You are on page 1of 20

MAKALAH

DASAR-DASAR PENDIDIKAN
'FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN



KELOMPOK I
DISUSUN OLEH:
Bal alaaar|
Neaeag Narlasaaal
P|ta Pasp|tasar|
ala


STAI DR. KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA
TAHUN AKADEMIS 2011/2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan inayah-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah in. Makalah ini di susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar .
Penyusun ucapkan terima kasuh kepada guru yang telah banyak memberikan masukan
kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Juga teman-teman satu kelompok
yang telah memberi masukan, dan pada semua pihak yang telah membantu.
Makalah ini di susun dengan maksud memberikan penjabaran dan penjelasan tentang
Fungsi pendidikan dan peran lembaga pendidikan. Adapun komponen-komponen yang akan
dibahas dalam makalah ini diantaranya tentang Iungsi pendidikan dan peran lembaga pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang ada relevansinya untuk penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanIaat dan menambah pengetahuan kita.


Purwakarta, 17 oktober 2011

Penyusun



i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................... i
DaItar Isi ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang ................................................................................. 1
I.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
I.3. Tujuan Makalah ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. DeIinisi Pendidikan ......................................................................... 3
2.2 Fungsi Pendidikan ............................................................................. 3
2.3 Lembaga Pendidikan .............................................................. 4
2.4 KlasiIikasi Lenbaga Pendidikan ....................................................... 5
2.5 Lembaga pendidikan dan Perubahan sosial ....................................... 7
2.6 Fungsi dan peran Lembaga pendidikan............8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 16
3. 2 Penutup ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang

Lembaga Pendidikan (baik Iormal, non Iormal atau inIormal) adalah tempat transIer ilmu
pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk
memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransIormasi dalam zaman
kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi
tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan
kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman
terhadap pengetahuan jika ditransIormasikan.
Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang
lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktiI dalam
proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses
menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik dalam
perspektiI tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas (pembukaan UUD 1945
alenia 4).
Lantas apakah lembaga pendidikan kita, baik yang Iormal ataupu inIormal telah mampu
mengantarkan peserta didiknya sebagai agen perubahan sosial di masyarakat?. Untuk Hal ini
masih perlu dipertanyakan. Lembaga pendidikan kita sepertinya kurang berhasil dalam
mengantarkan anak didiknya sebagai agen perubahan sosial di masyarakat, terbukti dengan
belum adanya perubahan yang signuIikan dan menyeluruh terhadap masalah kebudayaan
dan keilmuan masyarakat kita, dan masih maraknya komersialisasi ilmu pengetahuan di
lembaga-lembaga pendidikan kita, mahalnya biaya pendidikan serta orientasi yang hanya
mempersiapkan peserta didik hanya untuk memenuhi bursa pasar kerja ketimbang
memandangnya sebagai objek yang dapat dibentuk untuk menjadi agen perubahan sosial di
masyarakat.


1
1.2Rumusan Masalah
Bagaimana Iungsi pendidikan dalam kehidupan ?
Bagaimana Iungsi dan peran Lembaga Pendidikan ?
apakah lembaga pendidikan kita, baik yang Iormal ataupu inIormal telah mampu
mengantarkan peserta didiknya sebagai agen perubahan sosial di masyarakat?.

1.3Tujuan
O Menyelesaikan tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan
O Mengetahui apa saja Iungsi dan peran lembaga pendidikan dalam kehidupan
bermasyarakat














