You are on page 1of 11

10 PERUBAHAN PENDIDIKAN UNTUK

MENINGKATKAN SDM









Di Susun Oleh :
1. Eva Listiana 11.601020012
2. Lusiana 11.601020033
3. Suharia 11.601020001




Program studi pendidik bahasa indonesia dan daerah
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas borneo
Tarakan
2011
T PENGNT#
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas
berkat,rahmat dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
masyarakat dan kebudayaan bahasa indonesia.
ami menyadari sepunuhnya sepenuhnya bahwa bantuan dari berbagi pihak
yang turut membantu demi terselesaikannya tugas makalah ini. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami menyapaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalam nya kepada :
1. Bapak m.thobroni,s.s,m.pd si selaku dosen mata kuliah masyarakat dan
kebudyaan bahasa indonesia
2. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
3. #ekan-rekan yang telah banyak memberi dukungan selama dukungan
selama pelaksanaan penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa karena adanya keterbatasan pengetahuan
penyusun yang penyusun miliki maka makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersiIat
membangun demi kesempurnaan dan peningkatan mutu makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanIaat bagi pembaca maupun rekan-rekan sekalian.

Tarakan Mei 2011
Penulis



i
DFT# ISI

Hal
T PENGNT# i
DFT# ISI ii
. BB I PENDHULUN

. Latar belakang masalah

B. Tujuan

C. #umusan masalah

B. BB II PEMBHSN
. Pendidikan sebagai proses pemblengguan atau pembebasan,

B. Pendidikan sebagai proses pembodohan atau pencerdasan,

C. Pendidikan sebagai proses perampasan hak-hak anak atau justru
menjunjung tinggi hak anak,

D. Pendidikan menghasilkan tindak kekerasan atau tindakan perdamaian,

E. Pendidikan sebagai proses pengebirian potensi manusia atau
pemberdayaan potensi manusia,

F. Pendidikan sebagai wahana disitegrasi atau pemersatu bangsa,

G. Pendidikan menghasilkan manusia yang otoriter atau manusia
demokratis,

H. Pendidikan menghasilkan manusia yang apatis terhadap lingkungan atau
responsiI dan peduli terhadap lingkungan

I. Pendidikan hanya terjadi di sekolah atau di mana-mana.
C. BB II PENUTUP
- esimpulan


1
1
1



2

3

3


4


5


5

5


6


6



7
DFT# PUST 8


ii
BB I
PENDHULUN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana pembentuk manusia yang seutuhnya yang
berjiwakan Pancasila, hal ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sesuai
dengan tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD
1945 menyebutkan bahwa 'Mencerdaskan ehidupan Bangsa hal ini menegaskan
bahwa pemerintah ingin memberikan pendidikan yang baik bagi warganya.
Pendidikan yang mengarahkan peserta didiknya agar menjadi individu-individu
yang merdeka, matang, bertanggungjawab dan peka terhadap permasalahan sosial
di sekelilingnya hanyalah gombalan belaka. manat dalam Undang-undang pun
yang berbunyi bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi
agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, cakap,
kreatiI, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta
bertanggungjawab tidak pernah terwujud.
2. Tujuan
8erdasarkan apa yang Lelah dlsampalkan sebelumnya maka Lu[uan darl makalah
lnl adalah
a. ,engeLahul penLlngnya perubahan yang dlperlukan dl bldang pendldlkan dl
lndonesla
3. #umusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas dan tujuan, maka rumusan masalahnya yaitu
perubahan-perubahan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber
daya manusia?

1
BB II
PEMBHSN
Seberapa jauh pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap para peserta didik
untuk dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dapat dilihat dari hasil
pendidikan tersebut. pabila yang diperoleh dari proses pendidikan tersebut
kurang dari yang kita harapkan maka diperlukan suatu adanya perubahan dalam
bidang pendidikan. Paradigma-paradigma yang berkembang di masyarakat
menimbulkan suatu tanggapan-tanggapan terhadap pendidikan tersebut. dapun
paradigma tersebut antara lain :
O Pendidikan sebagai proses pemblengguan atau pembebasan,
O Pendidikan sebagai proses pembodohan atau pencerdasan,
O Pendidikan sebagai proses perampasan hak-hak anak atau justru menjunjung
tinggi hak anak,
O Pendidikan menghasilkan tindak kekerasan atau tindakan perdamaian,
O Pendidikan sebagai proses pengebirian potensi manusia atau pemberdayaan
potensi manusia,
O Pendidikan sebagai wahana disitegrasi atau pemersatu bangsa,
O Pendidikan menghasilkan manusia yang otoriter atau manusia demokratis,
O Pendidikan menghasilkan manusia yang apatis terhadap lingkungan atau
responsiI dan peduli terhadap lingkungan, dan
O Pendidikan hanya terjadi di sekolah atau di mana-mana.

