You are on page 1of 13

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah
limbah cair berasal dari industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan
menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan, khususnya sumber daya air.
Kelangkaan sumber daya air di masa mendatang dan bencana alam semisal erosi,
banjir, dan kepunahan ekosistem perairan tidak pelak lagi dapat terjadi apabila
kita kaum akademisi tidak peduli terhadap permasalahan tersebut. Alam memiliki
kemampuan dalam menetralisir pencemaran yang terjadi apabila jumlahnya kecil,
akan tetapi apabila dalam jumlah yang cukup besar akan menimbulkan dampak
negatiI terhadap alam karena dapa mengakibatkan terjadinya perubahan.
Keseimbangan lingkungan sehingga limbah tersebut dikatakan telah
mencemari lingkungan. Hal ini dapat dicegah dengan mengolah limbah yang
dihasilkan industry sebelum dibuang ke badan air. Limbah cair merupakan
masalah utama dalam lingkungan industri yang memberikan pengaruh yang
paling luas, karena karakteristik Iisik maupun karakteristik kimia perairan dapat
memberikan dampak negatiI terhadap perairan. Limbah cair produksi batik
banyak bersumber dari proses pencelupan dan menyebabkan pencemaran
lingkungan jika dibuang ke lingkungan perairan secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu, sementara lingkungan mempunyai kemampuan
terbatas untuk mendegradasi zat warna tersebut. Lingkungan perairan menjadi
berwarna dan mengubah kualitas air sehingga tidak sesuai untuk konsumsi
makhluk hidup. Limbah cair proses ini merupakan salah satu sumber pencemaran
air yang cukup tinggi jika tidak dilakukan pengolahan limbah.
Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan untuk
membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik Cair.
Pupuk organik ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos, limbah
alam, hormon tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya yang diproses secara
alamiah selama 4 bulan. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki siIat Iisik,
kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman,
meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk
anorganik dan sebagai alternatiI pengganti pupuk kandang.
Selain itu manIaat lain dari pupuk cair organic diantaranya adalah
menyediakan unsur hara bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah; menekan
bakteri yang merugikan dalam tanah, penggunaan terus-menerus terhadap tanah
akan memperbaiki siIat Iisik, kimia dan biologi tanah, aman bagi lingkungan.
Unsur hara yang terkandung didalam pupuk cair organik lebih tinggi
dibandingkan kandungan hara yang terkandung didalam pupuk anorganik. Oleh
karena itu dengan memakai pupuk organic cair dalam memenuhi kebutuhan
tanaman akan unsur hara maka akan dapat meminimalisir pengeluaran biaya
untuk membeli pupuk dalam kegiatan budidaya tanaman.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mengetahui cara pembuatan pupuk cair dari beberapa macam
bahan dan Iaktor yang mempengaruhinya

