Professional Documents
Culture Documents
UTILITAS LINGKUNGAN
KELOMPOK:
STUDI KASUS:
1. TAUFAN M 2. MARSUDI W 3. INSANIA EKSATIKA 4. ALPRADITYA MALIK 5. ARDHITA BAGAS 6. AVIADI SUSETYO 7. CANDRA WIRAWAN 8. ETA RETNO W 9. GARDIAN YUSTI N
(L2B 994 189) (L2B 006 051) (L2B 006 041) (L2B 007 005) (L2B 007 009) (L2B 007 014) (L2B 007 018) (L2B 007 022) (L2B 007 026)
10. GURUH DIRGANTORO (L2B 007 030) 11. LILLAHI A 12. MIA HIJRIAH 13. M. NUR DITA N 14. NINDYA KIRANA P 15. NURINA AMAYA 16. PRAMATYA A 17. RAJ. VANIA 18. SEPTIA FARIL 19. SYARIFAH RIETA 20. WIEDIAWATI 21. YUHAN KURNIA P (L2B 007 036) (L2B 007 041) (L2B 007 045) (L2B 007 049) (L2B 007 053) (L2B 007 058) (L2B 007 062) (L2B 007 068) (L2B 007 072) (L2B 007 076) (L2B 007 080) 1
Pembangunan suatu gedung selalu tidak lepas dari masalah konstruksi dan arsitekturnya. Namun ada hal penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan gedung tersebut, yaitu sistem utilitas bangunan dan utilitas lingkungan. Sistem utilitas sangat penting dan harus diterapkan dengan baik dan benar agar bangunan dapat beroperasi dengan baik. Makalah ini berupaya mengulas segala hal yang berkaitan dengan sistem utilitas lingkungan di Masjid Agung Jawa Tengah terutama kondisi sistem utilitas saat ini. Diharapkan setelah selesai membaca membaca makalah ini, para pembaca bisa mengetahui sistem utilitas lingkungan secara umum serta sistem utilitas yang ada di Masjid Agung Jawa Tengah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami senantiasa membuka diri dalam menerima masukan berupa kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Dan kepada seluruh pihak yang turut serta dalam terselesaikannya makalah ini kami sampaikan terima kasih.
Tim Penyusun
2. Jalan
4
(3) Sepeda
Dimensi Sepeda Motor Sumber Data Arsitek Dimensi Sepeda Sumber Data Arsitek
Bidang untuk Pejalan Kaki Sumber Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan, Heinz Frick dan Pujo L Setiawan
10
Belokan Tegak Lurus untuk Kursi Roda Sumber Kepmen 468 tentang Persyaratan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Lebar untuk Berpapasan Kursi Roda Sumber Kepmen 468 tentang Persyaratan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
1. Esensi Jalur yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi penyandang cacat secara mandiri yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak aman, mudah, nyaman dan tanpa hambatan. 2. Persyaratan 1. Permukaan Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak licin. Hindari sambungan atau gundukan pada permukaan, kalaupun terpaksa ada, tingginya harus tidak lebih dari 1,25 cm. Apabila menggunakan karpet, maka bagian tepinya harus dengan konstruksi yang permanen. 2. Kemiringan Kemiringan maksimum 7 dan pada setiap jarak 900 cm diharuskan terdapat bagian yang datar minimal 120 cm. 3. Area istirahat Terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan penyandang cacat dengan menyediakan tempat duduk santai di bagian tepi. 11
Marka utuh
Marka melintang
Marka melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan, seperti pada garis henti di Zebra cross atau di persimpangan
Marka serong
Garis henti
Marka serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak termasuk dalam pengertian marka membujur atau marka melintang, untuk menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas kendaraan.
Marka Cevron
13
Marka panah
Marka tulisan
e. Jembatan penyeberangan Jembatan penyeberangan orang adalah fasilitas jembatan untuk menyeberang jalan yang arus lalu lintasnya tinggi.
f.
Tempat perhentian bus Tempat perhentian bus atau halte bus atau shelter atau stopan bus (dari bahasa Inggrisnya bus stop) adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang bus, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300 sampai 500 m dan di pinggiran kota antara 500 sampai 1000 m. Semakin banyak penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang disediakan. Untuk tempat perhentian yang kecil cukup dilengkapi dengan rambu lalu lintas saja, dan untuk perhentian yang besar bisa dilengkapi dengan atap dan tempat duduk, bahkan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan kios kecil untuk menjual surat kabar, atau rokok.
