You are on page 1of 14

Tujuan Praktikum :

1. Menyebutkan nama dan Iungsi semua bagian model mata Cenco-Ingersoll


yang menirukan mata sebagai susunan optik.
2. Mendemonstrasikan pelbagai keadaan di bawah ini dengan menggunakan
model mata CencoIngersoll :
a. Peristiwa aberasi sIeris serta tindakan koreksi
b. Mata emertop tanpa atau dengan akomodasi
c. Mata miop serta tindakan koreksi
d. Mata hipermetrop serta tindakan koreksi
e. Mata astigmat serta tindakan koreksi
I. Mata aIakia serta tindakan koreksi
3. Menetapkan visus seseorang dengan menggunakan Optotypi Snellen.
4. Melakukan pemeriksaan reIraksi mata dan tindakan koreksi dengan
menggunakan Optotypi Snellen, seperangkat lensa dan gambar kipas
Lancaster Regan.
5. Memeriksa luas lapang pandang untuk beberapa macam warna dengan
menggunakan perimeter.
6. Menggunakan oItalmoskop untuk melihat dengan jelas gambar Iundus pada
model mata Thorington dalam keadaan :
O metrop
O Miop
O ipermetrop
7. Menggunakan oItalmoskop untuk memeriksa retina orang percobaan.
8. Mendemonstrasikan perbedaan kemampuan menentukan posisi jauh dekat
suatu benda terhadap benda lain secara monokuler dan binokuler serta
menerangkan mekanisme terjadinya perbedaan tersebut.
9. Mendemonstrasikan perbedaan kemampuan menentukan posisi depan
belakang beberapa batang vertikal dan horizontal serta menerangkan
mekanisme terjadinya perbedaan tersebut. (disparasi melintang).
10.Memeriksa ada atau tidak adanya buta warna organik pada seseorang dengan
menggunakan buku pseudoisokromatik.
11.Menentukan jenis kelaianan buta warna seseorang berdasarkan buku
pseudoisokromatik.
12.Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil).
13.Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada
perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berturutan (sukresiI).






1ENIS PRATIKUM:
Mata sebagai susunan optik

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Model mata Cenco-Ingersoll

CARA KER1A:
A. Lebar pupil dan aberasi sIeris
1. Pasang lensa sIeris 7D ditempat lensa kristalina (di L)
2. Pasang retina di R
3. Arahkan model mata ke sebuah jendela yang jauhnya 7m atau lebih.
Perhatikan bayangan jendela yang terjadi pada lempeng retina
4. Tempatkan sekarang iris di GI dan perhatikanperubahan bayangan yang
terjadi

B. ipermetropia
1. Arahkan model mata tetap ke jendela dan tetap gunakan lensa sIeris 7D
sebagai kristalina
2. Setalah diperoleh bayangan tegas (no A ad. 4 ) pindahkan retina ke Rh.
Perhatikan bayangan menjadi kabur lagi
3. Koreksi kelainan ini dengan meletakkan lensa yang sesuai di S1 atau S2
sebagai kaca mata sehingga bayangan menjadi tegas kembali.
4. Catat jenis dan kekuatan lensa yang saudara pasang di S1 dan S2

C. Miopia
1. Angkat lensa sIeris positiI dari S1 atau S2. Kembalikan retina ke R.
Perhatikan bayangan yang tetap tegas
2. Pindahkan Retina ke Rm Perhatikan bayangan menjadi kabur
3. Perbaiki kelainan ini dengan meletakkan lensa yang sesuai di S1 atau S2
sebagai kaca mata sehingga bayangan menjadi tegas
4. Catat jenis dan kekuatan lensa yang saudara pasang di S1 atau S2