2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendidikan
Marimba (1989:19) menyatakan bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Park (1960: 253) menyatakan bahwa Pendidikan adalah
pembinaan keterampilan menggunakan pengetahuan. Lodge (1974:23) menyatakan pendidikan
dalam arti sempit adalah sekedar pendidikan di sekolah. Sedangkan dalam pengertian luas
pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya.
Dalam arti luas, pendidikan adalah berusaha membangun seseorang untuk lebih dewasa.
Atau Pendidikan adalah suatu proses transIormasi anak didik agar mencapai hal hal tertentu
sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya Sebaliknya menurut jean praget pendidikan
berarti menghasilkan atau mencipta walaupun tidak banyak. Pendidikan adalah segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup..
Lebih jelasnya pendidikan adalah setiap proses di mana seseorang memperoleh
pengetahuan, mengembangkan kemampuan/keterampilan sikap atau mengubah sikap.
2.2 Fungsi Pendidikan
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor : 20
Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : '!endidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada 1uhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3
Fungsi pendidikan dalam arti Mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar)
perkembangan jasmani dan rohani pesarta didik.Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah
sebagai alat :
a) Pengembangan pribadi
b) Pengembangan warga Negara
c) Pengembangan kebudayaan
d) Pengembangan Bangsa
Pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta
didik. Di dalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak
memiliki potensi untuk berkembang. Potensi ini secara berangsur-angsur tumbuh dan
berkembang dalam diri anak.
Pendidikan mempunyai Iungsi sosial dan individual.
Fungsi sosialnya adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat
yang lebih eIektiI dengan memberikan pengalaman kolektiI masa lampau dan kini.
Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih
memuaskan dan lebih produktiI dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan
(pengalaman baru).
Proses pendidikan dapat berlangsung secara Iormal seperti yang terjadi di
berbagai lembaga pendidikan. Ia juga berlangsung secara inIormal lewat berbagai kontak
dengan media komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya
atau non Iormal seperti interaksi peserta didik dengan masyarakat sekitar.
2.3 Lembaga Pendidikan
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan pengaruh yang
signiIikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari sejarah perkembanganya
lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang berbeda-
beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang
4
sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki corak ala barat dan gereja, dan
corak ketimuran ala pesantren sebagai penyeimbang, serta model dan corak kelembagaan yang
berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan tujuan-tujuan tersebut.
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala
aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni
2003 telah mensahkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai
pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20
Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal tersebut juga merupakan pengejawantahan dari
salah satu tuntutan reIormasi yang marak sejak tahun 1998.
Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru
tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat,
tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik.
Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki Iungsi dan peran dalam
perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga
pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan Iungsi dan
harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sitem. Kedua mengenali individu yang berbeda-beda
dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan
2.4 Klasifikasi Lembaga Pendidikan
Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya merupakan cita-cita dari
pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi lahir batin, material dan
spiritual. Lebih dari itu pendidikan menghendaki agar peserta didiknya menjadi individu yang
menjalani kehidupan yang aman dan damai. Oleh karena itu pembangunan lembaga pendidikan
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia yang aman, damai,
dan sejahtera. Sejalan dengan realitas kehidupan sosial yang berkembang di masyarakat, maka
pengembangan nilai-nilai serta peningkatan mutu pendidikan tentunya menjadi tema pokok
5
dalam rencana kerja pemerintah dalam membangun lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan
diindonesia dalam UU bisa kita klasiIikasikan menjadi dua kelompok yaitu: sekolah dan luar
sekolah, selanjutnya pembagian ini lebih rincinya menjadi tiga bentuk:
1) pendidikan inIormal, atau pendidikan pertama adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, hal ini adalah
menjadi pendidikan primer bagi peserta dalam dalam pembentukan karakter dan kepribadian
2) Pendidikan nonIormal, atau pendidikan kedua meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan,
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonIormal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta satuan
pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonIormal dapat dihargai setara dengan hasil
program pendidikan Iormal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang
ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan mengacu pada standard
nasional pendidikan. Adapun pendidikan nonIormal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berIungsi sebagai pengganti, penambah, atau
ingin melengkap pendidikan Iormal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat,
yang berIungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan Iungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
proIessional
3) Jalur Iormal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan: Umum, kejuruan, Akademik,
ProIesi, advokasi, keagamaan. Pendidikan Iormal dapat coraknya diwujudkan dalam bentuk
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan
masyarakat.
ketiga klasiIikasi di atas dalam pergumulanya di masyarakat memiliki peran yang
berbeda-beda, lembaga pendidikan pertama, yaitu inIormal atau keluarga, ranah garapanya