.Pendidikan sebagai proses pembebasan,
Sistem pendidikan yang membelenggu ini pada gilirannya menghasilkan manusia
yang tidak kreatiI dan memiliki ketergantungan tinggi. Sistem pendidikan ini
membuat manusia tidak mandiri, menjadi beban social dan bahkan tidak memilki
jati diri. Pendidikan ini dapat dikatakan sebagai sistem pendidikan tertutup, yang
kurang memberikan kebebasan dan pengalaman kepada peserta didik untuk
berkreasi. Pendidikan dengan metode seperti ini adalah tipe pendidikan yang
tertutup dan tentunya sangat berbanding terbalik dengan pendidikan growing.

2
Pendidikan growing adalah pendidikan yang berpusat pada anak atau peserta didik
dimana dalam pendidikan ini para peserta didik diberikan kebebasan untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas yang mereka miliki dan diberikan
kesempatan untuk merekayasa proses belajar mengajar yang sedang berlangsung
serta diberikannya kebebasan untuk menggunakan hak yang mereka miliki

B. Pendidikan sebagai proses pembodohan atau pencerdasan,
Banyak yang berangkapan bahwa proses pembelajaran sebagai proses pembodohan
baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan masyarakat. Sebenarnya
mereka yang melakukan proses pembodohan tidak menyadari bahwa mereka
sendiri yang melakukan pembodohan. Melalui lembaga-lembaga Iormal adalah
contoh bahwa pembodohan masyarakan yang paling rill dikarenakan biaya
pendidikan mahal tanpa mereka sadari.
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa langgam antara siswa baik pada
jurusan matematika,ilmu pengetahuan alam,bahasa maupun social ternyata tidak
berbeda,padahal seharusnya dengan latar belakang jurusan tersebut di antara
mereka memilki langgam yang berbeda.

C. Pendidikan sebagai proses perampasan hak-hak anak atau justru menjunjung
tinggi hak anak,
Pendidikan di zaman ini terutama di Negara kita tidak menjunjung tinggi hak-hak
anak-anak atau peserta didik malah terkesan merampas, hai ini di sebabkan oleh
masyarakat yang menjadikan sebagai panggung pentas melaikan bukan sebagai
tempat latihanmaupun laboratorium belajar.
Pembelajaran di sekolah diharapkan oleh orang tua siswa untuk memperoleh
ranking atas, sehingga anak diharuskan mendapatkan nilai yang baik.


3
D.Pendidikan menghasilkan tindak kekerasan atau tindakan perdamaian,
Maraknya tawuran pelajar merupakan bukti bahwa pendidikan menghasilkan
tindak kekerasan. onIlik tidak berusaha dipecahkan secara damai dan kreatiI,
namun sebaliknya dengan kekerasan.
Siapapun percaya bahwa tindak kekerasan tidak baik disaksikan, terlebih bagi
anak-anak. Tetapi anehnya, dalam tayangan-tayangan yang tampil di media
terutama media visual, adengan kekerasan malah menjadi 'bumbu penambah
daya tarik tontonan itu sendiri.
Hampir setiap kisah yang dipertontonkan mengandung unsur tindak kekerasan.
Dalam berita, tayangan reality show, tak terkecuali juga Iilm dan berbagai topik
tayangan lainnya.
Padahal, terutama anak-anak, menonton tindak kekerasan itu cukup besar dampak
buruknya. husus untuk murid sekolah, menyaksikan tindak kekerasan dapat
menimbulkan problema ketidak disiplinan.
onIlik antara guru-siswa juga sering mencuat, memberikan gambaran bahwa
konIlik belum dapat diselesaikan secara damai.
Tindakan kekerasan yang merupakan cara pemecahan masalah tersebut sebetulnya
dapat diantisipasi jika seandainya mereka yang terlibat didalamnya menyadari
betapa pentingnya pemecahan masalah dengan cara perdamaian, karena konIlik
dapat menimbulkan berbagai masala yang diantaranya berupa kesenjangan sosial
diantara pelaku kekerasan. Untuk mengantisipasi hal tersebut terdapat beberapa
metode yang dapat dilakukan yaitu :
O onsiliasi : adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan
perundingan untuk mencari akar masalah yang dihadapi sehingga dapat
ditentukan pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
O Mediasi : adalah metode pemecahan konIlik dengan menunjuk
pihak lain sebagai penengah untuk memberikan solusi pemecahan konIlik
yang dihadapi.
O bitrasi : merupakan cara pemecahan masalah dengan pemberian
keputusan dari pihak ketiga dan pihak yang terlibat konIlik harus menerima
keputusan yang diberikan oleh pihak ketiga tersebut.
4
E. Pendidikan anak berwawasan integratiI
urikulum belum mampu menjadikan anak memiliki wawasan integratiI, yaitu
manusia terdidik yang berilmu dan berpengetahuan sekaligus beriman.
Integrasi dari keseluruhan tersebut tentunya dapat membentuk manusia yang
seutuhnya.
Di manapun dan kapanpun ia membawa kesatuan dari manusia terdidik, sebagai
manusia berilmu dan berpengetahuan, serta sebagai manusia yang beragama.
Dengan tersinkrosisasimya hal-hal tersebut maka seorang individu akan memiliki
sikap anti terhadap orang lain yang bertindak kejahatan, walaupun individu
tersebut mendapatkan kesempatan untuk melakukan hal tersebut, ia tidak akan
melakukannya.

