Professional Documents
Culture Documents
PT PETROKIMIA GRESIK
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004 dan 2003
Nomor Tanggal
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d. 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
DAFTAR ISI
Halaman Laporan Auditor Independen Dasar Penugasan dan Ruang Lingkup Audit Laporan Keuangan PT Petrokimia Gresik 1. 2. 3. 4. 5. Neraca Konsolidasian Laporan Laba Rugi Konsolidasian Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Laporan Arus Kas Konsolidasian Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 1 2 4 5 7 i iv
Nomor : 02.A/AUDITAMA V/GA/01/2005 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Petrokimia Gresik tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, perubahan ekuitas dan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kami juga melakukan pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan Keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit kami. Laporan keuangan konsolidasian PT Petrokimia Gresik dan anak perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 telah diaudit oleh auditor independen lain yang laporannya tertanggal 23 Januari 2004 berisi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan konsolidasian tersebut. Kami tidak mengaudit laporan keuangan anak perusahaan yaitu PT Petrosida dan PT Petrokimia Kayaku untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004, yang laporannya menyajikan jumlah aktiva sebesar Rp118.351.674.165 (4,29%) dan jumlah pendapatan usaha sebesar Rp278.813.580.833 (7,26%) untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasian tersebut diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan konsolidasian anak perusahaan tersebut, yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan
BPK RI/AUDITAMA V
jumlah-jumlah untuk anak perusahaan tersebut, semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor independen lain tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak, persyaratan bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain yang kami sebut di atas, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Petrokimia Gresik dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004 dan hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Catatan 34 atas laporan keuangan konsolidasian berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi Indonesia terhadap perusahaan dan anak perusahaan dan tindakan yang telah ditempuh serta rencana yang dibuat oleh manajemen perusahaan dan anak perusahaan untuk menghadapi kondisi tersebut. Laporan keuangan konsolidasian terlampir mencakup dampak kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan pokok secara keseluruhan. Laporan keuangan induk perusahaan terlampir disajikan untuk
ii
BPK RI/AUDITAMA V
tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan pokok yang diharuskan menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan induk perusahaan tersebut telah menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan keuangan pokok, dan, menurut pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan pokok secara keseluruhan. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah kepada manajemen dengan laporan kami nomor 02.B/AUDITAMA V/GA/01/2005 tanggal 31 Januari 2005.
Drs. Misnoto MA, Ak. Register Negara No. D-1416 Jakarta, 31 Januari 2005
iii
BPK RI/AUDITAMA V
DASAR PENUGASAN DAN RUANG LINGKUP AUDIT 1. Dasar Penugasan a. Undang-undang Dasar Tahun 1945 pasal 23 E, 23 F dan pasal 23 G; b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku; c. Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab keuangan Negara; d. Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan No. 57/ST/VII-XV.1/9/2004, perihal penugasan untuk melakukan audit atas laporan keuangan PT Petrokimia Gresik tahun buku 2004 di Gresik. 2. Ruang Lingkup Audit Audit ini bersifat general audit atas laporan keuangan konsolidasian PT Petrokimia Gresik untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2004. Audit dilaksanakan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kontrak, pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang kami uji mencakup : a. Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas; b. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; c. Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; d. Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; e. Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab keuangan Negara; vi
BPK RI/AUDITAMA V
f. Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang No. 9 tahun 1994 dan Undangundang No. 16 tahun 2000; g. Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang No. 7 tahun 1991, Undang-undang No. 10 tahun 1994 dan Undang-undang No. 17 tahun 2000; h. Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang No. 11 tahun 1994 dan Undang-undang No. 18 tahun 2000; i. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998; j. Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-100/M-MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN; k. Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-101/M-MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan BUMN; l. Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-102/M-MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang BUMN; m. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan; n. Keputusan Menteri Keuangan No. 319/KMK.06/2004 tanggal 28 Juni 2004 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pembayaran Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2004; o. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-183/MBU/2003 tentang Komponen Harga Pokok Penjualan Pupuk Bersubsidi; p. Keputusan Memperindag No. 70/MPP/KEP/2/2003 tanggal 11 Pebruari 2003 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian; q. Keputusan Memperindag No. 356/MPP/KEP/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 tentang Perubahan SK Memperindag No. 70/MPP/KEP/2/2003; r. Keputusan Menteri Pertanian No. 107/Kpts/SR.130/2/2004 mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2004; s. Peraturan Daerah (Perda) No. 19 tahun 2001 tanggal 20 Nopember 2001 tentang Kepelabuhanan di Kabupaten Gresik;
vi
BPK RI/AUDITAMA V
t. Keputusan Bupati/Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik No. 63 tahun 2002 tanggal 11 Juli 2002 tentang Tarif Jasa Pelayanan Kepelabuhanan oleh Penyelenggara Pelabuhan di Kabupaten Gresik; u. Anggaran Dasar PT Petrokimia Gresik; v. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Petrokimia Gresik; w. Pedoman dan Kebijakan Akuntansi PT Petrokimia Gresik; x. Pedoman dan Kebijakan Akuntansi Holding Pupuk; y. Prosedur Operasional Pengadaan Barang dan Jasa PT Petrokimia Gresik; z. Kontrak-kontrak pengadaan barang dan jasa dalam tahun 2004. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Pelaksanaan audit di lapangan berakhir tanggal 31 Januari 2005.
vi
BPK RI/AUDITAMA V
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga - Setelah dikurangi penyisihan Piutang Ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 6.287.042 dan Rp 1.096.283 pada tahun 2004 dan 2003 Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan IstimewaSetelah Dikurangi Penyisihan Piutang Ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 714.333 dan Rp 249.784 pada tahun 2004 dan 2003 Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga - Setelah Dikurangi Penyisihan Piutang Ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 9.264.825 dan Rp 10.718.565 pada tahun 2004 dan 2003 Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa - Setelah Dikurangi Penyisihan Piutang Ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 1.678.209 dan Rp 506.779 pada tahun 2004 dan 2003 Persediaan Uang Muka Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Pendapatan Yang Masih Akan Diterima Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva Pendanaan Manfaat Kesejahteraan Karyawan Investasi Jangka Panjang Aktiva Pajak Tangguhan Aktiva Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan Masing-masing sebesar Rp 1.077.216 dan Rp 981.920 pada tahun 2004 dan 2003 Biaya Yang Ditangguhkan Aktiva Lain-lain Aktiva Tak Berwujud Jumlah Aktiva Tidak Lancar JUMLAH AKTIVA
347.404.814
335.677.393
187.253.537
249.670.360
152.880.577
14.120.827
13.434.441
3j, 7 8 9 16a
63.077.160 560.861
3o, 12 13
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang Merupakan Bagian tidak Terpisahkan dari Laporan ini 2
2004 Rp
2003 Rp
Hutang Bank Hutang Usaha Pihak Ketiga Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Hutang Pajak Biaya yang Masih Harus Dibayar Hutang Lain-lain Uang Muka Penjualan Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Bank Kewajiban Lainnya Jumlah Kewajiban Lancar
14 3q, 3l, 15
3.s, 16.b 17 18 19
20 21
Kewajiban Pajak Tangguhan Manfaat Kesejahteraan Karyawan Diestimasi Hutang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Bank Kewajiban Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
3.s, 16.c 31
73.960.637 5.910.047
91.160.878 2.725.363
20 21, 29
JUMLAH KEWAJIBAN
HAK MINORITAS EKUITAS Modal Saham - Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Modal Dasar - 1.300.000 Saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 396.420 Saham Saldo Laba Yang Dicadangkan Saldo Laba Yang Belum Dicadangkan Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITAS
3.a, 3.f, 22
15.462.625
23
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang Merupakan Bagian tidak Terpisahkan dari Laporan ini 2
PENDAPATAN HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Beban Distribusi Beban Penjualan Beban Administrasi dan Umum Jumlah Beban Usaha LABA USAHA SEBELUM BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN Beban Bunga dan Keuangan LABA USAHA SETELAH BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan Diluar Usaha Beban Diluar Usaha Beban Lain-lain - Bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan LABA SEBELUM HAK MINORITAS BAGIAN DARI PEMILIK SAHAM MINORITAS LABA BERSIH
3.r, 24 3.r, 25
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang Merupakan Bagian tidak Terpisahkan dari Laporan ini 3
Saldo per 1 Januari 2003 Laba Bersih Tahun Berjalan Dividen Tantiem Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Dana Pembinaan Wilayah Pembentukan Cadangan Sesuai RUPS Selisih Pembentukan Cadangan Laba Belum Direalisasi Dari Pemilikan Efek Koreksi PPh Badan Selisih Perubahan Ekuitas Perusahaan Anak Saldo per 31 Desember 2003 Laba Bersih Tahun Berjalan Dividen Tantiem Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Dana Pembinaan Wilayah Pembentukan Cadangan Sesuai RUPS Selisih Perubahan Ekuitas Perusahaan Anak Saldo per 31 Desember 2004
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang Merupakan Bagian tidak Terpisahkan dari Laporan ini 4
2.576.261.848 305.929.127 189.793.930 18.869.764 65.856.621 190.588.092 16.955.214 104.579.202 3.192.870 102.432.258 525.455.496 102.286.224 9.350.000 247.733.885 4.459.284.531 (94.771.913)
1.829.474.000 295.773.127 149.054.264 41.511.752 63.579.532 129.960.314 7.245.822 90.760.570 2.273.033 91.524.568 347.016.892 52.144.277 71.138.480 180.529.548 3.351.986.179 (125.074.400)
128.250 184.158.653
Jumlah Penerimaan 184.286.903 Pengeluaran : Biaya yang Berkaitan Dengan Pendapatan Diluar Usaha 38.572.421 Investasi Rutin 97.021.598 Investasi Proyek Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang Merupakan Bagian 18.256.431 Lihat tidak Kewajiban Pembagian Laba Tahun Lalu Terpisahkan dari Laporan ini 80.514.346 Jumlah Pengeluaran 234.364.796 6
Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Penerimaan : Hutang Bank ( KMK, LC dan KI) Jumlah Penerimaan Pengeluaran : Angsuran kredit Investasi, KMK & LC Lainnya Jumlah Pengeluaran Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan KAS DAN SETARA KAS - AWAL TAHUN KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang Merupakan Bagian tidak Terpisahkan dari Laporan ini 6
: : : : :
Karyawan Perusahaan berjumlah 3.964 orang pada tahun 2004 (tidak diaudit) dan 4.034 pada tahun 2003. Kantor pusat Perusahaan beserta instalasi produksi berlokasi di Gresik. c. Struktur Perusahaan Perusahaan memiliki saham perusahaan anak dan asosiasi dengan rincian sebagai berikut :
Persentase Nama Perusahaan Perusahaan Anak PT Petrosida Gresik Gresik Produksi, distribusi dan perdagangan bahan aktif pestisida serta bertindak sebagai Distributor Pupuk. Memproduksi / memformulasi dan memasarkan pestisida 99,99 % Rp 59.968.774 Domisili Jenis Usaha Pemilikan Jumlah Aktiva 31 Desember 2004
PT Petrokimia Kayaku
Gresik
60%
Rp 59.382.900
Perusahaan Asosiasi Metode Ekuitas Perusahaan PT Petronika PT Kawasan Industri Gresik Perusahaan Anak * PT Petrokopindo Cipta Selaras PT Aneka Jasa Grhadika Metode Biaya PT Puspetindo PT Petrocentral PT Petrowidada Asean Potash Mining, Thailand Gresik Gresik Bahan baku plastik Pengelolaan lahan untuk industri di Gresik. 20,00% 35,00% USD 26,089,640 Rp 61.262.808
Gresik Gresik
Perbengkelan, jasa transportasi dan perdagangan umum Jasa tenaga kerja, kontraktor dan produsen bataco dan paving stone Peralatan pabrik Bahan baku sabun Bahan baku plastik Produsen pupuk
50,00% 50,00%
Rp 18.032.392 Rp 14.146.711
PT Petrosida Gresik PT Petrosida Gresik (PT Petrosida) didirikan berdasarkan akta notaris Frederik Alexander Tumbuan Nomor 43 tanggal 24 Juni 1983. Akta tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir dengan Akta Notaris N.G Yudara, SH., Nomor 8 tanggal 12 Pebruari 1998 serta telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Nomor G2-1938.HT.01.04 tahun 1998 berstatus PMDN dengan investasi USD 20,000,000. PT Petrosida 8
c. Pupuk Urea Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 356/MK.06/2003 tanggal 19 Agustus 2003 menetapkan harga gas yang menjadi beban Perusahaan adalah sebagai berikut : - USD 1,30/MMBTU untuk periode Januari sampai dengan Juli 2003. - USD 1,00/MMBTU untuk periode Agustus sampai dengan Desember 2003, sedangkan untuk periode Januari sampai dengan Desember 2004 ditetapkan sebesar USD 1,00/MMBTU sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 319/MK.06/2004 tanggal 28 Juni 2004. Perusahaan mencatat harga gas dalam perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan kontrak pembelian yaitu sebesar USD 2,00/MMBTU Selisih antara harga gas bumi sesuai kontrak atau berdasarkan penetapan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dengan harga gas yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai beban Perusahaan, dikalikan volume pemanfaatan gas atas penyaluran pupuk ke sektor pertanian diakui sebagai pendapatan subsidi pupuk urea. d. Pupuk Non Urea (SP-36, ZA, Phonska/ NPK 15:15:15) Subsidi pupuk non urea ditentukan oleh Pemerintah melalui harga pupuk yaitu selisih positif antara Harga Pokok Produksi (HPP) dengan Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian dikalikan volume penyaluran pupuk ke sektor pertanian, dengan ketentuan bahwa Harga Pokok Produksi tidak boleh melebihi harga impor untuk pupuk sejenis. Hal ini sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 356/KMK.06/2003 tanggal 19 Agustus 2003 dan No. 319/MK.06/2004 tanggal 28 Juni 2004. Komponen biaya yang dapat diperlakukan sebagai Harga Pokok Produksi diatur dengan SK Menteri BUMN No KEP-183/MBU/2003 tanggal 28 Maret 2003 yang pada prinsipnya sama dengan HPP pada umumnya ditambah margin keuntungan 10%. Subsidi ini diakui Perusahaan sebagai pendapatan subsidi pupuk non urea. HET ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 107/Kpts/SR.130/2/2004 tanggal 13 Pebruari 2004 yaitu : Pupuk Urea = Rp 1.050,00 per Kg Pupuk SP-36 = Rp 1.400,00 per Kg Pupuk ZA = Rp 950,00 per Kg Pupuk NPK = Rp 1.600,00 per Kg
e. Distribusi Pupuk Distribusi pupuk bersubsidi sesuai Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 70/MPP/Kep/2/2003 tanggal 11 Pebruari 2003 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No 306/MPP/Kep/4/2003 menetapkan bahwa Perusahaan bertanggung jawab untuk melaksanakan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2003 mulai dari Lini I sampai dengan Lini IV pada wilayah propinsi yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu Jawa Timur di 37 Kabupaten untuk pupuk urea dan seluruh Indonesia untuk pupuk non urea. Perusahaan melaksanakan pengadaan pupuk bersubsidi sampai dengan gudang Lini III yang berlokasi di tingkat Kabupaten atau Kodya di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya dan penjualan pupuk kepada Distributor. Selanjutnya Distributor melakukan penjualan dari gudang Lini III kepada Pengecer di Lini IV. Pada tahun 2002 melalui surat dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan dalam Negeri nomor 490/DJPDN/IX/2002 tanggal 20 September 2002, Perusahaan ditugaskan sebagai pelaksana dan bertanggung jawab atas kelancaran pengadaan dan penyaluran serta 10
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan konsolidasian ini disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan (historical cost). Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan perusahaan dan perusahaan anak dimana Perusahaan merupakan pemegang saham baik secara langsung ataupun tidak langsung lebih dari 50% hak suara dari saham yang diterbitkan, atau apabila Perusahaan memiliki 50% atau kurang hak suara tetapi dapat dibuktikan adanya pengendalian. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan / kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antara perusahaan dan perusahaan anak dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan perusahaan anak sebagai satu kesatuan usaha. c. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing 11
i. Penyisihan Piutang Perusahaan menetapkan penyisihan piutang atas piutang usaha dan piutang lain-lain (kecuali piutang yang ada jaminannya, piutang kepada Pemerintah dan antar produsen pupuk/sister company) berdasarkan analisa terhadap umur piutang tersebut sebagai berikut : Umur piutang Persentase penyisihan 0 - 1 tahun 0% 1 - 2 tahun 50 % > 2 tahun 100% Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dihapuskan dari pembukuan. Namun demikian penghapusan tersebut tetap mengikuti prosedur sebagaimana diatur dan berlaku untuk BUMN pada umumnya. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan dibukukan sebagai pendapatan lain-lain. Khusus untuk piutang kepada Pemerintah disisihkan setelah adanya kepastian bahwa piutang tersebut tidak akan terealisir. j. Persediaan i) Persediaan bahan baku dan suku cadang dicatat sebesar harga perolehannya dengan metode ratarata bergerak (moving average method). ii) Persediaan barang dalam proses dicatat sebesar harga perolehannya dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). iii) Persediaan barang jadi pada tanggal neraca disajikan sebesar nilai perolehannya atau nilai bersih yang dapat direalisasi mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Apabila penyajian dilakukan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, maka selisih yang timbul dibebankan pada akun penurunan nilai persediaan dalam kelompok beban lain-lain. iv) Untuk persediaan yang tidak berfungsi dalam kondisi rusak atau tidak dapat dimanfaatkan, dipindahkan ke aktiva lain-lain dengan nilai Rp 1.000 (seribu Rupiah) per satuannya. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai Rp 1.000 (seribu Rupiah) dibebankan sebagai kerugian pada tahun berjalan. k. Investasi Jangka Panjang i) Investasi pada Perusahaan Asosiasi Investasi dengan pemilikan 20% sampai dengan 50%, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan, ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi perusahaan asosiasi sejak perolehan sebesar persentase pemilikan dan dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Bagian atas laba (rugi) tiap tahun disesuaikan dengan amortisasi atas selisih antara harga perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar netto yang dapat diidentifikasi. ii) Investasi Lainnya Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengetahui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Apabila aktiva tetap yang tidak digunakan lagi untuk operasional perusahaan ( karena rusak atau usang), sebelum mendapatkan persetujuan formal untuk menghapuskannya atau dijual, maka secara administratif dikeluarkan dari perkiraan aktiva tetap untuk dipindah bukukan ke dalam aktiva tetap non operasional yang disajikan dalam kelompok aktiva lain lain. Terhadap aktiva tetap tersebut dilakukan penyusutan sekaligus sebesar nilai buku dan dibebankan sebagai Biaya lain lain. Kriteria yang digunakan untuk objek kapitalisasi berupa pengeluaran untuk pemeliharaan, pengadaan/ pembangunan yang berkaitan dengan aktiva tetap adalah sebagai berikut: 14
Persediaan yang diklasifikasikan sebagai suku cadang penyangga disajikan pada aktiva tetap. Aktiva suku cadang penyangga ini akan disusutkan selama umur teknis pabrik (umur teknis pabrik dikurangi masa operasi pabrik). Umur teknis pabrik pupuk ditentukan selama 16 (enam belas) tahun. n. Aktiva Dalam Pelaksanaan Aktiva dalam pelaksanaan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aktiva tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. o. Biaya yang Ditangguhkan Biaya yang dikeluarkan dan diperkirakan memiliki manfaat lebih dari satu tahun dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. p. Aktiva / Kewajiban Diestimasi atas Program Pensiun Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti ( berupa PKHT dan THT ) untuk semua karyawan tetap lokalnya. Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuarial dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi dengan metode anuitas pasti selama estimasi sisa masa kerja rata rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris. Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah metode Projected Unit Credit. q. Hutang Usaha Hutang usaha adalah hutang yang timbul dari pengadaan barang/ jasa yang dinyatakan sebesar nilai barang/ jasa yang harus dibayar kepada rekanan. Hutang usaha yang berhubungan dengan pemborongan pekerjaan diakui dan dicatat berdasarkan persentase fisik pekerjaan yang telah diselesaikan dan dinyatakan dengan Berita Acara. r. Pengakuan Pendapatan dan Beban 15
16
Tahun 2004 - Pada setiap akhir bulan pendapatan subsidi diakui sebesar 100% dari perhitungan subsidi untuk bulan yang bersangkutan. Perusahaan menagih sebesar 85% dari perhitungan tersebut. - Pada akhir tahun, jumlah pendapatan subsidi untuk tahun berjalan diakui dan dihitung berdasarkan penyaluran pupuk bersubsidi ke Lini IV dan realisasi HPP sesuai ketentuan Menteri BUMN dengan mempertimbangkan anggaran yang tersedia di APBN-P. - Apabila terdapat perbedaan antara pendapatan subsidi yang dicatat Perusahaan pada suatu tahun buku dengan yang diakui Pemerintah pada periode berikutnya yang berlaku surut, maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai pendapatan atau beban pada tahun ditetapkannya oleh Pemerintah setelah dilakukan audit khusus subsidi pupuk. i) ii) iii) iv) Pendapatan jasa diakui sesuai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan. Pendapatan bunga dan lainnya diakui dengan metode akrual. Harga pokok penjualan dicatat sesuai biaya perolehannya yang besarnya ditentukan sesuai dengan pisah batas (cut off) yang berlaku untuk penjualan. Beban diakui atas dasar akrual yaitu pada saat barang/Jasa digunakan/dimanfaatkan dalam operasi perusahaan atau dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi barang/jasa pada tahun yang bersangkutan.
s. Pajak Penghasilan Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability method). Pajak tangguhan diukur dengan tarip pajak yang berlaku saat ini. Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aktiva pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. Pajak kini dihitung berdasarkan laba kena pajak, yakni laba komersial setelah dikoreksi sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. t. Informasi Segmen Usaha Informasi segmen perusahaan dan perusahaan anak disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha. Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda, menurut pembagian industri atau kelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan diluar entitas Perusahaan.
17
Kas Bank : Rupiah : PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank Bukopin Standard Chartered Bank The Hongkong Shanghai Bank Corporation Citi Bank PT Bank Lippo Tbk PT Bank Mega Tbk Sub Jumlah Valuta Asing : Citi Bank PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Mandiri Tbk Standard Chartered Bank PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DBS Indonesia The Hongkong Shanghai Bank Corporation PT Bank Lippo Tbk Sub Jumlah Jumlah Kas dan Bank Deposito Rupiah PT Bank Negara Indonesia Tbk Jumlah Kas dan Setara Kas
565.696
217.044.064 44.374.716 23.262.269 21.469.922 237.784 191.621 137.765 25.000 6.420 306.749.561 14.169.764 12.448.565 5.002.268 4.511.780 3.163.605 310.083 224.465 177.494 81.533 40.089.557 347.404.814 347.404.814
171.358.446 66.012.363 22.568.120 52.234.316 152.355 273.788 7.192 196.573 763 312.803.916 4.526.954 5.308.849 6.443.764 4.729.325 226.880 83.760 3.653 21.323.185 334.527.393 1.150.000 335.677.393
5.
Piutang Usaha
2004 Rp 2003 Rp
a. Berdasarkan Langganan Pihak Ketiga PT Gresik Cipta Sejahtera Pertani Group PT Gautama Sinarbatuah Sarana Adya Boga Agung PT Semen Gresik Cheil Samsung PT Indonesia Asahan Aluminium
18
PPI (Group) PT Padas Mulya PT Dharma Niaga PT Murni Sri Jaya Kimikal Usaha Prima Andal Hasa Prima PT Anak Gresik Raya Kencana PT Sugih Waras PT Eka Matra Tani PT Lautan Luas Lainnya (dibawah Rp2,5 milyar) Sub Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu Sub Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pemerintah Republik Indonesia Subsidi Harga Pupuk Non Urea Subsidi Harga Gas Bumi (Urea) PPN atas Subsidi Harga Pupuk Non Urea Sub Jumlah Induk Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) PT Petrocentral PT Mega Eltra PT Pupuk Kaltim Tbk PT Pupuk Kujang Sub Jumlah Sub Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu Jumlah Jumlah Piutang Usaha b. Berdasarkan Mata Uang Rupiah US Dollar Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu Jumlah Piutang kepada Pemerintah Republik Indonesia
6.116.972 3.043.869 3.120.391 7.574.143 7.448.062 4.874.841 3.483.607 123.248.420 250.766.643 (1.096.283) 249.670.360
145.515.253 28.742.137 17.244.860 191.502.250 14.291.912 10.520.448 2.078.008 1.481.907 106.591 28.478.866 219.981.116 (714.333) 219.266.783 406.520.320 368.713.903 44.807.793 413.521.696 (7.001.376) 406.520.320
81.869.759 20.815.509 8.186.976 110.872.244 13.845.870 8.197.406 12.747.256 7.323.700 143.885 42.258.117 153.130.361 (249.784) 152.880.577 402.550.937 359.913.260 43.983.744 403.897.004 (1.346.067) 402.550.937
Subsidi harga gas bumi merupakan subsidi atas selisih harga antara harga pembelian gas bumi dengan harga yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai beban Perusahaan yang digunakan untuk memproduksi pupuk urea yang telah disalurkan sampai ke Lini IV untuk sektor pertanian dalam negeri (lihat catatan 2). Subsidi harga jual pupuk non-urea merupakan subsidi atas selisih harga jual pupuk non-urea yang ditetapkan Pemerintah (Harga Eceran Tertinggi/ HET) dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk volume pupuk yang telah disalurkan sampai ke Lini IV untuk sektor pertanian dalam negeri (lihat catatan 2).
19
6.
Piutang Lain-lain
2004 Rp 2003 Rp
a. Berdasarkan Langganan Pihak Ketiga PT Petro Oxo Nusantara Dinas Perhubungan Pemkab Gresik PT Samator Inti Peroksida Lain - lain (kurang dari 2 milyar) Sub Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu Sub Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Petrowidada Yayasan Petrokimia Gresik PT Puspetindo PT Petronika PT Kawasan Industri Gresik PT Petrocentral Karyawan PT Petrokopindo CS PT Rekayasa PT Pupuk Kaltim Tbk Lain-lain Sub Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu Sub Jumlah Jumlah Piutang Lain-lain b. Berdasarkan Mata Uang Rupiah US Dollar Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu Jumlah Piutang Lain-lain
20
9.879.162 4.352.341 2.347.394 6.806.755 23.385.652 (9.264.825) 14.120.827 12.029.449 5.249.617 2.266.680 1.013.024 771.424 731.120 337.620 277.784 7.673 21.980 22.706.371 (1.678.209) 21.028.162 35.148.989 22.223.623 23.868.400 46.092.023 (10.943.034) 35.148.989
15.156.963 2.569.027 2.367.038 4.059.978 24.153.006 (10.718.565) 13.434.441 5.782.199 3.500.000 1.289.470 835.161 421.030 1.150.990 365.591 307.747 13.652.188 (506.779) 13.145.409 26.579.850 8.567.283 29.237.911 37.805.194 (11.225.344) 26.579.850
7.
Persediaan
2004 2003 Rp 228.101.729 19.183.602 11.054.195 771.902 161.611 119.636 9.136.588 5.701.871 274.231.134 39.033 30.417 255 9.361 128 78 353 35.375 6.241 67.471 66.120.140 31.747.880 404.033 337.915 322.607 161.758 32.086 18.249 8.592 7.264 93 7.639 99.168.256 119.864 73.389 27.354 11.598 31.008 67.261.918 60.399.279 50.698.576 34.140.006 8.013.957 7.224.155 4.703.593 1.999.228 381.460 234.822.172 21 101.494 43.383 9.611 5.716 16.850 Kuantum *) 130.231 37.496 2.478 842 88 Rp 126.757.746 11.484.705 3.090.854 454.070 174.717 6.574.105 3.591.021 152.127.218 46.943.626 42.925.263 700.171 450.320 66.751 20.658 16.508 8.379 2.698 993.960 92.128.334 43.700.682 31.466.334 10.227.459 13.828.037 2.489.789 4.605.207 2.951.998 597.221 165.760 110.032.487 Kuantum *) 178.468 92.056 7.612 1.165 3.637
a. Persediaan Barang Jadi Pupuk Kantong Produk Lainnya Pupuk Curah Pupuk Sweeping Barang Dalam Perjalanan Pupuk ZK Bahan Aktif Pestisida (Diazinon, BPMC, dll) Pestisida (Cair, Padat, Tepung, Flowable, Coils) Sub Jumlah b. Persediaan Barang Dalam Proses Asam Fosfat ROP KCL 15-10-19-6Mg Bahan Aktif Pestisida Purified Gypsum KCL 15-9-20-6Mg CO2 Cair Asam Fluosikat Nitrogen Oksigen Crude Gypsum Pestisida (Cair, Padat, Tepung, Flowable, Coils) Sub Jumlah c. Persediaan Bahan Baku Batuan Fosfat Belerang KCL Amoniak Asam Sulfat Pestisida (DMS, DMA, dll) Bahan Aktif Pestisida ALOH3 Zinc Sulfat Sub Jumlah
526 131
386 52
Kuantum dalam satuan ton, kecuali oksigen dan nitrogen (dalam satuan ncm), pestisida cair, flowable dan coils (dalam satuan ltr), pestisida padat dan tepung (dalam satuan kg).
Seluruh persediaan di atas digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (lihat catatan 14 dan 20). Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing - masing sebesar Rp64.298.336 dan Rp53.442.585 dan PT Asuransi Ramayana Tbk pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp1.304.418.314. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan. Kenaikan nilai persediaan bahan baku pada tahun 2004 disebabkan adanya kenaikan pembelian bahan baku impor karena kenaikan nilai kurs dollar, sedangkan kenaikan persediaan bahan jadi disebabkan menumpuknya persediaan bahan jadi di 8. Uang Muka
2004 Rp 2003 Rp 74.808.639 9.233.243 1.367.327 85.409.209
Uang Muka Pembelian Uang Muka Dividen Uang Muka Operasional Uang Muka Lainnya Jumlah
Uang muka dividen merupakan tambahan dividen Pemerintah, sesuai surat dari PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) No. U/41179/AOO-KU/2004 tanggal 6 Desember 2004 dan surat Menteri BUMN No. S-638/MBU/2004 tanggal 29 Nopember 2004. Tambahan dividen tersebut diminta pada PT Pusri Holding sebesar Rp50 milyar, sesuai hasil kesepakatan dengan anggota holding telah diputuskan tambahan dividen tersebut dialokasikan ke masing-masing anggota holding, dimana PT Petrokimia Gresik mendapat bagian sejumlah Rp14.334.000.
9.
Biaya Perbaikan Rutin yang Dikapitalisasi Biaya Distribusi Asuransi Biaya Bahan Kimia untuk NPK Blending Provisi Bank Lain-lain Jumlah
22
Saldo 01 Jan 2004 Perusahaan : PT Petronika PT Kawasan Industri Gresik Perusahaan Anak : PT Aneka Jasa Grhadika PT Petrokopindo Cipta Selaras Jumlah 18.742.849 15.190.219 281.250 260.500 34.474.818
Saldo 01 Jan 2003 Perusahaan : PT Petronika PT Kawasan Industri Gresik Perusahaan Anak : PT Aneka Jasa Grhadika PT Petrokopindo Cipta Selaras Jumlah 19.303.724 14.357.617 281.250 260.500 34.203.091
2003 Bagian Laba (Rugi) Tambahan Periode Berjalan Setoran dan Koreksi Dividen (582.309) 875.032 292.723 21.434 (42.430) 20.996
Selisih Kurs -
23
PT Kawasan Industri Gresik Investasi pada PT Kawasan Industri Gresik (PT KIG) dilakukan pada tanggal 20 Nopember 1990 dengan akta notaris Nurlaily Adam Nomor 145. Modal Dasar Perusahaan ini adalah Rp60.000.000 dan telah ditempatkan sebesar Rp5.385.000. PT KIG bergerak dalam bidang pengelolaan lahan untuk industri di Gresik.
PT Aneka Jasa Grhadika Penyertaan pada PT Aneka Jasa Grhadika dituangkan dalam akta notaris Nurlaily Adam, SH Nomor 218 tanggal 31 Desember 1994 dan telah diubah dengan notaris yang sama nomor 294 tanggal 30 Maret 1996 sebanyak 28.125 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10 per lembar atau senilai Rp281.250. Perusahaan ini bergerak dalam bidang konstruksi dan jasa pemeliharaan gedung. PT Petrokopindo Cipta Selaras Penyertaan pada PT Petrokopindo Cipta Selaras dituangkan dalam akta notaris Djamilah Nahdi, SH. Nomor 36 tanggal 18 April 1990. Akta ini telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir dengan akta pernyataan keputusan rapat nomor 53 tanggal 17 Januari 1995 dihadapan notaris Yanita Poerbo, SH., penyertaan Perusahaan pada PT Petrokopindo Cipta Selaras adalah sebanyak 26.050 lembar saham dengan nilai nominal Rp10 per lembar atau senilai Rp260.500. Perusahaan ini bergerak dalam bidang otomotif. b. Metode Biaya Potash Mining, Thailand Penyertaan pada Potash Mining Thailand dilakukan berdasarkan surat Menteri Keuangan nomor S-672/MK.013/1990 tanggal 5 Juni 1990. Perusahaan tersebut saat ini sedang dalam konstruksi menjadi produsen pupuk. PT Petrowidada Penyertaan pada PT Petrowidada dilakukan pada tanggal 17 Pebruari 1999 berdasarkan akta notaris Ny. Ester Mercia Soeleman nomor 40 dengan nilai penyertaan Rp3.108.946. Pada tahun 1995 dilakukan tambahan penyertaan senilai Rp3.182.260 dan pada tahun 1997 ditambah lagi sebesar Rp261.154. Sesuai resolusi para pemegang saham, PT Petrowidada menambah modal ditempatkan dan disetor sehingga mengubah persentase kepemilikan Perusahaan dari 4,82% menjadi 1,47%. Perusahaan ini bergerak dalam bidang bahan baku plastik.