14
4. PARKIR
PENGERTIAN PARKIR 1. Semua kendaraan tersebut tidak mungkin bergerak terus menerus. Pada suatu saat dia harus berhenti untuk sementara (menurunkan muatan) atau berhenti cukup lama yang disebut parkir (Warpani, 1990) 2. Ruang parkir (parking space) adalah area yang cukup luas untuk menampung satu kendaraan dengan akses yang tidak terbatas (tidak ada blokade) tetapi tetap mencegah adanya ruang untuk manuver kendaraan (Edward, 1992) 3. Akumulasi parkir (parking accumulation) adalah total jumlah kendaraan yang diparkir di dalam areal tertentu pada waktu tertentu (Edward, 1992) 4. Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sekedar bergantung keadaan dan kebutuhannya (Wicaksono, 1989) 5. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara (Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Dirjen 15
JENIS PARKIR Menurut macamnya parkir dibedakan menurut cara penempatannya, yaitu: a. Parkir tepi (on street parking) Parkir tepi jalan adalah jenis parkir yang mengambil tempat di sepanjang badan jalan dengan maupun tidak melebarkan badan jalan untuk fasilitas parkir. Parkir dengan sistem ini dapat ditemui pada kawasan perumahan maupun di pusat kegiatan dan juga di kawasan lama yang pada umumnya tidak siap menampung perkembangan jumlah kendaraan. Parkir tepi ini menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan dekat dengan tempat yang dituju. Tapi idealnya parkir sistem ini harus dihindari, karena akan mengurangi lebar efektif jalan, yang seharusnya diperlukan untuk kendaraan bergerak. b. Parkir di luar jalan (off street parking)
17
Menurut jenis ruang untuk tempat parkir, yaitu: a. Parkir di dalam bangunan (indoor) Direncanakan di dalam bangunan, baik 1 lantai maupun bertingkat/ berlantai banyak. Berupa bangunan-bangunan: penggabungan parkir dengan kantor yang dilayani, penggabungan parkir dengan perbelanjaan yang dilayani, khusus dipergunakan untuk parkir. Di negara-negara barat terdapat juga macam: parkir di dalam core bangunan, dapat pula dipakai untuk bangunan khusus parkir berlantai banyak. Elevator dapat bergerak vertikal ataupun horizontal. b. Parkir di luar bangunan (outdoor) Direncanakan di luar bangunan, dapat berupa: Ruang terbuka di muka atau di belakang bangunan, antara beberapa bangunan yang dilayani, di dalam ruang terbuka khusus untuk parkir, yang terdapat disekitar kawasan pusat kota dan pinggiran kota. Dapat pula di ruang terbuka lingkungan perumahan, dipinggir jalan (parkir tradisional; di negara barat: curb parking), di atap-atap bangunan, yang dapat merupakan pelimpahan dari bangunan khusus parkir, maupun atap bangunan dari penggabungan fungsi bangunan kantor-kantor dan fungsi kantor-perbelanjaan. PENAMPILAN PARKIR Penampilan parkir adalah penting bagi kelancaran dan kenyamanan fungsinya, keindahan dan keamanan tempat parkir sendiri maupun lingkungan setempat, menunjang bentuk kota juga kenyamanan akibat kesehatan lingkungan dan lancarnya pengaturan parkir yang berakibat kelancaran transportasi, serta kejelasan struktur hubungan transportasi kota, dalam kaitan linkage. a. Peletakan Parkir Peletakan mobil di dalam tempat parkir dapat mengambil posisi dengan jalur traffic bersudut 30, 45, 60, 90 derajat. b. Dimensi Parkir 18
kendaraan misalnya tapak di lereng bukit). Penerangan atau lampu, penghijauan, yang berfungsi untuk meneduh kendaraan dan manusia, juga untuk keindahan dan pengurangan polusi udara. Dipilihkan jenis yang fungsional dan tidak merusak konstruksi lantai. Alat pengontrol atau kamera cctv.
