Professional Documents
Culture Documents
Dunia Kedokteran
Diterbitkan oleh :
Pusat Pene/itian dan Pengembangan P.T. Kalbe Farma
ARTIKEL
3 Menafsirkan Hasil Tes Laboratorium
7 Peranan Laboratorium sebagai Penunjang
Klinik (Beberapa segi)
10 Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Mendapat Hasil
Resistensi
14 Diagnosa Laboratorium Kelainan Lemak Darah 19
Pemeriksaan Faal Hati
23 Hemoglobin Glikosilat : Tolok Ukur Baru untuk
Diabetes Mellitus
25 Pemeriksaan Laboratorium pada Diabetes
Mellitus
28 Penilaian Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin 32
Penilaian Hasil Pemeriksaan Tinja
35 Penilaian Hasil Pemeriksaan Urin
39 Tes Faal Ginjal dan Manfaatnya di Klinik
45 Pemeriksaan Laboratorium untuk Menilai Faal Kelen
ja r Gondok
48 Pemeriksaan Pap Smear
51 Analisis Semen Manusia
Pendahuluan mana basil test tersebut pada orang normal/tidak sakit, (c) fak-
tor-faktor apa yang dapat mempengaruhi basil pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan laboratorium untuk seorang dokter pada laboratorium.
umumnya adalah untuk: (a) membantu menegakkan diagnosa, Dalam tinjauan kepustakaan ini penulis akan mencoba untuk
(b) mengikuti jalannya penyakit selama pengobatan,(c) mengemukakan beberapa jenis faktor yang dapat menyebabkan
membantu meramalkan prognosa, dan (d) menafsirkan sampai kelainan pada basil pemeriksaan laboratorium. Faktor-faktor
seberapa jauh adanya gangguan faal satu organ sebagai akibat ini merupakan faktor-faktor yang dilihat dari sudut klinik dan
dari penyakit. Kelainan pada basil pemeriksaan laboratorium penulis tidak akan menyinggung pengaruh-pengaruh tehnik
kadang-kadang telah dapat dilihat sebelum ada gejala-gejala cara melakukan test-test laboratorium.
klinik. Sebagian besar dari test-test laboratorium bukan
Tadi telah saya sebut bahwa pemeriksaan laboratorium ha-
merupakan test-test yang khas untuk suatu penyakit; kadang-
nya merupakan satu faset dari rangkaian pemeriksaan yang ha-
kadang dari sejumlah test yang dilakukan ada beberapa yang
rus dilakukan untuk mencapai satu diagnosa, sehingga pasien
menunjukkan basil abnormal, tapi tidak menuju ke arah adanya
dapat diberi terapi. Oleh sebab itu sukar untuk menafsirkan
kelainan pada satu orang atau satu penyakit. Tapi pada
basil test laboratorium bila tidak mempunyai pengetahuan
umumnya beratnya kelainan basil test laboratorium dapat
klinik. Di lain fihak seorang dokter klinik juga harus menge-
mencerminkan beratnya penyakit dan untuk mengikuti jalan-
tahui bagaimana menggunakan jasa-jasa laboratorium klinik
nya penyakit dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium secara
sebaik-baiknya, sehingga dapat memilih test-test yang paling
berkala selama beberapa waktu. Selain itu akibat buruk (toxic
tepat untuk keadaan tertentu dan dapat menafsirkan basil yang
side effect) dari pengobatan juga dapat diketahui dengan
diperoleh dari laboratorium. Untuk ini tentunya harus diketahui
melakukan beberapa test laboratorium yang bersifat menguji
angka-angka normal dari test-test tertentu.. Biasanya angka-
faal organ-organ tertentu.
angka normal ini ditulis di belakang basil test yang ber-
Masih banyak keadaan lain yang sedikit banyak dapat di-
sangkutan. paling baik tentunya kalau tiap-tiap laboratorium
buktikan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap penderita
menentukan sendiri angka-angka normal/angka referan dari
atau salah satu bahan yang berasal dari penderita. Tapi kita
berbagai jenis test laboratorium. Tapi ini dalam praktek tak
harus selalu ingat bahwa diagnosa tidak dapat dibuat dari ha-
selalu mungkin, sehingga sering hanya dipakai angka normal
nya pemeriksaan laboratorium melainkan harus dihubungkan
yang tertera di lembaran intruksi dari kit-kit pemeriksaan la-
dengan cara-cara pemeriksaan lain seperti anamnesa, pemerik-
boratorium atau dari buku-buku referen tertentu.
saan fisik dan bila perlu pemeriksaan penunjang lain seperti
Dalam hal ini yang selalu harus diingat dan yang sering tak
pemeriksaan radiologi, peritoneoskopi dan sebagainya. Di sini
disad2ri ialah adanya beberapa jenis faktor yang juga dapat
letaknya kunci untuk dapat menafsirkan basil laboratorium
mempengaruhi basil pemeriksaan laboratorium. Young dkk
sebaik-baiknya.
yang banyak menulis tentang ini menggolongkan faktor-faktor
Seorang dokter harus mengetahui test-test laboratorium apa
ini dalam beberapa kelompok seperti : pengaruh fisiologik
yang akan diminta dan bagaimanamenafsirkan basil yang dite-
jangka panjang, pengaruh fisiologik jangka pendek, pengaruh
rima dari laboratorium. Untuk ini diperlukan pengetahuan ten-
pemberian obat, dan pengaruh zat-zat lain.1
tang (a) untuk apa test laboratorium tertentu diminta(b)bagai
Kegunaan laboratorium sebagai penunjang klinik telah la-ma Tentunya hubungan ini hendaknya hubungan timbal balik. Dari
dikenal. Ilmu Patologi Klinik atau Ilmu Kedokteran La- laboratorium diharapkan adanya pengertian tentang masalah-
boratorium sebagai bagian dari Ilmu Kedokteran Klinik di masalah klinik sedangkan dari pihak klinik pengetahuan tentang
Indonesia telah dirintis sejak 1955. masalah-masalah laboratorium diperlukan untuk dapat
Ilmu Patologi Klinik yang dimaksud adalah sebagian dari Ilmu menggunakan basil laboratorium sebaik-baiknya. Bila tidak ada
Kedokteran Klinik yang ikut mempelajari masalah diagnostik sating pengertian tentunya tidak dapat saling menghargai dan
dan terapi dan yang ikut serta meneliti wujud dan jalannya akibatnya ialah Wing menuduh.
penyakit dengan menggunakan cara pemeriksaan hematologik, Seorang dokter laboratorium hendaknya mengetahui ten-tang
makroskopik, kimia klinik, mikrobiologik, serologik/ imunologik fisiologi, patofisiologi, patologi dan patogenesis dari berbagai
dan pemeriksaan laboratorium lain terhadap penderita atau keadaan. Selain itu pada keadaan tertentu perlu juga
salah satu bahan yang berasal dari penderita. Jadi Kimia Klinik pengetahuan tentang diagnosa, diagnosa banding dan terapi
merupakan sebagian dari pelayanan laboratorium klinik. untuk dapat mengikuti pengaruh proses patologik dan pengaruh
Walaupun menurut prosedur pemeriksaan jenisjenis tindakan-tindakan terapeutik atas susunan cairan tubuh
pemeriksaan dalam laboratorium klinik dapat dipecahpecah sehingga dapat bertindak sebagai konsulen untuk klinik dan
seperti diatas tapi antara jenis yang satu dan yang lain tidak ada mempertinggi mutu klinik.
batas yang tegas. Sebaliknya dari seorang dokter klin&c perlu adanya penge-
Dalam menghadapi keadaan tertentu seorang dokter klinik tahuan tentang :
sering merasa tidak cukup dengan hanya melakukan anamnesa — adanya ndai rujukan dan tafsiran atas basil pemeriksaan
dan pemeriksaan fisik dan perlu dibantu dengan berbagai laboratorium,
pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan : rontgen, elek- — pengaruh tindakan-tindakan diluar laboratorium atas
trokardiografi, spirometri, ultrasonografi, laboratorium klinik basil pemeriksaan laboratorium,
daft, lain lain. — pengaruh proses-proses patologis dan
Tujuan dari pemeriksaan tambahan tadi diperlukan oleh — pengaruh tindakan terapeutik atas susunan cairan tubuh,
dokter klinik untuk : sehingga dapat bertindak sebagai konsulen laboratorium dan
membuat diagnosa pasti, mempertinggi mutu laboratorium.
membenarkan (atau mengesampingkan) diagnosa sangkaan, Banyak faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan mutu
mengadakan diagnosa banding, basil pemeriksaan laboratorium. Faktor-faktor ini mungkin
menentukan terapi, terletak di laboratorium sendiri, mungkin juga diluar labo-
mengetahui basil terapi, ratorium. Dari sudut laboratorium hal-hal seperti : kekurangan
menimbang beratnya penyakit pada keadaan akut, pegawai, tempat kerja yang tidak memadai, alat laboratorium
menilai stadium penyakit pada keadaan yang kronik dan yang kurang memenuhi syarat dan reagen yang kurang baik
kadang-kadang untuk mendapat petunjuk tentang penyakit dapat menyebabkan basil yang dikeluarkan oleh laboratorium
yang tersembunyi. tidak memenuhi harapan seorang dokter klinik. Faktor-faktor
Disini dapat (Mat jelas eratnya hubungan antara labora- dari luar laboratorium yang mungkin mempengaruhi basil
torium dan klindc. laboratoriurn juga banyak seperti umpamanya: cara pengambil-
Perkembangan pelayanan laboratorium dalam klinik. Kimia Klinik 38 620 198 2773
Hematologi 18 209 47 590
Selama lima belas tahun terakhir perkembangan mengenai Bakteriologi 64 125 39 705
jumlah dan jenis pemeriksaan laboratorium serta jumlah alat
laboratorium pesat sekali. Kami tidak tahu apakah pada waktu 855 pasien, rata-rata 14 hari
ini sudah perlu untuk mengadakan penilaian di Indonesia. Tapi Biaya total 14 hari $ 1880
Biaya lab. / per pasien $ 468
dari angka-angka yang dapat kami kumpulkan dari kepus-
Jumlah test per pasien 69
takaan Amerika, Eropa dan Singapura kenaikan jumlah jenis
Pasien ICU >Test
dan biaya pemeriksaan laboratorium meningkat dengan cepat.