24
PT Puspetindo Investasi pada PT Puspetindo dilakukan pada tanggal 22 Maret 1990 dengan akta notaris Soeleman Ardjasasmita nomor 30. Nilai penyertaan Perusahaan adalah sebesar Rp12.350.000 atau 12.350 lembar saham. PT Puspetindo bergerak dalam bidang peralatan pabrik. Perusahaan telah mengalami kerugian kumulatif yang melebihi modal ditempatkan. Dengan dilakukannya restrukturisasi hutang dalam bentuk Debt of equity Swap serta adanya perubahan modal, maka komposisi pemilikan saham Perusahaan pada PT Puspetindo menjadi sebesar 5,13%. Seluruh investasi tersebut diatas dimaksudkan untuk memperoleh potensi keuntungan dalam jangka panjang, karena seluruh investasi jangka panjang tersebut bergerak dalam bidang industri yang berhubungan dengan Perusahaan yaitu industri pupuk dan perdagangan. 11. Aktiva Tetap
Saldo Awal Nilai Perolehan Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan dan Alat Berat Inventaris Suku Cadang Penyangga Aktiva Dalam Pelaksanaan Bangunan Mesin dan Peralatan Inventaris Lainnya Akumulasi Penyusutan: Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan dan Alat Berat Inventaris Suku Cadang Penyangga Nilai Tercatat 29.422.566 321.961.390 1.341.604.031 46.085.979 22.711.355 26.612.099 2.025.463 75.577.721 3.212.408 152.027 1.869.365.039 200.007.394 717.123.547 39.011.195 17.577.136 8.200.530 981.919.802 887.445.237
Penambahan 7.228.899 64.544.305 7.074.183 1.299.995 16.134.220 3.438.000 111.510.576 4.832.798 216.062.976 14.527.927 75.819.245 3.813.795 2.120.319 2.997.526 99.278.812
2004 Pengurangan 416 4.443.821 498.779 191.782 46.724 14.180 107.857 5.303.559 3.533.551 398.434 50.501 3.982.486
Saldo Akhir 29.422.150 331.201.572 1.456.988.161 52.661.383 23.819.568 42.699.595 3.438.000 131.848.821 8.045.206 2.080.124.456 214.535.321 789.409.241 42.426.556 19.646.954 11.198.056 1.077.216.128 1.002.908.328
Saldo Awal Nilai Perolehan Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan dan Alat Berat 29.422.566 321.463.050 1.280.490.093 42 550 193
Reklasifikasi 15.470.091
Saldo Awal Nilai Perolehan Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan dan Alat Berat Inventaris Suku Cadang Penyangga Aktiva Dalam Pelaksanaan Bangunan Mesin dan Peralatan Inventaris Lainnya Akumulasi Penyusutan: Bangunan Mesin dan Peralatan Kendaraan dan Alat Berat Inventaris Suku Cadang Penyangga Nilai Tercatat 29.422.566 321.463.050 1.280.490.093 42.550.193 21.228.589 9.626.500 79.475 51.443.305 1.756.303.771 185.328.215 649.088.398 37.963.379 15.408.145 6.432.041 894.220.178 862.083.593
Penambahan 498.340 45.643.847 5.477.837 1.856.167 17.913.753 1.044.982 40.514.213 3.212.408 152.027 116.313.574 14.679.179 68.035.149 2.988.578 2.542.392 2.696.643 90.941.941
Saldo Akhir 29.422.566 321.961.390 1.341.604.031 46.085.979 22.711.355 26.612.099 2.025.463 75.577.721 3.212.408 152.027 1.869.365.039 200.007.394 717.123.547 39.011.195 17.577.136 8.200.530 981.919.802 887.445.237
Aktiva tetap dan aktiva dalam pelaksanaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (lihat catatan 14 dan 20). Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, seluruh Aktiva tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), PT Asuransi Ramayana Tbk dan PT Asuransi Inda Tamporok General Insurance terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing - masing sebesar Rp1.238.969.623 dan Rp3.679.119.292. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami perusahaan.
Denda Service Level Agreement Perbaikan yang Dikapitalisasi Pengurusan Sertifikat HGB Tenaga Bantuan Kaltim Reklamasi Tanah Pengurusan Merek Dagang Jumlah
26
Denda Service Level Agreement merupakan tunggakan denda atas restrukturisasi hutang Perusahaan yang ditangguhkan dan diamortisasi selama 3 tahun sesuai dengan jatuh tempo dalam perjanjian restrukturisasi. Biaya - biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama umur HGB tanah yang bersangkutan.
Piutang pada Yayasan Petrokimia Gresik Deposito Dijaminkan Jaminan Jangka Panjang Jaminan Tanah Piutang Karyawan Jangka Panjang Piutang Bersyarat Uang Jaminan Kendaraan Aktiva Tetap Mesin Tidak Digunakan Uang Jaminan Bahan Bakar Jumlah
30.108.514 1.317.800 1.281.496 714.790 580.062 342.784 56.500 3.182 1.800 34.406.928
Piutang pada Yayasan Petrokimia Gresik adalah piutang untuk dana pembangunan perumahan karyawan yang jangka pengembaliannya lima tahun serta program santunan kesehatan (sankes) (lihat catatan 21). Deposito dijaminkan merupakan deposito pada PT Bank Negara Indonesia Tbk yang dijadikan jaminan pada PT Jamsostek (Persero) atas pinjaman untuk membiayai perumahan karyawan. Jaminan jangka panjang merupakan jaminan listrik, jaminan botol, jaminan telepon dan jaminan keanggotaan golf. Piutang karyawan jangka panjang merupakan piutang atas pinjaman rumah dan kendaraan kepada pegawai yang dibayar kembali dengan angsuran melalui pemotongan gaji. Aktiva tetap mesin tidak digunakan merupakan bangunan dan mesin Pabrik Pemurnian Asam Fosfat dan Pabrik Amoniak I yang sudah tidak digunakan lagi.
27
Kredit Modal Kerja PT Bank Central Asia Tbk - Time Loan PT Bank Central AsiaTbk - Market Line PT Bank DBS Indonesia PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri Standard Chartered Bank PT Bank Mega Tbk PT Bank Lippo Tbk Sub Jumlah Fasilitas Letter of Credit (L/C) PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk Standard Chartered Bank PT Bank DBS Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Sub Jumlah Jumlah Hutang Bank
Tingkat bunga per tahun selama tahun berjalan Rupiah US Dollar Penjelasan Pokok perjanjian pinjaman adalah sebagai berikut :
PT Bank Central Asia Tbk Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Nomor 1 tanggal 7 Agustus 2003, dari Lindrawati Poernomo, SH., Notaris di Jakarta, serta perubahan - perubahan perjanjian kredit, terakhir tanggal 8 Oktober 2004, Perusahaan telah memperoleh fasilitas kredit sebagai berikut : a. Fasilitas Omnibus Time Loan Revolving dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dan Pinjaman Berjangka Money Market (PBMM) dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp200 milyar, yang dapat digunakan untuk Fasilitas Time Loan Revolving dalam Rupiah maupun Dollar Amerika Serikat, dengan ketentuan untuk penggunaan dalam Dollar Amerika Serikat setinggi-tingginya sejumlah USD 5,000,000 dan fasilitas PBMM dapat digunakan hingga sejumlah Rp50 milyar dengan ketentuan pemberian fasilitas PBMM bersifat tidak mengikat disesuaikan dengan keadaan likuiditas PT Bank Central Asia Tbk. b. Fasilitas Kredit Lokal (rekening koran) dengan jumlah pokok tidak melebihi USD 10,000,000. c. Fasilitas Omnibus Letter of Credit (Sight LC, Usance LC dan Usance Payable At Sight LC ) dengan jumlah pokok tidak melebihi USD 20,000,000.
28
c. Fasilitas Treasuri untuk kontrak mata uang asing Tomorrow, Spot dan Forward dengan jangka waktu 6 (enam) bulan dan Swap sampai dengan 126 bulan. Untuk semua fasilitas nilai kontrak dalam mata uang asing tersebut tidak boleh melebihi USD 10,000,000. Fasilitas kredit ini dijamin dengan tanah dengan SHGB No. 15 yang berlokasi di Desa Ngipik, Kecamatan Gresik atas nama PT Petrokimia Gresik seluas 105.700 m2 beserta bangunan yang berdiri diatasnya dengan nilai pertanggungan sekitar USD 10,000,000. Semua fasilitas kredit tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 19 Mei 2005. PT Bank Negara Indonesia Tbk a. Fasilitas Kredit Modal Kerja Berdasarkan Perjanjian Kredit Nomor 97/HLB/050a tanggal 1 Agustus 997 serta addendum perubahan Perjanjian Kredit terakhir Nomor (8) 97/HLB/050a tanggal 17 September 2003 dan Surat Persetujuan Perpanjangan Sementara Fasilitas Kredit tanggal 12 Nopember 2004, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp35 milyar. Fasilitas kredit ini dibebani bunga sebesar 12,5% per tahun yang dibayar setiap akhir bulan. Fasilitas ini berjangka waktu satu tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 21 Desember 2004 dengan jaminan sebagai berikut :
1 (satu) bidang tanah SHGB No. 9 dengan jangka waktu (01 Pebruari 1996 - 25 September 2025) seluas 174.420 m2 yang terletak di Desa Ngipik, Kec. Gresik, Kab. Gresik atas nama PT Petrokimia Gresik, berikut segala sesuatu yang berada diatas tanah tersebut. 2 (dua) bidang tanah SHGB No. 69 dengan jangka waktu (21 Juli 1995 - 20 Juli 2025) seluas 452 920 m2 dan SHGB No. 70 dengan jangka waktu (27 September 1995 - 25 September 2025) seluas 24.490 m2 terletak di Desa Romo,Kec. Manyar, Kab. Gresik atas nama PT Petrokimia Gresik. Kedua SHGB tersebut akan dibebani Hak Tanggungan secara Paripasu dengan Bank Mandiri minimal sebesar nilai maksimum kredit Bank Mandiri dan BNI. Seluruh persediaan bahan baku, bahan pembantu, bahan penolong, barang setengah jadi, barang jadi yang diikat secara Fiducia. Mesin - Mesin/ Peralatan Pabrik Urea dan Amoniak yang diikat secara Fiducia.
29
Berdasarkan akta No 89 tanggal 31 Agustus 2000 dari Suyati Subadi, SH., notaris di Surabaya, Perusahaan telah menandatangani addendum I (Pertama) atas perjanjian Kredit Modal Kerja bersifat Revolving No.131 tanggal 17 Oktober 1994. Jumlah pagu fasilitas KMK ini adalah sebesar Rp50 milyar yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional (Modal Kerja Industri Pupuk) dengan tingkat bunga sebesar 13,5% per tahun serta provisi kredit sebesar 1% per tahun dari Limit Kredit. Kredit ini dijamin dengan jaminan utama berupa persediaan dan piutang dagang serta jaminan tambahan berupa SHGB berikut bangunan Pabrik NPK atas nama PT Petrokimia Gresik dan peralatan mesin dan fasilitas lainnya yang ada diatasnya. Berdasarkan surat persetujuan perpanjangan jangka waktu fasilitas KMK dari Bank Mandiri No. DNW.COP/COD.731/ADD/2004 tanggal 8 Oktober 2004, jangka waktu kredit ini adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 1 September 2004 sampai dengan 31 Agustus 2005. b. Fasilitas Letter of Credit Impor Sesuai dengan Perjanjian Fasilitas Pembukaan Letter of Credit (L/C) Impor No. SBY.NIAGA/02/PK-LC-CRM/2000, Akta No. 88 tanggal 31 Agustus 2000 beserta perubahan - perubahannya, terakhir dengan addendum III No. DNW.COP/COD.733/ADD/2004 tanggal 8 Oktober 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit L/C Impor yang dapat digunakan secara switchable untuk L/C Sight , Usance dan Usance payable at Sight termasuk L/C usance dengan skim Line of Import Trade Financing - IDB (LITF - IDB) dengan plafond sebesar USD 3,000,000 yang merupakan bagian dari jumlah Limit kredit sebesar USD 15,700,000. Jangka waktu L/C maksimal 180 hari setelah tanggal Bill of Lading . Fasilitas kredit ini terakhir dibebani bunga sebesar 4,83%, dengan jangka waktu satu tahun terhitung sejak tanggal 1 September 2004 sampai dengan 31 Agustus 2005. Fasilitas kredit ini dijamin dengan jaminan utama berupa barang - barang yang di impor dengan fasilitas L/C Impor serta jaminan yang terkait dan tanggung renteng dengan jaminan Fasilitas Kredit Investasi (lihat catatan 14) dan KMK yang telah diserahkan ke Bank Mandiri.
30
Fasilitas Kredit Revolving dalam bentuk Promissory Note , dengan jumlah maksimum kredit Sebesar Rp40 milyar. Fasilitas kredit tersebut terakhir dibebani bunga sebesar 9,47% per tahun. Fasilitas Kredit Impor dengan jumlah maksimum sebesar USD 25,000, dengan jangka waktu pinjaman tidak melebihi 180 hari. Fasilitas kredit ini dibebani bunga sebesar tingkat bunga SIBOR ditambah 3% per tahun. Jangka waktu kredit mulai 11 April 2004 sampai dengan 10 April 2005.
PT Bank Mega Tbk Merupakan hutang PT Petrosida Gresik (Perusahaan Anak) berupa Kredit Modal Kerja dengan plafon sebesar Rp5 milyar. Jangka waktu pinjaman adalah sejak 6 September 2004 sampai dengan 6 September 2005 dan tingkat suku bunga 14% per tahun. Fasilitas ini dijaminkan dengan piutang dagang milik debitur minimum Rp10 milyar, persediaan barang milik debitur minimum senilai Rp10 milyar, dan bangunan berupa pabrik, sarana pelengkap, mesin dan peralatan pabrik milik PT Petrosida Gresik yang terletak di komplek PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur. PT Bank Lippo Tbk Merupakan hutang PT Petrokimia Kayaku berupa Pinjaman Rekening Koran (PRK) sebesar Rp6.000.000 dan Pinjaman Tetap On-Demand (PTX-OD) sebesar Rp3.000.000 pada Bank Lippo dengan A/C: 736.30.1107-2 dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan agunan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 11 Desa Ngipik, seluas 15.000 m2, atas nama PT Petrokimia Kayaku berkedudukan di Gresik, terletak di Jl. A.Yani PO.BOX 107, Desa Ngipik, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Sesuai dengan Perjanjian Fasilitas Kredit No. JAK/040170/U/040420 tanggal 26 April 2004 dan perjanjian perubahannya No. JAK/040415/U/040630 tanggal 11 Agustus 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dengan jumlah maksimum kredit gabungan sebesar USD 5,000,000 yang terdiri dari fasilitas sebagai berikut : a. Documentary Credit Facility , dengan maksimum sebesar USD 5,000,000 dan dibebani bunga sebesar 5,48% per tahun. b. Deferred Payment Credit Facility , dengan maksimum kredit sebesar USD 5,000,000. Fasilitas kredit ini dibebani bunga sebesar 5,48% per tahun dengan jangka waktu pinjaman tidak boleh melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari. c. Clean Import Loan Facility , dengan maksimum kredit sebesar USD 5,000,000. Fasilitas kredit ini dibebani bunga sebesar 5,48% per tahun dengan jangka waktu pinjaman tidak boleh melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari. Fasilitas kredit ini apabila digunakan bersama sama tidak boleh melebihi jumlah maksimum kredit gabungan sebesar sebesar USD 5,000,000.
31
a. Berdasarkan pemasok Pihak Ketiga Hutang Pembelian Barang Lokal Hutang Pembelian Jasa Lokal PPN Masukan Hutang Pembelian Barang Impor Sub Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk PT Rekayasa Industri PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) Mitsubishi Corporation PT Mega Eltra PT Pupuk Kujang Koperasi Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG) PT Pupuk Iskandar Muda Sub Jumlah Jumlah b. Berdasarkan mata uang : Rupiah US Dollar Jumlah 16. Perpajakan a. Pajak Dibayar Dimuka
79.496.986 28.153.320 10.289.589 117.939.895 6.026.477 1.624.791 509.228 351.534 188.284 12.410 277 8.713.001 126.652.896
62.830.681 27.209.526 146.601 753.052 90.939.860 7.518.778 270.480 11.151.783 16.627 2.680 18.960.348 109.900.208
2004 Rp
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 22 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 29 (Badan) PPN Masukan Jumlah b. Hutang Pajak
Pajak Penghasilan Badan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 23/26 Wapu Pajak Petambahan Nilai Wapu Pajak Pertambahan Nilai Keluaran Jumlah
32
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasian dengan laba kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut:
2004 Rp 2003 Rp 170.651.265 39.439.136 7.009.812 46.448.948 1.043.719 49.366.189 (23.247.027) 27.162.881 244.263.094 (2.538.939) 241.724.155
Laba Sebelum Pajak Perbedaan waktu Beda Penyusutan dan Amortisasi Perusahaan dan Fiskal Penyisihan piutang Jumlah Perbedaan Waktu Perbedaan permanen : Beban Pegawai Ekuitas dalam Laba Bersih dari Perusahaan yang Mempunyai Hubungan Istimewa yang Tidak Dikonsolidasikan Beban Lain-lain yang tidak dapat Dikurangkan Sebagai Biaya Operasional Pendapatan yang Telah Dipungut Pajak Final Biaya Penyusutan Kenikmatan dan Penyisihan Piutang Jumlah Perbedaan Permanen Laba Fiskal sebelum kompensasi kerugian Rugi Fiskal tahun-tahun lalu Laba Kena Pajak Rincian laba kena pajak adalah sebagai berikut : Perusahaan Perusahaan Anak PT Petrosida Gresik PT Petrokimia Kayaku Jumlah
181.020.268 39.680.483 5.372.999 45.053.482 1.930.356 (5.198.723) 38.657.182 (23.595.665) 3.537.750 15.330.900 241.404.650 (6.742.192) 234.662.458
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Perusahaan dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut:
2004 Rp 2003 Rp 166.136.193
Laba sebelum pajak penghasilan Perbedaan waktu : Selisih antara Penyusutan dan Amortisasi Komersial dengan Pajak atas Aktiva Tetap Penyisihan Piutang Jumlah Perbedaan Waktu
33
175.184.402
(35.315.921) (1.711.100) (30.087.946) (3.000) (67.117.967) 4.497.556 4.658.375 (1.110.044) 949.225 4.497.556
(19.631.709) (1.113.620) (39.782.335) (28.000) (60.555.664) 13.460.315 13.986.569 (721.285) 195.031 13.460.315
Laba kena pajak dan hutang pajak kini Perusahaan dan perusahaan anak tahun 2003 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak. Pajak Tangguhan Rincian dari aktiva dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan perusahaan anak adalah sebagai berikut :
01 Januari 2003 Rp Dikreditkan (Dibebankan) ke Lap. Laba Rugi Rp 2.108.991 11.813.709 13.922.700 44.186 13.966.886 31 Desember 2003 Rp 3.752.580 (93.864.893) (90.112.313) (1.048.565) (91.160.878) Dikreditkan (Dibebankan) ke Lap. Laba Rugi Rp 1.621.085 11.792.514 13.413.599 44.792 13.458.391 Koreksi DPP Penyusutan Rp 3.641.384 3.641.384 3.641.384 31 Desember 2004 Rp 5.373.665 (78.430.995) (73.057.330) (903.307) (73.960.637)
Aktiva Pajak T angguhan Penyisihan piutang ragu-ragu Kewajiban Pajak Tangguhan Penyusutan aktiva tetap Jumlah Perusahaan Anak PT Petrosida Jumlah (Kewajiban) Pajak T angguhan Perusahaan Anak Aktiva Pajak T angguhan PT Petrokimia Kayaku Jumlah Aktiva Pajak Tangguhan
492.597 492.597
68.264 68.264
560.861 560.861
57.655 57.655
618.516 618.516
34
Perusahaan : Laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi (laba akuntansi) Tarif pajak yang berlaku :
10% x Rp 50.000 15% x Rp 50.000 30% x Rp 166.036.000 30% x Rp 175.084.000
Jumlah
Pengaruh pajak atas (beban) penghasilan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal : Ekuitas dalam Laba Bersih dari Perusahaan Asosiasi Beban Lain-lain yang tidak dapat Dikurangkan Sebagai Biaya Operasional Pendapatan yang Telah Dipungut Pajak Final Pendapatan Bunga (Bersih)/Dividen Jumlah Jumlah Beban Pajak Koreksi DPP Penyusutan Jumlah Beban Pajak Perusahaan Perusahaan Anak PT Petrosida PT Petrokimia Kayaku Jumlah Penghasilan (Beban) Pajak
3.089.858 (10.884.094) 6.939.923 (1.061.325) (1.915.638) (54.453.458) 3.641.385 (50.812.073) 44.791 (3.690.812) (54.458.094)
Gas Bumi Pembebasan Barang Impor Gaji, Insentif dan Estimasi PPh 21 Bunga Pinjaman Listrik dan Air Biaya Pemasaran Asuransi Jiwa Perjalanan Dinas NPK Blending Sewa Kendaraan Lain-lain Jumlah
35
Yayasan dan BTN Dana Pembinaan Wilayah Uang Jaminan Selisih Harga Penyerahan Pupuk Lain-lain Jumlah
Hutang Lain-lain kepada Yayasan dan BTN merupakan potongan gaji karyawan yang belum dibayarkan kepada Yayasan, BTN dan lainnya. Dana pembinaan wilayah merupakan bagian distribusi laba yang ditujukan untuk pengembangan lingkungan Perusahaan yang belum dibayarkan. 19. Uang Muka Penjualan
2004 Rp 2003 Rp 46.108.709 12.063.530 388.352 2.600 58.563.191
Penjualan Produk Sewa Tanah Penjualan Pupuk Penjualan Jasa Jumlah 20. Hutang Bank Jangka Panjang
2004 USD (Angka Penuh) Rp
Kredit Modal Kerja : Pemerintah/IDB via Bank Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Kredit Investasi : Pemerintah/IBRD Amoniak Urea - Pinjaman Pokok - Fasilitas Tunggakan Bunga - Fasilitas Denda Tunggakan Bunga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Proyek Prasarana & Utilitas - Proyek Pupuk Phonska (NPK) - Proyek Rehabilitasi Operasional Pabrik Fosfat I (RFO) - Proyek Pabrik Pupuk K2SO4 PT Bank Negara Indonesia Tbk - Proyek Pabrik Pupuk NPK Jumlah
20,119,892.50 33,171,227.23
186.913.801 308.160.701
18,019,532.50 33,857,296.77
152.535.343 286.602.017
53,291,119.73 36
51,876,829.27
7,800,832.50 7,800,832.50
1,798,500.00 1,798,500.00
37
29,1
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Sesuai dengan Perjanjian Fasilitas Pembukaan Letter of Credit Impor No. SBY.NIAGA/02/PK-LC-CRM/2000, Akta No. 88 tanggal 31 Agustus 2000 beserta perubahan - perubahannya terakhir Addendum III No. DNW.COP/COD.733/ADD/2004 tanggal 8 Oktober 2004, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit L/C Impor yang dapat digunakan secara switchable untuk L/C Sight, Usance dan Usance payable at Sight termasuk L/C usance dengan skim Line of Import Trade Financing - IDB (LITF - IDB) dengan plafond sebesar USD 3,000,000 yang merupakan bagian dari jumlah limit kredit sebesar USD 15,700,000. Jangka waktu L/C maksimal 180 hari setelah tanggal Bill of Lading . Fasilitas kredit ini terakhir dibebani bunga sebesar 6%, dengan jangka waktu satu tahun terhitung sejak tanggal 1 September 2004 sampai dengan 31 Agustus 2005. Fasilitas Kredit ini dijamin dengan jaminan utama berupa barang -barang yang di impor dengan Fasilitas L/C Impor serta jaminan yang terkait dan tanggung renteng dengan jaminan Fasilitas KI dan KMK yang telah diserahkan ke Bank Mandiri.
Berdasarkan surat dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, No. B.75-AGR/AGR-III/01/2005 tanggal 18 Januari 2005, Bank Rakyat Indonesia menyetujui perpanjangan fasilitas kredit perusahaan untuk jangka waktu 2 tahun, sebagaimana jangka waktu fasilitas yang sedang berjalan.
38
b. Kredit Investasi Bank Mandiri - Untuk Proyek Pabrik Phonska (NPK) Fasilitas ini ditandatangani melalui perjanjian kredit nomor SBY.NIAGA/01/PK-KI-CRMS/2000 akta nomor 86 tanggal 31 Agustus 2000 dihadapan Suyati Subadi, SH. Pagu fasilitas ini adalah Rp41.000.000 dengan suku bunga terakhir 14,50% per tahun dan bunga dapat berubah sewaktu-waktu. Bunga berikut angsuran pokok pinjaman tersebut dibayar secara triwulanan. Jangka waktu kredit adalah lima tahun sampai dengan 31 Desember 2005. Kredit ini dijamin dengan jaminan utama berupa tanah dan bangunan pabrik pupuk NPK berikut mesin-mesin yang melekat diatasnya, tanah dan bangunan terletak di Kec. Manyar, serta jaminan tambahan berupa tanah dan bangunan di 23 lokasi (di Kecamatan Lamongan, Kecamatan Turi, Kecamatan Gresik, Kecamatan Deket dan Kecamatan Babat). Jumlah fasilitas yang terdapat dalam neraca tanggal 31 Desember 2004 adalah jumlah saldo kredit yang direalisasi/ditarik setelah dikurangi angsuran.
c. Kredit Investasi Untuk Proyek Rehabilitasi Operasional Pabrik Fosfat I (RFO ) Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 20 Pebruari 2004 dari Irene manibuy SH., Notaris di Gresik, mengenai Perjanjian Kredit Investasi Nomor : CCO.SBY/007/PK - KI/ 2004, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit Investasi maksimum sebesar Rp27.680.000. Tujuan penggunaan kredit adalah untuk membiayai proyek rehabilitasi dan fleksibilitas operasional pabrik Pupuk Fosfat I. Fasilitas kredit ini dibebani bunga sebesar 13,5% per tahun yang dibayar secara triwulan dengan ketentuan sebagai berikut : Selama 1 (satu) tahun pertama, 35% bunga yang jatuh tempo dibayar efektif, dan sisanya sebanyak 65% menjadi beban KI IDC (Kredit Investasi Interest During Construction ). Mulai tahun ke II (Kedua) seluruh beban bunga dibayar efektif setiap akhir triwulan.
Jangka waktu kredit selama 6 (enam) tahun, sejak tanggal penandatanganan perjanjian (termasuk masa grace period pembayaran hutang pokok selama 1 tahun). Fasilitas kredit ini dijamin dengan jaminan utama berupa mesin - mesin pabrik Pupuk Fosfat I dan Bangunan pabrik Pupuk Fosfat I yang berdiri diatas SHGB No. 2 dan jaminan tambahan berupa tanah SHGB No. 2 seluas 112.575 m2, tanah berikut bangunan pabrik dan mesin -mesin pabrik pupuk K2SO4, yang berdiri diatas SHGB N0. 69 seluas 395.193 m2, tanah berikut bangunan termasuk didalamnya mesin - mesin pabrik pupuk phonska yang berdiri diatas tanah SHGB No. 70 seluas 24.490 m2 beserta jaminan - jaminan lainnya terkait dengan fasilitas kredit lainnya pada PT Bank Mandiri Tbk.
39
Selama 1 (satu) tahun pertama seluruh beban bunga menjadi beban KI IDC (Kredit Investasi Interest During Construction ). Mulai tahun ke II (Kedua) seluruh beban bunga dibayar efektif setiap setiap akhir triwulan
Jangka waktu kredit adalah selama 6 (enam) tahun, sejak tanggal penandatanganan perjanjian (termasuk masa grace period pembayaran hutang pokok selama 1 tahun). Fasilitas kredit ini dijamin dengan jaminan utama berupa mesin - mesin pabrik pupuk K2SO4 dan bangunan pabrik pupuk K2SO4, yang berdiri diatas tanah SHGB No. 69 seluas 395.193 m2, tanah berikut bangunan termasuk di dalamnya mesin mesin pabrik pupuk phonska yang berdiri diatas tanah SHGB No. 70 , tanah berikut bangunan dan mesin pabrik pupuk fosfat 2, yang berdiri di atas tanah SHGB No. 2 beserta jaminan - jaminan lainnya terkait dengan fasilitas kredit lainnya pada PT Bank Mandiri Tbk. PT Bank Negara Indonesia Tbk Fasilitas kredit ini pertama kali ditandatangani dengan perjanjian kredit nomor 98/HLB/100 tanggal 28 Nopember 1998 dengan pagu kredit sebesar USD 23,550,000. Perjanjian ini telah mengalami perubahan, terakhir dengan nomor 2001/KPI/15 tanggal 18 April 2001 dengan mengubah pagu kredit menjadi USD 14,685,000. Fasilitas ini dijamin dengan deposito PT Perkebunan Nusantara II senilai USD 4,887,500, deposito PT Perkebunan Nusantara III senilai USD 3,910,000, deposito PT Perkebunan Nusantara V senilai USD 5,887,500. Bunga fasilitas kredit ini sebesar bunga deposito yang diterima oleh PT Perkebunan Nusantara II, III dan V (LIBOR + 1%) ditambah spread sebesar 1,5%. Jangka waktu kredit adalah delapan tahun sebelas bulan empat hari sampai dengan 1 Nopember 2007. Pada tanggal 5 Desember 2001, sesuai dengan surat perjanjian kredit nomor : 2001/KI/63 fasilitas tersebut dikonversi menjadi pinjaman Rupiah dengan pagu yang setara dengan Rp132.136.808 dan suku bunga terakhir adalah 14,75% per tahun dan ditinjau secara bulanan dan jaminan kredit berupa deposito seluruhnya ditarik dan diganti dengan tanah, bangunan dan mesin yang dibiayai dengan kredit tersebut.
PT Asuransi Jiwasraya PT Petronika PT Jamsostek (Persero) Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo satu tahun : PT Asuransi Jiwasraya PT Petronika PT Jamsostek (Persero) Jumlah bagian yang jatuh tempo satu tahun Jumlah
40
22. Hak Minoritas Pihak ketiga Pada Perusahaan Anak Hak pemilik saham minoritas pada Perusahaan anak adalah sebagai berikut :
2004 Rp 2003 Rp
a. Hak Minoritas atas Laba Bersih Perusahaan Anak Koperasi Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (memiliki 0,01% di PT Petrosida Gresik) Mitsubishi Corporation (memiliki 20% di PT Petrokimia Kayaku) Nippon Kayaku (memiliki 20% di PT Petrokimia Kayaku) Jumlah b. Hak Minoritas atas Aktiva bersih Perusahaan Anak Koperasi Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (memiliki 0,01% di PT Petrosida Gresik) Mitsubishi Corporation (memiliki 20% di PT Petrokimia Kayaku) Nippon Kayaku (memiliki 20% di PT Petrokimia Kayaku) Jumlah 23. Modal Saham
Sesuai dengan akta notaris Imas Fatimah, SH nomor 82 tanggal 27 Maret 1998 modal dasar Perusahaan adalah sebanyak 1.300.000 lembar dengan nilai nominal Rp1.000.000 per lembar. Dari jumlah tersebut 396.420 lembar atau senilai Rp396.420.000 telah ditempatkan dan disetor. Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003 adalah :
Jumlah Saham PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Yayasan Petrokimia Gresik Jumlah
396.410 10 396.420
Jumlah Rp
396.410.000 10.000 396.420.000
41
Penjualan Pupuk dan Non pupuk Pendapatan Subsidi Gas Bumi (Urea) Harga Pupuk (Non Urea) Pendapatan subsidi Tahun Lalu Jumlah Pendapatan Subsidi Pendapatan Bruto Potongan Penjualan Jumlah
10,43% dan 10,48% dari penjualan pupuk dan non pupuk masing-masing pada tahun 2004 dan 2003 dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 30). Jumlah penjualan pupuk tersebut merupakan pendapatan dari hasil penjualan secara tunai maupun kredit baik lokal maupun ekspor sebagai berikut :
2004 Kuantum Rp Kuantum 2003 Rp
a. Penjualan pupuk (i) Penjualan Domestik Pupuk SP-36 Pupuk ZA Pupuk Urea Pupuk Phonska Pupuk KCL NPK BLENDING DAP RNP Amphos ZK Eks impor MDCP Eks impor PS-18 Sub Jumlah (ii) Penjualan Ekspor DAP Jumlah Penjualan Pupuk b. Penjualan Non Pupuk (i) Penjualan Domestik Amoniak Asam Fosfat Asam Sulfat Produk (Cair) Cement Retarder Formulasi IPA G Alf3 Produk (Butiran) Produk (Tepung) Sidamethrin
919.401.571 484.368.993 399.015.998 239.597.294 234.534.146 54.656.120 25.614.440 23.227.116 652.236 217.955 106.012 2.381.391.881 2.381.391.881
726.234 528.231 460.076 110.307 94.993 88 14.486 5.306 2.550 119 119 673
895.158.512 432.509.566 426.587.999 150.960.916 112.379.769 128.044 26.251.774 2.985.877 3.340.909 74.682 195.884 489.091 2.051.063.023 30.666.312 2.081.729.335
19.626
42
294.977.839 115.075.683 72.773.811 70.127.439 45.724.002 30.703.872 26.114.910 21.603.873 13.285.662 10.036.389
175.815.585 84.100.959 65.674.372 51.598.396 41.391.169 5.634.942 31.548.764 15.064.290 13.263.176 1.972.286
Carbofuran CO2 Cair 6.982 Produk (Coil) 1.807.633 Produk (Flowable) 134.688 Crude Gypsum 77.751 Formulasi 2,4D Amine Formulasi BPMC Dry Ice 1.629 Jasa Formulasi Purified Gypsum 11.259 Permetrin BPMC Propoxur Formulasi MIPC Sidaron Sidazeb 2,4D Amin/For.MIPC IPA Glyphosate Sidazinon Chemical Gypsum Cypermethrin SDP Petrokum Belerang Curah Amegrass 80WP Sub Jumlah (ii) Penjualan Ekspor Amoniak Alf3 2.466 Produk (Tepung) 20.000 Produk (Coil) Diazinon BPMC Sub jumlah Jumlah Penjualan Non Pupuk Jumlah Penjualan Pupuk dan Non Pupuk ( a + b ) c. Pendapatan Subsidi Urea Non Urea ZA SP-36 Phonska Sub Jumlah Pendapatan subsidi tahun 2003 Jumlah Pendapatan Subsidi Jumlah Pendapatan Bruto Potongan Penjualan Jumlah Pendapatan Bersih
43
Persediaan Awal Barang Jadi Saldo awal ZA & Urea Curah Diproses ke Biaya Produksi Persediaan Awal Barang Jadi *) Harga Pokok Produksi : Persediaan Awal Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku dan Pupuk Impor Biaya Bahan Penolong Biaya Pemeliharaan Biaya Pegawai Biaya Penyusutan Biaya Pembungkus Biaya Overhead Pabrik Biaya Lainnya Persediaan Akhir Barang Dalam Proses Jumlah Harga Pokok Produksi Barang Siap untuk Dijual Dikurangi : Harga Pokok Penjualan Produk Lain-lain Dipakai Promosi, Susut dan Sweeping Persediaan Akhir Barang Jadi *) Harga Pokok Penjualan
*) setelah dikurangi persediaan pupuk eks impor
a. Harga Pokok Penjualan Pupuk HPP Domestik Pupuk SP-36 Pupuk ZA Pupuk Urea Pupuk Phonska Pupuk KCL NPK Blending DAP RNP Amphos ZK Eks impor MDCP Eks impor PS-18 Jumlah Harga Pokok Penjualan Pupuk
944.488.718 551.025.464 419.277.495 336.888.294 225.338.742 53.317.559 24.817.455 18.440.958 578.684 187.419 130.764 2.574.491.552 44
726.234 528.231 460.076 110.307 94.993 88 34.112 5.306 2.550 119 119 673
757.855.429 370.403.293 415.428.720 166.800.981 103.193.602 158.567 66.934.616 2.416.766 2.982.794 238.534 243.140 357.458 1.887.013.900
187.342.424 82.026.051 33.579.168 47.971.288 40.799.432 26.111.604 37.144.588 14.652.359 7.543.274 6.367.668 9.455.989 5.027.662 6.490.953 4.008.801 2.003 3.727.416 3.377.542 2.074.108 1.148.530 762.369 1.292.092 1.830.296 987.658 767.391 1.071.424 828.698 833.168 198.087 622.340 247.403 82.546 81.910 4.382 4.146.989 532.607.613 3.107.099.165 (1)
109.791 47.792 166.971 1.709.362 314.364 7.168 2.398.786 326.558 9.914 80.700 132.280 90.056 2.702 1.525 5 -
129.526.314 74.804.130 23.255.232 31.108.007 41.095.098 4.142.769 36.507.708 10.683.754 10.850.238 856.931 7.672.884 4.410.980 1.642.976 3.530.900 21.148 3.459.538 3.610.244 1.997.768 1.007.069 67.915 559.799 3.887.660 60.000 373.658 1.505.450 2.213.538 861.931 141.525 176.333 1.247 4.350 52.975 1.010.097 76.655 4.309.585 405.486.406 2.292.500.306
12,16% dan 6,58% dari jumlah pembelian bahan baku, masing-masing pada tahun 2004 dan 2003 dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 30).