Parkir Sudut 45o dari Satu Arah Parkir Paralel pada Jalur Kendaraan Sumber Data Arsitek Parkir dengan Sudut 30o Keluar masuk parkir lebih mudah, namun hanya satu arah. Sumber Data Arsitek Sumber Data Arsitek . Parkir Sudut 60o dari Satu Arah Sumber Data Arsitek
19
c. Peralatan untuk penyediaan air panas d. Peralatan yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan Persyaratan peralatan plumbing : a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan b. Tidak menimbulkan gangguan suara c. Tidak menimbulkan gangguan radiasi d. Tidak merusak perlengkapan bangunan e. Instalasi harus kuat dan bersih (tahan minimal 30 tahun) f. Mudah pemeliharaannya
20
a. JARINGAN AIR BERSIH PAM dan sumur dalam. Sistem distribusi dengan down feed system dengan distribusi air bersih untuk : Kebutuhan domestik (kegiatan lavatory, minurn, masak) Kebutuhan untuk fire protection hydrant dan sprinkler kebutuhan servis atau taman
Menara air
PAM
Meteran Distribusi
Pompa Distribusi
Pompa
Sumur dalam
21
Definisi sistem jaringan air kotor adalah : Air buangan atau limbah adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia. Sewerage System adalah system pengolahan air limbah mulai dari pengumpulan (sewer), pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal). Combined sewer ( sistem tercampur atau kombinasi) adalah system yang direncanakan untuk membawa domestic sewage, industrial waste dan storm sewage (air hujan)
Sistem pengolahan air buangan Pengolahan air buangan meliputi kegiatan antara lain 22
Cara pengolahan air buangan Sistem individual yaitu buangan tinja dari unit WC lansung disalurkan ke dalam lubang penampungan dan diolah/diuraikan secara anaerobic. Sistem komunal, buangan rumah tangga disalurkan ke jaringan sewerage kota dan berakhir pada instalasi pengolahan air buangan, untuk kemudian air yang telah memenuhi syarat di buang ke badan air penerima.
Untuk drainase sebuah taman hanya memakai sistem komunal, yaitu langsung dialirkan ke jaringan sewerage kota dan berakhir pada instalasi pengolahan air buangan. Kondisi hidrologi sendiri dipengaruhi oleh topografi/kemiringan wilayah yang akhirnya membentuk sungai sungai lingkungan. Arah aliran air sungai sungai lingkungan menuju ke arah sungai-sungai yang lebih besar, yang merupakan saluran primer wilayah kota. Pada dasarnya jaringan drainase dimulai dari saluran yang kecil yang berada di kampung menuju ke saluran yang lebih besar yaitu saluran tersier, saluran sekunder, serta saluran primer. Limbah Padat Septictank Peresapan
Limbah
Limbah Cair
Saluran Drainase
Riol Kota 23
Air Hujan
Talang air
Syarat-syarat perancangan jaringan instalasi listrik yang ekonomis antara lain: 1. Fleksibilitas, jaringan harus memberi kemungkinan untuk penambahan beban, tetapi harus dalam batas ekonomis, cadangan tambahan beban yang berlebihan (over design) adalah tidak ekonomis dan merupakan pemborosan. 2. Kepercayaan, jaringan instalasi listrik harus dapat diandalakan dan dapat dipercaya, sebab pembebanan oleh peralatan listrik sering tidak dapat dikontrol. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan-bahan instalasi. Kegagalan-kegagalan peralatan harus dapat diketahui secara dini agar tidak terjadi kecelakaan. 3. Keamanan, jaringan instalasi harus dirancang sesuai peraturan nasional yang berlaku (peraturan umum instalasi listrik) tabung-tabung instalasi harus mudah dicapai dan bebas hambatan/hlangan fisik.
24
25
Peredaman suara Mesin diesel memang mengeuarkan suara yang lebih keras dari motor bensin. Sebabnya adalah karena motor diesel bekerja dengan tekanan pembakaran yang lebih tinggi dan laju kenaikan yang lebih cepat.Faktanya, bila genset dipasang pada jarak 700 m dari bangunan utaman, genset itu akan mengalami kehilangan energi, sementara biaya operasi dan resiko kerusakan jaringan akan semakin besar dan pengendalinta pun akan menjadi lebih sulit. Agar genset dapat diletakkan pada tempat yang tidak terlalu jauh dari bangunan utama, genset dibuatkan bangunan tersendiri untuk meredam suaranya. Agar daya redam ruangan lebih tinggi, ruangan itu dapat dilapisi karpet. Pada konsisi ini genset dapat dpasang pada jarak 200m dibelakang gedung (jarak optimum) sehingga jika listrik PLN mati maka operator dapat dengan cepat menyalahkan gensetnya.
