You are on page 1of 15

1IGSAW COOPERATIVE LEARNING

-.
~ ,~~.~~ rr.r.-`
LATAR BELAKANG
Terdapat beberapa asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran cooperative learning menurut Joyce et al.
(2009: 302), yaitu:
1. Sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerjasama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada
dalam bentuk lingkungan kompetitiI individual.
2. Anggota-anggota kelompok kooperatiI dapat saling belajar satu sama lain.
3. Interaksi antar-anggota akan menghasilkan aspek kognitiI semisal kompleksitas sosial, menciptakan sebuah
aktivitas intelektual yang dapat mengembangkan pembelajaran ketika dibenturkan pada pembelajaran tunggal.
4. Kerjasama meningkatkan perasaan positiI terhadap satu sama lain, menghilangkan pengasingan dan
penyendirian, membangun sebuah hubungan, dan memberikan sebuah pandangan positiI mengenai orang lain.
5. Kerjasama meningkatkan penghargaan diri, tidak hanya melalui pembelajaran yang terus berkembang, namun
juga melalui perasaan dihormati dan dihargai oleh orang lain dalam sebuah lingkungan.
6. Siswa yang mengalami dan menjalani tugas serta merasa harus bekerjasama dapat meningkatkan kapasitasnya
untuk bekerjasama secara produktiI.
7. Siswa, termasuk juga anak-anak, bisa belajar dari beberapa latihan untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam bekerja sama.
Fakta di lapangan menunjukkan:
Kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan
sistem kerjasama di dalam kelas dengan
kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas
dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan di
dalam kelompok.
Banyak siswa yang tidak senang ketika harus
bekerjasama dengan temannya yang lain. Siswa
yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa lain
dalam kelompok mereka, sedangkan siswa yang
kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam
satu kelompok dengan siswa yang lebih pandai.
Penelitian:
kompeLlsl dl sekolah membuaL slswa Lerlalu
lndlvldualls serLa cenderung mempela[arl segala
sesuaLu sendlrl Slswa Lldak dldorong unLuk sallng
beker[asama dalam sebuah pembela[aran yang
menunLuL mereka unLuk dapaL bersoslallsasl dalam
pergaulan (Aronson)
iperlukan bentuk pembelajaran kooperatiI:
enga[aran oleh rekan sebaya (peet teocbloq) LernyaLa leblh
efekLlf darlpada penga[aran oleh guru (Lle 200211)
engelompokan dalam proses pembela[aran memberlkan
seseorang (aLau beberapa orang) pendamplng bela[ar yang
menyenangkan dan bersamasama mengembangkan sklll
bersoslal serLa berempaLl Lerhadap orang laln (!oyce et ol
2009 304)
SE1ARAH PERKEMBANGAN
1ICSAW COOPERA1IJE LEARAIAC
etode pengajaran Jigsaw ditemukan pada tahun 1971 di Austin,
Texas oleh seorang proIesor bernama Elliot Aronson bersama
mahasiswa pascasarjananya.
esegregasi yang terjadi pada waktu itu menyebabkan munculnya
campuran ras pada siswa di Austin. Banyak guru yang tidak
mampu mengatasi situasi kekacauan dan permusuhan yang
muncul di antara para siswanya.
engan menempatkan siswa dalam kelompok yang memiliki latar
belakang budaya dan ras yang beraneka ragam, Aronson dan
timnya mampu mengurangi perpecahan yang terjadi di antara
siswa.
!lgsaw membuLuhkan pengembangan yang eksLenslf darl maLerl
maLerl khusus Cleh karena lLu dlkembangkan benLuk adapLasl
!lgsaw yang leblh prakLls dan mudah yalLu !lgsaw ll
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
1ICSAW COOPERA1IJE LEARAIAC
!lgsaw dlkenal sebagal model pembela[aran kooperaLlf yang
menggabungkan keglaLan membaca menulls mendengarkan
dan berblcara
ualam model pembela[aran lnl guru memperhaLlkan skemaLa
aLau laLar belakang pengalaman slswa dan membanLu slswa
mengakLlfkan skemaLa lnl agar bahan pela[aran men[adl leblh
bermakna
Slswa beker[asama dengan slswa laln dalam suasana goLong
royong dan mempunyal banyak kesempaLan unLuk mengolah
lnformasl dan menlngkaLkan keLerampllan berkomunlkasl
1u[uan pembela[arannya leblh menekankan pada penguasaan
konsep
TU1UAN
1ICSAW COOPERA1IJE LEARAIAC
ada umumnya pembela[aran kooperaLlf (Lermasuk lqsow coopetotlve
leotoloq) berLu[uan unLuk menclpLakan suasana kelas dlmana slswa
mendapaLkan kesempaLan unLuk berlnLeraksl saLu sama laln
Memberlkan seseorang (aLau beberapa orang) pendamplng bela[ar yang
menyenangkan dan bersamasama mengembangkan sklll bersoslal serLa
berempaLl Lerhadap orang laln
MenlngkaLkan rasa keLerllbaLan
Menghllangkan slfaL yang cepaL menyerah dan menlngkaLkan Langgung [awab
bela[ar prlbadl uengan konslsLen dan berLahap slsLem lnl akan membuaL
semua slswa dalam hal lnl anggoLa kelompok unLuk memlllkl slfaL yang
rendah haLl
SINTAKS
1ICSAW COOPERA1IJE LEARAIAC
Persiapan
ateri
embagi Siswa ke dalam Tim
embagi Siswa ke dalam
Kelompok Ahli
Penentuan Skor Awal Pertama
Kegiatan/Pelaksanaan
embaca
iskusi Kelompok Ahli
Laporan Tim
Tes
Rekognisi Tim
MATERI
DnLuk membuaL maLerl !lgsaw ll dlperlukan langkahlangkah berlkuL
lllhlah saLu aLau dua bab cerlLa aLau unlLunlL lalnnya yang maslng
maslng mencakup maLerl unLuk dua aLau Llga harl
8uaLlah sebuah lembar ahll unLuk Llap unlL Lembar lnl akan
men[elaskan kepada slswa dl mana mereka perlu berkonsenLrasl saaL
membaca dan dengan kelompok ahll yang mana mereka akan beker[a
MenlngkaLkan rasa keLerllbaLan
8uaLlah kuls Les berupa esal aLau benLuk penllalan lalnnya unLuk Llap
unlL
Cunakan skema dlskusl (sebagal opsl) Skema dlskusl unLuk LlapLlap
Loplk dapaL membanLu mengarahkan dlskusl dalam kelompokkelompok
ahll Skema semacam lnl memperllhaLkan dafLar polnpoln yang harus
dlperLlmbangkan para slswa dalam dlskusl Loplk mereka
MEMBAGI SISWA KE DALAM TIM
embaglan lnl dllakukan dengan menempaLkan para slswa dalam Llm heLerogen yang
Lerdlrl darl empaL sampal llma nggoLa persls seperLl dalam S1Au
MEMBAGI SISWA KE DALAM
KELOMPOK AHLI
embaglan slswa ke dalam kelompokkelompok ahll dllakukan hanya dengan membagl
peran secara acak dalam Llap Llm AlLernaLlf laln blsa dengan memuLuskan slswa mana
akan masuk ke dalam kelompok ahll yang mana unLuk memasLlkan bahwa dl dalam Llap
kelompok LerdapaL slswa yang berpresLasl Llnggl sedang dan rendah
PENENTUAN SKOR AWAL PERTAMA
8erlkan skor awal perLama slswa persls seperLl dalam S1Au Cunakan lembar skor kuls
unLuk mencaLaL skorskor LersebuL
TAHAPAN DESKRIPSI KEGIATAN
embaca Guru mendistribusikan teks dan topik ahli, membagikan tiap topik kepada
masing-masing siswa, dan selanjutnya membaca.
Tunjukkan siswa mana akan mengerjakan topik mana. Bila ada tim yang
beranggotakan lima orang, tunjuk dua siswa untuk mengerjakan satu topik
bersama-sama.
Ketika para siswa sudah mengetahui topik mereka, biarkan mereka membaca
materi mereka, atau berikan tugas membaca itu sebagai PR.
Para siswa yang selesai membaca lebih dulu dari yang lain boleh mengulang
kembali bacaan dan membuat catatan.
Sebagai alternatiInya, siswa bisa diminta membaca terlebih dahulu baru
kemudian membagikan topik ahlinya. Hal ini dapat membantu siswa untuk
mendapat 'gambaran besar sebelum mereka membaca kembali untuk
menemukan inIormasi yang berkaitan dengan topik mereka.
iskusi Kelompok
Ahli
Buatlah agar para siswa dengan topik ahli 1 untuk berkumpul bersama pada satu
meja, semua siswa dengan topik ahli 2 pada meja yang lain, dan seterusnya.
