You are on page 1of 14

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat TasawuI
TasawuI merupakan salah satu aspek (esoteris) Islam, sebagai perwujudan dari ihsan
yang berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang hamba dengan
tuhan-Nya. Esensi tasawuI sebenarnya telah ada sejak masa kehidupan rasulullah saw,
namun tasawuI sebagai ilmu keislaman adalah hasil kebudayaan islam sebagaimana ilmu-
ilmu keislaman lainnya seperti Iiqih dan ilmu tauhid. Pada masa rasulullah belum dikenal
istilah tasawuI, yang dikenal pada waktu itu hanyalah sebutan sahabat nabi.
Munculnya istilah tasawuI baru dimulai pada pertengahan abad III Hijriyyah oleh
abu Hasyimal-KuIi (w. 250 H.) dengan meletakkan al-SuIi dibelakang namanya. Dalam
sejarah islam sebelum timbulnya aliran tasawuI, terlebih dahulu muncul aliran :uhud. Aliran
:uhud timbul pada akhir abad I dan permulaan abad II Hijriyyah.
2.2. Metode Pembinaan TasawuI di Zaman Modern
Akhlak tasawuI sebagai suatu ilmu yang sangat berguna dalam rangka membentuk
manusia-manusia yang humanis dengan moral yang luhur memerlukan metode dalam
pembinaannya. Pada hakikatnya ajaran yang disampaikan itu sama, hanya mungkin berbeda
nama dan istilah saja sebagai bungkusnya. Tetapi walaupun demikian hal itu bisa
dinamakan modern kalau boleh dibilang demikian. Paling tidak dari segi waktu atau zaman.
Di antaranya adalah :

1. Metode Menejemen Qolbu

Menejemen Qolbu atau menata hati adalah suatu bimbingan yang bertujuan untuk
menciptakan manusia yang mempunyai hati yang penuh dengan keikhlasan karena
Allah Swt, berpandangan positiI dan kedepan dengan selalu menata hati berdasarkan
keimanan kepada Allah Swt.
K.H. Abdullah Gymnastiar adalah pelopor dari Menejemen Qolbu ini, beliau
dilahirkan di Bandung pada tanggal 29 Januari 1962 dengan mendirikan Pesantren
'Virtual Daarut 1auhid, yang berada di kawasan Gegerkalong Girang, Bandung
Utara.
Aa Gym, demikian panggilan akrab beliau, sempat mengenyam pendidikan di
PAAP UNPAD dan PIKSI-ITB, serta Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani)
Cimahi. Sementara bekal ilmu kepesantrenan diperolehnya sebagai karunia Allah,
dengan 'syariat mendapatkan bimbingan spiritual dari (antara lain) salah seorang
adik kandungnya sendiri (kini almarhum), seorang 805uh (tua, senior) di sebuah
pesantren di Garut, dan K.H. Choer AIIandi (alm.), Pemimpin Pondok Pesantren
Manonjaya, Tasikmalaya. Jadi, tidak sampai sempat nyantri dalam arti sebenarnya
(belajar di pesantren selama bertahun-tahun).
Apa yang diajarkan oleh kiyai yang sedang kondang ini sesungguhnya tidak jauh
beda dengan apa yang telah diajarkan oleh para ulama terdahulu, tetapi kemasan yang
beliau buat membuat orang menilai bahwa hal itu adalah hal yang modern, disertai
dengan gaya penyampaiannya yang ringan dan mudah ditangkap oleh kalangan
masyarakat umum.
Menejemen Qolbu atau menata hati ini dapat dijelaskan secara singkat bagaimana
pandangan Aa Gym, misalkan.
Berangkat dari keluhan Imam SyaIi`i kepada gurunya mengenai hati yang dapat
diterangi oleh ilmu, Aa Gym menjelaskan bahwa ilmu itu tidak akan menerangi hati
yang keruh dan banyak maksiatnya. Karenanya, banyak orang yang rajin mendatangi
majelis-majelis ta`lim dan pengajian, tetapi akhlak dan perilakunya tetap saja buruk.
Padahal kalau hati kita bersih, katanya, ia ibarat gelas yang bersih diisi dengan air
yang bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. Walhasil, bila
menginginkan ilmu yang bisa menjadi ladang amal salih, maka harus diusahakan
ketika menimbanya dengan hati yang selalu dalam keadaan bersih. Hati yang bersih,
lanjutnya, adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan duniawi dan tidak
pernah digunakan untuk menzalimi sesama. Semakin bersih hati, akan semakin
dipekakan pula oleh Allah Swt untuk bisa mendapatkan imu yang bermanIaat dari
manapun ilmu itu datangnya. Di samping itu, akan diberi kesanggupan untuk menolak
segala sesuatu yang akan membawanya kepada kemadlaratan. Sehingga kita akan
memperoleh hati yang selalu bercahaya. Untuk memperoleh hati yang bersih dan
selalu bercahaya ini maka kita harus selalu menata hati, memperindah hati dan
menghidupkan hati nurani dengan cara menjaga pandangan, menjaga lisan,
memelihara perut dan memilih pergaula sehingga kita akan memperoleh hati yang
selamat.
Pada langkah-langkah selanjutnya Aa Gym bukan hanya berkiprah pada
bagaimana menggunakan hati nurani, menejemen hati, untuk membentuk akhlak saja,
tetapi juga pada bagaimana menggunakan hati nurani dalam berbisnis. Bahkan akhir-
akhir ini beliau mendengungkan bagaimana berpolitik dengan hati nurani yang bersih
dan selamat.
Memperhatikan sepak terjang Aa Gym, memang patut diajungkan jempol, karena
dengan memoles dan menampilkan wajah baru dalam pembinaan akhlak tersebut,
kembali diharapkan moral bangsa kita yang sedang mengalami krisis ini mengalami
perbaikan, apalagi ternyata model pembinaan akhlak yang dilakukan oleh Aa Gym
tersebut diterima oleh semua kalangan, bahkan bukan saja oleh umat Islam tetapi juga
di luar Islam itu sendiri. Karenanya dengan berdasar itu kami memasukkan metode
beliau sebagai metode modern. Inilah alasannya.