BAB 2. TIN1AUAN PUSTAKA

Limbah yang berupa sampah dipereoleh hasil dari hasil buangan dari
aktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, pabrik, maupun manusia. Sampah
organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup. Limbah dari buah
dan sayur tersebut dapat diolah menjadi suatu produk yang menguntungkan dan
ramah lingkungan. Salah satu alternative yang dapat dilakukan adalah dengan
mengolah limbah tersebut menjadi pupuk cair 3rganicPenrepana penggunaan
pupuk yang berasal dari sayran maupun buahan dengan cara mengolah bahan
tersebut menjadi pupuk cair karena memilki kemmapuan dalam memberikan
nutrisi yang dibutuhkan tanaman.(Purwendro dan Nurhidayat, 2009 ).
Pemilihan bahan yang berasal dari limbah diwijudkan sebagai hal yang
digunakan untuk Bahan baku pupuk 3rganic cair yang sangat bangus yaitu bahan
3rganic basah atau bahan 3rganic yang mempunyai kandungan air tinggi seperti
sisa buah-buahan dan sisa-sisa sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dan
bahan organik, maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Sisa dari
limbah pertanian khususnya hasil dari limbah hortikulturan yang bagus digunakan
sebagai bahan organic adalah sayuran wortel, sawi, selada, kulit jeruk, pisang,
durian, kol. Selain mudah terdekomposisi, Karena kemmapuan bahan ini untuk
menghasilkan suatu limbah menjadi pupuk cair yang memilki kemampuan dalam
menghasilkan pupuk yang bertkualitas tinggi (Musnamar, 2003).
Kandungan pupuk yang terbuat dari limbah pertanian yang mana menghasilkan
pupuk organic pada umumnya mengandung pupuk lengkap karena mengandung unsure
makro dan mikro meskipun dalam jumlah sedikit . Penggunaan pupuk kandang atau
kompos selama ini diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk
anorganik. Pupuk 3rganic diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos, limbah
alam, organic tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya yang diproses secara alamiah
selama 4 bulan. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki siIat Iisik, kimia, dan
biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk
tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai organic pengganti
pupuk kandang (Indrakusuma, 2000).
Proses pembuatan pupuk cair dengan penerapan sistem unareob dimana
dalam proses pembuatannya tidak membutuhkan udara. Hal ini dalam
pendekomposisian memerlukan mikroba sebagai organism yang menghasilkan
suatu larutan yang memilki kandungan tinggi. Di dalam pupuk cair 4rganic selain
mengandung nutrisi, juga mengandung mikroba yang baik untuk tanaman.
Mikroba tersebut antara lain : Bakteri Iotosintesis, bakteri asam laktat,
Saccharomyces sp atau Ragi, Actinomycetes, Jamur Iermentasi (Aspergillus sp).
Mikroorgenisme ini penting bagi tanaman, selain sebagai nutrisi bagi tanah, juga
mencegah penyakit pada tanaman (Indriani, 2005).
Dari bebrapa pernyataan yang ada dengan kemampuan pupuk cair
memberikan gizi pada tanaman, Maka dengan itu ada beberapa manIaat dapun
manIaat dari pupuk cair 4rganic tersebut diantaranya adalah menyediakan 4rgani
hara bagi tanaman; memperbaiki struktur tanah; menekan bakteri yang merugikan
dalam tanah; penggunaan terus-menerus terhadap tanah akan memperbaiki siIat
Iisik, kimia dan biologi tanah; aman bagi lingkungan;
(Purwendro, dan Nurhidayat. 2009).
Setelah dilkaukan peninjauan di lapang sebenranya banyak pupuk cair
yang dipasarkan dikalangan petani dengan berbagai jenis dan bahan bahkan
dengan berbagai merk pasaran. Pupuk cair 4rganic ini sudah banyak dipasaran
dengan beragam merek, seperti EM-4, Harmony, dan sebagainya. Namun dengan
harga yang relative mahal, dirasa perlu untuk membuat sendiri pupuk cair 4rganic
sendiri, dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar kita.
Hasil dari penerepan tersebut sebenarnya alangkah baiknya pupuk cair itu dibuat
sendiri dengan menrepakan limbah hasil pertanian yang dihasilkan petani. Untuk
menghasilkan suatu limbah cair yang tbaik agar petani tidak kebingungan
menerapkan sistem tersbut diadakan program bantuan penyukuhan penbuatan
pupuk cair. Karena dengan ini akan meminimalisir biaya pengeluaran pembuatan
pupuk (Sobirin, 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Indrakusuma. 2000. Proposal !upuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT Surya
Pratama Alam. Yogyakarta
Indriani, Y.H. 2005. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Musnamar, E.I. 2003. !upuk Organik, Cair, dan !adat, !embuatan dan Aplikasi.
Jakarta : Penebar Swadaya.

Purwendro, S dan Nurhidayat. 2009. Mengolah Sampah Untuk !upuk dan
!estisida Organik Sampah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sobirin. 2007. Sampah Diolah Menfadi Berkah www.sobirinsobiringmail.com/
starter-kompos-mikro-organik-gratisan.html. (diakses tanggal 21 Agustus
2010).

Wididana, G.N. 1998. Bokashi dan Fermentasi, Apa Sih?. Jakarta : Institut
Pengembangan Sumber Daya Alam.

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Oktober pukul 15.30
selesai di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Gunting
2. Pisau
3. Tabung ukur
4. Ember/timba
5. Karung
6. gayung

3.2.2 Bahan
1. Sawi
2. Pepaya
3. Mangga
4. Kubis
5. Tomat
6. EM4
7. Air kelapa
8. Air tajin
9. air sumur

3.3. Cara Kerja
1. Memasukkan limbah ke dalam karung beras dan dipadatkan kemudian diikat
rapat
2. Membuat larutan media dengan mencampurkan semua bahan selain limbah.
Kemudian memasukkan karung beras yang berisi limbah ke dalam larutan
media sampau bahan limbah tersebut terendam seluruhnya
3. Menutup ember/timba dengan rapat
4. Wadah ditempatkan pada tempat yang tiak terkena sinar matahari
5. Menyimpan selama 7-10 hari
6. Mengangkat karung yang berisi limbah dan dapat digunakan sebagai bahan
kompos
7. Fermentasi berhasil ditandai dengan adanya bercak bercak puti dengan bau
khas yang menyengat
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

LIMBAH CAIR TOMAT



4.2 Pembahasan
Hasil dari pembuatan limbah cair yang berasal dari berbagai bahan
limbah sisa produksi pertanian di bidang hortikultura mengasilkan sutu limbah
pupuk cair. Pembuatan pupuk ini menggunakan 5 jenis sayuran dan buah
buahan diantaranya sawi, tomat, mangga, kubis, papaya menghasilkan produksi
pupuk cair dengan berbagai ciri baik bau, warna dan tekstur. Jenis limbah sawi
menghasilkan pupuk cair berbau tidak menyengat dengan warna keruh dan
tersktur setengah hancur. Limbah tomat menghasilkan bau wangi sperti sirup
dengan warna coklat keruh dan tekstur setengah hancur. Untuk limbah mngga
menghasilkan limbah yang sama seperti limbah tomat. Sedangkan untuk limbah
kubis menunjukkan bau yang sngat tidak sedap ini menunjukkan bahwa pada
limbah kubis gagla dalam pembuatan pupuk cair ini karena bau yang dihasilkan
busuk dan menyengat bahkan dlam permukaan larutan pupuk cair tidak
terdapatwarna putih yang mengapung dipermukaan larutan. Untuk limbah pepeya
dari hasil pengamatan menunjukkan ciri limbah cair yang memilki bau wangi
seperti sirup, warna orange dan bahan hancur, Dari kesemua limbah limbah
papaya ini yang mememilki ciri sesuai dengan ciri pupuk cair sehingga dapat
dikatakan limbah papaya merupakn limbah yang telah berhasil dalam
pembuatnnya, Sebenernya semua limbah yang divbuat berhasil namun juika
diseseuaikan dengan ciri limbah cair limbah papaya ini yang menujukkan ciri
juika limbah cair tersebut berhasil.
Dalam pembuatan pupuk cair organic dapat digunakan bagian dari buah
dan sayuran yang sudah tidak termanIaatkan dengan cara melakukan pengolahan
bahan bahan tersebut dengan proses tertentu. Dalam pembuatan pupuk cair ini
harus dihindari penggunaan buah atau sayuran yang sudah busuk karena didalam
buah atau sayuran yang sudah mengalami kebusukan akan timbul organisme
organisme pathogen tertentu yang nantinya dapat menghambat organisme lain
yang digunakan untuk mendekomposisi bahan yang akan digunakan untuk
membuat pupuk cair ini. Dan didalam pembuatan pupuk cair ini, bahan yang
digunakan harus dipotong/di cacah menjadi bagian yang lebih kecil, hal ini
bertujuan agar proses pengomposan berlangsung cepat. Selain itu, untuk
mempercepat pengomposan juga digunakan kotoran ternak atau EM4.
Faktor Iactor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan pupuk
cair antara lain :
1. Nilai C/N bahan , semakin besar nilai C/N bahan maka proses penguraian
bahan oleh bakteri akan semakin lama. Proses pembuatan pupuk cair akan
menurunkan C/N rasio sehingga menjadi 12-20.
2. Ukuran bahan ,bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses
pengomposannya karena semakin luas bahan yang tersentuh bakteri.
3. Komposisi Bahan , pengomposan dari beberapa macam bahan akan lebih baik
dan lebih cepat. Penguraian bahan organik dari tanaman akan lebih cepat bila
ditambah dengan kotoran hewan.
4. Jumlah Mikroorganisme ,dengan semakin banyaknya jumlah mikroorganisme
maka proses penguraian diharapkan akan semakin cepat. Jumlah mikroorganisme
Iermentasi didalam EM4 sangat banyak, sekitar 80 genus. Mikroorganisme
tersebut dipilih yang dapat bekerja eIektiI dalam memIermentasikan bahan
organik. Dari sekian banyak mikroorganisme ada lima golongan yang pokok
yaitu, bakteri 1otosintesis, lactobasilius sp, aspergillus sp, ragi (yeast),
actinomycetes.
5. Kelembaban Umumnya mikroorganisme tersebut dapat bekerja dengan
kelembaban sekitar 40-60. Kondisi tersebut perlu dijaga agar mikroorganisme
dapat bekerja secara optimal. Kelembaban yang lebih rendah atau lebih tinggi
akan menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang atau mati.
6. Suhu, Faktor suhu sangat berpengaruh terhadap proses penguraian karena
berhubungan dengan jenis mikroorganisme yang terlibat. Suhu optimum bagi
pengomposan adalah 40-60
0
C. Bila suhu terlalu tinggi mikroorganisme akan
mati. Bila suhu relatiI rendah mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam
keadaan dorman.
7. Keasaman (pH) Jika bahan yang diuraikan terlalu asam, pH dapat dinaikkan
dengan cara menambahkan kapur. Sebaliknya, jika nilai pH tinggi (basa) bisa
diturunkan dengan menambahkan bahan yang bereaksi asam (mengandung
nitrogen) seperti urea atau kotoran hewan.
Dari semua bahan yang digunakan dalam membuat pupuk cair, ternyata
semua menunjukan keberhasilan dilihat dari indicator bau, bentuk dan warna. Tetapi
dari data yang diperoleh, bahan papaya menunjukan hasil yang paling baik, hal ini
dilihat dari bahan yang telah hancur. Hal ini menandakan bahan pepaya lebih mudah
terurai/ proses penguraiannya lebih cepat karena tekstur buah papaya yang sedikit
lembek dan halus. Dari beberapa bahan yang meliputi sawi, tomat, mangga, kubis dan
pepaya ini, hanya papayalah yang bahannya sudah hancur sehingga dapat digunakan
sebagai acuan bahwa untuk membuat pupuk cair yang proses penguraiannya cepat
dapat digunakan bahan pepeya. Selain air hasil rendaman daapt digunakan sebagai
pupuk cair, bahan yang berupa padatan juga dapat digunakan sebagai pupuk kompos
karena bahan bahan tersebut masih mengandung unsure unsure yang dibutuhkan
oleh tanaman sebagai pupuk.
Kelebihan dari pupuk cair organik adalah dapat secara cepat mengatasi
deIesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu menyediakan
hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair
umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun sesering mungkin digunakan.
Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang
diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman. Pupuk cair
dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya sempurna.
Pengomposan yang matang bisa diketahui dengan memperhatikan keadaan bentuk
Iisiknya, dimana Iermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak bercak
putih pada permukaan cairan. Cairan yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna
kuning kecoklatan dengan bau yang menyengat , dengan demikian dari data yang
diperoleh dapat dikatakan bahwa dalam pembuatan pupuk cair ini semua perlakuan
dari masing masing bahan semua berhasil.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Bahan bahan sisa sayuran dan buah buahan dapat dibuat pupuk cair dengan
diIermentasikan secara anaerob
2. Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair harus dihindari pada bahan
yang busuk karena akan menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme pathogen
yang dapat menyebabkan gagalnya proses Iermentasi
3. Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan pupuk cair antara
lain, Nilai C/N bahan, ukuran bahan, komposisi bahan, jumlah
Mikroorganisme, kelembaban ,suhu, keasaman (pH)
4. Dari beberapa bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk cair, bahan buah
papaya menunjukan hasil yang paling baik dengan indicator bahan yang digunakan
telah hancur secara sempurna

5.2 Saran
Dalam pembuatan pupuk cair hendaknya diperhatikan jenis bahan yang
digunakan, bahan yang digunakan harus dihindari dari kebusukan dan dalam proses
pencacahan atau pemotongan diusahakan halus atau sekecil mungkin agar proses
Iermentasi lebih cepat.

LAMPIRAN

You might also like