You are on page 1of 11

Bakteriologi D III Analis Kesehatan MORFOLOGI BENTUK BAKTERI Berbagai Bentuk Tubuh Bakteri Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi

menjadi tiga golongan besar, yaitu : Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi seperti berikut: Mikrococcus jika kecil dab tunggal. Diplococcus, jika bergandanya dua-dua Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus Staphylococcus, jika bergerombol Sreptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder dan mempunyai variasi sebagai berikut : Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua Streptobacillus jika bergandengan membentuk rantai

Spiral (spiral) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut: Vibrio , (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran Spiral , jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Bentuk tubuh /morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama

BAKTERIOLOGI

HASRAWATI

Bakteriologi D III Analis Kesehatan PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK TERHADAP BAKTERI Persiapan: Alat dan bahan : Objek Glass Api Bunsen Sengklit (Ose) NaCl 0,9 %

Tujuan : Untuk melihat morfologi (bentuk-bentuk) dan sifat mikroorganisme terhadap pengecatan, maka terlebih dahulu dilakukan adalah pembuatan sediaan yang dapat dilakukan dengan cara : 1. Membuat sediaan dari Spesimen/ Perbenihan cair Dengan sedikit sengklit yang telah disterilkan pada nyala api dan telah dingin. Specimen perbenihan cair diambil. Lalu dioleskan pada permukaan bagian tengah dari kaca objek yang bersih dan kering sedemikian rupa sehingga diperoleh sediaan yang agak tipis, rata dengan ukuran sekitar 3 x 2 cm kemudian keringkan pada udara terbuka yang tidak langsung berhubungan dengan sinar matahari. 2. Membuat Sediaan dari Perbenihan Padat Terlebih dahulu satu mata ose salin NaCl 0,9 % pada permukaan bagian tengah dari suatu kaca objek yang bersih dari lemak, kemudian dengan ose steril dan dingin koloni/ pertumbuhan diambil sedikit dengan ose tad, yang selanjutnya dicampur sedemikian rupa pada salin NaCl tadi sehingga diperoleh sediaan yang agak tipis, rata dengan ukuran 3 x 2 cm. Sediaan dikeringkan pada suhu kamar yang terhindar dari cahaya matahari langsung.

BAKTERIOLOGI

HASRAWATI

Bakteriologi D III Analis Kesehatan

Contoh perbenihan padat Sediaan yang telah kering terlebih dahulu di fiksasi diats nyala api 3 kali dimana permukaan sediaan sebelah atas waktu fiksasi. TUJUAN FIKSASI adalah: Melekatkan sediaan pada kaca objek. Mematikan kuman dengan segera Mempermudah pengecatan Sediaan tahan untuk disimpan jika belum sampai dicat. Adapun cara pengecatan sediaan yang sering dilakukan dilaboratorium bakteriologis adalah : 1. Pengecatan Gram Maksud dari pengecatan ini adalah untuk mengetahui bentuk dan sifat bakteri terhadap pengecatan gram, yang berwarna merah termasuk kelompok bakteri gram negatif, sedangkan yang berwarna ungu adalah kelompok bakteri yang bersifat gram positif. a. Persiapan 1) 2) Sediaan yang ingin di cat Larutan karbol gentia n/ kristal violet Kristal/ gentian violet : 1 gr HASRAWATI 3

BAKTERIOLOGI

Bakteriologi D III Analis Kesehatan Alkohol Air suling Fenol : 10 % : 87 ml : 3 ml

Kristal gentian violet digerus dalam mortar sampai hancur, kemudian dilarutkan dalam alkohol dan ditambahkan air suling dan fenol, selanjutnya larutan ini disaring dengan kertas saring kedalam botol yang berwarna dan simpan pada tempat yang gelap 3) 4) Alkohol 96 % larutan lugol Yodium Kristal 1 gr Kalium Yodida ; 2 gr Air suling : 300 ml

