You are on page 1of 16

MAKALAH SOSIOLOGI PROBLEMA SOSIAL DALAM MENGHADAPI

PERUBAHAN SOSIAL ~BUDAYA KONSUMERISME YANG TER1ADI DI


MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL
Disusun Oleh :
1. Dwi Putri Astuti 44209110056
2. Edith Silyani 44209110068
3. Eva Silvani 44209110044
4. Yuliana Andriyani 44209110032
Fikom Public Relation
Universitas Mercu Buana
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang bertema ' Masalah Sosial Dalam Menghadapi Perubahan
Sosial ini dengan baik dan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Adapun maksud
pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk kepedulian kami dalam menyikapi budaya
konsumerisme yang terjadi di masyarakat akibat perubahan sosial.
Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam pembuatan makalah ini kami juga merasa masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk dapt
memotivasi kami dalm pembuatan makalah yang lebih baik di lain waktu. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Jakarta, 19 Juni 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang 4
I.2 Aspek-aspek yang terkait dengan PR 4
II Permasalahan 7
III Teoritis
III.1 Pengertian Perubahan Sosial 8
III.2 Proses Perubahan Sosial 10
III.3 Faktor Pendorong Perubahan 10
III.4 PerspektiI Perubahan Sosial 12
III.5 Dampak / Akibat Perubahan Sosial 13
IV Pembahasan 16
V Kesimpulan dan Saran 22
DaItar Pustaka 26
I.PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
a.Globalisasi Penyebab Perubahan Sosial
Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan dan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam masyarakat memang telah terjadi sejak zaman dahulu.
Seiring berjalannya perubahan waktu, sekarang ini perubahan yang terjadi dalam
masyarakat berjalan sangat cepat sehingga membingungkan manusia yang
menghadapinya. Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu diketahui sebab-
sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam sebab
terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya proses prubahan
masyarakat beserta dengan kebudayaannya dari hal-hal yang bersiIat tradisional ke
modern yang sering disebut dengan istilah modernisasi.Serta akibat dari Globalisasi yaitu
penyeragaman budaya bagi seluruh masyarakat dunia.
proses globaliasi muncul sebagai akibat adanya arus inIormasi dan komunikasi
yang sering online setiap saat dan dapat di jangkau dengan biaya yang relative murah.
sebagai akibatnya adalah masyarakat dunia menjadi satu lingkungan yang seolah-olah
saling berdekatan dan menjadi satu sistem pergaulan dan satu sistem budaya yang sama.
Karena ketidaksiapan manusia-manusia tersebut dalam menghadapi perubahan
sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya menimbulkan adanya problema sosial.
b.Problema Sosial yang muncul akibat Globalisasi
1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya
dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya
yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai
ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola
yang tidak serasi Iungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-
unsur budaya seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi
masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan
timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya yang
mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau Irustasi. Kondisi demikian
dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi
dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola
pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtiI sudah menjadi pola
pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap
dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik
diri dari pergaulan atau bahkan ada yang Irustasi sehingga menimbulkan tindakan
bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-
unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan
berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.
Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran
dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada
masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar
ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin
tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar
minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat.
Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan
keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi
tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag)
oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan
teknologi.
3) Adanya penurunan kualitas Moral(demoralisme)
4) Meningkatnya sikap Egoisme dan materialistic.
5) Timbulnya budaya Konsumerisme.
I.2 ASPEK-ASPEK PERUBAHAN SOSIAL YANG TERKAIT
DENGAN PUBLIC RELATIONS
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sangat erat kaitannya dalam dengan ilmu
komunikasi. Perubahan sosial budaya misalnya dapat terjadi karena beberapa Iaktor, di
antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; Iaktor internal lain seperti
perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konIlik atau revolusi; dan Iaktor
eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh
kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa Iaktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK
yang lambat; siIat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang
tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatiI terhadap hal-hal yang baru;
rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan
ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Sebagai sesorang PR (Public Relations) kita harus mampu memberikan atau
menyampaikan komunikasi / inIormasi yang baik kepada masyarakakat mengenai hal-hal
yang terkait dengan masuknya budaya- budaya asing yang dapat memberikan dampak
terhadap perubahan sosial.
PR juga harus memiliki perencanaan sosial (social planning) yang pada dewasa ini
menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan.
Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang mendalam tentang
bagaimana suatu kebudayaan dapat berkembang dari taraI yang lebih rendah ke taraI
yang lebih maju atau modern.
Pada era modern ini harus diakui bahwa peradaban manusia telah memasuki tahapan
baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan cepat, teknik dan jasa
telekomunikasi yang memanIaatkan spektrum Irekuensi radio dan satelit ini telah
berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan menjadi vital dalam berbagai aspek
kehidupan dan keselamatan bangsa-bangsa di dunia. PemanIaatan jasa satelit tidak
semata-mata untuk usaha hiburan, namun berkembang secara meluas dan digunakan
dalam teknologi pertelevisian, komunikasi, komputer, analisis cuaca, hingga penggunaan
untuk survei sumber daya alam.
Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan suatu gejala yang akan selalu ada dalam masyarakat, karena
masyarakat selalu berubah dalam aspek terkecil sekalipun. Perubahan sosial maupun
perubahan budaya sebenarnya dua konsep yang berbeda tetapi saling berkaitan satu sama
lain, di mana perubahan sosial mengacu pada perubahan struktur sosial dan hubungan
sosial di masyarakat sedangkan perubahan budaya mengacu pada perubahan segi budaya
di masyarakat. Tetapi perubahan pada hubungan sosial akan menimbulkan pula
perubahan pada aspek nilai dan norma yang merupakan bagian dari perubahan budaya.
Terdapat berbagai teori yang dapat menjelaskan Ienomena perubahan sosial di
masyarakat. Tetapi semua teori itu sebenarnya saling mengisi satu sama lain, merupakan
perbaikan ataupun juga memberikan sumbangan yang berarti dalam memahami Ienomena
perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat terjadi karena sebab internal maupun eksternal. Faktor internal
berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam diri masyarakat, sedangkan Iaktor
eksternal mengacu pada sumber perubahan yang berasal dari luar masyarakat.

II.PERMASALAHAN
Modernisasi dan globalisasi sebagai suatu perkembangan baru memunculkan pengaruh-
pengaruh yang menguntungkan maupun merugikan.Pengaruh merugikan inilah yang
selanjutnya menimbulkan problema sosial di masyarakat.
Dalam makalah ini kami akan Iokuskan pada satu problema atau permasalahan yang
terjadi di masyarakat, yaitu Budaya Konsumerisme.Disini akan dibahas Iactor pembentuk
konsumerisme serta dampaknya.Juga mengenai banyaknya pembangunan
pembangunan Mal di Ibukota dan daerah daerah lain yang berimbas pada munculnya
budaya konsumerisme dalam masyarakat kita saat ini.
III. TEORITIS
Sebelum masuk pada pembahasan dari permasalahan sosial, terlebih dahulu kami akan
menjabarkan secara teori mengenai pengertian, Iaktor-Iaktor dan dampak dari perubahan
sosial.
III.1 PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-
unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat secara
sukarela akan dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan,
budaya, dan sistem-sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola
kehidupan, budaya dan sistem-sistem sosial yang baru. Hal-hal penting dalam perubahan sosial
menyangkut aspek-aspek berikut, yaitu: perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku
masyarakat, dan perubahan budaya materi.
Menurut para ahli, perubahan sosial memiliki deIinisi sebagai berikut.
o ingsley Davis mengatakan bahwa Perubahan sosial merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur dan Iungsi masyarakat.
o Mac Iver mengatakan bahwa Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap
keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
o illiam F. Ogburn mengemukakan bahwa Perubahan sosial adalah perubahan yang
mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang
menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material
terhadap unsur-unsur immaterial.
o Cillin dan Cillin mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geograIis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun
karena adanya diIusi ataupun penemuan-penemuan baru (inovasi) dalam
masyarakat.
o $elo $oemardjan mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan segala
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya, nila-
nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Tekanan pada deIinisi tersebut terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai
himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan mana yang kemudian
mempengaruhi segi struktur masyarakat lainnya.
Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan
menjadi dua macam yaitu Iaktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru,
pertentangan dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan Iaktor
penyebab dari luar masyarakat adalah lingkungan Iisik sekitar, peperangan, pengaruh
kebudayaan masyarakat lain.
Menurut $oerjono $oekanto problema atau masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Problem atau masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu
seperti proses perubahan sosial. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
o Menurut Alvin Betrand: awal dari proses perubahan sosial adalah komunikasi yaitu
penyampaian ide, gagasan, nilai, kepercayaan, keyakinan dsb, dari satu pihak ke
pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.
o Menurut David Mc Clelland: dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat
meraih prestasi ( need Ior achievement) yang melanda masyarakat
III. 2 PROSES PERUBAHAN SOSIAL
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap berurutan :
1. Invensi, yaitu proses dimana ide-ide baru diciptakan dan
dikembangkan;
2. DiIusi, yaitu proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke
dalam sistem sosial; dan
3. Konsekwensi, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan
atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat. Karena itu perubahan sosial adalah
akibat komunikasi sosial.
III.3. FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN
Faktor pendorong merupakan alasan yang mendukung terjadinya perubahan.
Menurut Soerjono Soekanto ada sembilan faktor yang mendorong terjadinya
perubahan sosial, yaitu:
1. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.
Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi
dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari
budaya asli maupun budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini
dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu akan memperkaya
kebudayaan yang ada.
2. Sistem pendidikan formal yang maju.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang bisa mengukur tingkat kemajuan
sebuah masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran dan membiasakan
berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan
kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya
memenuhi perkembangan zaman, dan perlu sebuah perubahan atau tidak.
3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
Sebuah hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya.
Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk
mengembangkan diri
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak
pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.
Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang
kreatif.
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
Open stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial
vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat
tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan
sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat
mengembangkan kemampuan dirinya.
6. Penduduk yang heterogen.
Masyarakat heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang
berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan
kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya
perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan
sosial.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
Rasa tidak puas bisa menjadi sebab terjadinya perubahan. Ketidakpuasan
menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan
revolusi untuk mengubahnya.
8. Orientasi ke masa depan
Kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang mengikuti dan
menyesusikan dengan perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa
depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong
terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan
dan tuntutan zaman.
9. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan
hidup.
Usaha merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi
kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang
terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan.
III.4. PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL
Pengelompokkan teori perubahan sosial telah dilakukan oleh Strasser dan Randall.
Perubahan sosial dapat dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan diktator dan
demokrasi, teori perilaku kolektiI, teori inkonsistensi status dan analisis organisasi
sebagai subsistem sosial.
Perspektif Penjelasan Tentang Perubahan
Barrington Moore, teori
kemunculan diktator dan
demokrasi
Teori ini didasarkan pada pengamatan panjang tentang
sejarah pada beberapa negara yang telah mengalami
transIormasi dari basis ekonomi agraria menuju basis
ekonomi industri.
Teori perilaku kolektiI Teori dilandasi pemikiran Moore namun lebih
menekankan pada proses perubahan daripada sumber
perubahan sosial.
Teori inkonsistensi status Teori ini merupakan representasi dari teori psikologi
sosial. Pada teori ini, individu dipandang sebagai suatu
bentuk ketidakkonsistenan antara status individu dan
grop dengan aktivitas atau sikap yang didasarkan pada
perubahan.
Analisis organisasi sebagai
subsistem sosial
Alasan kemunculan teori ini adalah anggapan bahwa
organisasi terutama birokrasi dan organisasi tingkat
lanjut yang kompleks dipandang sebagai hasil
transIormasi sosial yang muncul pada masyarakat
modern. Pada sisi lain, organisasi meningkatkan
hambatan antara sistem sosial dan sistem interaksi.
Modernisasi dan Globalisasi dapat memberikan dampak terhadap Budaya Indonesia, suatu
kemajuan akan menghasilkan dampak positiI dan negatiI. Hal ini harus dapat kalian sadari betul
agar dapat meminimalkan dampak negatiI yang merugikan serta memaksimalkan dampak positiI
yang menguntungkan.

