You are on page 1of 6

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MASYARAKAT MADANI DI NEGARA JERMAN Dosen Pengampu: Oleh: Ernawati 08630004 Nova Dwi Prasetyo

08630012 Danar Pitarini 08630014

Sejarah Negara Jerman Sistem Pemerintahan Jerman Negara Jerman adalah sebuah negara federasi di Eropa Barat. Awalnya pemerintahan negara ini berbentuk kekaisaran. Seusai perang Prancin Rusia (1870 - 1871) sist em negara ini berubah menjadi sistem parlementer dengan kanselir pemegang pemeri ntahan. Kanselir pertama adalah Otto Von Bismarck. Pemerintahan yang sehari hari nya dipegang oleh kanselir memegang perran seperti perdana menteri. Posisi kanse lir diraih secara otomatis oleh kandidat utama partai pemenang pemilihan federal . Jerman juga pernah menganut sistem pemerintahan demokrasi tapi tidak berlangsung lama, itu terjadi tahun 1933. Setelah itu pemerintahan dipegang oleh NAZI, sebu ah rezim otoriter yang dipimpin oleh Adolf Hitler dan membawa kehancuran dalam p erang dunia II. Hal ini membuat Jerman terbagi menjadi dua yaitu Jerman Barat (R epublik Federal Jerman) dan Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman). Tapi keka lahan dalam Perang Dunia II telah membuat Jerman kehilangan wilayah Timur. Lalu pemerintahan berpindah ke Jerman Barat. Setelah negara Jerman terpisah lalu pada tahun 1990 terjadi penyatuan kembali de ngan diruntuhkannya tembok Berlin. Sistem pemerintahan berubah menjadi sistem pe merintahan demokrasi yang berbasis ideologi berlandaskan prioritas hak hak asasi manusia. Dalam pemerintahan Jerman, Parlemen dikenal sebagai Budestag yang anggota anggot anya dipilih. Partai yang memerintah adalah partai dengan koalisasi dominan di dalam parlemen ini. Selain Bundestag terdapat pula Bundesrat, yang anggota anggo tanya adalah perwakilan pemerintahan negara negara bagian. Bundesrat sering disa makan dengan senat, meskipun pada kenyataan memeiliki wewenang yang berbeda. Wal au secara konstitusional Jerman dipimpin oleh kanselir namun karena negara Jerma n juga menganut sistem parlementer sehingga pimpinan negara dipegang oleh presid en yang dipilih setiap 5 tahun sekali. Jerman juga memiliki mahkamah konstitusi liberal, dimana setiap warga mempunyai hak mengajukan keberatan berdasarkan konstitusi jika ia merasa hak asasinya dila nggar oleh pemerintah. Saat ini yang menjadi masalah dalam pemerintah Jerman adalah mengenai pembangkit nuklir yang kerap menjadi sumber demonstrasi warga Jerman. http://carapedia.com /sistem_pemerintahan_jerman_info400.html Kanselir Federal dan Pemerintah Kanselir federal satu-satunya anggota Pemerintah Federal yang dipilih. Konstitus i memberikan hak kepadanya untuk memilih sendiri para menteri sebagai pimpinan b adan-badan pelaksana politik terpenting. Kanselir menentukan pula jumlah kemente rian serta portofolio masing-masing. Di tangan kanselir terletak kompetensi mene ntukan garis haluan, yaitu hak kanselir untuk menetapkan titik berat pekerjaan p emerintah secara mengikat. Dengan adanya kewenangan itu, kanselir federal memili ki perbendaharaan alat kepemimpinan yang dapat dibandingkan dengan kekuasaan pre siden di negara demokrasi presidensial.

Dewan Parlementer yang memutuskan undang-undang dasar pada tahun 1949 mengacu ke pada contoh perdana menteri Inggris ketika membahas kewenangan kanselir. Alat ke kuasaan yang dimiliki perdana menteri itu persis sama dengan milik kanselir. Nam un dalam kenyataan, kuasa kanselir jauh lebih kecil dibandingkan dengan kuasa pe rdana menteri Inggris. Dalam sistem parlementer Inggris selalu ada satu partai s aja yang memerintah, sebab sistem pemilihan Inggris bersifat sistem mayoritas ya ng menguntungkan partai terkuat. Di Bundestag biasanya tidak ada satu partai yan g memegang mayoritas. Maka untuk pemilihan kanselir pada umumnya harus dibentuk koalisi. Menjelang pemilihan kanselir terjadi perundingan intensif antara partai-partai y ang hendak membentuk pemerintahan bersama. Secara detail dicari kesepakatan meng enai pembagian kementerian antara partai-partai peserta, mengenai kementerian ya ng akan dipertahankan dan yang akan diciptakan. Kepada partai yang lebih kuat da lam persekutuan itu diberi hak mengisi jabatan kanselir federal. Selanjutnya par tai peserta menyepakati rencana kerja pemerintah untuk tahun-tahun berikutnya. H asil perundingan koalisi itu dituangkan dalam perjanjian koalisi. Baru setelah r ampungnya tahap itu, kanselir federal akan dipilih. Perundingan antarpartai koal isi selanjutnya mempersiapkan dan mendampingi keputusan pemerintah. Jika sebelum dipilihnya Bundestag yang baru sudah tak ada lagi kesamaan pandangan politik, j alan keluar yang dapat ditempuh ialah penggantian kanselir. Untuk mengganti kans elir melalui mosi tidak-percaya konstruktif, pada waktu yang sama harus dipilih kanselir baru. Cara menarik kembali kepercayaan yang ofensif ini memaksa parleme n terlebih dahulu membentuk mayoritas pemerintahan baru yang sanggup bekerja, se belum dapat menjatuhkan kanselir. Usaha seperti itu baru dua kali dilakukan dan hanya satu kali, pada tahun 1982, berhasil. Kanselir Helmut Schmidt (SPD) meneri ma mosi tidak percaya, dan Helmut Kohl (CDU) dipilih sebagai penggantinya. Di lain pihak kanselir federal dapat setiap saat mengajukan mosi kepercayaan kep ada Bundestag untuk menguji apakah ia masih didukung sepenuhnya oleh partai-part ai koalisi. Apabila kanselir kalah dalam votum kepercayaan, artinya jika sebagia n dari mayoritas pemerintahan menarik dukungannya, Bundestag dapat dibubarkan. K eputusan mengenai pembubaran parlemen dan dengan demikian mengenai pemilihan umu m berada di tangan presiden federal. Sebagai alternatif, kepala negara dapat mem inta kepada partai-partai yang terwakili di dalam Bundestag untuk mengusahakan p embentukan pemerintah baru. Kekalahan sungguh-sungguh dalam votum kepercayaan tidak pernah terjadi dalam sej arah Republik Federal Jerman. Yang terjadi sebanyak tiga kali ialah kekalahan ya ng disepakati di muka: Anggota parlemen dari partai-partai pemerintahan atau men teri memberikan suara abstain untuk menjatuhkan pemerintah (1972, 1982, 2005). J alan ini ditempuh untuk memungkinkan pemilihan Bundestag baru sebelum waktunya. Konstitusi memang tidak membuka jalan lain untuk mencapai hal itu. Namun jalan i tu hanya dapat ditempuh atas persetujuan Presiden dan dianggap kontroversial dar i segi yuridis. Negara Federasi Bentuk negara federasi yang ada di Jerman bersifat rumit. Negara terdiri dari ti ngkat pusat berupa federasi dan 16 negara bagian. Undang-undang dasar menetapkan hal-hal yang harus ditangani oleh federasi, dan hal lain yang diurus oleh negar a bagian. Dilihat dari aspek ini, sistem federal Jerman mirip dengan sistem di b erbagai negara federasi lain. Kehidupan bernegara di Jerman pada dasarnya diatur oleh undang-undang federal. Sebaliknya para warga hampir selalu berurusan denga n kantor administrasi negara bagian, atau dengan kantor kotapraja dan komune yan g bertindak atas nama negara bagian. Hal itu sesuai dengan prinsip kesubsideran. Prinsip itu diterapkan oleh undang-undang dasar dengan tujuan mengkombinasikan keuntungan negara kesatuan dengan keuntungan negara federasi. Warga dari negara federasi lain sehari-hari jauh lebih sering bertemu dengan pegawai instansi fede rasi.