Yodium dan kalium yodida digerus bersama dalam mortar dan tambahkan sedikit demi sedikit digerus sampai larut. Larutan ini disaring ke dalam botol yang berwarna dan sisa air suling dimasukkan semuanya melalui saringan yang tadi 5) Larutan air Fuchsin b. Cara pengecatan dan pembacaan hasil 1. Sediaan yang telah difiksasi dan dingin, dicat dengan larutan karbon gentian violet/ kristal violet selama 1-3 menit. 2. Zat warna dibuang dan diganti dengan larutan lugol selama 1 menit. 3. Larutan zat warna dibuang dan sediaan dicuci dengan alkohol 96 % sampai semua zat warna keluar. 4. Sediaan dicuci dengan air 5. Sediaan di cat dengan larutan fuchsin selama 30 detik 6. Sediaan dikeringkan dan dibilas dengan aquades, kemudian diperiksa pada mikroskop dengan memakai lensa imersi (lensa objektif 100x)

BAKTERIOLOGI

HASRAWATI

Bakteriologi D III Analis Kesehatan 7. Diperiksa minimal 100 lapangan pandang, dilaporkan terhadap pengecatan gram serta jumlah bakteri semikuantitatif. Negatif (-) : tidak ditemukan bakteri Positif (+) : kuman gram positif berwarna ungu : kuman berwarna negatif berwarna merah Untuk bahan dari sekret alat kelamin, maka diplokukus gramm negatif yang ada dilaporan apakah intra atau ektraseluler. c. Sifat kuman terhadap pewarnaan gram merupakan sifat penting untuk menentukan determinasi suatu kuman beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai papad kuman gram positif dan kuman gram negatif. no 1 Morfologi Bacteri Dinding Sel - Lapisan peptidoglikan - Kadar lipid 2 Resistensi terhadap alkali (1 % KOH) 3 4 5 Kepekaan terhadap yodium Toksin yang dibentuk Sifat tahan asam Lebih peka eksotoksin Lebih peka Endotoksin Lapisan tebal 1-4% Tidak larut Lapisan tipis 11-22% Larut Gram positif Gram negatif

Ada yg tahan Tidak ada yang asam tahan asam

2.

pengecatan Ziehl Neelsen Untuk melihat Basil Tahan Asam (BTA), terutama M. Tubercolosis dan M leprae yang terlihat berbetuk batang berwarna merah dengan latar belakang yang berwarna biru, dilakukan pengecatan Zielh Neelsen a. Persiapan 1) Sediaan yang kan dicat BAKTERIOLOGI HASRAWATI 5

Bakteriologi D III Analis Kesehatan Untuk spesimen sputum dibuat sediaan yang berukuran 2 x 3 cm sedangkan spesimen dari reits serum dibuat sediaan dengan ukuran 1 x 1,5 cm yang langsung diambil dari penderita Ketentuan lainnya sama dengan sediaan umum 2) Larutan karbon fuchsin Basic Fuchsin : 0,3 % Alkohol Air suling Fenol : 10 ml : 85 ml : 5 ml

Basic Fuchsin digerus dalam mortar sampai hancur, kemudian dilarutkan dalam alkohol, ditambahkan air suling dan fenol, kocok dan saring ke dalam botol yang berwarna 3) HCl Alkohol 3 % atau asam sulfat 20-25 % HCl : 3 ml

Alkohol 96 % : 97 ml

Dipipet HCl sebanyak 3 ml kemudian dicampur dengan alkohol 96 % sebanyak 97 ml, lalu homogenkan. Masukkan ke dalam botol yang berwarna 4) Methylen Blue 0,3 % Methylen Blue Aquadest : 0,3 gr : 100 ml

Methylen blue digerus dalam mortar sampai hancur, tambahkan sedikit air suling sambil digerus hingga methylen blue larut betul. Cukupkan volume menjadi 100 ml dan saring ke dalam botol yang berwarna. b. Cara Pengecatan dan Pembacaan Hasil 1. Sediaan dicat dengan carbon fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca objek 2. Dengan api kecil kaca objek dipanasi dari bawah sampai zat warna menguap ( tidak boleh mendidih). Hal ini dilakukan 3 kali dalam waktu 5 menit. 3. Zat warna dibuang dan sediaan dicuci dengan air kemudian dilunturkan dengan HCl Alkohol 3 % (untuk M.Leprae dipakai HCl- Alkohol 1 %) sampai semua zat warna keluar dari sediaan. BAKTERIOLOGI HASRAWATI 6