D. Astigmatisme
1. Angkat lensa sIeris negative dari S1/S2 dan pindahkan retina ke R
2. Letakkan lensa silindris 5,5D di D2. Perhatikan sebagian bayangan menjadi
kabur.
3. Perbaiki kelainan ini dengan meletakkan lensa yang sesuai di S1 atau S2 dan
mengatur arah sumbunya sehingga seluruh bayangan menjadi tegas
4. Catat jenis, kekuatan dan arah sumbu lensa yang saudara pasang di S1 atau S2
Catatan : Untuk percobaan B,C dan D model mata Cenco-Ingersoll disusun sebagai
mata dalam keadaan tidak berakomodasi (istirahat)



. Akomodasi
1. Angkatkedua lensa silindris yang dipasang di G2 dan S1 atau S2
2. Tanpa mengubah keadaan model mata Cenco-Ingersoll tempatkan bensda
yang bercahaya 25cm di depan model mata tersebut. Perhatikan bayangannya
yang kabur
3. Ganti lensa sIeris 7D (lensa kristalina) dengan sebuah lensa sIeris lainnya
yang memberikan bayangan yang tegas pada retina.
Sebutkan analogi keadaan ini dengasn mata sebenarnya.
4. Catat jenis dan kekuatan lensa yang saudara gunakan untuk mengganti lensa
kristalina (7D)

F. Mata AIakia
1. Buat susunan seperti yag didapatkan pada A ad.4
2. Angkat lensa kristalina sehoingga terjadi mata aIakia, yaitu mata tanpa lensa
kristalina
3. Perbaiki mata aIakia ini dengan salah satu lensa sIeris positiI yang dipasang
sebagai kaca mata di S1 atau S2 supaya bayangan menjadi lebih tajam
4. Catat jenis dan kekuatan lensa yang saudara pasang di Si atau S2

PEMBAHASAN:

Pada pemeriksaan lensa mata sebagai susunan optik yang dilakukan, saya
meminta saudari Melly sebagai rekan saya untuk bersama-sama membantu
melakukan uji praktikum dengan menggunakan alat model mata cenco-ingersoll serta
perlengkapannya. Dengan mengikuti tata kerja yang telah ditetapkan kami melakukan
6 kali pengamatan sebagai berikut :
Lebar pupil dan aberasi sIeris, hasil menunjukkan ketika model mata
diarahkan pada sebuah cahaya yang terang baik dengan menggunakan lampu sorot
atau jendela, bayangan yang terjadi pada lempengan retina cenderung terang dan agak
buram. Namun ketika iris di letakkan pada G1, bayangan berubah menjadi cukup
terang dan lebih tajam.
ipermetropia, hasil menunjukkan bahwa kekuatan lensa yang baik digunakan
bersiIat bayangan tegas dan jelas terdapat pada lensa jenis sIeris , kekuatan 2D.
Miopia, hasil menunjukkan bahwa kekuatan lensa yang baik digunakan
bersiIat bayangan tegas dan jelas terdapat pada lensa jenis sIeris -, kekuatan 1,75D.
Astigmatisme, hasil menunjukkan bahwa kekuatan lensa yang baik digunakan
bersiIat sumbu kembali menjadi tegas terdapat pada lensa jenis silindris , kekuatan
1,75D.
Akomodasi, hasil menunjukkan bahwa kekuatan lensa yang baik digunakan
untuk dapat menggantikan lensa kristalina yang memberikan bayangan tegas pada
retina terdapat pada lensa jenis sIeris , kekuatan 20D.
Mata aIakia, hasil menunjukkan bahwa kekuatan lensa yang baik digunakan
yang dapat memberikan ketajaman pada bayangan terdapat pada lensa jenis sIeris ,
kekuatan 2D.
KESIMPULAN:
Iek aberasi sIeris dapat diatasi dengan penempatan iris pada model mata dan
berbagai kelainan reIraksi dapat dikoreksi dengan lensa yang sesuai.

SARAN:
Iek-eIek aberasi sIeris atau kelainan yang ditimbulkan dari reIraksi,
dianjurkan untuk menggunakan lensa berjenis dan berkekuatan yang sesuai agar mata
bayangan pada mata dapat terlihat lebih jelas dan tajam.


