You are on page 1of 9

BAB III METODE PENELITIAN III. 1 Alat dan Bahan Alat : 1. Cawan petri 2. Beaker glass/Erlenmeyer 3. Bunsen 4.

Swab kapas steril 5. Loop Bahan : 1. Media cair fermentasi nata de coco 2. Media selektif Acetobacter 3. NaCl 0,85 % 4. Reagen pewarnaan gram

Retno Dwi Lestari 240210090117 PEMBAHASAN Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber) yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi yang melibatkan jasad renik (mikroba) dan dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik , perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobachter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian disebut nata de coco. Berbagai penelitian ilmiah mencoba menggantikan air buah kelapa dengan bahan lain seperti whey tahu, sari buah nenas, sari buah pisang dll. Hasil dari kegiatan ilmiah ini pun menghasilkan produk yang akrab disebut nata de soya dan nata de pina. Adapun proses dari terbentuknya nata adalah sebagai berikut: 1. Sel-sel Acetobacter xylinum mengambil glukosa dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel, kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-glukosa. Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg2+. 2. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk selulosa. Bibit nata sebenarnya merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N) melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas yang baik

akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar berdasarkan pada factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas yang digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana, sumber nitrogen, dan asam asetat. Pada ummumnya senyawa karbohidrat sederhana dapat digunakan sebagai suplemen pembuatan nata de coco, diantaranya adalah senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa. Dari beberapa senyawa karbohidrat sederhana itu sukrosa merupakan senyawa yang paling ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit nata. Adapun dari segi warna yang paling baik digunakan adalah sukrosa putih. Sukrosa coklat akan mempengaruhi kenampakan nata sehingga kurang menarik. Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein dan ekstrak yeast, maupun Nitrogen an organic seperti misalnya ammonium fosfat, urea, dan ammonium sulfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organic. Bahkan diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi mikroorganisme lain. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter. Bibit nata de coco merupakan suspensi sel A. xylinum. Untuk dapat membuat bibit nata de coco seseorang perlu

mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini. Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominant mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pada fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter Xylinum dalam membentuk nata. Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperature, dan udara (oksigen. Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya

ditutup

untuk

mencegah

kotoran

masuk

kedalam

media

yang

dapat

mengakibatkan kontaminasi.Nata de coco merupakan makanan yang banyak mengandung serat yang terdiri dari senyawa selulosa, yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi. Pembuatannya melibatkan jasad renik (mikroba), yang selanjutnya dikenal dengan bibit nata. Bibit nata adalah bakteri Acotobacter xylinum. Acetobacter xylinum adalah bakteri yang dapat menghasilkan asam asetat dari etanol. Berbentuk batang dan bergram negatif. Bakteri ini bersifat obligat aerobik, non-motil, dan tidak membentuk endospora. Bakteri ini dapat tumbuh optimal pada pH 5,4-6,3. Acetobacter xylinum dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen. Bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Nata de coco memiliki kandungan selulosa 2,5 % dan lebih dari lebih dari 95 % kandungan air. Nata de coco memiliki kandungan serat kasar 2,75 %, protein 1,5 2,8 %, lemak 0,35 % dan sisanya air Pada praktikum kali ini, isolasi bakteri dilakukan dengan dua cara yaitu dengan metode tuang menggunakan pengenceran 10-4 dan 10-5 serta metode gores menggunakan pengenceran 10-1. Sebenarnya, tahapan pembuatan nata de coco dimulai dari pemeliharaan kultur murni Acetobacter xylinum, pembuatan starter, fermentasi, pemanenan, pengolahan, hingga pengemasan. Media yang digunakan merupakan media selektif Acetobacter xylinum yang terbuat dari air kelapa muda. Air kelapa muda yang sudah dididihkan dicampur dengan agar-agar hingga homogen. Larutan tersebut kemudian disterilisasi. Digunakan media selektif Acetobacter xylinum berfungsi untuk memperkaya nutrisi yang digunakan untuk membiakan bakteri. Setelah diinkubasi selama 2 hari pada suhu 300C , pada masing-masing media tampak adanya pertumbuhan koloni. Adapun koloni yang tumbuh pada media Na berwarna keputihan. Setelah dilakukan pewarnaan gram, ternyata hasilnya menunjukkan bakteri yang telah tumbuh pada media Na tersebut

termasuk bakteri gram negative dan berbentuk batang. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa bakteri yang telah berhasil ditumbuhkan pada media dan jangka waktu tertentu pada saat pelaksanaan praktikum merupakan bakteri Acetobacter xylinum. Data ini cocok dengan hasil literatur sehingga percobaan praktikan tersebut dapat dinyatakan berhasil. Kegagalan yang dapat terjadi pada beberapa praktikan, dapat diakibatkan oleh kurangnya nutrisi pada media, sehingga bakteri tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk dapat hidup dan berkembang biak. Meskipun sudah menggunakan media selektif Acetobacter xylinum. Kondisi starternya pun mempengaruhi. Selain itu, dimungkinkan terjadi kesalahan yang dilakukan praktikan dilihat dari segi keteraturan tahapan percobaan, kebersihan dan sanitasi, serta faktor eksternal maupun internal lainnya.

BAB V KESIMPULAN
Bakteri yang berperan pada pembuatan nata de coco adalah bakteri

Acetobacter xylinum.
Tahapan pembuatan nata de coco dimulai dari pemeliharaan kultur murni

Acetobacter

xylinum,

pembuatan

starter,

fermentasi,

pemanenan,

pengolahan, hingga pengemasan.


Media selektif Acetobacter xylinum digunakan untuk memperkaya nutrisi

yang akan digunakan untuk pertumbuhan mikroba.

DAFTAR PUSTAKA Abdul M. M., Sofa. 2009. Nata & Acetobacter xylinum. Diakses dari : http://samm171185.blogspot.com Anonim. 2009. Membuat Nata de Coco. Diakses dari : http://www.smallcrab.com Anonim. 2009. Nata de Coco. Diakses dari : http://id.wikipedia.org Buckle,K. A., R. A. Edwards,G. H. Fleet dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta : Universitas Indonesia Press (UI-Press). Dwi, Arifin. 2009. Bakteri Nata de Coco. Diakses dari : http://mekanisasipertanian.blogspot.com Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Hidayat, Nur. 2009. Sukrosa sintase pada Acetobacter xylinum. Diakses dari : http://lecture.brawijaya.ac.id

PERTANYAAN
1. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah prosedur yang dilakukan menjamin

keberhasilan untuk mengisolasi bakteri A. xylinum dari media cair nata de coco ? Jika tidak, apa alasannya?
Tidak, hal ini dikarenakan meskipun sudah sesuai dengan prosedur,

namun faktor eksternal dan internal pada saat percobaan sering kali mengganggu jalannya praktikum. Sehingga dapat merubah hasil pelaksanaan praktikum menjadi hasil yang tidak sesuai keinginan dan berbeda dengan literatur 2. Bagaimana tingkat keberhasilan isolasi yang dilakukan, mengapa demikian?
Percobaan kali ini dinyatakan berhasil dikarenakan tiap kelompok

berhaasiL menumbuhkan bakteri dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan, tata kerja tiap kelompok pada pelaksanaan praktikum telah baik.

You might also like