi kapang, bakteri
patogen serta sebagian besar jenis bakteri
lainnya. Dosis 25 kGy adalah dosis
sterilisasi yang resmi diterima banyak
negara termasuk Indonesia.
Segera setelah diradiasi produk yang
dihasilkan dapat langsung digunakan.
%eknis sterilisasi :
ahan yang akan disterilkan dilewatkan
pada sumber sinar dengan menggunakan
ban pengangkut.
Mekanisme kerja :
Daya bunuhnya untuk bentuk vegetatif dari
bakteri suatu bentuk tahan lama dari
mikroorganisme. Kecepatan pembunuh kuman
tergantung dari sejumlah faktor yang terpenting:
a) jenis dan usia kuman,
b) kerapatan kuman,
c) konsentrasi oksigen (adanya oksigen
menyebabkan kepekaan menjadi 2- 3 kali
lipat)
d) kandungan kelembaban
eberapa zat organik seperti pepton,
protein, asam amino, tiourea, sulfit dan
alkohol memiliki suatu kerja pelindung
sinar. Hal ini akan menurunkan kecepatan
pembunuhan kuman.
!roduk dengan kandungan kontaminasi
awal yang rendah dapat disterilkan
dengan dosis radiasi 25 kGy. Hal ini
bermanfaat untuk produk yang sensitif
terhadap panas, radiasi dan gas etilen
oksida.
Sterilisasi ini dapat digunakan untuk
peralatan bedah, peralatan laboratorium,
sediaan medis dan farmasi, jaringan
biologi untuk transplantasi dan preparat-
preparat biologi lainnya.
Salah satu keuntungan dari penggunaan
radiasi ini adalah penghematan energi.
ontohnya pengawetan pangan melalui
teknologi ini menghemat 80-90 % energi
yang digunakan pada cara pengawetan
lain.
Sterilisasi Radiasi
ara sterilisasi radiasi :
!ada saat iradiator beroperasi, sumber
radiasi memancarkan radiasi ke segala
arah, demikian pula pada saat iradiator
tidak berfungsi. Sumber radiasi meluruh
sebanding dengan waktu sehingga daya
guna sumber tidak mungkin 100 %.
Sehubungan dengan keadaan tersebut
tentunya ada energi yang hilang, jadi
tidak seluruh energi yang dipancarkan
dapat dimanfaatkan.
Lisiensi Radiasi
Hanya 35 % yang diserap bahan makanan atau
dengan kata lain efisiensi radiasi hanya 35 %,
serta bila daya guna sumber dimanfaatkan
radiasi hanya sekitar 68 %, maka untuk
pasteurisasi radiasi sebesar 2,5 kGy, energi yang
diperlukan sebesar 100/24 dikalikan 2,5 kGy
yaitu sebesar 10 kGy atau 10 kJoule (kJ)/Kg.
Menurut perhitungan ynolesson, energi
tambahan antara lain konveyor, blower dan turun
naik, sumber radiasi 11 kJ. Jadi energi yang
diperlukan untuk pasteurisasi radiasi sebesar 21
kJ.
eradioaktian
Sterilisasi metode ini tidak akan
menimbulkan keradioaktifan pada produk
yang disinari karena energi foton gamma
yang dapat menimbulkan keradioaktifan
harus memiliki tingkat ambang minimum
sekitar 8 MeV sedangkan isotop o60 dan
e137memancarkan sinar gamma dengan
energi foton sebesar 1,17 MeV dan 1,33
MeV.
Menurut Farmakope Indonesia dosis untuk
sterilisasi metode ini tidak kurang dari 2,5
Mrad dan dapat dilakukan dengan sinar X,
sinar gamma dan dengan elektron yang
dipercepat
aktor Inaktiasi
Efektivitas proses sterilisasi untuk mikroba
tertentu dinyatakan dengan faktor inaktivasi
yaitu perbandingan jumlah awal mikroba sebelum
disterilkan dengan jumlah yang hidup setelah
proses berakhir.
ode of !ractice yang dikeluarkan WHO dan IAEA
menetapkan faktor keselamatan untuk
pemakaian teknik sterilisasi radiasi atau dengan
kata lain dari 1 juta unit yang disterilkan hanya 1
unit yang tidak steril. Faktor keselamatan
dijelaskan dengan rumus sebagai berikut :
Saety actor
SF = aoD/D10 .
-------- > 1 juta
!S
SF Safety Factor = faktor keselamatan
D10 = dosis yang diperlukan
menginaktivasi 90 % mikroba atau 1 log
cycle
!S = presterilization ount = kontaminasi
D = Dosis sterilisasi
Dosis Radiasi tergantung dari :
esarnya angka mikroba jumlah bakteri sebelum
dilakukan radiasi
Daya tahan bakteri terhadap radiasi
Lingkungan ketika melakukan radiasi
Jenis bakteri
Medium yang digunakan
Temperatur
Aktivitas air
Faktor keselamatan yang diinginkan
Tujuan pemakaian
$terilisasi dengan Radiasi !engion
!rinsip kerja sterilisasi ini adalah menyebabkan
proses ionisasi, eksitasi, dan reaksi kimia pada
benda yang disterilkan, perubahan ini akan
menyebabkan efek biologis yang mengubah
proses kehidupan normal dari sel hidup dan
mikroba. !erubahan tersebut terutama terjadi
pada DNA yang dapat mengakibatkan mikroba
tersebut kehilangan kesanggupan membelah diri.