Menurut undang-undang dasar, taraf kehidupan di seluruh Jerman harus dapat diper bandingkan. Faktor penentu yang penting bagi taraf kehidupan itu ialah kebijakan politik di bidang ekonomi dan sosial. Dalam tatanan keuangan Jerman tidak diber i ruang gerak yang berarti kepada negara bagian untuk membiayai tugas mereka. Se mua jenis pajak yang pemasukannya tinggi diatur dengan undang-undang federal. De ngan catatan bahwa undang-undang seperti itu harus memperoleh persetujuan Majeli s Federal, Bundesrat. Sebagian dari jenis pajak tersebut seluruhnya masuk ke kas federasi atau ke kas negara bagian, sebagian lain dibagi antara federasi dan ne gara bagian, di antaranya jenis pajak yang pemasukannya sangat besar. Dalam hal ini negara federasi Jerman mirip dengan negara kesatuan. Walau begitu, negara-ne gara bagian mengendalikan sebagian besar dari kapasitas administrasi negara selu ruhnya. Jadi, unsur-unsur federalistis mendominasi administrasi negara di Jerman . Kantor-kantor administrasi negara bagian melaksanakan undang-undang yang berla ku di negara bagian yang bersangkutan. Namun di samping itu instansi negara bagi an tersebut mengeksekusi juga bagian terbesar dari undang-undang federal. Di masa lalu, banyaknya tugas yang diserahkan kepada negara bagian menyebabkan a danya beberapa negara bagian yang terjerumus dalam utang besar. Maka pada tahun 2009 diputuskan perubahan konstitusi yang melarang pengambilan kredit baru oleh negara bagian mulai 2020, dan yang membatasi volume utang baru dari federasi mul ai tahun 2016 pada maksimal 0,35 persen dari produk domestik bruto kecuali dalam hal terjadinya krisis ekonomi (rem utang). Ada tiga tugas negara sebagai keselu ruhan yang dilaksanakan oleh negara bagian secara mandiri: Hal-hal yang menyangk ut sekolah, termasuk perguruan tinggi, keamanan dalam negeri, termasuk kepolisia n, serta perwujudan swatantra komunal. Dalam hak ikut-menentukan cukup luas yang dimiliki oleh Bundesrat, negara-negara bagian mendapat imbalan bagi kedudukan l ebih tinggi yang ditempati federasi di bidang pembuatan undang-undang. Bundesrat - Majelis Federal Bundesrat atau Majelis Federal adalah dewan perwakilan negara bagian, semacam ma jelis kedua di samping Bundestag. Setiap rancangan undang-undang federal harus d ibicarakan di Bundesrat. Sebagai majelis negara bagian, Bundesrat memegang fungs i yang sama seperti majelis kedua di negara federasi lain, yang umumnya disebut senat. Bundesrat beranggotakan wakil-wakil pemerintah negara bagian saja. Bobot suara masing-masing negara bagian diatur dengan cara sangat moderat menurut juml ah penduduk: minimal tiga suara, maksimal enam suara. Bundesrat ikut serta dalam pembuatan undang-undang federasi. Dalam aspek ini, Bu ndesrat berbeda dengan lembaga majelis kedua di negara-negara federasi lain. Kon stitusi menggariskan dua cara partisipasi. Undang-undang federasi yang akan meng akibatkan biaya tambahan dalam administrasi negara bagian, atau yang menggantika n undang-undang negara bagian yang ada, harus memperoleh persetujuan Bundesrat. Artinya, undang-undang yang sudah ditetapkan oleh Bundestag baru akan berlaku se telah disetujui oleh Bundesrat. Dalam hal ini Bundesrat sebagai badan legislatif berstatus sederajat dengan Bundestag. Dewasa ini hampir 50 persen rancangan und ang-undang memerlukan persetujuan tersebut. Kedaulatan administratif negara bagi an berperan dalam pembuatan undang-undang yang penting dan yang banyak mengakiba tkan biaya, karena berlakunya prinsip bahwa pelaksanaan undang-undang federal di tangani oleh aparat negara bagian. Yang berbeda dari jenis undang- undang yang m emerlukan persetujuan ialah produk legislasi yang dapat menerima votum keberatan oleh Bundesrat. Namun keberatan itu dapat ditolak oleh Bundestag dengan mayorit as yang sama seperti yang berlaku untuk votum di Bundesrat, yaitu atau mayoritas biasa atau mayoritas dua pertiga, dalam hal terakhir dengan suara paling sediki t mayoritas semua anggota Bundestag (mayoritas mutlak). Melalui reformasi tatanan federal yang berlaku sejak September 2006, pembagian w ewenang antara federasi dan negara bagian diperbarui. Reformasi tersebut bertuju an memperbaiki kesanggupan federasi dan negara bagian untuk mengambil keputusan dan bertindak. Tujuan lain ialah mendefinisikan tanggung jawab politik masing-ma sing pihak dengan lebih jelas. Mahkamah Konstitusi Federal

