You are on page 1of 29

Lapoian Keluaiga Binaan

Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menurut Depkes RI 1998 keluarga dideIinisikan sebagai suatu unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
1

Dalam siklus perkembangannnya keluarga tidak terlepas dari masalah baik masalah
sosial ekonomi maupun masalah kesehatan. Menurut Freidman keluarga memilki peranan
dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freidman membagi 5
tugas kesehatan yang harus dilakukan keluarga yaitu mengenai pengawasan dalam
perkembangan kesehatan bagi setiap anggotanya, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat, memberikan perawatan bagi anggota keluarga lain yang tidak bisa
merawat dirinya, mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga, dan mempertahankan feedback positiI antara
lembaga kesehatan sehingga sarana kesehatan yang ada dapat digunakan dengan baik.
1

Untuk mencapai keluarga yang mampu melakukan pemeliharaan kesehatan tersebut
maka diperlukan pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui keluarga binaan
yang dilakukan oleh petugas petugas kesehatan termasuk dokter. Selain inIormasi petugas
kesehatan yang membina keluarga tersebut harus memiliki kemampuan untuk menarik
hipotesis mengenai masalah yang dihadapi dan mencari solusi yang dapat dikerjakan setiap
anggota keluarga.
Dokter sebagai dokter keluarga ialah memberikan pelayanan secara komprehensiI,
kontinu, integratiI, holistik, koordinatiI, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang
peran keluarga dan lingkungan. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang
jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.
Tugas dokter keluarga antara lain menyelenggarakan pelayanan primer secara
paripurna menyeluruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

diperlukan, mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
memberikan pelayanan kedokteran secara aktiI kepada pasien pada saat sehat dan sakit,
memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya, membina keluarga
pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraI kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan dan rehabilitasi, menangani penyakit akut dan kronik, mengkordinasikan
pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien, melakukan penelitian untuk
mengembangkan ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara
khusus.
2
Pada tugas pembinaan keluarga yang berada di wilayah Puskesmas Curug pada
kesempatan ini, akhirnya dipilih keluarga Ny S sebagai keluarga binaan. Keluarga ini terdiri
dari 4 anggota keluarga yaitu Tn S, Ny S dan 2 orang anaknya yang bertempat tinggal di
Kampung Sukabakti RT 006/001 Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang. Ny. S saat ini
sedang hamil G
4
P
2
A
1
gravida 13 minggu. Melalui peran dokter keluarga tersebut diharapkan
dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang ada dalam keluarga ini.
Karena hal tersebut, penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan di
puskesmas maupun di keluarga binaan sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan
kesadaran tentang pentingnya pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan baik bagi keluarga
itu sendiri maupun bagi petugas kesehatan dalam mengumpulkan data epidemiologi dan
membuat program untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik

1.2%::an Pembinaan Kel:arga Ny S
1.2.1 %::an Um:m
Meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga yang dibina dan
keluarga yang mandiri terutama pada bidang kesehatan.
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan pribadi dan
lingkungan.

1.2.2 %::an Kh:8:8
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

Didapatkan data identitas keluarga dan keadaan lingkungan sekitar tempat
tinggal.
Menjalin hubungan yang didasari rasa percaya antara keluarga Ny.S dan
dokter.
Mengetahui masalah biopsikososial dari keluarga Ny S.
Mencari solusi dari masalah biopsikososial yang ditemukan pada keluarga
Ny S.
Melakukan pembinaan terhadap keluarga Tn.S agar keluarga Ny S.
mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya.













Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

BAB II
KASUS
2.1 IDEN%I%AS KELUARGA BINAAN
Keluarga Tn. S terdiri dari 4 anggota keluarga yang tinggal di Mass Armada RT 006/
RW 001, Desa Sukabakti, kecamatan Curug. Tn S tinggal bersama Ny S istrinya dan 4 orang
anak mereka. Tn S dan Ny S menikah sejak tahun 1998. Pernikahan ini merupakan
pernikahan pertama bagi Tn S dan Ny S.
Ny S adalah seorang wanita berusia 34 tahun yang berasal dari Kuningan dan
beragama Islam. Pendidikan terakhirnya adalah SD. Ny S menikah dengan suaminya Tn S
pada saat berusia 21 tahun. Tn S berasal dari Jawa, dan saat ini berusia 36 tahun. Pendidikan
terakhir Tn S adalah SD. Ny S sehari-harinya adalah seorang ibu rumah tangga sedangkan Tn
S merupakan seorang karyawan pabrik.
Ny S memiliki 2 orang anak yang terdiri dari 2 anak perempuan. Anak pertama yaitu
An A yang berusia 13 tahun sedang menjalankan pendidikan SMP tingkat 1. Sedangkan anak
keduanya yaitu An C yang berusia 4 tahun berada dalam sekolah TKKI. Semua anak Ny S
belum menikah dan masih tinggal bersama dalam 1 rumah dengan Ny S dan Tn S.
2.2 KONDISI FISIK KELUARGA BINAAN
Secara umum kondisi Iisik keluarga Tn S cukup baik namun kurang dapat menjaga
kebersihan diri dan lingkungannya. Kondisi ekonomi yang kurang memadai dan pendidikan
yang rendah memiliki pengaruh dalam hal ini. Berikut ini hasil pemeriksaan terhadap
keluarga Tn S :



Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

%abel II.1. Ha8il pemerik8aan kel:arga Ny S.
Keluarga Tn. S ini memiliki kebiasaan mandi yang teratur, tetapi untuk sikat gigi,
tidak dilakukan secara teratur. Untuk kebersihan kuku, anggota keluarga Tn. S ini kurang
terjaga, kuku dibiarkan tumbuh panjang dan tampak kotor dan baru dipotong setelah dirasa
terlalu panjang.
2.3SOSIAL-EKONOMI KELUARGA BINAAN
Untuk penghasilan keluarga Ny. S sekarang ini bergantung kepada suaminya, Tn S
yang bekerja sebagai karyawan pabrik dan Ny. S kadang membantu dengan membungkus
krupuk. Pemasukan yang ada pada keluarga ini selama 1 bulan, yaitu:
Penghasilan Tn S : Rp. 1.000.000
Penghasilan Ny S : Rp. 500.000
Perkiraan kebutuhan sehari-hari keluarga Tn S selama satu bulan adalah sebagai
berikut:
Uang makan (beras, lauk pauk, dll) : Rp 400.000
istrik dan air: : Rp 100.000
Uang Sekolah An.A dan An.C : Rp 50.000
Biaya lain-lain (buku sekolah dan jajan untuk An.N) : Rp 250.000
%4tal keb:t:han 8elama 8at: b:lan : Rp 800.000
Nama Umur
{tabun]
)enis
kelamin
Berat
Badan
{kg]
Tinggi Badan
{cm]
Tekanan darab
{mmHg]
Keluban
Tn. S 36 Lakllakl 72 170 120/80
Ny. S 34
erempuan
38 162 170/100
nyerl kepala dan
kesemuLan pada
kedua kakl dan
Langan
An. A 13 erempuan 42 133 120/80
An. C 4 erempuan 13 110 110/70
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan


2.4KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKI%ARNYA
2.4.1 Keadaan R:mah dan Lingk:ngan Sekitarnya
Stat:8 r:mah
a) Status rumah : Milik perusahaan
b)okasi rumah :
Terletak sekitar 1 km dari jalan raya, jalan raya menuju rumah dapat
dilewati oleh mobil dan memasuki jalan yang belum diaspal sepanjang 500 m
untuk mencapai rumah Ny S. etak rumah pasien dengan tetangga kanan dan
kiri saling berdekatan.
c) Kondisi bangunan :
uas bangunan : 30 m
2

uas tanah : 32 m
2

d)Jumlah ruangan : 3 ruangan
(1 ruang tamu, 1 ruang tidur, dan 1 dapur yang
dibikin sendiri)
e) Dinding rumah : Terbuat dari tembok
I) Atap rumah : Terbuat dari genteng
g)angit angit : Tidak ada
h)antai rumah : Semen
i) Jumlah keluarga dalam rumah : 1 keluarga
j) Jumlah orang dalam rumah : 4 orang

Alat ke8eahteraan dalam kel:arga
Mempunyai 1 unit televisi

'entila8i
O Insidentil :
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

Pintu depan (0.5 x 2) m 1 m
Pintu belakang (0,5 x 2) m
2
1 m
2

Pintu kamar tidur (1) (1 x 0,8 x 2 ) m 1.6 m


Total 3.6 m
O Permanen :
ubang angin di atas pintu depan ( 0,2 x 0.5) m 0.1 m
ubang angin di plaIon dapur ( 1 x 1 ) m 1 m
ubang angin diatas pintu kamar (1) (1x 0,2 x 0,6) m 0,12 m


Total 1.22 m
2

Persentase (3.6 1.22) x 100 6.69
72
Karena ventilasi rumah yang ideal minimal 10 dari luas lantai, maka
ventilasi rumah pasien sebesar 6,69 tidak cukup memenuhi kriteria ventilasi
rumah yang ideal.