. Metode Zikir
Metode zikir ini adalah metode yang dikembangkan oleh K.H. AriIin Ilham,
seorang kiyai muda yang mempunyai suara serak sebagai ciri khasnya, melalui majelis
zikirnya di Jakarta.
Tidak berbeda dengan K.H. Abdullah Gymnastiar, apa yang dilakukan oleh K.H.
AriIin Ilham ini sesungguhnya juga sudah dikembangkan oleh para ulama terdahulu,
terutama oleh para ahli tasawuI, suIi. Tetapi Ustadz AriIin, begitu biasanya beliau
dipanggil, berhasil membangkitkan dan menggairahkan kembali zikir yang mulai
ditinggalkan umat ini, dengan metode zikir berjama`ah, walau ada ulama yang kurang
setuju dengan zikir berjama`ah ini, tetap saja beliau diminati oleh umat terutama yang
mulai sadar akan kekeringan hati dan kegundahan jiwanya.

. Metode Nasyid
Metode ini adalah penyampaian pesan-pesan tentang tasawuI lewat syair-syair lagu
nasyid.
Selain warna musik yang kini telah berkembang, syair pun kini merambah pada
persoalan yang lain, bukan hanya melulu berkaitan dengan pembinaan keimanan, akhlak
saja tetapi merambah juga kepada persoalan yang dihadapi khususnya oleh kaum muda
hanya memang di sana tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai agama, inilah yang
membedakan dengan musik dan syair lain.
Tidak dapat dipungkiri kalau manusia sekarang khususnya kaum muda sangat
gemar sekali dengan dunia hiburan, terutama musik, karenanya diperlukan musik alternatiI
yang bermutu dan membina keimanan dan akhlak kaum muda kita, dan salah satunya
adalah nasyid. Itulah alasan kami memasukan nasyid sebagai salah satu metode pembinaan
akhlak tasawuI di zaman modern ini. Apalagi ketika kami perhatikan ternyata ada
perbedaan perilaku antara mereka yang mengkonsumsi nasyid dan yang tidak. Mereka
yang mengkonsumsi nasyid jauh lebih Islami dan berakhlak luhur.