1ENIS PRATIKUM:
Visus

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Optotypi Snellen

TATA KER1A:
1. Suruh orang percobaan duduk menghadap optotypi snellen pada jarak 6,1 m
(20 Ieet)
2. Pasang bingkai kaca mata khusus pada orang percobaan dan tutup mata
kirinya dengan penutup hitam khusus yang tersedia dalam kontak lensa
3. Periksa visus mata kanan orang percobaan dengan menyuruhnya membaca
huruI yang saudara tunjuk. Mulai dari baris huruI yang terbesar samapi baris
huruI yang terkecil yang seluruhnya masih dapat dibaca O.P. dengan lancar
tanpa kesalahan.
4. Catat visus mata kanan orang percobaan.
5. Ulangi pemeriksaan ini pada :
O Mata kiri
O Kedua mata bersama-sama
6. Catat hasil pemeriksaan saudara.

PEMBAHASAN:
Pada pemeriksaan Visus saya meminta rekan saya, Riri untuk membaca huruI
yang saya tunjukkan pada Optotypi Snellen. Pada Optotypi Snellen terdapat barisan
huruI-huruI dari huruI terbesar ke yang terkecil sesuai dengan jarak maksimum
kemampuan akomodasi mata untuk melihat. Jarak tersebut dikonversikan dalam
Meter dan Feet (kaki).
asil dari pemeriksaan Visus tersebut menunjukkan VOD pada mata kanan
dan kiri maupun pada kedua mata adalah sebesar 6/5 m atau 20/15 Ieet. asil yang
seharusnya ditunjukkan pada VOD Mata normal adalah sebesar 6/6 m atau 20/20
Ieet.
Karena visusnya kurang dari 6/6, artinya, kemungkinan besar OP kedua
matanya miopi. Ketika dikoreksi dengan lensa sIeris mulai dari -0,25, lensa negative
terlemah yang memberikan visus maksimal adalah lensa -0,5D pada mata kiri dan
0,75 pada mata kanan.

KESIMPULAN:
Kedua mata Riri mengalami kelainan reIraksi miopi dan dapat dikoreksi
dengan lensa sIeris negative berkekuatan 0.5D pada mata kiri dan -0,75 pada
mata kanan.

SARAN:
Disarankan kepada Riri agar dapat mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung Vitamin A dan menggunakan kacamata dengan lensa sIeris -
3,0D untuk membantu pengelihatannya.



1ENIS PRATIKUM :
Pemeriksaan luas lapang pandang (perimetri)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Perimeter

TATA KER1A:
1. Suruh orang percobaan duduk membelakangi cahaya menghadap alat
perimeter.
2. Tutup mata kiri orang percobaan dengan saputangan.
3. Letakkan dagu orang percobaan di tempat sandaran dagu yang dapat diatur
tingginya, sehingga tepi bawah mata kanannya terletak setinggi bagian atas
batang ventrikel sandaran dagu.
4. Pasang Iormulir untuk mata kanan di sebelah belakang piringan perimeter
sebagai berikut :
O Putar busur perimeter sehingga letaknya horizontal dan penjepit
Iormulir berada di bagian atas piringan.
O Jepit Iormulir tersebut pada piringan sehingga garis 180-0 Iormulir
letaknya berimpit denagn garis 0-180 piringan perimeter; dan
lingkaran konsentris Iormulir letaknya sesuai dengan skala pada
perimeter.
5. Suruh orang percobaan memusatkan penglihatannya pada titik Iiksasi di
tengah perimeter. Selama pemeriksaan, penglihatan orang percobaan harus
tetap dipusatkan pada titik Iiksasi tersebut.
6. Gunakan benda yang dapat digeser pada busur perimeter untuk pemeriksaan
luas lapang pandang. Pilih buatan berwarna putih dengan diameter sedang (
5mm) pada benda tersebut.
7. Gerakkan perlahan-perlahan bulatan putih itu menyusuri busur dari tepi kiri
orang percobaan ke tengah. Tepat pada saat orang percobaan melihat bultan
putih trsebut penggeseran benda dihentikan.
8. Baca tempat penghentian itu pada busur dan catat pada Iormulir dengan tepat.
9. Ulangi tindakan no. 7 dan 8 pada sisi busur yang berlawanan tanpa mengubah
sisi busur.
10.Ulangi tindakan no. 7, 8, dan 9 setelah busur tiap kali diputar 30 sesuai arah
jarum jam dari pemeriksa, smapai posisi busur vertikal.
11.Kembalikan busur pada posisi horizontal seperti semula. Pada posisi ini tidak
perlu dilakukan pencatatan lagi.
12.Ulangi tindakan no, 7,8, dan 9 setelah memutar busur tiap kali 30 berlawanan
ara jarum jam dari pemeriksa, sampai tercapai posisi busur 90 dari bidang
horizontal.
13.Periksa juga lapang pandan orang percobaan untuk berbagai warna lain :
merah, hijau, kuning, dan biru, dengan cara yang sama seperti atas.
14.Lakukan juga pemeriksaan lapang pandang untuk mata kiri hanya dengan
bulatan berwarna putih.

