Professional Documents
Culture Documents
Majalah triwulan
diterbitkan oleh :
Pusat Penelitian dan Pengembangan P.T. Kalbe Farma dan
dipersembahkan secara cuma-cuma.
2 EDITORIAL
ARTIKEL
3 PRINSIP DASAR UJI KLINIK
8 FASE - FASE DALAM UJI KLINIK
10 PENGGUNAAN DAN PENGGUNASALAHAN STATISTIK
DALAM PERCOBAAN KLINIK
22 TITIK LEMAH DALAM PERCOBAAN KLINIK
27 UJI KLINIK MULTI - CENTER
31 MASALAH UJI KLINIK OBAT-OBATAN PADA ANAK
34 UJI KLINIK DALAM NEFROLOGI-HIPERTENSI : Praktek dan
kesulitannya.
36 KESULITAN PERCOBAAN KLINIK DALAM ILMU PSIKIATRI
39 PERCOBAAN PADA MANUSIA DAN ETIKA KEDOKTERAN
42 SURVEI EPIDEMIOLOGIK
45 PHARMACO-CHEMISTRY : A new dicipline
49 AIHA : ASPEK SEROLOGI DAN TERAPI
SEJARAH KEDOKTERAN
55 KISAH RAUWOLFIA
Kemungkinan timbulnya bias sewaktu mengukur efek Hasil Penyakit yang sesungguhnya
obat atau respons penderita dapat dihindari dengan cara mela- tes diagnostik ADA TIDAK ADA
kukan observasi atau pengukuran dalam keadaan tersamar
Positif diagnosis benar diagnosis salah
ganda (double—blind). Pada keadaan ini penderita dan pene- (positif semu = alfa)
(sensitivitas =
liti yang memberi obat sama-sama tidak dapat membedakan 1 — beta)
obat manakah yang mereka minum, apakah obat yang hendak
Negatif diagnosis salah diagnosis benar
diteliti ataukah obat standar/placebo. Supaya kedua jenis (spesifisitas =
(negatif semu =
obat tersebut betul-betul tidak dapat dibedakan oleh pen- beta) 1 — alfa)
derita dan peneliti, maka bentuk, ukuran, rasa dan bau,
cara dan frekuensi pemberian obat harus dibuat sama, mi-
salnya dengan jalan memasukkan obat yang bersangkutan JALAN PIKIRAN STATISTIK
kedalam "wafer capsules".
Hasil Perbedaan yang sesungguhnya
Disamping itu jenis tindakan lain yang diterima kedua kelom- analisa data ADA TIDAK ADA
pok penderita harus sama kualitas dan kuantitasnya. Dengan
cara ini bias yang berasal dari perasaan entusiasme terhadap kekeliruan jenis I/
Ada perbedaan yang Tidak keliru
obat baru, atau skeptis karena efek samping salah satu obat, bermakna , tolak H. (probability = positif semu
dapat ditiadakan pengaruhnya terhadap penilaian efek obat 1 — beta) (probability = alfa)
atau respons penderita. Suasana tersamar selama penelitian
Tidak ada perbeda- kekeliruan jenis tidak keliru
dapat terungkap bila timbul efek samping atau efek lain
an yang bermakna, II/negatif semu (probability = 1 — alfa)
yang khas untuk satu macam obat. Bila diduga keadaan ini terima Ho (probability= beta)
dapat terjadi selama penelitian, maka disamping peneliti
yang menangani penderita harus ada peneliti lain yang khu-
Ho = hipotesa nol.
sus menilai respons penderita saja.
TABEL II : Perbedaan hasil kesembuhan karena penderita kelompok A & B tidak sebanding
OBAT A OBAT B
jumlah pasien sembuh jumlah pasien sembuh
TABEL III : Hasil total pengobatan sama, namun ada perbedaan hasil pada tingkat
prognostik yang sama
Suatu uji klinik sebenarnya bertujuan meng-kuantifikasikan Karena selalu ada bahaya pada percobaan pertama, sebaik-
tingkat manfaat dan risiko suatu obat baru. Setiap zat yang nya percobaan dilakukan di rumah sakit, yang siap menanggu-
aktif untuk terapi pasti mengandung sejumlah risiko akibat langi bahaya efek samping yang mungkin timbul.
aktivitasnya dalam mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh. Dalam Sukarelawan biasanya diambil dari karyawan industri
perkembangan penelitian klinik, mula-mula kita praktis farmasi yang ingin mengembangkan obat itu (biasanya dengan
tidak mengetahui sama sekali seluk beluk suatu obat. Maka imbalan uang). Sulitnya sumber subyek ini biasanya terbatas
tujuan penelitian adalah memperoleh pengetahuan lengkap jumlahnya. Bagaimana bila dipakai mahasiswa kedokteran?
tentang obat itu, kalau mungkin. Dan ini memakan waktu Banyak fakultas kedokteran di luar negeri yang melarang
yang lama sekali. Ini dapat digambarkan sbb. (Lihat Gambar 1) mahasiswanya menjadi sukarelawan di fakultasnya sendiri,
Dalam percobaan pre-klinik belum dipakai subyek manu- karena mahasiswa tidak berada dalam posisi yang enak untuk
sia. Pengaruh-pengaruh suatu obat-baru diselidiki pada hewan menolak permintaan dosennya. Menjadi sukarelawan di fakul-
percobaan. Begitu obat mulai dicoba pada manusia, dimulailah tas lain diperbolehkan.
suatu uji klinik, uji klinik fase I.
Penelitian fase II
Penelitian Fase I
Pada hewan, dalam penelitian pra-klinik, telah diteliti Tujuan utama dari percobaan-percobaan di sini ialah meneliti
sifat-sifat farmakologik suatu obat baru. Namun sulitnya tidak apakah suatu obat baru berguna untuk satu (atau lebih) indika-
semua sifat farmakologik yang terlihat pada hewan juga terli- si klinik. Fase ini dimulai ketika orang sakit (pasien) pertama
hat pada manusia. Misalnya Litchfield (1962) menunjukkan kali digunakan sebagai subyek dan bukan sukarelawan sehat.
bahwa dari 89 pengaruh obat yang berbeda-beda, 33 hanya Penelitian-penelitian awal mungkin bersifat tanpa - kontrol
terlihat pada manusia. (uncontrolled). Dulu penelitian begini sering dikecam, namun
Jadi tujuan penelitian fase ini ialah meneliti sifat-sifat sebenarnya bila dilakukan dengan benar, banyak informasi
farmakologik obat tsb. sehingga tercapai efek terapetik maksi- berharga yang dapat diperoleh. Penelitian di sini harus cukup
mum. Dalam prakteknya, pertama-tama harus diperoleh data memadai agar perkiraan perbandingan keuntungan : kerugian
farmakokinetik yang sederhana, misalnya waktu paruh dan dapat diketahui seawal mungkin. Dapat diperoleh pula infor-
"volume of distribution," disamping efek-efek farmakodina- masi tentang efek samping serta perkiraan manfaat klinik
mik lainnya. Penelitian yang lebih rumit boleh ditinggalkan dalam hubungannya dengan konsentrasi obat dalam cairan
untuk fase berikutnya. tubuh dan jaringan-jaringan (farmakokinetik). Eliminasi
Fase ini menggunakan subyek manusia sukarelawan yang obat dari tubuh (yang juga dilakukan pada penelitian fase I)
sehat. Namun demikian, hubungan antara fase I dan pra-klinik harus dicheck juga pada pasien karena pada orang sakit
erat. Hasil-hasil penelitian di sini dapat merangsang penelitian mungkin eliminasi obat berbeda akibat perubahan fungsi
baru pada hewan tubuh (farmakodinamika)
Pengetahuan leng-
kap tentang penga-
ruh obat pada ma-
nusia
Penelitian fase IV
KEPUSTAKAAN
Dapat dikatakan bahwa fase IV mencakup semua penelitian Good CS. Principles and Practice of clinical trials, Edinburgh : Chur-
yang dilakukan setelah obat baru mendapat izin untuk pema- chill Livingstone, 1976.
sarannya.
PENDAHULUAN Table 1). Hal ini disebabkan karena tidak banyak peneliti
Statistik memegang peranan yang sangat penting dalam perco- di bidang kedokteran yang telah memperoleh pendidikan
baan klinik, yakni dalam stadium perencanaan maupun dalam formal dalam biostatistik, kebanyakan mungkin hanya mem-
stadium penyelesaian. Dalam stadium perencanaan, kontribusi peroleh penataran statistik yang minimal. Disamping itu peme-
statistik adalah dalam menentukan jumlah sample, cara rando- riksaan statistik oleh staf editor pada kebanyakan jurnal bu-
misasi, cara pengumpulan data agar dapat dianalisa dan dalam kan merupakan prosedur yang formal ( 2,6 ). Mungkin di anta-
pemilihan tes statistik yang akan digunakan. Kontribusi sta- ra staf editor tidak ada yang menguasai statistik, dan naskah
tistik dalam stadium penyelesaian adalah dalam analisa data yang dikirimkan secara rutin kepada ahli biostatistik untuk
serta presentasi dan interpretasi hasilnya (1). diperiksa hanyalah naskah-naskah yang penuh dengan penje-
Penggunasalahan statistik merupakan hal yang sering ter- lasan-penjelasan statistik karena salah seorang penulisnya
jadi. Para kritikus makalah kedokteran telah menemukannya ahli statistik, sehingga seringkali tidak memerlukan pemerik-
pada kira-kira separuh dari artikel-artikel yang menggunakan saan statistik. Naskah-naskah yang hanya menyebutkan bebe-
metode statistik dan dimuat dalam majalah-majalah kedok- rapa nilai p (probabilitas) dan tidak memberikan penjelasan-
teran yang terkemuka di dunia seperti British Medical Journal penjelasan statistik yang diperlukan adalah naskah-naskah
(BMJ), Circulation, Circulation Research, Annuals of Medi- yang paling memerlukan pemeriksaan statistik. Tetapi justru
cine, New England Journal of Medicine (NEJM), American naskah-naskah ini tidak dikirimkan kepada ahli biostatistik
Journal of Medicine, Archives of Internal Medicine dll (Lihat sehingga luput dari pemeriksaan statistik (4).