III. 5 DAMPAK / AKIBAT DARI GLOBALISASI
a . Akibat Positif Globalisasi
1) Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa
mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam
kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan
semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula
kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila
dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu
mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa
mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman
Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua,
kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari
Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang dari suku Nias di
Sumatra Utara.
IV. PEMBAHASAN
A,Budaya Konsumerisme
Keadaan masyarakat yang sekarang ini semakin berubah seiring perkembangan zaman
dimana pengaruh dari budaya konsumerisme yang terjadi di masyarakat dengan adanya
perubahan pola pikir dimana masyarakat sekarang terpengaruh adanya budaya yang berkembang
sehingga sebuah substansi yang ada terkalahkan oleh budaya yang ada sebuah substansi yang
seharusnya merupakan tujuan awal dan utama terkalahkan dengan adanya dominasi budaya yang
berkembang di masyarakat. Budaya merupakan hasil dari proses sosial yang dilakukan manusia
tetapi pada kenyataan sekarang ini budaya yang ada menjadi pembentuk diri manusia. Batasan
tipis antara kebutuhan dan keinginan yang menjadikan pemikiran masyarakat sekarang
ini lebih kearah keinginan dan budaya atau mode yang sedang berkembang, proses konsumsi
dari masyarakat sekarang ini tidak tergantung pada substansi kebutuhan tetapi adanya pelekatan
mode serta buadaya yang sedang berkembang dalam masyarakat.
Adanya kelas dalam masyarakat juga dapat dijadikan perkembangan dalam adanya
budaya konsumerisme, adanya kelas sosial memberikan dampak budaya yang seharusnya ada
dalam masing-masing kelas sehingga pelekatan Iashion serta mode yang ada haruslah sesuai
dengan budaya yang berkembang pada masing-masing kelas, sehingga masyarakat kelas atas
ketika mereka membeli barang haruslah ber-merk dan mempunyai kelas sesuai kelasnya. Serta
masyarakat yang berada pada kelas yang lain yang ingin dimasukkan dalam kelasnya haruslah
mengikuti budaya pada kelas yang diinginkan.
Peran media yang merupakan sarana pengkodean merupakan hal yang menjadikan
budaya konsumerisme dapat berkembang, karena adanya iklan yang berkembang pada
masyarakat yang menjadikan orang tidak berIikir secara rasional kebutuhan tetapi berdasarkan
penerimaan pengkodean yang telah ter-Irame dalam pikiran yang diungkapkan sebagai budaya
yang ada dalam masyarakat.
Dampak Konsumerisme
1.Hidup Boros dan Enggan untuk Berbagi
Suatu hari, saya pernah mendengar cerita dari seorang petugas geladak kapal pesiar
mewah yang beroperasi di Hawaii. Ia berujar begini, 'tahu tidak! Orang-orang barat itu serakah
dan suka membuang-buang makanan..! di kapal Pesiar, mereka masing-masing memesan
makanan sampai satu meja penuh. Lalu, makanan tersebut tidak dimakan semuanya, tapi Cuma
dicuil-cuil satu persatu.. sisanya.. dibuang kelaut!!. Menanggapi ceritanya itu, saya langsung
menanggapi, 'ooh.. pantas orang-orang di AIrika kekurangan makanan.. rupanya makanan yang
mereka cari-cari itu terpung-apung di lautan pasiIik!. Kapitalisme dan konsumerisme tidak
pernah peduli pada siapa yang dapat bagian dan siapa yang tidak.
Di televisi dan di acara-acara otomotiI, kita sering melihat anak-anak muda
menghabiskan uang fafan dari orang tuanya untuk melengkapi perlengkapan Multimedia untuk
mobil mewahnya dan tidak lupa irbrush jika mereka mulai bosan dengan warna mobilnya!
Semua itu bisa menghabiskan berjuta-juta. Padahal, disisi lain, ada banyak orang yang untuk
makan saja sudah sulit. Konsumerisme membuat korbannya menjadi hidup sedemikian boros dan
enggan untuk berbagi.