PEMBAHASAN:
Batas Lapang Pandang OP












KESIMPULAN:
Besar lapang pandang mata dipengaruhi oleh objek yang dilihat, untuk warna
yang lebih terang lapang pandang mata lebih besar.

SARAN:
Sebagai pengamat / orang yang sedang diperiksa matanya, harus benar-benar
berkonsentrasi pada titik tengah perimeter agar hasil yang diperoleh dari
percobaan dapat maksimal.


*Gambar dibelakang

Lapangan Pandang Mata kanan Mata kiri Normal
Temporal 55
o
55
o
85
o

Temporal Bawah 50
o
55
o
85
o

Bawah 50
o
65
o
65
o

Nasal Bawah 45
o
50
o
50
o

Nasal 60
o
55
o
60
o

Nasal Atas 45
o
45
o
55
o

Atas 35
o
45
o
45
o

Temporal Atas 60
o
55
o
55
o

Total 405
o
440
o
500
o

1ENIS PRAKTIKUM:
Penetapan Jauh Dekat Benda Secara Monokuler dan Binokuler

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Optalmoskop

TATA KER1A:
A. Model mata Thorington
1. Buatlah model mata thorington menjadi emetrop dengan cara menarik
bagian belakangnya ke angka 0 pada skala.
2. Aturlah besar pupil model mata sebesar-besarnya dengan cara memutar
'piring pupil.
3. Putarlah piring lensa oItalmoskop sehingga terbaca angka 0 dan nyalakan
lampu oItalmoskop itu.
4. Tempatkan model mata itu setinggi mata saudara sendiri.
5. Tempatkan lubang oItalmoskop di depan pupil mata saudara dan arhakan
sinar lampu ke model mata.
6. Lihatlah Iundus model mata melalui lubang oItalkmoskop.
7. Jika mata saudara emetrop, saudara akan melihat Iundus model mata itu :
jelas, diperbesar, tegak.
8. Jika mata saudara tidak emetrop, carilah lensa yang susai dengan memutar
piring lensa oItalkmoskop samapi Iundus model mata terlihat dengan
jelas.
9. Jadikanlah sekarang model mata itu miop dengan cara menarik bagian
belakngnya ke arah huruI M sampai angka 3.
10.Carilah lensa yang sesuai dengan memutar piring lensa oItalkmoskop
sampai Iundus model mata terlihat dengan jelas.
11.Jadikanlah sekarang model mata itu dengan cara mendorong bagian
belakangnya ke arah huruI sampai angka 3.
12.Carilah lensa yang sesuai dengan memutar piring lensa oItalmoskop
sampai Iundus model mata terlihat jelas.

