Professional Documents
Culture Documents
$$
!,8,
$$
!,8,
(1)Curu yang tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam pasal S dan tidak mendapat
pengecualian dari Nenteri Pendidikan Nasional
dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi,
tunjangan fungsional dan maslahat tambahan.
(2) Curu yang terbukti memperoleh penetapan angka kredit
(PAK) dengan cara melawan hukum diberhentikan
sebagai guru dan wajib mengembalikan seluruh
tunjangan profesi, tunjangan fungsional maslahat
tambahan dan penghargaan sebagai guru yang pernah
diterima setelah yang bersangkutan memperoleh dan
mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) tersebut.
(3) Pengaturan sanksi lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Nenteri Pendidikan Nasional
(1)Curu yang tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam pasal S dan tidak mendapat
pengecualian dari Nenteri Pendidikan Nasional
dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi,
tunjangan fungsional dan maslahat tambahan.
(2) Curu yang terbukti memperoleh penetapan angka kredit
(PAK) dengan cara melawan hukum diberhentikan
sebagai guru dan wajib mengembalikan seluruh
tunjangan profesi, tunjangan fungsional maslahat
tambahan dan penghargaan sebagai guru yang pernah
diterima setelah yang bersangkutan memperoleh dan
mempergunakan penetapan angka kredit (PAK) tersebut.
(3) Pengaturan sanksi lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Nenteri Pendidikan Nasional
BAB X! BAB X!! !
KETENTUAN PERAL!HAN KETENTUAN PERAL!HAN
Pasal 38 Pasal 38
BAB X! BAB X!! !
KETENTUAN PERAL!HAN KETENTUAN PERAL!HAN
Pasal 38 Pasal 38
(1)Dengan berlakunya Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi ini, jenjang jabatan fungsional setiap guru
disesuaikan dengan jenjang jabatan fungsional guru
sebagaimana dimaksud pasal 12 Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini.
(2) Penyesuaian jenjang jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
(3)Prestasi kerja yang telah dilakukan guru sampai
dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi ini, dinilai
berdasarkan Keputusan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1333.
(1)Dengan berlakunya Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi ini, jenjang jabatan fungsional setiap guru
disesuaikan dengan jenjang jabatan fungsional guru
sebagaimana dimaksud pasal 12 Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini.
(2) Penyesuaian jenjang jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
(3)Prestasi kerja yang telah dilakukan guru sampai
dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi ini, dinilai
berdasarkan Keputusan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1333.
Pasal 33 Pasal 33 Pasal 33 Pasal 33
(1)Pada saat Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini
ditetapkan, guru yang masih memiliki pangkat
Pengatur Nuda, golongan ruang !!/a sampai pangkat
Pengatur Tingkat !, golongan ruang !!/d
melaksanakan tugas sebagai Curu Pertama dan
penilaian prestasi kerjanya sebagaimana tersebut
dalam Lampiran v Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara ini.
(2)Curu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila
melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan dan kegiatan penunjang tugas guru,
diberikan angka kredit sebagaimana tersebut dalam
Lampiran v Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi ini.
(1)Pada saat Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini
ditetapkan, guru yang masih memiliki pangkat
Pengatur Nuda, golongan ruang !!/a sampai pangkat
Pengatur Tingkat !, golongan ruang !!/d
melaksanakan tugas sebagai Curu Pertama dan
penilaian prestasi kerjanya sebagaimana tersebut
dalam Lampiran v Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara ini.
(2)Curu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila
melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan dan kegiatan penunjang tugas guru,
diberikan angka kredit sebagaimana tersebut dalam
Lampiran v Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi ini.
(3)Curu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
apabila :
a.memperoleh ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v yang
sesuai dengan bidang tugas yang diampu,
disesuaikan dengan jenjang jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) Peraturan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi ini, dan
b.naik pangkat menjadi pangkat Penata Nuda,
golongan ruang !!!/a, disesuaikan dengan jenjang
jabatan/pangkat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini.
(3)Curu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
apabila :
a.memperoleh ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v yang
sesuai dengan bidang tugas yang diampu,
disesuaikan dengan jenjang jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) Peraturan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi ini, dan
b.naik pangkat menjadi pangkat Penata Nuda,
golongan ruang !!!/a, disesuaikan dengan jenjang
jabatan/pangkat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini.