27
30
Sistem penangkal petir model energi froide (elektrostatic field) atau yang terkenal dengan EF. EF Lighting protection system merupakan sistem penangkal petir modern. Ada 2 prinsip yang sangat penting dimiliki oleh EF : 1. Penyaluran arus petir yang sangat kedap atau tertutup terhadap objek sekitar dengan menggunakan terminal menerima dan kabel pernghantar khusus yang memiliki sifat isolasi tegangan tinggi menciptakan elektron bebas awal yang besar sebagai streamer emission pada baguan puncak dari sistem terminal. 2 Penggabungan EF terminal dengan EF carrier yang memiliki isolasi tegangan tinggi memberikan jaminan keamanan terhadap objek yang dilindungi. Sistem penagnkal petir ini terbagi dalam 2 yaitu : EF yang diletakkan di puncak bangunan sebagai penangkal petir dan EF carrier yang masuk ke dalam tanah.
31
1.1 Limbah Padat Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Sampah merupakan jenis limbah padat. Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat dari bahan organik dan atau anorganik, baik benda logam maupun bukan logam yang dapat terbakar maupun tidak dapat terbakar. Sumber sampah sebenarnya dari ecosphere dimana seluruh rangkaian kehidupan berlangsung dari seluruh penjuru kehidupan di bumi ini. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi macam dan besarnya sampah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi macam dan besarnya timbulan sampah adalah: a. b. c. d. e. f. jenis bangunan yang ada, tingkatan aktivitas, iklim dan musim, kepadatan penduduk dan jumlah penduduk, faktor sosial ekonomi, tingkat teknologi
32
Daur ulang Daur ulang adalah suatu proses yang memungkinkan bahwa bahan-bahan yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi, sehingga seolah-olah tidak ada bahan buangan. Bahan organik seperti daun, kayu, kotoran, dan sebagainya dapat dijadikan kompos dengan bantuan mikroorganisme. Sampah yang terdiri dari logam dapat diolah kembali menjadi bahan mentah industri.
d.
Sumber Sampah Sampah sisa kegiatan manusia Sampah hasil kegiatan manusia ini biasanya berupa sampah makanan, kertas, pelastik, dll. Sampah-sampah yang ada merupakan sampah yang organik dan anorganik. Sampah organik seperti sampah makanan, dedaunan, dan lain - lain. Sedangkan sampah anorganik berupa kertas, plastik, logam, kaca dan lain-lain. 33
Sampah KM / WC. Sampah dari KM/ WC berupa kotoran manusia. Sampah jenis ini dikelola di septic tank. Pengelolaan sampah ini pada umumnya adalah dengan pengurasan septic tank jika sudah penuh.
34
35
Septic tank
1.2 Limbah Cair Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia limbah cair adalah air yang membawa sampah (limbah) dari rumah, bisnis & industri.. sedangkan sumbernya bias berasal dari domestic ( permukiman, daerah komersial, perkantoran, tempat rekreasi), maupun industri. Limbah cair domestik bisa langsung dibuang ke saluran pembuangan air karena relatif tidak berbahaya. Akan tetapi alangkah baiknya jika limbah cair domestiik juga dilakukan treatment agar tidak mencemari lingkungan. Sedangkan untuk limbah cair Industri harus melalui treatment khusus karena mngandung zat-zat kimia yang berbahaya. Zat-zat tersebut harus hilang sebelum limbah cair ini dibuang ke saluran drainase. 36
JALAN LINGKUNGAN
TANGGA LINGKUNGAN
RAMP
BANGUNAN
Untuk mencapai kawasan Masjid Agung terdapat 4 alternatif pencapaian, yaitu : 1) 2) 3) 4) Gate 1 (pintu masuk utama) : akses melalui jalan Brigjen Katamso (Majapahit) dan kemudian melalui jalan Gajah Raya. Gate 2 : akses melalui jalan Gajah Raya. Gate 3 : akses melalui jalan arteri Soekarno-Hatta. Gate 4 : akses melalui jalan Kartini.
37
38
Alternatif 2 perletakan halte bus Alternatif 1 Kedua alternative tersebut dipilih karena letaknya yang tidak jauh dari pintu masuk utama kawasan sehingga pengunjung tidak perlu susah payah berjalan jauh menuju kawasan. 39 perletakan halte bus
Tangga lingkungan
42
Dari halaman depan Masjid terdapat ramp di sisi kanan dan kiri tangga. Ramp di buat di kedua sisi untuk mempermudah sirkulasi agar tidak terjadi persimpangan.
