Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK PENULISAN DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA 1BU BERSALIN (INTRANATAL)
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin (intranatal) merupakan bentuk
catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa intranatal,
yakni pada kala I sampai dengan kala IV meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis
kebidanan, pengidentiIikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan
kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan
kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah
sebelumnya.
Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin
(intranatal) antara lain sebagai berikut.
1. Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan pada ibu bersalin adalah sebagai berikut: biodata, data
demograIi, riwayat kesehatan termasuk Iaktor herediter, riwayat menstruasi,
riwayat obstetri dan ginekologi, termasuk masa niIas dan laktasi, riwayat
biopsikososiospiritual, pengetahuan, data pemeriksaan Iisik, pemeriksaan khusus,
dan penunjang seperti labomtorium, radiologi, dan USG.
2. Melakukan interpretasi data dasar
Tahap ini dilakukan dengan melakukan interpretasi data dasar terhadap
kemungkinan diagnosis yang akan ditegakkan dalam batas diagnosis kebidanan
intranatal.
ontoh:
Diagnosis G2PIA0 hamil 39 minggu. Inpartu kala I Iase aktiI Masalah: Wanita
dengan kehamilan tidak diinginkan (KTD) atau takut menghadapi persalinan
3. Melakukan identiIikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya. Langkah ini dilakukan dengan mengidentiIikasi masalah
kemudian merumuskan diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang
sudah tericlentiIikasi pada masa intranatal.
Sebagai ontoh: Ibu A MRS di ruang bersalin dengan pemuaian uterus yang
berlebihan, bidan hares mempertimbangkan kemunginan penyebab pemuaian
uterus yang berlebihan seperti adanya hidramnion, makrosomi, kehamilan Banda,
ibu diabetes atau lainnya, sehingga beberapa diagnosis dan masalah potensial
dapat teridentiIikasi sekaligus mempersiapkan penanganannya.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta
kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien. Sebagai contoh:
ditemukan adanya perdarahan antepartum, adanya distosia bahu atau bayi dengan
APGAR score rendah. Maka tindakan segera yang dilakukan adalah tindakan
sesuai dengan standar proIesi bidan dan apabila perlu tindakan kolaboratiI seperti
adanya preeklampsia berat maka harus segera dikolaborasi ke dokter spesialis
obgin.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang akan dilakukan secara menyeluruh adalah berdasarkan hasil
identiIikasi masalah dan diagnosis serta dari kebutuhan pasien. Secara umum,
rencana asuhan yang menyeluruh pada tahap intranatal adalah sebagai berikut.
Kala I (dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap):
a. Bantulah ibu dalam masa persalinan jika is tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan. aranya dengan memberikan dukungan dan memberikan
motivasi dan berikan inIormasi mqpgenai proses dan kemajuan persalinan
dan dengarkan keluhan-keluhannya, kemudian cobalah untuk lebih sensitiI
terhadap perasaannya.
b. Jika si ibu tampak merasa kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat
diberikan adalah dengan melakukan perubahan posisi, yaitu posisi yang
sesuai dengan keinginan ibu. Namun, jika ibu ingin beristirahat di tempat
tidur, dianjurkan agar posisi tidur miring ke kiri. Sarankan agar ibu
berjalan, ajaklah seseorang untuk menemaninya (suami atau ibunya) untuk
memijat atau mengosok punggungnya atau membasuh wajahnya di antara
kontraksi. Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan
kesanggupan. Ajarkan kepada ibu teknik bernapas dengan cara meminta
ibu untuk menarik napas panjang. menahan napasnya sebentar, kemudian
dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi.
c. Penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan dengan cara
menggunakan penutup atau tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa
sepengetahuan atau seizin ibu.
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi secara
prosedural yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.
e. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah buang air besar atau air kecil.
I. Ibu bersalinbiasanya merasa panas dan banyak mengeluarkan keringat,
maka gunakan kipas angin atau A dalam kamar atau menggunakan kipas
biasa dan menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.
g. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mencegah dehidrasi,
berikan cukup minum.
h. Sarankan ibu untuk buang air kecil sesering mungkin.
Kala III (dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta):
a. Melaksanakan manajemen aktiI kala III meliputi pemberian oksitosin
dengan segera, pengendalian tarikan pada tali pusat,, dan pemijatan uterus
segera setelah plasenta lahir.
b. Jika menggunakan manajemen aktiI dan plasenta belum lahir dalam waktu
15 menit, berikan oksitosin 10 uni (intramuskular).
c. Jika menggunakan manajemen aktiI dan plasenta belum lahi juga dalam
waktu 30 menit, periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi, periksa
adanya tanda pelepasan plasenta, berika oksitosin 10 unit (intramuskular)
dosis ketiga, dan periksa ibu dengan saksama dan jahitsemua robekan
pada servik dan vagina kemudian perbaiki episiotomi.
