You are on page 1of 3

Sistem Perekonomian Indonesia

Indonesia sebagai negara yang pernah menjadi jajahan tentunya memiliki sistem ekonomi
beragam di tiap generasinya. Contohnya ketika era pra kemerdekanan kapitalisme mendominasi
sistem ekonomi pada saat itu, Belanda sebagai pembawa sistem kapitalisme keindonesi
memegang peranan penuh perekonomian Indonesia.
Setelah merdeka, sistem ekonomi Indonesia diubah menjadi sistem ekonomi yang
berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini didasarkan pada Pasal 33 ayat 1 yang berbunyi
'Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di sini secara jelas
nampak bahwa Indonesia menjadikan asas kekeluargaan sebagai Iondasi dasar
perekonomiannya Pasal 33 ayat 2 'Cabang-cabang produksi yang bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara serta Pasal 33 ayat 3 'Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dari bunyi Pasal-Pasal diatas dapat dilihat bahwa Pasal-
Pasal ini mengandung intisari dari asas kekeluargaan. Ini tercermin dari penguasaan negara akan
sumber daya alam Indonesia yang dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, dari sini dapat
terlihat adanya kolektivitas antara pemerintah dan rakyat.
Kemudian Pasal 27 ayat 2 yang meyebtukan bahwa 'Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan secara jelas menyatakan bahwa
adanya hak-hak yang menjembatani antara pemerintah dan rakyat. Hubungan ini tidak hanya
mengatur apa dan bagaimana yang harus dilakukan, tapi juga adaya nilai moral khusus yang
menjadikannya istimewa. Nilai moral itu adalah nilai-nilai yang muncul karena adanya rasa
kekeluargaan.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat dilihat bahwa sosialisme telah ada dan dianut
dalam perekonomian Indonesia. Namun ini bukan berarti perekonomina Indonesia menganut
secara utuh sistem ekonomi sosial, hanya saja ada beberapa bagian dari asas sosialisme yang
menjadi bagian dari sistem ekonomi Indonesia. bagian-bagian aliran sosialisme yang diadopsi itu
bukanlah bagian secara keseluruhan, melainkan hanya bagian-bagian yang dianggap sesuai dan
baik untuk Indonesia. hal ini dikuatkan dalam TAP No. XIII/MPRS/1966, 'Langkah-langkah
pertama ke arah perbaikan ekonomi rakyat ialah penilaian kembali daripada semua landasan-
landasan kebifakan ekonomi, keuangan, dan pembangunan, dengan maksud memperoleh
keseimbangan yang tepat antara upaya yang diusahakan dan tufuan yang hendak dicapai, yakni
masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila`.

Nama Kelompok : Kelompok 1
Tugas : Pengantar Ekonomi

Kapitalisme lahir di Eropa dengan ide-ide pasar bebasnya. Tapi apakah hanya itu saja
ide-ide kapitalisme? Dengan lantang kita akan menjawab tidak, sistem pasar bebas sendiri hanya
bagian umum dari ide-ide kapitalisme, jadi tentu ada bagian-bagian yang lebih substantiI dalam
kapitalisme. Sebut saja, kebebasan bertindak, kepemilikan hak, kebebasan mengembangkan diri,
dan banyak lagi, tentu ini adalah substansi kapitalisme yang baik, di luar itu lebih banyak lagi
substansi-substansi kapitalisme yang tidak sesuai dengan sistem perekonomian Indonesia.
Sejenak kita berIikir bahwa substansi-substansi itu bukankah ada dalam sistem ekonomi
Indonesia.
Satu persatu substansi itu kita lihat kembali. Kebebasan bertindak. Di Indonesia apakah
kebebasan berkehendak ada? Ataukah kebebasan itu malah di kekang? Serempak kita akan
menjawab kebebasan berkehendak di Indonesia jelas ada. Lalu bagaimana kita tahu bahwa kita
diberikan kehendak bebas dalam berekonomi? Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat orang-
seorang di beri kebebasan memilih apa yang ia inginkan, pekerjaan apa yang ia suka, atau
mendirikan perusahaan, negara memberikan ruang bebas kepada kita untuk melakukan itu.
Hak kepemilikan. Hak memiliki sesuatu jelas adalah suatu yang lazim di Indonesia.
Tidak ada ceritanya di Indonesia orang dilarang untuk memiliki sesuatu, kecuali hal itu yang
menyangkut hal-hal yang di jadikan pengecualian. Di Indonesia orang boleh memiliki
perusahaan-perusahaan, boleh memiliki villa pribadi, sedan pribadi dan banyak lagi hak milik
pribadi yang diperbolehkan. Bahkan kadang aset negarapun boleh menjadi hak milik pribadi.
Jadi antara kapitalisme dan sistem ekonomi Indonesia memang memiliki kaitan yang
cukup erat, seperti halnya hubungan sosialisme dengan sistem ekonomi indonesia . Hal ini juga
dipertegas dalam UUD`45, dalam pasal 27 ayat 2 yang telah dibahas di atas. Selain ada unsur
sosialisme ternyata dalam pasal ini juga mengandung unsur kapitalisme. Hak untuk memilik
pekerjaan ternyata juga termasuk hak kepemilikan yang merupakan substansi kapitalisme. Selain
itu dalam pasal ini juga tersirat bahwa kewajiban negara adalah sebagai agen pelindung individu-
individu sebagai warga negara. Tanggung jawab negara terhadap hak-hak individu ini adalah
bagian dari substansi kapitalisme yang menjadikan individu-individu sebagai subjek.






Sistem ekonomi Indonesia sebagai sintesa kapitalisme dan sosialisme
Merunut pada pembahasan di atas, penulis akan menutup tulisan ini dengan
menyimpulkan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah sintesa antara kapitalisme dan
sosialisme. Apakan dengan begitu penulis ingin mengabaikan aspek-aspek lain pembentuk
sistem ekonomi Indonesia, misalnya budaya Indonesia. Dengan mangadopsi yang baik dari dua
mainstrem itu, sistem ekonomi Indonesia terbentuk. Tentunya dalam pembentukannya ada
bongkar-pasang untuk mendapatkan kesesuaian. Individualisme vs kolektivisme. Dengan
memadukan dua unsur ini maka yang ada dalam sistem Indonesia adalah bukan individualisme
dan bukan pula kolektivisme. Dalam perekonomian Indonesia ada individualisme, namun karena
telah di batasi kolektivisme maka individualisme ini tidak segarang aslinya. Sentralisai dan
swastanisai. Peran negara dalam sistem perekonomian Indonesia memang sentral, namun hal itu
tidak menjadikannya seperti sentralisme yang ada di negara-negara sosialisme, lagi-lagi hal ini
karena hasil sintesa antara individulisme dan kolektivisme.

You might also like