F. Pendidikan membangun watak persatuan
Perpecahan adalah lawan dari persatuan yang dapat tercipta melalui adanya konIlik
yang terjadi maupun berkembang di masyarakat yang baik tercipta dari adanya
perbedaan-perbedaan seperti ras, agama, suku maupun etnis. Hal ini menunjukan
bahwa pendidikan masih belum mampu hidup dan berkembang di dalam
perbedaan yang ada. Mereka sama sekali tidak pernah belajar atau mengetahui
pendekatan kelompok memiliki peran penting dalam masyarakat. Saat ini
pendekatan belajar masih didominasi dengan belajar tekstual yang tidak mampu
membangun kesadaran, sikap dan tindakan. Pelajaran sejarah juga sangat penting
untuk membentuk pendekatan mengenai karakteristik bangsa masih terIokus
menjadi pelajaran hapalan. Pelajaran geograIi yang semestinya mampu
membangun kesadaran dalam memahami karakteristik tanah air, juga masih
menjadi bahan hapalan. Semua proses pembelajaran belum mampu membangun
sikap dan kesadaran persatuan.

G.Pendidikan menghasilkan manusia demokrasi
Pendidikan di negara kita masih menggunakan sikap otoriter, baik manajemen,
interaksi, proses, kedudukan maupun substansinya.
5
Menciptakan pemimpin dari sikap otoriter itu sangat mustahil karena seseorang
yang diciptakan dari sikap tersebut hanya mengganggap dirinya sangat berkuasa
dan yang paling benar sehingga berhak mengoreksi, memberi petunjuk, berhak
menyalahkan bawahan, dll.
Pada kenyataanya justru inIormasi dari bawahan umumnya membawa kebenaran.
Guru sebagai sumber inIormasi yang mentransIer pendidikan ke satu arah vertikal
dan pembelajaran jarang didudukkan sebagai sumber inIormasi alternatiI sehingga
menyebabkan tidak terjadi interaksi horizontal.

H.Pendidikan menghasilkan manusia peduli lingkungan
Sikap otoriter dalam sistem pendidikan, menciptakan manusia patuh, namun disisi
lain berakibat anak menjadi pemberontak, kemudian yang disalahkan adalah budi
pekerti. Hal tersebut terjadikan karena kurangnya budi pekerti yang ditanamkan di
dalam diri peserta didik. nak menjadi tidak terangsang untuk peduli lingkungan,
karena sumber pendidikan satu-satunya adalah teks. Peserta didik juga memiliki
pengalaman yang luas tetapi jarang dipergunakan untuk sumber belajar. Evaluasi
keberhasilan juga oleh ditentukan oleh ukuran tekstual, bukan konseptual, sehingga
anak dijadikan sebagai korban untuk kurikulum, bukan kurikulum untuk anak.

I. Pendidikan bukan satu-satunya instrumen pendidikan.
Seperti yang sudah tercantum di Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pada dasarnya merupakan undang-undang pendidikan
sekolah, bukan sistem pendidikan nasional.
Hal ini disebabkan undang-undang tersebut hanya mengatur sistem pendidikan di
sekolah, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, yang akibatnya
sekolah menjadi gudang tuntutan semua muatan pendidikan, sampai akhirnya
menjadi rancu.
6
BB III
PENUTUP
esimpulan :
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada pembahasan di atas maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
melalui pendidikan maka sistem pendidikan harus ada perubahan. seharusnya
pendidikan tidak bersiIat membelenggu karena membuat manusia tidak mandiri,
menjadi beban sosial dan bahkan tidak memiliki jati diri. Pendidikan juga masih
dirasakan sebagai proses pembodohan terjadi dari praktik instruksional yang sama,
yakni dengan interaksi verbal vertikal. Peserta didik juga tidak mendapatkan hak-
haknya sebagai seorang siswa karena pendidikan bersiIat otoriter. Peserta didik
juga tidak bisa berkembang dikarenakan terjadinya sikap otoriter yang hanya
mengarah pada satu arah yaitu arah vertikal dan jarang sekali mengarah pada arah
horizontal. Bahan pembelajaran juga seperti pembelajaran sejarah dan geograIi
seharusnya mampu kesadaran dan pendekatan.









7
DFT# PUST

http://x3100.wordpress.com/perubahan-pendidikan-untuk-meningkatkan-sdm/
http://Iorum.dudung.net/index.php?topic5751.0
http://trisakti.staII.umm.ac.id/Iiles/2010/03/FILOSOFI-PENDIDIN-13.pps
















8

You might also like