Dampak radiasi pengion terhadap kehidupan
terdiri dari :
dampak terhadap sel dan komponen
pembangunnya.
dampak terhadap organ dan sistem
biologis lainnya.
Dampak terhadap tubuh seutuhnya,
tanaman, hewan dan manusia
Dampak terhadap ekosistem
Radiasi pengion bekerja terhadap sistem
biologis dengan merubah bagian-bagian
sel yaitu molekul. !erubahan awal secara
kimia sukar untuk diketahui dan mungkin
segera terjadi perbaikan. Meskipun
demikian, beberapa perubahan awal yang
kecil ini dapat berkembang menjadi
kerusakan yang dapat dikenali dengan
mudah.
S1LRILISASI DLNGAN ALIRAN
GAS L1ILLN OSIDA
igunakan untuk :
eberapa senyawa yang tidak tahan panas dan
uap air dapat disterilkan dengan menggunakan
aliran gas etilen oksida (EtO) atau propilen
oksida. !roses ini dilaksanakan dengan
menggunakan gas EtO murni atau campuran
gas EtO dengan gas inert yang sesuai seperti
gas O2 atau hidrokarbon halogenasi.
!enggunaan gas EtO murni mengandung risiko
karena gas tersebut mudah meledak.
Konsentrasi gas, kelembaban, suhu dan waktu
proses dapat mempengaruhi efisiensi proses
sterilisasi.
Teknik sterilisasi menggunakan gas EtO dengan
konsentrasi 450 mg per liter pada kelembaban 60
-70 % dan suhu 35 o. Efisiensi proses sangat
bergantung kepada derajat penetrasi gas ke
semua bagian produk. !ada kondisi tertentu
derajat sterilitas tidak tercapai karena gas tidak
mencapai mikroba yang mengkontaminasi bagian
yang paling dalam dari produk misalnya ketika
mensterilkan gulungan kasa atau bubuk dengan
densitas tinggi seperti natrium klorida atau
glukosa. Jika sterilisasi gas EtO tidak efektif
maka proses dapat diganti dengan proses
sterilisasi radiasi.
Gas EtO kurang efektif untuk mensterilkan
alat suntik sekali pakai, karena sering
ditemui adanya spora bakteri yang
terperangkap di antara alat pengisi dan
tabung sehingga tidak dicapai oleh gas
EtO. Sebaliknya radiasi sinar gamma
merupakan cara yang paling sesuai
karena penetrasi yang dalam.
Gas EtO dapat diserap oleh beberapa bahan
seperti plastik, elastomer, dan bahan baku obat,
sehingga residu gas tetap berada dalam bahan
tersebut setelah proses sterilisasi. Residu gas EtO
pada plastik polietilen dapat mencapai 5 - 10
mg/g bahan. Duapuluh empat jam setelah proses
sterilisasi masih didapat gas yang diserap dalam
persentase tinggi seperti polietilen densitas
rendah (12 %), polietilen densitas tinggi (20 %),
!V (70 %), polipropilen (70%) dan polikarbonat
(57%). !enelitian tentang efek mutagenesis EtO
dibandingkan dengan sinar X menunjukkan
bahwa 1 ppm/jam EtO setara dengan 0,2 mGy
(20 mrad) per jam sinar X.
Laju dosis maksimum sinar X perjam yg
diinginkan adalah 0,025 mGy(2,5 mrad)
yg setara dengan 0,125 ppm/ jam EtO.
eberapa akibat toksis yang ditimbulkan
oleh residu tersebut pada alat kedokteran
ialah penyakit trochitis karena
menggunakan tabung endotracheal yang
mengandung residu, thromboplebitis atau
hemolisis yang disebabkan oleh residu
pada kateter.
Hemolisis yang luas akan terjadi kalau
darah disalurkan melalui pipa plastik yang
disterilkan oleh gas EtO. Residu gas EtO
dan etilenklorohidrin (ETH) merusak
sitoplasma dan kromosom, disamping
bersifat base pair mutagen. Karena ada
korelasi yang tinggi antara karsinogenitas
dan mutagenitas maka kedua residu
tersebut dianggap sangat berbahaya bagi
kesehatan.
Etilenglikol (ETG) dalam gas EtO dapat bereaksi
dengan gugusan kimia tertentu membentuk
turunan atau derivat hidroksi etilat. ontoh
gugusan kimia tertentu membentuk turunan atau
derivat hidroksi etilat. ontoh gugusan kimia
tersebut adalah gugusan -NH2, -SH, -OH dan -
OOH. Disamping itu gas EtO dengan
kelembaban tertentu dapat membentuk senyawa
etilenglikol dan dengan ion klorida dapat
membentuk etilenklorhidrin. atas residu gas
EtO, ETH dan ETG yang diizinkan FDA Amerika
Serikat dalam produk obat dan alat kedokteran
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Sterilisasi dengan Desinektan
Sterilisasi dengan menggunakan
desinfektan adalah sterilisasi yang paling
mudah dalam pengerjaannya dan juga
tidak memerlukan sumber panas dan
alat alat khusus saja
Sterilisasi dengan desinfektan hanya
dapat dilakukan untuk alat-alat saja. Alat
alat yang disterilkan dengan desinfektan
juga jangan terbuat dari bahan logam,
karena zat kimia desinfektan biasanya zat
yang korosif, sehingga alat-alat yang
terbuat dari logam akan berkarat.
eberapa desinfektan yang banyak
digunakan di masyarakat saat ini adalah
golongan fenol dan alkohol.

You might also like