4. Metode Mabit
Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) pertama kali dikenal, ketika ada kegiatan
renungan malam di Masjid Pusdai (Pusat Dakwah Islamiyah) Bandung. Kegiatan mabit ini
dimulai dari sejak waktu Maghrib tiba dengan mengadakan shalat Maghrib berjama`ah,
tadarus al-Qur`an sampai waktu Isya, lalu shalat Isya berjama`ah, yang setelahnya diadakan
diskusi, bedah buku atau ceramah sampai pertengahan malam, dan istirahat/tidur. Pada
sepertiga terakhir para jama`ah dibangunkan untuk shalat malam, tahajud diselingi dengan
renungan. Pada saat-saat renungan itulah dirasakan adanya pembinaan akhlak dengan
masuk melalui maqam taubat, bahkan dengan renungan seperti itulah dirasakan lebih
menyentuh hati dan menggugah ghirah keIslaman kita. Inilah alasan mengapa metode
mabit ini dimasukkan sebagai salah satu metode pembinaan akhlak tasawuI di zaman
modern ini.



. Metode Harakah
Metode harakah yang kami masukkan ke dalam pembinaan akhlak tasawuI adalah
Jama`ah Tabligh, karena pada saat ini Jama`ah Tabligh-lah yang kami rasa lebih dekat
kepada akhlak tasawuI yang dimaksudkan di sini dibandingkan dengan yang lain terutama
harakah yang muncul baru-baru ini.
Syaikh Abu Bakar Jabir bin Ali al-Jazairy menjelaskan tumbuhnya Jama`ah ini,
katanya, pada periode ketiga dari abad ke 13 H, di Delhi, ibu kota India, dengan
pertolongan Allah Swt tumbuhlah Jama`ah Tabligh melalui usaha Syaikh Muhammad Ilyas
bin Muhammad Ismail al-Kandahlawy didorong oleh apa yang telah menimpa umat Islam
di sebagian besar negeri-negeri mereka berupa kebodohan, keIasikan, kerusakan dan lain
sebagainya. Keadaan di mana umat Islam benar-benar meniru (tingkah laku) jahiliyah yang
pertama. bahkan di banyak negeri peniruan mereka hampir-hampir sempurna. Sungguh ini
adalah kerusakan dalam aqidah, kebodohan tentang ibadah, kesesatan Iikiran dan penyakit
jiwa, di negeri-negeri Islam, karena tertimpa kebodohan tentang Islam dan syari`atnya,
kembali kepada penyembahan berhala Hindu dengan harapan dapat menyelamatkan siapa
yang Allah kehendaki dari kebodohan tentang Islam dan syari`at-syari`atnya, sehingga ia
mengetahui, beramal dan selamat, serta mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan. Sebab
tidak ada keselamatan, kesempurnaan dan kebahagiaan tanpa ilmu tentang Islam dan
syari`at-syari`atnya baik lahir maupun batin.
selanjutnya Syaikh Abu Bakar Jabir bin Ali al-Jazairy menjelaskan metode yang
digunakan oleh jama`ah ini yang memuat enam materi dan disebut dengan enam siIat,
yaitu:

