1. Upaya pemerintah daIam penangguIangan tbc nasionaI?
Penyuluhan Mengadakan pengobatan gratis untuk penderita tbc Pemberian vaksin bcg pada bayi (berapa bulan usianya???>3bulan) PENANGGULAN TBC NASIONAL
Tujuan PenangguIangan TuberkuIosis Jangka Panjang Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara memutuskan rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat ndonesia. Jangka Pendek 1) Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan 2) Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga pada tahun 2005 dapat mencapai 70% dari perkiraan semua penderita baru BTA Positif. 5. Kebijakan operasionaI Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkan operasional sebagai berikut : 1) PenangguIangan TBC di Indonesia diIaksanakan dengan desentraIisasi sesuai kebijaksanaan Departemen Kesehatan, 2) PenangguIangan TBC diIaksanakan oIeh seIuruh Unit PeIayanan Kesehatan (UPK) meIiputi Puskesmas, Rumah Sakit pemerintah dan swasta BP4 serta Praktek Dokter Swasta (PDS) dengan meIibatkan peran serta masyarakat secara paripurna dan terpadu. 3) DaIam rangka menyukseskan peIaksanaan penangguIangan TBC, Prioritas ditujukan terhadap peningkatan mutu peIayanan penggunaan obat yang rasionaI dan paduan obat yang sesuai dengan strategi DOTS. 4) Target program adalah angka konversi pada akhir pengobatan tahap intensif minimal 80%, angka kesembuhan minimal 85% dari kasus baru BTA positif dengan pemeriksaan sediaan dahak yang benar (angka kesalahan maksimal 5%). 5) Untuk mendapatkan pemeriksaan dahak yang bermutu, maka dilaksanakan pemeriksaan uji silang (Cross Check) secara rutin oleh Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) dan Laboratorium rujukan yang ditunjuk. 6) Obat Anti TuberkuIosis (OAT) untuk penangguIangan TBC NasionaI diberikan kepada penderita secara cuma-cuma dan dijamin ketersediaannya. 7) Untuk mempertahankan kuaIitas peIaksanaan program diperIukan sistem pemantauan, Supervisi dan evaIuasi program. 8) MenggaIang kerjasama dan kemitraan dengan program terkait sektor pemerintah dan swasta. 6. STRATEGI A. Paradigma Sehat 1) Meningkatkan penyuluhan untuk menemukan kontak sedini mungkin serta meningkatkan cakupan Program. 2) Promosi Kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat. 3) Perbaikan perumahan serta peningkatan status gizi pada kondisi tertentu. B. Strategi DOTS, sesuai rekomendasi WHO, terdiri atas 5 kompomen 1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana. 2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis. 3) Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas menelan obat (PMO) 4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin. 5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TBC. C. Peningkatan mutu peIayanan 1) Pelatihan seluruh tenaga pelaksana. 2) Ketepatan diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik. 3) Kualitas laboratorium diawasi melalui pemeriksaan uji silang (cross check) 4) Untuk menj aga kualitas pemeriksaan laboratorium, dibentuklah KPP (kelompok Puskesmas Pelaksana) terdiri dari 1 (satu) PRM (Puskesmas Rujukan Mikroskopik) dan beberapa PS (Puskesmas Satelit) Untuk daerah dengan geografis sulit dapat dibentuk PPM (Puskesmas Pelaksana Mandiri). 5) Ketersediaan OAT bagi semua penderita TBC yang ditemukan. 6) Pengawasan kualitas OAT dilaksanakan secara berkala dan terus menerus. 7) Keteraturan menelan obat sehari-hari diawasi oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) keteraturan pengobatan tetap merupakan tanggung jawab petugas kesehatan. 8) Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan dengan teratur, lengkap dan benar. D. Pengembangan program dilakukan secara bertahap ke seluruh UPK. E. Peningkatan kerjasama dengan semua pihak melalui kegiatan advokasi diseminasi informasi dengan memperhatikan peran masing-masing. F. Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program meliputi : Perencanaan pelaksana monotoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana). G. Kegiatan penelitian dan pengembangan dilaksanakan dengan melibatkan semua unsur terkait. H. Memperhatikan komitmen internasional. 8. Organisasi PeIaksanaan A. Tingkat pusat Upaya penanggulangan TBC di tingkat pusat dibawah tanggung jawab dan kendali Direktur Jenderal PPM & PL. Untuk menggaIang kemitraan dibentuk Gerakan Terpadu NasionaI PenangguIangan TuberkuIosis (GERDUNAS-TBC) yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan R pada Tanggal 24 Maret 1999, bertepatan dengan peringatan hari TBC sedunia. GERDUNAS-TBC merupakan organisasi fungsional yang terdiri dari Komite Nosional (KOMNAS), Komite Ahli (KOML), Tim Teknis yang terdiri dari enam (6) Kelompok Kerj a (Pokja). Menteri Kesehatan dalam menetapkan kebijaksanaan umum dibantu oleh KOMNAS TBC. Direktur Jenderal PPM & PL dalam menetapkan kebijaksaan teknis dibantu oleh KOML TBC yang anggotanya terdiri dari para pakar berbagai disiplin ilmu, wakil dari organisasi profesi dan para pejabat terkait. Untuk pelaksanaan sehari-hari, program dibantu oleh TM TEKNS, yang anggotanya terdiri dari berbagai unsur lintas program dan lintas sektor Tim Teknis mempunyai 6 kelompok kerja (POKJA) yaitu : 1) Mobilisasi Sosial 2) Pelatihan 3) Monitoring & Evaluasi 4) Pendanaan 5) Logistik dan 6) Operasional B. Tingkat Propinsi Ditingkat propinsi dibentuk GERDUNAS-TBC propinsi yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis bentuk dan struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan daerah. C. Tingkat Kabupaten/kota Ditingkat kabupaten/kota dibentuk GERDUNASTBC kabupaten/kota yang terdiri dari Tim Pengarah dan tim teknis, bentuk dan struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan kabupaten/kota. D. Unit PeIayanan Kesehatan Dilaksanakan oleh Puskesmas Rumah Sakit BP4/klinik dan praktek dokter swasta. E. Puskesmas Dalam pelaksanaan di Puskesmas, dibentuk kelompok Puskesmas Pelaksana (KPP) yang terdiri dari Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM) dengan dikelilingi oleh kurang lebih 5 (lima) Puskesmas Satelit (PS) yang secara keseluruhan mencakup wilayah kerja dengan jumlah penduduk 50.000150.0000 jiwa. Pada keadaan geografis yang sulit dapat dibentuk puskesmas pelaksana Mandiri (PPM) yang dilengkapi tenaga dan fasilitas pemeriksaan sputum BTA. F. Rumah Sakit dan BP4 Rumah Sakit dan BP4 dapat melaksanakan semua kegiatan tatalaksana penderita TBC dalam hal tertentu Rumah sakit dan BP4 dapat merujuk penderita kembali ke puskesmas yang terdekat dengan tempat tinggal penderita untuk mendapatkan pengobatan dan pengawasan selanjutnya. Dalam pengelolaan logistik dan pelaporan rumah sakit dan BP4 berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. G. KIinik dan Dokter Proktek swata ( DPS ) Secara umum konsep pelayanan di Klinik dan DPS sama dengan pelaksanaan pada Rumah Sakit dan BP4 Dalam hal tertentu, klinik dan DPS dapat merujuk penderita dan specimen ke puskesmas Rumah sakit atau BP4. Pencegahan tuberkolosis departemen kesehatan indonesia tahun 2002 2. Cara pencegahan penuIaran tbc? Penerapan pola hidup sehat Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Menjaga diri saat kontak dengan pasien tbc Melakukan pemeriksaan pada anggota keluarga yang terkena tbc