6
adalah lebih banyak di arah kan dalam pembentukan karakter atau keyakinan dan norma.
Lembaga pendidikan kedua, yaitu Iormal atau sekolah, peran besarnya lebih banyak di arahkan
pada pengembangan penalaran murid. Yang terakhir lembaga pendidikan ketiga, yaitu
masyarakat, peranya lebih banyak pada pembentukan karakter sosial.
2.5 Lembaga Pendidikan dan Perubahan sosial
Telah dipahami oleh para pendidik bahwa misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari
generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu yang dimaksud antara lain: pengetahuan, tradisi, dan nilai-
nilai budaya (keberadaban).
Perubahan sosial budaya masyarakat tidak akan pernah bisa kita hindari, sehinga akan
menuntut lembaga pendidikan sebagai agen perubahan untuk menjawab segala permasalahan
yang ada. Dalam permasalahan ini lembaga pendidikan haruslah memiliki konsep dan prinsip
yang jelas, baik dari lembaga Iormal ataupun yang lainya, demi terwujudnya cita-cita tersebut,
kiranya maka perlulah diadakanya pembentukan kurikulum yang telah disesuaikan. Prinsib dasar
pembentukan tersebut adalah meliputi:
1) Perumusan tujuan institusional yang meliputi:
Orientasi pada pendidikan nasional
Kebutuhan dan perubahan masyarakat
Kebutuhan lembaga.
2) menetapkan isi dan struktur progam
3) penyusunan strategi penyusunan dan pelaksanaan kurikulum
4) pengembangan progam
di harapkan nanti dengan persiapan dan orientasi yang jelas sebagaimana di atas, diharapkan
lembaga-lembaga pendidikan akan mampu mencetak kader-kader perubahan ke arah perbaikan
di masyarakat. Selanjutnya mengenai pengembangan kurikulum ada beberapa hal yang harus
7
diperhatikan oleh lembaga pendidikan, yaitu:
1) relevansi dengan dengan pendidikan lingkungan hidup masyarakat
2) sesuai dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan akan datang
3) eIektiIitas waktu pengajar dan peserta didik
4) eIisien, dengan usaha dan hasilnya sesuai
5) kesinambungan antara jenis, progam, dan tingkat pendidikan
6) Ileksibelitas atau adanya kebebasan bertindak dalam memilih progam,
pengembangan progam, dan kurikulum pendidikan.