a. Mewujudkan hakikat syahadat. Yakni dengan beribadah kepada Allah Swt sesuai
dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah Saw, yang berupa amalan-amalan ibadah,
macam-macam ketaatan dan taqarrub.
b. Shalat yang khusyu dan khudlu. Yakni menegakkan shalat, dengan
menyempurnakan rukun-rukun dan wajib-wajibnya. Kekhusyu`an sangat
ditekankan untuk menjadikannya pencegah perbuatan keji dan mungkar. Banyak
orang, shalat mereka tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar karena
ketiadaan khusyu dan khudlu didalamnya.
c. Ilmu yang disertai dengan zikir. Yakni mempelajari ilmu yang diperlukan dan
beramal dengannya. Itulah yang dimaksud dengan zikir. Beramal dengan ilmu
adalah zikir dan beramal tanpa ilmu adalah penyimpangan dan kelengahan. Kita
berlindung kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanIaat dan doa yang tidak
dikabulkan.
d. Memuliakan saudara Muslim. maksudnya adalah mengembalikan harga diri saudara
muslim yang telah hilang sejak lama, dimana seorang muslim menjadi musuh
kepada saudaranya. Ia (tega) memukul badan saudaranya, menyesakkan naIasnya,
merampas hartanya, menjatuhkan kehormatannya. Ia menzinahi ibunya,
saudaranya, bibinya. Dan ini terjadi di negeri muslim. memuliakan saudara muslim
adalah menghormatinya dan mengangkat harga dirinya. Hal ini adalah dengan
menolak/menjauhkan gangguan dari padanya dan mempersembahkan kebaikan
kepadanya sesuai dengan kemampuan kita sebagai manusia. Kaum muslimin telah
benar-benar kehilangan kehormatan ini semenjak lama, kecuali yang masih tersisa
sedikit dan sangat jarang, sesuatu yang jarang tidak layak untuk diperhitungkan.
e. Mengoreksi niat. Maksudnya adalah hendaklah seorang muslim meniatkan seluruh
amalnya untuk mendapatkan ridlo Allah Swt. Itulah keikhlasan yang disebutkan
dalam al-Qur`an dan ditegaskan oleh sunnah Rasulullah Saw.
I. Da`wah ilallah dan keluar di jalan Allah. maksud dari da`wah ilallah adalah
menda`wah manusia kepada iman kepada Allah, dan beramal dengan mentaati
Allah dan Rasul-Nya yang perintah-perintahnya tertera jelas dalam al-Qur`an dan
al-Sunnah agar seorang hamba menjadi sempurna dan bahagia di dunia dan di
akhirat.
Setelah mereka membangun metode ini, memastikan kelayakannya dan menyelidiki
daya gunanya, mereka mencari jalan untuk menerapkan dan melaksanakannya. Sehingga
metode tersebut dari bentuk dan teori terwujud menjadi penerapan dan amal. Yakni dengan
jalan :

1. Masjid sebagai pusat utama da`wah.
Dalam rangka taat kepada pemimpin para da`i, Muhammad Saw yang begitu
sampai di kampung Bani AuI, di Quba langsung membangun Masjid Quba untuk
(kepentingan) da`wah. Dan begitu unta beliau berhenti pada suatu tempat, di kampung
Bani Najjar, beliau langsung merancang dan membangun masjid untuk kepentingan
da`wah. Maka jama`ah ini menjadikan masjid sebagai pusat da`wah mereka. Dari
masjid ke masjid. Masjid yang dijadikan pusat da`wah mereka adalah Masjid al-Nur
untuk menimbulkan opotimisme dalam diri. Nama ini sangat sesuai dengan
kenyataannya.
Masjid-masjid dalam Islam adalah pusat-pusat cahaya dan penerangan. Karena
disanalah dipelajari ilmu, disucikannya ruh dengan ibadah-ibadah baik berupa shalat,
zikrullah, do`a, tilawat al-Qur`an dan lain sebagainya. Di dalamnya didapatkan adab-
adab dan pendidikan akhlak. Dengan demikian masjid akan senantiasa membimbing
seseorang kepada siIat-siIat tidak banyak bicara, perangai yang baik, kesucian rohani,
serta kebersihan badan dan pakaian sekaligus. Di masjidlah para mubaligh berkumpul
pada malam libur setiap minggu. Mereka menginap di sana dengan meninggalkan
tempat-tempat tidur mereka, istri-istri mereka dan anak-anak mereka di rumah, agar
lebih dapat berkonsentrasi dalam beribadah dan bertaqarrub kepada Allah, di mana di
lain pihak orang-orang lengah pada malam itu menggunakannya untuk permainan-
permainan batil. Mereka hanya tidur setelah mendekatnya waktu Subuh dan terus tidur
sehingga siang hari dengan tanpa shalat dan zikir.
Pada malam i`tikaI mereka di masjid itu salah seorang yang memiliki kelayakan
menyampaikan nasihat, mengingatkan kewajiban-kewajibban mereka dan meminta
supaya mereka berkorban di jalan Allah beberapa waktu. Caranya adalah dengan
mencatatkan nama-nama mereka dalam daItar orang-orang yang akan keluar di jalan
Allah untuk berda`wah terhadap orang-orang yang lengah dan berpaling dari zikrullah
dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Supaya Allah memberikan hidayah kepada
siapa yang dikehendaki dengan sebab usaha mereka. Dalam hal ini mereka memandang
kepada sabda Rasulullah Saw :