53 26 17 12 9 7 – – – – 0
270 83 42 26 18 13 9 7 – 10
402 111 53 31 20 14 9 – 20
494 128 58 32 20 13 – 30
539 134 58 31 18 7 40
539 128 53 26 9 50
494 111 42 12 60
402 83 17 70
270 26 80
53 90
A B C
Gambar 1.Besar sampel yang diperlukan dalam suatu percobaan klinik yang membandingkan
2 pengobatan, dimana Cl dan C2 adalah persentase kesembuhan dengan obat I dan obat II, C2
– Cl = perbedaan persentase kesembuhan dengan obat II dan obat I, N = besar sampel yang di-
perlukan untuk masing - masing kelompok pengobatan I dan II.
NOMINAL Tes X 2 (tabel 2 x 2) Tes McNemar (Tabel 2 x 2) Tes X2 (tabel m x k) Tes Cochran
N = total jumlah sampel. - data : frekuensi dalam ka- = tes X 2 yang berkaitan - data : frekuensi dalam - data : nilai nominal
tagori nominal ("Paired x2 test") kategori nominal - n jumlah sampel per
E = "Expected value" - N > 40 = "Paired alternatives" - semua E ≥ 1 dan E <5 kelompok) tidak terlalu ke-
n1 dan n2 = jumlah - gunakan koreksi Yates - data : frekuensi dalam hanya pada ≤ 20 % kotak cil (Cochran tidak menye-
sampel masing - bila N ≥ 100 dan semua katagorei nominal - tanpa koreksi Yates but beberapa minimal).
E ≥ 10 boleh tanpa korek-
masing kelompok.
si Yates. -E≥5
n = jumlah sampel per
kelompok Tes X2 (tabel 2 x k) - gunakan koreksi Yates
p = proporsi/persentase - data : idem
SD = deviasi standar -semua E ≥ 1 dan E < 5
hanya pada <20 % kotak
tanpa koreksi Yates
Tes eksak Fisher (tabel 2 x 2)
- data : idem
-N<20
- N 20-40 dan E <5
Perbedaan proporsi
- data : proporsi/persentase
- n l dan n 2 masing-masing
> 30.
- dengan/tanpa koreksi Yates
- p gabungan/masing-masing
ORDINAL Tes Kolmogorov-Smirnov Tes " Sign " Tes Kruskal - Wallis Tes Friedman
( tabel 2 x k ) - data : nilai skor - data : nilai skor - data : nilai skor
- data : frekuensi dalam ka- - N kecil maupun besar - N kecil maupun besar - N kecil maupun besar
tegori ordinal
- N kecil maupun besar
Tes Mann - Whitney Tes Wilocxon
- data : nilai skor - data : nilal skor
- N kecil maupun besar -- N kecil maupun besar
Disain Uji Klinik * Perbandingan kelompok * Pasangan serasi * Perbandingan kelompok * " Randomized block design"
* Disain menyilang * "Latin Square design"
Tabel 4 .Probabilitas untuk mencapai nilaiα (batas kemaknaan) setelah suatu tes statistik diulang n ka-
li, bila tidak ada perbedaan efek antara kedua pengobatan (dinyatakan dalam %) * (40%).
* Dikutip dari McPherson K. Statistics : the problem of examining accumulating data more than once. N Engl J Med. 1974; 290:502.
* Dikutip dari McPherson K. Statistics : the problem of examining accumulating data more than once. N Engl J Med. 1974 ; 290 : 502.
Sejenis kera kecil, yang sering terlihat sebagai pemungut uang dari pemain-pema-
in organ putar di pinggir-pinggir jalan di luar negeri, dalam waktu yang tak lama lagi
akan memainkan peranan yang lebih penting sebagai pembantu beribu-ribu orang lum-
puh yang terdapat di dunia ini.
Jenis kera ini, capuchin (Cebus capucinus), yang berasal dari Amerika Tengah
dan Selatan, terbukti memiliki ketrampilan, kecerdasan dan loyalitas seperti anjing-an-
jing penuntun para tunanetra, bahkan melebihinya.
Kera-kera ini dapat membuka lemari es, membuka atau menutup pintu dengan
kunci, bahkan dapat dilatih sampai dapat mengambil piringan hitam dari album dan
memasangnya di atas alat pemutarnya.
Keuntungan dibanding dengan anjing penuntun ialah biaya yang harus dikeluar-
kan untuk melatih kera ini kurang lebih sama besar, tetapi kera ini dapat hidup lebih
kurang 30 tahun dalam pemeliharaan (lebih kurang 3 X umur anjing).
Sesungguhnya beberapa jenis kera di Indonesia juga sudah dapat dilatih untuk
maksud-maksud tertentu, seperti beruk pemetik kelapa dan sebagai penari dalam rong-
geng monyet.
Apakah kera-kera Indonesia tidak dapat juga dimanfaatkan untuk tugas yang le-
bih mulia?
Percobaan klinik adalah percobaan yang melibatkan manusia Percobaan Klinik dalam Pengembangan Obat Baru
(sehat - sakit) sebagai objek, dalam usaha mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tentang kegunaan atau bahaya suatu Dalam pengembangan obat baru, tahap percobaan klinik baru
obat, alat ataupun cara untuk pencegahan, diagnosa, terapi dikerjakan bila percobaan pra-klinik pada hewan telah selesai
ataupun rehabilitasi suatu penyakit ataupun gangguan kesehat- dengan kesimpulan : obat yang sedang diteliti memiliki perim-
an lainnya. bangan positif perihal khasiat dan keamanannya sehingga patut
Tujuan penyajian makalah ini adalah menginventarisasi dilanjutkan penelitiannya pada manusia.
kelemahan yang sering terjadi dalam percobaan klinik yang Percobaan klinik fase I, II dan III tujuannya harus jelas
dapat menyebabkan kegagalan percobaan klinik tsb. Suatu agar data yang terkumpul benar-benar mantap dan dapat
percobaan klinik dapat dianggap gagal bila : menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang farmako-dinamika,
toxikologi (khasiat & keamanan) dan farmako - kinetika
• Tidak berhasil mencapai tujuan percobaan klinik yang telah (absorpsi, distribusi, biotransformati, dan exkresi) pada orang
tercantum dalam protokol yang baik. sehat dan penderita. Data tersebut mutlak dibutuhkan sebelum
• Tak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok tentang suatu obat diizinkan untuk dipasarkan. Setelah obat dipasar-
permasalahan percobaan klinik tsb. kan sebenarnya masih perlu percobaan klinik fase IV, pasca -
• Penyakit penderita yang diikutsertakan dalam percobaan pemasaran, karena justru setelah digunakan secara luas, fre-
klinik itu umumnya jadi lebih parah. Ini seharusnya sudah kuensi atau persentasi tentang efektivitas dan keamanan obat
dapat diramalkan dari percobaan pra-klinik. itu dapat diketahui secara lebih tepat. Mungkin muncul khasiat
• Penderita mati karena intoxikasi obat yang sedang diuji baru ataupun efek samping baru yang belum diketahui dalam
sekalipun segalanya telah menuruti protokol. fase percobaan klinik sebelumnya.
Secara garis besar kelemahan-kelemahan suatu percobaan
Di Indonesia, percobaan klinik pra-pemasaran belum pernah klinik dapat ditelusuri dari :
dilakukan (Percobaan klinik fase I, II dan III). Mungkin baru
beberapa tahun lagi percobaan klinik pra-pemasaran akan dila- 1. Latar belakang dan pemasalahan yang mendorong
kukan di sini, tergantung pada sarana dan kemampuan personil dilakukannya percobaan klinik tsb.
yang ada. Yang lebih mudah dilaksanakan dahulu adalah fase 2. Tujuan percobaan klinik
IlI untuk obat-obat yang telah melewati fase I dan II di luar 3. Perencanaan percobaaan klinik
negeri. 4. Pengorganisasian percobaan klinik -
5. Koordinasi pelaksanaan percobaan klinik
Percobaan klinik yang telah dilakukan di negara kita, semua
6. Pengendalian (kontrol) pelaksanaan percobaan klinik
termasuk pasca - pemasaran, dalam arti di luar negeri obat tsb.
7. Penilaian (evaluasi) hasil percobaan klinik
telah dinilai dan boleh dipasarkan di negara yang bersangkut-
an. Jadi percobaan klinik yang dilakukan di negara kita umum-
nya pada saat ini bukanlah untuk memperoleh nomor registra-
si, tetapi sekedar menyakinkan dan memberikan pengalaman 1. LATAR BELAKANG PERCOBAAN KLINIK
pada dokter dalam menggunakan obat tsb. bagi pasien-pasien-
nya. Percobaan klinik semacam ini biasanya banyak kelemah- Latar belakang percobaan klinik perlu dikemukakan berdasar-
an-kelemahannya, sering tidak memakai pembanding, proto- kan atas data ilmiah untuk memberikan sandaran yang kuat
kolnya kurang baik, pelaksanaan sering menyimpang dari bagi percobaan klinik itu sendiri. Hal-hal yang patut diajukan
protokol, dsb. adalah :
Tujuan percobaan klinik yang akan dilakukan harus jelas dan Protokol yang sama sekali tidak lengkap ternyata masih
spesifik, sebaiknya secara tepat dikemukakan dalam satu atau terjadi, sekalipun di USA, seperti contoh di bawah ini yang
dua kalimat saja, tak perlu panjang lebar dan berbelit-belit. pernah disampaikan pada FDA :
Berikut ini adalah beberapa contoh tujuan, percobaan klinik Study Design :
yang kurang jelas dan tidak spesifik : Open evaluation of Drug X in the treatment of myoclonic and
akinetic seizure disorders in children that are refractory to recently
• Menentukan efektivitas terapi hipertensi dengan obat X available agents.
• Mengetahui mekanisme kerja efek samping obat X terhadap Patient Selection :
susunan saraf pusat. An indefinite number of patients will be treated with the drug.
• Menetapkan keamanan penggunaan obat X pada orang Clinical Record :
dewasa. Comprehensive clinical and laboratory reports will be furnished
by the company.
Peneliti harus mengetahui bidang cakup permasalahan dan
hendaknya menyadari bahwa tak mungkin menjawab terlalu
banyak pertanyaan sekaligus, apalagi dengan pelbagai sarana
Populasi Percobaan Kilnik
yang terbatas.
Seperti halnya dengan penelitian-penelitian lain, batasan
3. PERENCANAAN PERCOBAAN KLINIK populasi percobaan klinik harus jelas, menyangkut jenis
penyakit, umur, sex, berat badan, lokasi, ras, jumlah, dsb.
Kunci keberhasilan percobaan klinik sebagian besar terletak Ini penting karena hasil suatu percobaan klinik, hanya akan
pada perencanaannya, dan seluruh perincian seluk-beluk dapat menjawab pertanyaan dalam ruang lingkup populasi
rencana percobaan klinik tercantum dalam protokol. Protokol itu saja, dan tidak dengan sendirinya dapat berlaku untuk
yang tidak lengkap hanya akan menghasilkan data yang tak segala macam populasi. Tambahan lagi yang dapat dijawab
lengkap dan meragukan, sehingga dapat menjurus pada kesim- adalah hanya yang sebelumnya sudah direncanakan (yang
pulan yang salah dan membahayakan penderita. tercantum dalam protokol percobaan klinik itu). Bila perlu,
Beda pendapat perihal efektivitas anti-koagulan dalam stratifikasi populasi harus dilakukan untuk meningkatkan
terapi infark miokard akut amat mungkin disebabkan oleh kecermatan penelitian.
ketidaksempurnaan protokol dalam hal seleksi penderita yang Dalam suatu percobaan klinik adanya pembanding mutlak
diikutsertakan dalam percobaan klinik itu. Berikut ini adalah diperlukan untuk memperoleh kebenaran. Pembanding seha-
contoh hal-hal pokok yang harus tercantum dalam suatu rusnya menjalani perlakuan yang persis sama dan serentak
protokol percobaan klinik : bersama kelompok yang diuji. Pembanding ini seringkali
dilupakan atau tidak mengalami perlakuan yang sama dan
1. Judul penelitian
serentak dengan kelompok yang diuji; sehingga hasil percobaan
2. Latar belakang dan permasalahan
klinik itu sendiri jadi tidak bernilai ilmiah, karena kita tetap
3. Tujuan Percobaan Klinik (umum dan khusus)
dihadapkan pada keraguan. Untuk meningkatkan kecermatan
4. Populasi Percobaan Klinik :
percobaan klinik selain ada kelompok pembanding, percobaan
* Seleksi penderita klinik tsb. sebaiknya dilakukan secara acak tersamar ganda
* Kelompok pembanding (Random and double blind).
5. Pengecualian penderita Memang dalam setiap percobaan ataupun penelitian,
6. Disain Percobaan Klinik (cara penyamaran, cara "
Controlled trial " selalu lebih baik daripada "uncontrolled
pengelompokan, dsb.) trial " . Yang penting dalam hal ini ialah secara cermat harus
6. Rencana dosis dan pemberian obat dapat dibandingkan antara dua tindakan : diberi obat dan
7..Parameter untuk menilai respons dan efek samping obat tidak diberi obat; atau diberi obat A dan diberi obat B. Bahwa
4. ORGANISASI DAN KOORDINASI PERCOBAAN KLINIK 6. PENILAIAN (EVALUASI) HASIL PERCOBAAN KLINIK
Seperti halnya dengan organisasi lain, team percobaan Sebaiknya semua variabel yang ingin diukur dalam suatu
klinik hanyalah merupakan sarana untuk mencapai tujuan. percobaan disusun dan dicantumkan dalam suatu daftar
Agar hasilnya dapat diperoleh secara optimal, cepat, dan bersama dengan metoda pengamatan, alat yang akan diguna-
bermutu tinggi maka anggota organisasi itu terdiri dari spesi- kan, jadwal waktu pengamatan variabel-variabel tsb.
alis-spesialis yang memang ahli dan berpengalaman dalam Parameter hendaknya dipilih yang spesifik dan selektif
bidangnya masing-masing. Dalam organisasi percobaan klinik mengukur apa yang ingin diukur, merupakan akibat atau hasil
kedudukan seseorang ahli, tidak lebih rendah ataupun leibh langsung dari proses, keadaan atau penyakit yang sedang diuji.
tinggi dari ahli . yang lain. Jadi janganlah beranggapan bahwa Umumnya semakin jauh hubungan antara gejala dan kausa,
ketua team percobaan klinik itu dianggap lebih pandai dan semakin tidak spesifik gejala itu dan semakin tidak teliti
lebih penting dengan ahli yang lain. Anggapan semacam itu percobaan klinik tsb. Sedapat mungkin harus diusahakan agar
dapat mengganggu kelancaran kerja team percobaan klinik, parameter itu objektif, tidak subjektif. Bila perlu dilakukan
Dengan makin sering dan makin banyak dipergunakanya gas-gas pembius yang
berunsur fluor, maka timbul dugaan bahwa gas-gas ini merupakan faktor pengganggu
kesehatan khususnya bagi para ahli anestesi.
Oleh Dr. Linde dkk. dari Northwestern University USA telah dibandingkan
sebab-sebab dan angka-angka kematian para ahli anestesi diantara tahun 1930 s/d 1946
dengan sebab-sebab dan angka-angka yang sama setelah tahun-tahun itu.
Angka kematian diantara tahun 1930 — 1946 kurang lebih sama dengan angka
kematian diantara tahun 1947 — 1956, akan tetapi lebih besar dari angka kematian
dari tahun 1957 — 4971.
Sebab kematian utama para ahli anestesi ialah penyakit kardio-vaskuler dan
tumor ganas.
Dari jenis tumor ganas, tumor yang berasal dari traktus digestivus merupakan
yang paling sering ditemukan sedangkan tumor-tumor dari traktus respiratorius justru
paling sedikit !!.
Hasil-hasil penelitian ini memberi kesan bahwa gas-gas pembius berunsur fluor
yang mulai dipergunakan sejak tahun 1950—an mungkin tidak membahayakan kese-
hatan.
OLH
NTIS, Medicine & Biology, Aug. 11, 1981
TAHUKAH ANDA ?
"The adult may be safely treated as a child; Memang uji klinik obat-obatan pada anak dan janin enggan
The converse can lead to disaster" dilakukan. Shirkey menyebutnya "the therapeutic orphans",
Sir Lancelot Barrington — Ward.
suatu golongan manusia yang dalam segi obat-obatan tidak
cukup mendapat perhatian. Masih terlalu banyak obat-obatan
Setiap dokter sewaktu memberikan obat atau resep pada dipasarkan oleh pabrik-pabrik obat yang produsennya tidak
penderita, akan bertanya pada diri sendiri : atau kurang tahu penggunaannya pada anak-anak dan wanita
1. Tepatkah obat ini ? hamil, sehingga untuk menghindarkannya mereka memakai
2. Akan efektifkah obat ini ?
filsafah burung onta dengan melarangnya untuk golongan
3. Tepatkah dosisnya ? penderita ini. Tidak jarang kita menemukan pada pamflet
4. Berapa lama perlu diberikan ? obat-obatan tulisan-tulisan seperti : " ...............tidak dianjurkan
5. Apakah akan ada efek samping ? untuk anak-anak " atau "............tidak dianjurkan untuk anak-
6. Bagaimana pengaruh obat ini terhadap pertumbuhan anak di bawah umur 2 tahun " atau ".................penggunaan
dan perkembangan si penderita kelak ?
untuk bayi baru lahir tidak dianjurkan " atau " ........... hanya
7. Apakah ada pilihan lain ?
untuk orang dewasa " dsb, dsb, tetapi hampir semuanya
8. Apakah akan mempengaruhi kekebalan alaminya (na- tanpa data yang jelas.
tural immunity) ?
