You are on page 1of 7

TEORI/MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS MENURUT CALISTA ROY

Disusun oleh :
Kelompok 1
MARIA NATALIANI NOVATSIANA LAGUT (09130223)
INDRA WIJAYA (09130204)
MEY SONYA CITRA REMBULAN (09130211)
NOVITA KAMINUKAN (09130174)
RISKA WULANDARI
LIA IRWANTI
NOFIANTY KAESMETAN (10130199)
NIDAUL KHOIR (10130221)
GEDE ARTA PRATAMA (10130269)
NI LUH ADIK GUSTINI (10130237)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2011
TEORI/MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS MENURUT CALISTA ROY

Model Adaptasi Roy
Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi keperawatan pada tahun 1964. Model ini
banyak digunakan sebagai IalsaIah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan.
Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dalam keperawatan. Asumsi dasar
model ini adalah:
1. Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang
dikatakan sehat jika mampu berIungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan
sosial. Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki
mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy mendeIenisikan
lingkungan sebagai semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap
perkembangan manusia.
2. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersiIat positiI maupun negative untuk
dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen,
yaitu penyebab utama terjadinya perubahan, kondisi dan situasi yang ada serta keyakinan
dan pengalaman dalam beradaptasi.
3. Setiap individu berespons terhadap kebutuhan Iisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang
positiI, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan
kemampuan melakukan peran dan Iungsi secara optimal utnuk memelihara integritas diri.
Menurutnya, kebutuhan Iisiologis meliputi oksigenisasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan
dan elektrolit, makanan, tidur dan istirahat, pengaturan sushu, hormonal dan Iungsi sensori.
Kebutuhan akan konsep diri yang positiI berIokus pada persepsi diri yang meliputi
kepribadian, norma, etika dan keyakinan seseorang. Kemandirian lebih diIokuskan pada
kebutuhan akan kemampuan melakukan interaksi sosial termasuk kebutuhan akan
dukungan orang lain. Peran dan Iungsi optimal lebih diIokuskan pada perilaku individu
dalam menjalankan peran dan Iungsi yang diembannya (Rambo, 1984, dikutip dari Taylor,
C., dkk, 1989).
4. Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat dengan keeIektiIan
koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.

Selain itu, terdapat 3 tingkatan/komponen adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy
1. Fokal simulasi yaitu : Stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan
mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
2. Kontekstual stimulus merupakan stimulasi yang dialami seseorang baik stimulus internal
ataupun eksternal. Yang dapat mempengaruhi, kemudian dilakukan observasi dan dapat
diukur secara subjektiI.
3. Residual stimulus merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau
sesuai dengan lingkungan dan sukar dilakukan observasi.
Roy berpendapat ada 4 macam peranan penting dalam model adaptasi keperawatan, tenaga
kesehatan, lingkungan dan sehat.
1. Elemen keperawatan
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan
melaksankan praktek keperawatan ( Roy,1983 ).
Lebih spesiIik ( Roy,1986 ) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktek
dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap
yang muncul semakin positiI.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagi suatu kesatuan yang utuh untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan mereapon terhadap
stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.
Jika stresor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan koping secara eIektiI maka
individu itu membutuhkan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan
sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.
Komponen adaptasi mencakup Iungsi Iisiologis, konsep diri, Iungsi peran dan saling
ketergantungan.
2. Elemen manusia
Manusia adalah bagian dari sistem adaptasi yaitu suatu kumpulan unit yang saling
berhubungan mempunyai masukan, proses kontak, umpan balik ( Roy, 1986 ).
Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimaniIestasikan dengan adaptasi secara
spesiIik.
Manusia dalam sistem ini, berperan sebagai kognator dan regulator ( pengaturan ) untuk
mempertahankan adaptasi.
Terdapat 4 cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap Iungsi Iisiologis, konsep diri,
Iungsi peran, dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan manusia dilihat sebagai sistem kehidupan yanng
terbuka, adaptiI, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda terhadap lingkungan.
Manusia sebagai masukan dslam sistem adaptiI terdiri dari lingkungan eksternal dan
internal.
Proses kontrol manusia adalah menkanisme koping yakni sistem regulator dan kognator,
keluaran dari sistem ini dapat berupa respon adaptiI atau respon tidak eIektiI.
Regulator dihubungakan dengan Iungsi Iisiologis, sedangkan kognator dihubungkan
dengan konsep diri atau Iungsi peran
3. Elemen lingkungan
Lingkungan dideIinisikan sebagai semua kondisi, keadaan dan Iaktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan dideIinisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada
makhluk hidup dan berintegrasi dalam individu seutuhnya ( Roy, 1984 ).
Proses Adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh Iungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu
dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, sebagai berikut :
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan ini
merupakan stresor atau stimulus lokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat
dukungan dari Iaktor Iaktor konseptual dan resitual maka akan muncul interaksi yang
biasa disebut stres. Dengan demikian, adaptasi sangant diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respon adaptiI dan tidak
eIektiI. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan
pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan
integritas.
Aplikasi Model Adaptasi Roy
Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan dan sebagai pedoman dalam
memberikan perawatan pada anak anak, lansia, dan komunitas. Model ini lebih menekankan
pada Iaktor psikologis.