Sumber : P. Griner cs. Ann. int. Med. 1975.7 5 : 157
Griner pada tahun 1971 mengadakah penyelidikan tentang
adanya kenaikan dalam jumlah dan biaya pemeriksaan labo-
Tabel III : Biaya pemeriksaan laboratorium (2 tahun)
ratorium yang sangat meningkat bila dibandingkan dengan
jumlah orang sakit, uang makan dan uang obat. Penyelidikan ini Biaya/Test Jumlah Negatif Biaya Negatif
diadakan di beberapa rumah sakit di USA. Ringkasan hasil £ Test / Bulan Test
penyelidikan dapat dilihat di Gambar II dan Tabel II 3
229 Hb / Leko 1.64 625 1025
LED 1,64 621 1018
Urin 0.99 598 592
Urin + Elektrolit 1.04 603 627
Glukosa darah 1.04 605 629
Rii thorax 1,26 538 677
EKG 2,18 510 1111
£.5681
‘--.1236 450
(scala lain)
Gram-negative rods
Acinetobacter (Mime-Herelleal Gentamicin Minocycline, amikacin
Bacteroides (except B fragilis) Penicillin 1 or chloramphenicol Clindamycin
Bacteroides fragilis Clindamycin Chloramphenicol
Bruce/la Tetracycline plus streptomycin Streptomycin plus sulfonamide6
Gram-negative rods
Gram-positive rods
Actinomyces Penicillin1 Tetracycline, sulfonamide
Bacillus (eg, anthrax) Penicillin1 Erythromycin
Clostridium (eg, gas gangrene, tetanus) Penecillin1 Tetracycline, erythromycin
Corynebacterium Erythromycin Penicillin, cephalosporin
Listeria Ampicillin plus aminoglycoside Tetracycline
Acid-fast rods
Mycobacterium tuberculosis INH plus ethambutol, rifampin9 Other antituberculosis drugs
Mycobac terium /eprae Dapsone or sulfoxone Rifampin, amithiozone
Mycobacteria, atypical Ethambutol plus rifampin Rifampin plus INH
Nocardia Sulfonamide6 Minocycline
Spirochetes
Borrelia (relapsing fever) Tetracycline Penicillin
Leptospira Penicillin Tetracycline
Treponema (syphilis, yaws) Penicillin Erythromycin, tetracycline
1 Penicillin G is preferred for parenteral injection; penicillin V for oral administration. Only highly sensitive microorganisms should be treated with oral
penicillin.
2 All tetracyclines have similar activity against microorganisms and comparable therapeutic activity and toxicity. Dosage is deter mined by the rates of
When early clinical/microbiological information indicates probable cause Organism First choice Second choice
Presumed cause Treatment
Strep. pneumoniae Penicillin Erythromycin
Meningococcus Benzyl Penicillin Mycoplasma pneumoniae Erythromycin Tetracycline
Gonococcus Benzyl Penicillin Staph. aureus Flucloxacillin + Penicillin Sensitivity testing
Pneumococcus Benzyl Penicillin H. influenzae Ampicillin/Amoxycillin Chloramphenicol
Str. pyogenes Benzyl Penicillin Klebsiella Gentamicin Sensitivity testing
Staph. aureus Benzyl Penicillin + (flu) cloxacillin Pseudomonas Gentamicin + Carbenicillin Sensitivity testing
(but see also bact. endocarditis)
Anaerobes Penicillin Clindamycin
Enterobacteria Gentamicin
Pseudomonas Metronidazole
Gentamicin or Tobramycin + Carbenicillin or
Ticarcillin Conxiella burneti Tetracycline
Benzyl Penicillin Chlamydia psittaci Tetracycline
Clostridium Metronidazole Legionella pneumophila Erythromycin
Bacteroides, other non-
sporing anaerobes
*) Dari : Antibiotic and Chemotherapy Fifth Edition — 1981.
*) Dari Antibiotic and Chemotherapy Fifth Edition, 1981.
1) densitas hidrasi < 0.95 0.95 - 1.006 1.019 — 1.063 1.063 — 1.21
(g/ml )
2) kecepatan flotasi > 400 20 - 400 0 — 20 —
(Sf)
3) elektroforesa tidak bergerak pre - beta beta alfa
6) apoprotein utama A, B, C, B, C, E B A, E
usus usus, hati hasil akhir usus, hati
7) asal
metabolisme
VLDL
liver glycerol
Gambar 1. Metabolisme
Lipoprotein. \km. IDL ,-''-1 LDL HDL
liver
apolipoproteins
fatty acids
r
triglycerides lipoprotein
phospholipids lipase
acid lipase
VLDL IDL
® LDL cholestero
ester
hydrolyase
Binding
Pemeriksaan laboratorium
Ada beberapapersyaratanuntuk pengambilan bahan (darah)
000
agar hasilnya mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan da-
pat dibandingkan dari waktu ke waktu (pada pengobatan). Pasien
VLDL LDL HDL harus puasa 12—16 jam sebelumnya. Dianjurkan selama 2
minggu sebelumnya chit biasa, tidak makan obat yang mem-
pengaruhi kadar lipida, tidak ada perubahan berat badan dan
sekurang kurangnya 3 bulan sebelumnya tidak sakit berat, infark
Gambar 3. Kedua teori mengenai peranan HDL dan LDL dalam
miokard atau operasi. Stasis vena dihindarkan sedapat mungkin
pengaturan kadar cholesterol di dalam sel perifer. Dilautip dari dan penderita duduk sekurangnya ½ jam.
Brewer, Bronzert4 Serum segera dipisahkan atau bila dipakai plasma maka anti-
Klasifikasi kelainan lemak darah koagulan yang baik adalah EDTA.9,10
Pemeriksaan yang sudah dapat dilakukan disini meliputi :
Berdasarkan kadar-lemak darah dibedakan antara hipolipi-
standing plasma/serum, kolesterol total, kolesterol—HDL,
demia atau hipolipoproteinemia dan hiperlipidemia atau hi-
kolesterol—LDL (cara tidak langsung), lipida total, trigliserida,
perlipoproteinemia. Kelainan dapat bersifat primer dimana
beta—lipoprotein yang sudah agak umum dikerjakan.
kelainan lemak darah tersebut merupakan manifestasi utama;
Fosfolipida, kolesterol—LDL (cara langsung), elektroforesis
biasanya familial. Dapat pula bersifat sekunder yaitu disebabkan
lipoprotein, prof-11 SML dan apoprotein — B dilakukan di
adanya penyakit dasar. Hipolipidemia umumnya bersifat primer
beberapa laboratorium saja. Sedangkan ultrasentrifugasi belum
dan berkaitan dengan kadar kolesterol yang rendah. Beberapa
dikerjakan di Indonesia.
jenis yang telah diikenal adalah defisiensi alfalipoprotein (
penyakit Tangier), hipobetalipoproteinemia dan
Nilai normal
abetalipoproteinemia (sindroma Bassen—Kornzweig).
Pada 1967 Fredrickson, Levy dan Lees mengemukakan Nilai ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, jenis
klasifikasi hiperlipoproteinemia primer berdasarkan kadar ko- kelamin, ras, keadaan sosio—ekonomi, jenis makanan, keaktifan
lesterol dan trigliserida plasma, ultrasentrifugasi dan elektro- fisik dan sebagainya. Kadar lemak dan lipoprotein umumnya
foresa lipoprotein. Dibaginya menjadi 5 tipe, yaitu I, II, III, IV lebih tinggi pada jenis kelamin laid-laid, usia lebih tua, keaktifan
dan V. Komisi WHO pada 1970 mengambil alih Idasifikasi fisik kurang, penduduk daerah urban, kecuali kadar kolesterol—
tersebut dan membedakan tipe II menjadi tipe IIa dan HDL yang sebaliknya.