B. Mata manusia
1. Suruhlah orang percobaan duduk berhadapan dengan saudara.
2. Suruhlah orang percobaan melihat ke depan pada suatu titik yang jauh.
3. Lakukan pemeriksaan oItalkmoskopi pada salah satu mata O.P sesuai
dengan cara yang dilakukan pada model mata Thorington.
4. Perhatikan Iundus orang percobaan. Bila tidak jelas terlihat, carilah lensa
yang sesuai dengan memutar piring lensa oItalmoskop sampai Iundusnya
terlihat dengan jelas.
5. A. Periksa Iundusnya dan kenalilah :
- papilla nervi optici
-macula lutea
-pembuluh darah retina
B. Gambarlah apa yang saudara lihat pada Iundus okuli O.P.

PEMBAHASAN:
Pemeriksaan ini untuk mengamati bagian mata belakang dan dalam seperti retina
dan pembuluh darah mata. Pada pengelihatan pertama, saya langsung dapat melihat
Iundus model mata tersebut dengan jelas, diperbesar dan tegak. Ketika saya
menjadikan model mata tersebut miop dan menjadikannya , saya tidak dapat melihat
Iundus model mata dengan jelas.

KESIMPULAN:
Lensa yang sesuai dengan mata saya untuk dapat melihat Iundus model mata
dengan jelas adalah lensa oItalmoskop pada skala nol, yang artinya kedua mata saya
adalah emetrop.

SARAN:
Bagi yang tidak dapat melihat dengan jelas dimana letak Iundus model mata,
disarankan untuk mencoba mengubah model mata tersebut menjadi miop atau
menjadikannya , kemudian putarlah piring lensa oItalmoskop sampai lensa tersebut
sesuai dengan mata anda (dapat melihat Iundus dengan jelas).



1ENIS PRAKTIKUM:
Penetapan Jauh Dekat Benda Secara Monokuler dan Binokuler

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Alat Jatuh hering

TATA KER1A:
1. Suruh orang percobaan duduk menghadap alat jatuh ering, dan suruh ia
melihat melalui teropong dengan kedua matanya kepada batang vertikal
pada alat tersebut
2. Jatuhkan kelereng yang berbeda besarnya bergantian di depan atau di
belakang batang sebanyak 20 kali
3. Suruh orang percobaan menentukan tempat jatuh kelereng tersebut,
didepan atau dibelakang batang
4. Catat jumlah jawaban orang percobaan yang salah
5. Ulangi percobaan ini dengan menyuruh orang percobaan melihat dengan
satu mata saja
6. Catat jumlah kesalahan dan bandingkan jumlah kesalahan pada
penglihatan monokuler dan binokuler



PEMBAHASAN:
Pada praktikum yang kali ini saya meminta rekan saya, Riri untuk menghadap
pada alat jatuh ering, dan memintanya agar dapat melihat melalui teropong dengan
bagian mata sebelah kanan, bagian mata sebelah kiri dan ke dua matanya pada batang
vertikal pada alat tersebut. Ketika saya menjatuhkan kelereng sebanyak 20 kali pada
bagian depan dan belakang batang, ,maka dapat diperoleh hasil :

Bagian mata kanan : Bagian mata kiri Kedua mata
Benar :16/20 Benar :14/20 Benar :19/20
Salah : 4/20 Salah : 6/20 Salah : 1/20


KESIMPULAN:
Kemampuan mata akan jauh lebih maksimal bekerja jika menggunakan kedua
buah mata baik kanan maupun kiri. Mata tidak akan dapat berkerja dengan maksimal
jika hanya menggunakan sebelah mata saja.

SARAN:
Disarankan agar setiap orang dapat menggunakan kedua buah matanya untuk
melihat agar mendapatkan hasil pengelihatan yang maksimal.