Di bagian samping bangunan terdapat ramp dari halaman belakang menuju ke tempat wudhu.
Di bagian depan bangunan terdapat sebuah ramp yang lebar sedangkan di bagian belakang dihubungkan melalui anak tangga dan ramp yang dimensinya lebih kecil. Kekurangannya adalah tidak terdapat
Dari tempat parkir menuju ke plaza dihubungkan oleh dua buah ramp yang terletak di sisi kiri dan kanan plaza. Hanya saja dimensi ramp terlalu kecil dan terlalu panjang tanpa ada bordes. 44
45
PARKIR
Parkir di dalam kawasan Masjid Agung Jawa Tengah dibagi menjadi dua area, Outdoor dan Indoor.Area parkir outdoor dibagi lagi menjadi tujuh wilayah parkir yang tersebar di dalam kawasan. Sedangkan parkir indoor berada di dalam area bangunan (lantai basement) dan parkir VIP.
P5 P6
P7 P1
P4 P3
P2
P2
46
PARKIR OUTDOOR
P1 (area parkir 1)
P1 (area parkir 1) berada di bagian depan kawasan, dapat diakses langsung dari gerbang utama Masjid Agung Jawa Tengah. Luas area parkir ini sekitar 36 x 66m. P1 diperuntukkan untuk kendaraan mobil dengan kapasitas 98 mobil dimana luas peruntukkan bagi satu mobilnya adalah 2 x 5 m. Namun kenyataan di lapangan berbeda dengan perancangan peruntukkan area parkir 1 sebagai area parkir untuk kendaraan mobil karena sepeda motor dapat dengan leluasa parkir di area ini. Area parkir 1 dilengkapi dengan pos penjagaan, namun kurang berfungsi dengan baik. Hal ini merupakan salah satu penyebab mengapa motor dengan leluasa dapat parkir di area ini. selain itu tidak adanya garis batasbatas kendaraan parkir yang jelas yang menandakan tempat ini sebagai area parkir bagi mobil. 47 Sepeda motor yang parkir di area parkir mobil.
Sirkulasi di dalam area parkir 1 Area parkir 1 juga terdapat penghijauan berupa pohon di pembatas antara bagian yang satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk peneduh kendaraan dan manusia, juga untuk keindahan dan pengurangan polusi udara.
48
P2 (area parkir 2) berada di bagian depan kawasan, dapat diakses langsung dari gerbang utama kawasan. Luas area parkir ini 65 x 55m. P2 diperuntukkan untuk kendaraan mobil dengan kapasitas 127 mobil dimana luas peruntukkan bagi satu mobilnya adalah 2 x 5 m. Hal ini belum memenuhi standar yang ditetapkan, lebar mobil bagian depan sekitar 1.70 m dan jika pintunya dibuka maka lebar yang dibutuhkan adalah 1.00 m, totalnya 2.70 m, sedangkan yang tersedia hanya 2 m saja. Namun karena pada area parkir 2 tidak terdapat garis batas kendaraan parkir yang jelas maka kapasitas mobil yang bisa ditampung kurang dari 127 mobil. Ketiadaan garis batas kendaraan parkir yang jelas ini juga dapat menimbulkan kesemrawutan apabila pengunjung yang datang ke kawasan MAJT ramai.
Tidak adanya garis batas parkir yang jelas dapat menimbulkan kesemrawutan. 49
Berada di bagian selatan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Luas area parkir adalah 1244,5 m. P3 diperuntukkan untuk kendaraan motor dengan kapasitas 280 motor dimana luas peruntukkan bagi satu motornya adalah 2 x 1 m. Hal ini juga belum memenuhi standar yang ditetapkan untuk parkir motor, panjang yang dibutuhkan untuk satu buah motor adalah 2.20 m. Di dalam area P3 ini sirkulasi yang diberikan untuk pergerakan motor masuk dan keluar adalah 2m. P3 juga dilengkapi satu pos penjagaan yang juga kurang berfungsi.