IIb. Nilai yang normal untuk usia tua mungkin sudah tidak nor-
Dengan pembagian hiperlipoproteinemia primer menjadi 6 mal untuk usia muda. Karena itu dianjurkan untuk tidak
fenotipe tersebut pengertian dan pemahaman kelainan lipida menggunakan kata "normal" tetapi sebatknya "rujukan".
menjadi lebth mudah dan juga bermakna praktis dalam meng- Lagipula sukar sekali menarik batas antara saldt dan tidak, ter-
ikuti pengaruh diit dan pengobatan. lebih lagi untuk mengetahui sudah adanya atherosklerosis atau
Karena metode pemeriksaan yang digunakan tidak selalu belum.
tersedia di semua laboratorium maka selanjutnya klasif kasi
>1000
<260 mg/di mg/di
350-500 350-500
T y p e III
mg/dl tng/dl
=1IINIF/3
pre-fi T
200-1000
Type IV <260 mg/dl mg/dl
Dalam hubungannya dengan atherosklerosis berdasarkan pene- terol-LDL, trigliserida, dan apoprotein—B. Sedangkan sebagai
litian epidemiologik maka yang risikonya tinggi adalah teruta- faktor "antiatherogenik" adalah kolesterol —HDL.
ma tipe-tipe hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia kom- Berdasarkan petelitian oleh Lipid Research Clinic dan oleh
binasi, disbetalipoproteinemia dan fenotipe IIa, IIb, III. Hi- Assmann et al di Westphalia telah dianjurkan sebagai pedoman
pertrigliseridemia familial dan fenotipe IV dan V risikonya untuk penggunaan praktis angka-angka kadar faktor-faktor ter-
tidak setinggi tipe-tipe yang tersebut lebih dahulu itu. sebut dihubungkan dengan prognosa dan perlunya terapi. Lihat
Sebagai faktor "atherogenik" adalah kolesterol total, koles- tabel 5.5,8
GENETI K FENOTIPI K
Kompleks genetik :
Disbetalipoproteinemia Familial Tipe IIl Prognosa Risiko normal Risiko
(AR) baik (standar) meningkat
Hiperkolesterolemia Poligenik Tipe Ila, lib (IV, V)
Kolesterol—HDL :
pria > 55
AR = autosomal recessive inheritance 35—55 < 35
AD = autosomal dominant inheritance wanita > 65 45 — 65 < 45
Heterogenitas fenotipi k terbukti di dalam kelas menurut genetik
(satuan dalam mg/dl)
Banyak faal metabolik yang dilakukan oleh jaringan hati, kat lebih tinggi daripada ALT pada kerusakan hati yang lebih
maka ada banyak pula, lebih dari 100, jenis test yang mengu- dalam dari sitoplasma sel. Keadaan ini ditemukan pada keru-
kur reaksi faal hati.' Semuanya, disebut sebagai "tes faal hati". sakan sel hati yang menahun.2,5,7 Adanya perbedaan pening-
Sebenarnya hanya beberapa yang- benar-benar mengukur faal katan enzim AST dan ALT pada penyakit hati ini mendorong
hati.1-3 Diantara berbagai tes tersebut tidak ada tes tunggal yang para peneliti untuk menyelidiki ratio AST & ALT ini. De Ritis
efektif mengukur faal hati secara keseluruhan. Beberapa tes et al mendapatkan ratio AST/ALT =0,7 sebagaibatas penyakit hati
terlalu peka sehingga tidak khas, sebagian lagi dipengaruhi pula akut dan kronis. Ratio lni yang terkenal dengan narna ratio De
oleh faktor- faktor di luar hati, sebagian lagi sudah obsolete. 4 Ritis memberikan hasil < 0,7 pada penyakit hati akut dan > 0,7
Sebaliknya makin banyak tes yang diminta maka makin besar pada penyakit hati kronis. Batas 0,7 ini dipakai apabila peme-
pula kemungkinannya mendapatkan defisiensi biokimia. Cara riksaan enzim-enzim tersebut dilakukan secara optimized,
pemeriksaan shotgun semacam itu akan menimbulkan sedangkan apabila pemeriksaan dilakukan dengan cara kolori-
kebingungan. Sebaiknya memilih beberapa tes saja.5 metrik batas ini adalah 1.7 Istilah "optimized" yang dipakai
Beberapa kriteria yang dapat dipakai adalah, antara lain, da- perkumpulan ahli kimia di Jerman ini mengandung arti bahwa
patnya dikerjakan tes tersebut secara baik dengan sarana yang cara pemeriksaan ini telah distandardisasi secara optimum baik
memadai, segi kepraktisan, biaya, stress yang dibebankan ke- substrat, koenzim maupun lingkungannya. Enzim GLDH
pada penderita, kemampuan diagnostik dari tes tersebut, dan bersifat unikoluker dan terletak di dalam mitochondria. Enzim
lain-lain. Pada pengujian kerusakan hati, gangguan biokimia ini peka dan karena itu baik untuk deteksi dini dari kerusakan
yang terlihat adalah peningkatan permeabilitas dinding sel, ber- sel hati terutama yang disebabkan oleh alkohol, selain itu juga
kurangnya kapasitas sintesa, terganggunya faal ekskresi, ber- berguna untuk diagnosa banding ikterus. Perlu diketahui bahwa
kurangnya kapasitas penyimpanan, terganggunya faal detoksi- cortison dan sulfonil urea pada dosis terapi dapat menurunkan
fikasi peningkatan reaksi mesenkimal dan imunologi yang ab- kadar GLDH. Pemeriksaan enzim LDH total akan lebih
normal. bermakna apabila dapat dilakukan pemeriksaan isoenzimnya
Dengan melihat gangguan faal biokimia mana yang ingin yaitu LDH 5. Dalam hubungannya dengan metabolisme besi,
diketahui dan mempertimbangkan kriteria di atas maka testes sel hati rnembentuk transferin sebagai pengangkut Fe dan juga
yang ada dapat dikelompokkan menurut suatu program menyimpannya dalam bentuk feritin dan hemosiderin.
bertahap seperti yang terlihat pada Tabel-I .6 Cu terdapat di dalam enzim seruloplasmin yang dibentuk
Di bawah ini akan diuraikan secara lebih mendalam tes-tes oleh hati. Kelebihan Cu akan segera diekskeresi oleh hati.2
tersebut diatas. Perubahan kadar Fe dan / atau Cu pada beberapa penyakit hati
dapat dilihat pada Tabel II.6
I. INTEGRITAS SEL
II. FAAL METABOLISME/EKSKRESI
Enzim-enzim AST, ALT & GLDH akan meningkat bila terjadi
kerusakan sel hati. Biasanya peningkatan ALT lebih tinggi dari Tes BSP (bromsulfonftalein), suatu zat warna, merupakan tes
pada AST pada kerusakan hati yang akut, mengingat ALT yang peka terhadap adanya kerusakan hati. Diukur retensinya di
merupakan enzim yang hanya terdapat dalam sitoplasma sel dalam darah beberapa waktu setelah disuntikkan intravena.
hati (unilokuler). Sebaliknya AST yang terdapat baik dalam
sitoplasma maupun mitochondria (bilokuler) akan mening-
Integritas sal ALT('= SGPT), AST LDH F. (ratio Fe/Cu) SDH. OCT, ICDH, GUD, MDH, F-1-
(=SGOT), GLDH P' ASE
Tabel II :
Keiainan hati Fe Cu
Di dalam darah ia diikat oleh albumin dan di "uptake" oleh III. FAAL EKSKRESI
sel-sel hati, dikonyugasi dan diekskresi melalui empedu. Pada
penyuntikan 5 mg/kg berat badan maka setelah 45 menit Pemeriksaan kadar bilirubin serum terutama panting untuk
retensinya kurang dari 5% pada keadaan normal. membedakan jenis-jenis ikterus. Pemeriksaan ini yang umum-
nya memakai metodik Jendrassik dan Grof (1938) dapat di
Korelasinya baik dengan kelainan histopatologik. Tes ini
pengaruhi oleh kerja fisik dan makanan tertentu seperti karoten,
berguna pada hepatitis anikterus, mengetahui kerusakan setelah
oleh karena itu pengambilan sampel sebaiknya pagi hari
sembuh dari hepatitis, sirosis hati, semua tingkat hepatitis
sesudah puasa. Pada ikterus prahepatik yang dapat disebabkan
kronik, tersangka perlemakan hati dan keracunan hati.5,6
oleh proses hemolisis ataupun kelainan metabolisme seperti
Namun tes ini kurang disenangi karena dapat timbul efek sam-
sindroma Dubin-Johnson, ditemukan peningkatan dari bilirubin
ping, walaupun jarang, yang fatal seperti renjatan anafilaktis.
bebas. Ikterus hepatik sebagai akibat kerusakan sel hati akan
Akhir-akhir ini makin banyak dikerjakan pemeriksaan kadar
meningkatkan baik bilirubin babas maupun bilirubin
asam empedu dalam darah. Tes ini mempunyai makna seperti
(diglukuronida) dalam darah serta ditemukannya bilirubin
tes retensi BSP dan juga amat peka terutama kadarnya 2 jam
(diglukuronida) didalam urin. Sedangkan ikterus obstruktif, baik
setelah makan.
intra maupun ekstra hepatik, akan meningkatkan terutama
Kadar amonia mengukur faal detoksifikasi hati yang meru-
bilirubin diglukuronida di dalam darah dan urin. Kadar
bahnya menjadi ureum. Faal ini baru terganggu pada kerusakan
urobilinogen dalam urin akan meningkat pada ikterus hepatik,
hati berat karena itu tes ini baru berguna untuk mengikuti
sebaliknya ia akan menurun atau tidak ada sama sekali pada
perkembangan sirosis hati yang tidak terkompensir atau koma
ikterus obstruktif sesuai dengan derajat obstruksinya.
hepatikum.6 Kadarnya juga akan meningkat bila ada shunt
portokaval yang mem"by-pass" hati. Seperti telah disinggung sebelumnya pemeriksaan asam em-
pedu makin banyak dipakai sebagai tes faal hati.
Pemeriksaan ini dimungkinkan untuk dipakai di dalam klinik
Tes toleransi galaktosa menguji kemampuan faal hati meng- sejak ditemukannya metodik onzimatik yang relatif sederhana
ubah galaktosa menjadi glukosa. Tes ini sudah jarang dilaku- dibandingkan metodik-metodik sebelumnya. Dalam keadaan
kan.8
normal hanya sebagian kecil saja asam empedu terdapat di da-
TAHUKAH ANDA ?