(4)Curu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
jumlah angka kredit kumulatif minimal yang
harus dipenuhi untuk kenaikan jabatan/pangkat
guru untuk:
a. Curu yang berijazah SLTA/Diploma ! adalah
sebagaimana tersebut dalam Lampiran v! Peraturan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini,
b. Curu yang berijazah Diploma !! adalah sebagaimana
tersebut dalam Lampiran v!! Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini,
c. Curu yang berijazah Diploma !!! adalah sebagaimana
tersebut dalam Lampiran v!!! Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini.
(4)Curu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
jumlah angka kredit kumulatif minimal yang
harus dipenuhi untuk kenaikan jabatan/pangkat
guru untuk:
a. Curu yang berijazah SLTA/Diploma ! adalah
sebagaimana tersebut dalam Lampiran v! Peraturan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini,
b. Curu yang berijazah Diploma !! adalah sebagaimana
tersebut dalam Lampiran v!! Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini,
c. Curu yang berijazah Diploma !!! adalah sebagaimana
tersebut dalam Lampiran v!!! Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini.
Pasal Pasal 4400 Pasal Pasal 4400
(1) Pada saat Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini ditetapkan guru yang
memiliki pangkat paling rendah Penata
Nuda, golongan ruang !!!/a dan belum
memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v
yang sesuai dengan bidang tugas yang
diampu, disesuaikan dengan jenjang
jabatan/ pangkat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) dan ayat (3)
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
ini.
(1) Pada saat Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi ini ditetapkan guru yang
memiliki pangkat paling rendah Penata
Nuda, golongan ruang !!!/a dan belum
memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v
yang sesuai dengan bidang tugas yang
diampu, disesuaikan dengan jenjang
jabatan/ pangkat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) dan ayat (3)
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
ini.
(2) Curu sebagaimana dimaksud pada pasal
33 ayat (3) huruf b dan pasal 40 ayat 1,
apabila tidak memperoleh ijazah S1/D!v
yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diampu, kenaikan pangkat setinggi
tingginya adalah Penata Tingkat !, golongan
ruang !!!/d atau pangkat terakhir yang
dimiliki.
(2) Curu sebagaimana dimaksud pada pasal
33 ayat (3) huruf b dan pasal 40 ayat 1,
apabila tidak memperoleh ijazah S1/D!v
yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diampu, kenaikan pangkat setinggi
tingginya adalah Penata Tingkat !, golongan
ruang !!!/d atau pangkat terakhir yang
dimiliki.
Pasal 41 Pasal 41 Pasal 41 Pasal 41
(1) Curu yang berpangkat Pengatur Nuda golongan ruang !!/a
sampai dengan Pengatur Tingkat ! golongan ruang !!/d pada
saat Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB ini berlaku, sampai dengan akhir tahun 201S
belum memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v,
melaksanakan tugas utama guru sebagai Curu Pertama
dengan sistem kenaikan pangkat menggunakan angka kredit
sebagaimana tercantum pada lampiran v Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini.
(2) Curu yang berpangkat Pengatur Nuda golongan ruang !!/a
sampai dengan Pengatur Tingkat ! golongan ruang !!/d pada
saat Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB ini berlaku, sampai dengan akhir tahun 201S
belum memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v, dan belum
mencapai pangkat Penata Nuda golongan ruang !!!/a, tetap
melaksanakan tugas utama Curu sebagai Curu Pertama.
(1) Curu yang berpangkat Pengatur Nuda golongan ruang !!/a
sampai dengan Pengatur Tingkat ! golongan ruang !!/d pada
saat Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB ini berlaku, sampai dengan akhir tahun 201S
belum memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v,
melaksanakan tugas utama guru sebagai Curu Pertama
dengan sistem kenaikan pangkat menggunakan angka kredit
sebagaimana tercantum pada lampiran v Peraturan Nenteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini.
(2) Curu yang berpangkat Pengatur Nuda golongan ruang !!/a
sampai dengan Pengatur Tingkat ! golongan ruang !!/d pada
saat Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB ini berlaku, sampai dengan akhir tahun 201S
belum memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v, dan belum
mencapai pangkat Penata Nuda golongan ruang !!!/a, tetap
melaksanakan tugas utama Curu sebagai Curu Pertama.