Luas area parkir ini 48 x 97m. P4 diperuntukkan untuk kendaraan mobil dengan kapasitas 140 mobil dimana luas peruntukkan bagi satu mobilnya adalah 2 x 5 m. Di dalam area P4 ini sirkulasi yang diberikan untuk pergerakan mobil masuk dan keluar adalah 6 m. P4 juga dilengkapi satu pos penjagaan. Disekitarnya terdapat fasilitas penampung PKL untuk menunjang kebutuhan makanan bagi pengunjung.
51
Area parkir 5 berada di bagian utara kawasan MAJT. Luas area parkir adalah 1023 m. P5 diperuntukkan untuk kendaraan motor dengan kapasitas 262 motor dimana luas peruntukkan bagi satu motornya adalah 2 x 1 m. Di dalam area P5 ini sirkulasi yang diberikan untuk pergerakan motor masuk dan keluar adalah 2m. P5 juga dilengkapi satu pos penjagaan. Elemen penutup tanah yang digunakan berupa paving block agar dapat menyerap dengan baik air di atas permukaan. Pepohonan sebagai peneduh kendaraan.
52
Parkir 6 terletak di bagian utara masjid, letaknya bersebelahan dengan parkir 5. Dapat diakses langsung dari G2 (Gerbang 2 kawasan). Luas area parkir ini sekitar 62 x 88m. P6 diperuntukkan untuk kendaraan mobil dengan kapasitas 220 mobil dimana luas peruntukkan bagi satu mobilnya adalah 2,5 x 5 m. Untuk peruntukkan luasan satu mobil pada area ini telah memenuhi standar yang ada. Di dalam area P6 ini sirkulasi yang diberikan untuk pergerakan mobil masuk dan keluar adalah 5 m. P6 juga dilengkapi satu pos penjagaan. Area parkir 6 telah memiliki garis batas kendaraan parkir yang jelas.
P6 memiliki garis batas kendaraan parkir yang jelas, sehingga dapat mengarahkan pengunjung yang parkir agar lebih tertib.
54
Tikungan jalan, merupakan akses utama untuk pengunjung keluar dari kawasan. 55
PARKIR INDOOR
PARKIR BASEMENT
56
Parkir VIP dapat diakses dari bagian selatan dan utara kawasan. Sistem penarikan retribusi parkir Penarikan retribusi parkir dilakukan oleh petugas parkir yang berada di pintu masuk kawasan. Biaya yang ditarik dari pengunjung, untuk yang membawa kendaraan roda dua (sepeda motor) dikenakan uang sejumlah Rp 500,- dan untuk mobil dikenakan Rp 1000,Kemudian biaya retribusi tersebut akan disetorkan kepada PT.Madani yang kemudian diperuntukkan untuk pengelolaan Masjid Agung Jawa Tengah.
dipompa
disalurkan
dipompa dipompa
dipompa
Menara Air
Seluruh Masjid
59
B. TANKI FILTER
Tanki filter ini digunakan sebagai tempat untuk memasukkan tawas yang berfungsi untuk mengendapkan partikelpartikel yang ada dalam air. Selain itu, pada tangki ini juga dimasukkan kaporit untuk membunuh kuman-kuman yang ada di air. Sehingga saat masuk ke bak penampungan, air sudah dalam kondisi yang bersih. Pipa penyaringan Kran pengontrol
C. TANKI CONTROL
Tangki control ini untuk mengontrol kondisi air tanah yang diambil dari sumur. Namun kondisi air di dalam tangki kontrol sangat kotor dan banyak lumutnya. Sebaiknya tangki ini tertutup agar air hujan tidak ikut bercampur, selain itu kebersihan pada semua tanki harus diperhatikan. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKINIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 60
Di MAJT terdapat 2 buah ground recervoir yang letaknya berdekatan. Ground recervoir 1 letaknya dekat dengan tangki filter. Ground recervoir ini berfungsi untuk menampung air yang dipompa dari sumur yang sudah disaring di tanki filter. Kapasitas ground reservoir ini adalah 75 m3 Ada 2 bak pada ground recervoir ini yang menyambung dengan ground reservoir 2 yang letaknya di dekat power house. Pada salah satu bak ada yang alirannya deras, sedangkan yang lain air di dalamnya tenang. Penutup lubang bisa dibuka dengan mudah, dan pada salah satu lubang ada yang digunakan untuk tempat kran pengontrol. Kondisi lubang masuk ke reservoir sangat kotor dan banyak sarang laba-laba pada dinding lubang. GROUND RECERVOIR 2
61
F. TOWER AIR
Menara air digunakan untuk menyimpan persediaan air bersih sebelum dialirkan ke seluruh kompleks MAJT. Daya tampung menara air ini adlah 10-15 m3.