Pendirian Mahkamah Konstitusi Federal menandai semangat demokrasi Jerman di masa pascaperang. Undang-undang dasar memberikan hak kepada mahkamah itu untuk memba talkan undang-undang yang pembuatannya mengikuti proses demokratis yang benar, n amun menurut penemuan pengadilan tertinggi tersebut melanggar konstitusi. Mahkam ah Konstitusi hanya membuka perkara atas pengaduan. Yang berhak mengajukan penga duan ialah keempat organ federasi, yaitu Presiden Federal, Bundestag, Bundesrat dan Pemerintah Federal, atau bagian daripadanya anggota parlemen atau fraksi ser ta pemerintah negara bagian. Dalam kasus "perselisihan mengenai penerapan konsti tusi", mahkamah tertinggi ini bertindak untuk melindungi pembagian kekuasaan yan g dijamin oleh undang-undang dasar, dan untuk melindungi negara federasi. Agar s ebuah minoritas di parlemen pun dapat mengadu ke Mahkamah Konstitusi, ditetapkan bahwa sepertiga dari jumlah anggota parlemen sudah mencukupi untuk mengajukan p engaduan menentang sebuah norma hukum ("aduan pemeriksaan-norma abstrak"). Berdasarkan undang-undang dasar setiap warga berhak mengajukan "keberatan berdas arkan konstitusi", jika ia merasa hak asasinya dilanggar oleh tindakan instansi pemerintah. Di samping itu setiap pengadilan di Jerman wajib mengajukan "aduan p emeriksaan-norma konkret", apabila undang-undang tertentu dinilainya melanggar k onstitusi. Mahkamah Konstitusi Federal memegang monopoli penafsiran undang-undan g dasar bagi semua lembaga kehakiman. Jerman dan Eropa Negara Jerman adalah demokrasi parlementer, artinya kebijakan politik pemerintah an ditentukan oleh kepala pemerintah dan menteri-menterinya. Karena konstitusi J erman menetapkan standar yang tinggi bagi kesesuaian dengan sifat negara hukum d an demokrasi, kadang-kadang Mahkamah Konstitusi Federal harus bertindak di arena politik Eropa. Sudah beberapa kali dijelaskan oleh mahkamah itu bahwa tatanan h ukum Eropa harus sesuai dengan konstitusi Jerman, sebelum Jerman menyerahkan hak -hak penentuan politik kepada UE. Dalam hal ini tampak adanya pertentangan antar a apa yang disebut "jaminan keabadian" bagi prinsip-prinsip dasar konstitusi dan penetapan undang-undang dasar yang mendukung integrasi Eropa. Dalam putusan pri nsip yang dijatuhkan pada bulan Juni 2009, Mahkamah Konstitusi mengingatkan bahw a Bundestag harus terlibat dalam pengambilan keputusan di UE secara substansial, bahkan dalam situasi Bundestag tidak dibutuhkan selaku organ yang meratifikasik an Perjanjian-Perjanjian Eropa. http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/sistem-politik/main-content-04/jerm an-dan-eropa.html Masyarakat Madani di Jerman Masyarakat madani kegiatan kemasyarakatan Masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society diperkenalkan pertama ka li oleh Anwar Ibrahim (ketika itu Menteri Keuangan dan Timbalan Perdana Menteri Malaysia) dalam ceramah pada Simposium Nasional dalam rangka Forum Ilmiah pada F estival Istiqlal, 26 September 1995 (Hamim, 2000: 115). Istilah itu diterjemahka n dari bahasa Arab mujtama madani, yang diperkenalkan oleh Prof. Naquib Attas, seor ang ahli sejarah dan peradaban Islam dari Malaysia, pendiri ISTAC (Ismail, 2000: 180-181). Kata madani berarti civil atau civilized (beradab). Madani berarti juga peradaban, sebagaimana kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi atau tamaddun . Konsep madani bagi orang Arab memang mengacu pada hal-hal yang ideal dalam kehid upan. Konsep masyarakat madani tidak