2.6 Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan
A. LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA
Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam
peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama
karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan
dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam
keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersiIat inIormal dan
kodrati. Lahirnya keluarga sebagai pendidikan sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai
pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi
perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.
Fungsi dan !eranan !endidikan Keluarga
a) Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak.Pengalaman ini merupakan Iaktor yang sangat
penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya.
Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi
warna pada perkembangan selanjutnya.
b) Menjamin Kehidupan Emosional Anak.3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan
emosional anak, adalah :
8
O Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti
kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang
lebih.
O Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut,
berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan
pada semua tingkah laku kita.
O Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanIaat bagi anak, yang
diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan
aktiIitasnya sehari-hari.
c) Menanamkan Dasar Pendidikan Moral.Seperti pepatah 'Buah jatuh tak jauh dari
pohonnya. Anak akan selalu berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang
tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya
dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
d) Memberikan Dasar Pendidikan Sosial.Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam
kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai
sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang
tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak.
Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan
dan keindahan dalam lingkungan sekitar.
e) Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan.Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam
usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan
suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua
mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana
dalam upaya penanaman dasar religius anak.
1anggung 1awab Keluarga
1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan menimbulkan beberapa siIat negatiI bagi
perkembangan anak. Begitu pula, tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang
9
akan membuat anak selalu merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan
selanjutnya.
2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap
keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup membantu orang tua dalam
penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu anak akan menghasilkan pengetahuan
yang asli dan berakar bagi anak. Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk
betul-betul membentuk kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga.
3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat yang sejahtera dibentuk dari
keluarga-keluarga yang sejahtera pula. Keluarga merupakan awal perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat, karena itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk
masyarakat yang sejahtera.
4. Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara orang tua dan anak
akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk betul-betul mendidik anak
menjadi apa yang mereka inginkan.
5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.
B. LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH
Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka dipercayakanlah tugas
mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan Iormal, yaitu
guru. Sekolah sebagai wahana pendidikan ini, menjadi produsen penghasil individu yang
berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu dirancang dan dikelola
dengan baik. Karakteristik proses pendidikan di sekolah, antara lain :
1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis jenjang yang memiliki hubungan
hierarkis.
a) Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatiI homogen
b) Waktu pendidikan relatiI lama sesuai dengan program pendidikan yang harus
10
diselesaikan
c) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersiIat akademis dan umum
d) Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di masa
yang akan datang.
Sekolah lahir dan berkembang secara eIektiI dan eIisien dari, oleh dan untuk masyarakat.
Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara.
1.Fungsi dan Peranan Sekolah
Fungsi Lembaga Sekolah
1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
2) Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
3) EIisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah
anak didik dalam jumlah besar akan memberikan eIisiensi bagi pendidikan anak dan juga
bagi orang tua.
4) Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu
beradaptasi dengan masyarakat.
5) Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan
dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
6) Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri
sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
Peranan Lembaga Sekolah
1) Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
2) Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
3) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama,
bangsa dan agama.
11
2.Tanggung Jawab Sekolah
a) Tanggung jawab Iormal kelembagaan sesuai dengan Iungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
b) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
c) Tanggung jawab Iungsional adalah tanggung jawab proIesional pengelola dan
pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan
jabatannya.
.Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah
1. Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung
jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
2. Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.
3. Lembaga pendidikan tidak bersiIat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid
bersiIat dinas, bukan sebagai hubungan darah.
.Macam-macam Sekolah
1) Ditinjau dari Segi yang MengusahakanSekolah negeri, yaitu
O sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik segi Iasilitas, keuangan maupun
tenaga pengajar.
O Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan swasta. Terdiri
atas 4 status yakni : Disamakan, Diakui, TerdaItar dan Tercatat.
2) Ditinjau dari Tingkatan.Pendidikan Pra Sekolah, yaitu
O pendidikan sebelum Sekolah Dasar.
O Pendidikan Dasar, yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan SLTP/ MTs.
O Pendidikan Menengah, yaitu : SLTA & Kejuruan atau Madrasah Aliyah.
12
O Pendidikan Tinggi, yaitu : Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau Universitas.
3) Ditinjau dari siIatnya
1. Sekolah Umum, yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam
spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Misalnya : SD, SLTP dan SLTA.
2. Sekolah Kejuruan, yakni lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak
untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya : SMEA, MAK, SMK dan
STM.
.Sumbangsih Khas Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
Sekolah Melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta memperbaiki,
memperluas tingkah laku si anak didik.
Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki kebudayaan
bangsa
Sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan
kerja.
. LEMBAGA PENDIDIKAN MASYARAKAT
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi
seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta
menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan
menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan. Pendidikan dalam masyarakat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
2. Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
3. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek
4. Peserta tidak perlu homogen
13
5. Ada waktu belajar dan metode Iormal, serta evaluasi yang sistematis
6. Isi pendidikan bersiIat praktis dan khusus
7. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan
taraI hidup
1. Beberapa Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah
1. Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat
untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab.
2. Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa,
termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan di luar
lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
3. Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai
seluruh rakyat.
4. Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan
biasa.
5. Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar
lingkungan sekolah
6. Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas
tertinggi dari masa kewajiban belajar.
7. Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk
menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ.
Terbuka
8. Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk
mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak
2. Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar Sekolah
Para buruh dan Petani.Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali.
Pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang mampu menolong meningkatkan
14
produktiIitas dengan mengajarkan keterampilan dan metode baru, yang mendidik mereka
agar bisa memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan kepala keluarga serta mampu
menggunakan waktu secara eIektiI.
Para Remaja Putus Sekolah.Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan
yang menarik, merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.
Para Pekerja yang Berketerampilan.Agar mampu menghadang berbagai tantangan masa
depan, maka program pendidikan yang diberikan kepada mereka hendaknya yang bersiIat
kejuruan dan teknik. Dengan tujuan dapat menyelamatkan mereka dari bahaya keuangan,
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki serta membuka jalan bagi mereka
untuk naik ke jenjang hidup yang lebih baik.
Golongan Teknisi dan ProIesional.Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan
masyarakat. Karenanya, peran mereka harus dioptimalkan dengan memperbaharui dan
menambah pengetahuan serta keterampilannya.
Para Pemimpin Masyarakat.Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial
dan sebagainya. Mereka dituntut mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan mereka
dan berusaha untuk memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan
pembangunan.
Anggota Masyarakat yang Sudah Tua.Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu
pengetahuan yang tidak mereka dapatkan. Karena itu pendidikan merupakan kesempatan
yang berharga bagi mereka.





15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah, dan masyarakat
akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan
anak sebagai makhluk individu, social, susila dan religious. Dengan memperhatikan bahwa anak
adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang lain yang lebih
dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas tapi terarah. Pendidikan harus dapat
memberikan motivasi dalam mengaktiIkan anak
3.2 Saran
Diharapkan adanya agen-agen yang mampu merubah kondisi negeri ini dari keterpurukan
nasional, tentunya hal ini juga diperlukan adanya langkah nyata serta bantuan baik moril ataupun
materil dari pemerintah maupun masyarakat terhadap semua undang-undang yang telah
dicanangkan agar bisa terlaksan dengan sempurna.









16
DAFTAR PUSTAKA
http://kangsaviking.wordpress.com/lembaga-pendidikan-sebagai-agen-perubahan/
Fuad Ihsan, 2003,asar-asar Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Pentingnya karakter positiI pendidikan , dedekusn.com
http://dedekusn.com/pendidikan/pentingnya-karakter-positiI-pendidikan/#more-471
Ahmad TaIsir, 1992, Ilmu Pendidikan Dalam PerspektiI Islam, Bandung : Remaja Rosdakarya
http://www.masbied.com/2009/10/30/Iungsi-dan-peranan-lembaga-pendidikan/

17

You might also like