-' ~ = ~ = - = ' ~ =' ` = = -' , ~+ - `
5abila llah m0mb0rikan hidayah k05ada 80804rang d0ngan 80bab 0ngkau,
itu l0bih baik dari 5ada 0ngkau m0nda5atkan unta m0rah`.
Sesudah shalat Subuh seseorang yang memiliki kemampuan, karena pengalaman
prakteknya yang lama dalam da`wah, menyampaikan petunjuk-petunjuk kerja da`wah
kepada orang-orang yang telah mendaItarkan diri untuk keluar di jalan Allah sesuai
dengan kesiapan waktu-waktu mereka, sebab di antara mereka ada yang mendaItarkan
diri untuk keluar di jalan Allah satu hari dan ada yang lebih. Petunjuk kerja da`wah
yang disampaikan ini mereka namakan 'hidayah yang berarti kesungguhan niat dan
kesediaan untuk terikat dengan adab-adab da`wah dalam perjalanan, diam di masjid,
menjalin persahabatan yang baik dan benar-benar taat kepada Amir/ketua rombongan
dari sejak berangkat hingga kembali. Sesudah selesai penyampaian hidayah, masing-
masing rombongan berkumpul dengan amir mereka. Amir memberikan pesan-pesan
supaya semua anggota rombongan sabar, taat dan memiliki niat yang baik. Kemudian
amir mengumpulkan ongkos/biaya mereka. Biaya ini hanyalah biaya keberkahan dan
tidak dilihat dari jumlahnya. Ini karena siIat zuhud menyertai nilai ongkos yang sangat
minim itu. Amir kemudian menunjuk dua orang untuk mengusahakan alat transportasi.
Pada saat menaiki kendaraan dalam perjalanan mereka selalu membaca doa-doa saIar,
mempelajari ayat-ayat yang mudah dari al-Qur`an, hadis-hadis tentang adab dan akhlak
dan lain sebagainya. Apabila sampai di kota atau kampung tujuan, mereka segera
menuju ke masjid. Sesudah shalat tahiyyat masjid, mereka berkumpul untuk
bermusyawarah dalam rangka mengatur kerja-kerja da`wah selama 24 jam (dari pagi
hari sampai pagi hari berikutnya). Kerja-kerja da`wah mencakup hal-hal berikut ini :
a. Menyiapkan konsumsi dengan ditunjuk dua atau tiga orang.
b. Mengatur waktu untuk mengunjungi imam masjid, kantor polisi, aparat pemerintah
baik kepala desa, camat dan lain-lain, tokoh masyarakat. Mereka menginginkan
dengan kunjungan-kunjungan ini timbulnya kasih sayang dan kesatuan hati serta
untuk menghilangkan keragu-raguan, sekaligus melaksanakan kewajiban untuk
hormat kepada para penanggung jawab (masyarakat).
c. Pengenalan rombongan kepada mushollin/jama`ah masjid dilakukan setelah shalat
zuhur. Mereka mengenalkan diri bahwa mereka adalah saudara-saudara muslimin
yang terikat oleh persaudaraan Islam. mereka datang bukan untuk mencari
keuntungan dunia, tetapi semata-mata karena ingin mengunjungi kaum muslimin,
berkenalan dan mewujudkan saling kasih sayang di antara mereka dan meminta
mereka untuk keluar di jalan Allah dalam rangka mengingatkan dan membersihkan
jiwa. Yakni mengingatkan manusia akan kebesaran Allah dan membersihkan jiwa
dengan ketaatan kepada Allah Swt dan Rasul-Nya Saw.
d. Ta`lim yang diadakan setelah salat Ashar kemudian tazkir tentang adab-adab jaulah
dan satu jam sebelum Maghrib sebagian mereka keluar untuk mengunjungi kaum
muslimin di pasar-pasar, toko-toko, warung-warung, majlis-majlis dan rumah-
rumah mereka untuk mengingatkan mereka akan kebesaran Allah dan meminta
mereka agar hadir di masjid setelah salat Maghrib.
. Tata tertib 1aulah
Di antara tata tertib Jama`ah Tabligh yang timbul dari metode da`wahnya, mereka
menentukan amir (ketua), dalil (petunjuk jalan) dan mutakallim (pembicara) dalam
jaulah. Sementara mereka keluar untuk melaksanakan jaulah, mereka menunjuk satu
orang untuk berdo`a supaya Allah memberikan tauIik dan kebaikan dalam usaha
da`wah mereka dan supaya Allah Swt menurunkan hidayahnya kepada kaum muslimin.
Satu orang juga dipilih untuk menyambut orang-orang yang datang ke masjid,
menemani mereka dalam majelis, beramah tamah dan bermuzakarah untuk
menciptakan keakraban hati di antara mereka.
Sesudah salat Maghrib salah seorang menyampaikan pengumuman tentang akan
diadakannya mau`idhoh (penyampaian nasehat) sesuainya melakukan salat sunnah.
Pengumuman diawali dengan kalimat-kalimat berikut ini : $08ungguhnya k0ayaan
dan k0bahagiaan kita adalah d0ngan taat k05ada llah 808uai d0ngan cara Ra8ulullah
$aw`. Penyampaian ini mereka sebut sebagai pembicaraan agama dan iman. Sesudah
salat Isya mereka membaca satu kisah atau lebih dari kitab 'Hayat al-Shahabat
(Kehidupan para sahabat), supaya mereka yang keluar di jalan Allah tidak merasa telah
berkorban besar dalam tenaga, waktu dan harta mereka. Dengan demikian mereka akan
bertambah semangat untuk berkorban di jalan Allah dengan senang hati dan kerelaan
jiwa.
Sebelum makan dan tidur seorang di antara mereka mengingatkan adab-adab dan
sunnah-sunnah yang berkaitan dengan itu. Juga diingatkan tentang adab-adab masjid
dan bagaimana seharusnya mereka ketika berada di dalamnya. Ia anjurkan mereka
untuk bangun malam dan masing-masing benar-benar melaksanakannya sesuai dengan
kemampuan rohani dan jasmaninya. Dan setengah jam sebelum Subuh tidak
seorangpun di antara mereka yang masih tidur. Selesai salat Subuh, mereka duduk
dalam majelis untuk mendengarkan mau`idhah kemudian mempelajari al-Qur`an,
khususnya sepuluh surat dari surat al-Fil sampai al-Nas dan al-Fatihah, yang mereka
anggap sangat penting untuk dihaIal oleh setiap muslim, apalagi yang keluar di jalan
Allah untuk berdakwah.
Apabila matahari terbit dan naik satu tombak, mereka pun melakukan salat
Dhuha, kemudian sarapan pagi dan istirahat kurang lebih satu jam, selanjutnya mereka
bermusyawarah untuk pengaturan program yang mencakup kegiatan 24 jam sampai
esok hari. Inilah tata tertib Jama`ah Tabligh secara garis besarnya dan sedikit detail.
. edisiplinan
Jama`ah Tabligh memiliki aturan-aturan yang sangat mereka tekankan kepada
siapa saja yang keluar di jalan Allah, agar dengan izin Allah, mereka mendapat manIaat
dan bermanIaat bagi orang lain. Yakni :
a. Menjaga empat hal :
1. Taat kepada amir (ketua rombongan)
2. Berperan aktiI dalam amal ijtima`I (program bersama)
3. Sabar dan tahan uji
4. Kebersihan masjid
b. Menyibukkan diri dengan empat hal :
1. Dakwah
2. Ibadah
3. Ta`lim
4. Khidmat (melayani anggota-anggota rombongan dengan bekerja sama dengan
mereka)

c. Mengurangi empat hal :
1. Keluar dari masjid
2. Makan dan minum
3. Tidur
4. Pembicaraan yang sia-sia

d. Menghindari empat hal :
1. Berlebih-lebihan dalam segala hal sehingga melampaui batas (israI)
2. Thama` kepada milik orang lain (isyraI)
3. Meminta kepada manusia
4. Memakai barang milik orang lain tanpa izin
e. Tidak membicarakan tentang empat hal :
1. Masalah-masalah Iiqh, supaya orang-orang yang di dakwah tidak lari dari
kebenaran
2. Masalah-masalah politik, agar usaha dakwah tidak terhambat
3. Keadaan-keadaan jama`ah, sehinga tidak menyakiti saudara-saudara sesama
muslim
4. Perdebatan, supaya waktu tidak terhambur dalam kesia-siaan dan supaya tidak
menyakiti hati sesama muslim.

Pengaruh-pengaruhnya sebagai berikut :
1. Tercapainya salat yang khusyu
2. Terwujudnya syair-syair agama seperti hijab bagi wanita, memelihara janggut di
kalangan laki-laki, tutup kepala dengan memakai sorban dan lain sebagainya.
3. Hilangnya perbuatan-perbuatan syirik dan khuraIat baik dalam ucapan, perbuatan
ataupun keyakinan (i'tikad)
4. Terwujudnya kesediaan memenuhi dakwah kepada Tauhid dan pengamalan al-
Qur`an dan al-Sunnah. Mereka yang tinggal di AIrika Utara dan Eropa selalu
mengikuti majlis-majlis taklim yang diadakan. Jama`ah ini mempunyai ciri khas
berpegang teguh dengan aqidah salaI, memerangi syirik, bid`ah dan kesesatan.
Sementara itu Syaikh YusuI bin Isa al-Malahy menjelaskan bahwa mereka
bukan orang-orang ma`shum seperti pada da`i yang lain. Beliau mengharapkan kepada
para aktiIis dakwah dan para ulama untuk berbuat adil terhadap mereka, berterima
kasih kepada mereka atas kebaikan-kebaikan yang telah mereka laksanakan, atas
kesabaran mereka yang besar dan ketabahan mereka mengalami kesulitan-kesulitan
yang berat dalam rangka dakwah ila llah. hendaklah bekerja sama dengan mereka
dalam dakwah dan mengingatkan akan kesalahan-kesalahan yang kadang-kadang
terjadi pada sebagian mereka, sesuai dengan perintah Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda,
gama adalah na80hat`. Dikatakan: &ntuk 8ia5a ya Ra8ulullah?` sabda
beliau, &ntuk llah, untuk kitab-Nya, untuk 5ara 50mim5in kaum mu8limin dan kaum
mu8limin 80cara umum`. (H.R. Muslim).
$04rang mukmin untuk mukmin yang lain lak8ana bangunan yang bagian-
bagiannya 8aling m0nguatkan`. Dan beliau menganyam jari-jari kedua tangannya.
(H.R. Bukhari Muslim).
!0rmi8alan 4rang-4rang b0riman dalam 8aling m0ncintai, 8aling m0nyayangi
dan 8aling ka8ih di antara m0r0ka 8050rti 8atu a8ad. 5abila 8alah 8atu angg4ta
t0rtim5a 50nyakit maka 80luruh angg4ta-angg4tanya tidak da5at tidur dan d0mam`.
(H.R. Bukhari Muslim).
$04rang mukmin adalah c0rmin untuk 8audaranya 808ama mukmin`. (H.R.
Abu Daud dengan sanad yang baik).
Syaikh YusuI bin Isa al-Malahy lebih lanjut menjelaskan bahwa jama`ah ini
seringkali bertemu di Makkah, Madinah dan Riyadh. Kami senang sekali mendengar
tentang mereka, kata beliau. Karena mereka suka memberi nasehat kepada hamba-