. 1 0 1.11.
Beberapa tahun terakhir ini mulai banyak diperiksa kadar HbAlc inilah yang merupakan ikatan antara glukosa dengan
hemoglobin glikosilat (glycosylated haemoglobin) sebagai hemoglobin sedangkan fraksi- fraksi yang lain merupakan ikatan
suatau tolok ukur barn yang memberikan pengertian lebih baik antara hemoglobin dengan heksosa yang lain.4
tentang status kontrol metabolisme glukosa dan kemungkinan Karena HbAlc dan HbA1 total erat hubungannya dan kenaik-
terjadinya penyulit pada penderita diabetes mellitus. Pada annya juga dapat dianggap sejajar maka yang lebih sering di
seorang sehat non-diabetes kadarnya berkisar antara 5—9 % periksa adalah HbAl total yang secara teknis lebih mudah.
dari kadar hemoglobin total.1 Dari berbagai cara yang telah dikenal maka cara yang ter-
Angka rujukan sementara yang telah diperoleh oleh Bagian banyak dilakukan adalah cara kromatografi dengan kolom mikro
Patologi Klinik FKUI/RSCM adalah 4—9 % dari 30 orang dimana HbA1 dipisahkan dari HbA berdasarkan perbedaan
sedangkan di Bagian Patologi Klinik FK UNAIR didapatkan afmitas ikatannya dengan resin bermuatan negatif. Kedua
angka 5 — 8,3%.2,3 angka rujukan yang diperoleh di FKUI dan FKUNAIR di gas
Hemoglobin glikosilat atau HbA1 terdiri dari 3 fraksi yaitu juga didapat dengan cara tersebut.
HbAla,HbAlb dan HbAlc. HbAlc merupakan fraksi yang ter- Hemoglobin glikosilat terbentuk secara pasca- translasi yang
penting dan terbanyak yaitu 4—5% dari hemoglobin total. berlangsung lambat, terus menerus dan tidak dipengaruhi
Gambar : 1
Amadori
rearrangement
Gambar : 2
oleh enzim sepanjang masa hidup eritrosit. Karena itu pada kan penetapan kadar gula darah ia memberikan informasi
eritrosit yang lebih tua kadarnya lebih tinggi daripada eritro- tambahan yang penting. Misalnya bila kadar gula darah dan
sit yang lebih muda.5 urin tinggi sedangkan kadar HbAl tidak meninggi maka hal ini
HbAlc terbentuk dari ikatan glukosa dengan gugus amida berarti peningkatan kadar gula darah tersebut baru saja terjadi
pada asam amino valin di ujung rantai beta dari globulin Hb yang mungkin karena stress. Sebaliknya bila kadar gula darah ti-
dewasa normal. (Gb 1 ) . Pengikatan ini terjadi 2 tahap. Tahap dak (berapa) meninggi dan kadar HbAl masih tinggi maka berar-
pertama terjadi ikatan kovalen aldimin berupa basa Schiff yang ti kontrol belum baik yang kemungkinannya antara lain karena
bersifat labil. Tahap kedua terjadi penyusunan kembali secara penderita tersebut baru taat mengikuti dnt yang ketat hanya
Amadori menjadi bentuk ketamin yang stabil ( Gb 2 ) beberapa hari sebelum diperiksa (takut dimarahi dokternya !)
8,11
Dari percobaan diketahui bahwa bentuk labil sudah naik
dalam jangka waktu 2 jam setelah pemberian 100 grain glukosa
per oral. Apabila kadar glukosa kembali merendah maka Status kontrol yang baik adalah bila baik kadar gula darah
ikatan labil ini akan terurai kembali (reversibel). Bentuk stabil maupun HbAg berada di dalam batas-batas normal.
akan meningkat bila kadar glukosa melampaui 160—180 mg/dl Glikosilasi hemoglobin mengurangi kecepatan disosiasi oksigen
selama lebih dari 12 jam. Berdasarkan biomatematika dari hemoglobin sehingga faktor ini sebagai sumber dari
diperhitungkan bahwa kira-kira 28% dari HbAl yang stabil hipoksia jaringan mungkin ikut berperan dalam terjadinya
mencerminkan keadaan kadar glukosa darah selama 2 minggu penyulit berupa retinopati, neuropati, nefropati dan kelainan
terakhir, kira-kira 50% dan 86% mencerminkan keadaan 1 dan 2 makro dan mikroangiopati.6-9
bulan yang baru lewat.8 Pada kehamilan dengan diabetes diduga bahwa peningkatan
Pada seorang penderita diabetes kadar HbAl meningkat, kadar HbAl pada sekitar awal kehamilan merupakan petunjuk
seringkali 2 — 3 x dibandingkan bukan penderita.' Kadar 10% meningkatnya risiko timbulnya kelainan janin dan peningkatan
dianggap batas atas dari status kontrol yang adekuat dan kadar HbAl pada akhir kehamilan berhubungan dengan peningkatan
lebth tinggi dari 15% menggambarkan status kontrol yang berat badan bayi pada saat lahir.8
kurang.8,9 Bila keadaan penderita membaik maka kadar HbAl Untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kadar HbA I dengan
akan menurun dalam jangka waktu 3—6 minggu.10 baik selain perlu memisahkan dahulu bentuk labilnya, maka
Kadar HbA1 mempunyai korelasi yang baik dengan kadar perlu juga memperhatikan keadaan-keadaan yang akan mempe-
glukosa darah rata-rata baik puasa, harian maupun puncaknya, ngaruhi kadarnya yaitu hemoglobinopati, keadaan yang disertai
selama 12 minggu yang telah lewat ; tidak ada perbedaan antara dengan peningkatan retikulosit/eritrosit muda (perdarahan,
yang tergantung insulin dan yang tidak tergantung insulin, juga hemolisa), splenektomi dan kegagalan ginjal.6-9
tidak dipengaruhi perbedaan jenis kelamin.l0,11 Pengaruh obat-obatan terhadap HbAl sampai sekarang be-
Sebagai pemeriksaan yang dianggap obyektif, stabil dan inte- lum diketahui/belum ada laporan. Mengenai penggunaan tes ini
gral dengan indeks status glikemia dari penderita, tes ini ber- secara rutin dan berapa seringnya harus dilakukan masih belum
guna untuk diagnosa, untuk melengkapi tes yang sudah dikenal ada persetujuan umum. Di beberapa Idinik tes ini dikerjakan tiap
seperti kadar gula darah, tes toleransi glukosa dan gula/reduksi minggu pada kehamilan dengan diabetes, tiap 2—4 minggu atau
urin, juga untuk memonitor nasib metabolik dan kemungkinan tiap 1—3 bulan tergantung jenis dan keadaan kontrol diabetes
timbulnya penyulit pada penderita diabetes.6,7,8 dari penderita yang berobat jalan.7,8
Walaupun pemeriksaan kadar HbAI tidak dapat mengganti-
Daftar Kepustakaan dapat diminta pada penulis/redaksi
Pendapat bahwa diabetes mellitus (DM) merupakan satu lan bahan. Darah kepiler memberi nilai yang 7% lebih tinggi
penyakit akhir-akhir ini mulai ditinggalkan. Para akhii cende- dari darah vena pada keadaan puasa, sedangkan 2 jam pp
rung berpendapat DM merupakan keadaan hiperglikemia perbedaan ini mencapai ± 8%. Pemeriksaan menggunakan tes
kronik. Hiperglikemia kronik ini mungkin saja disebabkan oleh strip (glucose oxidase) boleh digunakan untuk bed side test,
faktor genetik dan lingkungan. tetapi pemakai strip harus hati-hati akan kemungkinan hasil
Honnon insulin yang disintesa dan disekresi oleh sel B pu- yang kurang tepat karena penyimpanan strip yang kurang baik.
lau Langerhans di pankreas adalah pengatur utama kadar gula Cara ini umumnya dinilai secara semikuantitatif, tetapi dapat
darah. Hiperglikemi dapat terjadi kalau terdapat kekurangan pula dinilai dengan menggunakan alat pengukur yang khusus.
insulin atau kelebihan faktor-faktor yang melawan kerja insulin.
Ketidakseimbangan ini selain mengakibatkan gangguan Tabel 1. Classification of diabetes mellitus and other categories of glu-
cose intolerance
metabolisme karbohidrat, juga mengganggu metabolisme
protein dan lemak dengan akibat-akibatnya, seperti A. CLINICAL CLASSES
ketoasidosis, kelainan-kelainan kapiler (ginjal dan retina), Diabetes mellitus
gangguan saraf tepi dan proses aterosklerosis yang berlebihan. Insulin—dependent type-type 1
Klasifikasi yang dianjurkan oleh WHO adalah klasifikasi Non-insulin-dependent type-type 2
(a) non-obese
yang disusun oleh "Diabetes Data Group of the National (b) obese
Institutes of Health, USA" yang disederhanakan (Tabel 1). Other types including diabetes mellitus associated with certain
conditions and syndromes : (1) pancreatic disease, (2) disease of
Tujuan pemeriksaan laboratorium pada DM adalah : mene- hormonal etiology, (3) drug or chemical-induced conditions, (4)
insulin receptor abnormalities, (5) certain genetic sydromes (6)
tapkan diagnosa, mengikuti perjalanan penyakit, kontrol terapi miscellaneous.
dan deteksi dini adanya kelainan akibat DM. Impaired glucose tolerance
(a) non-obese
• Pemeriksaan kadar gula darah. (b) obese
Cara yang dianjurkan adalah cara enzimatik, dan yang banyak (c) impaired glucose tolerance associated with certain conditions
digunakan dalam laboratorium adalah cara glukosa oksidase. and syndromes.
