You are on page 1of 1

Pengertian Ideologi dan Agama

Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea
berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran
sebagai hasil perumusan suatu pemikiran atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu
pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos dari kata legein yaitu
berbicara. Dalam perkembangannya pengertian Ideologi dikemukakan oleh beberapa ahli.
Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun
1796. Menurut Tracy ideologi yaitu science oI ideas`, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Karl Marx mengartikan
ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan
atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo
mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh
realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas adanyaTuhan,
dan suatu tata penyembahan kepada Tuhan tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan
manusia dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan
tersebut. Agama merupakan sebuah ajaran yang memberikan pencerahan kepada manusia.
Dimana agama merupakan anugrah atau karunia yang diberikan manusia oleh Tuhan melalui
pesuruhnya (nabi/rosul dalam islam). Didalam agama terdapat beberapa hal yang
diberitahukan. Mulai dari aturan dan larangan yang tidak boleh dilakukan..
Ideologi merupakan paham atau cara berpikir seseorang akan sesuatu. Sedangkan
agama merupakan ajaran. Dengan mudahnya ideologi terdapat dalam agama, namun agama
belum tentu berada dalam ideologi. Hal ini menjadi sangat penting karena beberapa orang
menggunakan akalnya untuk menentukan sebuah keputusan atau kepercayaan.
Ideologi agama sangat berkaitan. Keduanya sama-sama diyakini sebagai 'yang
benar. Perbedaannya adalah, ideologi bersumber dari olah pikir manusia, sedangkan agama
bersumber dari Tuhan. Mengingat keduanya merupakan nilai yang diyakini, baik ideologi
maupun agama seringkali mengalami kebuntuan epistemik (cara pandang). Bagi individu
yang menganut ideologi/agama tertentu, maka ideologi/agamanya itu adalah yang dianggap
paling benar.
Ada dua Ienomena berbeda yang sebenarnya sama. Pertama, kecenderungan untuk
mengagamakan ideologi. Artinya ideologi dimaknai sebagai 'nilai suci yang harus
diperjuangkan. Dalam konteks ini, kecil kemungkinan ideologi ditempatkan sebagai korpus
atau ajaran terbuka yang senantiasa bisa kita kritik, revisi, bahkan dekonstruksi (rombak).
Sedangkan Ienomena kedua, kecenderungan untuk mengideologiskan agama. Biasanya nalar
ini berangkat dari keinginan agar agama mampu menjadi basis nilai yang revolusioner bagi
perubahan sosial. Persoalannya kemudian, proses ideologisasi agama justru membuat
pemeluknya tak mampu melihat kemungkinan lain dari berbagai macam pandangan.
Dua Ienomena dengan kecenderungan yang sama itu pada dasarnya kontra produktiI
bagi pergulatan pemikiran, baik diskursus sekuler (ideologi) atau diskursus agama itu sendiri.
Agar tidak terjebak dalam perangkap itu, kita perlu melakukan proses kritik ideologi. Kritik
ideologi tidak berpretensi untuk meruntuhkan nilai atau ajaran suatu kepercayaan tertentu.
Kritik ideologi hanya ingin memberi early warning pada kita agar pandangan kita tidak beku
atau stag. Untuk kemudian, kita perlu melakukan proses kreatiI dengan memikirkan ulang
atau mengkontekstualisasikan nilai atau ajaran yang kita yakini selama ini.

You might also like