45
Beban Distribusi Transportasi Penyaluran Bongkar Muat Pallet Pegawai Susut Rebag dan Kantong Restaple Asuransi Promosi dan Distribusi lain Sub Jumlah Beban Penjualan Pegawai Transportasi Promosi Jasa Litbang Penyusutan dan Amortisasi Kantor Bongkar Muat Pemeliharaan Restaple Rebag dan Kantong Susut Pajak dan Restribusi Asuransi Agrobisnis Penjualan Lainnya Alokasi dari pusat biaya lain Sub Jumlah Beban Administrasi dan Umum Pegawai Perjalanan dan Pembinaan Administrasi Jasa Pemeliharaan Pajak dan Restribusi Penyusutan dan Amortisasi Asuransi Umum Lainnya Alokasi dari pusat biaya lain Sub Jumlah Jumlah Beban Usaha
46
Pendapatan Diluar Usaha : Pendapatan Sewa dan Jasa Penjualan Produk Utilitas Pendapatan Jasa Giro/ Bunga Klaim Asuransi Laba Penyertaan Pendapatan Dividen Komisi Keagenan Penjualan Barang Bekas Pendapatan Agribisnis Denda Piutang/Keterlambatan Transport dan Asuransi Lelang Kendaraan Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih Lain-lain Sub Jumlah Beban Diluar Usaha : Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih Biaya Sewa dan Jasa Biaya Produk Utilitas Penyisihan Piutang Pemasaran Jasa Fee Keagenan Denda Retribusi PJU/Klaim Koreksi Restitusi PPh Badan Penghapusan Piutang Lain-lain Sub Jumlah Jumlah
43.922.548 22.004.399 6.811.521 3.212.366 4.233.911 2.314.252 1.029.100 689.598 17.168 15.055 5.950 22.935.155 107.191.023
10.790.858 11.487.038 7.009.812 1.701.222 280.933 1.082 91.521 2.158.287 34.861.312 68.382.065 50.831.623
47
Kredit Investasi Kredit Fasilitas L/C Kredit Modal Kerja Asuransi Provisi Bank Jumlah
Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, kurs konversi yang digunakan Perusahaan serta kurs yang berlaku pada tanggal 31 Januari 2005 adalah sebagai berikut :
31 Desember 31 Januari 2005 Rp Mata Uang 1 USD 9.145 2004 Rp 9.290 2003 Rp 8.465
48
dan juga sebagai pemegang saham minoritas Perusahaan. Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa Dalam Kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain : a. 10,43% dan 10,48% dari jumlah penjualan masing masing pada tahun 2004 dan 2003, merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 9% dan 7% dari jumlah aktiva masing masing pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003. Rincian penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut :
2004 Rp 116.963.732 78.777.812 73.065.041 36.519.775 2.002.929 345.227 307.674.516 49 2003 Rp 85.880.680 60.114.727 73.993.802 37.760.267 6.657.909 170.945 264.578.330
PT Petrocentral PT Mega Eltra PT Petrosida PT Pupuk Sriwidjaja PT Pupuk Kaltim Tbk PT Pupuk Kujang Jumlah
PT Pupuk Kaltim Tbk PT Pupuk Sriwidjaja PT Pupuk Iskandar Muda PT Rekayasa Industri Jumlah
c. Perusahaan juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang diantaranya timbul dari transaksi penjualan hasil produk samping (seperti air, listrik, steam, dll) dan penjualan jasa lainnya berupa jasa keahlian, jasa pelabuhan, sewa rumah dan sewa tanah, sebagai berikut :
2004 Rp 6.020.938 3.592.794 2.509.794 1.785.695 1.405.035 1.295.984 1.082.015 187.550 12.897 17.892.702 2003 Rp 8.970.935 2.864.368 2.419.741 1.820.888 1.012.038 67.779 3.400 34.069 1.557.236 18.750.454
PT Petrowidada PT Petronika PT Petrocentral PT Puspetindo PT Kawasan Industri Gresik PT Pupuk Kaltim Tbk PT Pupuk Kujang PT Rekayasa Industri Yayasan PG PT Pupuk Sriwidjaja Jumlah
d. Perusahaan memberikan pinjaman dana kepada Yayasan Petrokimia Gresik selaku pihak pengelola Program Pemeliharaan Kesehatan Pensiunan/Purna Tugas dan Keluarganya (prokespen) dan Program Santunan Kesehatan (Sankes) sesuai Surat Perjanjian Kerjasama tanggal 16 April 2004 serta pengelola pembangunan perumahan karyawan PT Petrokimia Gresik sesuai Surat Perjanjian Pinjaman antara PT Petrokimia Gresik dengan Yayasan Petrokimia Gresik tanggal 27 Oktober 2003, 21 Pebruari 2002 dan 11 Agustus 2000. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Petrokimia Gresik tanggal 29 Desember 2003 dan Perjanjian Pinjaman, pinjaman tersebut dilakukan tanpa bunga dengan jangka waktu pengembalian adalah 5 (lima) tahun. Apabila Yayasan Petrokimia terlambat melakukan pembayaran sebagaimana jadwal angsuran yang ditetapkan dalam Perjanjian Pinjaman, dikenakan sanksi denda sebesar 2% - 5% per bulan.
50
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun adalah sebagai berikut : ~ Umur Pensiun Normal : 56 tahun ~ Tingkat pengunduran diri : - Usia 20 - 45 : 0,02% - Usia 45 - 55 : 0,2% ~ Tingkat kematian : Tabel Mortalita Indonesia II ~ Tingkat Kenaikan gaji rata-rata : 5% per tahun ~ Tingkat bunga Teknis : 10% per tahun ~ Ekspetasi Hasil Investasi : 10% per tahun ~ Tingkat cacat : 0,05% s/d usia 55 tahun Kewajiban aktuaria dan posisi pendanaan dari manfaat kesejahteraan karyawan posisi 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut : Kewajiban Kini (Present Value of Obligation ) Nilai Wajar dari Kekayaan Posisi Pendanaan Biaya Jasa Lalu Yang Belum Diakui - Vested Biaya Jasa Lalu Yang Belum Diakui - Non Vested Koreksi Aktuarial Yang Belum Diakui Kekayaan yang Diakui Dalam Neraca Rekonsiliasi beban manfaat karyawan yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut : Beban Jasa Kini Beban Bunga Harapan dari Hasil Investasi Amortisasi Beban Jasa Lalu yang Belum Diakui - Non Vested Amortisasi Koreksi Aktuaria Pengakuan Segera dari Beban Jasa Lalu yang Vested Beban yang Diakui dalam Laporan Laba Rugi
51 Jumlah Rp 16.870.924 24.066.253 (9.270.726) 14.401.504 46.067.955 Jumlah Rp (271.905.255) 131.776.570 (140.128.685) 168.047.556 (25.776.841) 2.142.030
Dalam mengelola kesejahteraan karyawan, Perusahaan bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang disebut dengan Program Kesejahteraan Hari Tua (PKHT). Perjanjian tersebut terakhir diperbaiki melalui Perjanjian Kerjasama nomor 469/07/NK.08.01/04/SP/2003 tanggal 4 Juli 2003. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA 023.SJ.U.0699 Manfaat PKHT meliputi pembayaran berkala dan/atau pembayaran sekaligus bagi peserta (karyawan) atau janda atau duda atau anaknya. Disamping itu, Perusahaan juga menandatangani Perjanjian Kerjasama tentang Program Tabungan Hari Tua (THT) dengan pihak PT Asuransi Jiwasraya (Persero) nomor 470/07/NK.04.04/04/SP/2003 tanggal 4 Juli 2003. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaAAAAAA 055.SJ.U.0703 THT adalah program jaminan hari tua dalam bentuk pembayaran sekaligus bagi Peserta atau Ahli Warisnya. Perjanjian ini menggantikan kerjasama dengan AJB Bumiputera 1912 dalam hal Jaminan Asuransi Jiwa Kumpulan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama nomor 261/IX/SPK/DIR/1988 dan 190/U/ASK/PERT/IX/1988 tanggal 5 September 1988 dan telah diaddendum beberapa kali, terakhir tanggal 19 Desember 1989. Berdasarkan Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 1995 tentang penetapan badan penyelenggara program Jamsostek, Perusahaan telah mengikuti program Jamsostek. Pendanaan Manfaat Kesejahteraan Karyawan Perusahaan, terutama berasal dari : Perlakuan pembayaran iuran premi atas coming service (masa asuransi yang akan dijalani Peserta) dan Jamsostek adalah sebagai berikut: 1). Pemberi kerja (Perusahaan) menanggung seluruh jumlah dari tagihan premi dikurangi dengan iuran beban peserta (pegawai) yang dipotongkan dari gaji setiap bulan. 2). Iuran para pegawai untuk PKHT, THT dan Jamsostek dilakukan melalui pemotongan dari gaji yang besarnya sebagai berikut : - Program Kesejahteraan Hari Tua (PKHT) sebesar 5% dari gaji dasar pertanggungan (gaji tetap berupa gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, bantuan pangan dan bantuan perumahan). Program Tabungan Hari Tua (THT) sebesar 5% dari gaji pokok ditambah tunjangan keluarga. Program Jamsostek sebesar 2% dari gaji pokok ditambah tunjangan keluarga.
52
32. Dividen Tunai Dan Cadangan Umum a. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Notulen Risalah Rapat tanggal 1 Juni 2004, pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2003 sebesar Rp 108.759.000 ribu dengan rincian sebagai berikut : Jumlah Dividen Tantiem Direksi & Dekom Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Cadangan Total
Rp 60.509.534 1.863.280 1.087.590 2.175.180 43.123.416 108.759.000
53
Produksi Pupuk Rp Pendapatan Eksternal Antar Segmen Jumlah Pendapatan Hasil Hasil Segmen Antar Segmen Jumlah Hasil Segmen Pendapatan Usaha tidak Dapat Dialokasi Laba Usaha Beban Keuangan Pendapatan bunga Antar Segmen Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Pajak Tangguhan Laba Setelah Pajak Bagian Saham Minoritas Laba Bersih Aktiva Segmen Aktiva Antar Segmen Aktiva tidak Dapat Dialokasi Jumlah Aktiva Kewajiban Segmen Kewajiban Antar Segmen Kewajiban tidak Dapat Dialokasi Jumlah Kewajiban Pengeluaran Barang Modal Penyusutan Beban Non Kas Selain Penyusutan Arus Kas Dari Operasi Penerimaan Pelanggan Pembayaran Pemasok Jumlah Arus Kas dari Investasi Investasi Rutin dan Proyek Pendapatan Bunga dan Jasa Giro Lain-lain Jumlah Arus Kas Dari Pembayaran Pelunasan Hutang Perolehan Pinjaman Lain-lain Jumlah 3.633.228.911 (75.021.849) 3.558.207.062 230.241.848 4.681.448 234.923.296 (16.537.577) 218.385.719 (93.190.359) 6.743.186 (10.747.064) 121.191.482 (67.867.057) 17.054.983 70.379.408 (2.189.845) 68.189.563 2.713.624.483 (74.973.215) 2.638.651.268 1.785.574.956 (17.759.525) 73.057.330 1.840.872.761 2.023.890.140 1.040.287.152 5.538.065 4.071.413.983 (4.164.909.822) (93.495.839) (111.873.347) 182.799.601 (116.822.530) (45.896.276) (1.681.809.903) 1.833.215.326 151.405.423
Konsolidasi Rp 3.912.042.492 (75.021.849) 3.837.020.643 241.527.493 4.681.448 246.208.941 (15.197.729) 231.011.212 (93.982.704) 6.811.521 (10.747.064) 133.092.965 (71.615.523) 17.157.428 78.634.870 (2.189.845) 76.445.025 2.831.357.641 (75.086.040) 618.516 2.756.890.117 1.824.436.961 (17.872.350) 79.870.686 1.886.435.297 2.080.124.456 1.077.216.129 5.538.065 4.364.512.620 (4.459.284.533) (94.771.913) (115.278.029) 184.158.653 (118.958.516) (50.077.892) (1.688.428.411) 1.845.181.734 (176.096) 156.577.227
54
Produksi Pupuk Rp Pendapatan Eksternal Antar Segmen Jumlah Pendapatan Hasil Hasil Segmen Antar Segmen Jumlah Hasil Segmen Pendapatan Usaha tidak Dapat Dialokasi Laba Usaha Beban Keuangan Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Kini Pajak Tangguhan Laba Setelah Pajak Aktiva Segmen Aktiva Antar Segmen Jumlah Aktiva Kewajiban Segmen Kewajiban Antar Segmen Kewajiban tidak Dapat Dialokasi Jumlah Kewajiban Pengeluaran Barang Modal Penyusutan Beban Non Kas Selain Penyusutan Arus Kas dari Operasi Penerimaan Pelanggan Pembayaran Pemasok Lain-lain Jumlah Arus Kas dari Investasi Pembelian Aktiva Tetap Lain-lain Jumlah Arus Kas dari Pembayaran Pelunasan Hutang Perolehan Pinjaman Lain-lain Jumlah 2.744.610.626 (72.271.222) 2.672.339.404 198.349.380 4.285.708 202.635.088 54.607.993 257.243.081 (86.821.108) 170.421.973 (71.290.126) 13.922.700 113.054.547 2.347.387.350 (65.493.142) 2.281.894.208 1.463.206.381 90.112.314 1.553.318.695 1.815.801.258 948.257.845 7.009.812 2.730.377.258 (2.532.436.896) (326.514.857) (128.574.495) 58.953.966 58.953.966 252.813.980 252.813.980
2003 Produksi Pestisida Rp 203.674.215 (558.426) 203.115.789 4.670.927 4.670.927 (3.776.370) 894.557 (665.193) 229.364 (2.725.853) 11.984 (2.484.505) 92.418.978 (3.376) 92.415.602 27.152.314 (15.665.692) 1.048.565 12.535.187 53.563.780 33.661.956 20.158 215.969.638 (180.526.914) (31.942.629) 3.500.095 (2.164.418) (1.648.206) (3.812.624) (7.331.052) 7.331.052 (303.238) (303.238)
Konsolidasi Rp 2.948.284.841 (72.829.648) 2.875.455.193 203.020.307 4.285.708 207.306.015 50.831.623 258.137.638 (87.486.301) 170.651.337 (74.015.979) 13.934.684 110.570.042 2.439.806.328 (65.496.518) 2.374.309.810 1.490.358.695 (15.665.692) 91.160.879 1.565.853.882 1.869.365.038 981.919.801 7.029.970 2.946.346.896 (2.712.963.810) (358.457.486) (125.074.400) (2.164.418) 57.305.760 55.141.342 245.482.928 7.331.052 (303.238) 252.510.742
55
35. Reklasifikasi Akun Untuk tujuan penyesuaian dengan penyajian laporan keuangan tahun 2004, berikut disajikan pos-pos penting dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2003 sesudah dan sebelum reklasifikasi :
2003 Sesudah Reklasifikasi Rp 47.314.515 85.409.209 17.816.289 437.296.069 46.629.384 43.992.513 87.637.903 4.555.249 Sebelum Reklasifikasi Rp 89.816.480 72.748.139 811.535.989 91.396.672 -
Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Biaya Yang Ditangguhkan Hutang Bank Uang Muka Penjualan Hutang Lain-lain Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Satu Tahun Bank Kewajiban Jangka Panjang Lainnya Hutang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Yang Jatuh Tempo Satu Tahun Bank Kewajiban Jangka Panjang Lainnya
551.813.654 25.019.294
265.211.637 25.739.502
56
2004 Rp
2003 Rp
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga - Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 6.254.852.355 dan Rp 1.033.473.160 pada tahun 2004 dan 2003 Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Ketiga - Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu - ragu masing - masing sebesar Rp 714.333.133 dan Rp 249.783.617 pada tahun 2004 dan 2003 Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga - Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 9.264.824.558 dan Rp 10.718.564.771 pada tahun 2004 dan 2003 Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Ketiga - Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu - ragu masing - masing sebesar Rp 1.678.208.986 dan Rp 506.778.664 pada tahun 2004 dan 2003 Persediaan Uang Muka Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva Pendanaan Manfaat Kesejahteraan Karyawan Investasi Jangka Panjang Aktiva Tetap - Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 1.040.287.151.574 dan Rp 948.257.844.963 pada tahun 2004 dan 2003. Biaya Yang Ditangguhkan Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva Tidak Lancar JUMLAH AKTIVA
345.898.380.500
333.885.073.180
135.572.467.813
210.778.129.848
232.805.641.460
166.566.122.248
13.968.540.535
13.424.229.817
2.142.030.409 122.386.585.221
112.356.619.340
(0)
(0)
2004 Rp
2003 Rp
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang Bank Hutang Usaha Pihak Ketiga Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Hutang Pajak Biaya Yang Masih Harus Dibayar Hutang Lain-lain Uang Muka Penjualan Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Bank Kewajiban Lainnya Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Diestimasi Manfaat Karyawan Hutang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Bank Kewajiban Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Tidak Lancar EKUITAS Modal Saham - Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Modal Dasar - 1.300.000 Saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 396.420 saham Saldo Laba Yang Dicadangkan Saldo Laba Yang Belum Dicadangkan Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
73.057.329.755 -
90.112.312.978 -
PENDAPATAN HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Beban Distribusi Beban Penjualan Beban Administrasi dan Umum Jumlah Beban Usaha LABA USAHA SEBELUM BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN Beban Bunga dan Keuangan LABA USAHA SETELAH BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan Diluar Usaha Beban Diluar Usaha Beban Lain-lain - Bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Beban Pajak LABA BERSIH SETELAH PAJAK
305.929.127.312 186.423.533.340 18.098.870.628 65.856.621.193 190.588.091.619 11.592.194.942,00 100.242.543.975 102.124.499.311 505.506.267.059 102.286.224.364 1.588.647.973.743 2.482.766.009.109
295.773.126.759 146.700.876.528 22.365.788.149 59.022.473.759 129.960.314.111 7.245.822.416 87.817.527.468 90.636.340.455 347.016.892.166 52.144.276.496 71.138.479.905 1.309.821.918.212 1.700.899.505.155
182.799.600.847 182.799.600.847
199.352.157.983 199.352.157.983
1.833.215.326.204 1.833.215.326.204
252.813.980.844 252.813.980.844
BPK RI
PT PETROKIMIA GRESIK
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004
Nomor Tanggal
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d. 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
DAFTAR ISI Hal BAB I SIMPULAN DAN HASIL EVALUASI 1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2004 . 2. Tingkat Kesehatan Perusahaan 3. Perkembangan Usaha Perusahaan 4. Perkembangan operasi pokok perusahaan ... 5. Pemahaman atas struktur pengendalian intern . BAB II URAIAN HASIL EVALUASI 1. Metodologi, batasan, ruang lingkup dan tanggung jawab .. 2. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2.1 Evaluasi proses penyusunan RKAP .... 2.2 Pelaksanaan RKAP . 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.2.7 2.2.8 2.2.9 Penjualan .... Produksi ..... Pengadaan .. Biaya Produksi ... Beban Usaha ... Laba / (Rugi) ... Investasi ..... Lingkungan dan K3 Sumber Daya Manusia ... 8 10 10 15 19 20 22 23 24 25 26 26 27 28 28 29 29 29 30 8 8 5 5 6 7 1
2.2.10 Organisasi Perusahaan ... 3. Tingkat kesehatan perusahaan . 3.1 Penilaian terhadap aspek keuangan . 3.2 Penilaian terhadap aspek operasional .. 3.3 Penilaian terhadap aspek administrasi . 4. Perkembangan usaha perusahaan . 4.1 Perkembangan posisi keuangan ... 4.2 Perkembangan laba-rugi ..
4.3 Perkembangan arus kas ... 4.4 Perkembangan perubahan ekuitas ... 4.5 Perkembangan rasio keuangan 4.5.1 4.5.2 4.6.1 4.6.2 4.7.1 4.7.2 4.7.3 4.7.4 Lampiran 1 Perbandingan tahun 2004 terhadap 2003 Perbandingan rasio keuangan lima tahun terakhir .. Perkembangan produksi . Perkembangan penjualan Kekuatan . Kelemahan .. Peluang ... Ancaman .
31 32 33 33 33 34 34 35 36 36 37 38 39 39
5. Pemahaman atas struktur pengendalian intern . Perhitungan Penilaian Tingkat Kesehatan PT Petrokimia Gresik tahun buku 2004 berdasarkan SK Menteri BUMN No: KEP-100/ MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 Lampiran 2 Dasar Perhitungan Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
BAB I SIMPULAN DAN HASIL EVALUASI Sehubungan dengan audit kami terhadap Laporan Keuangan PT Petrokimia Gresik untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2004, dengan ini kami sampaikan hasil evaluasi kinerja perusahaan sebagai berikut: 1. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) a. Penyusunan RKAP Sebagai pedoman kerja sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perusahaan, untuk tahun buku 2004 telah disusun RKAP dan telah disahkan melalui RUPS. Pelaksanaan RKAP ini dilaksanakan melalui tahapan-tahapan berdasarkan pada sistem top-down dan bottom-up serta penetapan pencapaian laba adalah dengan menggunakan metode a pasteori yaitu merinci komponen biaya-biaya untuk penetapan laba. b. Perbandingan realisasi tahun 2004 dengan RKAP 2004 sebagai berikut: 1) Realisasi Penjualan a) Penjualan Pupuk Terdapat beberapa produk pupuk yang target penjualannya tidak tercapai antara lain : (1) Pupuk Urea sebesar 78% dari RKAP 2004 karena : (a) PT Petrokimia Gresik sesuai SK Menperindag No. 356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 mulai bulan Juni 2004 hanya diberi tugas untuk mendistribusikan pupuk Urea ke 12 Kabupaten di Jawa Timur sedangkan sebelumnya 26 Kabupaten. (b) Pabrik Urea tidak berproduksi selama 2,5 bulan mulai tanggal 14 April s.d. 30 Juni 2004 karena mengalami kerusakan equipment sehingga kurang dapat mendukung pelaksanaan pasokan untuk wilayah Jawa Timur. (2) Pupuk DAP sebesar 61% dari RKAP 2004 disebabkan pabrik diprioritaskan untuk memproduksi pupuk phonska. (3) KCL sebesar 79% dari RKAP 2004 karena: (a) Pada semester I kedatangan impor tidak sesuai jadwal, sehingga pengiriman ke konsumen sering mengalami keterlambatan. (b) Pada semester II terdapat kendala dari pesaing yang menjual dengan harga lebih rendah.
1 BPK-RI / AUDITAMA V
b) Penjualan Non Pupuk Terdapat beberapa produk non pupuk yang target penjualannya tidak tercapai antara lain : (1) (2) Amoniak sebesar 99% dari RKAP 2004 karena problem gangguan operasional pabrik amoniak. Asam Sulfat sebesar 98% dari RKAP 2004 disebabkan kualitas yang tidak dapat konstan khususnya untuk konsumen pabrikan, yang berakibat menurunnya konsumsi asam sulfat. (3) Cement Retarder sebesar 86% dari RKAP 2004 disebabkan: (a) Mundurnya perbaikan tahunan (Perta) pabrik Cement Retarder yang memakan waktu cukup panjang. (b) Adanya kendala kesulitan mendapatkan kapal pengangkut. (4) ALF3 sebesar 99% dari RKAP 2004 disebabkan stock ALF3 dioptimalkan untuk melayani permintaan dalam negeri, sedangkan penjualan ekspor tidak terpenuhi karena belum terdapat kesepakatan harga. 2) Realisasi produksi a) Produksi Pupuk Terdapat beberapa produksi pupuk yang targetnya tidak tercapai antara lain : (1) Pupuk Urea sebesar 89% dari RKAP 2004 disebabkan terhentinya pasokan bahan baku amoniak (pabrik amoniak shut down 2,5 bulan) dan problem instrument hand valve EA-102 Carbamate Condensor bocor, terbatasnya pasokan steam karena boiler B-1101BD tube bocor, crash program perbaikan start up heater 102B pabrik amoniak pada bulan Juni 2004. (2) Pupuk ZA sebesar 97% dari RKAP 2004 karena terbatasnya bahan baku amoniak yang disebabkan pabrik amoniak shut down, gangguan pasokan steam karena Service Unit Trip dan karena adanya perbaikan pipa asam sulfat yang bocor pada R-5501 mixing tank. (3) Pupuk DAP sebesar 62% dari RKAP 2004 karena pabrik dikonsentrasikan untuk memproduksi Phonska.
BPK-RI / AUDITAMA V
b) Produksi Non Pupuk Terdapat target produksi non pupuk yang tidak tercapai antara lain : (1) Amoniak sebesar 89% dari RKAP 2004 dikarenakan pabrik mati selama 2,5 bulan akibat adanya problem pada primary reformer 101 B, synthesis compressor 103 J dan problem pada start up heater 102 B. (2) Asam Sulfat sebesar 95% dari RKAP 2004 dikarenakan rate produksi tidak maksimal karena terjadi problem equipment yaitu circulation pump P-1303, Economizer E-1203 dan ada penggantian demister T-1301 drying tower. (3) Cement Retarder sebesar 90% dari RKAP 2004 dikarenakan terbatasnya pasokan gas bumi dan problem pada Gypsum Feeder M-4250, Dryed Gypsum Conveyor M-4204 dan electric precipitator F-4201. 3) Realisasi pengadaan Realisasi Pengadaan sebesar Rp2,90 triliun atau 157% dari anggarannya sebesar Rp1,85 triliun yang terdiri dari pengadaan dalam negeri sebesar Rp1,35 triliun atau 145% dari anggarannya sebesar Rp0,93 triliun dan pengadaan luar negeri sebesar Rp1,55 triliun atau 169% dari anggarannya sebesar Rp0,92 triliun. 4) Realisasi biaya produksi Realisasi biaya produksi per ton produk sebagian besar di atas anggaran, antara lain tingginya biaya produksi produk pupuk: a) Tingginya biaya produksi pupuk (1) Biaya produksi pupuk Urea sebesar 113% dari RKAP 2004 karena tidak beroperasinya pabrik Urea selama 2,5 bulan akibat kerusakan equipment sehingga pabrik tidak dapat beroperasi dengan efisien. (2) Biaya produksi pupuk ZA, SP-36, Phonska dan NPK Kebomas masingmasing sebesar 131%, 121%, 128% dan 104% dari RKAP 2004 terutama karena tingginya harga bahan baku impor akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD. (3) Biaya produksi pupuk DAP sebesar 139% dari RKAP 2004 karena meningkatnya harga bahan baku Asam fosfat, Amoniak dan ZA. b) Biaya produksi non pupuk (1) Biaya produksi Amoniak sebesar 121% dari RKAP 2004 karena tidak beroperasinya pabrik Amoniak selama 2,5 bulan.
3
BPK-RI / AUDITAMA V
(2)
Biaya produksi Asam Sulfat sebesar 114% dari RKAP 2004 karena tingginya biaya pemakaian belerang, biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan.
(3) (4)
Biaya produksi Asam Fosfat sebesar 126% dari RKAP 2004 terutama karena tingginya pemakaian bahan baku Batuan fosfat. Biaya produksi Aluminium Fluorida sebesar 158% dari RKAP 2004 terutama karena tingginya pemakaian bahan baku Aluminium hidroksida dan Asam fluosilikat.
(5)
Biaya produksi Cement Retarder sebesar 146% dari RKAP 2004 karena tingginya bahan baku purified gypsum, biaya bahan penolong dan biaya pemeliharaan.
5) Realisasi beban usaha sebesar Rp403,40 milyar atau 109 % dari RKAP 2004 sebesar Rp371,70 milyar terutama karena tingginya biaya penjualan menyesuaikan dengan meningkatnya nilai penjualan. 6) Laba bersih setelah pajak sebesar Rp124,37 milyar atau 104% dari anggaran sebesar Rp119,82 milyar disebabkan antara lain: a) Realisasi penjualan sebesar Rp2,95 triliun atau 108% dari RKAP 2004 sebesar Rp2,72 triliun karena tingginya penjualan beberapa produk pupuk dan non pupuk. b) Tingginya realisasi subsidi pupuk yang mencapai Rp683,21 milyar atau 217% dari RKAP 2004 sebesar Rp314,19 milyar, karena subsidi non Urea menggunakan tarip sesuai APBN-P dan karena adanya tambahan pendapatan subsidi eks tahun 2003 sebesar Rp47,93 milyar. c) Rendahnya beban pinjaman, realisasi Rp93,19 milyar atau 90% dari RKAP 2004 sebesar Rp103,57 milyar. d) Tingginya pendapatan lain-lain yang mencapai Rp119,79 milyar atau 174% dari anggarannya sebesar Rp68,70 milyar karena tingginya realisasi laba penyertaan anak perusahaan dari anggarannya, penjualan produk utilitas, produk samping, persewaan dan jasa. 7) Realisasi total investasi sebesar Rp203,42 milyar atau 92% dari anggaran sebesar Rp220,31 milyar yang terdiri dari: a) Investasi rutin sebesar Rp142,84 milyar atau 115% dari anggaran sebesar Rp124,10 milyar.
4 BPK-RI / AUDITAMA V
b) Investasi pengembangan sebesar Rp60,58 milyar atau 62% dari anggarannya sebesar Rp96,21 milyar. 2. Tingkat Kesehatan Perusahaan Berdasarkan evaluasi atas tingkat kesehatan perusahaan, mengacu kepada indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan BUMN sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor:KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, dapat disimpulkan bahwa kinerja PT Petrokimia Gresik pada tahun 2004 tergolong dalam kondisi SEHAT kategori AA dengan SKOR 93,25. RKAP tahun 2004 menetapkan kategori AA dengan skor sebesar 93,50. 3. Perkembangan Usaha Perusahaan a. Neraca 1) Jumlah aktiva/kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp2.713,62 milyar meningkat Rp366,23 milyar atau 15,60% dibandingkan tahun 2003. 2) Selama lima tahun terakhir (tahun 2000 sampai dengan 2004) jumlah aktiva/ kewajiban dan ekuitas tertinggi terjadi tahun 2004 yaitu sebesar Rp2.713,62 milyar, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp2.044,96 milyar. b. Laba-Rugi 1) Laba sebelum pajak sebesar Rp175,18 milyar naik sebesar Rp9,04 milyar atau 5,45% dibandingkan tahun 2003. Laba setelah pajak sebesar Rp124,37 milyar naik 15,60 milyar atau 14,34% dibanding tahun 2003. 2) Selama lima tahun terakhir (tahun 2000 sampai dengan 2004) laba setelah pajak dan setelah bagian keuntungan/kerugian anak perusahaan yang tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar Rp187,26 milyar dan terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp83,55 milyar. c. Arus Kas 1) Posisi kas dan setara kas pada akhir tahun 2004 sebesar Rp345,90 milyar mengalami kenaikan sebesar Rp12,01 milyar atau 3,60% dibanding akhir tahun 2003. 2) Selama lima tahun terakhir (tahun 2000 sampai dengan 2004) arus kas memperlihatkan saldo kas dan setara kas tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu
5 BPK-RI / AUDITAMA V
sebesar Rp345,90 milyar, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp58,62 milyar. d. Perubahan ekuitas 1) Posisi ekuitas akhir tahun 2004 sebesar Rp854,99 milyar atau naik 7,67% dibandingkan akhir tahun 2003. 2) Selama lima tahun terakhir (tahun 2000 sampai dengan 2004) posisi ekuitas tertinggi terjadi pada akhir tahun 2000 yaitu sebesar Rp880,36 milyar, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp722,03 milyar. e. Rasio keuangan 1) Perbandingan tahun 2004 terhadap tahun 2003 a) Tingkat likuiditas perusahaan tahun 2004 relatif lebih tinggi dari tahun 2003, kecuali Acid test ratio. b) Tingkat rentabilitas perusahaan tahun 2004 relatif lebih tinggi dari tahun 2003, kecuali operating ratio dan net profit ratio. c) Tingkat solvabilitas perusahaan tahun 2004 lebih tinggi dari tahun 2003. 2) Perbandingan rasio keuangan lima tahun terakhir a) Tingkat likuiditas perusahaan tertinggi terjadi pada tahun 2004, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001. b) Tingkat rentabilitas perusahaan tertinggi terjadi pada tahun 2000, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2003. c) Tingkat solvabilitas perusahaan selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa modal pihak ketiga lebih berperan dan meningkat sampai dengan tahun 2004. 4. Perkembangan operasi pokok perusahaan a. Perkembangan produksi 1) Perbandingan tahun 2004 terhadap tahun 2003 a) Secara umum produksi pupuk tahun 2004 lebih tinggi dibanding produksi tahun 2003, kecuali pupuk DAP. b) Produksi non pupuk tahun 2004 lebih tinggi dibanding produksi tahun 2003, kecuali amoniak dan asam fosfat.