Cara lain adalah cara o-toluidine. Kedua cara ini dianggap Gestational diabetes
B. STATISTICAL RISK CLASSES (subjects with normal glucose
memberi hasil yang mendekati kadar glukosa sesungguhnya. tolerance but substantially increased risk of developing diabetes)
Cara-cara seperti Somogyi-Nelson, ferricyanida dan neoc roine Previous abnormality of glucose tolerance
dapat pula memberi hasil yang setara dengan cara-cara enzima- Potential abnormality of glucose tolerance
tik jika diterapkan pada autoanalyser atau alat sejenis.
Bahan yang diperiksa dapat berupa darah lengkap atau
plasma, jika pemeriksaan dilakukan secara enzimatik untuk • Tes toleransi glukosa (TTG).
mendapatkan darah lengkap tidak boleh digunakan NaF se- Untuk percobaan ini umumnya tidak diperlukan persiapan
bagai antikoagulan. Nilai-nilai yang diperoleh dengan menggu- khusus, kecuali jika penderita sedang menjalani diet rendah
nakan darah lengkap ± 15% lebih rendah daripada plasma karbohidrat yang sangat ketat. Pada mereka yang menjalani
kecuali pada anemia. Harus pula diperhatikan asal pengambi- diet 125 g karbohidrat atau kurang, dianjurkan agar 3 hari
Tabel 2. Nilai-nilai TTG oral dalam tabel ini didapat pada keadaan standar (75 g) glukosa/250-350 air untuk orang
dewasa dan 1.75 g/Kg berat badan dengan maksimum 75 g glukesa untuk anak-anak, dengan cara enzimatik.
Kadar glukosa
Darah vena Darah kapiler Plasma vena
Diabetes mellitus
Puasa 7.0 mmol/1 7.0 mmol/1 8.0 mmol/1
( 1. 2 g/1) ( 1 . 2 g/1) (1.4 g/l )
dan/atau
2 jam setelah glukosa 10.0 mmol/1 11.0 mmol/1 11.0 mmol/1
(1.8el) (2.Og/1) (2.Og/1)
Gangguan toleransi glukosa
Puasa 7.0 mmol/1 7.0 mmol/1 8.0 mmol/1
(1.2g/1) (1.2g/1) (1.4el)
dan
2 jam setelah glukosa 7.0 — 10.0 mmol/1 8.0 — 11.0 mmol/1 8.0 — 11.0 mmol/1
(1.2—1.8el) (1.4—2.Og/l) (1.4—2.Og/1)
Kadar hemoglobin. dari pada kalau tinggal pada tempat setinggi permukaan laut.
Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar Tetapi peningkatan kadar hemoglobin ini tergantung dari
hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah lamanya anoksia, juga tergantung dari respons individu yang
yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan berbeda-beda. Kerja fisik yang berat juga dapat menaikkan
fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. kadar hemoglobin, mungkin hal ini disebabkan masuknya
Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemo- sejumlah eritrosit yang tersimpan didalam kapiler-kapiler ke
globin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihe- peredaran darah atau karena hilangnya plasma. Perubahan
moglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin . Selain itu alat sikap tubuh dapat menimbulkan perubahan kadar hemoglobin
untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat yang bersifat sementara. Pada sikap berdiri kadar hemoglobin
distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ± lebih tinggi dari pada berbaring. Variasi diurnal juga telah
10%.1. Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan dilaporkan oleh beberapa peneliti, kadar hemoglobin tertinggi
antuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena pada pagi hari dan terendah pada sore hari.
larutan standar sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah Kadar hemoglobin yang kurang dari nilai rujukan merupa-
diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kan salah satu tanda dari anemia. Menurut morfologi eritrosit
kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat didalam sediaan apus, anemia dapat digolongkan atas 3 go-
dicapai ± 2%.2. Berhubung ketelitian masing-masing cara ber- longan yaitu anemia mikrositik hipokrom, anemia makrositik
beda, untuk penilaian basil sebaiknya diketahui cara mana yang dan anemia normositik normokrom 5 Setelah diketahui ada
dipakai. anemia kemudian ditentukan golongannya berdasarkan morfo-
Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan logi eritrosit rata-rata. Untuk mencari penyebab suatu anemia
jenis kelamin.30 Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut.
tinggi dari pada orang 'dewasa yaitu berkisar antara 13,6 — 19, Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan, maka
6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3 keadaan ini disebut polisitemia. Polisitemia ada 3 macam yaitu
tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 — 12,5 g/dl. Setelahpolisitemia vera, suatu penyakit yang tidak diketahui penye-
itu secara bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas babnya; polisitemia sekunder, suatu keadaan yang terjadi seba-
kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar antara gai akibat berkurangnya saturasi oksigen misalnya pada kelain-
11,5 — 14,8 g/dl. Pada pria dewasa kadar hemoglobin berkisar an jantung bawaan, penyakit paru dan lain-lain, atau karena
antara 13 — 16 g/dl sedangkan pada wanita dewasa antara 12 peningkatan kadar eritropoietin misal pada tumor hati dan
— 14 d/dl.1 . Pada wanita hamil terjadi hemodilusi sehingga ginjal yang menghasilkan eritropoietin berlebihan; dan po-
untuk batas terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.3. lisitemia relatif, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat
Pada keadaan fisiologik kadar hemoglobin dapat bervariasi.3 kehilangan plasmanya misal pada luka bakar. 5
Kadar hemoglobin meningkat bila orang tinggal di tempat yang Laju endap darah.
tinggi dari permukaan laut. Pada ketinggian 2 km dari
permukaan laut, kadar hemoglobin kira-kira 1 g/dl lebih tinggi Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap
pembentukan rouleaux, tahap pengendapan dan tahap pema-
datan.
28 Cermin Dunia Kedokteran No. 30
Di laboratorium cara untuk memeriksa laju endap darah yang tepi. Yang pertama adalah cara manual dengan memakai
sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop. Cara kedua
cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan adalah cara semi automatik dengan memakai alat elektronik.
untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai Cara kedua ini lebih unggul dari cara pertama karena
rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat
mm/jam.' dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada cara
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju endap darah pertama kesalahannya sampai ± 10%.2 Keburukan cara kedua
adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh reagen
eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang karena belum banyak laboratorium di Indonsia yang memakai
lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi alat ini.
akan menyebabkan laju endap darah cepat. Walau pun Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan
demikian, tidak semua anemia disertai laju endap darah yang dari keadaan basal dan lain-lain .4 Pada bayi baru lahir
cepat. Pada anemia sel sabit, akantositosis, sferositosis serta jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000—30.000/µl. Jumlah
poikilositosis berat, laju endap darah tidak cepat, karena pada leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 —
keadaan-keadaan ini pembentukan rouleaux sukar terjadi.4 Pada 38.000 /µl. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap
polisitemia dimana jumlah eritrosit/µl darah meningkat, laju dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500
endap darah normal.6 — 11.000/µl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang
Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein dewasa berkisar antara 5000 — 10.0004/µ1.' Jumlah leukosit
plasma. Peningkatan kadar fibrinogen dan globulin memper- meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi
mudah pembentukan roleaux sehingga laju endap darah cepat jarang lebih dari 11.000/µl4
sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan laju endap Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan
darah lambat.6,7 Laju endap darah terutama mencerminkan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara
perubahan protein plasma yang terjadi pada infeksi akut maupun fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik
kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang,
Peningkatan laju endap darah merupakan respons yang tidak takhikardi paroksismal, partus dan haid.4
spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk Leukositosis yang terjadi sebagai akibat peningkatan yang
adanya penyakit.6 seimbang dari masing-masing jenis sel, disebut balanced leoko-
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat cytosis. Keadaan ini jarang terjadi dan dapat dijumpai pada
dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, hemokonsentrasi. Yang lebih sering dijumpai adalah leukosi-
demam rematik, artritis dan nefritis. Laju endap darah yang tosis yang disebabkan peningkatan dari salah satu jenis leuko-
cepat menunjukkan suatau lesi yang aktif, peningkatan laju sit sehingga timbul istilah neutrophilic leukocytosis atau
endap darah dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses netrofilia, lymphocytic leukocytosis atau limfositosis, eosino-
yang meluas, sedangkan laju endap darah yang menurun filia dan basofilia. Leukositosis yang patologik selalu diikuti
dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan7 oleh peningkatan absolut dari salah satu atau lebih jenis leu-
Selain pada keadaan patologik, laju endap darah yang cepat kosit.4
juga dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang
pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang dari 5000/0 darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil
tua.6,7 adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu
Dan akhirnya yang perlu diperhatikan adalah faktor teknik leukopenia disebabkan oleh netropenia.8
yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan laju Hitung jenis leukosit.
endap darah. Selama pemeriksaan tabung atau pipet harus tegak
lurus; miring 30 dapat menimbulkan kesalahan 30%. Tabung Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari
atau pipet tidak boleh digoyang atau bergetar, karena ini akan masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut
mempercepat pengendapan. Suhu optimum selama pemeriksaan dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan
adalah 20°C, suhu yang tinggi akan mempercepat pengendapan jumlah leukosit total (sel/µl).
dan sebaliknya suhu yang rendah akan memperlambat. Bila Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak
darah yang diperiksa sudah membeku sebagian hasil limfosit lebih banyak dari netrofil segmen, sedang pada orang
pemeriksaan laju endap darah akan lebih lambat karena dewasa kebalikannya. Hitung jenis leukosit juga bervariasi dari
sebagian fibrinogen sudah terpakai dalam pembekuan. Pemerik- satu sediaan apus ke sediaan lain, dari satu lapangan ke
saan laju endap darah harus dikerjakan dalam waktu 2 jam lapangan lain. Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai
setelah pengambilan darah, karena darah yang dibiarkan terlalu 15%.4
lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk Bila pada hitung jenis leukosit, didapatkan eritrosit berinti
rouleaux dan hasil pemeriksaan laju endap darah menjadi lebih lebih dari 10 per 100 leukosit, maka jumlah leukosit/µl perlu
lambat.6,7 dikoreksi.