G. HIDRANT Terdapat banyak hidrant di MAJT yang letaknya tersebar di seluruh kompleks MAJT. Sebagian besar terletak dekat dengan bangunan utama.
62
Pipa penyiraman
Sistem penyiraman tanaman di MAJT menggunakan cara konvensional yaitu dengan selang air. Sumber airnya dari menara air yang dialirkan ke pipa-pipa penyiraman. Dari pipa-pipa disambung dengan selang palstik untuk menjangkau tanaman di sekitarnya.
63
Di MAJT terdapat 5 kolam, yang seluruhnya adalah kolam air mancur. Sumber airnya berasal dari air yang ditampung di menara air . Pada tiap kolam terdapat pompa untuk air mancur. Air
Dikontrol oleh bak pengontrol setempat untuk kolam
mancur hanya difungsikan di saat-saat tertentu Air kolam saja, misalnya pada saat hari besar. Pada harihari biasa, air mancur pada kolam biasanya mati.
Adanya kolam-kolam ini bisa memberikan sedikit kesejukan diantara panasnya kompleks MAJT karena didominasi oleh perkerasan.
Pompa pada kolam
Kolam-kolam ini perlu dikuras secara teratur agar air yang tergenang tidak kotor yang bisa untuk nyamuk. tempat perkembangan jentik-jentik
Air Mancur
64
AIR HUJAN
MASUK KE PIPA-PIPA
RIOL KOTA
Sistem drainase di kompleks MAJT menggunakan sistem drainase tertutup. Dimensi lubangnya 40cmx40cm. Kondisi aliran air cukup baik, namun pada titik-titik tertentu masih ada sampah dan rerumputan yang masuk kedalamnya. Seharusnya jika seluruh sistem tertutup, maka minimal dimensi lubangnya adalah 60cmx60cm, sehingga orang bisa masuk untuk membersihkannya. Namun karena pada kenyataan hanya 40cmx40cm, maka pembersihannya dengan cara menyemprotkan air bertekanan tinggi ke dalamnya.
65
66
Kebutuhan pasokan listrik pada Masjid Agung Jawa Tengah: Suplay dari PLN sebesar 560 Kva atau setara dengan 560.000 watt Biaya yang dikeluarkan oleh pihak Masjid Agung Jawa Tengah untuk pasokan listrik setiap bulannya mencapai 60-65 juta, dengan perincian: 1. biaya beban sebesar Rp. 27 juta 2. biaya pemakaian Power House Pada power house terdapat panel yang terdiri dari: 1. pengaman yaitu MCB dan Thermic 2. Push Breaker, fungsi seperti MCB tapi lebih besar bentuknya 3. Kapasitor Bank berfungsi sebagai: stabiliser (penyeimbang) dan daya kejut 4. Trafo (TR) yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi (1000 v) menjadi tegangan menengah (600 v) kemudian menjadi tegangan rendah (380 v). Tegangan rendai inilah yang kemudian siap dipakai untuk instalasi listrik pada Masjid Agung Jawa Tengah.
Pada kompleks Masjid Agung Jawa Tengah terdapat banyak PTDR (panel distribusi tegangan rendah). PTDR (panel distribusi tegangan rendah) sendiri merupakan panel-panel yang tersebar pada tiap-tiap gedung dan didalamnya terdiri dari MCB yang jumlahnya cukup banyak tergantung pembagian grup daya listrik.
67
UTILITAS LINGKUNGAN MASJID AGUNG JAWA TENGAH 2009 Skema Pengaliran Listrik dari PLN ke Seluruh Instalasi Listrik pada Masjid Agung Jawa Tengah
Listrik PLN
Panel Induk
PTDR 1
Capasitor 1
Genset 1 110 kw
PTDR 2
Capasitor 2
Genset 2 410 kw
PTDR 3
Capasitor 3
Genset 3 410 kw
MDP
MDP
MDP
SDP
SDP
SDP
Keterangan:
: panel distribusi tegangan rendah : main distribution panel (panel induk) : self distribution panel : 60 Kvar dan 200 Kvar : 600 Kvar : 600 Kva JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKINIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 68
69
6 10
70 7
Genset
Ada 3 genset (sebagai cadangan listrik) pada Masjid Agung Jawa Tengah 2 genset 400 kva / unit 1 genset 250 kva / unit, hanya untuk masjid saja Genset- genset ini akan menyalah secara otomatis ketika aliran listrik dari PLN terputus atau dengan kata lain mati lampu. Genset inI menggunakan energi yang bersumber dari bahan bakar solar. Genset yang terdapat pada Masjid Agung Jawa Tengah JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKINIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 71
Petir ditangkap oleh ujung dari penangkal petir kemudian dialiri menuju panel coution dan dilanjutkan ke tanah.