1ENIS PRAKTIKUM:
Pentepan posisi depan belakang beberapa batang horizontal dan vertikal

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Teropong dan kawat

TATA KER1A:
1. Pasang 3 batang yang tidak sama tebalnya pada jarak yang berlainan
kedalam lubang didalam teropong karton tanpa diketahui orang percobaan
2. Putar teropong sehingga batang batang terlihat horizontal
3. Suruh orang percobaan melihat melalui teropong, dan suruh ia
menentukan posisi depan belakang batang yang satu terhadap yang lain
4. Catat jawabannya dan bandingkan dengan kenyataan
5. Ulangi percobaan diatas akan tetapi setelah teropong di putar sehingga
batang vertikal
6. catat jawabanya dengan kenyataan

PEMBAHASAN:
Untuk dapat menentukan penetapan posisi depan belakang batang horizontal
dan vertikal, diperlukan alat teropong yang memiliki lubang-lubang kecil di bagian
badan teropong. Pada praktikum kali ini, saya meminta rekan saya, va untuk
menguji keakuratan mata saya dalam menetapkan posisi tersebut. Ketika va mulai
memasukkan beberapa batang ke bagian lubang yang berbeda-beda, melalui celah
teropong saya menentukan dimana posisi depan belakang batang yang satu dengan
yang lainnya. Begitupula seterusnya, ketika teropong diputar sehingga letaknya
vertikal, saya pun melalui celah teropong menentukan kembali posisi batang-batang
tersebut, sehingga saya dapat memperoleh hasil :
Posisi orizontal salah 1/10 percobaan
Posisi Vertikal salah 2/10 percobaan

KESIMPULAN :
Keakuratan mata tidak akan selalu benar walau sudah menggunakan kedua
buah mata kita. al tersebut dapat terjadi kesalahan karena dapat disebabkan oleh
banyak Iaktor.

SARAN:
Dianjurkan untuk dapat menjaga kedua mata kita, baik dengan mengkonsumsi
makan-makanan mengandung Vitamin A, atau dengan melatih ketajaman mata agar
kedua buah mata kita dapat bekerja secara maksimal.



1ENIS PRAKTIKUM:
Peristiwa kontras

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Lemari jatuh ering

TATA KER1A:
1. Pasanglah salah satu bidang yang berwarna ditengahnya
2. Pandanglah warna itu dengan memusatkan pandangan kepada titik hitam
selama setengah menit pada jarak tertentu
3. Surulah sekarang temen sekerja saudara menjatuhkan bidang itu,
sementara tetaplah memandang dalam arah yang sama pada bidang putih
lemari
4. Perhatikan kesan yang saudara dapati
5. Ulangilah percobaan diatas dengan warna warna yang lain

PEMBAHASAN:






















Kesan yang didapat setelah mengamati satu per satu lingkaran putih di setiap
kotak berbeda, akan didapatkan semacam gambaran yang berbeda pula warnanya.
berikut hasil dari perubahan warna itu:
pink - hijau
hijau - pink
biru langit - orange
orange biru tua
merah - hijau
biru tua - kuning
hitam - putih
kuning - biru

KESIMPULAN:
Dengan mengamati bidang-bidang yang berwarna di tengahnya, kita dapat
mengalami peristiwa kontras, yaitu tinbulnya warna-warna yang berbeda setalah
bidang-bidang tersebut dijatuhkan dalam jeda kurun waktu tertentu.

SARAN:
Dianjurkan kepada pengamat agar dapat berkonsentrasi penuh dalam
memusatkan mata pada bidang berwarna agar peristiwa kontras dapat berlangsung
dengan baik.





1ENIS PRAKTIKUM:
Buta warna organik

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Pseudo-isochromatik Ishihara

TATA KER1A:
A. Organik
1. Suruh orang percobaan mengenali angka atau gambar yang terdapat
dalam buku pseudoisokromatik Ishihara
2. Catat hasil pemeriksaan saudara

B. Fusngsionil
1. Suruh orang percobaan melihat melalui kaca merah atau hijau untuk
beberapa waktu kearah suatu bidang yang terang (awan putih)
2. Segera setelah itu, periksa keadaan buta warna yang terjadi dengan
menggunakan buku Pseudoisokromatik Ishihara. Catat hasil
pemeriksaan saudara

PEMBAHASAN:
Pada orang pertama, terjadi 1 kali kesalahan dalam membaca buku
Pseudoisokromatik Ishihara (membedakan warna).
Pada orang kedua dan ketiga dapat membaca buku Pseudoisokromatik Ishihara
(mampu membedakan warna).