Rupanya produsen obat lebih cenderung untuk melarang
Seorang dokter, baik dokter umum maupun dokter spesialis, atau membatasi penggunaan suatu obat pada anak dan ibu
senantiasa akan berhadapan dengan masalah-masalah ini. hamil daripada menghadapi suatu risiko yang tak terduga,
Apalagi kalau mengobati seorang anak, tidak jarang seorang karena tiadanya data uji klinik. Tetapi mengapa ada keeng-
dokter menjadi ragu-ragu, karena tidak selalu dapat menjawab ganan untuk melakukan uji klinik pada anak-anak ? Ternyata
pertanyaan-pertanyaan di atas dengan tepat. banyak faktor-faktor yang menyulitkan suatu uji klinik pada
Di mana sebenarnya letak kesulitan-kesulitan dalam terapi anak. Marilah kita membahas beberapa faktor penyulit ini :
seorang anak ? Faktor-faktornya banyak, tetapi pada da- A. Faktor orang tua.
sarnya perlu disadari bahwa anak itu selalu dalam proses per- Pada umumnya orang tua menentang kalau anaknya diikut-
tumbuhan dan perkembangan dan dalam proses ini selalu sertakan dalam suatu uji klinik. Dan, kalaupun bersedia, mere-
akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Te- ka mengharapkan suatu imbalan yang menarik, karena mera-
tapi juga akan ada hambatan-hambatan yang dapat meng- sa dirugikan. Lebih-lebih kalau anaknya masih kecil. Ber-
ganggu keseimbangan kesehatan si anak, baik karena faktor- beda dengan orang dewasa, sukarelawan hampir tidak ada.
faktor lingkungan ataupun penyakit-penyakit. Dengan mem-
berikan obat kita bertujuan dan berusaha mengembalikan B. Faktor anak.
keseimbangan itu, supaya proses tumbuh kembang akan da- Selain adanya perbedaan antara orang dewasa dan anak ("A
pat berlangsung secara optimal, agar kelak si anak itu menjadi child is not an adult in pocket size"), juga terdapat perbe-
seorang dewasa yang optimal pula. Tetapi sebaliknya kita daan antara kelompok umur. Biasanya kita membaginya sbb. :
mengetahui, bahwa obat itu sendiri, kalau penggunaannya ti- 1. Janin. Bayi masih dalam kandungan dan 100 % masih ter-
gantung pada ibunya.
dak tepat, akan dapat mengganggu fungsi-fungsi dalam badan.
Jadi obat itu di satu pihak kita perlukan untuk terapi, te- 2. Bayi baru lahir (Neonatus) : sejak lahir sampai umur 28 hari
tapi di lain pihak kita takuti karena sifat racunnya. Oleh ka- 3. Masa bayi (Infant) : 1 bulan sampai 12 bulan.
4. Balita (Toddler) : 1 — 5 tahun.
rena itu tiap obat perlu mengalami uji klinik yang teliti sebe-
5. Anak sekolah : 6 — 13 tahun.
lum digunakan pada manusia, lebih-lebih pada anak dan ibu
6. Remaja (Puber) : 11 — 18 tahun.
hamil. Masih segar diingatan kita bagaimana akibat kelalaian
dalam hal ini, yaitu lahirnya bayi-bayi cacat karena obat thali- Tiap kelompok umur mempunyai kekhususan tersendiri.
domide. Atau bagaimana tetrasiklin merobah warna gigi pada Di sini hanya akan disebut beberapa contoh :
anak-anak yang baru diketahui bertahun-tahun kemudian. • Perbedaan cairan badan total : prematur 86 %; bayi 70 %;
Salah satu tugas pertama dari setiap departemen kesehatan ran yang agresif, dokter-dokter itu senang memberi resep obat
yang ingin menerapkan strategi nasional untuk "Kesehatan spesiality.
bagi Semua" ialah meninjau kembali bagaimana cara me- Kebetulan, laporan itu selanjutnya menyatakan bahwa dari
reorganisasi sistem kesehatan agar ini didasarkan pada pelayan- 126 obat yang direncanakan sampai pada unit-unit lapangan,
an kesehatan primer. Bertahun-tahun yll. daerah ini adalah hanya 70 yang benar-benar sampai, dan setelah ditinjau
tempat lahirnya pola yang jelas bagi puskesmas, yang waktu benar-benar, ternyata hanya 30 yang diperlukan.
itu merupakan sumber harapan. Apa yang terjadi dengan ide Bagaimana anda mengharapkan masyarakat mempercayai
tsb ? Mengapa kini terjadi krisis kepercayaan padanya ? Dan sistem kesehatan dalam suasana demikian ? — dan saya perlu
pelajaran apa dapat kita timba dari apa yang telah terjadi ? menambahkan bahwa laporan itu sengaja menyajikan gambar-
Puskesmas-puskesmas ini, meskipun namanya puskesmas, an yang "menggembirakan" dari puskesmas rata-rata di negara
memusatkan perhatian pada pemberian pelayanan medik tsb. Bagaimana anda mengharapkan mereka memperhatikan
setempat selain usaha KB. Hanya terbatas saja mereka me- petunjuk-petunjuk tentang kesehatan mereka, betapapun
nangani kesehatan masyarakat.Dan bag a- imanabentuk pelayan- baik maksud anda, yang tidak mengenai sasaran dari pers-
an medik yang mereka berikan ? Dengarkan beberapa abstrak pektif mereka, karena tidak cukup memperhatikan diare
dari Laporan Institut Manajemen dalam salah satu negara bayi-bayi mereka, air yang mereka minum, makanan yang me-
besar di kawasan ini : reka makan, rumah tempat mereka tinggal atau tiadanya
rumah, dan lingkungan tak sehat yang sudah nasibnya menyer-
......puskesmas-puskesmas itu, yang tidak mempunyai fasilitas diag-
nostik, diharapkan memberikan pengobatan untuk penyakit-pe- tai mereka. Dan obat yang mereka perlukan bila mereka
nyakit yang biasa. Kasus-kasus yang memerlukan diagnosis seharus- sakitpun tak ada.
nya dirujuk ke rumah sakit terdekat. Budget untuk obat-obatan Maka mereka mem "by-pass" puskesmas-puskesmas tsb,
dan supply lain untuk setiap unit lapangan adalah demikian kecil.
Pemberian obat-obatan itu dilakukan oleh dokter yang cukup pergi ke rumah sakit sebagai pasien berobat jalan ...................
"qualified". Demikian lingkaran setan ini berputar tanpa menangani masa-
" lah kesehatan utama mereka.
Ya, itulah yang dikatakannya : dokter yang cukup qua-
lified" ! Saya lanjutkan :
Half dan Mahler. Sambutan pada WHO Regional Committee for South-
Karena kebanyakan perusahan farmasi melakukan strategi pemasa- East Asia. WHO chronicle 1981 ; 35 (6) : 208 - 212.
ANALISA STATISTIK
Dalam setiap penelitian maka design dan analisa statistik
merupakan 2 pokok penelitian yang menunjukkan baik atau
buruknya percobaan. Akan tetapi seperti dikemukakan dalam
tulisan-tulisan diatas pada beberapa penelitian tidak dapat
dibuat analisa statistiknya. Baru pada penelitian-penelitian
yang terakhir dibuat analisa statistik secara sederhana, yaitu
melihat perubahan gejala sebelum dan sesudah pengobatan.
Hal ini baru dapat dilakukan setelah instrument-instrument
penelitian lebih teliti dilakukan.
Prinsip-prinsip utama dalam riset biomedik yang menyangkut Disamping itu dianjurkan bahwa dalam hal inkompetensi
manusia tercantum dalam Deklarasi Helsinki-nya World Me- hukum, informed consent harus diperoleh dari wali yang
dical Association, yang kemudian direvisi oleh Sidang Kedok- berwenang sesuai denan perundang-undangan nasional. Bila ke-
teran Dunia (World Medical Assembly) di Tokyo pada tahun tidakmampuan fisik atau mental tidak memungkinkan pembe-
1975. Akan tetapi, penerapannya tidaklah sederhana. Perkem- rian informed consent, atau bila subyek seorang anak kecil,
bangan riset kedokteran, terutama ke negara-negara berkem- izin diminta dari keluarga yang bertanggungjawab, sesuai
bang, menimbulkan kebutuhan suatu penelitian mengenai dengan undang-undang nasional.