Dengan menguraikan model adaptasinya dan bagaimana keluarga dimasukkan, Roy
menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi sosial, serta komunitas
dapat dijadikan unit analisis dan Iokus praktik keperawatan. Karena para perawat mengkaji
orang sebagai sistem yang adaptiI, mereka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan
Iokus perawatan. Intervensi keperawatan mempertinggi stimuli (Iokal, konstektual, dan
residual) untuk meningkatkan adaptasi dari sistem keluarga (Roy, 1983, hal.275). Roy
mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisme koping yang tidak eIektiI,
yang menyebabkan respon yang tidak eIektiI, merusak integritas individu tersebut, gagasan
ini dapat diperluas hingga ke unit keluarga, di mana pola koping keluarga yang tidak eIektiI
menimbulkan masalah masalah yang berhubungan dengan Iungsi keluarga ( McCubin dan
Figley, 1983 ).
Teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam
memanipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti penting dalam
keperawatan kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga,Ed.3. Jakarta : EGC.
Ali, H Zaidin. 2002. Dasar dasar Keperawatan ProIesional. Jakarta : Widya Medika.







FOKUS INTERVENSI MENURUT FRIEDMAN
Intervensi merupakan salah satu tahap dari
proses keperawatan keluarga, perawat
berperan untuk membangkitkan minat
keluarga mengadakan perbaikan ke arah
perilaku hidup sehat.
Perawat diharapkan dapat memberikan
kekuatan dan membantu mengembangkan
potensi potensi yang ada sehingga
keluarga mempunyai kepercayaan diri dan
mandiri dalam menghadapi masalah,
kesulitan, kebingungan, ketidakmampuan
yang dihadapi keluarga,
Tindakan keperawatan keluarga mencakup
hal hal di bawah ini :
1. Menstimulasi kesadaran atau
penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
memberikan inIormasi, perawat
dapat memberikan inIormasi berupa
pendidikan kesehatan kepada
keluarga tentang pentingnya
kesehatan, cara cara hidup sehat,
dan cara cara memulihkan
kesehatan jika sakit.
mengidentiIikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, perawat
dapat mengkaji sejauh mana
kebutuhan keluarga terhadap
kesehatan
dan mendorong sikap emosi yang
sehat terhadap masalah, hal ini lebih
mengarah pada tindakan benar yang
dapat dilakukan keluarga jika ada
anggota keluarga yang berada dalam
rentang sakit.
2. Menstimulasi keluarga untuk
memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara :
mengidentiIikasi konsekuensi tidak
melakukan tindakan, di sini perawat
dapat menjelaskan konsekuensi tidak
melakukan tindakan kesehatan
terkait masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga
mengidentiIikasi sumber sumber
yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsekuensi
tiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam
merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara :
mendemonstrasikan cara perawatan,
perawat di sini dalam
mendemonstrasikan beberapa
perawtan sederhana yang kiranya
dapat dilakukan keluarga sebagai
bentuk pertolongan pertama jika ada
anggota keluarganya yang sakit,
mis.perawatan luka, kompres jika
demam,dll.
menggunakan alat dan Iasilitas yang
ada di rumah dan mengawasi
keluarga melakukan perawatan,
perawat dapat juga
mendemonstasikan penggunaan alat
yang ada di rumah yang sekiranya
dapat digunakan dalam merawat
orang sakit.
4. Membantu keluarga untuk menemukan
cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat dengan cara :
menemukan sumber sumber yang
dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin,
perubahan keluarga yang dimaksud
di sini bisa berupa gaya hidup,
lingkungan, dan sebagaina yang
dapat mendukung terciptanya
kesehatan keluarga.
5. Memotivasi keluarga untuk
memanIaatkan Iasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara :
mengenalkan Iasilitas kesehatan
yang ada di lingkungan keluarga dan
membantu keluarga menggunakan
Iasilitas kesehatan yang ada, perawat
dapat memberikan penyuluhan
tentang pentingnya memanIaatkan
Iasilitas kesehatan yang ada dan
dapat berperan serta dalam
membantu keluarga menggunakan
Iasilitas kesehatan yang ada
seoptimal mungkin.
Friedman, M Marilyn. 1998. Keperawatan
Keluarga,Ed.3. Jakarta : EGC.

You might also like