2.Uniformitas dan Alienasi
Dampak yang paling menyeramkan bagi saya adalah UniIormitas dan alienasi. UnIormitas
diambil dari kata uniform yang berarti seragam, sedang uniIormitas itu sendiri adalah membuat
suatu kelompok entah itu masyarakat lokal atau komunitas internasional menjadi sama atau
seragam. Nah, akibat ada penyeragman atau uniIormitas inilah kemudian, mereka yang tidak
sama atau menolak untuk menjadi sama menjadi teralienasi dan dianggap asing dari suatu
kelompok. Konsumerisme secara tidak langsung membuat pola yang kemudian akan mendorong
kita pada uniIormitas. Bahkan Ienomena unIormitas ini sudah terjadi.
Handphone atau Hp misalnya, dulu ketika Hp belum ada atau belum umum, tanpa benda
itu rasanya hidup kita baik-baik saja. Tapi sekarang, di kota seperti Jogjakarta ini, tidak mungkin
rasanya untuk tidak memiliki Hp. UniIormitas tidak terjadi begitu saja, ada prosesnya. Misal
dalam satu kota hidup 1000 anggota masyarakat. Pada awalnya hanya 250 orang saja yang
memiliki Hp di kota tersebut, Hp belum umum dan mereka yang tidak memiliki Hp masih baik-
baik saja dan tidak merasa aneh. Namun pemasaran Hp semakin agresiI. Pemilik Hp berkembang
menjadi 850 orang, jadilah 150 orang yang tidak memilik Hp merasa aneh dan ketinggalan
zaman, rikiplik! Terjadi alienasi. Akhirnya mereka yang 150 itu, terpaksa memasukkan Hp
sebagai daItar kebutuhan baru..! tadaaa!! Terjadilah unIormitas!
V KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN :
1.Gejala perubahan sosial dalam hal ini adalah Globalisasi budaya masyarakat Indonesia
cenderung kearah negative.Ini dapat dilihat dari timbulnya berbagai macam problema social
yang akhir-akhir ini sudah terjadi di lingkungan kita ,termasuk salah satunya adalah
konsumerisme.
2.Bangsa Indonesia harus beranjak dari posisi sebagai konsumen menjadi produsen.Diperlukan
strategi untuk mengkaji kembali secara dinamis nilai-nilai budaya bangsa yang dapat digunakan
sebagai alat untuk menghadapi tantangan masa depan. Patut pula untuk disadari bahwa terdapat
kendala-kendala yang membutuhkan kecermatan yang mendalam dalam proses pewarisan nilai
itu.
3.Perkembangan budaya konsumerisme menguntungkan para pemilik modal dan memanIaatkan
masyarakat yang menjadi objek. Peran kita sebagai generasi muda seharusnya mempunyai
pikiran kritis untuk menyadari adanya hal ini dan menentang budaya tersebut karena
hanya merugikan bagi kita, serta jangan sampai kita menjadi orang (agen) yang mendukung
dan mengembangkan hal tersebut. Budaya konsumerisme telah menjadikan mahasiswa lupa
dengan posisi mereka sebagai intelektual dan menjadikan mereka agen yang terjebak dalam
posisi tersebut.Budaya merupakan bentukan manusia dan dapat dirubah oleh manusia,
kesadaran kritis dan proses transIormasi sosial dapat dilakukan untuk merubah keadaan menjadi
lebih baik
SARAN
Masyarakat harus bersikap positiI dalam menunjukkan bentuk penerimaan terhadap arus
modernisasi dan globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya
menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita lebih
dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima
perubahan dan kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatiI dan selektiI, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka.
Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita harus
memiliki kepekaan (antisipatiI) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi. Kaitannya
dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatiI dapat menunjukkan pengaruh
yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu menilai
pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektiI) pengaruh mana yang baik bagi
kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita
3) AdaptiI, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatiI dan selektiI. Sikap adaptiI
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan
globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersiIat selektiI, artinya memiliki
pengaruh positiI bagi si pelaku.
4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku
manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya sama sekali.
Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus
dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh
meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan salah satu
negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri mereka sebagai
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Anna Yulia Hartati, StaI Pengajar FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang Illustrasi Barma
Wikipedia
http://sosial-budaya.blogspot.com/
Gumgum Gumilar S.Sos., M.Si / Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom

sumber : http://kuliahnyaevaa.blogspot.com/2010/11/makalah-sosiologi-problema-sosial-
dalam.html

You might also like