langsung terbentuk dalam format seperti yang dike nal sekarang ini. Konsep masyarakat madani memiliki rentang waktu pembentukan ya ng sangat panjang sebagai hasil dari akumulasi pemikiran yang akhirnya membentuk profile konsep normatif seperti yang dikenal sekarang ini Bahkan konsep ini pun masih akan berkembang terus sebagai akibat dari proses pengaktualisasian yang d inamis dari konsep tersebut di lapangan. Like all other vocabularies with a poli tical edge, their meaning is neither self-evident nor unprejudiced (Curtin, 2002 : 1). Perumusan dan pengembangan konsep masyarakat madani menggunakan projecti ng back theory, yang berangkat dari sebuah hadits yang mengatakan Khayr al-Qurun qarni thumma al-ladhi yalunahu thumma al-ladhi yalunahu, yaitu dalam menetapkan u kuran baik atau buruknya perilaku harus dengan merujuk pada kejadian yang terdap

at dalam khazanah sejarah masa awal Islam (Hamim, 2000: 115-127). Kemudian para cendekiawan muslim mengislamkan konsep civil society yang lahir di Barat dengan masyarakat madani, suatu masyarakat kota Madinah bentukan Nabi Muhammad SAW. Mer eka mengambil contoh dari data historis Islam yang secara kualitatif dapat diban dingkan dengan masyarakat ideal dalam konsep civil society. Mereka melakukan penyetaraan itu untuk menunjukkan di satu sisi, Islam mempunyai kemampuan untuk diinterpretasi ulang sesuai dengan perkembangan zaman, dan di s isi lain, masyarakat kota Madinah merupakan proto-type masyarakat idel produk Is lam yang bisa dipersandingkan dengan masyarakat ideal dalam konsep civil society . Tentunya penggunaan konsep masyarakat madani dilakukan setelah teruji validita snya berdasarkan landasan normatif (nass) dari sumber primer Islam (al-Quran dan Hadits) atau dengan praktek generasi awal Islam (the Islamic era par exellence) . Kalau kita melihat secara jeli masyarakat madani yang diciptakan Nabi berbentuk suatu negara, sehingga tidak sepenuhnya benar bila kita ingin mewujudkan masyara kat madani berati menjadikan kekuasaan eksekutif/pemerintah lemah seperti yang t erjadi di Amerika. Kesan tersebut muncul karena konsep civil society lahir bersa maan dengan konsep negara modern, yang bertujuan: Pertama, untuk menghindari lah irnya negara absolut yang muncul sejak abad ke-16 di Eropa. Kedua, untuk mengont rol kekuasaan negara. Atas dasar itu, perumus civil society menyusun kerangka da sar sebagai berikut (Gamble, 1988: 47-48): the state as an association between the members of a society rather than as the p ersonal domain of a monarch, and furthermore as an association that is unique am ong all the associations in civil society because of the role it plays. Thingkin g of the state as an association between all members of a society means ascribin g to it supreme authority to make and enforce laws the general rules that regulat e social arrangements and social relationships. If the state is accorded such a role, and if it is to be a genuine association between all members of the commun ity, it follows that its claim to supreme authority cannot be based upon the her editary title of a royal line, but must originate in the way in which rulers are related to the ruled. Dari penjelasan di atas Gamble (1988: 54) menyimpulkan bahwa teori negar a modern mencakup dua tema sentral yaitu sovereignty; dan political economy, the the problem of the relationship of state power to civil society. Sedangkan kons ep civil society lebih berkait dengan tema kedua itu, yaitu; how government should ralate to the private, individualist world of civil society organised around commodity production, individual exchange and money; what poli cies and puposes it should pursue and how the general interest should be defined . Two principal lines of thought emerged. In the first the state came to be rega rded as necessarily subordinate to civil society; in the second it was seen as a sphere which included but also transcended civil society and