Bakteriologi D III Analis Kesehatan

4. Sediaan dicuci air kemudian dicat dengan air methylen blue selama 30 detik 5. Sediaan dicuci, keringkan dan diperiksa minimal 100 LP dan hasil dilaporkan. Untuk BTA M.tuberculosis (-) (+) ( ++ ) ( +++ ) 3. : Tidak ditemukan BTA : Ditemukan antara 4-9 BTA dalam 100 LP : Ditemukan antara 1-10 BTA tiap LP : Ditemukan rata-rata > 10 dari 100 BTA tiap LP

Pengecatan Neisser Digunakan untuk melihat bentuk-bentuk corynobacterium diphthriae yaitu bentuk batang halus dengan butir volutin yang terletak pada keduan ujungnya dan biasanya tersusun dalam bentuk huruf T, V, atau L Batang bakteri berwarna kuning kecoklatan dan butr volutin ungu kebiruan a. Persiapan 1) sediaan yang akan dicat 2) Larutan Neisser A - Methylen Blue : 0,1 gr - Alkohol 96 % - Air Suling - Asam asetat : 2 ml : 95 ml : 5 ml

Methylen blue digerus dengan mortar sampai hancur, kemudian ditambahkan dengan alkohol dan terus sampai larut. Air suling ditambahkan sedikit demi sedikit , kemudian asam asetat campur dan saring kedalam botol berwarna

3) Larutan Neisser B Gentian / kristal violet : 1 gram Alkohol 96 % BAKTERIOLOGI : 10 ml HASRAWATI 7

Bakteriologi D III Analis Kesehatan Air suling : 300 ml

Gentian violet / kristal violet digerus dengan mortar sampai hancur, kemudian dilarutkan dalam alkohol kemudian tambahkan air suling . larutan di kocok sampai larut betul, saring kedalam botol berwarna 4) Larutan Neisser C b. Bismark Brown / Chrysoidin/ Visuvin 2 gram, dilarutkan dalam 300 ml air suling Saring kedalam botol berwarna

Cara Pengecatan dan Pembacaan - Sediaan dicat dengan campuran Neisser A dan Neisser B sama banyak selama 25 detik. - Zat warna dibuang dan cat dengan Neisser C selama 25 detik . - Zat warna dibuang dan dikeringkan diatas kertas saring - Periksa dengan mikroskop dan laporkan hasilnya.

4.

Pengecatan Sederhana Pengecatan sederhana ini hanya mengetahui bentuk zat warna dengan warna tertentu, sehingga jarang sekali digunakan untuk keperluan diagnostik (hanya menggunakan zat warna) a. Persiapan 1. Sediaan yang akan dicat 2. Larutan air methylen blue atau larutan carbon Fuchsin b. Pengecatan dan Pemeriksaan 1. Sediaan dicat dengan air methylen blue selama 1-2 menit 2. Zat warna dibuang, sediaan dicuci air, keringkan dan periksa

BAKTERIOLOGI

HASRAWATI

Bakteriologi D III Analis Kesehatan BAKTERIOLOGI TEKNIK Bakteri teknik adalah theory tentang cara-cara atau pelaksanaan mengerjakan pemeriksaan secara bakteriologis. Ini dapat dipisahkan dari bakteriologi teori karena kita dapat bekerja praktis Pemeriksaan bakteriologis dapat dibagi sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Morphologies Culturil & Biochemis Serologis Biologis

PEMERIKSAAN MORPHOLOGIS Pemeriksaan morphologis sering juga disebut pemeriksaan mikroskopis yaitu pemeriksaan untuk mengetahui bentuk-bentuk bakteri, apakah berbentuk batang, koma, bulat, bergerombol, berdua-dua, berderet-deret, berempat-empat dan sebagainya.