Pencahayaan
Pada bagian depan rumah, pencahayaan rumah cukup karena sinar
matahari masuk ke ruang tamu. Kedua kamar tidak memiliki pencahayaan sehari-
harinya menggunakan penerangan listrik. Sedangkan pada bagian dapur,
pencahayaan menggunakan penerangan listrik sepanjang hari.

Pemb:angan %ina
Rumah Ny. K memiliki jamban di rumah bagian belakang yang terletak
dekat dengan dapur.
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan 8


%empat Mandi
Rumah Ny.K tidak memiliki kamar mandi sendiri. Satu kamar mandi
digunakan untuk 5 mass yang ada. Kamar mandi ini terletak 2 m dari rumah. uas
kamar mandi 2 x 1 m dilengkapi dengan bak air dan jamban. Air yang
digunakan untuk mandi berasal dari sumur yang terletak 1 m dari kamar mandi.
Pemb:angan Sampah
Sampah dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibuang setiap hari di
tempat pembuangan sampah di belakang rumah Ny. S lalu dibakar. Air kotor
bekas cucian langsung dialirkan ke selokan di belakang rumah. Keadaan selokan
air mengalir lancar. Setiap terlihat mulai kotor, suami Ny. S membersihkan
selokan tersebut.

Halaman R:mah
Tidak terdapat halaman rumah.

Denah R:mah

uang Lamu/1v uang Lldur
uapur
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan 9




2.5GENOGRAM







: Wanita

: Pria

2.6%AHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
Menurut Duvall (1977), siklus kehidupan keluarga dibagi menjadi 8 tahapan:

1. Pasangan yang menikah (tanpa anak).
2. Keluarga dengan kelahiran anak, dimana anak tertua berusia sampai 30 bulan.
3. Keluarga dengan anak-anak prasekolah, anak tertua berusia antara 30 bulan-6 tahun.
4. Keluarga dengan anak-anak yang bersekolah, dimana anak tertua berusia 6-13 tahun.
5. Keluarga dengan anak usia remaja, dimana anak tertua berusia antara 13-20 tahun.
6. Keluarga dengan anak dewasa muda, dimana semua anak-anaknya telah meninggalkan
rumah.
7. Orang tua usia pertengahan (pensiun).
8. Orang tua memasuki usia lanjut.
nyS 34Lh 1nS 36Lh
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan
















Berdasarkan pembagian tersebut, keluarga ini termasuk dalam tahapan ke lima yakni
kelurga dengan anak berusia remaja dimana anak tertua berusia 20 tahun.

2.7PERMASALAHAN DALAM KELUARGA DAN UPAYA PENYELESAIANNYA

NAMA
ANGGOTA
KEUARGA
PERMASAAHAN UPAYA PENYEESAIAN TARGET
Ny. S 1. Bi4l4gi8:
2. P8ik4l4gi8:
O Rajin melakukan
pemeriksaan antenatal
O Kandungan
sehat selama
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

Tidak ditemukan
masalah
3. S48ial Ek4n4mi:
Tidak ditemukan
masalah

secara rutin ke puskesmas
O Mengedukasi pasien untuk
makan makanan rendah
garam, lemak dan tinggi
protein
O Mengedukasi pasien untuk
mengkonsumsi obat
penurun darah tinggi
secara rutin
O Mengedukasi pasien untuk
mengikuti keluarga
berencana setelah
persalinan dan membantu
pasien memilih metode
kontrasepsi yang tepat
kehamilan
O Tekanan
darah
mencapai
normal
O Pasien
mengikuti
program
keluarga
berencana
Tn. S 1. Bi4l4gi8:
Tidak ditemukan
masalah
2. P8ik4l4gi8:
Tidak ditemukan
masalah
3. S48ial Ek4n4mi:
Penghasilan yang
kurang untuk
menghidupi istri dan 10
anak nya
O Memotivasi pasien untuk
mencari pekerjaan yang
memberikan penghasilan
yang tetap
O Memotivasi pasien untuk
menyisihkan sebagian
uang untuk ditabung
O Pasien
mendapatkan
pekerjaan
dengan
penghasilan
tetap
O Memiliki
tabungan
untuk masa
depan
An. A 1. Bi4l4gi8:
Tidak ditemukan
Tidak Ada Tidak Ada
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

masalah
2. P8ik4l4gi8:
Tidak ditemukan
masalah
3. S48ial Ek4n4mi:
Tidak ditemukan
masalah
An. C 1. Bi4l4gi8:
Tidak ditemukan
masalah
2. P8ik4l4gi8:
Tidak ditemukan
masalah
3. S48ial Ek4n4mi:
Tidak ditemukan
masalah