BPK-RI / AUDITAMA V
2) Perkembangan produksi dalam lima tahun terakhir (2000 s/d 2004) Volume produksi pupuk pada tahun 2004 lebih tinggi dibanding empat tahun sebelumnya, sedangkan terendah terjadi pada tahun 2002. Volume produksi non pupuk tertinggi terjadi pada tahun 2004 dan terendah terjadi pada tahun 2002. b. Perkembangan penjualan 1) Perbandingan tahun 2004 terhadap tahun 2003 Secara umum tonase penjualan pupuk dan non pupuk tahun 2004 lebih tinggi dibanding tahun 2003, terutama disebabkan meningkatnya penjualan Pupuk Phonska dan NPK Kebomas yang cukup signifikan, kecuali penjualan DAP hanya 35% dan Aluminium Fluorida hanya 83% dari tahun 2003. 2) Perkembangan penjualan dalam lima tahun terakhir (2000 s/d 2004) Tonase penjualan pupuk tahun 2004 merupakan penjualan tertinggi selama 5 tahun terakhir dan terendah penjualan tahun 2002, sedangkan tonase penjualan non pupuk tertinggi di tahun 2000 dan terendah penjualan tahun 2003. 5. Pemahaman atas struktur pengendalian intern a. Struktur pengendalian intern PT Petrokimia Gresik telah disusun dan dilaksanakan dengan baik, sehingga dapat dijadikan dasar guna menetapkan sifat dan luasnya audit. b. Evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Satuan Pengawas Intern (SPI) Sesuai tugas pokoknya, SPI telah melaksanakan kegiatan audit yang diprogramkan dalam PKPT dan tidak diprogramkan (Non PKPT) seperti: pemeriksaan khusus, preventif audit dan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsultasi dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi unit kerja. Demikian kesimpulan evaluasi kinerja PT Petrokimia Gresik yang dapat kami sampaikan, sedangkan rincian lebih lanjut dijelaskan pada halaman berikutnya. Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto MA, Ak. Register Negara No. D-1416 Jakarta, 31 Januari 2005
BPK-RI / AUDITAMA V
BAB II URAIAN HASIL EVALUASI 1. Metodologi, batasan, ruang lingkup dan tanggung jawab Evaluasi terhadap kinerja PT Petrokimia Gresik, dilaksanakan bersama-sama dengan pelaksanaan general audit atas Laporan Keuangan PT Petrokimia Gresik untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004. Sumber data yang digunakan untuk evaluasi terhadap kinerja PT Petrokimia Gresik tahun buku 2004 (periode 1 Januari s.d 31 Desember 2004) ini, kami peroleh dari: 1.1 1.2 1.3 1.4 Laporan Auditor Independen atas Laporan keuangan PT Petrokimia Gresik untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2000 s.d 2004 RKAP PT Petrokimia Gresik tahun 2004 yang telah disahkan dalam RUPS Rencana Jangka Panjang (RJP) tahun 2004 2008 Laporan intern perusahaan yang disusun secara periodik, antara lain: a. Laporan kinerja Kegiatan Unit b. Laporan SDM c. Laporan atas Pengelolaan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi d. Laporan Anak Perusahaan Dalam Laporan Kinerja PT Petrokimia Gresik, data keuangan perusahaan telah termasuk nilai penyertaan dan/atau pendapatan dari penyertaan PT Petrokimia Gresik pada anak perusahaan yang diperhitungkan atas dasar metode ekuitas. Evaluasi terhadap aspek keuangan, operasional dan administrasi sebagaimana diuraikan dalam Bab II butir 3, dilakukan berpedoman pada SK Menteri BUMN RI nomor: KEP100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Evaluasi dilaksanakan dengan cara antara lain review, konfirmasi, perhitungan ulang, verifikasi, analisis dan interpretasi data/informasi yang tersedia. Kami tidak melakukan perbandingan data industri sejenis yang diperoleh dari pihak eksternal yang kompeten karena keterbatasan dalam ketersediaan data/informasi yang diperlukan. 2. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2.1 Evaluasi proses penyusunan RKAP Dasar Penyusunan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan yang dijadikan sebagai Pedoman Kerja tahunan didasari oleh :
8 BPK-RI / AUDITAMA V
a. PP No. 12 tahun 1998, PP No. 13 tahun 1998 dan PP No. 6 tahun 2000, dinyatakan bahwa perusahaan diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran. b. PP No. 28 tahun 1997, penyertaan Modal Negara RI dialihkan sebagai modal saham perusahaan (perseroan) PT Pupuk Sriwidjaja, dan status perusahaan berubah menjadi Badan Usaha yang seluruh sahamnya telah dimiliki oleh PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) sebagai Operating Holding. c. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. d. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara. e. Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman No.YA5/312/20 beserta perubahannya, pasal 21 ayat 1 dan 2 bahwa : 1) Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan diadakan selambat-lambatnya pada akhir tahun buku sebelum tahun buku baru dimulai. 2) Dalam waktu tiga bulan sebelum tahun buku baru mulai berlaku, Direksi diwajibkan mengirimkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham, untuk dimintakan pengesahan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Tahapan proses penyusunan RKAP adalah sebagai berikut : a. Bagan organisasi perusahaan merupakan kerangka dasar penyusunan sekaligus sebagai pengendalian anggaran yang terkoordinasi di PT Petrokimia Gresik. b. Proses penyusunan anggaran dikoordinasi oleh Komite Anggaran (budget committee) yang terdiri dari Kepala Departemen Produksi, Pemasaran, Pengadaan, dan Kepala Biro Akuntansi, Anggaran serta Kepala Kompartemen diatasnya yang juga merupakan Komite Manajemen. Tugas utama Komite Anggaran adalah : 1) Menetapkan kebijakan umum, parameter dan asumsi. 2) Meminta, menerima dan meninjau estimasi anggaran masing-masing Departemen/Biro dan Bidang.
9 BPK-RI / AUDITAMA V
3) Mengusulkan perbaikan-perbaikan atas estimasi anggaran tersebut. 4) Menyetujui anggaran serta perbaikan-perbaikannya. 5) Menerima dan menganalisis berbagai laporan anggaran. 6) Memberikan rekomendasi bagi tindakan yang dirancang guna meningkatkan efisiensi bila diperlukan. c. Departemen/Biro dan Bidang menyampaikan pengajuan estimasi anggaran kepada Komite Anggaran, sebagai pelaksana harian adalah Biro Anggaran. d. Pengajuan tersebut disusun dan diolah sesuai parameter dan asumsi yang telah ditetapkan menjadi bentuk laporan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). e. Pembahasan Komite Anggaran dengan Direksi, yaitu mengevaluasi, melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan terhadap RKAP. f. Pembahasan Komite Anggaran, Direksi dengan Dewan Komisaris, yaitu penyempurnaan dan persetujuan serta pengesahan terhadap RKAP. g. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang telah disetujui dan disahkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris diserahkan kepada Pemegang Saham (PT Pupuk Sriwidjaja). h. Pra RUPS, dan RUPS, tingkat Direksi dengan Pemegang Saham, yaitu mengevaluasi, perbaikan dan penambahan bila diperlukan serta persetujuan, pengesahan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran tahunan oleh Pemegang Saham. i. RKAP yang telah mendapatkan pengesahan Pemegang Saham merupakan pedoman kerja Perusahaan serta sebagai pengendalian biaya untuk mencapai kinerja yang ditargetkan. Pola yang digunakan PT Petrokimia dalam menyusun RKAP adalah dengan menggunakan Pola top down dan bottom up serta penetapan pencapaian laba adalah dengan menggunakan metode a pasteori yaitu merinci komponen biaya-biaya untuk penetapan laba. 2.2 Pelaksanaan RKAP 2.2.1 Penjualan Realisasi penjualan produk (pupuk dan non pupuk termasuk subsidi pupuk) tahun 2004 mencapai Rp3.633,23 milyar atau 120% dari RKAP. Tingginya nilai penjualan tahun 2004 dikarenakan tingginya nilai penjualan pupuk
10 BPK-RI / AUDITAMA V
sebesar Rp2.368,45 milyar atau 103% dibanding RKAP 2004 sebesar Rp2.296,06 milyar dan non pupuk sebesar Rp581,57 milyar atau 137% dari RKAP 2004 sebesar Rp425,30 milyar serta realisasi subsidi pupuk yang lebih tinggi dibanding RKAP 2004 yaitu sebesar Rp683,21 milyar atau 217% dibanding RKAP 2004 sebesar Rp314,19 milyar. Nilai penjualan tersebut terinci sebagai berikut : (Rp juta)
Anggaran % (2) (3)=(1):(2) 2.296.057 103 314.191 217 425.297 137 3.035.545 120
Ton
Keterangan Penjualan Pupuk - Urea - SP-36 - ZA - Phonska - NPK Kebomas - DAP - KCL - Lain-lain Sub jumlah pupuk Non Pupuk Dalam Negeri - Amoniak - Asam sulfat - Asam fosfat - Cement Retarder - Aluminium Fluorida - Lain-lain Ekspor - Aluminium Fluorida Sub Jumlah non pupuk
Realisasi
(1)
Anggaran
(2)
%
(3)=(1):(2)
11 BPK-RI / AUDITAMA V
(Rp Juta)
Keterangan Penjualan Pupuk - Urea - SP-36 - ZA - Phonska - NPK Kebomas - DAP - KCL - Lain-lain Sub jumlah pupuk Non Pupuk Dalam Negeri - Amoniak - Asam sulfat - Asam fosfat - Cement Retarder - Aluminium Fluorida - Lain-lain Ekspor - Aluminium Fluorida Sub Jumlah non pupuk Jumlah Subsidi pupuk Total Penj. dan Subsidi
Realisasi (1) 411.907 940.507 512.377 250.574 54.656 25.614 148.612 24.203 2.368.450
Anggaran % (2) (3)=(1):(2) 532.358 904.879 439.306 180.057 13.636 35.455 155.875 34.491 2.296.057 77 104 117 139 401 72 95 70 103
294.978 72.774 115.076 45.724 26.115 17.015 9.887 581.569 2.950.019 683.211 3.633.230
173.376 69.300 84.624 48.678 20.640 18.359 10.320 425.297 2.721.354 314.191 3.035.545
12 Kabupaten di Jawa Timur sedangkan sebelumnya 26 Kabupaten. 2) Realisasi penjualan pupuk SP-36 dan pupuk ZA sebesar 789.194 ton dan 633.849 ton atau 104% dan 113% dari RKAP 2004 sebesar 760.000 ton dan 560.500 ton. Target penjualan pupuk SP-36 dan pupuk ZA dapat tercapai disebabkan tingginya kebutuhan riil pupuk SP-36 untuk sektor tanaman pangan di pulau Jawa dibanding kuota SK. Menteri Pertanian. 3) Realisasi penjualan pupuk Phonska sebesar 192.464 ton atau 139 % dari RKAP 2004 sebesar 138.150 ton. Target penjualan pupuk Phonska dapat tercapai disebabkan mampu bersaing dengan produk impor untuk kebutuhan sub sektor hortikultura dan komoditas tanaman pangan terutama pada daerah yang memiliki irigasi teknis dan karena di beberapa daerah petani melakukan substitusi pupuk Urea dengan pupuk ZA dan Phonska. 4) Realisasi penjualan NPK Kebomas sebesar 30.795 ton atau 308% dari RKAP 2004 sebesar 10.000 ton. Target penjualan pupuk NPK Kebomas dapat tercapai disebabkan tingginya permintaan pada sektor perkebunan. 5) Realisasi penjualan pupuk DAP sebesar 11.820 ton atau 61% dari RKAP 2004 sebesar 19.500 ton. Target penjualan pupuk DAP tidak dapat tercapai disebabkan pabrik diprioritaskan untuk memproduksi pupuk Phonska. 6) Realisasi penjualan pupuk KCL sebesar 98.356 ton atau 79% dari RKAP 2004 sebesar 125.000 ton. Target penjualan pupuk KCL tidak dapat tercapai disebabkan : a) Pada semester I kedatangan impor tidak sesuai jadual, sehingga pengiriman ke konsumen sering mengalami keterlambatan. b) Pada semester II terdapat kendala dari pesaing yang menjual dengan harga lebih rendah.
13
BPK-RI / AUDITAMA V
14
BPK-RI / AUDITAMA V
Pendapatan lain-lain
Selama tahun 2004 realisasi pendapatan lain-lain bervariasi antara 86% sampai dengan 979% dibanding dengan anggarannya, terinci lebih lanjut sebagai berikut: (Rp Juta)
Keterangan - Produk samping & utilitas - Jasa giro & bunga deposito - Persewaan jasa - Dividen & fee keagenan - Lain-lain - Laba penyertaan Total pendapatan lain-lain Biaya atas pendapatan lain-lain Pendapatan lain-lain netto
Realisasi Anggaran % (1) (2) (3)=(1):(2) 24.582 24.736 99 6.743 689 979 44.977 32.430 139 4.591 2.900 158 28.601 468 6.111 10.299 7.480 138 119.793 68.703 174 129.587 25.315 512 (9.794) 43.388 -
Realisasi total pendapatan lain-lain mencapai Rp119,79 milyar atau 174% dari anggarannya. Rendahnya nilai jumlah pendapatan dan beban lain-lain dikarenakan adanya rugi kurs sebesar Rp90,07 milyar yang tidak dianggarkan.
2.2.2 Produksi
Secara keseluruhan realisasi kegiatan produksi tahun 2004 untuk berbagai jenis produk berkisar antara 43% sampai dengan 320% dibanding yang dianggarkan yang terinci per jenis produk sebagai berikut:
15
BPK-RI / AUDITAMA V
Ton
Keterangan I. Produk Pupuk Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZA Pupuk Phonska Pupuk DAP Pupuk NPK Kebomas Total Pupuk II. Produk Non Pupuk Amoniak Asam Sulfat Asam Fosfat Cement Retarder ALF3 Lain-lain - CO2 - Dry Ice - Crude gypsum - Purified Gypsum Total Produk Non Pupuk Realisasi (1) 344.356 738.225 572.599 201.978 12.439 32.013 1.901.610 314.190 519.803 197.509 361.012 6.412 9.343 2.150 95.274 24.418 1.530.111 Anggaran (2) 385.000 735.000 590.000 140.000 20.000 10.000 1.880.000 355.000 550.000 195.000 400.000 6.000 11.000 5.000 80.000 1.602.000 % (3)=(1):(2) 89 100 97 144 62 320 101 89 95 101 90 107 85 43 119 96
Realisasi produksi Urea sebesar 344.356 ton atau 89% dari RKAP 2004 sebesar 385.000 ton. Tidak tercapainya target produksi disebabkan terhentinya pasok bahan baku amoniak (pabrik amoniak shut down 2,5 bulan) dan problem instrument hand valve EA-102 Carbamate
Condensor bocor, terbatasnya pasokan steam karena Boiler B-1101 BD tube bocor, crash program perbaikan Start up Heater 102 B pabrik
Realisasi produksi pupuk SP-36 sebesar 738.225 ton atau 100% dari RKAP 2004 sebesar 735.000 ton, terdiri dari pupuk SP-36 I sebesar 264.892 ton dan pupuk SP-36 II sebesar 473.333 ton. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
16
BPK-RI / AUDITAMA V
1) Pupuk SP-36 I Realisasi produksi sebesar 264.892 ton atau 83% dari RKAP 2004 sebesar 319.000 ton karena pabrik tidak berproduksi selama 4 bulan terkait dengan pelaksanaan program kegiatan konstruksi proyek RFO Pabrik Pupuk Fosfat I. 2) Pupuk SP-36 II Realisasi produksi sebesar 473.333 ton atau 114% dari RKAP 2004 sebesar 416.000 ton karena menyesuaikan dengan permintaan penjualan.
Pupuk ZA
Realisasi produksi pupuk ZA sebesar 572.599 ton atau 97% dari RKAP 2004 sebesar 590.000 ton, terdiri dari pupuk ZA I sebesar 184.684 ton, pupuk ZA II sebesar 194.325 ton dan pupuk ZA III sebesar 193.590 ton. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: 1) Pupuk ZA I Realisasi produksi sebesar 184.684 ton atau 97% dari RKAP 2004 sebesar 190.000 ton karena terbatasnya bahan baku amoniak (pabrik Amoniak shut down). 2) Pupuk ZA II Realisasi produksi sebesar 194.325 ton atau 97% dari RKAP 2004 sebesar 200.000 ton, karena terbatasnya bahan baku amoniak (pabrik Amoniak shut down) dan terjadi gangguan pasokan steam karena
Service Unit Ttrip serta karena ada perbaikan pipa asam sulfat yang
bocor pada R-5501 Mixing Tank. 3) Pupuk ZA III Realisasi produksi sebesar 193.590 ton atau 97% dari RKAP 2004 sebesar 200.000 ton, karena terbatasnya bahan baku amoniak (pabrik Amoniak shut down).
Pupuk Phonska
Realisasi produksi sebesar 201.978 ton atau 144% dari RKAP 2004 sebesar 140.000 ton terutama karena menyesuaikan dengan permintaan penjualan yang cukup tinggi.
17
BPK-RI / AUDITAMA V
Pupuk DAP
Realisasi produksi sebesar 12.439 ton atau 62% dari RKAP 2004 sebesar 20.000 ton, disebabkan pabrik dikonsentrasikan untuk memproduksi Phonska.
Pupuk NPK Kebomas
Realisasi produksi pupuk NPK Kebomas sebesar 32.013 ton atau 320% dari RKAP 2004 sebesar 10.000 ton karena memenuhi permintaan penjualan.
b. Produk Non Pupuk Amoniak
Realisasi produksi Amoniak mencapai 314.190 ton atau 89% dari RKAP 2004 sebesar 355.000 ton. Tidak tercapainya target produksi karena terjadi problem pada Primary Reformer 101 B, Synthesis Compressor 103 J dan terjadi problem pada Start up Heater 102 B sehingga pabrik tidak beroperasi selama 2,5 bulan.
Asam Sulfat
Realisasi produksi Asam Sulfat mencapai 519.803 ton atau 95% dari RKAP 2004 sebesar 550.000 ton. Tidak tercapainya target produksi karena rate produksi tidak maksimal karena terjadi problem equipment yaitu Circulation Pump P-1303,
Economizer E-1203, dan ada penggantian Demister T-1301 Drying Tower. Asam Fosfat
Realisasi produksi Asam Fosfat sebesar 197.509 ton atau 101% dari RKAP 2004 sebesar 195.000 ton. Lebih tingginya realisasi produksi dari RKAP 2004 karena rate produksi mencapai 106% dari RKAP 2004.
Cement Retarder
Realisasi produksi Cement Retarder sebesar 361.012 ton atau 90% dari RKAP 2004 sebesar 400.000 ton. Lebih rendahnya realisasi produksi dari RKAP 2004 karena terbatasnya pasokan gas bumi dan terjadi
18
BPK-RI / AUDITAMA V
problem pada Gypsum Feeder M-4250, Dryed Gypsum Conveyor M4204, dan Electric precipitator F-4201.
Aluminium Fluorida
Realisasi produksi Aluminium Fluorida mencapai 6.412 ton atau 107% dari RKAP 2004 sebesar 6.000 ton. Tercapainya target produksi karena rate produksi mencapai 119% dari RKAP 2004.
2.2.3 Pengadaan
(Rp juta)
Keterangan 1. Pembelian dalam negeri - Industri kecil - Non Industri kecil Jumlah pembelian dalam negeri 2. Pembelian luar negeri Jumlah Pengadaan
Realisasi
(1)
Anggaran
(2)
%
(3=1:2)
(Rp juta)
Keterangan Bahan baku Bahan penolong Sk cadang & bhn.pmbt. pabrik Karung plastik & kemas Jumlah Pengadaan
Realisasi
(1)
Anggaran
(2)
%
(3=1:2)
Realisasi pengadaan sebesar Rp2,89 triliun atau 157% dari RKAP sebesar Rp1,85 triliun, dikarenakan hal-hal sebagai berikut: a. Pengadaan bahan baku sebesar Rp2,41 triliun atau 154% dari anggaran sebesar Rp1,56 triliun dikarenakan 57% pengadaan bahan baku merupakan pembelian luar negeri dan sebagian besar merupakan pembelian dalam mata uang asing. b. Pengadaan suku cadang dan bahan pembantu pabrik sebesar Rp275,17 milyar atau 489% dari anggaran sebesar Rp56,26 milyar dikarenakan 53% pengadaan suku cadang merupakan pembelian luar negeri yang
19
BPK-RI / AUDITAMA V
sangat terpengaruh dengan mata uang asing dan kenaikan biaya transportasi. c. Pengadaan karung plastik dan kemas sebesar Rp70,80 milyar atau 123% dari anggaran sebesar Rp57,61 milyar.
2.2.4 Biaya Produksi
(Rp/ton)
K etera nga n 1 1. Pupuk a . U rea b . S P -3 6 c. Z A d. P honska e. D A P f. N P K K eb om a s 2 . N on P u p u k a . A m onia k b . A sa m S u lfa t c. A sa m F osfa t d. A lu m iniu m F lu orida e. C em ent R eta rder s.d D esem b er 2 0 0 4 R ea lisa si A ngga ra n 2 3 9 8 1 .9 0 5 1 .2 2 7 .9 6 9 9 1 0 .1 1 3 1 .8 1 8 .4 3 0 2 .2 6 1 .1 9 2 1 .7 2 5 .6 7 2 1 .1 4 2 .3 4 6 3 3 8 .0 0 9 3 .1 3 6 .9 7 6 6 .4 5 3 .4 6 5 1 1 8 .0 3 2 8 6 8 .1 2 9 1 .0 1 7 .7 8 0 6 9 4 .9 7 7 1 .4 2 5 .9 2 3 1 .6 3 1 .0 8 7 1 .6 5 3 .2 4 1 9 4 6 .9 4 9 2 9 5 .9 6 7 2 .4 8 2 .6 7 7 4 .0 9 4 .6 1 7 8 0 .9 6 7 % 4 = 2 :3 113 121 131 128 139 104 121 114 126 158 146
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa: a. Realisasi biaya produksi Urea per ton tahun 2004 sebesar Rp981,91 ribu atau 113% dibanding anggarannya sebesar Rp868,13 ribu. Hal tersebut disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku gas bumi, bahan penolong katalis dan listrik PLN, biaya pemeliharaan, biaya jasa serta tingginya biaya kantong & kemas. b. Realisasi biaya produksi pupuk SP-36 per ton tahun 2004 sebesar Rp1.227,97 ribu atau 121% dibanding anggarannya sebesar Rp1.017,78 ribu disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku asam fosfat, batuan fosfat, asam sulfat eks produksi serta tingginya biaya bahan penolong listrik PLN. c. Realisasi biaya produksi pupuk ZA per ton tahun 2004 sebesar Rp910,11 ribu atau 131% dibanding anggarannya sebesar Rp694,98 ribu
20
BPK-RI / AUDITAMA V
disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku amoniak impor, bahan penolong MFO, biaya pemeliharaan dan biaya kantong & Kemas. d. Realisasi biaya produksi pupuk phonska per ton tahun 2004 sebesar Rp1.818,43 ribu atau 128% dibanding anggarannya sebesar Rp1.425,92 ribu. Hal tersebut disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku (asam fosfat eks produksi, amoniak eks impor, ZA eks impor, KCL dan Urea), tingginya biaya pemeliharaan dan biaya kantong & kemas. e. Realisasi biaya produksi pupuk DAP per ton sebesar Rp2.261,19 ribu atau 139% dari RKAP sebesar Rp1.631,09 ribu. Hal tersebut disebabkan karena tingginya biaya pemakaian bahan baku asam fosfat eks produksi, amoniak dan ZA; tingginya biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya pajak & retribusi, biaya jasa, biaya penyusutan, biaya kantong & pengantongan. f. Realisasi biaya produksi per ton Amoniak sebesar Rp1.142,35 ribu atau 121% dari RKAP sebesar Rp946,95 ribu disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku gas bumi; tingginya biaya bahan penolong (katalis dan listrik PLN); tingginya biaya pemeliharaan, biaya jasa dan biaya penyusutan. g. Realisasi biaya produksi per ton asam sulfat sebesar Rp338,01 ribu atau 114% dari RKAP sebesar Rp295,97 ribu disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku belerang, tingginya biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan. h. Realisasi biaya produksi per ton asam fosfat sebesar Rp3.136,98 ribu atau 126% dari RKAP sebesar Rp2.482,68 ribu. Hal tersebut disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku batuan fosfat; tingginya biaya pemakaian bahan penolong (bahan kimia dan MFO), tingginya biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan. i. Realisasi biaya produksi per ton aluminium fluorida sebesar Rp6.453,47 ribu atau 158% dari RKAP sebesar Rp4.094,62 ribu. Hal tersebut disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku aluminium hydroxida dan asam fluosilikat; tingginya biaya pemakaian bahan penolong (bahan kimia dan MFO); tingginya biaya pemeliharaan, jasa serta biaya kantong.
21
BPK-RI / AUDITAMA V
j. Realisasi biaya produksi per ton cement retarder sebesar Rp118,03 ribu atau 146% dari RKAP sebesar Rp80,97 ribu disebabkan tingginya biaya pemakaian bahan baku purified gypsum; tingginya biaya bahan penolong (bahan kimia dan MFO) serta tingginya biaya pemeliharaan.
2.2.5 Beban usaha
(Rp juta)
Uraian 1 - Beban distribusi - Beban penjualan - Beban admistrasi dan umum Jumlah beban usaha Tahun 2004 Realisasi Anggaran 2 3 179.045 181.141 66.956 56.037 157.400 134.525 403.401 371.703 % 4=2:3 99 119 117 109
Realisasi beban usaha sebesar Rp403,40 milyar atau 109% dari anggaran dikarenakan: a. Beban penjualan sebesar Rp66,96 milyar atau 119% dari anggaran karena menyesuaikan dengan meningkatnya nilai penjualan. b. Beban administrasi dan umum sebesar Rp157,40 milyar atau 117% dari anggaran terutama karena tingginya biaya sewa kendaraan dan biaya pembinaan wilayah.
22
BPK-RI / AUDITAMA V
2.2.6 Laba/(Rugi)
(Rp Juta)
Uraian
1
%
4=2:3
Hasil penjualan : - Penjualan dalam negeri - Penjualan ekspor Jumlah hasil penjualan - Subsidi pupuk Harga Pokok Penjualan Laba/(Rugi) kotor Biaya Usaha : - Beban Distribusi - Beban Penjualan - Beban Adm dan Umum Jumlah beban usaha Laba/(Rugi) usaha Beban pinjaman Laba/(Rugi) setelah beban pinjaman Pendapatan & beban lain-lain : - Pendapatan - Beban Jumlah pendapatan dan beban lain-lain Laba/(Rugi) sebelum pajak Pajak Laba/(Rugi) setelah pajak
2.940.131 9.887 2.950.018 683.211 3.633.229 (2.951.659) 681.570 (179.045) (66.956) (157.400) (403.401) 278.169 (93.190) 184.979 119.793 (129.587) (9.794) 175.185 (50.812) 124.373
2.711.034 10.320 2.721.354 314.191 3.035.544 (2.428.931) 606.613 (181.141) (56.037) (134.525) (371.703) 234.910 (103.569) 131.341 68.703 (25.315) 43.388 174.729 (54.912) 119.817
108 96 108 217 120 122 112 99 119 117 109 118 90 141 174 512 (23) 100 93 104
Perolehan laba tahun 2004 sebelum pajak sebesar Rp175,18 milyar atau 100% dari RKAP sebesar Rp174,73 milyar, sedangkan laba setelah pajak sebesar Rp124,37 milyar atau 104% dari RKAP sebesar Rp119,82 milyar, disebabkan antara lain: a. Realisasi penjualan pupuk dan non pupuk sebesar Rp2,95 triliun atau 108% dari RKAP 2004 sebesar Rp2,72 triliun dikarenakan tingginya penjualan beberapa produk pupuk dan non pupuk meliputi pupuk SP-36, ZA, Phonska dan NPK Kebomas serta Amoniak, Asam Sulfat dan Asam Fosfat.
23
BPK-RI / AUDITAMA V
b. Tingginya realisasi subsidi pupuk yang mencapai Rp683,21 milyar atau 217% dari RKAP 2004, karena subsidi non Urea menggunakan tarip sesuai APBN-P berkait dengan disetujuinya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) subsidi pupuk non Urea sebesar Rp238,64 milyar dan karena adanya tambahan pendapatan subsidi eks 2003 sebesar Rp47,93 milyar. c. Rendahnya beban pinjaman, realisasi Rp93,19 milyar atau 90% dari RKAP 2004 sebesar Rp103,57 milyar karena rendahnya tingkat suku bunga Kredit Investasi realisasi rata-rata 6,89% - 13,50% per tahun sedangkan anggarannya 17% per tahun dan tingkat suku bunga Kredit Modal Kerja realisasi rata-rata 9,45% - 13% per tahun sedangkan anggarannya 15% per tahun. d. Tingginya pendapatan lain-lain yang mencapai Rp 119,79 milyar atau 174% dari anggaran sebesar Rp68,70 milyar karena tingginya laba penyertaan anak perusahaan dari anggarannya, penjualan produk utilitas, produk samping, persewaan dan jasa serta pendapatan klaim asuransi.
Keterangan Investasi Rutin: - Bangunan /Fasilitas - Mesin & Peralatan - Kendaraan & Alat Berat - Inventaris Jumlah investasi rutin Investasi Pengembangan: - Proyek RFO PF I - Kalium Sulfat (K2SO4) - Proyek Phosphoric Acid II - Proyek Revamping Amoniak - Proyek ERP: Tahap I Tahap II Jumlah Tahap I + II Jumlah investasi pengembangan Jumlah investasi
24
Realisasi
10.624 126.466 4.927 826 142.843 31.673 24.071 2.917 1.916 4.833 60.577 203.420
Anggaran
8.140 109.935 5.050 978 124.103 39.353 25.833 25.000 200 2.899 2.925 5.824 96.210 220.313
%
131 115 98 84 115 80 93 101 66 83 62 92
BPK-RI / AUDITAMA V
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa: a. Investasi rutin tahun 2004 mencapai Rp142,84 milyar atau 115% dari anggaran sebesar Rp124,10 milyar. Hal tersebut disebabkan realisasi bangunan/fasilitas serta mesin dan peralatan masing-masing mencapai 131% dan 115% dari anggarannya, sedangkan kendaraan dan alat berat serta inventaris hanya mencapai 98% dan 84% dari anggarannya. b. Investasi pengembangan sebesar Rp60,58 milyar atau 62% dari anggaran sebesar Rp96,21 milyar, dengan rincian sebagai berikut: 1) Realisasi Proyek RFO PF I sebesar 80% karena adanya progres yang masih dalam proses pembayaran dan pemeriksaan bersama. 2) Realisasi Proyek K2 SO4 sebesar 93% karena adanya beberapa
4) Penjajagan pemanfaatan kapur dengan PT Semen Gresik, in progress. 5) Percobaan menaikkan pH raw gypsum dengan menggunakan kapur aktif, kapur ZA II dan kapur mix skala lab telah dilakukan, berhasil baik. 6) Percobaan menaikkan pH raw gypsum dengan menggunakan kapur aktif, kapur ZA II dan kapur mix skala pilot dalam 2 tahap telah selesai, berhasil baik. 7) Uji coba pemakaian limbah padat sesuai dengan permintaan, antara lain ke Indocement dan ke PT Semen Gresik, in progress.
2.2.10
Organisasi Perusahaan
Beberapa pertimbangan yang mendasari perubahan organisasi perusahaan pada tahun 2004, sebagai berikut: a. Perubahan jumlah Direksi dari 5 (lima) menjadi 6 (enam). b. Peningkatan fungsi pengadaan sehubungan dengan beban tugas pengadaan yang semakin besar karena adanya sentralisasi kegiatan pengadaan bahan baku, barang dagangan, dan jasa-jasa dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan. c. Penyesuaian organisasi pengadaan dikaitkan dengan strategi pemasaran sehubungan dengan perubahan pola kebijakan subsidi pupuk dari Pemerintah.
26
BPK-RI / AUDITAMA V
d. Peningkatan efektivitas kegiatan engineering dan manufacturing dengan menggabungkannya dalam satu direktorat (Direktorat Teknik & Pengembangan). e. Penggabungan beberapa Departemen/Biro sehubungan dengan penyeimbangan job load dari Departemen/Biro yang bersangkutan. f. Pembentukan Biro Manajemen Risiko dalam rangka peningkatan penerapan Good Corporate Governance (GCG).
SK OR R e a l. 2 0 0 4 R K A P 2 0 0 4 R e a l. 2 0 0 3 6 4 ,2 5 6 4 ,5 0 6 6 ,5 0 1 5 ,0 0 1 5 ,0 0 1 4 ,0 0 1 4 ,0 0 1 4 ,0 0 1 4 ,0 0 9 3 ,5 0 9 4 ,5 0 9 3 ,2 5
27
BPK-RI / AUDITAMA V
3.1
Indikator Penilaian 1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 2. Imbalan investasi (ROI) 3. Rasio Kas 4. Rasio Lancar 5. Collection Period 6. Perputaran Persediaan 7. Total Asset Turn Over 8. Modal sendiri thd total aktiva TOTAL
Satuan
SKOR Thn 2004 Real 2004 RKAP 2004Real 2003 21,18 17,71 27,84 125,12 37 69 146,02 28,22 20,00 13,50 4,00 5,00 5,00 4,50 5,00 7,25 64,25 20,00 15,00 2,00 3,00 5,00 4,50 5,00 10,00 64,50 20,00 13,50 4,00 4,00 5,00 5,00 5,00 10,00 66,50
Hasil
% % % % hari hari % %
3.2
Indikator Penilaian 1. Eff. Poduksi (Cons. Rate) 2. Prod. dan Pengadaan (ton) Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZA Pupuk Phonska Pupuk DAP NPK Kebomas Cement Retarder Aluminium Fluorida Crude Gypsum CO2Cair Jumlah 3. Produktivitas Tenaga Kerja Total Nilai Penj. (Rp ribu) Jml Tenaga Kerja Pendpt : Jml Tenaga Kerja 4. Keselamatan Kerja TOTAL
Kinerja Realisasi 3,322298 507.957 778.032 688.901 201.978 12.439 32.013 361.012 6.412 95.274 9.343 2.693.361 3.633.229 3.635 999,513 96 RKAP 3,685895 385.000 735.000 590.000 140.000 20.000 10.000 400.000 6.000 80.500 11.000 2.377.500 3.035.544 3.644 833,025 96
SKOR Nilai Real. 2004 RKAP 2004 Real. 2003 90,14% 5,00 5,00 5,00
113,29%
5,00
5,00
4,00
119,99% 100%
28
BPK-RI / AUDITAMA V
3.3
Indikator Penilaian 1. 2. 3. 4. Laporan Perhitungan tahunan Rancangan RKAP 2004 Laporan Periodik Kinerja PUKK - Efektifitas penyaluran dana - Tk. kolektibilitas pengemb. pinjaman Total Aspek Administrasi
Nilai 2004
SKOR Real. 2004 RKAP 2004 Real. 2003 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 14,00 3,00 2,00 14,00 3,00 2,00 14,00
95,90% 40,86%
29
BPK-RI / AUDITAMA V
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa: a. Jumlah aktiva/kewajiban dan ekuitas tahun 2004 naik sebesar Rp366,23 milyar atau 15,60% dibanding tahun 2003 disebabkan antara lain adanya kenaikan persediaan sebesar Rp240,01 milyar, aktiva tetap sebesar Rp53,54 milyar dan aktiva dalam pelaksanaan sebesar Rp62,51 milyar dan diikuti dengan kenaikan hutang lancar sebesar Rp67,65 milyar hutang jangka panjang sebesar Rp254,72 milyar serta kenaikan ekuitas sebesar Rp60,92 milyar. b. Selama lima tahun terakhir (2000 sampai dengan 2004) jumlah aktiva pasiva tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp2.713,62 milyar, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp2.044,96 milyar.