(3)Curu yang belum memiliki ijazah Sarjana
(S1)/Diploma !v sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), apabila
memperoleh ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v
yang sesuai dengan bidang tugas yang
diampu, diberikan angka kredit sebesar 6S
(enam puluh lima persen) angka kredit
kumulatif diklat, tugas utama, dan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan
ditambah angka kredit ijazah Sarjana
(S1)/Diploma !v yang sesuai dengan bidang
tugas yang diampu dengan tidak
memperhitungkan angka kredit dari kegiatan
penunjang.
(3)Curu yang belum memiliki ijazah Sarjana
(S1)/Diploma !v sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), apabila
memperoleh ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v
yang sesuai dengan bidang tugas yang
diampu, diberikan angka kredit sebesar 6S
(enam puluh lima persen) angka kredit
kumulatif diklat, tugas utama, dan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan
ditambah angka kredit ijazah Sarjana
(S1)/Diploma !v yang sesuai dengan bidang
tugas yang diampu dengan tidak
memperhitungkan angka kredit dari kegiatan
penunjang.
(4)Curu yang belum memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma
!v yang sudah memiliki pangkat Penata Nuda Tingkat !
golongan ruang !!!/b ke atas, apabila memperoleh
ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v yang sesuai dengan
bidang tugas yang diampu diberikan angka kredit
sebesar 100 dari tugas utama dan pengembangan
keprofesian berkelanjutan ditambah angka kredit ijazah
Sarjana (S1)/Diploma !v yang sesuai dengan bidang
tugas yang diampu, dengan memperhitungkan angka
kredit unsur penunjang sesuai pada lampiran v!!!
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB ini.
(S)Curu yang memperoleh ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v
yang tidak sesuai dengan bidang tugas yang diampu,
diberikan angka kredit sesuai pada lampiran ! Peraturan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
ini.
(4)Curu yang belum memiliki ijazah Sarjana (S1)/Diploma
!v yang sudah memiliki pangkat Penata Nuda Tingkat !
golongan ruang !!!/b ke atas, apabila memperoleh
ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v yang sesuai dengan
bidang tugas yang diampu diberikan angka kredit
sebesar 100 dari tugas utama dan pengembangan
keprofesian berkelanjutan ditambah angka kredit ijazah
Sarjana (S1)/Diploma !v yang sesuai dengan bidang
tugas yang diampu, dengan memperhitungkan angka
kredit unsur penunjang sesuai pada lampiran v!!!
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB ini.
(S)Curu yang memperoleh ijazah Sarjana (S1)/Diploma !v
yang tidak sesuai dengan bidang tugas yang diampu,
diberikan angka kredit sesuai pada lampiran ! Peraturan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
ini.
Pasal 42 Pasal 42
Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
Curu golongan !! adalah sebagai berikut :
a) Kepala kantor Depertemen Agama bagi Curu mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Curu pada
madrasah.
b) Pimpinan unit kerja yang membidangi pendidikan
setingkat eselon !! bagi Curu di luar Departemen
Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.
c) Kepala dinas yang membidangi pendidikan bagi
guru di lingkungan provinsi
d) Kepala Dinas yang membidangi pendidikan bagi
guru di Lingkungan kabupaten/kota
Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
Curu golongan !! adalah sebagai berikut :
a) Kepala kantor Depertemen Agama bagi Curu mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Curu pada
madrasah.
b) Pimpinan unit kerja yang membidangi pendidikan
setingkat eselon !! bagi Curu di luar Departemen
Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.
c) Kepala dinas yang membidangi pendidikan bagi
guru di lingkungan provinsi
d) Kepala Dinas yang membidangi pendidikan bagi
guru di Lingkungan kabupaten/kota
80
Pasal 43 Pasal 43
Dalam menjalankan
kewenangannya, pejabat
berwenang sebagaimana dimaksud
pada Pasal 42 dibantu oleh Tim
Penilai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (2) huruf d, e,
f, dan g.
Dalam menjalankan
kewenangannya, pejabat
berwenang sebagaimana dimaksud
pada Pasal 42 dibantu oleh Tim
Penilai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (2) huruf d, e,
f, dan g.
81
Pasal 44 Pasal 44
Usul penetapan angka kredit Curu golongan !! diajukan oleh:
a. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada Kepala Kantor
Departemen Agama bagi Curu mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Curu pada madrasah.
b. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada pimpinan unit
kerja yang membidangi pendidikan setingkat eselon !! bagi
Curu di instansi di luar Departemen Pendidikan Nasional dan
Depertemen Agama.
c. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada Kepala Dinas yang
membidangi pendidikan di kabupaten/kota bagi Curu di
lingkungan kabupaten/kota.
d. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada Kepala Dinas yang
membidangi pendidikan di provinsi bagi Curu di lingkungan
provinsi.
Usul penetapan angka kredit Curu golongan !! diajukan oleh:
a. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada Kepala Kantor
Departemen Agama bagi Curu mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Curu pada madrasah.
b. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada pimpinan unit
kerja yang membidangi pendidikan setingkat eselon !! bagi
Curu di instansi di luar Departemen Pendidikan Nasional dan
Depertemen Agama.
c. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada Kepala Dinas yang
membidangi pendidikan di kabupaten/kota bagi Curu di
lingkungan kabupaten/kota.
d. Kepala Sekolah yang bersangkutan kepada Kepala Dinas yang
membidangi pendidikan di provinsi bagi Curu di lingkungan
provinsi.
82
BAB X!! BAB X!!! !
KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN PENUTUP
BAB X!! BAB X!!! !
KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4S Pasal 4S
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Nenteri Negara Ketentuan pelaksanaan Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini diatur lebih Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini diatur lebih
lanjut oleh Nenteri Pendidikan Nasional dan Kepala lanjut oleh Nenteri Pendidikan Nasional dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara. Badan Kepegawaian Negara.
Pasal 46 Pasal 46
Dengan berlakunya Peraturan Nenteri Negara Dengan berlakunya Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini, Keputusan Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini, Keputusan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
84/1333 tentang ]abatan Fungsional Curu dan Angka 84/1333 tentang ]abatan Fungsional Curu dan Angka
Kreditnya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Kreditnya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4S Pasal 4S
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Nenteri Negara Ketentuan pelaksanaan Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini diatur lebih Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini diatur lebih
lanjut oleh Nenteri Pendidikan Nasional dan Kepala lanjut oleh Nenteri Pendidikan Nasional dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara. Badan Kepegawaian Negara.
Pasal 46 Pasal 46
Dengan berlakunya Peraturan Nenteri Negara Dengan berlakunya Peraturan Nenteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini, Keputusan Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB ini, Keputusan
Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Nenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
84/1333 tentang ]abatan Fungsional Curu dan Angka 84/1333 tentang ]abatan Fungsional Curu dan Angka
Kreditnya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Kreditnya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 47 Pasal 47
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan RB ini mulai berlaku Aparatur Negara dan RB ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan. pada tanggal ditetapkan.
Pasal 47 Pasal 47
Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan Peraturan Nenteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan RB ini mulai berlaku Aparatur Negara dan RB ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan. pada tanggal ditetapkan.
No
Ketentuan Permenpan dan RB nomor 16 Tahun 2009 tentang
1abatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Mulai Berlaku pada Tanggal