bagaimana cara menerapkan prinsip Helsinki dengan memper- Yang menjadi masalah ialah beberapa kelompok masya-
timbangkan provisi hukum dan pengaturan administratif untuk rakat belum terbiasa dengan konsep dan teknik kedokteran
meyakinkan bahwa hak azasi manusia dan kesejahteraan sub- eksperimental. Individu-individu anggota masyarakat tsb
yek penelitian cukup terlindungi. mungkin belum memiliki kesadaran sepenuhnya akan impli-
Penelitian semacam itu mula-mula dilakukan tahun 1976 kasi keikutsertaannya dalam suatu riset, sehingga tak dapat
oleh the Council for International Organizations of Medical memberi informed consent yang memadai. Maka bila ada
Sciences (CIOMS), diikuti oleh proyek gabungan WHO/CIOMS kebutuhan untuk melakukan riset terhadap penyakit-penyakit
awal tahun 1978. Hasil-hasilnya dikukuhkan pada Konpe- yang menyebabkan banyak mortalitas, morbiditas, atau
rensi Meja Bundar CIOMS ke XV di Manila (13—16 Septem- inkapasitas dalam masyarakat itu, dianjurkan agar keputusan
ber 1981) dan pada pertemuan WHO Global Advisory Com- dari individu untuk ikut atau tidak ikut diminta melalui peran-
mittee on Medical Research di Geneva pada tanggal 12—15 taraan pemimpin masyarakat yang dipercaya. Harus dijelaskan
Oktober 1981. bahwa keikutsertaan itu benar-benar sukarela dan bahwa
Di negara-negara berkembang terdapat masalah-masalah setiap subyek bebas menarik diri dari percobaan setiap saat.
khusus. Dari kuestioner yang dikirimkan kepada 45 jawatan Cara memperoleh informed consent dari anak-anak dan
kesehatan nasional dan 91 fakultas kedokteran di negara- orang berpenyakit jiwa atau terbelakang juga menimbulkan
negara berkembang, didapatkan kesan adanya kerbedaan yang masalah. Belum ada kesepakatan mengenai umur yang me-
besar dalam pendekatan nasional terhadap peninjauan etika nurut hukum masih dianggap anak-anak, tetapi dianggap cu-
(ethical review) dalam riset yang menyangkut manusia. Mes- kup mampu menentukan bagi dirinya sendiri untuk ikut
kipun sampai taraf tententu perbedaan itu mencerminkan serta dalam riset. Tapi orang yang telah mencapai usia wajib
perbedaan struktur konstitusi dan administrasi pada masing- militer atau telah diperbolehkan ikut pemilu harus dianggap
masing negara, namun kebanyakan peninjauan diserahkan pada mampu memberi informed consent, Bagaimanapun juga seba-
masing-masing peneliti dan bukan pada "komite yang inde- iknya diusahakan kerjasama sukarela dari si anak, dan lebih
penden yang ditunjuk secara khusus" seperti dianjurkan oleh baik lagi kalau ada juga izin dari orang tua atau walinya.
deklarasi Helsinki.
Penelitian tadi mengungkapkan 4 pertanyaan utama yang Riset pada Masyarakat
sejauh ini belum terjawab sepenuhnya, yaitu.: Suatu riset mungkin dilakukan terhadap seluruh masyarakat,
■ konsep dan validitas informed consent misalnya pengolahan air minum, riset tentang pelayanan kese-
■ masalah etika dalam riset pada masyarakat (community hatan, pengujian insektisida, pengujian obat profilaktik atau
based) vaksin baru dsb. Selain. itu, meskipun tidak secara khusus
■ prosedur pengawasan etika untuk riset biomedik yang me- ditujukan untuk meningkatkan kesehatan, usaha-usaha lain
nyangkut subyek manusia seperti manipulasi lingkungan dapat secara tak langsung mem-
■ perlindungan subyek yang diteliti. pengaruhi kesehatan manusia.
Terhadap empat pertanyaan ini, dianjurkan respons demikian. Dalam banyak hal tidaklah praktis untuk memperoleh
informed consent dari semua individu yang terlibat. Maka
Informed Consent peneliti baru boleh memulai risetnya setelah mengadakan pe-
Deldarasi Helsinki menegaskan kembali doktrin informed nilaian secermat-cermatnya, setelah memperoleh nasihat
consent (izin pasien setelah menerima informasi secukupnya). teknik dari pihak-pihak yang kompeten, dan mendapat izin
Introduction independent committee for consideration, comment ' in accordance with national legislation.Wherephysi-
It is the mission of the medical doctor to safe- and guidance. cal or mental incapacity makes it impossible to
guard the health of the people. His or her knowled- 3. Biomedical research involving human subjects obtain informed consent, or when the subject is
ge and conscience are dedicated to the fulfilment should be conducted only by scientifically qualified a minor, permission from the responsible relative
of this mission. persons and under the supervision of a clinically replaces that of the subject in accordance with
The Declaration of Geneva of the World Medical competent medical person. The responsibility national legislation.
Association binds the doctor with the words, for the human subject must always rest with a me- 12. The research protocol should always contain
"The health of my patient will be my first conside- dically qualified person and never rest on the sub- a statement of the ethical considerations involved
ration", and the International Code of Medical ject of the research, even though the subject has and should indicate that the principles enunciated
Ethics declares that, "Any act or advice which given his or her consent. in the present Declaration are complied with.
could weaken physical or mental resistance of a 4. Biomedical research involving human subjects
human being may be used only in his interest." cannot legitimately be carried out unless the impor- 11. Medical research combined with professional care
The purpose of biopredical research involving tance of the objective is in proportion to the inhe- (clinical research)
human subjects must be to improve diagnostic, rent risk to the subject. I. In the treatment of the sick person, the doctor
therapeutic and prophylactic procedures and the 5. Every biomedical research project involving must be free to use a new diagnostic and thera-
understanding of the etiology and pathogenesis human subjects should be preceded by careful peutic measure, if in his or her judgement it offers
of disease. assessment of predictable risks in comparison hope of saving life, reestablishing health or allevi-
In current medical practice most diagnostic, with foreseeable benefits to the subject or to ating suffering.
therapeutic or prophylactic procedures involve others. Concern for the interest of the subject 2. The potential benefits, hazards and discomfort
hazards. This applies a fortiori to biomedical re- must always prevail over the interests of science of a new method should be weighed against the
search. and society. advantages of the best current diagnostic and thera-
Medical progress is based on research which 6. The right of the research subject to safeguard peutic methods.
ultimately must rest in part on experimentation his or her integrity must always be respected. Every 3. In any medical study, every patient—including
involving human subjects. precaution should be taken to respect the privacy those of a control group, if any—should be assured
In the field of biomedical research a fundamental of the subject and to minimize the impact of of the best proven diagnostic and therapeutic
distinction must be recognized between medical the study on the subject's physical and mental method.
research in which the aim is essentially diagnostic integrity and on the personality of the subject.
or therapeutic for a patient, and medical research, 4. The refusal of the patient to participate in a
the essential object of which is purely scientific 7. Doctors should abstain from engaging in research study must never interfere with the doctor-patient
and without direct diagnostic or therapeutic value projects involving human subjects unless they are relationship.
to the person subjected to the research. satisfied that the hazards involved are believed 5. If the doctor considers it essential not to obtain
to be predictable. Doctors should cease any
Special caution must be exercised in the conduct informed consent, the specific reasons for this
investigation if the hazards are found to outweigh
of research which may affect the environment, proposal should be stated in the experimental
and the welfare of animals used for research must the potential benefits. protocol for transmission to the independent
be respected. 8. In publication of the results of his or her re- committee (1, 2).
Because it is essential that the results of labora- search, the doctor is obliged to preserve the accura- 6. The doctor can combine medical research with
tory experiments be applied to human beings to cy of the results. Reports on experimentation not professional care, the objective being the acquisi-
further scientific knowledge and to help suffering in accordance with the principles laid down in this tion of new medical knowledge, only to the extent
humanity, the World Medical Association has Declaration should not be accepted for publication. that medical research is justified by its potential
prepared the following recomendations as a guide to 9. In any research on human beings, each potential diagnostic or therapeutic value for the patient.
every doctor in biomedical research involving subject must be adequately informed of the aims,
human subjects. They should be kept under review methods, anticipated benefits and potential hazards Ill. Non-therapeutic biomedical research involving
in the future. It must be stressed that the standards of the study and the discomfort it may entail. human subjects (non-clinical biomedical research)
as drafted are only a guide to physicians all over He or she should be informed that he or she is at
1.1n the purely scientific application of medical
the world. Doctors are not relieved from criminal, liberty to abstain from participation in the study
research carried out on a human being, it is the duty
civil and ethical responsibilities under the laws of and that he or she is free to withdraw his or her
of the doctor to remain the protector of the life
their own countries. consent to participation at any time. The doctor
should then obtain the subject's freely-given in- and health of that person on whom biomedical
research is being carried out.
I. Basic principles formed consent, preferably in writing.
2. The subjects should be volunteers—either heal-
1. Biomedical research involving human subjects 10. When obtaining informed consent for the re-
thy persons or patients for whom the experimental
must conform to generally accepted scientific search project the doctor should be particularly
design is not related to the patient's illness.
principles and should be based on adequately per- cautious if the subject is in a dependent re-
lationship to him or her or may consent 3. The investigator or the investigating tear
formed laboratory and animal experimentation
under duress. In that case the informed consent discontinue the research if in his/her or their judge-
and on a thorough knowledge of the scientific
should be obtained by a doctor who is not engaged ment it may, if continued, be harmful to the indivi-
literature.
in the investigation and who is completely indepen- dual.
2. The design and performance of eachexperimen-
tal procedure involving human subjects should dent of this official relationship. 4. In research on man, the interest of science and
be dearly formulated in an experimental protocol 11. In the case of legal incompetence informed society should never take precedence over conside-
which should be transmitted to a specially appointed consent should be obtained from the legal guardian rations related to the well-being of the subject.