4.2
Perkembangan Laba-Rugi
Realisasi laba setelah pajak tahun 2004 berjumlah Rp124,37 milyar lebih tinggi 14,34% dibanding tahun 2003 sebesar Rp108,77 milyar. Rincian lebih lanjut sebagai berikut: (Rp Milyar)
Keterangan Penjualan bersih Harga Pokok Penjualan Laba kotor Biaya usaha Laba rugi usaha Laba/(rugi) lain-lain Biaya pinjaman Laba rugi sebelum pajak Pajak Penghasilan Laba setelah pajak 2000 1.747,08 (1.323,75) 423,33 (172,96) 250,37 101,67 (94,17) 257,87 (70,61) 187,26 2001 2.063,78 (1.664,54) 399,24 (191,37) 207,87 21,16 (116,23) 112,80 (29,25) 83,55 Tahun 2002 1.874,34 (1.438,79) 435,55 (194,12) 241,43 14,44 (115,71) 140,16 (46,55) 93,61 2003 2.744,61 (2.340,96) 403,65 (205,30) 198,35 54,61 (86,82) 166,14 (57,37) 108,77 2004 3.633,23 (2.951,66) 681,57 (403,40) 278,17 (9,79) (93,20) 175,18 (50,81) 124,37
Laba perusahaan sebelum pajak tahun 2004 naik sebesar Rp9,04 milyar atau 5,44% dibandingkan tahun 2003, karena adanya kenaikan omzet penjualan dan penerimaan subsidi. Selama lima tahun terakhir (2000 sampai dengan 2004) laba setelah pajak yang tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp187,26 milyar dan terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp83,55 milyar.
30
BPK-RI / AUDITAMA V
4.3
Posisi kas dan setara kas pada akhir tahun 2004 sebesar Rp345,90 milyar mengalami kenaikan Rp12,01 milyar atau 3,60% dibanding tahun 2003. Selama lima tahun terakhir (2000 sampai dengan 2004) arus kas memperlihatkan saldo kas dan setara kas tertinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp345,90 milyar, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp58,62 milyar.
31
BPK-RI / AUDITAMA V
4.4
(107.468) (46.929) (7.106) (2.250) (5.500) (137.768) (4.773) 12.319 (1.036) 187.262 396.420 296.681 187.262 880.363
(93.237) (31.069) (4.000) (3.730) (46.404) (1.664) (6.832) (700) 83.549 396.420 242.044 20 83.549 722.033
(37.387) (34.257) (822) (822) (2.893) (1.618) (4.423) (476) 93.613 396.420 255.741 47 93.613 745.821
(47.541) (1.424) (932) (932) (40.125) (1.191) 1.343 (242) 109.590 396.420 288.059 109.590 794.069
(60.510) (1.863) (1.088) (2.175) (44.177) (2.456) 3.506 (328) 124.372 396.420 334.200 124.372 854.992
Posisi ekuitas tahun 2004 sebesar Rp854,99 milyar mengalami kenaikan sebesar Rp60,92 milyar atau 7,67% dibanding tahun 2003 Perubahan ekuitas dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 memperlihatkan saldo ekuitas tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp880,36 milyar, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar Rp722,03 milyar.
32
BPK-RI / AUDITAMA V
4.5
4.5.1 Perbandingan tahun 2004 terhadap tahun 2003 Dari tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa: a. Tingkat likuiditas perusahaan tahun 2004 relatif lebih tinggi dari tahun 2003, kecuali acid test ratio. b. Tingkat rentabilitas perusahaan tahun 2004 relatif lebih tinggi dari tahun 2003, kecuali operating ratio dan net profit ratio. c. Tingkat solvabilitas perusahaan tahun 2004 relatif lebih tinggi dibandingkan tahun 2003. 4.5.2 Perbandingan rasio keuangan lima tahun terakhir Dari tabel di atas juga dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: a. Tingkat likuiditas perusahaan relatif tertinggi terjadi pada tahun 2004. disebabkan tingginya persediaan, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yang disebabkan tingginya kewajiban lancar. b. Tingkat rentabilitas perusahaan relatif tertinggi pada tahun 2000 disebabkan tingginya laba sebelum maupun setelah pajak, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2003 dikarenakan tingginya harga pokok penjualan dan biaya usaha.
33
BPK-RI / AUDITAMA V
c. Tingkat solvabilitas perusahaan menunjukkan, bahwa selama lima tahun terakhir modal pihak ketiga lebih berperan dan paling besar terjadi pada tahun 2004.
4.6
% Tahun
2004:2003
Pupuk Pupuk Urea 341.434 Pupuk SP-36 467.728 Pupuk ZA 501.824 Pupuk Phonska 30.096 Pupuk DAP Pupuk NPK Kebomas Jumlah pupuk 1.341.082 Non Pupuk Amoniak 364.006 Asam Sulfat 98% 434.741 Asam Fosfat 100% 131.176 ALF3 4.850 Cement Retarder 402.430 Lain-lain : - CO2 9.875 - Dry Ice 3.490 - Crude Gypsum - Purified Gypsum 52.924 Jumlah lain-lain 66.289 Jumlah non pupuk 1.403.492
313.115 653.915 447.996 56.182 1.471.208 292.272 367.941 138.412 5.517 421.741 9.357 2.999 213.959 12.410 238.725 1.464.608
151.066 552.984 419.650 65.688 40.091 1.229.479 328.460 279.399 141.646 3.825 355.304 9.718 3.208 156.253 2.903 172.082 1.280.716
260.176 687.657 479.281 113.942 36.817 1.577.873 355.916 431.752 204.216 5.892 310.174 9.914 2.702 105.170 117.786 1.425.736
344.356 738.225 572.599 201.978 12.439 32.013 1.901.610 314.190 519.803 197.509 6.412 361.012 9.343 2.150 95.274 24.418 131.185 1.530.111
132 107 119 177 34 121 88 120 97 109 116 94 80 91 111 107
Perbandingan tahun 2004 terhadap tahun 2003 a. Pupuk Secara umum produksi pupuk di tahun 2004 lebih tinggi dibanding tahun 2003, kecuali produksi pupuk DAP hanya mencapai 34% dari tahun 2003. b. Non Pupuk Secara keseluruhan produksi non pupuk di tahun 2004 lebih tinggi dibanding tahun 2003, kecuali amoniak dan asam fosfat masing-masing 88% dan 97% dari tahun 2003.
34
BPK-RI / AUDITAMA V
Tahun 2002 197.019 526.525 425.695 84.687 39.263 28.257 3.000 2.000 10.587 15.587 1.317.033 139.297 178.605 30.561 5.040 332.160 2.886 70.069 9.718 3.208 85.881 771.544
2003 460.076 726.234 528.231 110.307 88 34.112 94.993 673 2.550 5.306 119 119 8.767 1.962.808 109.790 166.971 47.792 7.168 314.364 1.525 90.056 5 9.914 2.702 104.202 750.287
2004 460.617 789.194 633.849 192.464 30.795 11.820 98.356 495 33.843 94 64 34.496 2.251.591 94.852 177.017 52.790 5.967 342.982 21.785 91.625 9.343 2.150 124.903 798.511
% Tahun 2004:2003 100 109 120 174 34.995 35 104 19 638 79 54 790 115 86 106 110 83 109 1.429 102 94 80 1.704 106
4.7
Analisis SWOT
Penentuan Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Kegiatan Perusahaan PT Petrokimia Gresik selama kurun waktu 2004 2008, antara lain didasarkan atas Analisis sebagai SWOT sebagai berikut:
4.7.1 Kekuatan
a. Bidang Pemasaran dan Penjualan (termasuk Distribusi) 1) Memiliki sarana pelabuhan yang dapat menunjang kelancaran pemasaran dan distribusi. 2) Perusahaan berada di lokasi strategis, di sentra pasar. 3) Memiliki jaringan distribusi yang tersebar di wilayah-wilayah potensial. 4) Memiliki tenaga Sales Supervisor yang cukup berkualitas dan tersebar di wilayah-wilayah potensial. 5) Memiliki produk pupuk yang lengkap dan berkualitas tinggi. 6) Memiliki sistem informasi pemasaran dan distribusi yang cukup memadai. b. Bidang Produksi dan Kualitas Produk 1) Memiliki unit produksi yang lengkap dan tingkat fleksibilitas yang tinggi untuk menghasilkan produk pupuk berbasis N, P dan K dan produk kimia lainnya.
36
BPK-RI / AUDITAMA V
2) Memiliki sarana penunjang yang berakreditasi untuk menunjang Quality Control. c. Bidang Teknik dan Teknologi 1) Memiliki Sumber Daya Manusia profesional dari berbagai disiplin ilmu yang cukup berpengalaman di bidang rancang bangun dan perekayasaan. 2) Memiliki fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan rancang bangun dan perekayasaan. 3) Memiliki workshop dan alat berat yang mendukung kegiatan fabrikasi, konstruksi dan pemeliharaan pabrik. d. Bidang Keuangan dan Akuntansi 1) Tersedianya asset untuk menjamin dana pinjaman. 2) Memiliki sistem informasi akuntansi dan keuangan yang berbasis ERP 3) Memiliki relationship yang cukup luas dengan pihak perbankan, instansi/Lembaga keuangan. e. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia 1) Memiliki Sumber Daya Manusia dari berbagai disiplin ilmu. 2) Sistem pengembangan Sumber Daya Manusia yang memungkinkan
continuous learning.
f. Bidang Penelitian dan Pengembangan 1) Memiliki berbagai macam unit produksi yang memungkinkan untuk penelitian dan pengembangan produk-produk derivatifnya. 2) Memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan uji coba produkproduk yang akan dikembangkan.
4.7.2 Kelemahan
a. Bidang Pemasaran dan Penjualan (termasuk Distribusi) 1) Peta pasar belum akurat. 2) Sistem transportasi belum sepenuhnya dikuasai. 3) Sarana gudang belum memadai. 4) Penguasaan jaringan pemasaran jasa teknik belum optimal. b. Bidang Produksi 1) Sebagian besar peralatan pabrik berumur tua.
37
BPK-RI / AUDITAMA V
2) Utilisasi kapasitas belum optimal. 3) Ketergantungan antar unit pabrik sangat tinggi 4) Kondisi area yang korosif dan berdebu. c. Bidang Teknik 1) Penguasaan jaringan informasi belum optimal. 2) Pemanfaatan workshop belum optimal. d. Bidang Keuangan dan Akuntansi. 1) Struktur pendanaan didominasi pinjaman. 2) Pengeluaran dana USD lebih besar dari penerimaannya. 3) Turn over piutang masih rendah. e. Pengembangan Sumber Daya Manusia 1) Jumlah karyawan mayoritas berumur diatas 40 tahun. 2) Jumlah tenaga kontrak terlalu banyak. f. Bidang Penelitian dan Pengembangan Jumlah tenaga peneliti semakin berkurang dibanding kebutuhan.
4.7.3 Peluang
a. Bidang Pemasaran dan Penjualan (termasuk Distribusi) 1) Komitmen pemerintah memungkinkan pasar pupuk berkembang. 2) Membaiknya pasar komoditas perkebunan. 3) Tumbuhnya kepercayaan pasar. b. Bidang Produksi 1) Ada peluang untuk memenuhi permintaan pasar. 2) Adanya teknologi untuk meningkatkan kemampuan produksi dan memperbaiki kualitas produk. 3) Ada jaminan kontinuitas suplai air baku. c. Bidang Teknik Adanya pembangunan industri yang membutuhkan kemampuan jasa rancang bangun dan perekayasaan. d. Bidang Keuangan dan Akuntansi 1) Sumber pendanaan dan pasar valuta asing beragam. 2) Kepercayaan bank atas kredibilitas perusahaan. e. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia. Tersedianya institusi pendidikan profesional.
38
BPK-RI / AUDITAMA V
f. Bidang Penelitian dan Pengembangan 1) Tersedianya sumber gas bumi di Jatim. 2) Kebutuhan pupuk Urea khususnya di Jawa Timur masih besar.
4.7.4 Ancaman
a. Bidang Pemasaran dan Penjualan (termasuk Distribusi) 1) Isu kerusakan tanah dan lingkungan akibat penggunaan pupuk anorganik. 2) Masuknya pesaing baru dan produk impor. b. Bidang Produksi Pasokan gas bumi dari sumber di Pagerungan mengalami penurunan. c. Bidang Keuangan dan Akuntansi 1) Country risk Indonesia yang tinggi. 2) Suku bunga pinjaman tinggi. 3) Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. 4) Perubahan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi moneter. d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekses negatif dari era keterbukaan.
3) Kegiatan pemasaran dan distribusi. 4) Kegiatan financial dan sistem informasi akuntansi. 5) Proyek-proyek pengembangan. 6) Kegiatan lainnya. Laporan Hasil Audit (LHA) yang telah diterbitkan: 1) LHA PKPT dan Non PKPT : 38 LHA (rencana 38 LHA). 2) LHA Kas Opname & Rekonsiliasi Bank: 12 LHA.
A.1
Audit PKPT dan Non PKPT 1) 2) 3) Audit atas persediaan pupuk (stock opname pupuk) di Gudang Gresik dan Gudang Non Gresik. Audit atas pengelolaan persediaan suku cadang (spare part) di Gudang Bahan Biro Pengadaan. Audit atas kepatuhan terhadap peraturan/perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Departemen Produksi II dan Departemen Prasarana Pabrik dan Kawasan. 4) 5) 6) 7) 8) 9) Audit atas kepatuhan penunjukan Distributor pupuk bersubsidi terhadap peraturan yang berlaku. Audit atas kepatuhan Distributor terhadap klausul-klausul Surat Perjanjian Jual Beli pupuk bersubsidi. Audit atas pembayaran pekerjaan angkutan pupuk, bongkar muat, pengelolaan stock pupuk dan sewa gudang. Audit atas kepatuhan terhadap klausul PO dalam proses penerimaan barang di Gudang Bahan Biro Pengadaan. Audit atas pengelolaan pupuk KCL di Gudang Gresik. Audit atas pemanfaatan/utilisasi alat berat.
10) Audit atas kegiatan pengembangan produk. 11) Audit atas waktu proses pengadaan barang dari penerbitan Permintaan Pembelian (PP) sampai dengan penerbitan Order Pembelian (OP) dengan nilai di atas Rp100.000.000,00. 12) Audit atas efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi pupuk ZA. 13) Audit atas efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi Amoniak.
40
BPK-RI / AUDITAMA V
14) Audit atas efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi pupuk Urea. 15) Audit atas efisiensi pemakaian bahan baku untuk memproduksi pupuk SP-36. 16) Audit atas pengelolaan gudang bahan (stock opname). 17) Audit atas proses penerimaan barang dan pembayaran atas pengadaan barang. 18) Audit atas pelaksanaan pengadaan jasa bongkar muat pupuk. 19) Audit atas pelaksanaan penyusunan RKAP tahun 2004. 20) Audit atas pencatatan dan pengelolaan piutang. 21) Audit atas pencatatan biaya produksi. 22) Audit atas pencatatan biaya penjualan. 23) Audit atas pelaksanaan proyek ERP. 24) Audit atas pelaksanaan program Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL). 25) Audit atas pengelolaan pajak. 26) Audit atas efektivitas pengendalian penjualan pupuk. 27) Audit atas pelaksanaan pengadaan barang dalam negeri. 28) Audit atas pelaksanaan pengadaan barang luar negeri. 29) Audit atas pelaksanaan proyek K2SO4. 30) Audit atas pelaksanaan start up Heater 102B unit Amoniak. 31) Audit atas pelaksanaan proyek RFO. 32) Audit atas pemanfaatan forklift sewa. 33) Audit atas pelaksanaan Port Fasility Security Plan (PFSP). 34) Audit atas fisik persediaan pupuk dalam kantong. 35) Audit atas fisik persediaan bahan baku posisi per 30 Nopember 2004. 36) Audit atas fisik persediaan pupuk KCL. 37) Audit atas lembur sopir kontrak. 38) Audit atas pengadaan jasa borongan pihak ke III. A. 2. Kas Opname dan Rekonsiliasi Bank Pelaksanaan kas opname selama tahun 2004 dilakukan sebanyak 12 kali dan pemantauan pelaksanaan rekonsiliasi bank oleh Biro Keuangan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Jumlah laporan yang dihasilkan sebanyak 12 LHA.
41
BPK-RI / AUDITAMA V
B. Kegiatan Eksternal Auditor 1) Melakukan tindaklanjut atas temuan, catatan dan saran BPKP dalam audit PKBL tahun 2003 dan tahun-tahun sebelumnya. 2) Melakukan tindaklanjut atas temuan, catatan dan saran KAP S. Mannan, Sumantri & Rekan dalam audit Laporan Keuangan tahun buku 2003 dan tahun tahun sebelumnya. 3) Melakukan koordinasi dalam kegiatan general audit tahun buku 2004 yang dilakukan oleh BPK-RI dan KAP Aryanto Amir Yusuf & Mawar, dan kegiatan audit PKBL tahun 2004 yang dilakukan BPK-RI dan BPKP. Hasil audit dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yaitu tanggal 31 Januari 2005.
42
BPK-RI / AUDITAMA V
LAMPIRAN
Lampiran 1 PERHITUNGAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PT PETROKIMIA GRESIK TAHUN 2004 SK. MEN. BUMN No. KEP-100/MBU/2002 No. URAIAN Aspek Keuangan 1 Return On Equity (ROE) Laba Setelah Pajak (*) Modal Sendiri EBIT + Penyusutan Capital Employed Kas, Bank & Srt Berharga Kewajiban Lancar Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha Total Persediaan Total Pendapatan Usaha Total Pendapatan Capital Employed Total Modal Sendiri - (*) Total Asset - (*) X 100% > 15% 124,372 587,288 455,325 2,570,292 345,898 1,242,607 1,554,797 1,242,607 368,378 3,633,229 684,872 3,633,229 3,753,022 2,570,292 730,620 2,589,252 X 100% 21,18% 20.00 20.00 RUMUS STANDAR REALISASI HASIL PENILAIAN BOBOT SKOR
X 100%
> 18%
X 100%
17,71%
15.00
13.50
Rasio Kas
X 100%
>= 35%
X 100%
27,84%
5.00
4.00
Rasio Lancar
X 100%
>= 125%
X 100%
125,12%
5.00
5.00
Collection Periods
X 366 hr
<= 60 hr
X 366 hr
37 hr
5.00
5.00
Perputaran Persediaan
X 366 hr
<= 60 hr
X 366 hr
69 hr
5.00
4.50
Perputaran Total Asset (TATO) Rasio TMS Thd TA (TMS Thd TA) SUB JUMLAH Aspek Operasional
X 100%
> 120%
X 100%
146,02%
5.00
5.00
X 100%
30%<= x <40%
X 100%
28,22%
10.00 70.00
7.25 64.25
Efisiensi Produksi (Pemakaian B.Baku/PBB) Produksi & Pengadaan (Pupuk dan Non Pupuk) Produktivitas Tenaga Kerja (Total Pend. Usaha/TPU) Keselamatan Kerja (Penilaian Independen) SUB JUMLAH Aspek Administrasi
Realisasi Rata2 PBB Anggaran Rata2 PBB Realisasi Prod. & Pengdn Anggaran Prod. & Pengdn Realisasi TPU Per Orang Anggaran TPU Per Orang Realisasi Penilaian K3 Anggaran Penilaian K3
X 100%
<= 100%
X 100%
90,14%
5.00
5.00
X 100%
>= 100%
X 100%
113,29%
5.00
5.00
X 100%
>= 100%
X 100%
119,99%
3.00
3.00
X 100%
>= 100%
X 100%
100,00%
2.00 15.00
2.00 15.00
Lapkeu audited disampaikan paling lambat akhir bulan ke-5 stlh tahun buku RKAP disampaikan 60 hari sebelum tahun anggaran ybs Lap. Triwulanan disampaikan paling lambat 1 bln stlh akhir periode lap. ybs
<= akhir bln ke-4 >= 2 bln sblm thn anggaran <= akhir bln ke-1
Akhir bln ke-1 (Tanggal 31 Januari 2005) Lebih dr 2 bln sblm thn anggaran (Tanggal 7 Oktober 2004) Kurang dr 1 bln stlh periode lap. (Tanggal 11 - 14 bln berikutnya)
3.00
3.00
3.00
3.00
Laporan Periodik (Triwulanan) Kinerja PUKK (Pemb. Ush. Kecil & Koprs) a. Efektivitas Penyaluran
3.00
3.00
Dana Yang Disalurkan Dana Yang Tersedia Jum. Rata2 Ttmb Pinjaman Total Pinj. Yang Disalurkan
X 100%
> 90%
X 100%
95,90%
3.00
3.00
b. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman SUB JUMLAH TOTAL NILAI KRITERIA KINERJA
X 100%
> 70%
X 100%
40,86%
SEHAT
Keterangan Kriteria Kinerja : SEHAT terdiri dari : AAA apabila Total Skor (TS) > 95 AA apabila 80 < TS <= 95 A apabila 65 < TS <= 80
Lampiran 2 DASAR PERHITUNGAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PT PETROKIMIA GRESIK TAHUN 2004 SK. MEN. BUMN No. KEP-100/MBU/2002 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 URAIAN Aktiva Lancar (Current Asset) Kas, Bank, Deposito & Surat Berharga Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Piutang Usaha - bruto Piutang Usaha - netto Persediaan Aktiva Tetap Dalam Pelaksanaan (ADP) Total Aktiva (TA) Capital Employed (TA - ADP) Total Modal Sendiri (TMS) = Ekuitas Modal Sendiri (TMS - Laba Berjalan Stlh Pajak ADP) Pendapatan Usaha (realisasi/anggaran) Pendapatan Non Usaha - Penjualan AT Total Pendapatan EBIT Biaya Penyusutan (Depresiasi & Amortisasi) EBIT + Biaya Penyusutan Laba Setelah Pajak Efisiensi Produksi (realisasi/anggaran) Rata-rata Pemakaian Bahan Baku Produksi & Pengadaan (realisasi/anggaran) : Pupuk Urea Pupuk SP-36 Pupuk ZA Pupuk Phonska Pupuk DAP Pupuk NPK Kebomas Cement Retarder Aluminium Fluorida Crude Gypsum CO2 Cair Total Produksi & Pengadaan Tenaga Kerja (realisasi/anggaran) Dana PUKK Yang Disalurkan Dana PUKK Yang Tersedia Kolektibilitas Pinjaman PUKK Tertimbang Total Pinjaman PUKK SATUAN Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Kntm Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Orang Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 Rp 000.000 JUMLAH 1,554,797 345,898 1,242,607 375,347 368,378 684,872 143,332 2,713,624 2,570,292 854,992 587,288 3,633,229 / 3,035,544 119,793 3,753,022 358,441 96,884 455,325 124,372 3,322298 / 3,685895 507,957 / 385,000 778,032 / 735,000 688,901 / 590,000 203,424 / 140,000 10,993 / 20,000 32,013 / 10,000 361,012 / 400,000 6,412 / 6,000 95,274 / 80,500 9,343 / 11,000 2,693,361 / 2,377,500 3,635 / 3,644 6,025 6,282 6,885 16,849
10
11
12 13 14
15 16 17 18 19
BPK RI
PT PETROKIMIA GRESIK
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PENGENDALIAN INTERN
Nomor Tanggal
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d. 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
DAFTAR ISI
I. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Laporan Auditor Independen Lampiran A 1. PT Petrokimia Gresik terlambat menyetorkan PPN Impor dan PPh 22 Impor kepada Negara ... 2. Keputusan RUPS tentang penggunaan laba bersih untuk Program Bina Lingkungan tidak sesuai dengan ketentuan .. 3. Penjualan pupuk sebesar Rp5.692,44 juta tidak sesuai ketentuan Perjanjian Fasilitas Kredit Ketahanan Pangan .. 4. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN Laporan Auditor Independen Lampiran B 1. Penjualan jasa kepada PT Petro Oxo Nusantara berpotensi merugikan perusahaan sebesar US$1.171,18 ribu 2. Hak PT Petrokimia Gresik atas klaim pada pembelian bahan baku Rock Phosphate sebesar US$349,03 ribu belum diakui oleh Guizhou Wengfu Chemi-Phos & Exp Corp China .. 3. PT Petrokimia Gresik belum menerima pembayaran atas bagi hasil pendapatan jasa pelabuhan periode tahun 1996 s.d 2002 dari PT Pelindo III sebesar Rp1.765,22 juta . 4. Terdapat sisa barang yang sudah dibeli dari tahun 2001 s.d 2004 senilai Rp21.939,22 juta namun belum diambil oleh unit peminta barang 5. PT Petrokimia Gresik tidak melakukan rekonsiliasi bank secara teratur 6. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003 1
A. B.
3 4 7 9
II. A. B.
10
13
15
17 20
22 25
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Petrokimia Gresik tanggal 31 Desember 2004 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan Nomor : 02.A/AUDITAMA V/GA/01/2005 tanggal 31 Januari 2005. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Kepatuhan perusahaan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan yang berlaku bagi PT Petrokimia Gresik merupakan tanggung jawab manajemen. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, kami melakukan pengujian terhadap kepatuhan PT Petrokimia Gresik terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Namun, tujuan audit kami atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu. Hasil pengujian kami menunjukkan bahwa, berkaitan dengan unsur yang kami uji, PT Petrokimia Gresik mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal yang kami sebut
BPK RI/AUDITAMA V
dalam paragraf di atas. Berkaitan dengan unsur yang tidak kami uji, tidak ada satupun yang kami ketahui yang menyebabkan kami percaya bahwa PT Petrokimia Gresik tidak mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal tersebut. Namun kami mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan dengan kepatuhan PT Petrokimia Gresik terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada lampiran A.
Drs. Misnoto, MA, Ak. Register Negara No. D-1416 Jakarta, 31 Januari 2005
BPK RI/AUDITAMA V
Lampiran A 1. PT Petrokimia Gresik terlambat menyetorkan PPN Impor dan PPh 22 Impor kepada Negara PT Petrokimia Gresik (PT PG) memenuhi kebutuhan bahan baku untuk memproduksi pupuk dengan cara pembelian lokal dan impor. Bahan baku yang diimpor antara lain amoniak, asam fosfat, superfosfat, ammonium sulfat, kalium klorida dan belerang. Prosedur Pengadaan Bahan Baku menyebutkan bahwa pada setiap rencana kedatangan kapal yang akan mengirim bahan baku ke PT PG, Biro Pengadaan membuat pemberitahuan kepada Departemen Distribusi Sarana dan Pemasaran (Disransar) disertai lampiran spesifikasi bahan baku yang akan diserahkan ke PT PG sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam kontrak antara PT PG dengan suplier bahan baku tersebut. Pada setiap impor bahan baku, Disransar PT PG akan menyiapkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang kemudian diserahkan kepada Bagian Pajak dan Asuransi (Paransi). Selanjutnya Bagian Paransi menyiapkan Surat Setoran Pabean Cukai Pajak (SSPCP) dan diserahkan ke Bagian Perbendaharaan untuk dilakukan pembayaran. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan secara uji petik diketahui terdapat beberapa Order Pembelian (Purchasing Order/PO) yang belum diselesaikan prosedur pabeannya (belum dibebaskan dari wewenang Bea dan Cukai). Sesuai Memo Departemen Distribusi Wilayah I Nomor 817/06/LG.02.01/21/MI/2004 tanggal 14 Juni 2004 tentang PO-PO yang belum diselesaikan prosedur pabeannya, yang ditujukan kepada Biro Keuangan dinyatakan bahwa PT PG mempunyai kewajiban pajak impor sebesar Rp71.470.645.535,96. Jumlah kewajiban tersebut terus terakumulasi sejak bulan Oktober 2003. Selanjutnya dengan Memo No.037/11/LG.02.01/21/MI/2004 tanggal 22 Nopember 2004 kepada Biro Keuangan dinyatakan bahwa jumlah kewajiban pajak impor per 22 Nopember 2004 adalah sebesar Rp127.616.957.017,52. Sedangkan sesuai Memo No.022/01/LG.02.01/21/MI/2005 tanggal 10 Januari 2005 dinyatakan bahwa posisi kewajiban pajak impor per 10 Januari 2005 adalah sebesar Rp48.589.309.236,98. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Departemen Distribusi Wilayah I dan Memo dari Departemen Distribusi Wilayah I yang ditujukan kepada Biro Perencanaan dan Gudang Material cq. Bagian Gudang diketahui bahwa atas bahan baku tersebut sudah dilakukan pembongkaran.
BPK RI/AUDITAMA V
Dari hasil pemeriksaan secara uji petik atas General Ledger (GL) PT PG Tahun Buku 2004 diketahui bahwa pelunasan pembayaran PPN Impor dan PPh 22 Impor pada umumnya terlambat dan baru dilunasi pada bulan Nopember dan Desember 2004. UU No.18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah Pasal 11 ayat (1) jo Pasal 33 Peraturan Pemerintah No.50 tahun 1994 menyebutkan bahwa saat terutang untuk impor Barang Kena Pajak terjadi pada saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke dalam Daerah Pabean Indonesia. Selain itu UU No.16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 9 ayat (2a) menyatakan bahwa apabila pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenakan sanksi administrasi berupa denda bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan yang dihitung dari jatuh tempo pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Hal tersebut mengakibatkan a. Negara terlambat menerima pembayaran PPN Impor dan PPh 22 Impor dari PT PG sebesar Rp48.589.309.236,98. b. PT PG berpotensi dikenakan sanksi administrasi sebesar 2% per bulan atas keterlambatan penyetoran pajak. Hal tersebut disebabkan PT PG lalai dalam memenuhi kewajiban penyetoran pajak impor kepada Negara. PT PG menjelaskan bahwa pembayaran sisa kewajiban sebesar
Rp48.589.309.236,98 telah dilakukan pada bulan Januari 2005. Untuk selanjutnya kewajiban perpajakan atas impor yang terdiri dari PPh pasal 22 dan PPN impor akan ditingkatkan monitoringnya sehingga tidak akan terjadi lagi keterlambatan pelaporan dan pembayaran pajak. BPK RI menyarankan agar PT PG mematuhi ketentuan perundang-undangan tentang perpajakan dan melakukan penyetoran secara tertib dan tepat waktu. 2. Keputusan RUPS tentang penggunaan laba bersih untuk Program Bina Lingkungan tidak sesuai dengan ketentuan Berdasarkan Laporan Keuangan PT PG per 31 Desember 2004 diketahui saldo akun Hutang Lain-lain sebesar Rp43.590.819.363,00. Dari saldo tersebut terdapat saldo sub akun
BPK RI/AUDITAMA V
Dana Pra Sejahtera dan Sosial, Pendidikan dan Pembinaan Wilayah sebesar Rp3.714.335.500,00. Dana tersebut merupakan dana pemegang saham/Pemerintah yang disisihkan dari pembagian laba dengan perolehan dana dan penggunaan dana terinci sebagai berikut: PEROLEHAN DANA 1. Laba th 1973 sd 1988 2. Pemindahan cad dasar SK Menkeu 702/M/D/82 3. Pemindahan sisa dana pendidikan sd th 1988 4. Laba th 95-99/Pemb kel pra sejahtera &sejahtera I 5. Laba th 2000 utk Pembinaan Wilayah 6. Laba th 2001 utk Pembinaan Wilayah 7. Laba th 2002 utk Pembinaan Wilayah 8. Laba th 2003 utk Pembinaan Wilayah Jumlah PENGGUNAAN DANA 1. Partisipasi sd th 1999 2. Proyek LIK Gresik 3. Penyaluran th 2000 4. Dipindah ke cadangan 5. Penyaluran th 2002 6. Penyaluran th 2003 7. Penyaluran th 2004 8. Bantuan bencana alam Jumlah SISA DANA Rp 5.020.678.950 Rp 350.000.000 Rp 22.272.871 Rp 8.495.738.000 Rp 3.730.000.000 Rp 821.990.000 Rp 932.353.000 Rp 2.175.180.000 Rp21.548.212.821 Rp 6.214.127.767 Rp 655.514.094 Rp 4.000.000.000 Rp 1.519.015.460 Rp 821.990.000 Rp 1.072.512.900 Rp 2.175.180.000 Rp 1.375.537.100 Rp17.833.877.321 Rp 3.714.335.500
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah Dana Pra Sejahtera dan Sosial, Pendidikan dan Pembinaan Wilayah atas penyisihan laba dari Tahun Buku 1973 s.d. 2003 adalah sebesar Rp21.548.212.821,00 sedangkan jumlah yang sudah disalurkan sebesar Rp17.833.877.321,00 sehingga masih terdapat saldo per 31 Desember 2004 sebesar Rp3.714.335.500,00. Dalam jumlah perolehan dana tersebut diantaranya merupakan perolehan dari laba Tahun Buku 2003 sebesar Rp2.175.180.000,00 atau 2% dari laba bersih konsolidasian. Dari Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PG tentang Persetujuan Laporan Tahunan Pengesahan Perhitungan Tahunan dan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2003 yang dilaksanakan tanggal 1 Juni 2004 diketahui bahwa laba bersih konsolidasian PT PG Tahun Buku 2003 sebesar Rp108.759.000.000,00. RUPS antara lain menetapkan penggunaan dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan masingmasing sebesar Rp1.087.590.000,00 dan Rp2.175.180.000,00 atau sekitar 1% dan 2% dari seluruh total laba bersih konsolidasian.