Netrofilia.
Hitung leukosit.
Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil
Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah
Sebelum menilai hasil analisa urin, perlu diketahui tentang kadang bila unsur sedimen tidak ditemukan karena urin-
proses pembentukan urin. Urin merupakan hasil metabolisme sewaktu terlalu encer, maka dianjurkan memakai urin pagi.
tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang Urin pagi ialah urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi
melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per hari, urin ini baik untuk pemeriksaan berat jenis, protein
menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan sedimen dan tes kehamilan.1,4,5,6,8,10 Pada penderita yang sedang
ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per haid atau leucorrhoe untuk mencegah kontaminasi dianjurkan
" "
menit.1,2 Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan pengambilan contoh urin dengan cara clean voided specimen
urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya yaitu dengan melakukan kateterisasi, punksi suprapubik atau
juga bertujuan untuk mengetahui kelainan- kelainan dipelbagai pengambilan urin midstream dimana urin yang pertama keluar
organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks tidak ditampung, tapi urin yang keluar kemudian ditampung
adrenal, uterus dan lain-lain. dan yang terakhir tidak turut ditampung 1,3,4,8
'
lekosit, silinder eritrosit, silinder epitel dan sunder berbutir selalu Reagens pita untuk pemeriksaan protein lebih peka terhadap
menunjukkan penyakit yang serius. Pada pielonefritis dapat albumin dibandingkan protein lain seperti globulin, hemoglobin,
dijumpai silinder lekosit dan pada glomerulonefritis akut dapat protein Bence Jones dan mukoprotein. Oleh karena itu hasil
ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan pada penyakit ginjal yang pemeriksaan proteinuri yang negatif tidak dapat menyingkirkan
berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder lilin. kemungkinan terdapatnya protein tersebut didalam urin. Urin
yang terlalu lindi, misalnya urin yang mengandung amonium
Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu
kuartener dan urin yang terkontaminasi oleh kuman, dapat
didalam saluran kemih. Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple
memberikan hasil positif palsu dengan cara ini. Proteinuria dapat
fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering ditemukan
terjadi karena kelainan prerenal, renal dan post-renal. Kelainan
dalam sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal
pre-renal disebabkan karena penyakit sistemik seperti anemia
itu merupakan hasil metabolisme yang normal. Terdapatnya
hemolitik yang disertai hemoglobinuria, mieloma,
unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak makanan,
makroglobulinemia dan dapat timbul karena gangguan perfusi
kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. Disamping itu
glomerulus seperti pada hipertensi dan payah jantung.
mungkin didapatkan kristal lain yang berasal dari obat-obatan
Proteinuria karena kelainan ginjal dapat disebabkan karena
atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal leucin.3,4,8
kelainan glomerulus atau tubuli ginjal seperti pada penyakit
Epitel merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan
glomerulunofritis akut atau kronik, sindroma nefrotik,
normal didapatkan dalam sedimen urin. Dalam keadaan
pielonefritis akut atau kronik, nekrosis tubuler akut dan lain-lain6.
patologik jumlah epitel ini dapat meningkat, seperti pada infeksi,
radang dan batu dalam saluran kemih. Pada sindroma nefrotik Pemeriksaan glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan
didalam sedimen urin mungkin didapatkan oval fat bodies. Ini memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat
merupakan epitel tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan
lemak, dapat dilihat dengan memakai zat warna Sudan III/IV atau cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang
diperiksa dengan menggunakan mikroskop polarisasi. mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa,
fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan
seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih
PEMERIKSAAN KIMIA URIN sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat
mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan
Disamping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.11 Juga cara ini lebih
dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan hasil spesifik untuk glukosa, karena gula lain seperti galaktosa,
cepat, tepat, specifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita. laktosa, fruktosa dan pentosa tidak bereaksi. Dengan cara
Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di enzimatik mungkin didapatkan hasil negatip palsu pada urin
Indonsia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, yang mengandung kadar vitamin C melebihi 75 mg/dl atau
protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, benda keton melebihi 40 mg/dl.3,7,9 Pada orang normal tidak
urobilinogen dan nitrit. Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena
yang optimum, aktivitas reagens harus dipertahankan, peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas
penggunaan haruslah mengikuti petunjuk dengan tepat; baik maksimum tubulus untuk mereabsorpsi glukosa seperti pada dia-
mengenai cara penyimpanan, pemakaian reagnes pita dan ba- betes mellitus, tirotoksikosis, sindroma Cushing, phaeochromo-
han pemeriksaan.1,7,9 cytoma, peningkatan tekanan intrakranial atau karena ambang
Urin dikumpulkan dalam penampung yang bersih dan pe- rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal glukosuria,
meriksaan baiknya segera dilakukan. Bila pemeriksaan harus kehamilan dan sindroma Fanconi.
ditunda selama lebih dari satu jam, sebaiknya urin tersebut di- Benda- benda keton dalam urin terdiri atas aseton, asam
simpan dulu dalam lemari es, dan bila akan dilakukan peme- asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah
riksaan, suhu urin disesuaikan dulu dengan suhu kamar. menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan
Agar didapatkan hasil yang optimal pada tes nitrit, hendaknya benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam
asetoasetat lebllh dari 5—10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka
Sedimen urin
Peranan kelenjar gondok adalah membuat, menyimpan dan pemeriksaan dari pasien.
melepaskan hormon thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) Prinsip EIA sama seperti prinsip RIA, hanya disini digunakan
yang berperanan dalam mengatur metabolisme tubuh. Dalam label ensim sebagai pengganti label zat radioaktif.
tulisan ini akan dibicarakan pemeriksaan-pemeriksaan
laboratorium yang umum digunakan untuk kelenjar gondok, T3 UPTAKE (T3U). Pemeriksaan T3U bukanlah pemeriksaan
penggunaan serta penafsiran dari pemeriksaan-pemeriksaan mengukur kadar hormon T3. Penamaan T 3 U disini hanyalah
tersebut. karena reagens yang dipakai adalah T3—J125. T 3 U dipakai untuk
menilai "unsaturated thyroxine binding protein".
PEMERIKSAAN LABORATORIUM T 3 — J berlebihan ditambahkan kedalam serum dimana ia
125
1. Pengukuran kadar hormon kelenjar gondok akan mengisi unsaturated TBP. Sisa T3 — J 125 diikat oleh
pengikat kedua yaitu resin atau arang. Yang dimaksud dengan
Thyroxine total (T4). Cara pemeriksaan T4 yang umum dila- T 3 U adalah persentase radioaktivitas yang diikat oleh pengikat
kukan ialah cara competitive protein binding assay (CPBA), kedua.
radioimmuno assay (RIA) dan enzyme immuno assay (EIA).
Cara CPBA dikembangkan oleh Murphy dan Pattee (1964) di-
mana digunakan T4 — J125 dan thyroxine binding globulin
(TBG) untuk mengukur kadar T4 serum.
Saat ini yang lebih sering digunakan adalah cara RIA dimana unsaturated TBP
digunakan antibodi spesifik terhadap T4 (anti—T4). T4 terlebih
dulu dilepaskan dari ikatannya dengan TBG dengan pe-
nambahan zat tertentu. T4 yang telah dibebaskan bersaing
dengan T4 —J 125 dalam berikatan dengan anti— T4. Ikatan T4-
T3—J1 2 5
anti T4 kemudian dipisahkan dari T4 bebas dan salah satu fraksi
diukur radioaktivitasnya. Ukuran radioaktivitas ini digunakan
untuk mendapatkan kadar T4, dengan membandingkan dengan
satu seri standard yang dikerjakan bersama bahan
pengikat kedua
60 -
Gambar 2. Prinsip pemeriksaan T3U
0
HIPERTIROID HIPOTIROID
atas, dilcenal pula pemeriksaan Protein bound iodine (PBI) dan
Butanol extractable iodine (BEI), akan tetapi pemeriksaan-
pemerilcsaan ini telah ditinggalkan sehingga tidak dibicarakan
dalam tulisan ini.
2. Penlaian jalur hipotalamus — hipofisis - kelenjar gondok -rfi Nf
Thyroid Stimulating Hormone (TSH). TSH adalah suatu gliko-
protein yang disekresi oleh kelenjar hipofisis pars anterior. Dulu
kadar TSH diperiksa dengan cant bioassay, sekarang telah PENINGKATAN
PENURUNAN SALISILAT
TBG TBG DIPHENYLHYDANFOIN
dapat digunakan cara RIA yang sensitif untuk mengukurnya.
Kadar normal TSH adalah mulai dari tidak terdeteksi sampai
10uU/ml.