PENDAHULUAN (c) Penderita dipelajari atas dasar : who, where, when (siapa,
dimana dan kapan). Variabel yang ditanyakan : Umur,
Menurut " International Epidemiological Association" (1)
epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang jenis kelamin, pekerjaan, golongan etnik (ras).
(d) Penerangan tentang penyakit diberikan kepada masya-
berpengaruh kepada frekuensi dan penyebaran penyakit pada
penduduk. Sedangkan survei menurut Abramson (2) dinyata- rakat dan pihak yang berkepentingan.
kan sebagai suatu penelitian yang mengumpulkan informasi (e) Kartu survei epidemiologik yang standard dipakai dalam
secara sistematik. Oleh karena itu survei epidemiologik jang- survei ini yang bertujuan menetapkan sumber sebab tim-
bulnya wabah dan mencari orang lain yang sudah terjang-
kauannya mungkin satu penderita, beberapa penderita, le-
kit penyakit tersebut (kontak).
tusan suatu jenis penyakit (= wabah), satu daerah tertentu
beserta penduduknya yang diselidiki selama jangka waktu (f) Hasil analisa survei itu akan menghasilkan tindakan pen-
cegahan di masa depan.
tertentu (3). Hal tersebut di atas dibahas lebih lanjut pada
uraian berikut.
4. SURVEI PENDUDUK DALAM DAERAH TERTENTU
1. SURVEI EPIDEMIOLOGIK SATU PENDERITA (KASUS) Baik pada survei dengan dan tanpa kelola, penyelidik
Hal ini lazim dilakukan pada penderita penyakit yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu kepada penduduk
sangat menular, misalnya penderita penyakit karantina atau atau masyarakat. Pertanyaan itu mungkin dapat berupa
penyakit yang tercakup dalam suatu sistem pengamatan (i) Wawancara, (ii) Kuesioner, (iii) Pemeriksaan medik atau
(= "survellance system"). laboratorium, dan (iv) Peninjauan kartu sakit atau kartu
Contoh. Di rumah Sakit dirawat seorang anak yang menderita kesehatan (=" records " ).
demam berdarah, maka oleh Dinas P3M diusut tempat tinggal Contoh :
anak tersebut. Kemudian diselidiki kemungkinan penularan Wawancara
demam berdarah di rumah anak tersebut. Bila ternyata vektor "Bagaimana pendapat bapak tentang pendidikan seksual untuk
demam berdarah ditemukan sangat banyak di rumah anak itu, anak remaja?"
dapat dilakukan penyemprotan serta pembasmian tempat ( CATAT JAWABAN ITU KATA DEMI KATA).
perindukan vektor tersebut. Penduduk di sekitarnya diamati
terhadap timbulnya penderita baru. Kuesioner
2. SURVEI EPIDEMIOLOGIK BEBERAPA PENDERITA "Apakah bapak memiliki barang kesejahteraan sebagai berikut?"
– Radio – Sepeda – Mesin Jahit
Hal ini sering dilakukan bila beberapa penderita penyakit – Stereo-system – Sepeda motor/Scooter – Rice-cooker
yang tidak lazim timbul di suatu daerah. – Televisi – Mobil – Lemari es
Contoh. Di sebuah rumah sakit di Jakarta timbul beberapa – AC.
penderita penyakit malaria, sedangkan orang tersebut tidak Pemeriksaan Laboratorium dan klinik
pernah keluar kota Jakarta, sesudah diusut lebih lanjut, ter- Kolesterol darah :...................................................................
nyata orang itu memperoleh transfusi darah yang mengan- Tekanan darah : . . . / . . . . mmHg (sistolik/diastolik).
dung parasit malaria. Kartu Kesehatan
3. SURVEI LETUSAN SUATU JENIS PENYAKIT (WABAH) Jenis Kelamin : .......................................Berat Badan : ................
Definisi wabah atau epidemi memang beraneka ragam dan Tinggi Badan :.........................................
tidak mudah diberikan. Mungkin epidemi dapat dinyatakan Sebelum survei dilaksanakan, perlu diperhatikan langkah
sebagai "keadaan darurat kesehatan masyarakat " , dan survei berikut:
epidemiologik yang dilakukan pada wabah itu ialah sebagai (1) Tujuan survei
berikut : (2) Kapan survei dilaksanakan
(a) Konfirmasi diagnosa penyakit itu (klinik dan lab.). (3) Cara survei yang dipakai
(b) Menetapkan prevalensi dan insidensi penyakit yang berke- (4) Susunan pertanyaan untuk survei
lebihan (dibandingkan dengan keadaan normal atau sebe- (5) Penduduk dan sampel yang diperiksa
lumnya). (6) Kelola (=" kontrol")
Ever since there are people in the world there have been or Mg 2+ should be due to an interaction with one and the
diseases and medicaments. The first medicaments were pri- same active site, which of course is not true.
marely used for combat of pain, later more precise products
come along.
The eldest medicinal products are of natural origin, mainly
from plants (e. g. rhubarb); isolation (originally of mixtures)
was done by pharmacists. In the nineteenth century the 2 Cl Mg ++
synthesis of analogues of isolated natural products started
to come in use. Gradually parts of the task of the pharmacist
(synthesis) was taken over by chemists, making a cooperation
between the disciplines.necessary. At that time pharmaceutical
industries started to become (partly) research based. tubocurarine
At the same time (± 1900) the idea that biological res-
ponses due to chemical agents are caused by an interaction It is conceivable that in the time that the state of deve-
between these agents and an active site (receptor) became lopment had reached this level only, new medicaments could
more and more accepted (Ehrlich). It is very important that be found solely by synthesizing large numbers of analogous
parallel to this new development, pharmacology matured molecules (generic series), which had to be screened afterwards
into a science. by the pharmacologists. When leads (a certain activity in
In our century the development of new drugs reached a certain class of compounds) were detected, an optimal
its peak after the second world war, with the introduction activity was aimed at by further synthesis. Another way
of many drugs which are still in use now. In this essay I would was to investigate large numbers of bacterial brothes in search
like to describe briefly the "classical' way of doing pharma- for new antibiotics.
ceutical research as it was done in its golden age (1945—1970) In the already mentioned golden age period new, very
and to depict modern research programmes, in which biologi- active agents were developed in this way. A group of spe-
cal and chemical disciplines are strongly integrated. cialized chemists (mainly organic chemists) from that time on
called " medicinal chemists", produced large numbers of
Pharmaceutical research in the recent past. compounds. The pharmacologists screened the compounds
Already in the 19th century some scientists (e.g. Brown and established the desired possibly beneficial properties
and Fraser) advocated the relation between chemical structure (or other !). In a rather short period of time it proved to
and biological activity. They made little progress for two be possible to find medicaments for most, if not all, of the
reasons. The chemical structures at that time were ill defined diseases of which a fair understanding of the underlying
(mainly two dimensional structures), as were the biological cause was known. The amount of luck in finding new mole-
effects (reached by different mechanisms, interactions with cules remained high however; a lot of products came in use
different active sites). Activity was attributed to certain parts because of biological properties completely different from
of the molecules (therapogenic groups), but in 1937 Clark those actually expected (e. g. diphenylhydantoin, the pheno-
wrote still : "Relations between chemical constitution of tiazines, several sedatives, the antidiabetic sulphonamides).
drugs and pharmacological actions have been examined so For several reasons (e. g. the severe unexpected problems
extensively that we have a fairly clear idea of the extend of with thalidomide) gradually more and more research became
our ignorance". The Dutch pharmacologist De Jong however necessary before a product could be given to men : toxicology
denied such a relation absolutely as he could not understand (later on including e. g. teratology, research after carcinogenic
the same grow activity caused by either Mg 2+ or d-tubocura- or mutagenic effects), metabolism of the compounds and
rine; his misbelief was of course caused by the misunder- its pharmacokinetic properties had to be established etc.
standing that the muscle relaxation seen after d-tubocurarine This happened in the late sixties.
Modern pharmacochemistry
The complexity of pharmaceutical research makes an inte-
grated approach a must. In the following scheme I have
indicated how this should be arranged for. A : dangerous route
B : safe route
It should be clear that in such a set up only the selection New QSAR techniques
of a new molecule can be reached, but it does not involve As already mentioned one has tried to find Structure
the more or less routine investigations needed for the deve- Activity Relationships (SAR) since long; the main reasons not
lopment of a marketable product. to find them but in qualitative way have also been explained.
The important difference with the old fashioned way is Conditions to find SAR are :
the integration between the disciplines as well as the possi- a) the biological parameter should be the true reflection of
bility offered to start a project on basis of for instance toxi- the pharmacon—receptor interaction;
cological findings. The scientists working in the field should b) the compounds investigated should therefore belong to
have a training which allows for working in integrated research a pharmacologically congeneric series.
teams. The pharmacologist should be able to speak with and It should be not too difficult to obey both conditions, especial-
listen to the synthetic chemist a. s. o. ly when for the biological experiments isolated systems (e. q.