BPK RI/AUDITAMA V
Ketentuan tentang penetapan dan penggunaan dana untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan diatur dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Bab III pasal 8 Keputusan Menteri BUMN tersebut menyatakan: Ayat (1) Dana Program Kemitraan bersumber dari penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% (satu persen) sampai dengan 3% (tiga persen); hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional; dan pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada. Ayat (2) Dana Program Bina Lingkungan bersumber dari penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 1% (satu persen), hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Bina Lingkungan. Ayat (3) Besarnya dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh RUPS untuk PERSERO dan Menteri untuk PERUM. Ayat (4) Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program Bina Lingkungan yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak ditetapkan lain dengan persetujuan Menteri/RUPS Dengan pertimbangan perusahaan masih mempunyai saldo Dana Pra Sejahtera dan Sosial, Pendidikan dan Pembinaan Wilayah per 31 Desember 2003 sebesar Rp5.089.872.600,00, RUPS seharusnya tidak perlu lagi mengalokasikan dana untuk Program Bina Lingkungan. Di sisi lain, selaras dengan pelaksanaan Keputusan Menteri BUMN No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003, saldo Dana Prasejahtera & Sosial, Pendidikan & Pembinaan Wilayah tersebut seharusnya disetorkan ke rekening Program Bina Lingkungan dan dikelola oleh unit PKBL. Hal tersebut mengakibatkan pengalokasian laba bersih tahun buku 2003 untuk Program Bina Lingkungan sebesar Rp2.175.180.000,00 tidak tepat sasaran dan dapat digunakan untuk kepentingan lain. Hal tersebut terjadi karena RUPS dalam menetapkan alokasi laba bersih tidak mempertimbangkan adanya saldo Dana Prasejahtera & Sosial, Pendidikan & Pembinaan Wilayah sebesar Rp5.089.872.600,00 yang belum disalurkan. PT PG menjelaskan bahwa sisa dana sebesar Rp3.714.335.500,00 akan disampaikan/dilaporkan dalam RUPS kinerja tahun 2004.
BPK RI/AUDITAMA V
BPK RI menyarankan agar dalam RUPS kinerja tahun 2004, penetapan alokasi laba bersih untuk Program Bina Lingkungan memperhatikan saldo yang belum tersalurkan. 3. Penjualan pupuk sebesar Rp5.692,44 juta tidak sesuai ketentuan Perjanjian Fasilitas Kredit Ketahanan Pangan PT PG melakukan penjualan pupuk Urea, ZA dan Phonska yang disebut dengan paket pupuk Phonska kepada Kelompok Tani dengan dukungan fasilitas kredit untuk produksi pertanian atau Kredit Ketahanan Pangan (KKP) dari PT Bank Bukopin. Fasilitas KKP ini mendapat penjaminan dari Perum Sarana Pengembangan Usaha (Perum SPU) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo). KKP merupakan peminjaman uang berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara PT Bank Bukopin dengan Kelompok Tani yang membeli paket pupuk Phonska dari PT PG yang dituangkan dalam Perjanjian Kredit. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa Kelompok Tani wajib melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah bunga dan atau denda tunggakan. Penjualan pupuk PT PG dengan fasilitas KKP dilaksanakan dalam tahun 2001 dan 2002 yang dituangkan dalam dua perjanjian, yaitu : (1) Perjanjian No.113/02/TU.04.06/ SP/2001 tanggal 21 Pebruari 2001 dengan penjamin Perum SPU, dan (2) Perjanjian No. 382/07/TU.04.06/54/SP/2002 tanggal 16 Juli 2002 dengan penjamin PT Askrindo. Kelompok Tani yang telah mendapat persetujuan dari PT PG dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dapat mengajukan permohonan fasilitas KKP kepada PT Bank Bukopin. Permohonan kredit tersebut harus dilengkapi dengan antara lain rencana kebutuhan kredit berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang dibuat oleh Kelompok Tani dan telah disetujui baik oleh Dinas teknis terkait maupun PT PG yang akan menentukan jumlah pagu pokok pinjaman. Selanjutnya PT Bank Bukopin melakukan penelitian dan memberikan keputusan kredit. Selanjutnya akan dibuat Perjanjian Kredit dengan Kelompok Tani yang telah disetujui PT Bank Bukopin untuk mendapat KKP. Setelah adanya Perjanjian Kredit, PT PG dapat melakukan pendistribusian pupuk yang dimulai dengan membuat perjanjian penjualan paket pupuk Phonska antara PT PG dengan Kelompok Tani, dan pada akhirnya dibuat Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB) antara PT PG dengan Kelompok Tani. BASTB merupakan dasar PT PG untuk membuat faktur penjualan yang dipakai untuk mengakui adanya piutang. Sedangkan untuk 7 BPK RI/AUDITAMA V
PT Bank Bukopin, BASTB digunakan untuk mencairkan KKP kepada Kelompok Tani dan langsung dipindahbukukan ke rekening PT PG. Dengan adanya pembayaran dari PT Bank Bukopin dan bukti transfer, PT PG mengakui adanya pelunasan piutang. Dari hasil pemeriksaan atas penjualan pupuk dengan fasilitas KKP dapat dikemukakan hal-hal berikut : a. PT PG sudah menyalurkan pupuk kepada Kelompok Tani sebelum fasilitas KKP disetujui oleh PT Bank Bukopin dan Perjanjian Kredit dibuat. Berdasarkan laporan per 31 Mei 2002 sesuai Memo No.108.1/06/KU.02.02/54/MI/2002 tanggal 24 Juni 2002 diketahui bahwa PT PG diperkirakan sudah menyalurkan pupuk sebesar Rp22.612.466.984,00, tetapi fasilitas KKP yang sudah disetujui PT Bank Bukopin dan dibuat Perjanjian Kreditnya baru sebesar Rp15.992.099.814,00 sehingga terdapat penjualan paket pupuk Phonska yang telah dilakukan PT PG dalam kerangka fasilitas KKP diperkirakan sebesar Rp6.620.367.170,00 yang belum mendapat persetujuan dari PT Bank Bukopin. b. Terhadap penjualan paket pupuk Phonska dalam kerangka fasilitas KKP yang tidak memperoleh persetujuan kredit dari PT Bank Bukopin, PT PG mengalihkannya sebagai penjualan kredit PT PG. Berdasarkan data perkembangan pinjaman Kelompok Tani peserta KKP per akhir Nopember 2004 diketahui bahwa jumlah pengalihan yang menjadi penjualan kredit PT PG adalah sebesar Rp5.692.441.547,50. Hal ini menunjukkan terdapat penjualan paket pupuk Phonska dalam kerangka fasilitas KKP yang tidak mendapat persetujuan KKP dari PT Bank Bukopin sebesar Rp5.692.441.547,50. Rincian penjualan pupuk tersebut adalah sebagai berikut : No. 1. 2. 3. Propinsi Jawa Timur Jawa Tengah Jawa Barat Jumlah Nilai Penyaluran Pupuk (Rp) 2.417.442.227,50 3.225.709.320,00 49.290.000,00 5.692.441.547,50
c. Berdasarkan data perkembangan pinjaman Kelompok Tani peserta KKP diketahui bahwa jumlah penjualan pupuk kepada Kelompok Tani sebesar Rp5.692.441.547,50 belum seluruhnya dilunasi. Sampai dengan akhir Desember 2003, PT PG telah menerima pembayaran dari Kelompok Tani sebesar Rp4.581.251.402,50 dan dalam tahun 2004 (s.d akhir Nopember) menerima pembayaran sebesar Rp25.246.675,00. Dengan demikian jumlah pembayaran yang telah diterima PT PG seluruhnya sebesar Rp4.606.498.077,50 dan yang belum dilunasi (piutang) sebesar Rp1.085.943.470,00.
BPK RI/AUDITAMA V
Sesuai Pasal 2 Perjanjian Kredit untuk produksi pertanian atau KKP yang menggunakan paket pupuk Phonska, seharusnya PT PG tidak menyalurkan pupuk kepada Kelompok Tani sebelum adanya persetujuan dari PT Bank Bukopin. Dalam pasal tersebut antara lain dinyatakan bahwa PT PG melaksanakan penyediaan paket pupuk Phonska sesuai jenis, jumlah, mutu, harga, waktu dan tempat yang tertuang dalam Perjanjian Penjualan antara PT PG dengan Kelompok Tani yang memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Bukopin. Hal tersebut mengakibatkan adanya potensi kerugian yaitu resiko tidak tertagihnya piutang diperkirakan sebesar Rp1.085.943.470,00. Hal ini terjadi karena PT PG melakukan penyaluran pupuk berdasarkan RDKK yang dibuat Kelompok Tani tanpa adanya persetujuan dari PT Bank Bukopin. PT PG menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena petani membutuhkan pupuk dengan segera sedangkan proses administrasi di bank lama. Atas sisa piutang tersebut, akan diupayakan penagihannya dan dilakukan survey untuk mendapatkan data kemampuan petani dalam melunasi piutang. BPK RI menyarankan agar PT PG tetap mengupayakan penagihannya dengan lebih intensif. 4. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003 Dalam pemeriksaan Tahun Buku 2003 terdapat satu temuan, yaitu pembebanan jasa keahlian kepada perusahaan afiliasi belum dipungut PPN sebesar Rp362.553.597,70. PT PG telah melaksanakan tindak lanjut temuan tersebut yaitu dengan mencadangkan hutang PPN terhadap karyawan yang diperbantukan kepada perusahaan afiliasi. Sedangkan mulai tahun 2004, PT PG telah menerbitkan faktur PPN atas transaksi pembebanan jasa keahlian kepada perusahaan afiliasi.
BPK RI/AUDITAMA V
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Petrokimia Gresik tanggal 31 Desember 2004 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan Nomor: 02.A/AUDITAMA V/GA/01/2005 tanggal 31 Januari 2005. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan PT Petrokimia Gresik untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, kami mempertimbangkan pengendalian intern entitas tersebut untuk menentukan prosedur audit yang kami laksanakan untuk menyatakan pendapat kami atas laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern tersebut. Manajemen PT Petrokimia Gresik bertanggung jawab untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian intern. Dalam memenuhi tanggung jawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan dari pihak manajemen tentang taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian intern. Tujuan suatu pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan absolut, kepada manajemen bahwa 10
BPK RI/AUDITAMA V
aktiva terjamin keamanannya dari kerugian sebagai akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa transaksi dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi setiap evaluasi atas pengendalian intern ke periode yang akan datang mengandung risiko bahwa suatu prosedur menjadi tidak memadai lagi karena perubahan kondisi yang terjadi atau efektifitas desain dan operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang. Untuk tujuan laporan ini, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam kelompok berikut ini: Produksi Pemasaran Keuangan Teknologi & Pengembangan SDM & Umum Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, serta kami menentukan risiko pengendalian. Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam pengendalian intern yang mungkin merupakan kelemahan material menurut Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Suatu kelemahan material adalah kondisi yang dapat dilaporkan yang di dalamnya desain dan operasi satu atau lebih komponen pengendalian intern tidak mengurangi risiko ke tingkat yang relatif rendah tentang terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan dalam jumlah yang akan material dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditan dan tidak terdeteksi dalam waktu semestinya oleh karyawan dalam melaksanakan normal fungsi yang ditugaskan kepadanya. Kami mencatat bahwa tidak ada masalah berkaitan dengan pengendalian intern dan
11
BPK RI/AUDITAMA V
operasinya yang kami pandang memiliki kelemahan material sebagaimana kami definisikan di atas. Namun, kami mencatat masalah-masalah tertentu berkaitan dengan pengendalian intern dan operasinya disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada Lampiran B.
Drs. Misnoto, MA, Ak. Register Negara No. D-1416 Jakarta, 31 Januari 2005
12
BPK RI/AUDITAMA V
Lampiran B 1. Penjualan jasa kepada PT Petro Oxo Nusantara berpotensi merugikan perusahaan sebesar US$1.171,18 ribu Selain menjual produk pupuk, PT PG juga menjual produk non pupuk yang antara lain berupa penjualan produk utilitas, jasa pelabuhan, dan persewaan. Pada periode tahun 1996 s.d April 2001, PT PG telah melakukan penjualan jasa pelabuhan dan persewaan kepada PT Petro Oxo Nusantara (PT PON) dengan tarif khusus atau di bawah tarif yang berlaku umum. Pemberian tarif khusus tersebut dimaksudkan sebagai bentuk persiapan penyertaan saham PT PG pada PT PON. Dengan adanya fasilitas pelabuhan dan sewa rute pipa, PT PON yang didirikan di Jakarta pada tahun 1996 dapat menggunakan pelabuhan PT PG untuk membongkar bahan baku dan memuat produknya dari Pabrik Octanol di Gresik. Pabrik Octanol tersebut menghasilkan tiga produk yaitu 2-Ethyl Hexanol (2EH atau Octanol), Normal-Butyl Alcohol (NBA), dan Iso-Butyl Alcohol (IBA). Octanol adalah bahan kimia dasar berbentuk alkohol cair yang dipergunakan sebagai bahan dalam proses pembuatan plastik. Sedangkan NBA dan IBA dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan cat. Persiapan penyertaan saham PT PG pada PT PON telah dilakukan dengan ditandatanganinya dokumen berikut : a. Surat Perjanjian Penyertaan Saham PT PG Dalam PT PON No.456/11/01.02/45/SP/ 1996 tanggal 14 Nopember 1996 yang ditandatangani tiga pihak, yaitu PT Eterindo Anugerah Prakarsa, PT Tirtamas Majutama dan PT PG yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Utama. Nilai penyertaan saham PT PG yang akan ditempatkan adalah sebesar US$2.350.000,00 atau sebesar 5% dari modal sendiri PT PON sebesar US$47.000.000,00. Penyertaan tersebut dilakukan PT PG dalam bentuk antara lain : pemberian harga khusus selama 8 tahun untuk jasa bongkar/muat pelabuhan dan sewa rute pipa. Tarif umum jasa pelabuhan dan sewa rute pipa masing-masing sebesar US$3,00 dan untuk maksud penyertaan diberikan tarif khusus (50%), yaitu untuk jasa pelabuhan sebesar US$1,50 per ton dan untuk sewa rute pipa sebesar US$1,50 per inci meter per tahun. b. Surat Perjanjian antara PT PG dengan PT PON tentang Sewa Menyewa Fasilitas No.454/11/01.02/45/SP/1996 tanggal 14 Nopember 1996. PT PG diwakili oleh Direktur Utama. Perjanjian ini merupakan pelaksanaan dari perjanjian penyertaan saham di atas yang mengatur masalah penjualan jasa PT PG kepada PT PON atas jasa pelabuhan dan sewa
13
BPK RI/AUDITAMA V
rute pipa. Dalam perjanjian dinyatakan bahwa tarif khusus untuk jasa pelabuhan sebesar US$1,50 per ton dan untuk sewa rute pipa sebesar US$1,50 per inci meter per tahun. Tarif khusus tersebut diberikan pada periode tahun 1996 s.d April 2001, sedangkan mulai bulan Mei 2001 PT PG tidak lagi memberikan tarif khusus yaitu untuk jasa pelabuhan sebesar US$3,00 per ton dan untuk sewa rute pipa sebesar US$3,00 per inci meter per tahun. Hal tersebut dilakukan setelah PT PG melakukan analisis dan penelitian mendalam atas rencana penyertaan saham PT PG pada PT PON. Melalui surat No.1454/05/KU.01.04/04/DR/2001 tanggal 15 Mei 2001 yang ditujukan kepada PT PON, PT PG menyatakan tidak ikut dalam penyertaan saham pada PT PON karena kinerja perusahaan tersebut kurang baik. Sedangkan pemberitahuan tentang perubahan tarif masing-masing menjadi sebesar US$3,00 dilakukan melalui surat Kepala Kompartemen Komersial No.1604/05/SA.04.05/23/DR/2001 tanggal 28 Mei 2001. Dengan ketidakikut-sertaan PT PG dalam penyertaan saham, maka PT PG merencanakan akan melakukan addendum atas Surat Perjanjian yang sedang berjalan. Sementara terhadap kekurangan pembayaran yang merupakan nilai persiapan penyertaan yang telah terhimpun s.d April 2001 sebesar US$1.171.178,48, PT PG telah melakukan penagihan kepada PT PON melalui dua faktur dengan rincian sebagai berikut:
No. FAKTUR 0554/FK.JL-FU/2001 0560/FK.JL-FU/2001 TANGGAL URAIAN JUMLAH (US$) 581.678,48 589.500,00 1.171.178,48
28 Mei 2001 Jasa pelabuhan 1998 s.d April 2001 30 Mei 2001 Sewa rute pipa Nov 1996 s.d Nov 2001 Total
Menanggapi kedua surat tersebut di atas dan adanya tagihan tersebut, PT PON melalui surat No.F-PJAR/PKG-035/VII/2001 tanggal 6 Juli 2001 meminta penjelasan kepada PT PG atas kekurangan tagihan biaya sewa tahun 1996 s.d 2001 karena dalam surat PT PG No.1604/05/SA.04.05/23/DR/2001 tanggal 28 Mei 2001 hanya menyebutkan tentang penggunaan tarif baru sebesar US$3,00 mulai bulan Mei 2001. Hal ini menunjukkan PT PON merasa keberatan atas tagihan yang dilakukan oleh PT PG, sehingga sampai dengan akhir bulan Desember 2004 PT PON belum melunasi tagihan tersebut, sementara itu addendum Surat Perjanjian masih dalam proses. Pembuatan addendum tersebut sesuai dengan kesepakatan para pihak yang dituangkan dalam Side Letter No.457/11/01.02/45/SP/1996 tanggal 14 Nopember 1996 yang menyatakan bahwa apabila PT PG tidak jadi ikut dalam penyertaan saham pada PT PON, maka semua Surat Perjanjian yang telah dibuat akan dilakukan perubahan seperlunya sesuai peraturan yang berlaku. Seharusnya addendum atas Surat Perjanjian yang berkaitan dengan persiapan penyertaan saham PT PG pada PT PON telah dibuat dengan merubah tarip khusus yang 14 BPK RI/AUDITAMA V
telah diberikan menjadi tarip umum dalam penggunaan fasilitas PT PG oleh PT PON untuk periode tahun 1996 s.d April 2001. Hal tersebut mengakibatkan PT PG tidak dapat menggunakan dana dari hasil penjualan jasa pelabuhan dan persewaan pada periode tahun 1996 s.d Nopember 2001 sebesar US$1.171.178,48. Masalah tersebut disebabkan PT PG tidak segera mengajukan pembuatan addendum Surat Perjanjian atas ketidakikut-sertaannya dalam penyertaan saham pada PT PON. PT PG menjelaskan bahwa Manajemen PT PG menyadari adanya permasalahan piutang kepada PT PON sebesar US$1.171.178,48. Atas permasalahan tersebut PT PG akan menawarkan penyelesaian kepada PT PON dengan cara melakukan reschedule sebesar US$1.171.178,48. Adanya Surat Perjanjian Penyertaan Saham piutang
No.456/11/01.02/45/SP/1996 tanggal 14 Nopember 1996 dan Surat Perjanjian Sewa Menyewa Fasilitas No.454/11/01.02/45/SP/1996 tanggal 14 Nopember 1996 merupakan persiapan apabila PT PG dapat ikut dalam kepemilikan saham PT PON. BPK RI menyarankan agar PT PG melakukan penagihan secara intensif atas nilai persiapan penyertaan yang sudah terhimpun s.d April 2001 sebesar US$1.171.178,48 dan mempercepat penyelesaian pembuatan addendum Surat Perjanjian. 2. Hak PT Petrokimia Gresik atas klaim pada pembelian bahan baku Rock Phosphate sebesar US$349,03 ribu belum diakui oleh Guizhou Wengfu Chemi-Phos Imp & Exp Corp China PT PG pada tahun 2003 menandatangani kontrak pengadaan bahan baku Rock Phosphate (RP) dengan Guizhou Wengfu Chemi-Phos Imp & Exp Corp (GWCPIEC) China No. WFPGPR0304 tanggal 15 Juli 2003. RP tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pupuk SP-36. Jumlah RP yang dibeli sesuai perjanjian adalah 300.000,00 MT dengan jenis low grade, yang akan dikirim dalam 7 kali pengapalan (shipment) mulai Agustus 2003 s.d Juni 2004 berdasarkan Order Pembelian/Purchasing Order (PO) yang diterbitkan oleh PT PG. Kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak antara lain adalah pembayaran dilakukan dengan cara menggunakan usance L/C, dan PT PG berhak mengajukan klaim atas kualitas RP yang dikirimkan oleh GWCPIEC jika terdapat perbedaan antara sertifikat kualitas (certificate of analysis) yang dikeluarkan pada saat pemuatan ke kapal dan sertifikat kualitas pada saat tiba di pelabuhan bongkar (discharging) yang dilakukan oleh Sucofindo, dengan ketentuan sebagai berikut:
15
BPK RI/AUDITAMA V
a. Setiap 0,10% penyimpangan kandungan P2O5, PT PG berhak atas klaim sebesar US$0,145/MT. b. Setiap 0,10% penyimpangan kandungan MgO, PT PG berhak atas klaim sebesar US$0,046/MT. c. Setiap 0,10% penyimpangan kandungan H2O, PT PG berhak atas klaim sebesar kelebihan kuantitas H2O dikalikan harga RP. Hasil pemeriksaan terhadap dokumen pengadaan RP dari GWCPIEC adalah sebagai berikut: a. Selama tahun 2004 dilakukan 5 kali pengiriman melalui kapal sebanyak 187.836,00 MT. Setelah tiba di gudang Gresik dilakukan uji kualitas yang dilakukan oleh Sucofindo. Dari hasil uji kualitas diketahui bahwa PO No.352/LN/2004 sebanyak 37.102,00 MT memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam perjanjian. Sedangkan terhadap 4 PO lainnya yaitu No.865/LN/2003, No.062/LN/2004, No.149/LN/2004 dan No.440/LN/2004 sebanyak 150.734,00 MT, kualitasnya berada di bawah standar yang ditetapkan dalam perjanjian sehingga PT PG berhak atas klaim. b. Terhadap RP yang kualitasnya di bawah standar, PT PG telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada GWCPIEC sebanyak 5 kali, terakhir dengan faximili No.86-8516831558/65-62221422 tanggal 6 September 2004. Dalam surat pemberitahuan tersebut dijelaskan bahwa atas PO No.440/LN/2004, PT PG berhak atas klaim sebesar US$81.618,50 setara Rp758.235.865,00 (kurs US$1,00 = Rp9.290,00). Sedangkan untuk 3 PO lainnya jumlah klaim yang diperhitungkan adalah sebesar US$140.987,15 setara Rp1.309.770.623,50 sehingga total perhitungan klaim atas keempat PO tersebut adalah sebesar US$222.605,65 setara Rp2.068.006.488,50. Atas semua klaim tersebut, GWCPIEC belum memberikan tanggapan kepada PT PG sehingga PT PG belum melakukan penagihan. c. Dari hasil perhitungan kembali (rekalkulasi) atas klaim yang sudah diberitahukan kepada GWCPIEC diketahui bahwa dalam perhitungan klaim yang dilakukan oleh PT PG terdapat kekeliruan dan diperhitungkan terlalu kecil dari yang seharusnya. Jumlah perhitungan klaim yang sudah diberitahukan kepada GWCPIEC atas 4 PO tersebut di atas sebesar US$222.605,65 setara Rp2.068.006.488,50 sedangkan hasil perhitungan kembali sebesar US$288.984,60 setara Rp2.684.666.934,00, sehingga terjadi kekurangan perhitungan sebesar US$66.378,95 (US$288.984,60 US$222.605,65) setara Rp616.660.445,50. 16 BPK RI/AUDITAMA V
d. Pada tahun 2004 PT PG mengikat kontrak baru dengan GWCPIEC dengan kontrak No.WFPGPR0405 tanggal 13 Juli 2004. Masa berlaku kontrak adalah sejak ditandatangani kontrak s.d September 2005. Isi dari kontrak baru tersebut sama dengan kontrak sebelumnya. Selama tahun 2004 GWCPIEC telah melakukan dua kali pengiriman dengan PO No.619/LN/2004 dan No.663/LN/2004 masing-masing sebanyak 36.693,00 MT dan 41.829,00 MT. Hasil uji kualitas yang dilakukan Sucofindo menunjukkan bahwa RP atas PO No.619/LN/2004 kualitasnya di bawah standar yang ditetapkan. Hasil perhitungan atas penyimpangan kualitas yang menjadi hak atas klaim PT PG adalah sebesar US$60.040,76 setara Rp557.778.660,40. Dengan demikian secara keseluruhan PT PG berhak atas klaim sebesar US$349.025,36 (US$288.984,60 + US$60.040,76) setara Rp3.242.445.594,40. PT PG seharusnya menghitung klaim secara cermat atas kualitas RP yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam kontrak dan segera melakukan penagihan. Hal tersebut mengakibatkan PT PG tidak dapat memanfaatkan dana dengan segera sebesar US$349.025,36 setara Rp3.242.445.594,40. Hal tersebut disebabkan PT PG kurang tegas dalam menerapkan isi kontrak No.WFPGPR0304 tanggal 15 Juli 2003 dan WFPGPR0405 tanggal 13 Juli 2004 atas pengiriman RP yang dilakukan oleh GWCPIEC yang kualitasnya di bawah standar. PT PG menjelaskan bahwa pihaknya telah mengajukan surat klaim kepada Guizhou Wengfu Chemi-Phos Imp & Exp Corp China dan penagihan klaim secara financial sebesar US$349.025,36 akan dilakukan setelah GWCPIEC sepakat dengan surat klaim Biro Pengadaan. BPK RI menyarankan agar PT PG melakukan penagihan klaim kepada GWCPIEC atas pengiriman barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak. 3. PT Petrokimia Gresik belum menerima pembayaran atas bagi hasil pendapatan jasa pelabuhan periode tahun 1996 s.d 2002 dari PT Pelindo III sebesar Rp1.765,22 juta Laporan Keuangan PT PG per 31 Desember 2004 antara lain menunjukkan saldo akun Piutang lain-lain sebesar Rp49.508.444.583,00 yang terdiri dari piutang kepada pihak ketiga sebesar Rp23.017.210.284,00 dan piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp26.491.234.299,00. Dari jumlah tersebut diantaranya terdapat piutang
17
BPK RI/AUDITAMA V
kepada PT Pelindo III sebesar Rp1.765.223.758,42 yang merupakan pendapatan di luar usaha yaitu tagihan atas bagi hasil pendapatan pengelolaan jasa pelabuhan periode tahun 1996 s.d 2002. Dalam pengelolaan jasa pelabuhan tersebut, PT PG telah mengikat perjanjian dengan PT Pelindo III dengan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) Nomor 82/301/1980 ---513/IX/SPK/J/DIR/1980 tanggal 23 September 1980 tentang Pengelolaan Dermaga Khusus Petrokimia, yang berlaku surut terhitung mulai tanggal 7 Agustus 1979. Dalam SPK tersebut PT Pelindo III diwakili oleh Administrator Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dalam SPK antara lain dinyatakan bahwa Dermaga Khusus PT PG digunakan untuk tambat/sandar, bongkar, muat dan bunker baik untuk kapal-kapal milik, charter, hirepurchase dan kapal-kapal lain yang digunakan untuk mengangkut barang-barang guna keperluan pihak kedua dan atau barang pihak ketiga. Penyerahan hasil pendapatan jasa-jasa pelabuhan oleh masing-masing pihak dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Tarif jasa pelabuhan ditetapkan sesuai dengan peraturan dan ketentuan tarif yang berlaku di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sedangkan untuk tarif sewa permukaan air diperlakukan tarif Pelabuhan Gresik. Cara pelaksanaan pungutan jasa pelabuhan diatur dan ditetapkan oleh Pihak Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Adapun pembagian hasil pendapatan jasa-jasa pelabuhan yang dipungut dari pihak ketiga ditetapkan sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. Keterangan Uang tambat Wharfage/Uang Dermaga Pas Pelabuhan Penjualan Air PT PG 50% 50% 50% 80% PT Pelindo III 50% 50% 50% 20%
Dalam pengelolaan dermaga tersebut, PT Pelindo III menyediakan semua blanko pemakaian-pemakaian jasa pelabuhan oleh pihak ketiga sekaligus melakukan penagihannya, sedangkan PT PG hanya mengadministrasikan dan menagih penjualan air kepada pihak ketiga. Salinan perhitungan nota tagihan kepada pihak ketiga atas pemakaian jasa pelabuhan dikirim kepada PT PG. Berdasarkan nota tagihan tersebut, PT PG membuat faktur tagihan kepada PT Pelindo untuk mendapatkan bagi hasil jasa pelabuhan. Untuk tagihan periode tahun 1996 s.d 2002 sebesar Rp1.765.223.758,42, PT PG telah mengeluarkan faktur tagihan dari bulan April 1996 s.d Maret 2002, namun PT Pelindo III belum melakukan pembayaran. Sejak tagihan terakhir bulan Maret 2002, PT PG tidak pernah lagi melakukan penagihan atau mengupayakan rekonsiliasi sehingga sd tanggal 31 Desember 2004 saldo piutang PT PG kepada PT Pelindo III tidak ada mutasi sama sekali.
18
BPK RI/AUDITAMA V
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pada tanggal 20 Nopember 2001 Pemerintah Daerah Gresik mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No.19 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan di Kabupaten Gresik. Pasal 11 ayat (3) Perda tersebut menyatakan bahwa kewenangan pengelolaan wilayah perairan dalam batas 4 mil dari daratan sepanjang teritorial wilayah daratan kabupaten Gresik berada ditangan Pemerintah Kabupaten Gresik. Menindaklanjuti Perda tersebut, pada tanggal 11 Juli 2002 Bupati/Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik mengeluarkan Keputusan No. 63 tahun 2002 tentang Tarif Jasa Pelayanan Kepelabuhanan oleh Penyelenggara Pelabuhan di Kabupaten Gresik. Dengan dikeluarkannya keputusan ini maka pengelolaan jasa Kepelabuhanan Dermaga Khusus PT PG tidak lagi dilakukan oleh PT Pelindo III melainkan diambil alih oleh Pemda Kabupaten Gresik. Saldo piutang PT PG kepada PT Pelindo III per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.765.223.758,42 yang merupakan bagi hasil jasa pelabuhan dari tahun 1996 sd 2002 dapat dirinci sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Asal piutang Faktur th 1996 Faktur th 1997 Faktur th 1998 Faktur th 1999 Faktur th 2000 Faktur th 2001 Faktur th 2002 Jumlah Nilai 1.219.735,00 2.146.689,50 24.968.710,36 2.556.840,00 1.800.105,72 274.194.895,50 1.458.336.782,34 1.765.223.758,42
Atas jumlah piutang tersebut oleh Bagian Akuntansi PT PG telah dilakukan penyisihan sebesar 100% karena tidak ada mutasi pembayaran lebih dari dua tahun. Seharusnya bagi hasil pendapatan jasa pelabuhan dapat diterima PT PG paling lambat setiap tanggal 15 bulan berikutnya. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya piutang macet PT PG kepada PT Pelindo III per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.765.223.758,42. Hal tersebut disebabkan PT PG tidak aktif melakukan penagihan atau rekonsiliasi dengan PT Pelindo III. PT PG menjelaskan bahwa atas piutang sebesar Rp1.765.223.758,42 tersebut telah dilakukan penagihan kepada PT Pelindo III pada tanggal 13 Januari 2005 dan telah dilakukan rekonsiliasi pada tanggal 14 Januari 2005, namun masih memerlukan rekonsiliasi lebih lanjut.
19
BPK RI/AUDITAMA V
BPK RI menyarankan agar PT PG segera melakukan rekonsiliasi lebih lanjut untuk menetapkan jumlah yang pasti dan selanjutnya melakukan penagihan secara intensif. 4. Terdapat sisa barang yang sudah dibeli dari tahun 2001 s.d 2004 senilai Rp21.939,22 juta namun belum diambil oleh unit peminta barang Selama tahun 2004, Biro Pengadaan PT PG melakukan pembelian barang yang diminta oleh unit peminta barang/user (dhi. 5 Departemen) baik pembelian dalam negeri maupun pembelian impor. Status barang tersebut adalah stock item (SI), dengan kategori intransit (I) atau suku cadang penyangga (Z), dimana apabila barang tersebut sudah datang maka harus langsung diambil dan dipakai oleh unit peminta barang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Perencanaan dan Pengendalian Biro Pengadaan (Candal Ro Daan) diketahui bahwa s.d bulan Nopember 2004 masih terdapat barang yang telah dibeli dan diterima namun belum diambil oleh unit peminta barang senilai Rp13.074.833.956,20 dengan rincian sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. Unit Peminta Barang (User) Dep. Pemeliharaan I (Har I) Dep. Pemeliharaan II (Har II) Dep. Pemeliharaan III (Har III) Dep. Prasarana Pabrik & Kawasan (PPK) Dep. Peralatan & Permesinan (Latsin) Jumlah Nilai (Rp) 7.285.818.963,01 3.120.483.900,27 1.774.997.150,16 467.106.027,00 426.427.915,76 13.074.833.956,20
Jumlah tersebut merupakan barang yang datang dari bulan Januari s.d Nopember 2004 dengan rincian waktu, unit peminta barang dan nilai sebagai berikut:
Bulan Har I *) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember 7.285.818.963,01 Har II 185.343.503,40 254.351.754,32 36.133.750,00 280.936.677,96 169.167.459,85 214.015.118,83 180.239.673,10 82.184.558,00 56.117.063,54 444.758.581,58 120.047.980,00 3.120.483.900,27 Departemen Har III 35.043.498,25 44.224.772,00 284.225.463,91 325.113.931,00 35.886.408,00 64.909.320,00 158.699.477,00 128.838.744,00 88.054.470,00 448.509.655,00 161.491.411,00 1.774.997.150,16 PPK 12.896.270,00 5.926.170,00 3.001.840,00 8.750.825,00 21.772.080,00 9.579.920,00 14.085.100,00 17.219.912,00 78.714.000,00 82.578.560,00 212.581.350,00 467.106.027,00 Latsin 160.828.126,76 0,00 0,00 0,00 10.831.000,00 0,00 0,00 0,00 31.652.637,00 106.822.656,00 116.293.496,00 426.427.915,76 13.074.833.956,20 Jumlah Total
*) yang dicatat saat kedatangan barang adalah nomor terima barang (TB)
20
BPK RI/AUDITAMA V
Berdasarkan penjelasan dari PT PG diketahui bahwa belum diambilnya barang tersebut antara lain dikarenakan barang yang akan diganti ternyata masih bisa diperbaiki dan dipakai lagi serta ketika diperlukan barang tersebut belum datang. Hal yang sama terjadi juga pada tahun 2003, yaitu jumlah barang yang sudah dibeli namun belum diambil oleh unit peminta barang sebesar Rp24.557.259.729,22. Rincian barang yang belum diambil per 31 Desember 2003 terjadi pada Departemen berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. Departemen Pemeliharaan I Pemeliharaan II Pemeliharaan III Prasarana Pabrik & Kawasan Peralatan & Permesinan Jumlah Nilai (Rp) 17.206.023.829,81 1.483.800.946,68 3.249.896.354,95 1.681.000.489,00 936.538.108,78 24.557.259.729,22
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara uji petik atas administrasi dan fisik barang yang belum diambil diketahui bahwa dari jumlah barang yang belum diambil per 31 Desember 2003 ternyata diantaranya terdapat barang yang berasal dari pengadaan tahun 2001 dan 2002 dengan rincian sebagai berikut:
No. User 2001 1. 2. 3. 4. 5. Pemeliharaan I Pemeliharaan II Pemeliharaan III Prasarana Pabrik & Kawasan Peralatan & Permesinan Jumlah 3.000.000,00 0,00 0,00 88.708.907,00 0,00 91.708.907,00 Pengadaan tahun 2002 1.096.145.639,07 28.161.232,00 433.107.255,59 231.921.120,00 36.362.253,80 1.825.697.500,46 2003 16.106.878.190,74 1.455.639.714,68 2.816.789.099,36 1.360.370.462,00 900.175.854,98 22.639.853.321,76 17.206.023.829,81 1.483.800.946,68 3.249.896.354,95 1.681.000.489,00 936.538.108,78 24.557.259.729,22 Jumlah
Dari jumlah tersebut diketahui bahwa pada tahun 2004 terjadi mutasi di Departemen Pemeliharaan I sebesar Rp10.163.945.289,67, di Departemen Pemeliharaan II sebesar Rp1.009.181.861,71, di Departemen Pemeliharaan III sebesar Rp2.322.417.840,45, di Departemen Prasarana Pabrik & Kawasan sebesar Rp1.300.221.196,00 dan di Departemen Peralatan & Permesinan sebesar Rp897.109.654,98, atau seluruhnya sebesar Rp15.692.875.842,81 sehingga sisa barang yang belum diambil per 29 Desember 2004 seluruhnya sebesar Rp8.864.383.886,41. Seharusnya barang yang sudah dibeli oleh Ro Daan atas permintaan user dengan kategori intransit atau suku cadang penyangga segera diambil dari gudang logistik Ro Daan dan langsung dipakai.