KESIMPULAN:
Pada beberapa orang percobaan di dapat negatiI butawarna organik.
Pada beberapa orang percobaan di dapat negatiI butawarna Iungsionil.
Buku Pseudoisokromatik terbukti dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan
butawarna organik dan Iungsionil.

SARAN:
Untuk menentukan buta warna organik dan Iungsionil pada mata, disarankan
agar tidak menggunakan buku panduan Pseudoisokromatik Ishihara, karena buku
tersebut bukanlah penentu dari seseorang mengalami kebutaan atau tidak.



1ENIS PRAKTIKUM:
Lokalisasi Taktil

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Pensil

TATA KER1A:
1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit
ujung jarinya
2. Suruh sekarang orang percobaan melokalisasi tempat yang baru dirangsang tadi
dengan ujung sebuah pensil pula
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk
4. Ulangi percobaan ini sampai 5x dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari,
telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk

PEMBAHASAN:
Pada percobaan yang kami lakukan diperoleh hasil seperti berikut :
RIRI EVA
PRCOBAAN 1 0 cm 2 cm
PRCOBAAN 2 1 cm 0 cm
PRCOBAAN 3 3 cm 1 cm
PRCOBAAN 4 2 cm 3 cm
PRCOBAAN 5 2,5 cm 2 cm

KESIMPULAN:
Pada percobaan lokalisasi taktil pada setiap orang berbeda. Semakin jauh
jarak lokalisasi yang ditebak menunjukkan bahwa orang tersebut sistem
perangsangaannya kurang sensitive. Tetapi jika lokalisasi tebakannya dekat dengan
yang disentuh sebelumnya menunjukkan bahwa sistem sensitive perangsangaan orang
tersebut masih bagus.

SARAN:
Dianjurkan untuk melakukan uji taktil ini tidak berkali-kali, karena jika
berkali-kali diduga dapat menyebabkan nyeri pada daerah sekitar taktil dan
perangsangan organ tersebut akan rusak.



1ENIS PRAKTIKUM:
Diskriminasi Taktil

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:
Jangka

TATA KER1A:
1. Tunjukan secara kasar ambang yang membedakan 2 titik untuk ujung jari dengan
menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit
ujung jari
2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian jauhkan
berangsur angsur sehingga ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik
3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permukaan diatas ambang. Ambil angka
ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tepat itu
4. Lakukan percobaan diatas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua
ujung jangka secara berturut turut (suksesiI)
5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesiI) ambang membedakan
dua titik ujung jari, tengkuk, bibir, pipi dan lidah
6. Berikan sekarang jarak ujung kedua jangka yang sebesar besarnya yang masih
dirasakan oleh kulit pipi depan telinga sebagai 1 titik. Dengan jarak ini, gerakkan
jangka itu dengan ujungnya pada kulit ke arah pipi muka, bibir atas dan bawah.
Arah gerakan harus tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung
jangka
7. Catat apa yang saudara alami

PEMBAHASAN:

Letak
Ujung
Lancip
Ujung
Tumpul
Ujung jari 2 cm 4 cm
Tengkuk 5 cm 7 cm
Bibir 2 cm 1 cm
Pipi 3 cm 2 cm
Lidah 2 cm 2 cm

KESIMPULAN:
Bagian tubuh yang sensitiI adalah ujung jari, bibir, dan lidah dikarenakan hasil
yang menunjukkan jarak yang kecil, orang percobaan sudah dapat merasakan 2 titik
walaupun siIatnya tumpul. Sedangkan yang paling tidak sensitiI adalah bagian
tengkuk. Makin kecil jarak yang didapat, maka orang percobaan memiliki reseptor
saraI yang lebih sensitiI. al ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara reseptor
saraI untuk jarum yang lancip dan ujung yang tumpul.

SARAN:
Untuk menentukan keakuratan disarankan agar praktikum kali ini dilakukan
dengan menutup kedua mata orang percobaan agar mendaptkan hasil yang maksimal.

You might also like