PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWI1AYA 2011
Devina Jeanne Anggraini 04101004017 Rhian Surya Permana 04101004018 Wahyu Dwi Putra 04101004019 Dini Tiara Rahayu 04101004020 DIET DAN KARIES Karies adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi ( pits, Iissure dan daerah interproksimal ) meluas kearah pulpa. Mikroorganisme yang paling dominan terdapat pada pembentukan karies adalah Sterptokokus mutans. Bakteri ini mampu membuat glukosiltransIerase yang menyebabkan diproduksinya glukan yang merupakan salah satu siIat virulensi bakteri ini yang berkaitan dengan pembentukan plak sehingga terjadinya karies dan IruktosiltransIerase yang mensintesis pembentukan Iruktan. Streptokokus mutans sangat asidogenik sehingga dapat menyebabkan demineralisasi hidroksiapatit, sehingga menyebabkan karies gigi. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebuh dalam dari gigi. Misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Karies dapat disebabkan oleh : Karbohidrat Mikroorganisme dan air ludah Permukaan dan bentuk gigi Karbohidrat yang tertinggal dalam mulut dan mikroorganisme merupakan penyebab dari karies gigi. Penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk dari gigi tersebut. Gigi dengan Iissure yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies gigi. Pencegahan kejadian karies gigi dapat didasarkan pada tiga Iaktor penyebab terjadinya karies gigi (Forrest, 1995; Latham, 1997). Faktor pertama adalah Iaktor host, yaitu kekuatan dari permukaan gigi, dan kedua adanya plak yang berisi bakteri, biasanya bakteri pathogen yang kariogenik seperti Streptococcus mutans dan yang ketiga adalah adanya substrat yang mendukund pertumbuhan bakteri seperti adanya karbohidrat terIermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat bertahan hidup. KARBOHIDRAT Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting bagi tubuh. Ada 3 jenis karbohidrat yaitu polisakarida, ologosakarida/disakarida dan monosakarida. Karbohidrat yang disebut gula adalah sukrosa, jenis disakarida yang paling banyak dikonsumsi orang padahal bersiIat lebih kariogenik daripada jenis lainnya. Disakarida dan monosakrida (glukosa) akan diIermentasi oleh bakteri dalam mulut dan menghasilkan asam yang akan menyebabkan demineralisasi sehingga terjadi karies atau lubang pada gigi. Penelitian menunjukkan bahwa gula alkohol memenuhi syarat untuk digunakan sebagai gula biasa, beberapa di antaranya adalah xilitol, sorbitol dan manitol. Para ahli menyarankan agar menggunakan bahan pemanis ini karena tidak merusak kesehatan gigi. Segera setelah mengonsumsi karbohidrat (sukrosa, glukosa), maka karbohidrat akan mengalami Iermentasi. pH di dalam plak akan turun dalam beberapa menit (5-10 menit) sampai dibawah 5 atau 5,5, yaitu ph kritis untuk mengakibatkan email mengalami demineralisasi. Stephan adalah orang pertama yang menunjukkan adanya hubungan penurunan pH dengan terjadinya demineralisasi
Hal penting bahan karbohidrat sebagai penyebab karies : 1. Bentuk kimia dari karbohidrat 2. Lamanya karbohidrat dalam rongga mulut. 3. Frekuensi makan karbohidrat.
SiIat kariogenik dari bahan gula pada makanan 1. Sukrosa Suatu kesalahpahaman bahwa hanya karbohidrat yang terolah saja (sukrosa atau gula putih) yang berbahaya bagi gigi sedangkan yang lain tidak. Sukrosa memang dianggap sebagai biang keladi karena penggunaannya yang begitu banyak digunakan oleh pembuat makanan di seluruh dunia sebagai salah satu unsur resep makanannya dan dapat segera digunakan oleh kuman utnuk membentuk polisakarida ekstra sel yang membuat plak menjadi lebih tebal dan lebih lengket. Akan tetapi, gula yang lain seperti glukosa, sirup glukosa dan Iruktosa, juga tidak baik untuk gigi walaupun memang daya merusak giginya lebih kecil ketimbang sukrosa.
ukan : bersiIat lengket, tidak larut dalam air dan tidak mudah dihidrolisis oleh bakteri didalam plak serta merupakan senyawa yang stabil. SiIat-siIat tersebut memungkinkan glukan lebih berdaya guna dan berperan sebagai matriks interbakteri dalam pembentukan plak. ruktan : FruktosiltransIerase mensintesis pembentukan Iruktan (levan). Mikroorganisme ini menyimpan levan dan memecahkan kembali jika karbohidrat eksogen berkurang, dengan demikian bakteri tersebut dapat menghasilkan asam terus menerus. 2. Glukosa 3. Fruktosa 4. Maltosa 5. Laktosa (tidak kariogenik)
Makanan Kariogenik Adalah makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat yang diragikan yang dapat menyebabkan turun nya pH mulut menjadi dibawah 5,5 dan dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi permukaan gigi (Decker & Loveren, 2003). Kariogenitas makanan tergantung pada : a. Bentuk makanan Bentuk dari karbohidrat yang diragikan secara langsung berpengaruh pada durasi paparan dan tertahannya makanan di gigi. Semakin lama makanan kariogenik tertahan gigi akan menyebabkan meningkatnya waktu untuk memproduksi asam dan terjadinya demineralisasi. Makanan kariogenik yang berbentuk padat seperti permen, biscuit dan cookies dapat melekat pada gigi lebih lama sehingga makanan tersebut lebih kariogenik daripada makanan yang berbentuk cairan. Makanan yang berbentuk cairan lebih mudah dibersihkan dalam mulut.