Tunjuklah seorang pemimpin diskusi untuk tiap kelompok.
Berikan waktu sekitar dua puluh menit kepada kelompok-kelompok ahli
tersebut untuk mendiskusikan topik-topik mereka.
Sementara kelompok ahli bekerja, guru harus meluangkan waktu dengan tiap
kelompok secara bergantian untuk melihat bahwa semua orang benar-benar
berpartisipasi atau guru meluruskan kesalahpahaman yang terjadi dalam diskusi.
KEGIATAN/PELAKSANAAN
TAHAPAN DESKRIPSI KEGIATAN
Laporan Tim Para siswa harus kembali dari diskusi kelompok ahli mereka dan bersiap untuk
mengajari topik mereka kepada teman-teman satu timnya.
Beri kesempatan sekitar lima menit untuk mengulang kembali semua yang telah
mereka pelajari mengenai topik mereka dari bacaan mereka dan dari diskusi
dalam kelompok ahli.
Tekankan kepada para siswa bahwa mereka mempunyai tanggung jawab
terhadap teman satu tim mereka untuk menjadi guru yang baik sekaligus juga
sebagai pendengar yang baik.
Sebaiknya para ahli memberi pertanyaan kepada teman satu timnya setelah
mereka melaporkan topik mereka untuk melihat bahwa mereka telah
mempelajari materinya dan siap untuk menghadapi kuis.
Tes Bagikan kuis dan berikan cukup waktu bagi semua anak untuk
menyelesaikannya.
intalah para siswa bertukar lembar kuis dengan anggota kelompok lain untuk
menghitung skor, atau bisa juga dengan mengumpulkan kuis-kuis dan
menghitung skornya sendiri.
Rekognisi Tim Penghitungan skor untuk Jigsaw II sama dengan penghitungan skor pada
STA, termasuk untuk skor awalnya, poin-poin kemajuan, dan prosedur
penghitungan skor.
Seperti juga dalam STA, sertiIikat, papan bulletin, dan/atau penghargaan
diberikan dalam rekognisi tim-tim yang sukses.
... -...,...
KEUNGGULAN
1ICSAW COOPERA1IJE LEARAIAC
lqsow coopetotlve leotoloq memlllkl beberapa keunggulan
(wwwenwlklpedlaorg) dl anLaranya
Curu pada akhlrnya bukan merupakan saLusaLunya penyedla
pengeLahuan
!lgsaw merupakan cara eflslen unLuk bela[ar
Slswa memegang kendall dalam pembela[aran dan presLasl
Mendorong slswa unLuk berLanggung [awab dl anLara rekanrekan
mereka
Mendorong slswa unLuk bela[ar berlnLeraksl dengan Leman
sebaya
Slswa men[adl peserLa akLlf dalam proses pembela[aran dan
Membangun keLerampllan lnLerpersonal dan lnLerakLlf
KELEMAHAN
1ICSAW COOPERA1IJE LEARAIAC
Selain memiliki beberapa keunggulan, menurut Roy Killen (dalam www.matematika-
ipa.com) igsaw Cooperative Learning juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah 'peer teaching. Pembelajaran oleh teman
sendiri akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep
yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain.
irasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada
teman, jika siswa tidak memiliki rasa kepercayaan diri.
Record tentang nilai, kepribadian, dan perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh
pendidik. Biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa
dalam kelompok tersebut.
Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan. embutuhkan waktu yang
cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan
baik.
Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit, tapi bisa
diatasi dengan model team teaching.
-.... ....
alam tulisan lain, Rizki (www.scribd.com) menyatakan kelemahan-kelemahan lain dalam
igsaw Cooperative Learning, yaitu:
Siswa yang aktiI akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya
diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan
jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih
dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila ada
hal yang tidak dimengerti
Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami
kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk
mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor
kinerja mereka dalam menjelaskan materi agar dapat tersampaikan secara akurat.
Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus
pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang
untuk mengikuti jalannya diskusi.
Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
IMPLEMENTASI
1IGSAW COOPERATIVE LEARNING
SILABUS
RPP

You might also like