Tidak Ada



Tidak Ada

2.8HASIL PEMERIKSAAN DAN HASIL KUN1UNGAN
%anggal K:n:ngan Ha8il k:n:ngan
7 September 2011 O Mengadakan kunjungan awal untuk mengetahui lingkungan
dan berkenalan dengan masing masing anggota keluarga.
O Mencari tahu permasalahan yang dialami keluarga secara garis
besar, dan menemukan bahwa :
1. Dalam keluarga besar tersebut, Ny K menderita
Hipertensi Kronis dan sedang hamil 20 minggu.
2. Kehamilan Ny. K merupakan kehamilan beresiko
karena jarak persalinan yang terlalu dekat (1 tahun),
usia ibu _ 35 tahun dan terdapat penyakit kronis yaitu
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

hipertensi kronis
3. Anak yang terlalu banyak (10 anak) sehingga
menurunkan tingkat kesejahteraan keluarga ini.
4. Penghasilan kepala keluarga yang tidak tetap dan
membuat kewalahan untuk membiayai kehidupan
anggota keluarga.
21 September 2011 O Memberikan konseling kepada Ny. K tentang resiko kehamilan
di usia _ 35 tahun dan jarak persalinan yang terlalu dekat
O Mencari tahu mengapa tekanan darah Ny. K selalu tinggi
1. Jarang mengkonsumsi obat penurun darah tinggi
2. Makan makanan dengan kandungan garam yang tinggi
O Mencari tahu mengapa Ny. K tidak ingin mengikuti program
keluarga berencana (KB)
1. Dilarang oleh Tn. S
2. Ny. K masih ragu dan merasa takut akan prosedur
kontrasepsi (spiral dan tubectomy)
3. Biaya pemasangan prosedur kontrasepsi yang dirasa
mahal
O Memeriksa kesehatan Ny. K:
TD: 170/100mmHg; Nadi: 92 x/m.
c/p: S1,S2 reg, murmur-, gallop-. Sn Vesikuler, Rh /
O Pemeriksaan Iisik anggota keluarga lain
5 Oktober 2011 1. Mengedukasi Ny. K untuk rajin mengkonsumsi obat penurun
darah tinggi nya dan memberi contoh seberapa banyak garam
yang seharusnya dikonsumsi.
2. Memberikan konseling pribadi kepada Tn. S dan Ny. K tentang
pentingnya mengikuti program KB dan menjelaskan pilihan
alat alat kontrasepsi. Membantu mengurus Jampersal
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

(Jaminan Persalinan Normal) yang nantinya dapat
mendapatkan Iasilitas prosedur kontrasepsi gratis.
3. Memotivasi Tn. S untuk mencari pekerjaan yang memberikan
penghasilan tetap sehingga biaya kehidupan seluruh anggota
keluarga tercukupi.


Ha8il K:n:ngan
1. Pengetah:an tentang Hiperten8i Kr4ni8
- Ny. S sudah mengetahui tentang penyakit hipertensi kronis, bahaya dan risiko jika
tekanan darah tinggi terus menerus.
- Ny. S bersedia untuk mengkonsumsi obat penurun darah tinggi nya secara teratur dan
makan makanan rendah garam, rendah lemak dan tinggi protein
2. Pengetah:an kehamilan bere8ik4
- Ny. K mengerti bahwa kehamilannya saat ini beresiko dan bersedia melakukan
pemeriksaan antenatal secara rutin
3. Pengetah:an pr4gram Kel:arga Berencana (KB)
- Tn S mengijinkan istrinya untuk mengikuti program KB
- Menurut keputusan Tn. S dan Ny. K, prosedur yang dipilih ialah tubectomy
- Ny. K dapat menjalani tubectomy gratis karena sudah mendapat Jampersal







Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan



BAB III
%IN1AUAN PUS%AKA

3.1 Kehamilan bere8ik4 tinggi
3.1.1 Defini8i
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang
mempunyai resiko atau bahaya dan komplikasi yang lebih besar pada kehamilan /
persalinannnya baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya
selama masa kehamilan, melahirkan ataupun niIas dibandingkan dengan ibu hamil
dengan kehamilan / persalinan normal.