ONTOH KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN ATONIA UTERI
TERHADAP Ny. S DI RB SAYANG BUNDA
TAHUN 2011
I. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data Tanggal 27 Juli 2011 Pukul. 18.00 WIB.
Data Subyektif
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 33 th Umur : 35 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Melati no.14 Alamat : Jl. Melati no.14
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Ibu hamil anak keenam, usia kehamilan 36 minggu, mengeluh perutnya terasa
mulas dan nyeri punggung menjalar ke perut bagian bawah sejak pukul 12.00 WIB,
serta mengeluarkan lendir bercampur darah.
2. Keluhan sejak kunjungan terakhir
Ibu berkunjung 1 minggu yang lalu, ibu mengalami pegal-pegal dipinggang tetapi
belum merasakan nyeri perut bagian bawah, selain ibu mengeluh sering kencing.
3. Tanda-tanda Persalinan
Ibu datang tanggal 27 Juli 2011 pukul 18.00 WIB. His ada 2 x/menit lamanya 20-
40 detik. Ibu mengatakan nyeri punggung menjalar ke perut bagian bawah.
Pengeluaran pervaginam berupa cairan lendir bercampur darah.
4. Masalah Khusus
Ibu tidak mempunyai masalah atau kelainan yang beresiko atau mempengaruhi
terhadap persalinan.
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Lama haid : 6-7 hari dengan siklus teratur
Banyaknya darah : 3 x ganti pembalut
SiIat darah : encer, tidak menggumpal
Nyeri darah : tidak ada
HPHT : 17-20-2010
TP : 24-07-2011
G.P.A : G6P5A0
6. Riwayat Riwayat kehamilan, persalinan dan niIas yang lalu
No Umur Jk Persalinan BB/TB Penolong Penyulit
1.
2.
3.
4.
5.
10 th
8 th
6 th
4 th
2 h
L
P
P
L
P
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
2900/45
3000/45
3100/43
2800/43
3000/45
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
7. Pemeriksaan Kehamilan
Trimester I : AN sebanyak 1 x di RB, tidak ada keluhan
Palpasi
Mc. Donald : 30 cm
TBJ : (30 11 ) 155
: 18 x 155 2945 gr
Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada Iundus teraba bagian bulat, lunak,
tidak melenting yang berarti bokong.
Leopold II : Perut sebelah kanan ibu teraba paparan panjang dan luas yang
berarti punggung. Pada perut sebelah kiri ibu teraba bagian kecil janin yang
berarti ekstrimitas.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bagian bulat, keras yang berarti
kepala.
Leopold IV : divergen
His : Ada 2x tiap 10 menit, lamanya 20 detik
Perlimaan : 4/5
Auskultasi
Dada : Pada auskultasi paru-paru tidak terdengar ronchi dan wheezing.
DJJ : Terdengar teratur dan kuat dengan Irekuensi 130 x/menit. Punctum
maksimum dibawah pusat sebelah kanan 4.
Perkusi
ReIlek patella positiI ()
. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 8 gr
Urine : Protein (-), Reduksi (-)
D. Pemeriksaan Dalam
a. Vulva/vagina : Blood Show ada
b. Dinding vagina : Teraba rugae, tidak ada benjolan
c. Promontorium : Tidak teraba
d. Portio : Tipis, pembukaan 4 cm
e. Ketuban : ()
I. Presentasi : Kepala
g. Penurunan : Hodge II
II. Analisa Data
1. Diagnosa
G6P5A0 parturien aterm kala 1 Fase AktiI, janin tunggal hidup intrauterine
Dasar:
1. Ibu mengatakan hamil anak keenam, usia kehamilan 36 minggu
2. HPHT : 17 10 2010
3. TP : 24 7 2011
4. Ibu mengatakan perutnya mulas, nyeri pada pinggang menjalar ke perut
bagian bawah.
ObjektiI:
1. Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada Iundus teraba bagian bulat, lunak,
tidak melenting yang berarti bokong.
2. Leopold II : Perut sebelah kanan ibu teraba paparan panjang dan luas
yang berarti punggung. Pada perut sebelah kiri ibu teraba bagian kecil janin
yang berarti ekstrimitas.