Penangkal petir model ini hanya dapat melindungi dari petir dengan radius 50 m dari penangkal petirnya.
Penangkal petir ini memang yang paling efektif bila digunakan di kompleks MAJT yang berada di daerah terbuka dan intensitas petirnya cukup banyak, namun sebaiknya radius lindungannya diperbesar, karena sebelumnya salah satu menara pernah tersambar petir.
72
SAMPAH ORGANIK
TPS
SAMPAH ANORGANIK
PEMBAKARAN
73
Sampah yang berserakan akibat dari tidak seimbangnya jumlah tempat sampah dengan sampah yang dihasilkan
Kami melihat permasalahan dari sistem pengelolaan dan pengolahan sampah sisa kegiatan manusia di Masjid Agung Jateng ini, yaitu kurangnya jumlah tempat sampah dibanding dengan jumlah sampah yang ada, kurangnya tenaga kebersihan yang membawa dan mengangkut sampah ke TPS, Kapasitas volume bak penampung sampah di TPS tidak seimbang dengan jumlah sampah yang dikumpulkan tiap hari. Kita dapat melihat banyak sampah menumpuk di tempat sampah yang tersedia yang bila dikumpulkan dalam satu hari, jumlahnya akan melampaui kapasitas bak penampung sampah di TPS. Bak penampung itu sendiri tidak didisain khusus untuk menampung sampah. Bak penampung itu merupakan bak truk dari besi (metal). Sampah organik dan anorganik yang tadinya dipisah di beberapa tempat sampah akan dikumpulkan menjadi satu di TPS. Ini sama saja dengan menggunakan satu jenis tempat sampah (tidak dipisahkan).
74
Sampah Pohon
Tempat Sampah
Diangkut menggunakan
gerobak sampah
Sampah Pohon
Tempat Sampah
Diangkut menggunakan
gerobak sampah
Diangkut menggunakan
Sampah Pohon
gerobak sampah
Tempat Sampah
75
77
DIAGRAM SISTEM PEMBUANGAN LIMBAH CAIR YANG BERASAL DARI KM/ WC KM/WC Gorong-gorong Saluran drainase kota
Limbah cair yang berasal dari KM/ WC akan mengalir masuk ke gorong-gorong dan terakhir ditampung di saluran drainae kota tanpa ada treatment khusus.
4.
Rekomendasi Dari analisa yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan di sistem sampah ini. Oleh karena itu dalam menangani sistem sampah
di Masjid Agung Jateng sebaiknya: a. Pembangunan TPS yang digunakan sebagai tempat penampungan sampah sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Dapat diletakan di luar kompleks MAJT.
b. Tempat sampah didesain terlebih dahulu, dibagi menjadi dua yaitu tempat sampah organik dan anorganik. Dua jenis tempat sampah itu di letakan di tempat yang sama. Sehingga hal ini dapat mempermudah pengolahan sampah. Pengolahan sampah organik dilakukan dengan cara penimbunan untuk di jadikan pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik yang berpotensi memiliki nilai ekonomis tinggi dapat didaur ulang atau dijual. c. Pembangunan fasilitas pembakaran sampah yang digunakan untuk sampah anorganik yang tidak berpotensi memiliki nilai ekonomis tinggi. Peletakan TPS 78
DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz, Pujo L Setiawan. 2007. Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan. Kanisius: Yogyakarta
Poerbo, Hartono. 2005. Utilitas Bangunan. Djambatan: Jakarta Prawiro, Ruslan H.,1979, Ekologi Lingkungan Pencemaran, Semarang, Penerbit Satya Wacana.
Setiyo, Agus, dkk. 1994. Sistem Pengolahan Sampah di Kodia Dati II Semarang, dalam Proseding Seminar, Jurusan Arsitektur UNDIP. 6 September 1994.
79