b. Frekuensi konsumsi makanan Frekuensi konsumsi makanan yang diragikan juga berpengaruh pada karies gigi. Setiap kali orang mengkonsumsi makanan yang lengket dan manis, maka bakteri akan berkembang dengan cepat dan membentuk substrat sisa dalam waktu 2 jam. Apabila makanan manis dan lengket dikonsumsi beberapa kali setiap hari, maka gigi akan berada pada suasana asam yang dapat merusak sepanjang hari
akanan yang merupakan makanan kariogenik Karbohidrat yang diragikan merupakan makanan kariogenik. Sukrosa merupakan karbohidrat yang paling kariogenik di ikuti oleh glukosa, maltose, maltose dan Iruktosa. Karbohidrat yang diragikan adalah karbohidrat jenis gula sederhana yang mulai dicerna dalam mulut dengan bantuan enzim amylase yang dikeluarkan oleh air ludah. Gula dikonsumsi dalam bentuk alami seperti buah, madu dan susu serta gula yang ditambahkan pada saat pembuatan makanan untuk menambah bau, rasa dan tekstur makanan. Contoh gula yang ditambahkan pada saat pembuatan makanan adalah gula pasir, madu, molasses, sirup, Iruktosa, dan dekstrosa. Beberapa jenis makanan kariogenik : Arum manis cake manis Es sirup biskuit Es mambo waIer Permen coklat Es krim roti coklat Jewel roti isi selai Teh manis donat SoIt drink chiki
Beberapa makanan pencegah karies : Wortel Papaya Duku Rambutan Jeruk Jambu air Bengkoang Mentimun Semangka Melon Apel Pear
Secara umum, makanan yang kaya kalsium dan Iluor yang merupakan Iaktor kariostatik (mampu menghambat terjadinya karies gigi) sangat baik untuk meningkatkan ketahanan gigi terhadap terjadinya karies. Ada sejumlah makanan yang memiliki manIaat lebih bagi kesehatan gigi dan mulut, seperti susu, keju, kacang-kacangan, berry, teh, dan makanan kaya serat. 4 Susu Meskipun susu sapi mengandung gula dengan persentase mencapai 5 , namun utamanya gula tersebut adalah laktosa. Dibandingkan jenis gula yang lain seperti glukosa atau Iruktosa, laktosa adalah gula dengan siIat kariogenik paling rendah. Selain itu, susu kaya akan kalsium, IosIat, kasein, dan komponen protein lain yang dapat menghambat terjadinya karies. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa susu tidak meningkatkan resiko karies, bahkan ekstrak protein dapat menghambat hancurnya email gigi karena asam (demineralisasi email). Penambahan gula pada susu meskipun hanya dalam jumlah kecil dapat meningkatkan resiko terjadinya karies. Oleh karena itu tidak disarankan bagi para ibu utk menambahkan gula saat membuatkan susu Iormula untuk anaknya.
4 Keju Keju merupakan salah satu dairy product yang kaya akan kalsium. Penelitian eksperimental membuktikan bahwa keju memperkuat gigi dengan mencegah demineralisasi gigi, mempercepat aliran saliva, dan meningkatkan pH saliva. Kalsium yang terkandung dalam keju juga meningkatkan konsentrasi kalsium pada plak gigi, sehingga membantu terjadinya remineralisasi gigi yaitu tergantikannya mineral-mineral gigi yang telah larut oleh karena asam. Keju mengandung laktosa dengan kadar yang sangat rendah sehingga. Oleh karena itu keju adalah sumber kalsium yang sangat baik bagi orang-orang yang tidak dapat mentoleransi laktosa (actose intoerance). Laktosa, seperti yang telah disinggung di atas, adalah karbohidrat utama yang terkandung dalam susu. Berry dan Apel Buah berry, seperti cranberry dan blueberry adalah sumber Ilavonoid yang memiliki eIek anti bakteri dan dapat menghambat terjadinya karies. Buah berry mengandung komponen bioaktiI yang memiliki eIek antimikroba dengan cara menghambat perlekatan bakteri ke permukaan gigi. Dengan demikian bakteri tidak dapat berkolonisasi di permukaan gigi. Memakan apel setelah makan dianjurkan sebagai cara untuk membersihkan gigi. Konsumsi apel menjadi rangsang mekanik untuk meningkatkan aliran saliva. Apel juga merupakan sumber yang baik dari senyawa poliIenol, yang dapat mengurangi perkembangan karies. Pola makan Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersiIat lokal daripada sistemik, terutama dalam hal Irekuensi mengonsumsi makanan. Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20- 30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja menetraliser asam membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan dan minuman berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.
DAFTAR PUSTAKA 1. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC; 2009. 2. Edwina A. M. Kidd, Joyston S. Dasar-Dasar Karies |Sumawinata N, Faruk S, trans|. Jakarta: EGC; 1991. 3. Wong DL, Hockenberry M, Wilson D, Winkelstein M, Schwartz P. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik |Sutarna A, Juniarti N, trans|. Jakarta: EGC; 2002. 4. Kamus Kedokteran Gigi. Edisi 1. Harty F.J, Ogston R; 1993. Streptococcus Mutans; p. 294. 5. Hidayanti L. Hubungan Karakteristik Keluarga dan Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Keparahan Karies Gigi Anak Sekolah Dasar. Semarang: Universitas Diponegoro; 2005.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis