You are on page 1of 6

MENGATASI KEBIASAAN MEMBOLOS PADA REMAJA Tugas Layanan Dasar Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan

n dan Konseling

Dosen Pembimbing Dra. Hj Euis Farida, M.Pd (0529)

Disusun Oleh : Osi Sulastri 0807604 Pend. Kimia B 2008

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA Dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

MENGATASI KEBIASAAN MEMBOLOS PADA REMAJA

Remaja merupakan masa dimana seseorang sedang menjalani proses menuju kedewasaan. Pada masa ini remaja akan mengalami perubahan yang signifikan mulai dari perubahan bentuk fisik, emosi dan psikis. Remaja yang mampu melalui tahapan perkembangan tersebut akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini. Sedangkan remaja yang tidak dapat melalui tahapan proses perkembangannya mempunyai ketidakstabilan emosi dan psikisnya. Biasanya remaja ini akan mengalami penyimpangan perilaku. Membolos pada saat jam sekolah merupakan salah satu bentuk

penyimpangan perilaku yang dialami oleh remaja yang gagal dalam proses perkembangannya. Sebagian besar remaja di Indonesia melakukan perilaku ini. Perilaku ini tergolong perilaku yang tidak adaptif sehingga harus ditangani secara serius. Penanganan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab munculnya perilaku membolos tersebut. Perilaku membolos dapat timbul karena berbagai factor, yaitu factor sekolah, personal dan keluarga. Faktor sekolah yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja antara lain karena kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa. Faktor personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik siswa, ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti mengonsumsi alkohol dan minuman keras. Sedangkan dari faktor keluarga kebiasaan membolos dapat terjadi akibat dari pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi orang tua dalam pendidikan anak. Ketiga faktor tersebut dapat muncul secara terpisah atau berkaitan satu sama lain. Pemahaman terhadap sumber penyebab utama sangat penting untuk mengatasi masalah ini.

Tanpa disadari, pihak sekolah bisa jadi menyebabkan perilaku membolos pada remaja, karena sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswa. pada awalnya seorang remaja membolos karena faktor personal atau permasalahan dalam keluarganya. Kemudian masalah muncul karena sekolah tidak memberikan tindakan yang konsisten dan terkadang menghukum dan menghiraukannya Ketidak konsistenan ini akan berakibat pada kebingungan remaja dalam berperilaku sehingga tak jarang mereka mencoba-coba untuk membolos lagi. Jika penyebab banyaknya perilaku membolos adalah faktor tersebut, maka penanganan dapat dilakukan dengan melakukan penegakan disiplin sekolah. Peraturan sekolah harus lebih jelas dengan sangsi-sangsi yang dipaparkan secara eksplisit, termasuk peraturan mengenai presensi siswa sehingga perilaku membolos dapat diminimalkan. Selanjutnya, faktor lain yang perlu diperhatikan pihak sekolah adalah kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Dalam menghadapi siswa yang sering membolos, pendekatan individual perlu dilakukan oleh pihak sekolah. Selain terkait dengan permasalahan pribadi dan keluarga, kepada siswa perlu ditanyakan pandangan mereka terhadap kegiatan belajar di sekolah, apakah siswa merasa tugas-tugas yang ada sangat mudah sehingga membosankan dan kurang menantang atau sebaliknya sangat sulit sehingga membuat frustasi. Tugas pihak sekolah dalam membantu menurunkan perilaku membolos adalah mengusahakan kondisi sekolah hingga nyaman bagi siswa-siswanya. Kondisi ini meliputi proses belajar mengajar di kelas, proses administratif serta informal di luar kelas. Dalam seting sekolah, guru memiliki peran penting pada perilaku siswa, termasuk perilaku membolos. Jika guru tidak memperhatikan siswanya dengan baik dan hanya berorientasi pada selesainya penyampaian materi pelajaran di kelas, peluang perilaku membolos pada siswa semakin besar karena siswa tidak merasakan menariknya pergi ke sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memperhatikan siswa sehingga mereka tertarik datang dan merasakan manfaat sekolah adalah dengan

melakukan pengenalan terhadap apa yang menjadi minat tiap siswa, apa yang menyulitkan bagi mereka, serta bagaimana perkembangan mereka selama dalam proses pembelajaran. Dengan perhatian seperti itu siswa akan terdorong untuk lebih terbuka terhadap guru sehingga jika ada permasalahan, guru dapat segera membantu. Dengan suasana seperti itu siswa akan tertarik pergi ke sekolah dan perilaku membolos yang mengarah pada kenakalan remaja dapat dikurangi. (Dikutip dari : wordspress.com oleh Agus Sampurno dan

http://sandymks.blogspot.com oleh Sandi )

MENGATASI KEBIASAAN MEMBOLOS PADA REMAJA Tugas Layanan Dasar Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pembimbing Dra. Hj Euis Farida, M.Pd (0529)

Disusun Oleh : Osi Sulastri 0807604 Pend. Kimia B 2008

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA Dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

You might also like