3.1.2 Fakt4r Re8ik4
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada
keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan di dalam
darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam jumlah yang
cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan akan berjalan
baik. Dalam kehamilan, plasenta akan beIungsi sebagai alat respiratorik, metabolik,
nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke
tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa Iungsi di atas terganggu,
maka pertumbuhan janin akan terganggu. Demikian juga bila ditemukan kelainan
pertumbuhan janin baik berupa kelainan bawaan ataupun kelainan karena pengaruh
lingkungan, maka pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan
dapat mengalami gangguan.
Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan
yangmenyebabkan meningkatnya resiko selama kehamilan. Selain itu, jika seorang
wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih
besar. Untuk menentukan suatu kehamilan resiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadapwanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan yang
menyebabkandia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit
atau kematian yakni:
1. Umur ibu
Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan berusia 15
tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu
keadaan yangditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih
dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-
eklamsi). Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan
rendah.Pada umur ini belum cukup dicapai kematangan Iisik, mental dan Iungsi dari
calon ibu. Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap
tekanan darah tinggi, diabetesatau Iibroid di dalam rahim serta lebih rentan
terhadap gangguan persalinan.Diatas usia 35 tahun, resiko memiliki bayi
dengan kelainan kromosom (misalnya sindroma Down) semakin meningkat.
Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan
cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin.
2. Jarak antara kehamilan
Jarak kehamilan yang terlalu dekat yakni kurang dari dua tahun dapat
meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas ibu-bayi. Jarak persalinan
sebaiknya 2-3 tahun.
3. Tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
Tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah merupakan hambatan
bagiupaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Tingkat pendidikan
dan status ekonomi hampir selalu sejalan dengan pengetahuan ibu tentang
kehamilan. Pengetahuan ibu yang rendah menyebabkan seorang ibu sering
tidak sadar akankeadaan dan juga tanda-tanda bahaya yang timbul selama
kehamilannya. Pada kelompok ini sering ditemui ibu hamil yang kekurangan zat gizi.
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

Hal ini juga berpengaruh terhadap persiapan hidup bagi anak yang akan
dilahirkan kelak.
4. Status perkawinan
Mencakup kasus dengan perkawinan luar nikah, atau POW (!7egnacy Out
of Wedlock ), perceraian, kasus perkawinan dari istri simpanan dan
sebagainya. Pada kasus-kasus ini perlu diajukan pertanyaan-pertanyaan
yang terarah untuk mendapat petunjuk tentang usaha-usaha yang
telah dilakukan untuk kehamilannya tersebut. Jenis kasus seperti ini perlu
kerjasama dengan bagian psikiatri, terlebih bila sudah ada pernyataan
penolakan terhadap kehamilan tersebut
5. Primigravida
Pada primigravida kekakuan jaringan dan organ-organ dalam panggul
akan banyak menentukan kelancaran proses kehamilannya dan persalinan.
Harus dilakukan penilaian yang cermat akan keseimbangan ukuran panggul
dan kepala janin. Penilaian perlu dikerjakan oleh dokter pada minggu ke 34 usia
kehamilan.
6. Grande-multipara
Pada keadaan ini sering kali ditemukan perdarahan sesudah persalinan
akibat dari kemunduran kemampuan kontraksi uterus. Kontraksi uterus
diperlukan untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Sering pula
ditemukan inersia uteri(tidak cukupnya tenaga/HIS untuk mengeluarkan
janin). Penyulit lainnya yang juga sering ditemukan yaitu kecenderungan
untuk terjadinya kelainan letak janin,kelainan plasenta, serta kelainanan
pada perlekatan plasenta pada dinding uterus.
7. Riwayat obstetri
a. Jejas atau bekas luka dalam pada alat-alat kandungan, ataupun jalan lahir
yang ditimbulkan oleh persalinan terdahulu akan memberikan akibat
buruk pada pada kehamilan sekarang.
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan 8

b. Pernah mengalami abortus (sengaja atau tidak, dengan atau tanpa
tindakankerokan/kuretase), terlebih lagi bila mengalami abortus ulangan,
makin besar kemungkinan terjadi pada kehamilan berikut dan
kemungkinan perdarahan.
c. Pernah mengalami gangguan organik daerah panggul seperti
adanya peradangan, tumor ataupun kista.
d. Pernah mengalami penyulit kehamilan seperti hiperemesis gravidarum,
kematian janin, preeklampsia-eklampsia, hidramnion, kelainan letak
janin,kelainan janin bawaan, janin kembar (gemelli).
e. Pernah mengalami penyakit seperti gangguan endokrin (diabetes melitus,
hyperthyroid), penyakit jantung, penyakit paru (asthma, TBC), penyakit
ginjal, penyakit hati, sendi dan penyakit kelamin seperti siphilis serta
inIeksi lainnya baik oleh virus, bakteri maupun parasit.
I. Pernah mengalami persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi Iorcep
ataupun vakum, seksio sesar, pengeluaran plasenta dengan tangan (manual plasenta).

Tanda-tanda dan gejala lain yang mendapat perhatian khusus dan
diperlakukansebagai KRT antara lain:
a. Tinggi badan kurang dari 150 cm.
b. Kurang gizi atau BB kurang dari 40 kg.
c. Kelainan tulang belakang dan panggul, termasuk untuk
diperhatikankhusus adanya asimetri tungkai.
d. Gangguan penglihatan atau keluhan subyektiI lain.
e. Ketidak sesuaian antara besar dan umur kehamilan
I. Pada keadaan molahidatidosa, hamil ganda, hidramnion.
g. Ketidak sesuaian besar panggul dan janin (CPD).
h. Ketidakserasian golongan darah (rhesus) suami dan istri.
i. Riwayat penggunaan obat-obatan dalam kehamilan. Bahkan perlu
diusut jenis obat, jumlah serta lamanya pemakaian , oleh karena dewasa
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan 9

ini banyak ditemukan jenis obat-obatan yang berpengaruh buruk bagi ibu dananak
dalam kehamilan

Faktor lain yang tidak kalah penting yang mempengaruhi kehamilanadalah
lingkungan dimana ibu hamil bertempat. Tempat tinggal secara
tidak langsung juga berperan dalam timbulnya penyulit pada kehamilan. Tempat
tinggal yang pengap, kurang udara segar, lingkungan yang kotor merupakanIaktor
penyebab tingginya morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil dan janin.

3.2 Hiperten8i dalam kehamilan
Hipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utamaketiga pada ibu hamil
setelah perdarahan dan inIeksi.
Bagaimana suatu peristiwa kehamilan dapat memicu atau memperberathipertensi
merupakan pertanyaan yang masih belum memperoleh jawabanyang memuaskan.Angka
kejadian Hipertensi dalam Kehamilan kira-kira 3.7 seluruh kehamilan.
3.2.1 Kla8ifika8i
Hipertensi Gestasional adalah terminologi untuk menggambarkan adanya
hipertensiberkaitan dengan kehamilan yang siIatnya new-onset.
KlasiIikasi berdasarkan National High Blood Pressure Education Program
(NHBPEP) tahun2000.
1. Hipertensi Gestasional (istilah sebelumnya adalah pregnancy
induced hypertension yang mencakup pula hipertensi transien)
2. Pre - Eklampsia
3. Eklampsia
4. Pre Eklampsia super imposed pada hipertensi kronis
5. Hipertensi Kronis

3.2.2 Hiperten8i Kr4ni8
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

Merupakan hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan:
Ringan : sistole ~ 140 mm Hg dan/atau diastole ~ 90 mmHg
Berat : sistole ~ 160 mm Hg dan/atau diastole ~ 110 mmHg
Jika selama kehamilan, pasien dengan hipertensi kronik mengalami
peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 30 mmHg atau diastolik meningkat
sebesar 15 mmHg, hal tersebut merupakan hipertensi yang diinduksi kehamilan
pada pasien dengan hipertensi kronis.

3.2.3 Hiperten8i yang Diind:k8i Kehamilan
Merupakan hipertensi selama kehamilan pada wanita dengan tensi awal
yang normal (pasien memiliki tekanan darah yang normal sebelum 20 minggu
kehamilan):
Ringan : sistole ~ 140 mm Hg dan/atau diastole ~ 90 mm Hg
Berat : sistole ~ 160 mm Hg dan/atau diastole ~ 110 mm Hg (sama seperti
hipertensi kronis)
Pada hipertensi yang diinduksi kehamilan, kita harus memonitor
intrauterine growth retardation (IUGR) dan kemungkinan terjadinya preeklampsia
(insiden 15 25 ). Hipertensi berat yang diinduksi kehamilan biasanya terjadi
pada trimester ketiga.

Gejala dari penyakit yang berat termasuk:
a. Sakit kepala
b. Gangguan penglihatan
c. Nyeri epigastrium

Ada beberapa jenis hipertensi yang diinduksi kehamilan, yaitu:
1. Hipertensi yang diinduksi kehamilan (simple)
2. Preeklampsia: ada keterlibatan ginjal sehingga terjadi proteinuria
3. Eklampsia: ada keterlibatan susunan saraI pusat sehingga terjadi kejang
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

4. HEP syndrome: gambaran kliniknya berupa maniIestasi hematologi dan
hepatik

Komplikasi yang dapat terjadi:
O Gagal jantung
O Perdarahan serebral
O Solutio plasenta
O Terhambatnya pertumbuhan janin
O Kematian janin

3.2.4 Preeklamp8ia
Preeklampsia adalah hipertensi yang diinduksi kehamilan dengan
proteinuria /- dan edema patologis. Dibagi menjadi ringan dan berat. Preeklampsia
jarang muncul sebelum usia kehamilan 20 minggu dan biasanya terjadi pada
kehamilan pertama.
Preeklampsia biasanya asimptomatik sehingga penting sekali ditemukan
pada pemeriksaan antenatal.

Kriteria untuk preeklampsia ringan:
1. Tekanan darah: sistole ~ 140 mm Hg atau diastole ~ 90 mm Hg
2. Proteinuria: 300 mg 5 gram/24 jam (normal: 300 mg/24 jam pada
kehamilan 150 mg/24 jam pada keadaan tidak hamil)

ManiIestasi dari preeklampsia berat:
1. Tekanan darah: sistole ~ 160 mm Hg atau diastole ~ 110 mm Hg
2. Proteinuria: ~ 5 gram/24 jam
3. Peningkatan serum kreatinin
4. Oliguria ( 500 m/24 jam)
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan


Gejala yang menunjukkan keterlibatan end o7gan:
O Sakit kepala
O Gangguan penglihatan
O Nyeri epigastrium/kuadran kanan atas
O Edema paru
O Gangguan Iungsi hepatoselular (peningkatan aspartate transaminase |AST|,
alanine transaminase |AT|)
O Trombositopenia
O IUGR atau oligohidramnion
O Hemolisis mikroangiopati
O Kejang grand mal (eklampsia)

Faktor predisposisi:
O Nulipara
O Riwayat keluarga preeklampsia-eklampsia
O Gemelli
O Diabetes
O Chronic vascular disease
O Penyakit ginjal
O Mola hidatidosa
O HidroIetalus

3.2.5 HELLP Syndr4me
HEP Syndrome adalah maniIestasi dari preeklampsia dengan hemolisis,
peningkatan enzim hepar, dan trombosit yang rendah. Seperti pada preeklampsia,
hal ini berhubungan dengan:
O Morbiditas yang tinggi
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

O Ibu dengan multipara
O Ibu dengan usia ~ 25 tahun
O Usia kehamilan kurang dari 36 minggu
Hipertensi dapat tidak terlihat pada 20 wanita dengan HEP dan
meningkat banyak pada 50 .
Bila diagnosa mengarah kepada preeklampsia, maka harus dilakukan tes
sebagai berikut:
O Darah : elektrolit, blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, tes Iungsi hepar
(AT, AST), hitung darah lengkap, asam urat, dan hitung
trombosit.
O Urine : sedimen, protein 24 jam, kreatinin 24 jam
O Fetus : ultrasonograIi, nonst7ess test, proIil bioIisika

3.2.6 Eklamp8ia
Kriteria diagnosis eklampsia:
1. Preeklampsia ringan atau berat
2. Kejang umum
25 kejang terjadi sebelum persalinan.
50 kejang terjadi selama persalinan.
25 kejang terjadi setelah persalinan (mungkin dialami sampai 10 hari
postpartum)

3.3 %atalak8ana Hiperten8i Pada Kehamilan
Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan
kehamilan dan persalinan. Yang dimaksud dengan kelompok tidak terdaItar adalah
kelompok ibu hamil yang memeriksakan dirinya kurang dari 4 kali selama kehamilannya.
Akibat kurangnya pemeriksaan antenatal yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih (bidan,
dokter dan dokter ahli) banyak kasus dengan penyulit kehamilan tidak terdeteksi.
Hal ini tentu saja akan menyebabkan terjadinya komplikasi yang lebih besar dalam
perjalanan kehamilan dan persalinannya sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada ibu dan janin. Disamping itu karena
pelayanan obstetri di lini terdepan masih sangat terbatas cakupannya dan belum mampu
menanggulangi kasus gawat darurat, ditambah dengan transportasi yang masih sulit
dan tidak mampu
membayar pelayanan yang baik, banyak kasus rujukan yang diterima di Rumah Sakit sudah
sangat terlambat dan gawat sehingga sulit ditolong.
Dengan perawatan yang baik, 90 - 95 ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko tinggi
dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat. Kehamilan risiko tinggi
dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga
dapat dilakukan tindakan perbaikan, dan kenyataannya, banyak dari Iaktor resiko ini sudah
dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi. Semakin dini masalah dideteksi, semakin
baik penanganan yang dapat diberikan bagi kesehatan ibu hamil maupun bayi. Juga harus
diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi
mendapatkan masalah kemudian. Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil
untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanIaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat
diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga dianjurkan agar hidup dengan cara
yang sehat (hindari rokok, alkohol, dll), serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan
selama kehamilan.
Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan


Bagan 1. Penanganan Hipertensi Pada Kehamilan




Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

BAB I'
PENU%UP

4.1 KESIMPULAN
1. Dokter keluarga adalah cabang ilmu kedokteran yang mengharuskan masing masing
subjek untuk dapat berperan aktiI membantu penyelesaian masalah suatu keluarga secara
holistik dan berkesinambungan, tidak hanya Iisik, tapi juga masalah sosial dan psikologis
2. Keluarga binaan yang dipilih penulis sebenarnya berangkat dari seorang ibu yang sedang
mengandung dengan kehamilan beresiko dan menderita hipertensi kronis.
3. Masalah utama yang dihadapai keluarga ini adalah masalah kesehatan (Iisik) dan sosial
ekonomi
4. Sebagian besar target tercapai dalam kegiatan bina keluarga pada anggota keluarga Tn. S.
yaitu Ny.K mulai rajin mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, makan makanan
rendah garam, rendah lemak dan tinggi protein. Setelah melahirkan anak ke 11 ini Tn. S
dan Ny. K setuju mengikuti program KB yaitu Tubectomy dengan mengikuti program
Jampersal sehingga biaya gratis atau ditanggung oleh pemerintah.
5. Pengobatan darah tinggi secara teratur dan mengikuti program KB oleh Ny K yang
menjadi salah satu target pencapaian telah tercapai, namun masih dibutuhkan pemantauan
lebih lanjut lagi hingga Ny. K menjalani persalinan dengan lancar, tekanan darah normal
dan program KB terlaksana.

4.2 SARAN
a. Terhadap pasien :
1. Diharapkan Ny.K mengikuti program KB
2. Diharapkan Ny.K mencapai tekanan darah normal

Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan

b. Terhadap Dokter Muda Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
selanjutnya, diharapkan dapat membantu terwujudnya target jangka panjang yang
ada seperti :
1. Pemantauan pengobatan tekanan darah tinggi yang dilakukan Ny.K
hingga tekanan darah mencapai normal.
2. Pemantauan masa niIas dan pemberian ASI eksklusiI setelah Ny.K
melahirkan
3. Pemantauan pelaksanaan program KB
c. Terhadap Puskesmas Suradita
1. Menjalankan program pembinaan keluarga khususnya terhadap
keluarga keluarga yang memiliki banyak masalah kesehatan atau
memiliki masalah kesehatan yang serius.
2. Mengadakan publikasi mengenai program dan Iasilitas yang akan
didapat di Puskesmas melalui kader kader dengan sasaran yang lebih
detail hingga menjangkau setiap keluarga secara personal (khususnya
kepada keluarga tidak mampu yang memiliki 2ndset takut berobat
karena biaya).
d. Terhadap Dinas Kesehatan
1. Meningkatkan kuantitas tenaga kesehatan di puskesmas agar
masyarakat lebih terlayani.
2. Mengadakan publikasi massal dalam lingkup yang lebih luas dari
lingkup Puskesmas mengenai program KB dan hipertensi kronis.



Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan 8


DAF%AR PUS%AKA

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2006. Jakarta :
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam.

2. Wahyuni Arlinda Sari. Pelayanan Dokter Keluarga. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara. 2003. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3535/1/Ik-arlinda20sari.pdI pada
tanggal 5 Oktober 2011.

3. Pelayanan Kedokteran Keluarga dan JPKM. Dalam:http://www.jpkm-
online.net/index.php?optioncomcontent&taskview&id61&Itemid102 pada tanggal
5 Oktober 2011.

4. Suharno. Mengenal Program Dokter Keluarga.Diunduh dari : http://pks-
jogja.org/detail.php?ID795&catBerita pada tanggal 5 Oktober 2011.

5. Didi Kusmarjadi. Kehamilan Resiko Tinggi. Diunduh dari
http://indonesiaindonesia.com/I/13062-kehamilan-resiko-tinggi/ pada tanggal 5 Oktober
2011.






Lapoian Keluaiga Binaan
Keluaiga Tn. S
Besa Sukabakti Kecamatan Cuiug

kepanlLeraan kllnlk llmu kesehaLan MasyarakaL
erlode 31 CkLober 24 uesember 2011
uskesmas Curug
lakulLas kedokLeran unlverslLas ellLa Parapan 9

LAMPIRAN

1. %n. S, Ny. S dan 2 anaknya


2. Dap:r di R:mah %n. S



3. Kamar Mandi di R:mah %n. S

You might also like