It is beyond the scope of this essay to mention many isolated organs, even better cells or cultures of microorganisms)
examples of recent successes on the basis of an integrated are used. Experiments have never been very productive how-
research program. I just give a few. ever, which has, in my opinion, been caused by the fact
Pada tahun 1946, Boorman, Dodd dan Loutit, jugs Loutit & AIHA dapat dibagi menjadi 2 kelompok :
Mollison melaporkan bahwa eritrosit para penderita acquired A. AIHA type hangat (warm AIHA)
hemolytic anemia dapat bereaksi dengan antiglobulin serum. 1. Primer (idiopatik)
Kemudian Dacie menemukan bahwa eritrosit para penderita 2. Sekunder (Lymphoma, SLE, infections, carcinoma, dll)
AIHA (Auto—Immune—Hemolytic—Anemia) reaksinya tidak B. AIHA type dingin (cold agglutinin syndrome)
sama kuat dengan antiglobulin serum. Bila ditambah sedikit 1. Primer (idiopatik)
gamma globulin ke dalam antiglobulin serum, maka dapat 2. Sekunder (syphilis)
menekan reaksi terhadap eritrosit dari AIHA type hangat Dalam pemeriksaan serologi untuk mendapatkan diagnosa
(Warm AIHA), tetapi tidak mempengaruhi reaksi terhadap yang tidak keliru, beberapa pertanyaan dibawah ini harus
eritrosit dari AIHA type dingin (cold agglutinin syndrome). jelas terjawab.
Oleh karena itu dapat diketahui, auto-antibody yang me- I. Apakah sel darah merah pasien telah dilekat oleh protein?
lekat (sensitized) pada sel "AIHA type dingin" bukan gamma Hal ini dapat dijawab dengan dilakukannya DAT dengan poly-
globulin, kemudian ditemukan bahwa sebetulnya hanya specific atau broad-spectrum antiglobulin.
komplemen yang melekat pada sel AIHA type dingin tsb. Auto-antibody juga seperti allo-antibody, sama-sama termasuk
Komplemen yang paling sering ditemukan ialah C3d, satu golongan Gamma-globullin. Coombs serum tsb dibuat dari
bagian dari C3, maka bila Direct Antiglobulin Test (DAT) po- kelinci yang telah disuntik human gamma-globulin. Sifat
sitif dengan polyspecific antiglobulin serum harus diteruskan dari anti-human-gamma globulin ini dapat dikelompokkan
reaksinya dengan anti-IgG dan anti-C3 (yang mengandung poly-specific yang Broad spectrum dan mono-specific, misal-
C3d) untuk mendapatkan kesan pertama apakah itu zat anti nya anti-IgG, anti-IgM, anti-IgA dan anti-C3.
dari AIHA type yang hangat atau yang dingin. IgM antibody dapat langsung agglutinasi sel dalam saline,
Diagnosa untuk AIHA selain dari serologi, juga didasarkan : malah ada juga yang lysis. IgG antibody tidak -bisa langsung
1. Harus dicocokkan dengan keadaan klinik, karena Direct agglutinasi sel dalam saline tetapi sempat melekat sel
Antiglobulin Test yang positif belum tentu pasti hemo- atau bisa juga langsung agglutinasi dengan sel yang telah diku-
lytic anemia. pas dengan enzyme (enzyme treated cell).
2. Pemeriksaan DAT dimulai dengan poly—specific anti- Sel yang telah dilekat, bila ditambah anti-globulin serum,
globulin serum dan diteruskan dengan mono-specific anti- baru terjadi agglutinasi.
IgG dan anti-C3 . Sebanyak 50% auto antibody type hangat Anti-IgG (anti-gamma-globulin serum) reaksi dengan heavy
positif dengan anti-IgG dan anti-C3, sedangkan 30% hanya chain (bagian FC fragment)-nya IgG molekulgamma globulin
positif dengan anti-IgG dan 20% hanya positif dengan yang melekat pada sel, dengan demikian terjadilah agglutinasi.
anti-C3. Sementara itu antibody type dingin hanya positif Polypeptide chains adalah unit struktur IgG dari immuno-
dengan anti-C3. globulin. Struktur yang terdiri dari 2 heavy chains dan 2 light
Paroxysmal cold haemoglobulinuria yang disebabkan zat chains bentuknya seperti letter T waktu bebas (Gambar I)
anti-IgG yang melekat dengan komplemen, hanya positif dan bisa berubah jadi letter Y waktu mengikat dengan antigen
dengan anti-C3, negatif dengan anti-IgG. dan pada waktu itu terbukalah tempat untuk mengaktifkan
3. Titer agglutinasi dari type yang dingin bisa sangat tinggi, komplemen (Gambar 2).
pada 4° C (1000) bahkan bisa bereaksi pada 30° C, dapat Bila IgG melekul ini dikupas dengan enzyme papain, dapat
digolongkan AIHA type dingin atau cold agglutinin syn- dipecah jadi 2 potong Fab fragment yang terdiri dari 1 light
drome. chain dan 1/2 H chain dan 1 potong Fc fragment yang terdiri
4. Melalui screening zat anti dalam serum pasien pada suhu dari 2 buah "1/2H chain" (Gambar 3). Ujungnya Fab yang
20° C dan 37° C terhadap eritrosit normal dan eritrosit terdiri dari 1/4H chain dan 1/2 light chain, mempunyai sifat
yang telah dikupas oleh enzyme kemudian dilihat reaksi/ specificity antibody untuk mengikat antigen, dinamakan
lysis, agglutinasi atau non reaktif, dapat membedakan Variable region, sisanya disebut constant region yang menen-
auto antibody type hangat atau type dingin. tukan macam-macam immunoglobulin IgG, IgA, IgE dan
II. Protein jenis apa yang melekat pada sel darah merah ? TABEL 1. HASIL SCREENING SERUM PENDERITA
Setelah DAT positif dengan poly-specific antiglobulin serum, ZAT ANTI DARI TYPE HANGAT YANG TYPIKAL
anti-IgG dan anti-C3 dapat membedakan protein tsb, termasuk
gamma globulin atau non gamma globulin (komplemen).
S AS AS+AC
Dalam kasus-kasus tertentu bila perlu juga dipakai anti-IgA
dan anti-IgM. 20 °C sel normal
lysis 0 0 0
agglutinasi 0 0 0
20° C sel yang dikupas dengan enzyme
IgG FOLLOWING BINDING TO ANTIGEN lysis 0 0 0
agglutinasi 1+ 1+ 1+
37 ° C sel normal
lysis 0 0 0
agglutinasi 0 0 0
ind irect A.T. 2+ 2+ 2+
37 °C sel yang dikupas dengan enzyme
lysis 1/2 + 1+ 2+
agglutinasi 3+ 3+ 3+
Complement activation site
S = Serum Pasien
AS = Serum pasien yang diasamkan dengan 1/10 vol 0—2 N HCl
menjadi pH 6,5—6,8
AS + AC = Serum pasien tambah serum segar yang diasamkan.
Kisah Rauwolfia
Alkaloid rauwolfia punya riwayat yang menarik. Sejarah pe- Ini mengakibatkan kemerosotan kedokteran Hindu. Selama
ngembangannya di India akan memperkenalkan kita dengan masa itu penyimpanan catatan-catatan kedokteran tidak
keajaiban serta potensi-potensi bahan obat yang kuno ini. diperhatikan dan kitab-kitab Ayurveda yang ada banyak
Catatan-catatan kuno di India menggambarkan sejumlah be- yang rusak atau hilang. Sekolah-sekolah kedokteran India yang
sar tanaman obat yang dipergunakan untuk meringankan pernah jaya itu mulai ditinggalkan orang dan hanya ada se-
penderitaan manusia, di samping untuk praktek okultisme. dikit dokter India yang qualified yang bekerja sebagai dokter
Survei secara cepat dalam Ayurveda (sistem kedokteran India) menjadi dongeng rakyat dan tabib palsu bermunculan. Sangat-
menunjukkan bahwa sebagian besar preparat tanaman tsb. lah mungkin bahwa karena identifikasi yang tidak cermat,
digunakan dalam kombinasi (kadang-kadang suatu resep banyak tumbuhan lain yang disangka sebagai rauwolfia dan
mengandung 25 — 50 obat atau lebih) dan obat biasanya dipakai untuk mengobati berbagai jenis penyakit, dari keke-
harus mengalami berbagai proses — pengeringan, penggi- ruhan kornea sampai eksema. Namun demikian beberapa pu-
lingan, dididihkan, disaring dsb. Oleh karena itu sulit dike- blikasi asli mengenai ilmu kedokteran India masih juga diha-
tahui tanaman mana yang berguna untuk penyakit tertentu silkan, mungkin melalui contoh yang diberikan oleh beberapa
dan interaksi apa yang terjadi (menguntungkan atau meru- penguasa Hindu yang tertinggal (misalnya, Bhoja-Prabandha,
gikan) antara berbagai tanaman obat tsb. dalam proses-proses tahun 980). Untunglah pada bagian akhir dari masa tsb. ba-
itu. Inilah salah satu sebab (mungkin) mengapa dari farmakope nyak orang asing, ahli botani, dan dokter-dokter mengunjungi
India yang mengandung sekitar 2000 macam obat, hanya rau- India. Maka rauwolfia tetap hidup dalam memoir dan tulisan-
wolfia yang diakui statusnya dalam percaturan internasional. tulisan mereka yang dipublikasikan dari abad 15 dan seterus-
Menurut dongeng, 8000 tahun yll orang-orang bijaksana di nya. Aktivitas ini meningkat dengan mendadak pada abad
negara itu, setelah berkonsultasi di kaki gunung Himalaya, ke 18 dan 19, dimana rauwolfia banyak disebut-sebut dalam
mengirimkan wakil mereka Bharadwaja untuk pergi ke Dewa berbagai farmakope, farmakografi, dan atlas-atlas yang diter-
Indra guna mempelajari ilmu pengobatan. Bharadwaja berhasil bitkan pada masa itu, terutama oleh penulis Barat.
mempelajarinya dan menurunkan ilmunya pada Atreya, yang Karena menyadari pentingnya tumbuhan obat India dan
kemudian sebagai "bapak ilmu kedokteran India". Atreya sadar akan kenyataan bahwa kehidupan sistem kedokteran
mendirikan sekolah kedokteran di Taxila dan menulis banyak Barat di India tergantung banyak pada kerjasamanya dengan
tulisan mengenai subyek tsb. Dalam perkembangan selanjut- sistem kedokteran setempat, pemerintah Inggris di India
nya, Charaka mengumpulkan dan merevisi tulisan-tulisan itu.