21
BPK RI/AUDITAMA V
Hal tersebut mengakibatkan terjadi pengendapan dana yang tidak efektif sebesar Rp21.939.217.842,61 (Rp13.074.833.956,20 + Rp8.864.383.886,41). Hal tersebut disebabkan: a. Terjadi pembelian barang yang tidak tepat waktu dan tidak tepat sasaran. b. Perencanaan dan pengendalian pada kelima unit peminta barang tersebut di atas tidak berjalan dengan baik. PT PG menjelaskan bahwa sisa barang yang belum diambil oleh unit pemakai dari Januari s.d Nopember 2004 sebesar Rp13,074 milyar, diantaranya sebesar Rp 1,485 milyar merupakan barang insurance (suku cadang penyangga) dan sisanya sebesar Rp11,589 milyar akan dipasang oleh Dep Har I, Dep Har II, Dep Har III, Dep PPK dan Dep Latsin pada tahun 2005 pada saat Perbaikan Tahunan dan untuk kebutuhan/pemeliharaan rutin. Sedangkan sisa barang yang belum diambil oleh unit pemakai periode 2001, 2002 dan 2003 sebesar Rp8,864 milyar, diantaranya sebesar Rp2,477 milyar merupakan barang insurance dan sisanya sebesar Rp6,387 milyar akan dipasang oleh Dep Har I, Dep Har II, Dep Har III, Dep PPK dan Dep Latsin pada tahun 2005 pada saat Perbaikan Tahunan dan untuk kebutuhan/pemeliharaan rutin. BPK RI menyarankan agar Bagian Candal pada kelima unit peminta barang tersebut dalam mengajukan permintaan pembelian barang disesuaikan dengan kebutuhan senyatanya. Selain itu agar Bagian Candal pada Biro Pengadaan lebih cermat lagi memproses setiap permintaan pembelian dari unit peminta barang. 5. PT Petrokimia Gresik tidak melakukan rekonsiliasi bank secara teratur Dalam rangka membentuk pengendalian internal yang baik terhadap pengelolaan dana, maka perusahaan akan menerapkan prosedur kerja agar tercipta suatu pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran uang. Beberapa ciri pengendalian internal yang baik atas transaksi penerimaan dan pengeluaran uang adalah adanya pemisahan fungsi tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan mengeluarkan uang dengan yang melakukan pencatatan, yang memberikan otorisasi atas penerimaan dan pengeluaran uang. Selain itu petugas Keuangan harus melakukan rekonsiliasi bank setiap akhir bulan secara teratur sehingga diharapkan saldo bank menurut pembukuan selalu sesuai dengan saldo fisik yang ada di banknya. PT PG menyimpan dana operasional perusahaan pada 10 bank dalam 37 rekening yang terdiri dari rekening giro aktif sebanyak 29 rekening untuk operasional perusahaan 22 BPK RI/AUDITAMA V
dan 8 rekening untuk penyaluran Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Kesepuluh bank yang mengelola dana perusahaan tersebut adalah BCA, BNI, BRI, Standard Chartered Bank, Citybank, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bukopin, Bank DBS Indonesia dan Bank Hongkong Shanghai Bank Corporation (HSBC). Berdasarkan struktur organisasi PT PG, Biro Keuangan terdiri dari dua bagian, yaitu Perbendaharaan dan Pajak & Asuransi (Paransi). Bagian Perbendaharaan membawahi Seksi Penagihan, Seksi Pembayaran dan Seksi Pengelolaan dana. Rekonsiliasi bank di PT PG merupakan tugas dari Seksi Pengelolaan Dana dan dijelaskan bahwa selama tahun 2004 rekonsiliasi bank tidak dilakukan secara teratur setiap bulan. Rekonsiliasi bank hanya dilakukan pada akhir tahun yaitu bulan Desember bersamaan dengan penyusunan laporan keuangan akhir tahun perusahaan. Seksi Penagihan mempunyai tugas mencatat hasil penagihan atau pelunasan atas penjualan setiap bulan yang antara lain dari distributor dengan mengecek transaksi penerimaan masuk dari rekening koran bank dan mencocokkan dengan catatan dari Bagian Pemasaran. Namun Seksi Penagihan kadang-kadang mengalami kesulitan terhadap pelunasan yang dilakukan distributor dengan cara transfer bank atau melalui ATM karena tidak ada keterangan yang jelas. Untuk pelunasan yang belum dapat ditelusuri tersebut dananya tetap tersimpan dalam rekening bank. Oleh karena tidak pernah dilakukan rekonsiliasi bank secara teratur, maka setiap bulan akan selalu terdapat selisih atas penerimaan uang antara pembukuan Akuntansi dengan saldo rekening bank secara fisik sehingga jumlah penerimaan dana akan terus terakumulasi dan menjadi dana outstanding. Dana outstanding ini berdampak pada saldo piutang usaha setiap akhir bulan. Menurut penjelasan Biro Keuangan, timbulnya dana outstanding tersebut karena belum dilakukan pembukuan atas sejumlah uang masuk di bank atas pembayaran distributor yang belum dapat diidentifikasikan dan juga karena terjadi penumpukan (overload) pekerjaan di Seksi Penagihan sehingga terlambat dalam membukukan uang yang telah diterima. Bagian Keuangan selama ini memperlakukan dana yang outstanding tersebut tetap tersimpan dalam rekening bank sebagai rekening yang belum diketahui. Sedangkan yang menjadi dasar jumlah saldo bank di laporan keuangan interim adalah saldo bank menurut pembukuan Akuntansi. Pada akhir tahun, dana outstanding yang belum diketahui sumbernya akan dibukukan sebagai Uang Muka Penjualan.
23
BPK RI/AUDITAMA V
Bagian Keuangan mengalami kendala untuk melakukan rekonsiliasi bank karena yang menangani rekonsiliasi bank hanya dilakukan oleh satu orang petugas sedangkan jumlah rekening bank yang digunakan ada 29 rekening giro dan dilakukan setiap bulan. Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara saldo bank menurut rekening koran dengan saldo menurut pembukuan Akuntansi, yaitu saldo rekening bank lebih tinggi dari saldo menurut buku pada bulan Januari, Juni, Oktober dan Nopember tahun 2004. Rincian perbedaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pada bulan Januari 2004, saldo rekening koran lebih besar Rp42 milyar b. Pada bulan Juni 2004, saldo rekening koran lebih besar Rp60 milyar c. Pada bulan Oktober 2004, saldo rekening koran lebih besar Rp69 milyar d. Pada bulan Nopember 2004, saldo rekening koran lebih besar Rp87 milyar PT PG seharusnya melakukan rekonsiliasi bank secara teratur setiap bulan dan bila terdapat selisih segera menyesuaikannya sehingga saldo bank di pembukuan selalu sesuai dengan saldo fisik yang ada di bank. Hal tersebut mengakibatkan: a. Informasi saldo bank yang terdapat dalam Laporan Keuangan Bulanan tidak mencerminkan posisi yang sesungguhnya sehingga dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh Manajemen sebagai pengguna laporan keuangan b. Timbulnya dana outstanding yang mempengaruhi nilai saldo piutang usaha setiap akhir bulan. c. Tujuan sistem akuntansi sebagai salah satu sarana pengaman asset perusahaan tidak tercapai. Hal tersebut disebabkan: a. Belum ada kebijakan mengenai kapan dan bagaimana rekonsiliasi bank harus dilakukan. b. Terbatasnya sumber daya manusia yang melakukan rekonsiliasi bank. PT PG menjelaskan pada bulan Desember 2004, rekonsiliasi bank telah dilakukan dan untuk periode selanjutnya akan melakukan rekonsiliasi bank secara periodik (bulanan). BPK RI menyarankan agar PT PG: a. Melakukan rekonsiliasi bank secara teratur setiap bulan sehingga dapat diperoleh informasi keuangan yang akurat dan tepat waktu.
24
BPK RI/AUDITAMA V
b. Menyusun kebijakan dan prosedur mengenai pelaksanaan rekonsilasi bank dan kapan rekonsiliasi tersebut harus dilakukan. 6. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003 Dalam pemeriksaan tahun buku 2003 terdapat 2 (dua) temuan. Temuan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti pada tahun 2004 dan dinyatakan selesai. Kedua temuan tersebut dan tindak lanjutnya adalah: a. Pelaksanaan pembinaan industri kecil kapur dan fosfat alam yang diserahkan pelaksanaannya kepada PT Graha Cipta Sarana (PT GCS) tidak sesuai dengan Surat Direktur Produksi No.1400/05/HU.03.03/13/DR/2000 tanggal 19 Mei 2000. Tindak lanjut terhadap temuan tersebut adalah PT PG telah memutus kontrak dengan PT GCS, karena PT GCS tidak melakukan kewajiban berupa pembinaan kepada industri kecil. Mulai tahun 2004 pelaksanaan pembinaan industri kecil kapur dan fosfat alam dilakukan oleh Biro Pengadaan PT PG b. Perjanjian Kerjasama Sewa Gudang dengan PT Bhanda Ghara Reksa (PT BGR) belum sepenuhnya selaras dengan SPJB antara PT PG dengan Distributor Pupuk, terutama mengenai pembagian beban biaya gudang. Tindak lanjut mengenai pembagian beban biaya gudang, PT PG telah memberlakukan pemberian sanksi denda terhadap keterlambatan penebusan DO. Hal tersebut dilakukan agar PT PG tidak menanggung beban sewa gudang atas sisa pupuk milik Distributor yang masih tersimpan di gudang penyangga.
25
BPK RI/AUDITAMA V
PT PETROKIMIA GRESIK
Nomor Tanggal
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d. 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
DAFTAR ISI BAB I BAB II SIMPULAN HASIL AUDIT URAIAN AUDIT 1. Dasar Audit ..... 2. Sifat dan Tujuan Audit .... 3. Dasar Pengelolaan Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan .. 4. Ruang Lingkup dan Periode yang Diaudit . 5. Struktur Organisasi .. 6. Hasil Audit Pengelolaan Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan .. 7. Sumber dan Penggunaan Dana 8. Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian . Lampiran 8 16 20 6 6 6 7 7 Hal 1
SIMPULAN HASIL AUDIT Kami telah mengaudit Laporan Keuangan dan Laporan mengenai pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Petrokimia Gresik untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004. Laporan keuangan dan laporan mengenai pengelolaan PKBL merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab kami terletak pada hasil penilaian atas laporan keuangan dan pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan, Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia serta aturan lainnya yang diberlakukan pemerintah terhadap pengelolaan PKBL. Standar tersebut mengharuskan kami memberikan penilaian atas efektifitas, efisiensi dan keekonomisan serta kepatuhan pada peraturan yang berlaku. Suatu audit meliputi evaluasi terhadap bukti, review dan analisa terhadap kebijakan, perencanaan, sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaan operasi Program. Audit dilaksanakan dari tanggal 6 Desember 2004 sampai dengan 18 Januari 2005. Simpulan atas audit tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hasil audit pengelolaan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Dari audit atas pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Petrokimia Gresik (PT PG) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Anggaran dan realisasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Realisasi dana Program Kemitraan dilaksanakan dalam bentuk pemberian pinjaman modal kerja/investasi serta bantuan hibah. Berdasarkan dana Program Kemitraan yang tersedia pada tahun 2004 sebesar Rp6.282.008.630,00 telah direalisasikan dalam bentuk pinjaman atau dan hibah untuk Realisasi Program Kemitraan dana sebesar sebesar Rp6.024.658.370,00 95,90%. penggunaan
Rp6.024.658.370,00 tersebut merupakan 154,48% dari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan tahun 2004 sebesar Rp3.900.000.000,00 atau 133,10% dari realisasi tahun 2003 sebesar Rp4.526.378.090,00. Sedangkan dana Bina Lingkungan yang tersedia pada tahun 2004 sebesar Rp2.201.614.202,00 telah
BPK RI/AUDITAMA V
direalisasikan untuk pelaksanaan Bina Lingkungan berupa bantuan bencana alam, bantuan pendidikan masyarakat sekitar, bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum, bantuan sarana ibadah serta bantuan peningkatan kesehatan sebesar Rp1.958.319.782,00 atau 88,95%. Realisasi penggunaan dana Bina Lingkungan sebesar Rp1.958.319.782,00 tersebut merupakan 190,13% dari RKA Bina Lingkungan sebesar Rp1.030.000.000,00 atau 169,14% dari realisasi tahun 2003 sebesar Rp1.157.808.888,00. b. Efektivitas Kegiatan Manajerial Bagian PKBL PT PG 1) Perencanaan Dalam tahun 2004, Ketua Pelaksana Badan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil (BPPIK) PT PG telah menyusun program kerja kemitraan 2004 seperti yang tertuang dalam RKA PKBL tahun 2004. Berdasarkan RKA PKBL tahun 2004, jumlah mitra binaan yang akan dibina sebanyak 200 mitra binaan dengan rencana alokasi sebesar Rp4.108.000.000,00. Sedangkan rencana alokasi dana bina lingkungan sebesar Rp1.030.000.000,00. RKA tersebut digunakan sebagai acuan pengelolaan PKBL 2) Koordinasi Dalam penyaluran bantuan baik untuk kemitraan maupun untuk bina lingkungan telah dilaksanakan koordinasi secara internal pada pelaksana BPPIK dan unit kerja terkait. PT PG juga bekerjasama dengan PT Gresik Cipta Sejahtera (PT GCS) dalam pembinaan mitra binaan. 3) Pemantauan Pemantauan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan mitra binaan. Dalam melaksanakan pemantauan terhadap mitra binaan BPPIK juga bekerja sama dengan PT GCS. 4) Pengadministrasian Pengadministrasian terhadap mitra binaan maupun calon mitra binaan telah dilakukan oleh pelaksana BPPIK, demikian juga mengenai bantuan kepada masyarakat lingkungan sekitar perusahaan. 5) Pelaporan Pelaporan pengelolaan program kemitraan dan bina lingkungan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan.
BPK RI/AUDITAMA V
c. Ketaatan Terhadap Ketentuan Perundang-Undangan Yang Berlaku Untuk tahun 2004, pada umumnya PT PG telah melaksanakan Program Kemitraan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku terutama ketentuan mengenai (1) batasan jumlah pembentukan/penyediaan dana Program Kemitraan dan pengalokasiannya dan (2) jenis kegiatan yang diperbolehkan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Melalui Pemanfaatan Dana dan Bagian Laba BUMN jo Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Demikian halnya dengan Program Bina Lingkungan yang telah dilaksanakan sesuai dengan Surat Menteri Negara BUMN No.S-366/M-MBU/2002 tanggal 6 Mei 2002 tentang Program Bina Lingkungan jo Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan baik untuk pembentukan dana program bina lingkungan dan jenis kegiatan yang diperbolehkan mendapat bantuan. d. Berdasarkan indikator yang ditetapkan dalam Keputusan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, kinerja PKBL PT Petrokimia Gresik adalah: Tingkat efektivitas penyaluran dana mempunyai skor 3 dengan tingkat penyaluran dana 95,90% dari dana yang tersedia. Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman mempunyai skor 2 dengan tingkat kolektibilitas pinjaman 40,86% dari jumlah seluruh pinjaman. 2. Sumber dan penggunaan dana Sumber dan penggunaan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan secara akumulasi sampai dengan 31 Desember 2004 yaitu sumber dana sebesar Rp48.660.323.966,00 dan penggunaan dana sebesar Rp48.377.627.686,00. Jumlah kumulatif penggunaan dana dan sampai untuk dengan Program 31 Desember 2004 sebesar sebesar Rp48.377.627.686,0 tersebut telah digunakan untuk Program Kemitraan sebesar Rp44.671.323.616,00 Bina Lingkungan
BPK RI/AUDITAMA V
Rp3.706.304.070,00. Sehingga sisa dana PKBL pada 31 Desember 2004 sebesar Rp282.696.280,00. 3. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian a. PT Petrokimia Gresik belum membentuk unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang mandiri. Permasalahan tersebut mengakibatkan meningkatnya jenjang birokrasi dan diperlukannya koordinasi lebih intensif antara Bagian, Biro/Departemen dan Kompartemen dalam struktur organisasi PT PG yang terkait dengan pengelolaan PKBL. Hal tersebut disebabkan Direksi PT PG kurang mematuhi ketentuan dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 dan Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003. b. Terdapat pinjaman macet sebesar Rp220.800.000,00 yang memerlukan usaha khusus dalam penagihannya. Hal tersebut disebabkan PT PG kurang melakukan penagihan secara intensif. c. Pelaksanaan tugas antara Bagian UKK PT Petrokimia Gresik dan PT Gresik Cipta Sejahtera belum sepenuhnya sesuai dengan Surat Perjanjian yang berlaku. Permasalahan tersebut mengakibatkan terjadi tumpang tindih penagihan dengan petugas PT GCS dan melanggar perjanjian yang telah disepakati. Hal tersebut terjadi karena Bagian UKK berkeinginan untuk menaikkan tingkat pengembalian pinjaman. d. Pelaksanaan pemberian bantuan Program Bina Lingkungan (BL) belum sepenuhnya mengikuti ketentuan. Permasalahan tersebut mengakibatkan pemberian bantuan BL sebesar Rp225.145.000,00 kurang tepat sasaran. Hal tersebut disebabkan PT PG belum melakukan survai secara memadai dan kurang selektif dalam menentukan obyek penerima dana Program BL. e. Terdapat satu (1) temuan pemeriksaan tahun buku 2002 yang masih dalam proses penyelesaian yaitu terdapat uang pembinaan kemitraan usaha tani yang belum dibayarkan kepada petani dan masih berada di distributor pupuk PT Himikarta senilai Rp16.575.000,00. Saldo pinjaman tersebut per 31 Desember 2004 sebesar Rp12.475.000,00.
BPK RI/AUDITAMA V
4. Rekomendasi Terhadap permasalahan di atas, kami merekomendasikan sebagai berikut : a. Direksi PT PG segera membentuk unit PKBL yang mandiri. b. Bagian UKK PT PG melakukan penagihan dengan cara mendatangi langsung maupun dalam bentuk surat dan memberi peringatan tertulis kepada Ketua dan Sekretaris Yayasan Bina Masyarakat Insan Utama (H. Sulaeman dan H. Ikhsan Abdullah, S.H.) di Jakarta dan kepada M. Anis di Surabaya. c. Direksi PT PG agar menyempurnakan klausul dalam Surat Perjanjian yang telah dibuat dengan PT GCS khususnya pasal 1 ayat 3 butir b tentang tugas penagihan. d. Pengelola program BL PT PG agar melakukan evaluasi proposal bantuan BL dan berpedoman pada Surat Edaran Menteri BUMN No.SE.433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 dalam menentukan obyek penerima dana BL. e. Agar PT PG segera menindaklanjuti temuan yang masih dalam proses penyelesaian. Demikian kesimpulan hasil audit terhadap pengelolaan PKBL PT PG yang dapat kami sampaikan, sedangkan penjelasan lebih lanjut dimuat pada laporan berikut.
Drs. Misnoto, MA, Ak. Register Negara No. D-1416 Jakarta, 18 Januari 2005
BPK RI/AUDITAMA V
URAIAN AUDIT
1. Dasar Audit a. Undang-undang Dasar Tahun 1945 pasal 23 E, 23 F dan 23 G; b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku; c. Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan No.57/ST/VII-XV.1/9/2004 tanggal 28 September 2004, perihal penugasan untuk melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2004 pada PT Petrokimia Gresik dan pemeriksaan atas pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). 2. Sifat dan Tujuan Audit Audit yang kami lakukan merupakan audit keuangan dan operasional atas pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) PT Petrokimia Gresik dengan tujuan untuk menilai efektivitas dan efisiensi pengelolaan program, memberikan rekomendasi perbaikan guna meningkatkan kehematan, daya guna dan hasil guna, serta menilai kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Dasar Pengelolaan Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan a. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. b. Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. c. Surat Menteri Negara BUMN No.S-116/MBU/2003 tanggal 21 Maret 2003 tentang Penetapan Alokasi Dana PUKK, BUMN Pembina & Koordinator Pembina di setiap Propinsi/Daerah Istimewa Tahun 2003. d. Surat Menteri Negara BUMN No.S-88/MBU/2004 tanggal 31 Maret 2004 tentang Penetapan Alokasi Dana PUKK, BUMN Pembina & Koordinator Pembina di setiap Propinsi Tahun 2004.
BPK R1/AUDITAMA V
e. Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. f. Surat Keputusan Direksi PT Petrokimia Gresik No.205/07/HU.03.03/31/SK/2003 tanggal 22 Juli 2003 tentang Susunan dan Tugas Badan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil (BPPIK) PT Petrokimia Gresik. g. Surat Keputusan Direksi PT Petrokimia Gresik No.097/05/TU.04.02/30/SK/2002 tanggal 15 Mei 2002 tentang Susunan dan Tugas Pelaksana Program Bina Lingkungan PT Petrokimia Gresik. 4. Ruang Lingkup dan Periode yang Diaudit Kami melakukan audit atas laporan keuangan dan hasil pengelolaan PKBL PT Petrokimia Gresik tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (tanggal 1 Januari s.d 31 Desember 2004). Audit dilaksanakan dari tanggal 6 Desember 2004 sampai dengan 18 Januari 2005. 5. Struktur Organisasi Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil, Direksi PT Petrokimia Gresik membentuk Badan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil (BPPIK) dengan Surat Keputusan Direksi No.205/07/HU.03.03/31/SK/2003 tanggal 22 Juli 2003 tentang Susunan dan Tugas Badan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil (BPPIK). Adapun bentuk dan susunan anggota BPPIK PT Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut: a. Penasehat b. Dewan Pembina: Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Ketua Sekretaris Bendahara : Direktur Teknik : Kepala Kompartemen Pengembangan : Kepala Kompartemen Administrasi dan Keuangan. : Kepala Biro Pengembangan Usaha : Kepala Bagian Pengembangan Usaha Kecil dan Koperasi : Kepala Biro Keuangan : Direksi PT Petrokimia Gresik
c. Pelaksana:
BPK-RI/AUDITAMA V
d. Anggota
: 1. Karo/Kadep yang terkait 2. PT Gresik Cipta Sejahtera (PT GCS) 3. Pengelola Lingkungan Industri Kecil (LIK) Gresik.
Sedangkan untuk melaksanakan Program Bina Lingkungan, Direksi PT PG membentuk Pelaksana Program Bina Lingkungan dengan Surat Keputusan No.097/05/TU.04.02/30/SK/2002 tanggal 15 Mei 2002 tentang Susunan dan Tugas Pelaksana Program Bina Lingkungan PT Petrokimia Gresik. Susunan Pelaksana Program Bina Lingkungan adalah sebagai berikut: Ketua Sekretaris Bendahara Pencatat Pembukuan Anggota : Sekretaris Perusahaan : Karo Humas : Karo Keuangan : Karo Akuntansi : Karo/Kadep yang terkait.
6. Hasil Audit Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Audit atas pengelolaan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT PG untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Anggaran dan Realisasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 1) Program Kemitraan Program Kemitraan yang telah dilakukan oleh BPPIK PT PG adalah pembinaan dibidang permodalan dan hibah yang terdiri dari teknik produksi, pemasaran dan manajerial. Perbandingan antara realisasi penerimaan dan pengeluaran tahun 2004 dengan anggarannya serta terhadap realisasi tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
BPK-RI/AUDITAMA V
(Rupiah)
REALISASI No Uraian RKA Tahun 2004
(2)
Tahun 2003
(3)
Tahun 2004
(4)
Perbandingan (%)
(1)
(5)=(4/2)
(6)=(4/3)
A.
Dana yang tersedia : 1. Saldo Awal 2. Sumber dana : a. Penerimaan alokasi laba tahun 2003 b. Penerimaan angsuran pinjaman c. Penerimaan bunga pinjaman d. Penerimaan jasa giro/bunga deposito e. Lain-lain Jumlah dana yang tersedia 1.026.295.990 2.617.400.832 275.133.623 22.071.634 0 4.122.240.196 932.353.000 3.191.789.633 338.993.050 20.841.980 19.599.230 4.994.821.560 1.087.590.000 4.397.941.874 438.203.626 14.119.660 450.000 6.282.008.630 105,97 168,03 159,27 63,97 152,39 116,65 137,79 129,27 67,75 2,30 125,77 181.338.117 491.244.667 343.703.470 189,54 69,96
B.
Penggunaan dana : 1. Pinjaman Modal kerja/investasi 2. Hibah kepada Mitra Binaan 3. Biaya Operasional Jumlah Penggunaan Dana 3.120.000.000 780.000.000 208.000.000 4.108.000.000 14.240.196 4.125.300.000 401.078.090 124.740.000 4.651.118.090 343.703.470 5.408.590.000 616.068.370 217.948.400 6.242.606.770 39.401.860 173,35 78,98 104,78 151,96 276,69 131,11 153,60 174,72 134,22 11,46
C.
Saldo
Realisasi Program Kemitraan dilaksanakan dalam bentuk pemberian pinjaman modal kerja/investasi serta bantuan hibah yang dimaksudkan untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha kecil dan koperasi. Berdasarkan dana yang tersedia pada tahun 2004 sebesar Rp6.282.008.630,00 telah direalisasi dalam bentuk pinjaman dan hibah sebesar Rp6.024.658.370,00 atau 95,90%. Realisasi penggunaan dana Rp6.024.658.370,00 tersebut merupakan 154,48% dari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan tahun 2004 sebesar Rp3.900.000.000,00 atau 133,10% dari realisasi tahun 2003 sebesar Rp4.526.378.090,00 Realisasi pembinaan dalam bentuk bantuan pinjaman modal diberikan kepada 174 Mitra Binaan sebesar Rp5.408.590.000,00 atau 173,35% dari anggaran sebesar Rp3.120.000.000,00. Tingginya realisasi penyaluran tersebut disebabkan ketersediaan dana dari tingkat pengembalian pinjaman yang cukup tinggi dan naiknya realisasi sumber dana dari pembagian laba sebesar Rp1.087.590.000,00 yang sebelumnya dianggarkan sebesar Rp1.026.295.990,00.
BPK-RI/AUDITAMA V
Realisasi hibah untuk mitra binaan dalam bentuk pameran dan promosi, konsultasi bisnis, forum temu bisnis, partisipasi dalam kegiatan koordinasi BUMN serta untuk sarana dan prasarana LIK adalah sebesar Rp616.068.370,00 atau 78,98% dari anggarannya sebesar Rp780.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Bidang Pameran dan promosi Konsultasi bisnis Forum temu bisnis Partisipasi dalam kegiatan koord BUMN Sarana dan prasaran LIK Jumlah Anggaran 250.000.000 150.000.000 130.000.000 100.000.000 150.000.000 780.000.000 Realisasi 422.465.900 52.895.200 644.320 19.000.000 121.062.950 616.068.370 Persentase 168,99 35,26 0,50 19,00 80,71 78,98
Dari sejumlah kegiatan pemberian hibah untuk mitra binaan tahun 2004 hanya kegiatan pameran dan promosi yang melebihi anggaran yaitu sebesar Rp422.465.900,00 atau 168,99% dari anggaran sebesar Rp250.000.000,00. Sedangkan untuk kegiatan lain yaitu konsultasi bisnis, forum temu bisnis, partisipasi dalam kegiatan koordinasi BUMN serta untuk sarana dan prasarana LIK masih dibawah anggarannya, bahkan untuk kegiatan forum temu bisnis hanya mencapai Rp644.320,00 atau 0,50% dari anggaran sebesar Rp130.000.000,00. 2) Bina Lingkungan Pengelolaan Program Bina Lingkungan telah dilaksanakan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap pembinaan masyarakat terutama di sekitar lokasi perusahaan. Dalam pelaksanaannya PT PG mengacu Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan dan Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Perbandingan antara realisasi penerimaan dan pengeluaran tahun 2004 dengan anggarannya serta terhadap realisasi tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
10
BPK-RI/AUDITAMA V
(Rupiah)
RKA No Keterangan
(1)
Th 2004
(2)
Tahun 2004
(4)
Perbandingan (%)
(5)=(4/2) (6)=(4/3)
A. Sumber dana : Saldo awal Penerimaan alokasi laba tahun 2003 Bunga deposito/tabungan/jasa giro Dana belum dialokasi Jumlah dana tersedia 1.2. Penggunaan Dana Pelaksanaan Program Bina Lingkungan 1.000.000.000 Biaya operasional Jumlah penggunaan dana Saldo per 31 Desember 2004 30.000.000 1.030.000.000 12.726.250 1.156.663.888 1.145.000 1.157.808.888 148.433.562 1.944.370.182 13.949.600 1.958.319.782 243.294.420 194,44 46,50 190,13 1.911,75 168,10 1.218,31 169,14 163,91 15.780.260 1.026.295.990 650.000 0 1.042.726.250 231.814.600 932.353.000 12.574.850 129.500.000 1.306.242.450 148.433.562 2.175.180.000 7.500.640 (129.500.000) 2.201.614.202 940,63 211,94 1.153,94 211,14 64,03 233,30 59,65 168,55
PT PG telah mengupayakan agar bantuan bina lingkungan yang diberikan dalam bentuk fisik dapat bermanfaat bagi masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan yaitu bantuan bencana alam, bantuan pendidikan masyarakat sekitar, biaya pembangunan prasarana dan sarana umum, bantuan sarana ibadah dan bantuan peningkatan kesehatan. Realisasi pelaksanan program bina lingkungan tahun 2004 sebesar Rp1.958.319.782,00 atau 190,13% dari anggaran sebesar Rp1.030.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Bidang Bantuan bencana alam Bantuan pendidikan masyarakat sekitar Bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum Bantuan sarana ibadah Bantuan peningkatan kesehatan Biaya operasional Jumlah Anggaran 50.000.000 211.000.000 200.000.000 200.000.000 339.000.000 30.000.000 1.030.000.000 Realisasi 59.542.900 540.486.450 404.806.150 454.556.050 484.978.632 13.949.600 1.958.319.782 % 119,09 256,15 202,40 227,28 143,06 46,50 190,13
Realisasi penyaluran bantuan untuk bina lingkungan tahun 2004 untuk semua kegiatan diatas anggarannya. Tingginya realisasi penyaluran bantuan tersebut disebabkan ketersediaan dana dari naiknya realisasi sumber dana dari pembagian laba sebesar Rp2.175.180.000,00 yang sebelumnya dianggarkan sebesar Rp1.026.295.990,00.
11
BPK-RI/AUDITAMA V
b. Efektivitas kegiatan manajerial bagian PKBL PT PG 1) Perencanaan Dalam tahun 2004, PT PG telah menyusun program kerja kemitraan 2004 seperti yang tertuang dalam RKA PKBL tahun 2004. Berdasarkan RKA PKBL tahun 2004, jumlah mitra yang akan dibina sebanyak 200 mitra dengan rencana alokasi sebesar Rp4.108.000.000,00. Sedangkan rencana alokasi dana bina lingkungan sebesar Rp1.030.000.000,00. RKA tersebut digunakan sebagai acuan pengelolaan kegiatan PKBL. 2) Koordinasi Dalam penyaluran bantuan baik untuk kemitraan maupun untuk bina lingkungan telah dilaksanakan koordinasi secara internal pada pelaksana BPPIK dan semua unit yang terkait dengan PKBL. Selain itu, PT PG juga mengadakan kerjasama dengan PT Gresik Cipta Sejahtera (PT GCS) dalam hal pembinaan usaha kecil yang meliputi peningkatan kemampuan manajerial, peningkatan kemampuan ketrampilan teknik produksi, peningkatan kemampuan modal kerja, peningkatan kemampuan pemasaran. 3) Pemantauan Jumlah mitra binaan tahun 2004 sebanyak 174 mitra binaan, jumlah tersebut turun apabila dibandingkan dengan jumlah mitra binaan tahun 2003 sebanyak 202 mitra binaan. Kegiatan pemantauan terhadap mitra binaan secara terus-menerus sangat penting guna memperoleh informasi mengenai perkembangan mitra binaan dan meningkatkan tingkat pengembalian pinjaman. Dalam melaksanakan pemantauan terhadap mitra binaan, BPPIK juga bekerja sama dengan PT GCS. 4) Pengadministrasian Pengadministrasian terhadap mitra binaan maupun calon mitra binaan telah dilakukan oleh pelaksana BPPIK, demikian juga mengenai bantuan kepada masyarakat lingkungan sekitar perusahaan. 5) Pelaporan Pelaporan pengelolaan program kemitraan dan bina lingkungan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dari Menteri Negara BUMN.