Tes TRH. Pengukuran kadar TSH dilakukan sebelum, 20 me-nit
sesudah penyuntikan S00ug TRH intravena.
Pemeriksaan tidak lanpung.
Pemenksaan basal metabolic rate (BMR) dan lemak darah da-
pat digunakan untuk menilai faal kelenjar gondok secara tidak
langsung. Penyebab perubahan kapasitas TBG
Padahipotiroidisme seringkali dijumpai adanya hiperlipidemia.
4. Pemeriksaan terhadap etiologi Peningkatan Penurunan
T
FTI atau FT41
T4 total N p ,( d
T3U N P ~l d 7
FTI N P d N N J
I ( I 1
rendah normal normal tinggi tinggi
Dengan demikian FTI lebih menggambarkan fungsi kelenjar
gondok dibanding dengan pemeriksaan kadar T4 atau T3 U HIPOTIROID
secara tersendiri.
Nilai FTI yang rendah sesuai dengan keadaan hipotiroid.
sebaliknya nilai FTI yang tinggi sesuai dengan hipertiroid. (lihat
gambar 41 Nilai FTI yang jelas meninggi dijumpai pada penyakit
rendah tinggi
Grave, struma toksik, pengobatan hormon tiroid
i
yang berlebihan dan fase awal thyroiditis subakut.
HIPOTIROID
Apabila nilai FTI meragukan (normal tinggi), sebaiknya SE KU ND ER
dilakukan pemeriksaan kadar T3 serum. Kadar T3 y a n g tinggi
menunjukkan keadaan hipertiroid. Bila kadar T3 juga meragu-
kan (normal tinggi), status kelenjar gondok dapat dinilai lebih
lanjut dengan tes TRH. Kadar T3 yang normal atau rendah tinggi
menunjukkan keadaan eutiroid. Adanya sedikit peningkatan FTI respons
memang sering dijumpai pada pasien-pasien dengan pe- +
nyakit-penyakit sistemik akut maupun kronik seperti keganas-
Nilai FTI normal sesuai dengan keadaan eutiroid, akan tetapi HIPOTIROID fHIPOTIfnOI
HIPOTALAMII~ 1HIPOFISIS HIPERTIROIDI
apabila gambaran klinis jelas hipertiroid sebaiknya diperiksa
kadar T3. Sebagian kecil (3—5%) keadaanhipertiroid dise- Nilai FTI yang agak rendah mungkin pula dijumpai pada
babkan oleh peningkatan kadar T3 tanpa peningkatan kadar T4, pengobatan diphenyihidantoin atau triiodothyronine.
keadaan ini disebut toksikosis T3. Begitu pula apabila gambaran KEPUSTAKAAN
klinis hipotiroid, sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar TSH. 1. Braverman LE, Abreau CM, Brook P, Kleinman R, Fournier L,
Apabila didapat nilai FTI yang rendah, sebaiknya dilakukan Odstrchel G, Schoemaker HJP. Measurement of serum free thy-
pemeriksaan kadar TSH. Peningkatan kadar TSH yang nyata roxine by RIA in various clinical states. J Nucl Med 1980; 21:233.
dijumpai pada hipotiroidisme primer yaitu hipotiroidisme yang 2. Britton KE, Quinn V, Brown BL, Ekins RP. A strategy for thyroid
function tests. Br Med J 1975; 3: 350.
disebabkan oleh kegagalan kelenjar gondok sendiri. Kurangnya 3. Chopra IJ. A radioimmunoassay for measurement of thyroxine
sintesis hormon kelenjar gondok menyebabkan berkurangnya in unextracted serum. I Clin Endocrinol Metab 1972; 34: 938.
umpan balik yang menghambat pelepasan TSH. Peningkatan 4. Chopra IJ, Ho rs, Lam R. An improved radioimmunoassay of tri-
kadar TSH sangat sensitif untuk keadaan ini dan bahkan sudah iodothyronine in serum: Its application to clinical and physiolo-
" " gical suties. J Lab Clin Med 1972; 80: 729.
terjadi pada keadaan prehipotiroid dimana sintesis hormon 5. Eastman J, Corcoran JM, Ekins RP, Williams ES, Nabarro ON. The
kelenjar gondok masih dapat dipertahankan normal oleh adanya radioimmunoassay of triiodothyronine and its clinical application, J
kadar TSH yang tinggi. Clin Pathol 1975; 28: 225.
Akan tetapi hipotiroidisme tidak selalu disebabkan oleh 6. Evered D, Vice PS, Clark F. The investigation of thyroid disease,
Amersham England: Medical Monograph 9, The Radiochemical
gangguan kelenjar gondok itu sendiri. Hipofungsi kelenjar Centre.
gondok mungkin pula disebabkan oleh gangguan hipofisis atau 7. Geitner AM, Monroe L, Broughton A, Lavis V. Thyroid function,
hipotalamus. Pada keadaan-keadaan ini kadar TSH rendah
Am J Med Technol 1978; 44: 18.
8. Halsted : Endocrine and metabolic disorders. in:ed. The laboratory
atau tidak terdeteksi. Umumnya pasien akan memperlihatkan in clinical medicine, interpretation and application, WB Saunders,
gejala kegagalan hipofisis lain seperti gangguan fungsi kelenjar 1976; 674.
adrenal dan gonad. 9. Howorth PJ, Ward RL. The T4— free thyroxine index as a test
of thyroid function of first choice, J Clin Pathol 1972; 25: 259.
Tes TRH dapat membedakan kedua sebab hipotiroidisme 10. Nicod P, Burger A, Staeheli V, Valloton. A radioimmunoassay
sekunder ini. for 3,3',5'—triiodo—L—thyronine in unextracted serum: method
Pemberian TRH sintetik akan meningkatkan kadar TSH se-rum and clinical results, J Clin Endocrinol Metab 1976; 42: 823.
pada kelainan hipotalamus, sedangkan respons negatif dijumpai 11. Nicoloff JT. Physician's guide to thyroid function testing, Abbott
laboratories, Chicago. 1981.
pada kelainan hipofisis.
Pendahuluan puti :
Salah satu pemeriksaan yang penting untuk penilaian ke- Pemeriksaan pendahuluan
suburan pria ialah analisis semen. Pemeriksaan analisis semen — Likuifaksi semen. Semen akan berlikuifaksi dalam
ini penting tidak hanya untuk para ahli andrologi yang mena- waktu 20 menit. Bila sesudah satu jam tidak berlikuifaksi
ngani masalah pria tetapi juga penting bagi para ahli gineko- perlu dicatat sebagai perhatian.
logi yang menangani para wanita, yang merupakan pasangan — Warna semen. Warna semen bila tidak seperti biasanya,
para pria tersebut. Hal ini disebabkan karena sebagian besar misalnya kuning atau kemerahan perlu dicatat.
pasangan infertil datang terlebih dahulu kepada para ahli — Volume semen.
ginekologi.l Pemeriksaan mikroskopis
Selain itu analisis semen manusia berguna pula bagi pasang- Pemeriksaan mikroskopis meliputi :
an yang ingin melakukan program Keluarga Berencana. Seba- — Penghitungan spermatozoa : Semen yang telah diaduk de-
gai contoh ialah bagi para pria yang telah dilakukan vasektomi ngan baik diencerkan 1:50, 1:100, atau 1:200 tergantung pada
maka analisis semen penting untuk mengetahui apakah semen kepadatan sperma. Setiap semen dilakukan dua pengenceran
mereka masih fertil ataukah sudah tidak mengandung sperma- yang berbeda. Cairan pengencer terdiri dari NaHCO3 : 50 g,
tozoa lagi. formalin (35%) ' 10 ml dan akuadestilata sampai 1000 ml.
Akhir-akhir ini dimana kemajuan semen beku cukup pesat Penghitungan sperma dilakukan dengan memakai hemosito-
perkembangannya maka pemeriksaan semen diperlukan pula meter, dan diperoleh dari nilai rata-rata dua pengenceran tadi.
karena sebelum pembekuan dan sesudah pencairan kembali Perbedaan antara dua penentuan di atas tidak boleh lebih dari
semen tersebut perlu dilakukan analisis semen. 10% untuk semen yang kepadatannya kecil atau tidak boleh
Berbagai cara telah diuraikan untuk menganalisis semen lebih dari 20% untuk semen yang kepadatannya besar (60 juta/
manusia.2-11 Beberapa daripada berbagai cara analisis semen ml).
tersebut mempunyai kesamaan- kesamaan dan perbedaan. Agar — Motilitas spermatozoa : Motilitas spermatozoa ditentukan
didapat sesuatu keseragaman maka diperlukan suatu secara kuantitatif dan kualitatif. Sperma motil dihitung se-
standardisasi analisis semen manusia. kurang-kurangnya dalam 10 lapangan pandangan yang terpisah
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai bebe-. dan persentase sperma motil dihitung dari nilai rata-rata di atas.
rapa cara analisis semen manusia sehingga dengan demikian Kualitas rata-rata motilitas sperma di bagi menjadi 0 sampai
dapat diperoleh perbandingan dan standardisasi analisis semen dengan 4 (0= tidak ada motilitas, 4= motilitas sangat baik).
manusia. Standardisasi ini penting tidak hanya untuk memper-
— Vitalitas spermatozoa : Vitalitas spermatozoa ditentukan de-
oleh penyeraga nan, tetapi juga penting karena analisis semen
ngan mempergunakan pewarnaan supravital : 0,5 % eosin Y
ini merupakan pemeriksaan yang memerlukan suatu ketepatan,
dalam 0,15 m bufer fosfat, pH: 7,4.
dapat diulang kembali, cukup peka, relevan dan dapat dipakai
Dengan mikroskop fase kontras negatif sel mati akan berwar-
dimanapun juga.
na kuning dan sel hidup berwarna kebiruan. Pewarnaan supra-
vital mempunyai keuntungan karena dapat membedakan nek-
MENURUT ELIASSON
rozoospermia tulen atau tidak.