PENCEGAHAN PENYAKIT TBC-PARU. Tindakan pencegahan dapat dikerjakan oIeh penderita, masyarakat dan petugas kesehatan. A. Pengawasan Penderita, Kontak dan Lingkungan. 1. OIeh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan membuang dahak tidak disembarangan tempat. 2. OIeh masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan dengan terhadap bayi harus harus diberikan vaksinasi BCG. 3. OIeh petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya. 4. IsoIasi, pemeriksaan kepada orang-orang yang terinfeksi, pengobatan khusus TBC. Pengobatan mondok dirumah sakit hanya bagi penderita yang kategori berat yang memerlukan pengembangan program pengobatannya yang karena alasan-alasan sosial ekonomi dan medis untuk tidak dikehendaki pengobatan j alan. 5. Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat, perlu perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah (piring, hundry, tempat tidur, pakaian), ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup. 6. Imunisasi orang-orang kontak. Tindakan pencegahan bagi orang-orang sangat dekat (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya yang terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif tertular. 7. PenyeIidikan orang-orang kontak. Tuberculin-test bagi seluruh anggota keluarga dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabila cara-cara ini negatif, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan, perlu penyelidikan intensif. 8. Pengobatan khusus. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tepat. Obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter diminum dengan tekun dan teratur, waktu yang lama ( 6 atau 12 bulan). Diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter. Panduan nasional pencegahan penyakit tuberkolosi departemen kesehatan indonesia tahun 2002
3. Upaya promotif yang diIakukan masyarakat? Dengan Cara mengubah kwaIitas Iingkungan. 1) Meningkatkan promosi hygiene dan sanitasi di tingkat individu, keluarga dan masyarakat; 2) Meningkatkan mutu lingkungan perumahan dan permukiman termasuk pengungsian (misalnya karena bencana); 3) Meningkatkan hygiene dan sanitasi tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan; 4)Meningkatkan kesehatan kerja; 5) Meningkatkan wilayah / kawasan sehat termasuk kawasan bebas rokok [ Dasar | Visi | Misi | Strategi | Program kesehatan propinsi jawa tengah tahun 2003 ] http://www.jawatengah.go.id/dinkes/new/Profile2003/bab3.htm
4. Cara penuIaran tbc? Melalui udara ( bakteri dari dahak pesakit) Melalui alat(ex: alat makan) yang digunakan bersama-sama dengan penderita Melalui asap rokok dari penderita Melalui air ketuban ibu hamil Pada umumnya adalah melalui percikan dahak penderita yang keluar saat batuk (beberapa ahli mengatakan bahwa air ludah juga bisa menj adi media perantara), bisa juga melalui debu, alat makan/minum yang mengandung kuman TBC. Kuman yang masuk dalam tubuh akan berkembangbiak, lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dapat berbulan-bulan sampai tahunan. http://medicastore.com/tbc/tanya_seputar_tbc.htm 5. Siapa yang memiIiki faktor resiko terkena penyakit tbc? Tinggal dengan penderita tbc Pekerja pelayanan kesehatan yang kontak dengan penderita tbc Faktor risiko Tuberkulosis: 1. nfeksi Tuberkulosis Orang-orang yang lahir di negara asing dari negara-negara yang berinsiden tinggi Orang-orang miskin dan sangat miskin, terutama di kota-kota besar Penghuni penj ara sekarang atau sebelumnya Orang tunawisma Pengguna obat injeksi Pekerja perawat kesehatan yang merawat penderita berisiko tinggi Anak yang terpajan pada orang dewasa berisiko tinggi 2.Penyakit Tuberkulosis bila Terinfeksi Koinfeksi dengan virus imunodefisiensi manusia (HV) Penyakit gangguan imun lain, terutama keganasan Pengobatan imunosupresif Bayi dan anak > 3 tahun (Nelson) http://www.scribd.com/doc/28060863/tuberkulosis-atau-TBC
6. gejaIa pesakit tbc? Keringat dingin malam Nafsu makan menurun Bb turun Batuk berdahak > 3 minggu Malaise Demam subfebris Kadang Batuk darah Sesak napas&nyeri dada