Bukunya sendiri, Charaka Samhita (600 sebelum Masehi),
adalah karya yang komprehensif dan monumental, meliputi
berbagai bidang ilmu kedokteran, dan telah diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris, Arab dan Cina.
Pada masa itu juga hiduplah Sushruta, ahli bedah yang ter-
kenal itu. Dia menulis buku Sushruta Samhita. Kedua buku
kuno itu melukiskan penggunaan rauwolfia (dikenal dengan
nama Sarpagandha atau dengan nama lain) untuk berbagai
penyakit seperti gigitan ular, sengatan serangga dan kalajeng-
king, epilepsi, demam, malaria, dan juga untuk penyakit
gila. Jadi, tampaknya rauwolfia telah dikenal selama beribu-
ribu tahun dalam ilmu kedokteran India.
Pada abad-abad pertengahan (masa post Budhis) rauwolfia
hilang tak diketahui jejaknya. Dalam masa itu India diserbu
oleh bangsa Yunani, Mogul, Portugis, Perancis, dan Inggris,
yang masing-masing membawa sistem kedokterannya sendiri. Charaka, dokter India yang termasyhur.
Corpus valet sed aegrotat crumena (Badan sehat namun kocek sakit)
GD Erasmus
Telah lama diketahui bahwa gejala-gejala premens- Penelitian pada tikus-tikus menunjukkan bahwa
truasi dapat tetap ada setelah histerektomi. Adanya tikus yang dibutakan matanya akan berusia lebih
uterus dan berlangsungnya menstruasi tidak diper- panjang . Mungkin ini adalah akibat pengaruh kelenjar
lukan untuk timbulnya gejala -gejala itu. Peneliti- pineal. Pada manusia kebutaan umumnya dianggap
peneliti dari Inggris berpendapat bahwa gejala itu memperpendek umur, tapi ini mungkin akibat penya-
lebih banyak disebabkan oleh faktor hormonal dari- kit yang menyebabkan kebutaan itu seperti diabetes
pada faktor psikologik dsb. Bila faktor - faktor itu diperhitungkan, tampaknya
Brit J Obstet Gynaecol 1981; 88: 530—6 data untuk tikus dan untuk manusia sama saja.
(Rupanya menutup mata —untuk berdoa, berkonsen-
trasi, atau tidur— menyehatkan badan)
Ada yang menganjurkan agar penderita akne men- J Chronic Dis 1981; 34: 427—9
jalani diet rendah—lemak rendah—gula. Meskipun
secara individual penderita-penderita itu tidak banyak
menunjukkan perbaikan dengan diet itu, penelitian Kini diketahui ada indikasi baru untuk histerektomi :
bila seorang wanita ingin menjadi penjinak singa!
epidemiologik memberi petunjuk bahwa anjuran
Ternyata singa cenderung menyerang wanita yang
diet itu benar.
Arch Dermatol 1981; 117: 193—5 sedang menstruasi.
Med J Austr 1981; 2 : 209
Untuk mencegah dengkur sewaktu tidur, gunakan Untuk screening biasanya visus 6/6 atau 20/20 diambil
resep lama : buat kantong pada punggung piyama, sebagai patokan visus normal, meskipun ada (terma-
isilah dengan kelereng, dan jahitlah kantong itu. suk WHO) yang mengambil angka 20/70. Sebenarnya
Si pemakai piyama akan sulit tidur telentang dan
untuk visus 20/20 diperlukan tidak lebih dari 44 %
dengkurnya akan menghilang.
saluran saraf foveokortikal sedang untuk 20/70 per-
JAMA 1981; 245: 1729—30 lu tak lebih dari 5 %. lndividu yang benar-benar nor-
mal punya tajam penglihatan yang jauh lebih baik da-
Tahukah anda berapa jumlah majalah biomedik di ri 20/20.
dunia ini ? Ternyata tak kurang dari 84.000 jenis Brain 1980; 103:639
Tugas medical representative —atau lebih dikenal dengan istilah detailer— memang
lumayan berat, apalagi kalau harus menghadapi "ulah" sementara dokter yang kadang-
kadang memang memusingkan.
Ketika memperkenalkan obat "kanamycin injection" seorang detailer pernah
"kena batunya";
+ Untuk GO, dokter, kita berikan 2 gram. 1 gram di kiri dan 1 gram lagi di kanan.
—Wah, kok aneh. Ini tidak adil.
+ Kenapa aneh dokter.
— Kalau GO (gonorhoe) kan yang bersalah yang "tengah", kenapa yang kiri dan
kanan yang disuntik. Harusnya yang tengah dong !
dr. Tjandra Yoga Aditama
Puskesmas Kecamatan Bukit Batu Kab. Bengkalis — Riau.
PASIEN ORTODONTIK
Seorang anak diantarkan ayahnya ke tempat praktek saya. "Dok. anak saya ini se-
jak SD sampai SMP tidak pernah dipanggil namanya, tetapi teman-temannya me-
manggilnya Tuju. Maka kami minta tolong untuk mengundurkan gigi-gigi anak saya
yang mrongos (tonggos) ini."
Berhubung saya tidak begitu mengerti apa yang dimaksudkan si ayah tadi, saya
menanyakan apa hubungan antara nama anak itu dengan keadaan giginya. Sambil
menundukkan kepala dengan agak malu-malu si anak menjawab, "Teman-teman
memanggil saya si Tuju karena untu saya maju." (untu = gigi).
Saya jadi kasihan, tetapi tidak dapat menahan ketawa. Akhirnya seluruh ruangan
tertawa semua.
drg. Haryono X DKT, Salatiga
PENOLONG
Pengalaman ini saya alami pada suatu pagi ketika sedang berjalan di suatu jalan-
terbuka di tingkat empat gedung sebuah rumah sakit. Dengan tenang saya berjalan,
tapi tiba-tiba seorang gadis yang juga berjalan searah menyekap erat-erat tangan saya.
Saya menjadi makin tak mengerti karena pegangannya makin erat dan langkahnya
ditegap-tegapkan, tapi jelas kelihatan gontai. Sampai di ujung lift baru tanganku dile-
paskan.
" Mas maaf, saya tadi pusing dan gemetaran melihat kebawah ". Saya baru tahu
gara-gara vertigo saya jadi " penolong darurat ". Lumayan !
SRI
Untuk mempercepat penyembuhan luka dengan cara yang sederhana, efektif, dan
murah, gunakan madu — kata PJ Armon. Dia pertama kali mendengar khasiat madu
ini dari seorang desa di Inggris tahun 1966. Setelah itu telah dicobanya berulang
kali dengan hasil yang memuaskan. Cavanagh dkk (1970) pernah juga mencoba meng-
gunakan madu untuk pengobatan luka setelah pembedahan radikal pada karsinoma
vulva. Luka-luka itu ternyata secara bakteriologik menjadi steril dalam 3 — 6 hari
dan sembuh dengan cepat. Komplikasinya coma dehidrasi jaringan sekitarnya, yang
dengan mudah dapat diatasi dengan kompres cairan garam faali. Pengobatan dengan
cara ini dikatakan lebih efektif daripada penggunaan antibiotika yang mahal-mahal.
Dalam percobaan in-vitro madu memang berkhasiat bakterisidal terhadap banyak
macam bakteri, termasuk Streptococcus beta-hemolytious, Staphylococcus coagulase
positif, Proteus mirabilis, E coli. dan Candida albicans.
Madu juga telah digunakan untuk pengobatan luka-luka yang terinfeksi pada
kasus-kasus obstetri-ginekologi 4 tahun ini dengan hasil yang memuaskan.
Tapi diingatkan, prinsip-prinsip ilmu bedah tak boleh dilupakan. Toilet luka perlu
dilakukan dan semua kantong-kantong nanah mesti dibuka. Setelah semua itu dila-
kukan, pengolesan madu akan mempercepat proses penyembuhan.
Karena kesalahan teknis, hasil setting (proof) naskah ini "lolos" dari bagian koreksi sehingga banyak
salah cetak yang sangat mengganggu, untuk itu Redaksi mohon maaf.