Pemeriksaan analisis semen manusia menurut Eliasson3 meli
STANDARISASI ANALISIS SEMEN MANUSIA • Volume semen. Volume semen sebaiknya diukur dengan
Pokok-pokok standardisasi analisis semen manusia ini berasal memakai gelas yang mempunyai perbedaan skala 0,1 ml.
dari pertemuan WHO yang dihadiri oleh para ahli dalam bidang Seseorang dinamakan aspermia bila tidak mengeluarkan semen-
andrologi dan reproduksi manusia.11 nya pada waktu ejakulasi.
Penerangan dan cara penampungan semen manusia. Dinamakan hipospermia bila volume semen kurang dari 1 ml
dan dnamakan hiperspermia bila volume semen lebih dari 6 ml.
Sebelum melakukan analisis semen perlu terlebih dahulu untuk
Rata-rata volume semen pria Indonesia yang isterinya
memberikan penerangan sejelas-jelasnya kepada pria yang akan
kemudaian menjadi hamil ialah 3,56 ± 1,35 ml atau sekitar 2—
diperiksa tersebut mengenai maksud dan tujuan analisis semen
5 ml.'2
dan juga untuk menjelaskan cara pengeluaran dan penampungan
• pH semen. pH semen diukur dengan menaruh setetes semen
semen tersebut.11
kepada kertas pH yang mempunyai pH antara 6,6 sampai 8,0.
Penerangan mengenai cara pengeluaran, penampungan dan
Untuk lebih teliti dapat dipakai pH meter listrik. pH semen
pengiriman semen ke laboratorium hendaknya dijelaskan dengan
normal ialah basa lemah; pH semen diukur segera setelah
baik dan secara tertulis. Penjelasan tersebut meliputi :
likuifaksi. Semen yang terlampau lama dibiarkan, pHnya dapat
• Cara pengeluaran semen : Cara pengeluaran semen ada berubah.
beberapa macam, yaitu : dengan cara masturbasi (onani), • Bau semen. Semen mempunyai bau yang khas. Untuk
senggama terputus (coitus interruptus), pasca senggama, mengenal bau semen, seseorang harus telah mempunyai penga-
pemijatan prostat, pengeluaran memakai kondom dan sebagai- laman untuk membaui semen. Sekali seorang telah mempunyai
nya. Tetapi untuk keperluan analisis semen manusia hanya akan pengalaman, maka is tidak akan lupa akan bau semen yang khas
diuraikan mengenai masturbasi dan senggama terputus, karena tersebut. Bau semen yang khas tersebut disebabkan oleh
hanya masturbasi dan senggama terputus sajalah yang memenuhi oksidasi spermin (suatu poliamin alifatik) yang dikeluarkan
persaratan cara pengeluaran semen untuk dianalisis oleh kelenjar prostat13
• Penerangan yang perlu dijelaskan yaitu : • Warna semen. Warna semen putih keruh (putih kelabu).
1. Sebelum pemeriksaan semen (air mani), tidak boleh campur Untuk melihat warna semen, perlu mengamati semen tersebut
(coitus) dengan isteri (abstinensi) paling sedikit selama 3 dengan latar belakang putih. Adanya sejumlah sel darah
j { G D
E T 'C
-; ;t~M)f II I
ps spermatosit primer
psi spermatosit primer dalam pembelahan
ss spermatosit sekunder
Sab spermatid Sab
sz . spermatozoa dan spermatozoa muda.
(WHO, 1980 ).
Gambaz 4. Gambaz sel sel lekosit dart sel epitel di dalam semen.
Identifikasi teknisi Kepala besar M: – Kepala
Tanggal pengeluaran kecil (%): – Kepala lancip (
A,B,C,D : Lekosit polimorfonuklear Semen lengkap 1 = ya & 2 = tidak %): – Kepala periform –
E : Limfosit Abstinensi (hari) Kepala dua (%): – Kepala
F Sel epithel Volume (ml)
amorf M: – Gangguan
(WHO, 1980). Waktu sesudah ejakulasi (jam) midpice
Viskositas besar sesudah 20 ment?
NXS 1=ya&2=tidak Droplet sitoplasma (%):
C = Konsentrasi sperma
(106/ml Gangguan ekor (%):
bagian contoh, bila 'umlah benih muda Jumlah spermatozoa total
~ 30 per 100 spennatozoa dan jumlah
dalah yang dihitung
spermatozoa e
(106/ejakulat)
p rm to
LABORATORIUM
8AYl - TABLING
r L
rj a \ 0 ` i 40
J_
2'r
tid4
taannya, apapun tujuan dokter semula, pasien sering menggu-
'JIA\'I/AXaI1
•
Am J Dis Child 1982; 136 : 581—3
Karena takut serangan jantung, kholesterol. sering
•
dianggap momok yang perlu dihindari orang dewasa.
Sulitnya , kini timbul kontroversi. Pada penderita-pende Tahukah anda penyakit apa yang jelas jelas lebih jarang
rita kanker kolon, ditemukan kadar kholesterol yang ditemui pada perokok dibandingkan yang tidak
rendah ! Apakah ini penyebab kanker usus itu ? merokok? Penyakit Parkinson! Satu kesimpulan
Ataukah akibatnya ? Jawabannya masih ditunggu dapat diambil: Parkinson tidak disebabkan oleh penyakit
J Nat Cancer Inst 1981; 67: 297—300 degeneratif vaskular.
J Neurol Neurosurg Psychiatr 1982;45 : 577
11MV KEROOERAM
OLH
ALAN SAMPING
1. Dalam jangka pendek, minum air satu gelas dapat menye- (b) fosfatase alkali
babkan menurunnya kadar zat-zat di bawah ini: (c) SGOT
(a) glukosa (d) SGPT
(b) trigliserida (e) Warna feses
(c) NaCl
(d) urea 7. Perbandingan antara monosit dan limfosit mempunyai arti
(e) semua jawabandi atas benar. prognostik pada tuberkulosis. Pada keadaan normal atau
tuberkulosis inaktif, rasio monosit/limfosit:
2. Merokok satu batang dapat menyebabkan menurunnya (a) lebih kecil dari lh
kadar zat di bawah ini: (b) lebih besar dari 1/2
(a) glukosa (c) lebih kecil atau sama dengan 1/3
(b) kolesterol (d) lebih besar dari 1/3
(c) trigliserida (e) bukan salah satu dari diatas.
(d) asam lemak bebas
(e) bukan salah satu dari di atas. 8. Pemeriksaan Pap smear perlu untuk mengetahui kelainan
dini seperti displasia. Dari displasia sampai menjadi bentuk
3. Dalam membaca nilai laboratorium kita harus berhatihati. kanker yang invasif biasanya diperlukan waktu:
Sebagai contoh nilai ureum adalah 20—40 mg/dl. Maka: (a) 3 tahun
(a) Kadar ureum 45 mg/dl pasti normal (b) 5 tahun
(b) Kadar ureum 45 mg/dl pasti abnormal (c) 8 tahun
(c) Kadar 39 mg/dl pasti normal (d) 10 tahun
(d) Kadar 39 mg/dl pasti abnormal (e) 15 tahun atau lebih.
(e) Bukan salah satu dari di atas.
4. Penderita septikemia yang diduga disebabkan karena fo- 9. Dalam perilaku antisosial (kriminal), tampaknya:
kus infeksi di saluran kemih, sebaiknya diberi obat ini (a) Gen kriminal saja cukup untuk meningkatkan risiko
sebelum hasil resistensi tes diperoleh: kriminalitas.
(a) Pensilin + kloramfenikol (b) Pengaruh lingkungan saja cukup untuk meningkatkan
(b) Ampigilin (amoksisilin) + gentamisin risiko kriminalitas.
(c) Ampisilin + amosisilin (c) Gen dapat memastikan seseorang menjadi penjahat.
(d) Gentamisin + tetrasiklin (d) bukan salah satu dari di atas.
(e) Ampisilin + tetrasiklin. 10. Pada ulkus duodeni (bukan ventrikuli):
(a) Antasida tidak lebih banyak mengurangi nyeri diban-
5. Manakah pernyataan yang salah? ding plasebo.
(a) Kolesterol total, trigliserida dan apoprotein B adalah
(b) Antasida dosis tinggi mempercepat penyembuhan ulkus.
faktor aterogenik (c) Antasida dosis kecil atau sedang juga mempercepat
(b) Kolesterol HDL adalah faktor aterogenik penyembuhan luka.
(c) Dalam mengambilan darahnya pasien harus puasa 12— (d) Cimetidin memberi efek simtomatik yang mujarab.
16 jam. (e) Semua jawaban di atas benar.
(d) Bila kolesterol total 200, dan kolesterol LDL 140, tak
ada risiko.
(e) Bukan salah satu dari di atas. V H B '£
B'8 g'S ~'Z
6. Untuk skrining diagnosis ikterus, dilakukan pemeriksaan H '0I 3 'L 9 'b 'R 'I •
berikut. Yang tak perlu ialah: (a) TTT X Jdd2l uvqume f .