Pada orang dewasa : GejaIa Utama Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 ( tiga) minggu atau lebih B. GejaIa tambahab yang sering dijumpai : Dahak bercampur darah. Batuk darah Sesak nafas dan rasa nyeri dada Badan lemah nafsu makan menurun, berat badan turun rasa kurang enak badan (malaise) berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan deman meriang lebih dari sebulan. Pada anak Seorang anak harus dicurugai menderita tuberkuIosis kaIau Mempunyai sejarah kontak erat ( serumah ) dengan penderita TBC BTA positif Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG ( dalam 37 hari ) Terdapat gejala umum TBC 2) GejaIa umum TBC pada anak Berat badab turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang j elas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive). Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat. Demam lama/berulang tanpa sebab yang j elas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut) dapat disertai keringat malam. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit biasanya multipel paling sering didaerah leher ketiak dan lipatan paha (inguinal). Gejala gejala dari saluran nafas misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk) tanda cairan didada dan nyeri dada. Gejala-gejala dari saluran cerna misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare benj olan (masa) di abdomen dan tanda-tanda cairan dalam abdomen. 3) GejaIa spesifik Gejala-gejala ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang misalnya : TBC Kulit/skrofuloderma TBC tulang dan sendi : Tulang punggung ( spondilitis ) : gibbus Tulang panggul ( koksitis ) : pincang pembengkakan dipinggul Tulang lutut : pincang dan / atau bengkak Tulang kaki dan tangan TBC Otak dan Saraf: Meningitis : dengan gej ala iritabel kaku kuduk muntah-muntah dan kesadaran menurun Gejala mata Konjungtivitis fliktenularis Tuberkel koroid ( hanya terlihat dengan funduskopi ) Lain-lain 7. Bagaimana pemeriksaan trhdap tbc? -pemeriksaan dahak pasien tbc (pada dewasa) Pemeriksaan Laboratorium 1. Bahan pemeriksaan. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diperhatikan waktu pengambilan, tempat penampungan, waktu penyimpanan dan cara pengiriman bahan pemeriksaan. Pada pemeriksaan laboratorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan yaitu: &putum(dahak), harus benarbenar dahak, bukan ingus juga bukan ludah. Paling baik adalah sputum pagi hari pertama kali keluar. Kalau sukar dapat sputum yang dikumpulkan selama 24 jam (tidak lebih 10 ml). Tidak dianjurkan sputum yang dikeluarkan ditempat pemeriksaan. ir Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin pancaran tengah. Sebaiknya urin kateter. ir kuras lambung, Umumnya anakanak atau penderita yang tidak dapat mengeluarkan dahak. Tujuan dari kuras lambung untuk mendapatkan dahak yang tertelan. Dilakukan pagi hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan. Bahanbahan lain, misalnya nanah, cairan cerebrospinal, cairan pleura, dan usapan tenggorokan. 2. Cara Pemeriksaan Laboratorium a. Nikroskopik, dengan pewarnaan ZiehlNeelsen dapat dilakukan identifikasi bakteri tahan asam, dimana bakteri akan terbagi menjadi dua golongan: akteri tahan asam, adalah bakteri yang pada pengecatan ZN tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua. Dibawah mikroskop tampak bakteri berwarna merah dengan warna dasar biru muda. akteri tidak tahan asam, adalah bakteri yang pada pewarnaan ZN, warna pertama, yang diberikan dilunturkan oleh asam dan alkohol, sehingga bakteri akan mengikat warna kedua. Dibawah miskroskop tampak bakteri berwarna biru tua dengan warna dasar biru yang lebih muda. b. Kultur (biakan), Nedia yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein ]esen. Dapat pula Niddlebrook ]H11, juga sutu media padat. Untuk perbenihan kaldu dapat dipakai Niddlebrook ]H3 dan ]H 12. c. Uji kepekaan kuman terhadap obatobatan anti tuberkulosis, tujuan dari pemeriksaan ini, mencari obatobatan yang poten untuk terapi penyakit tuberkulosis.