You are on page 1of 1

Aku mau merusaknya, justru dia meyelamatkanku. . .

Alangkah indahnya masa lalu! Alangkah kerasnya pula masa lalu! Dua siIat itu menyatu dalam
memori seorang laki-laki. Dua siIat yang saling bertolak belakang.
Aku berusaha mengenang masa lalu untuk melihat masa kecilku yang polos. Namun, aku juga
berusaha lari dari kenangannya, agar aku tidak melihat penderitaan yang aku alami pada masa
remajaku. Karena, tatkala usiaku menginjak 15 tahun, aku mengalami pertarungan yang paling
dasyat; pertarungan antara jalan kebaikan dan jalan keburukan. Tapi, sialnya aku justru memilih
jalan keburukan. Maka setan pun memberiku selempang yang paling mahal baginya dan jadilah
aku sebagai pengikut setianya. Namun tidak lama kemudian, aku belum puas aku
memberontaknya dan (dia) setan berbalik menjadi pengikutku. Aku mengambil jalan keburukan
dan mereguk airnya yang pahit, bahkan lebih pahit daripada empedu. Dan demi Alloh, tiada hari
bagiku tanpa terlibat dalam aksi penghancuran ikatan norma-norma dan nilai-nilai yang luhur.
Sampai akhirnya namaku menjadi symbol kejahatan dan kesesatan.

You might also like