You are on page 1of 6

ANALISIS SISTEM POLITIK[1]

OIeh : Djoko Yuniarto, SE



Pendahuluan
Menurut David Easton Sistem politik adalah sistem terbuka, proses-proses dan struktur
sistem politik tidak bebas dari serangan oleh berbagai pengaruh yang aneh-aneh, dan bahwa ia
tidak harus tidak berdaya dalam menghadapi gangguan-gangguan yang meungkin
menghadangnya. Teori sistem menampilkan pandangan tentang kehidupan politik
sebagai `Responding System`. Ia membentuk seperangkat perilaku lewat mana tindakan positiI
dapat diambil untuk mengatasi pengaruh-pengaruh yang terarah padanya.

elangsungan Sistem
Ciri-ciri sistem-sistem politik yang membedakan dengan sistem sosial lainnya dan juga
sistem mekanik dan biologis, ialah bahwa ia tidak harus tidak berdaya dalam menghadapi
gangguan-gangguan yang meungkin menghadangnya. Karena hakikat tersebut anggota suatu
sistem politik mempunyai keuntungan, tetapi mereka tidak selalu mengambil kesempatan,
menanggapi tekanan yang demikian untuk dapat meyakinkan kelangsungan suatu sistem dari
membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat.
ang merupakan gambaran Ienomena ini adalah bahwa sistem-sistem politik melalui
reaksinya sendiri menanggapi berbagai tekanan sehingga mampu bertahan walau dalam suatu
perubahan dunia yang cepat dan ia menampilkan masalah pokok untuk diselidiki secara
teoritis|2|. Gambaran teori sistem menghadapi berbagai tekanan luar sama halnya dengan
makhluk hidup atau organisme yang mampu menangkal berbagai ganguan penyakit dan virus,
seperti manusia yang memiliki kekebalan dan mekanisme membunuh kuman, bakteri dan virus.
Sumber-sumber Tekanan
Sumber-sumber tekanan sistem politik tidak harus bersiIat sangat dramatis seperti perang-
perang, revolusi, atau trauma sosial lainnya. Sesungguhnya, secara normal semua sumber
tersebut bersiIat prosaik. Sumber-sumber tersebut kemungkinan berasal dari kesatuan yang
konstan, tekanan-tekanan setiap hari dalam kehidupan politik. Tanpa bantuan dari berbagai
kemelut tertentu, nampaknya ia mampu menciptakan tekanan-tekanan serius pada kemampuan
sistem politik untuk tetap bertahan atau pada kemampuan anggota masyarakat untuk meyakinkan
sebuah kerangka untuk membuat dan melaksanakan keputusan yang otoritatiI|3|. David Easton
membagi sumber tekanan itu menjadi dua yaitu sumber-sumber tekanan yang berasar dari
internal dan sumber-sumber tekanan yang berasal dari eksternal. akni tekanan yang berasal dari
lingkungan intara dan ekstra sosial.
Sumber tekanan internal berupa disorganisasi dan pengrusakan, hubungan-hubungan
antara para anggota sistem cenderung menjadi Iokus- bentuk-bentuk antagonisme yang paling
mencolok dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdapat bermacam-macam sarana dalam
mengatasi dan memcahkan masalah tentang bagaimana nilai-nilai langka didistribusikan dan
digunakan.
Sedangkan yang menjadi tekanan eksternal biasanya adalah hal-hal yang luar biasa yang
memaksa masyarakat untuk tidak mampu menyelesaikan kemelut dalam sistem politik, suatu
keadaan yang bila terjadi akan menyebabkan kejatuhan pada masyarakat tersebut secara
keseluruhan. Sistem bisa bertahan bila mampu mengatasi takanan-tekanan yang ada sehingga
terjadi Persistensi sistem itu sendiri.
Model Redaksi Dinamik Sistem politik digambarkan sebagai berikut :









Sistem yang stabil bisa berlangsung dalam dua keadaan yaitu pertama, ia bisa tampil
apabila lingkungannya sendiri tidak menunjukan adanya perubahan. Dalam jangka pendek hal ini
bisa terjadi tetapi tidak dalam jangka panjang. Kedua, suatu sistem bisa tetap utuh apabila dapat
melindungi diri dari setiap tekanan dari lingkungannya, maupun tekanan-takanan internal yang
menghadang struktur dan prosesnya.






Umpan Balik



Sistem
Politik






Tekanan-tekanan bisa juga berasal dari dalam sistem politik itu sendiri, selama hal-hal
yang terjadi dalam suatu sistem membentuk wataknya sebagai sistem interkasi, David Easton
menyebutnya Whitinputs

%anggapan Sistem Politik
Sistem mungkin terbuka terhadap tekanan tuntutan lewat 2 cara, pertama, apabila pihak
yang berwenang dalam sistem tersebut tidak mampu atau mau bersedia menghadapi atau
memenuhi tuntutan-tuntutan anggota dalam proporsi-proporsi tertentu (paling tidak anggota-
anggota politisi yang kuat). Situasi ini dapat menyebabkan kekecewaan dan melahirkan ketidak
puasan para anggota bisa meluap kepada penguasa dan bisa menyebabkan separatisme.
Kegagalan Output sebagai akibat ketidakmauan dan ketidakmampuan memenuhi tuntutan, akan
cenderung mengarah pada munculnya dukungan yang merusak sistem. Selama tuntutan gagal
dipenuhi, ia akan mempunyai akibat-akibat penting terhadap input dukungan.
Disamping itu tuntutan bisa terjadi terlalu banyak dan beragam jenisnya sehingga
menyebabkan konIlik yang berkepanjangan, dan membutuhkan waktu yang panjang untuk
memprosesnya. Dan sistem tidak cukup waktu untuk memperoses segala tuntutan dan
menyebabkan gambaran bahwa input tuntutan yang terlalu berat.


%untutan Masyarakat Sebagai bentuk Demokrasi
Tuntutan masyarakat kepada pemerintah dalam teori sistem merupakan bagian dari sistem
politik, dan diorganisasian oleh keberadaan lembaga-lembaga politik dan kerjasama yang terjalin
di antara mereka, sehingga kemampuan sistem politik dapat dimengerti sebagai kesanggupan
lembaga-lembaga politik itu secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama merancang dan
melakukan langkah-langkah eIektiI yang terus-menerus demi tercapainya tujuan bersama
mereka. Dalam pengorganisasian seperti itu tercakup pula hubungan yang saling mempengaruhi
antara satu lembaga dan lembaga-lembaga yang lain. Dan hasil dari hubungan lembaga dalam
unit sistem politik menghasilkan output.
Dalam kaitan itu, institusi-institusi politik harus melengkapi diri dengan berbagai
perangkat kelembagaan supaya dapat menjalankan peran dan Iungsi masing-masing sebagai
prasyarat bagi bekerjanya sistem politik. Karena itu, kelengkapan kelembagaan institusi-institusi
ini bersiIat kontributiI terhadap kemampuan sistem politik. Output dari kemampuan sistem
politik dapat dilihat dari paling tidak dalam lima hal, yaitu : extratctive capability, regulative
capability, distributive capability, symbolic capability, dan responsive capability.
Dalam sistem politik Indonesia aspirasi masyarakat lazimnya secara prosedur disalurkan
kepada partai politik, namun demokrasi di Indonesia hanya demokrasi prosedural bukan
demokrasi yang signiIikan memperhatikan aspirasi rakyat. Demokrasi di Indonesia hanya ada di
Pemilu dan Pilkada, setelah itu yang ada hanya oligarki politik. Dimana demokrasi hanya
dimainkan hanya oleh segelintir orang. Ditengah arus lingkungan intra sosial yang deras, dan
juga ekstrasosial yang mengglobal dalam kepentingan liberalisasi, sistem politik menjadi tidak
sehat. Terlebih ketika para politisi bisa disuap dengan uang, kebijakan yang dihasilkan tidak
memihak kepada kepentingan rakyat tetapi memihak kepada kepentingan-kepentingan yang
bermain dengan politik uang. Hasilnya pemerintah tidak mampu dalam mengelola kehidupan
masyarakat melalui berbagai peraturan yang mengikat. Tidak mampu membagi dan
mengalokasikan sumber-sumber untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Dan
tidak kemampuan merancang kebijakan dan merespon perubahan sikap, perkembangan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat.




|1| Makalah ini merupakan bahan diskusi yang diambil dari bahan bacaan buku "A Framework For Political Analysis
karangan David Easton (1965) yang diterjemahkan dalam Bahasa ndonesia dengan judul "Analisa Sistem Politik
Bab 6, 7 & 8, diterbitkan oleh Bina Aksara.

|2| David Easton (1965) "Analisa Sistem Politik, Bina Aksara.

You might also like