countered its harm ful effects. These different conceptions were later to form one of the major div iding lines in modern liberalism. Hegel dan Rousseau memandang negara modern lebih dari sekedar penjamin bagi berk embangknya civil society, karena negara modern didirikan atas dasar persamaan se mua warga negara, maka negara tidak hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan akh ir tertentu bersama, seperti penjamin aturan pasar agar setiap individu dapat me ngejar keperluannya; melainkan merupakan puncak dari sistem sosial, dimana nilai tertinggi bukan pada individu melainkan pada kehidupan bersama (Gamble, 1988: 5 6). Adam Seligman mengemukakan dua penggunaan istilah civil society dari sud ut konsep sosiologi, yaitu dalam tingkatan kelembagaan (organisasi) sebagai tipe sosiologi politik dan membuat civil society sebagai suatu fenomena dalam dunia nilai dan kepercayaan. Dalam pengertian yang pertama, civil society dijadikan se bagai perwujudan suatu tipe keteraturan kelembagaan dan dijadikan jargon untuk m emperkuat ide demokrasi yang mempunyai delapan karakteristik (Azizi, 2000: 88-89 ), yaitu: (1) the freedom to form and join organizations, (2) freedom od expression, (

3) the right to vote, (4) eligibility for public office, (5) the right of politi cal leaders to compate for support and votes, (6) alteernative sources of inform ation (what we would call a free press, (7) free and fair elections, and (8) ins titutions for making government policies depend on votes and other expressions o f preference. Dari delapan karakteristik demokrasi yang merupakan tugas negara modern, maka ki ta tahu bahwa negara mempunyai tugas untuk mengembangkan masyarakat madani. Penggunaan istilah yang kedua berkaitan dengan tinjauan filsafat yang menekankan pada nilai dan kepercayaan, sebagai pengaruh moralitas Kristen dalam peradaban modern. Moral diyakini sangat penting untuk mengatur kehidupan berbangsa dan ber negara, walaupun aspek moral itu tidak ditransendenkan kepada Tuhan, dengan alas an seperti yang diyakini Montesquieu dan Tocqueville the people can be trusted to rule themselves (Azizi, 2000: 90). Mereka mengabaikan peran Tuhan yang dipandang sudah tidak cocok lagi untuk dunia modern. Mereka yakin agama hanya berperan se bagai masa transisi antara dunia mitos dan dunia modern. Dalam waktu luang, setiap warga ketiga di Jerman berkegiatan demi kesejahteraan umum. Mereka bekerja bakti selama rata-rata 14 sampai 21 jam per bulan dalam pen gelolaan olahraga dan rekreasi bersama, dalam kegiatan untuk anak-anak dan remaj a, dalam gereja, di bidang-bidang kesehatan, sosial, budaya dan pendidikan. Akti vitas sukarelawan seluruhnya telah bertambah, akan tetapi agak bergeser dari org anisasi besar ke kelompok kecil yang berdiri sendiri dan kepada proyek yang berg anti-ganti. Sektor ketiga antara negara dan dunia komersial ini berarti sebagai fa ktor ekonomi pula. Kegiatan demi kepentingan umum diperkirakan mencapai nilai le bih dari 4,6 miliar jam kerja per tahun. Artinya kekayaan nasional yang diciptak an dengan kerja bakti bernilai 35 miliar Ero sekitar 2 persen dari pendapatan na sional Jerman. Aktivitas masyarakat madani Jerman terlihat juga di bidang yayasa n yang berkembang dengan pesat sejak perundangan mengenai badan nonprofit diperb arui pada tahun 2007. Kini ada 16.000 lebih yayasan yang terdaftar. Harta milik y ang diurusnya diperkirakan bernilai 100 miliar Ero. Pada tahun 2008 yayasan meng eluarkan dana total sebesar 15 miliar Ero untuk tujuan sosial, pendidikan, ilmu dan kebudayaan. Bentuk yayasan yang semakin sering dipilih ialah yayasan warga; sebagai pendirinya beberapa warga dan sejumlah perusahaan tampil bersama. Sementa ra ini modal bersama dari ke-200 lebih yayasan warga yang ada bernilai lebih dar i 100 juta Ero. http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/inhaltsseiten/hintergrun d/masyarakat-madani.html?type=1

You might also like