12
BPK-RI/AUDITAMA V
c. Ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Untuk tahun 2004, pada umumnya PT PG telah melaksanakan Program Kemitraan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku terutama ketentuan mengenai (1) batasan jumlah pembentukan/penyediaan dana Program Kemitraan dan pengalokasiannya dan (2) jenis kegiatan yang diperbolehkan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Melalui Pemanfaatan Dana dan Bagian Laba BUMN jo Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Demikian halnya dengan Program Bina Lingkungan yang telah dilaksanakan sesuai dengan Surat Menteri Negara BUMN No.S-366/M-MBU/2002 tanggal 6 Mei 2002 tentang Program Bina Lingkungan jo Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan baik untuk pembentukan dana program bina lingkungan dan jenis kegiatan yang diperbolehkan mendapat bantuan. d. Kinerja program kemitraan dan bina lingkungan 1) Kinerja Program Kemitraan a) Perkembangan mitra binaan Sampai dengan 31 Desember 2004 BPPIK PT PG telah membina mitra binaan sebanyak 174 mitra, yang terdiri dari usaha kecil sebanyak 170 mitra binaan dan koperasi sebanyak 4 mitra binaan. b) Perkembangan penyaluran pinjaman Realisasi penyaluran pinjaman dan pengembalian dana Program Kemitraan sampai dengan 31 Desember 2004 masing-masing sebesar Rp38.500.192.971,00 dan Rp21.252.364.227,00 atau sisa pinjamannya sebesar Rp17.247.828.744,00 (Rp38.500.192.971,00 - Rp21.252.364.227,00). Dari sisa pinjaman tersebut, sebesar Rp399.219.187,00 sudah dapat persetujuan RUPS untuk dihapusbukukan pada tahun 2000 sehingga sisa pinjaman menjadi Rp16.848.609.557,00 yang dapat dikelompokkan dalam kategori Lancar, Kurang Lancar, Ragu-ragu dan Macet yang masing-masing sebesar Rp6.733.403.448,00, Rp69.823.882,00, Rp396.486.663,00 Rp1.827.209.402,00 dan Rp9.648.895.564,00. Pinjaman macet sebesar Rp9.648.895.564,00 terdiri dari: Pinjaman eks. Proyek Agro Bisnis (PAB)
13
BPK-RI/AUDITAMA V
Pinjaman Kop. Bina Insan Kamil (BIK) Pinjaman Usaha Kecil/Koperasi lainnya
Rp3.393.260.758,00 Rp4.428.425.404,00
PAB merupakan proyek yang dibentuk manajemen yang salah satu tujuannya adalah pengenalan pupuk Phonska ke petani dengan cara pemberian pinjaman yang sebagian pendanaannya dibiayai dengan dana PUKK. Tunggakan sebesar Rp1.827.209.402,0 terdiri dari sisa pinjaman tahun 2000 dan 2001 yang masing-masing sebesar Rp1.439.769.061,00 dan Rp387.440.341,00. Jumlah angsuran selama tahun 2004 sebesar Rp14.380.000,00 yang merupakan angsuran pokok dan bunga masing-masing sebesar Rp13.893.720,00 dan Rp486.280,00. Tunggakan pinjaman Koperasi BIK karena dana yang telah disalurkan kepada Kelompok Tani disalahgunakan oleh Koperasi BIK. Pihak manajemen terus berupaya melakukan penyelesaian sesuai Komitmen Manajemen tanggal 10 Januari 2003 yang ditandatangani oleh Direktur Teknik dan diketahui oleh Direktur Utama PT PG. Berdasarkan Akta Notaris No.28 tanggal 28 Pebruari 2003 yang dikeluarkan Notaris Lukman Hakim Gusti, SH, Pengurus Koperasi BIK yang diwakili oleh Ketua I, Ketua II, Sekretaris I, Sekretaris II dan Bendahara Koperasi telah menyatakan berhutang dengan sungguh-sungguh dan sah kepada PT PG. PT PG juga telah melaporkan kasus ini ke Polres Gresik pada tanggal 17 November 2003. Sesuai dengan Surat Kapolres Gresik No.BP/83.J/VII/2004/Reskim tanggal 21 Juli 2004, pihak kepolisian telah mengirimkan Berkas Perkara kepada Kepala Kejaksaan Negeri Gresik. Jumlah angsuran selama tahun 2004 sebesar Rp24.770.000,00. c) Efektivitas pinjaman Kinerja Program Kemitraan dalam efektifitas penyaluran pinjaman dan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara adalah sebagai berikut: penyaluran pinjaman dan kolektibilitas pengembalian
14
BPK-RI/AUDITAMA V
Indikator
1. Efektifitas Penyaluran 2. Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman Total
Skor
3 2 5
95,90%
Tabel daftar penilaian tingkat penyerapan dana Program Kemitraan Penyerapan (%) > 90 85 s/d 90 80 s/d 85 Skor 3 2 1
< 80 0
Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-
100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 dan contoh perhitungan yang diberikan dalam Surat tersebut, untuk menghitung tingkat kolektibilitas pinjaman Program Kemitraan PT PG sebagai berikut: (1) Analisis kolektibilitas pinjaman
Uraian Lancar Kurang lancar Ragu-ragu Macet Jumlah Jumlah Pinjaman 6.733.403.448 69.823.882 396.486.663 9.648.895.564 16.848.609.557 Prosentase 39,96 0,42 2,35 57,27 100,00
(2) Tingkat kolektibilitas penyaluran pinjaman adalah sebagai berikut: Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman PT PG:
15
BPK-RI/AUDITAMA V
100% x 6.733.403.448,00 75% x 69.823.882,00 396.486.663,00 25% x Macet 0% x 9.648.895.564,00 Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman Tingkat kolektibilitas pinjaman: Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman PK Jumlah seluruh pinjaman 6.884.893.025,00 16.848.609.557,00 x 100% = 40,86%
= = = = =
X 100%
Tabel daftar penilaian tingkat pengembalian dana Program Kemitraan Tingkat Pengembalian (%)
Skor
> 70
3
40 s/d 70
2
10 s/d 40
1
< 10
0
2) Kinerja Program Bina Lingkungan Selama tahun 2004 realisasi penyaluran dana program bina lingkungan sebesar Rp1.958.319.782,00 digunakan untuk bantuan kepada masyarakat di lingkungan perusahaan. Realisasi tersebut mencapai 88,95% dari dana yang tersedia sebesar Rp2.201.614.202,00. 7. Sumber dan Penggunaan Dana Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan melalui Pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN, dana yang dipergunakan untuk pembinaan berasal dari: a. Dana Program Kemitraan yaitu: 1) Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1 % (satu persen) sampai dengan 3 % (tiga persen) 2) Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program kemitraan setelah dikurangi beban operasional 3) Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada. b. Dana Program Bina Lingkungan bersumber dari: 1) Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 1 % (satu persen)
16
BPK-RI/AUDITAMA V
2) Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Bina Lingkungan. Hasil bunga yang berasal dari penempatan dana pembinaan yang belum tersalurkan. Sumber dan penggunaan dana PKBL secara akumulasi sampai dengan 31 Desember 2004 yaitu sumber dana sebesar Rp48.660.323.966,00 dan penggunaan dana sebesar Rp48.377.627.686,00 dengan rincian sebagai berikut:
(Rupiah)
No.
Program Sumber Dana: Program Kemitraan Alokasi laba bersih Pengembalian pinjaman Bunga pinjaman Pendapatan bunga bank/jasa giro Penerimaan lain-lain Jumlah Bina Lingkungan Alokasi laba bersih Penerimaan lain-lain Jumlah Jumlah Sumber Dana
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5.
20.904.386.000 21.252.364.227
1.679.113.268 320.166.810 554.695.171 44.710.725.476 3.929.523.000 20.075.490 3.949.598.490 48.660.323.966
1. 2.
17
BPK-RI/AUDITAMA V
Penjelasan Pos-pos Sumber Dana 1. Program Kemitraan a. Sumber dana Program Kemitraan dari bagian laba bersih Rp20.904.386,00 Jumlah dana program PK dari bagian laba tersebut adalah dana Program Kemitraan akumulasi alokasi dana sampai dengan 31 Desember 2004 dengan rincian sebagai berikut: Tahun Pengalokasian Bagian laba bersih s/d 2002 Bagian laba bersih tahun 2003 Jumlah b. Pengembalian pinjaman Jumlah Rp19.816.796.000,00 Rp 1.087.590.000,00 Rp20.904.386.000,00 Rp21.252.364.227,00
Sumber dana pengembalian pinjaman dan bunga merupakan dana dari cicilan mitra binaan. Jumlah tersebut merupakan akumulasi sampai 31 Desember 2004
Hasil Pengembalian Akumulasi Sampai dengan tahun. 2003 Tahun 2004 Total
- Pengembalian pinjaman
16.854.422.353,00
4.397.941.874,00 21.252.364.227,00
c. Bunga pinjaman
Rp1.679.113.268,00
Merupakan pendapatan bunga pinjaman akumulasi sampai dengan 2003 sebesar Rp1.240.909.642,00 dan tahun 2004 sebesar Rp438.203.626,00 d. Pendapatan bunga bank/jasa giro Rp320.166.810,00
Merupakan pendapatan bunga bank/jasa giro akumulasi sampai dengan 2003 sebesar Rp306.047.150,00 dan tahun 2004 sebesar Rp14.119.660,00 e. Penerimaan lain-lain dan tahun 2004 sebesar Rp450.000,00. 2. Bina Lingkungan a. Sumber dana Bina Lingkungan dari bagian laba bersih Rp3.929.523.000,00 Jumlah dana Bina Lingkungan dari bagian laba tersebut adalah dana Bina Lingkungan akumulasi alokasi dana sampai dengan 31 Desember 2004 dengan rincian sebagai berikut: Rp554.695.171,00
18
BPK-RI/AUDITAMA V
Tahun Pengalokasian Bagian laba bersih s/d 2002 Bagian laba bersih tahun 2003 Jumlah b. Penerimaan lain-lain dan tahun 2004 sebesar Rp7.500.640,00. Penjelasan Pos-pos Penggunaan Dana 1. Program Kemitraan a. Penyaluran pinjaman
dengan rincian sebagai berikut:
Rp38.500.192.971,00
Jumlah tersebut merupakan akumulasi penyaluran pinjaman kepada mitra binaan Tahun Penyaluran Penyaluran tahun s/d 2003 Penyaluran tahun 2004 Jumlah b. Hibah Program Kemitraan Jumlah Rp33.091.602.971,00 Rp 5.408.590.000,00 Rp38.500.192.971,00 Rp4.223.668.764,00
Hibah Program Kemitraan merupakan akumulasi penyaluran untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan mencakup bidang teknik produksi, pemasaran dan manajerial dengan rincian sebagai berikut : Hibah tahun s.d 2003 Hibah tahun 2004 Jumlah c. Biaya Operasional sebesar Rp1.729.513.481,00 dan biaya Rp Rp Rp 3.607.600.394,00 616.068.370,00 4.223.668.764,00 Rp1.947.461.881,00 operasional tahun 2004 sebesar
Biaya operasional tersebut merupakan akumulasi biaya operasional s.d 2003 Rp217.948.400,00. 2. Bina Lingkungan a. Penyaluran Rp3.691.209.470,00 Penyaluran tersebut merupakan akumulasi dana yang sudah disalurkan untuk program bina lingkungan s.d 2003 sebesar Rp1.746.839.288,00 dan penyaluran tahun 2004 sebesar Rp1.944.370.182,00
19
BPK-RI/AUDITAMA V
c. Biaya Operasional
Rp15.094.600,00
Biaya operasional tersebut merupakan akumulasi biaya operasional untuk bina lingkungan s.d 2003 sebesar Rp1.145.000,00 dan biaya operasional tahun 2004 sebesar Rp13.949.600,00. 8. Hal-Hal Yang Perlu Mendapat Perhatian a. PT Petrokimia Gresik Belum Membentuk Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Yang Mandiri Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat, perlu ditingkatkan partisipasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya, melalui program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan. Pelaksanaan program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan koperasi diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Untuk mendukung pelaksanakan program pembinaan usaha kecil dan koperasi, Direksi PT Petrokimia Gresik (PT PG) membentuk Badan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil (BPPIK) dengan SK No.205/07/HU.03.03/31/SK/2003 tanggal 22 Juli 2003 tentang Susunan dan Tugas BPPIK. Susunan kepengurusan BPPIK PT PG sesuai dengan pasal 1 SK Direksi tersebut sebagai berikut: 1) Penasehat 2) Dewan Pembina Ketua Wakil Ketua 1 Wakil Ketua 2 3) Pelaksana Ketua Sekretaris Bendahara : Kepala Biro Pengembangan Usaha : Kepala Bagian Pengembangan UKK : Kepala Biro Keuangan : Direktur Teknik : Kepala Kompartemen Pengembangan : Kepala Kompartemen Administrasi Keuangan : Direksi PT PG
20
BPK-RI/AUDITAMA V
Pencatat Pembukuan : Kepala Biro Akuntansi 4) Anggota Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 : Kepala Departemen/Biro secara fungsional terkait : PT Gresik Cipta Sejahtera : Pengelola Lingkungan Industri Kecil Gresik
Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab BPPIK menurut pasal 1, 2 dan 3 adalah melakukan pembinaan dan pengembangan industri kecil dalam bentuk bantuan yang menyangkut aspek teknis dan manajemen yang meliputi: 1) Peningkatan kemampuan manajerial 2) Peningkatan kemampuan dalam ketrampilan teknis produksi 3) Peningkatan kemampuan modal kerja 4) Peningkatan kemampuan pemasaran dan bantuan pemasaran 5) Bantuan penggunaan teknologi terapan 6) Pemberian pinjaman untuk mendapatkan kredit perbankan SK Direksi tentang BPPIK hanya mengatur tentang pelaksanaan program kemitraan. Dasar pelaksanaan bina lingkungan diatur dalam SK Direksi yang berbeda yaitu SK No.097/05/TU.04.02/30/SK/2002 tanggal 15 Mei 2002 tentang Susunan dan Tugas Pelaksanaan Program Bina Lingkungan. Susunan Pelaksana Program Bina Lingkungan sebagai berikut: 1) Ketua 2) Sekretaris 3) Bendahara 5) Anggota Keuangan. Pelaksana utama kegiatan program kemitraan adalah Bagian Pengembangan Usaha Kecil dan Koperasi (UKK) yaitu salah satu Bagian dibawah Biro Pengembangan Usaha. Kegiatan-kegiatan Bagian Pengembangan UKK antara lain mengevaluasi proposal pinjaman, melakukan survai lapangan, memonitor pinjaman, melakukan penagihan dan membuat laporan program kemitraan serta mengkompilasi laporan program kemitraan dengan laporan program bina lingkungan yang dibuat Biro : Sekretaris Perusahaan : Kepala Biro Humas : Kepala Biro Keuangan : Kepala Biro/Departemen Terkait
4) Pencatat Pembukuan : Kepala Biro Akuntansi Pelaksana Program Bina Lingkungan bertanggungjawab kepada Direksi c.q. Direktur
21
BPK-RI/AUDITAMA V
Humas menjadi laporan PKBL. Sedangkan pelaksanaan program bina lingkungan mulai dari penerimaan proposal s.d. pemberian bantuan dan pembuatan laporan dilakukan oleh Biro Humas. Selain mengelola dana program bina lingkungan, Biro Humas juga mengelola anggaran dana pembinaan wilayah yang merupakan beban perusahaan. Selain itu, pengelolaan dana PKBL PT Petrokimia Gresik juga melibatkan Biro Keuangan sebagai Bendahara dan Biro Akuntansi sebagai pencatat pembukuan. Pengelolaan PKBL PT PG seperti diatur dalam SK Direksi Nomor 205/07/HU.03.03/31/SK/2003 tanggal 22 Juli 2003 dan Nomor 097/05/TU.04.02/ 30/SK/2002 tanggal 15 Mei 2002 belum sepenuhnya sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 dan Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003. Pasal 5 butir (a) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 menyatakan BUMN Pembina berkewajiban membentuk unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Sedangkan pasal 1 ayat 6 menyatakan unit PKBL adalah unit organisasi khusus yang mengelola PKBL yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina serta bertanggungjawab langsung kepada Direksi BUMN Pembina. Pembentukan unit khusus PKBL ditegaskan lagi dalam Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Bagian I tentang Pembentukan Unit Khusus antara lain menyatakan: 1) Agar tujuan pelaksanaan PKBL dapat tercapai, dibentuk unit tersendiri yang khusus melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (selanjutnya disebut Unit PKBL) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi perusahaan secara keseluruhan. 2) Unit PKBL bertanggungjawab langsung kepada salah satu anggota Direksi yang ditetapkan dalam rapat Direksi. Direksi PT PG seharusnya membentuk unit khusus yang melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
22
BPK-RI/AUDITAMA V
Pengelolaan PKBL yang melibatkan beberapa unit setingkat Bagian, Biro/Departemen dan Kompartemen mengakibatkan meningkatnya jenjang birokrasi dan diperlukannya koordinasi lebih intensif antara unit-unit yang terkait. Hal tersebut disebabkan Direksi PT PG kurang mematuhi ketentuan dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 dan Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003. PT PG menjelaskan pengelolaan PKBL memang dilakukan oleh dua unit setingkat Biro yang terpisah, Program Kemitraan dikelola oleh Bagian UKK Biro Pengembangan usaha sedangkan Program Bina Lingkungan dikelola oleh Bagian Informasi dan Komunikasi Biro Pengembangan. Direksi PT PG menetapkan pengelolaan program Bina Lingkungan oleh Biro Humas dengan pertimbangan Biro Humas juga bertanggungjawab atas kegiatan pengembangan masyarakat (community development) yang selaras dengan program Bina Lingkungan. Agar pengelolaan kegiatan PKBL lebih efektif maka selanjutnya akan dibentuk unit pengelola PKBL. BPK RI menyarankan agar Direksi PT PG segera membentuk unit khusus PKBL yang mandiri. b. Terdapat pinjaman macet sebesar Rp220.800.000,00 yang memerlukan usaha khusus dalam penagihannya Dari hasil pemeriksaan phisik di lapangan yang dilakukan dari tanggal 27 sampai 31 Desember 2004 ditemukan pinjaman macet sebesar Rp 220.800.000,00 yang proses penagihannya memerlukan usaha khusus. Penerima pinjaman tersebut adalah Yayasan Bina Masyarakat Insan Utama dan M. Anis dengan jumlah tunggakan masing-masing sebesar Rp175.000.000,00 dan Rp45.800.000,00. Penjelasan lebih lanjut tentang kedua penerima pinjaman tersebut sebagai berikut: a. Yayasan Bina Masyarakat Insan Utama Pada tanggal 26 Pebruari 2001, PT Petrokimia Gresik (PT PG) memberikan pinjaman modal kerja sebesar Rp175.000.000,00 kepada Yayasan Bina Masyarakat Insan Utama di Jakarta. Pemberian pinjaman tersebut diikat dengan Surat Perjanjian 005, 007, 009, 011 dan 013/02/TU.04.06/GCS.06/DR/2001 tanggal 26 Pebruari 2001. Pinjaman modal kerja tersebut digunakan untuk usaha
23
BPK-RI/AUDITAMA V
peternakan ayam di tiga tempat di kabupaten Kuningan dan dua tempat di Cirebon dengan jumlah pinjaman masing-masing tempat sebesar Rp35.000.000,00. Pinjaman tersebut seharusnya diangsur setiap bulan mulai tanggal 1 Oktober 2001 dan lunas pada tanggal 1 September 2003. Sampai dengan 31 Desember 2004, Yayasan Bina Masyarakat Insan Utama tidak pernah melakukan pembayaran angsuran. Dari pemeriksaan phisik di lapangan diketahui hanya satu dari lima tempat usaha peternakan ayam yang disebutkan dalam Surat Perjanjian menerima pinjaman sebesar Rp35.000.000,00. Penerima pinjaman tersebut adalah Abdurrakhman Kama yang bertempat tinggal di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Pinjaman tersebut digunakan untuk usaha peternakan ayam sebagaimana disebutkan dalam proposal. Sampai saat dilakukan pemeriksaan, usaha tersebut masih berjalan. Sedangkan empat peternakan ayam lainnya tidak ditemukan tempatnya. Alamat Yayasan di Jalan Cempaka Putih Raya 26 Jakarta sudah tidak ada lagi. Alamat tersebut sekarang digunakan untuk usaha salon kecantikan yang dikelola oleh orang yang tidak ada hubungannya dengan Yayasan tersebut. Nomor telepon yang selama ini dicantumkan sebagai nomor telepon Yayasan adalah nomor telepon rumah pribadi Ketua Yayasan (H. Sulaeman) dan Sekretaris Yayasan (H. Ikhsan Abdullah, S.H./ menantu H. Sulaeman) yang beralamat di Jalan Utan Panjang III nomor 15 dan 15A. b. M. Anis, Berdasarkan Surat Perjanjian No.535/09/TU.04.06/31/SP/2002 tanggal 9 September 2002, PT PG sepakat memberikan bantuan modal kerja usaha penerbitan dan percetakan yang dipimpim oleh M Anis sebesar Rp50.000.000,00. Pinjaman tersebut seharusnya diangsur setiap bulan mulai tanggal 1 April 2002 dan akan lunas pada tanggal 1 Maret 2005. Sampai dengan 31 Desember 2004, M. Anis hanya mengangsur sebanyak dua kali angsuran sehingga sisa pokok pinjaman masih sebesar Rp45.800.000,00. Seharusnya mitra binaan mengangsur pinjaman secara tepat waktu sesuai kesepakatan dalam Surat Perjanjian.
24
BPK-RI/AUDITAMA V
Hal tersebut mengakibatkan PT PG tidak dapat menggunakan dana pinjaman sebesar Rp220.800.000,00 untuk mitra binaan lainnya. Hal tersebut disebabkan Bagian UKK PT PG kurang melakukan penagihan secara intensif. PT PG menjelaskan akan melakukan penagihan lebih intensif sesuai program kegiatan penagihan atas seluruh pinjaman khususnya terhadap pinjaman macet. BPK RI menyarankan agar Bagian UKK PT PG melakukan penagihan dengan cara mendatangi langsung maupun dalam bentuk surat dan memberi peringatan tertulis kepada Ketua dan Sekretaris Yayasan Bina Masyarakat Insan Utama dan kepada M. Anis. c. Pelaksanaan tugas antara bagian UKK PT Petrokimia Gresik dan PT Gresik Cipta Sejahtera belum sepenuhnya sesuai dengan Surat Perjanjian yang berlaku. Dalam melakukan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Koperasi, PT PG melakukan kerjasama dengan PT Gresik Cipta Sejahtera (PT GCS). Kerjasama tersebut diikat dengan Surat Perjanjian antara PT Petrokimia Gresik dengan PT GCS No.0297/04/TU.04.06/31/SP/2003 tanggal 1 April 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Koperasi. Pasal 1 ayat 3 butir b perjanjian tersebut antara lain menyatakan yang berkewajiban melakukan penagihan adalah PT GCS. Untuk menaikkan tingkat pengembalian pinjaman dari mitra binaan, selama ini Bagian UKK masih melaksanakan tugas penagihan kepada mitra binaan. Sesuai dengan Surat Perjanjian seharusnya yang berhak melakukan penagihan ke mitra binaan adalah PT GCS. Tindakan Bagian UKK melakukan penagihan kepada mitra binaan secara langsung melanggar perjanjian yang telah disepakati dan mengakibatkan tumpang tindih penagihan dengan petugas PT GCS. Hal tersebut disebabkan Bagian UKK berkeinginan untuk menaikkan tingkat pengembalian pinjaman. PT PG menjelaskan kegiatan penagihan dalam rangka pengawasan untuk tercapainya tujuan pembinaan dan pengembangan usaha kecil merupakan salah satu hak PT PG dan tidak bertentangan dengan perjanjian.
25
BPK-RI/AUDITAMA V
BPK RI menyarankan agar Direksi PT PG menyempurnakan klausul dalam Surat Perjanjian yang telah dibuat dengan PT GCS khususnya pasal 1 ayat 3 butir b tentang tugas penagihan. d. Pelaksanaan Pemberian Bantuan Program Bina Lingkungan Belum Sepenuhnya Sesuai Dengan Ketentuan SK Menteri BUMN No. S-366/M-MBU/2002 tanggal 6 Mei 2002 dan Keputusan Menteri BUMN No.KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 menyatakan bahwa BUMN wajib melaksanakan Program Bina Lingkungan (BL). Program BL adalah program memperdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Dengan demikian, dana program BL adalah dana Pemerintah untuk masyarakat yang pengelolaannya diserahkan kepada BUMN yang bersangkutan. Untuk mendukung pelaksanakan program BL, Direksi PT PG menetapkan SK Direksi No.097/05/TU.04.02/30/SK/2002 tanggal 15 Mei 2002 tentang Susunan dan Tugas Pelaksanaan Program Bina Lingkungan. Susunan Pelaksana Program Bina Lingkungan sebagai berikut: Ketua Sekretaris Bendahara Anggota Keuangan. Berdasarkan SK Direksi tersebut, unit pelaksana program BL adalah Biro Humas. Selain mengelola dana program BL, Biro Humas juga mengelola anggaran dana pembinaan wilayah yang merupakan beban perusahaan. Selain itu, Manajemen PT PG juga menetapkan PR-28-1045 tanggal 12 Pebruari 2004 tentang Prosedur Pelaksanaan Program Bina Lingkungan. : Sekretaris Perusahaan : Kepala Biro Humas : Kepala Biro Keuangan : Kepala Biro/Departemen Terkait
Pencatat Pembukuan : Kepala Biro Akuntansi Pelaksana Program Bina Lingkungan bertanggungjawab kepada Direksi c.q. Direktur
26
BPK-RI/AUDITAMA V
Dari hasil pemeriksaan terhadap pengelolaan dana program BL tahun buku 2004 diketahui hal-hal berikut: 1) Penyaluran dana BL dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi adalah pelaksanaan kegiatan BL diselenggarakan di PT PG dengan mengundang masyarakat wilayah Gresik. Tujuan cara ini adalah agar penyaluran dana BL dapat dilakukan secara merata. Sedangkan desentralisasi, penyaluran dana program BL dilakukan daerah yang membutuhkan dana BL. 2) Sebagian besar penyaluran desentralisasi didasarkan pada proposal yang diajukan oleh masyarakat. Berdasarkan penelusuran terhadap dokumen penyaluran dana program BL tidak ditemukan satu dokumen pun tentang evaluasi proposal atau survei lapangan untuk menentukan jumlah pemberian dana BL. 3) Obyek BL dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) yaitu bantuan bencana alam, bantuan pendidikan dan atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan sarana-prasarana umum dan bantuan sarana ibadah. Dari penelusuran dokumen pemberian dana BL s.d. bulan November 2004 secara uji petik ditemukan pengeluaran sebesar Rp225.145.000,00 untuk membiayai beberapa kegiatan yang tidak memenuhi kriteria penggunaan dana BL yaitu: a) Bantuan kesehatan berupa bingkisan pasukan kuning (kebersihan) dan sembako untuk masyarakat dalam rangka HUT PT PG masing-masing sebesar Rp48.000.000,00 dan Rp44.730.000,00. b) Bantuan pengembangan sarana-prasarana umum berupa pemberian bantuan peringatan HUT RI ke 59 sebanyak 24 kegiatan senilai Rp31.250.000,00. c) Bantuan sarana ibadah berupa bantuan berkaitan dengan kegiatan haji sebanyak 2 kegiatan senilai Rp46.070.000,00, buka bersama alim ulama sebesar Rp75.000.000,00, bingkisan perangkat desa sebesar Rp8.850.000,00 dan silaturahmi alim ulama sebesar Rp33.195.000,00. d) Bantuan operasional berupa silaturahmi dengan tokoh masyarakat senilai Rp13.050.000,00. Prosedur Pelaksanaan Program BL antara lain menyatakan Biro Humas mengevaluasi proposal yang masuk dan menimbang bobot relevansinya atas penggunaan dana BL. Dalam dipandang perlu Biro Humas bersama dengan Unit Kerja yang terkait dapat melakukan survei dan mengevaluasi kelayakan penyaluran.
27
BPK-RI/AUDITAMA V
Obyek bina lingkungan sudah diatur dengan jelas dalam Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan khususnya Bagian II tentang Bina Lingkungan antara lain menyatakan: 1) Bantuan peningkatan kesehatan berupa renovasi balai pengobatan masyarakat dan bantuan untuk kegiatan yang bersifat kesehatan masyarakat. 2) Bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum berupa rehabilitasi prasarana pendidikan, pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana umum serta pembangunan dan atau rehabilitasi panti asuhan dan panti jompo. 3) Bantuan sarana ibadah berupa bantuan pembangunan/rehabilitasi rumah ibadah, pengadaan perlengkapan ibadah dan bantuan dana untuk menunjang pelaksanaan kegiatan-kegiatan keagamaan. PT PG seharusnya: 1) Melakukan evaluasi untuk menilai kelayakan pemberian bantuan. 2) Berpedoman pada Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 dalam menentukan obyek bantuan dana BL. Hal tersebut mengakibatkan pemberian bantuan BL sebesar Rp225.145.000,00 kurang tepat sasaran. Hal tersebut disebabkan PT PG belum melakukan survai secara memadai dan kurang selektif dalam menentukan obyek penerima dana Program BL. PT PG menjelaskan pemberian bantuan BL tersebut di atas dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Sehubungan dengan pelaksanaan pemberian bantuan masih belum sesuai sasaran dan belum mengikuti ketentuan, maka selanjutnya PT PG akan lebih selektif lagi dalam penggunaan dana program BL. BPK RI menyarankan pengelola Program BL PT PG selalu melakukan evaluasi proposal bantuan BL dan berpedoman pada Surat Edaran Menteri BUMN No.SE.433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 dalam menentukan obyek penerima dana BL.
28
BPK-RI/AUDITAMA V
e. Tindaklanjut pemeriksaan sebelumnya Dalam pemeriksaan tahun buku 2003 terdapat 3 (tiga) temuan yaitu (1) Pencatatan register proposal kurang lengkap, (2) PT GCS melaksanakan kewajiban tidak sepenuhnya sesuai perjanjian dan (3) PT PG kurang melakukan pengawasan terhadap kelompok peternak penggemukan sapi di Bojonegoro. Ketiga temuan tersebut sudah selesai ditindaklanjuti. Sedangkan untuk pemeriksaan tahun buku 2002 masih terdapat 1 ( satu) temuan yang masih dalam proses tindaklanjut yaitu terdapat uang pembinaan kemitraan usaha tani yang belum dibayarkan kepada petani dan masih berada di distributor pupuk PT Himikarta senilai Rp16.575.000,00. Saldo pinjaman tersebut per 31 Desember 2004 sebesar Rp12.475.000,00. PT PG terus mengupayakan penagihannya, terakhir dengan Surat No.2480/08/KU.02.02/27/DR/2004 tanggal 9 Agustus 2004. BPK RI menyarankan agar PT PG segera menindaklanjuti temuan yang masih dalam proses penyelesaian.
29
BPK-RI/AUDITAMA V
Lampiran 1 PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT PETROKIMIA GRESIK LAPORAN AKTIVITAS PROGRAM KEMITRAAN UNTUK TAHUN BUKU YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2004 A. Dana yang tersedia Saldo awal dana, 1 Januari 2004 Alokasi penyisihan laba tahun 2003 Penerimaan pengembalian pokok pinjaman Jumlah dana yang tersedia B. Penggunaan dana Pinjaman : Sektor Industri Rp 1,068,500,000.00 Sektor Perdagangan Rp 2,011,000,000.00 Sektor Pertanian Rp 538,290,000.00 Sektor Peternakan Rp 688,300,000.00 Sektor Perkebunan Rp 0.00 Sektor Perikanan Rp 225,500,000.00 Sektor Jasa Rp 220,000,000.00 Sektor Lain-lain Rp 407,000,000.00 Jumlah pinjaman Pinjaman khusus : Sektor Industri Rp 0.00 Sektor Perdagangan Rp 0.00 Sektor Pertanian Rp 0.00 Sektor Peternakan Rp 0.00 Sektor Perkebunan Rp 0.00 Sektor Perikanan Rp 0.00 Sektor Jasa Rp 250,000,000.00 Sektor Lain-lain Rp 0.00 Jumlah pinjaman khusus Hibah : Jumlah penggunaan dana C. Sisa dana yang tersedia (A-B) D. Pendapatan tahun 2004 : Bunga Pinjaman Rp 438,203,626.00 Jasa Giro Rp 13,554,340.00 Bunga Deposito Rp 565,320.00 Pendapatan lain-lain Rp 450,000.00 E. Beban operasional tahun 2004 : Beban survai Rp 40,671,500.00 Beban monitoring Rp 23,546,000.00 Beban penagihan Rp 39,758,000.00 Beban administrasi Rp 48,635,000.00 Beban Rp 53,679,000.00 Beban lain-lain Rp 11,658,900.00 F. Surplus / Defisit (D-E) G. Saldo akhir dana 31 Desember 2004 (C+F)
Rp 5,158,590,000.00
Rp Rp
Rp
452,773,286.00
Rp
Lampiran 2
Lampiran 3
R Perikanan
2,564,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,564,000,000.00
Perdagangan
5,641,500,000.00 425,000,000.00 0.00 245,000,000.00 250,000,000.00 0.00 6,561,500,000.00
Pertanian
12,261,088,025.00 0.00 4,228,047,500.00 0.00 0.00 0.00 16,489,135,525.00
Peternakan
2,065,900,000.00 0.00 175,000,000.00 0.00 0.00 0.00 2,240,900,000.00
Perkebunan
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jasa
1,904,447,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1,904,447,000.00
Lain-lain
1,280,190,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 407,000,000.00 1,687,190,000.00
Jumlah
32,765,905,471.00 425,000,000.00 4,403,047,500.00 245,000,000.00 254,240,000.00 407,000,000.00 38,500,192,971.00
1. Jawa Timur 2. Jawa Tengah 3. Jawa Barat 4. Bali 5. Nusa Tenggara Barat 6. Lain-lain
Total pinjaman
Lampiran 4 PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT PETROKIMIA GRESIK NERACA PROGRAM KEMITRAAN PER 31 DESEMBER 2004 AKTIVA Aktiva Lancar Kas Rp Bank Rp Piutang Pinjaman Mitra Binaan Rp Revolving Rp 38,100,973,784.00 Cicilan Revolving Rp 21,252,364,227.00 Piutang Net Rp Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap Kendaraan Rp Inventaris Kantor Rp Aktiva Tetap Lainnya Rp Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Piutang Bermasalah Rp Jumlaah Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban Ekuitas Saldo Awal Ekuitas Alokasi Laba Tahun Berjalan Surplus (defisit) Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp Rp 0.00 0.00 Rp 0.00 0.00 39,401,860.00 0.00
16,848,609,557.00 Rp 16,888,011,417.00
Rp Rp Rp