hamba Allah, mendakwah kepada kebaikan dan mengutamakan kehidupan akherat, dan
agar manusia tidak cenderung kepada kesibukan-kesibukan dunia yang melalaikan
mereka dari perintah-perintah Allah Swt.
Syaikh Muhammad Ibrahim Aali Syaikh, MuIti Saudi Arabia dan Kepala
Hakim pada zamannya, lanjut beliau, telah lebih dahulu memandang baik dan memuji
mereka. Beliau menyebutkan hal ini dalam surat-surat beliau kepada ulama-ulama al-
Ahsa` dan daerah-daerah timur, dan juga pimpinan Jama`ah Tabligh di Madinah,
Syaikh Said bin Muhammad dan jama`ahnya. Beliau telah berwasiat agar mereka
berhubungan baik dengan Jama`ah Tabligh. Beliau ingatkan bahwa tujuan mereka
adalah menyampaikan nasehat dan bimbingan di masjid-masjid, menganjurkan untuk
mengamalkan al-Qur`an dan al-Sunnah disertai peringatan untukmenjauhi bid`ah dan
khuraIat antara lain penyembahan kepada kuburan, meminta kepada orang-orang yang
sudah mati dan bentuk-bentuk lain dari bid`ah dan kemungkaran, kemudian beliau
berkata, $aya m0nuli8 t0ntang m0r0ka 80bagai 50rmintaan agar m0r0ka da5at dibantu
4l0h 808ama 8audara mu8lim d0ngan m0mb4l0hkan m0r0ka m0lak8anakan k0giatan
m0r0ka itu, 8ambil m0m4h4n k05ada llah $wt agar m0ngaruniakan k05ada m0r0ka
niat yang baik dan taufik untuk da5at b0rkata b0nar dan 80lamat dari t0rg0lincirnya
uca5an, dan mudah-mudahan bimbingan dan 50n0rangan m0r0ka b0rmanfaat.
$08ungguhnya llah Mahab0rkua8a ata8 80gala 808uatu`.
Selanjutnya beliau menjelaskan, banyak saudara-saudara beliau yang dapat
dipercaya yang telah bergaul dengan mereka, dan mengadakan perjalanan bersama
mereka ke berbagai negeri dengan sabar dan semangat dalam dakwah ila llah,
bersaksi akan kebaikan mereka dan bagaimana banyak orang terkesan dan mendapat
hidayah karena usaha mereka. Maka, kata beliau, kewajiban bagi ahli ilmu dan iman,
para da`i kebenaran untuk berbuat adil dan bekerja sama dengan mereka dalam
kebaikan. Juga mengingatkan mereka dan para da`i yang lain akan kesalahan yang
mungkin terjadi, demi mengamalkan al-Qur`an dan al-Sunnah.
Demikian tadi beberapa metode pembinaan akhlak modern. Sebenarnya masih
banyak metode yang sekarang sedang ramai dan bermunculan, tetapi kami
mencukupkannya dengan metode-metode yang telah diuraikan diatas, karena
sesungguhnya pada dasarnya metode-metode tersebut sama dengan metode-metode
zaman dahulu, hanya saja diperbaharui salah satunya yaitu namanya saja.












BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
TasawuI merupakan salah satu aspek (esoteris) Islam, sebagai perwujudan dari ihsan
yang berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang hamba dengan
tuhan-Nya.
Adapun tokoh-tokoh dari tasawuI modern ini salah satunya adalah Aa.Gym.
Kemudian, untuk mewujudkan tasawuI di era modern ini, diperluka metode-metode
seperti:
1. Metode Menejemen Qolbu
2. Metode Zikir
3. Metode Nasyid
4. Metode Mabit
5. Metode Harakah
6.

You might also like