10 Nov 2009
(tgl Penetapan
Permenpan
dan RB)
6 Mei 2010
(tgl Penetapan
SKB)
Berlaku
Efektif
1 1anuari
2013
2015
1
Penilaian kinerja guru dengan menggunakan aspek kualitas,
kuantitas, waktu, dan biaya (Pasal 15 ayat 1)
V
2
Komposisi angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat: >
90 unsur utama & < 10 unsur penunjang (Pasal 16 ayat 1)
V
3
Kewajiban mengumpulkan angka kredit dari unsur
pengembangan profesi berkelanjutan untuk kenaikan
jabatan/pangkat (Pasal 17 ayat 1)
V
4
Guru yang bertugas di daerah terpencil diberikan angka kredit
setara untuk kenaikan pangkat satu kali selama masa karier
(Pasal 18 ayat 1)
V
5
Guru yang berprestasi luar biasa baiknya mendapatkan
penghargaan naik pangkat setingkat lebih tinggi (Pasal 19)
V
6
Pembuatan karya ilmiah secara bersama-sama (Pasal 20 ay 1)
V
7
Penilaian angka kredit guru paling kurang 1 kali dalam
setahun (Pasal 21 ayat 2)
V
8
Dalam hal untuk kenaikan pangkat guru angka kredit
ditetapkan paling kurang 2 kali dalam 1 tahun yaitu 3 bulan
sebelum periode kenaikan pangkat (Pasal 21 ayat 3)
V
KESEPAKATAN ANTARA BKN, KEND!KNAS, KENENAC, DAN NENPAN KESEPAKATAN ANTARA BKN, KEND!KNAS, KENENAC, DAN NENPAN KESEPAKATAN ANTARA BKN, KEND!KNAS, KENENAC, DAN NENPAN KESEPAKATAN ANTARA BKN, KEND!KNAS, KENENAC, DAN NENPAN
9
Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit (Pasal 22)
V V
10
Tim Penilai Pusat, Depag, Kanwil, Kandep, Provinsi, Kabupaten/Kota, Instansi (Pasal 22 ayat
2)
V V
11
Syarat keanggotaan tim penilai harus memiliki sertifikat tanda lulus Diklat
(Pasal 23 ayat 4)
V
12
Pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit (Pasal 27)
V
13
Syarat pengangkatan Guru harus berijazah S1/DIV dan bersertifikat pendidik
(Pasal 30 ayat 1 huruf a)
V V
14
Program Induksi (masa orientasi sebagai calon guru) sebagai syarat pengangkatan guru
(Pasal 31)
V
15
Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan guru harus memiliki pengalaman
paling singkat 2 tahun
(Pasal 32 huruf b)
V
16
Pengangkatan dalam jabatan guru melalui pemindagan, usia paling tinggi 50 tahun
(Pasal 32 huruf c)
V
17
Tidak ada pembebasan/perberhentian karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit
(Pasal 34)
V
18
Pengangkatan kembali guru yang ditugaskan diluar jabatan guru, usia paling tinggi 51 tahun
(Pasal 35 ayat 3)
V
19
Sanksi bagi guru yang tidak memenuhi kewajiban 24 jam mengajar (Pasal 37 ayat 1)
V
20
Sanksi bagi guru yang memperoleh Penetapan angka kredit dengan cara melawan hukum
(Pasal 37 ayat 2)
V
21
Penyesuaian atau Inpassing dalam jenjang jabatan baru (Pasal 38 ayat 1)
V V
22
Kenaikan pangkat guru golongan II dan III yang belum memiliki ijazah S1/DIV paling tinggi
III/d
(Pasal 40)
V
23
Kenaikan pangkat guru golongan IV/a keatas yang belum memiliki ijazah S1/DIV paling tinggi
pangkat terakhir dimiliki (Pasal 40 ayat 2)
V
24
Guru Golongan II yang memperoleh ijazah S1/DIV, angka kredit lama hanya dihitung 65
(Pasal 41 ayat 3)
V
25
Pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit guru Golongan II
(Pasal 44)
V
PERANCKAT PERNENNECPAN
DAN RB 16/2003
PERANCKAT PERNENNECPAN
DAN RB 16/2003
1. SKB NEND!KNAS DAN KA BKN NONOR 03/v/PB/2010
DAN NOOR 14 TAHUN 2010
2. PETUN]UK PELAKSANAAN ]ABATAN FUNCS!ONAL
CURU DAN ANCKA KRED!TNYA (DALAN PROSES)
3. PEDONAN -PEDONAN:
a. Penilaian Kinerja Curu
b. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Pengembangan Diri,
Publikasi !lmiah, dan Karya !novatif)
c. Pelatihan Tim Penilai ]abtan Fungsional Curu
1. SKB NEND!KNAS DAN KA BKN NONOR 03/v/PB/2010
DAN NOOR 14 TAHUN 2010
2. PETUN]UK PELAKSANAAN ]ABATAN FUNCS!ONAL
CURU DAN ANCKA KRED!TNYA (DALAN PROSES)
3. PEDONAN -PEDONAN:
a. Penilaian Kinerja Curu
b. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Pengembangan Diri,
Publikasi !lmiah, dan Karya !novatif)
c. Pelatihan Tim Penilai ]abtan Fungsional Curu
Thoro Is n fromondous sfrongfh fhnf Is growIng
In fho worId fhrough shnrIng fogofhor, rnyIng
fogofhor, sufforIng fogofhor, nnd workIng
fogofhor.
Ada kekuatan yang sangat besar yang
tumbuh di dunia melalui berbagi bersama,
berdoa bersama, menderita bersama, dan
bekerja bersama-sama.