3. Leopold III : Bagian terendah janin teraba bagian bulat, keras yang berarti
kepala.
4. Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP.
5. Terdapat 2 bagian besar dan beberapa bagian kecil, punctum maksimal
ditemukan dibawah pusat sebelah kanan 45 . Djj positiI (), Irekuensi
130x/menit, kuat dan teratur.
6. His ada 2x/10 menit lamanya 20 40 menit
7. Pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah.
8. Pada pemeriksaan dalam didapatkan: Portio lunak dan tipis, pembukaan 4 cm,
ketuban (), penurunan kepala hodge II.
2. Masalah
1) Nyeri yang hilang timbul
Dasar:
DS : Ibu mengatakan perutnya mulas dan nyeri perut bagian bawah
menjalar ke pinggang sejak pukul 12.00 WIB.
DO : Ibu parturien kala I Iase aktiI, kontraksi uterus 2x/ 10 menit,
lamanya 20 40 menit
2) emas
Dasar:
DS : Ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinan.
DO : Ibu tampak gelisah dan seperti ingin menangis bila nyeri
timbul.
Ibu dalam parturien kala I, Iase aktiI.
3. His kuat dan teratur
DS : His timbul 2x/10 menit
DO : Ibu mengatakan perutnya sakit.
3) Kebutuhan
a. Persiapan Iisik dan mental mengalami proses persalinan.
b. Pengalihan rasa nyeri.
c. InIormasi tentang kemajuan persalinan.
d. Nutrisi untuk proses persalinan.
e. Penyuluhan cara meneran eIektiI.
IV. Perencanaan
a. Jelaskan pada ibu tentang kondisi saat ini.
Keadaan ibu baik, ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan.
b. Observasi kala I dengan partograI
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (Irekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap
(10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua Iase, yaitu Iase aktiI dan Iase
aktiI. Fase aktiI berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Fase
aktiI dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap atau 10 cm.
c. Anjurkan ibu untuk miring kiri.
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan
melahirkan bayi serta anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk
membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok,
berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri, atau
jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali memperpendek
waktu persalinan, Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan.
d. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan Iisik, dan psikologis ibu serta
persiapan bidan/penolong.
1. Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta
dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
Siapkan ruang bersalin yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara
yang baik dan terlindung dari tiupan angin.
2. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera
ganti peralatan yang hilang atau rusak.
3. Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air)
selama persalinan dan proses kelaihran bayi.
4. Riwayat psikologis : Ibu mengatakan saat ini bahagia dengan kelahiran
bayinya, karena sudah lama menantikannya dan jenis kelamin bayi sesuai
dengan keinginannya.
e. Anjurkan teknik relaksasi
Anjurkan ibu untuk duduk santai, menarik naIas, berendam, mendengarkan
musik.
I. Ajarkan ibu cara meneran eIektiI.
1. Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama
kontraksi.
2. Beritahukan untuk tidak menahan naIas saat meneran.
3. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
4. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk
meneran jika lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan ke dada.
5. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
6. Tidak diperbolehkan untuk mendorong Iundus untuk membantu kelahiran
bayi.
g. Beri ibu dukungan psikologis
Bahwa ibu bisa melewati persalinan ini dengan lancar. Berikan support dan
dampingi ibu dalam persalinan.
h. Siapkan oksigen
Persiapkan oksigen untuk mencegah terjadinya asIeksia pada bayi baru lahir.
i. Pemberian cairan inIus RL dengan 20 tetes/menit.
Pasang inIus menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan RL atau N. InIus 1 L dalam 15 sampai 20 menit. Jika mungkin
inIuskan 2 L dalam waktu satu jam pertama, kemudian turunkan ke 125
cc/jam.
j. Pemberian obat ampicilin 1 mg atau menurut advis dokter
Berikan ampicilin 2 gr atau amoksilin 2 gr per oral.
Pengawasan Kala I
Tgl Wkt
Pemb..
Serviks
Kondisi Ibu Kondisi Janin
TD Pols RR Temp
Obat/cr
yg
diberikan
Kontraksi
uterus/His
Djj
Penurunan
kepala
Ketuban/
penyusupan
27/7/07 18.00 3 cm 110/70 83 20 36H - 2x/10`/20`` 134
x/mnt
4/5 ()/0
18.30
110/70 83 20 36H - 2x/10`/20`` 135
x/mnt
- -
19.00
120/70 80 20 36H - 3x/10`/20`` 134
x/mnt
- -
19.30
110/70 88 24 36H 150 cc 3x/10`/30`` 134
x/mnt
- -
20.00
110/70 90 25 36,3H - 3x/10`/45`` 135
x/mnt
- -
20.30
110/70 92 25 36,5H - 3x/10`/45`` 134
x/mnt
- -
21.00
120/70 92 27 36,8H - 3x/10`/45`` 135
x/mnt
- -
21.30
120/70 92 27 36,8H 80 cc 4x/10`/45`` 134
x/mnt
- -
22.00 6 cm 110/70 90 25 36,8H - 4x/10`/40`` 134
x/mnt
4/5
Kala II tanggal 27 Juni 2011 pukul 02.00 WIB.
S : 1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan merasa seperti BAB.
2. Ibu mengatakan rasa sakit semakin berkurang.
O : 1. Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital:
Tek. Darah : 110/50 mmHg
Respirasi : 22x /menit
ObjektiI :
Ibu memasuki kala II persalinan dengan His yang sudah mulai dirasakan ibu.
3. Kebutuhan
1. Pemantauan kesejahteraan ibu dan janin
2. Pemenuhan nutrisi dan cairan tubuh.
3. Atur posisi yang nyaman, cara dan kapan ibu harus meneran.
4. Berikan rangsangan taktil pada putting susu agar memperkuat kontraksi.
Jika belum berhasil berilah injeksi okatosin 1M.
5. Menolong persalinan dan pemberian asuhan.
P : 1. Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.
2. Observasi Djj.
3. Atur posisi ibu.
4. Berikan rangsangan taktil pada payudara dan injeksi eksitosin bila
kontraksi belum membaik.
5. Bimbingan ibu untuk meneran saat ada his dan diselingi naIas panjang,
meneran seperti ingin BAB.
6. Pastikan kandung kemih ibu tetap kosong.
7. Anjurkan ibu untuk makan dan minum disaat tidak ada his.
8. Lahirkan bayi dengan menolong kelahiran kepala, memeriksa lilitan tali
pusat pada leher bayi, melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya.
9. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 02.50 dengan jenis kelamin laki-laki,
BB: 3200gr, PB: 44 cm, anus ada, tidak ada cacat/kelainan, apgar: 7/10.
10.Setelah bayi lahir segera keringkan bayi, potong dan ikat tali pusat,
bungkus bayi dengan kain kering dan bersih.
11.Periksa abdomen ibu untuk memastikan tidak ada janin berikutnya.
Kala III Tanggal 27 Juli 2011 Pukul 02.50 WIB
Kala IV Tanggal 22 Juli 2011 Pukul 03.00 WIB
S : 1. Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kelahiran anaknya
2. Ibu mengatakan darah banyak keluar atas kelahiran anaknya.
3. Ibu mengeluh badan terasa lemas.
O : 1. Keadaan umum ibu : Lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital:
TD : 110/70 mmHg
Respirasi : 24x /menit
Nadi : 90x /menit
Suhu : 37,2
4. Plasenta lahir spontan dan lengkap pukul 03.00 WIB.
5. Melakukan pemeriksaan jalan lahir, tidak terdapat robekan tetapi adanya
perdarahan, uterus teraba lembek, setelah 15 detik plasenta lahir tidak
berkontraksi.
6. Perdarahan 400 cc
7. Keadaan kandung kemih kosong
8. Tidak terdapat luka jalan lahir.
A : 1. Diagnosa
P6A0 partus spontan pervaginam kala IV dengan atonia uteri.
Dasar:
a. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 02.50 WIB.
b. Plasenta lahir lengkap pukul 03.00 WIB.
Alasan: atoma uteri seringkali bisa diatasi dengan KBI. Jika KBI
tidak berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan tindakan-tindakan
ini.
3. Apabila uterus berkontraksi teruskan KBI selama 3 menit. Dan bila uterus
tidak berkontraksi anjurkan keluarga untuk mulai melakukan Kompresi
Bimanual Eksternal (KBE).
a. Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat diatas
simIisis pubis.
b. Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus
arteri).
c. Letakkan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan
kompresi pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan
uterus diantara kedua tangan tersebut, ini akan membantu uterus
berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus.
4. Berikan injeksi metal ergometrin 0,2 mg secara IM
5. Pasang inIus RL 500 20 unit oksitosin secepat mungkin dan guyur.
6. Berikan ibu makan dan minum untuk mengganti energi yang telah
dikeluarkan saat persalinan.
7. Awasi jumlah perdarahan kala IV.
8. Awasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003