Untuk pemeriksaan ini perlu digunakan mikroskop, bakteri harus dibuat preparat yaitu diletakkan pada kaca objek. Karena kecilnya bakteri, maka yang terlihat hanyalah benda-benda kecil yang membiaskan cahaya yang batas-batasnya tidak jelas. Supaya bakteri itu menjadi lebih jelas, bakteri terlebih dahulu diwarnai atau dicat terlebih dahulu.

MACAM-MACAM PREPARAT DAN PEMBUATANNYA Dikenal preparat hidup dan preparat mati. Masing masing ada yang diwarnai dan tidak diwarnai BAKTERIOLOGI HASRAWATI 9

Bakteriologi D III Analis Kesehatan 1. Preparat hidup yang tidak diwarnai Dalam preparat ini mikroorganisme yang ada masih hidup dan bila bergerak dapat jelas kelihatan. Untuk membuat preparat ini ada 3 macam : a. Tetesan tegak 1) Disediakan objek glass yang bersih dan bebas lemak 2) Ose dipijarkan pada lampu spiritus untuk mensterilkan ose kemudian didinginkan 3) Dengan menggunakan ose yang sudah dingin diambil culture bakteri atau bahan yang diperiksa sampai ose penuh. Kalau bahan pemeriksaan padat, dicairkan dahulu dengan air garam physiologis steril. 4) Kemudian ditaruh pada objek glass yang sudah disediakan 5) Ose dipijarkan lagi sebelum ditaruh ditempatnya. 6) Preparat yang sudah selesai dilihat harus dimasukkan kedalam desinfectans (carbol, Lysol, dettol, bichromat, sublimat, dll) b. Tetesan tegak dengan kaca tutup/ dek glass Cara pembuatannya sama dengan tetes tegak, hanya sebelum dilihat dengan mikroskop ditutup dulu dengan dek glass. c. Tetesan gantung 1) Ose dipijarkan lalu tunggu sampai dingin 2) Dengan ose yang sudah didinginkan, diambil culture bakteri atau bahan pemeriksaan sampai ose penuh cairan 3) Cairan itu diletakkan di tengah-tengah dek glass yang bersih dan bebas lemak 4) Objek glass cekung yang bersih, tepi cekungan diberi Vaseline 5) Kemudian objek glass itu dipegang dengan cekungannya disebelah bawah, ditempelkan pada dek glass yang sudah ada tetesannya. 6) Objek glass ditekan sedikit dan segera dibalik dengan cepat. Tetesan culture bakteri harus terletak di tengah-tengah cekungan 7) Preparat siap dilihat dengan mikroskop 8) Preparat yang sudah selesai dilihat dimasukkan kedalam desinfectan. Begitu pula ose yang selesai dipakai segera dipijarakan kembali. Sebelum preparat dimasukkan ke dalam desinfectans, dek glass supaya dibuka lebih dahulu. Catatan : Preparat hidup tetesan tegak gunanya antara lain untuk melihat gerak bakteri, endapan urine, aglutinasi dan sebagainya. Begitupula preparat hidup tetesan tegak dengan dek glass. Tetesan gantung terutama digunakan untuk melihat gerak bakteri Preparat hidup dengan dek glass umunya lebih baik bila disbanding dengan tanpa dek glass umumnya lebih baik bila disbanding dengan yang tanpa deg glass, karena bahan yang diperiksa tidak lekas kering tidak begitu dipengaruhi oleh aliran udara diluar, mempunyai ketebalan yang sama, pada kecelakaan tidak mengotori objektif BAKTERIOLOGI HASRAWATI 10

Bakteriologi D III Analis Kesehatan Tetesan gantung adalah cara terbaik untuk melihat gerak bakteri, tetapi tidak dipakai seharihari karena kurang praktis.

2. Preparat hidup yang dicat 3. Preparat mati yang dicat 4.

BAKTERIOLOGI

HASRAWATI

11

You might also like