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3718/1/fkm-hiswani6.pdf 8. Mekanisme terjadinya tbc(riwayat aIamiah penyakit)? Cara PenuIaran Penyakit TBC Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini biIa sering masuk dan terkumpuI di daIam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar meIaIui pembuIuh darah atau keIenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain- lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk 4-:,7 (buIat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menj adi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanj ang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC. http://medicastore.com/tbc/penyakittbc.htm PATOGENESS Jalan masuk awal bagi basilus tuberkel ke dalam paru atau tempatainnya pada individu yang sebelumnya sehat menimbulkan responsperadangan akut nonspesifik yang jarang diperhatikan dan biasanyadisertai dengan sedikit atau sama sekali tanpa gej ala. Basilus kemudianditelan oleh makrofag dan diangkut ke kelenjar limfe regional. Bila penyebaran organisme tidak terjadi pada tingkat kelenj ar imfe regional,basilus tuberkel lalu mencapai aliran darah dan terjadi diseminatayang uas. Kebanyakan lesi tuberkulosis diseminata menyembuh,sebagaimana lesi paru primer, walaupun tetap ada fokus potensial untukreaktivasi selanjutnya. Diseminasi dapat mengakibatkan tuberkulosismeningeal atau miliaris, yaitu penyakit dengan potensial terjadinyamorbiditas dan mortalitas yang utama, terutama pada bayi dan anak kecil. Selama 2 hingga 8 minggu setelah infeksi primer, saat basilus terusberkembang biak di lingkungan intraselulernya, timbul hipersensitivitaspada pejamu yang terinfeksi. Limfosit yang cakap secara imunologik memasuki daerah infeksi, di situ limfosit menguraikan faktor kemotaktik,interleukin dan limfokin. Sebagai responsnya, monosit masuk ke daerah tersebut dan mengalami perubahan bentuk menjadi makrofag danselanjutnya menjadi sel histiosit yang khusus, yang tersusun menjadi granuloma. Mikobakterium dapat bertahan dalam makrofag selamabertahun-tahun walaupun terjadi peningkatan pembentukan lisozim dalamsel ini, namun multiplikasi dan penyebaran selanjutnya biasanya terbatas.Kemudian terjadi penyembuhan, seringkali dengan kalsifikasi granulomayang lambat yang kadang meninggalkan lesi sisa yang tampak pada fotorontgen paru. Kombinasi lesi paru perifer terkalsifikasi dan kelenjar limfehilus yang terkalsifikasi dikenal sebagai kompleks Ghon. Tuberkulosissebagai penyakit klinistimbul pada sebagian kecilindividu yang tidak mengalami infeksi primer. Pada beberapa individu,tuberkulosis timbul dalam beberapa minggu setelah infeksi primer; padakebanyakan orang, organisme tetap dormant selama bertahun-tahun
sebelum memasuki fase multiplikasi eksponensial yang menyebabkanpenyakit. Di antara banyak keadaan, usia dapat dianggap sebagai faktorbermakna yang menentukan jalannya penyakit tuberkulosis. Pada bayi,infeksi tuberkulosis seringkali cepat berkembang menj adi penyakit, danberisiko tinggi menderita penyakit diseminata, antara lain meningitis dantuberkulosis miliaris. Pada anak di atas usia 1 atau 2 tahun sampai sekitarusia pubertas, lesi tuberkulosis primer hampir selalu menyembuh;sebagian besar akan menjadi tuberkulosis pada masa akil balig ataudewasa muda. ndividu yang terinfeksi pada masa dewasa memiliki resikoterbesar untuk terjadinya tuberkulosis dalam waktu sekitar 3 tahunsetelah infeksi. Penyakit tuberkulosis lebih sering pada perempuandewasa muda, sementara pada laki-laki lebih sering pada usia yang lebih tua. http://medis.web.id/penyakit-dalam/tuberkulosis-paru.htm PerjaIanan AIamiah penyakit tuberkuIosis pada Anak Manifestasi klinis tuberkulosis di berbagai organ muncul dengan pola yang konstan, sehingga dari studi Wallgren dan peneliti lain dapat disusun suatu kalender terjadinya TB di berbagai organ. 1,22
Kontak awal pada kuman TB terhadap uji tuberkulin positif biasanya dalam selang waktu 4-8 minggu. nfeksi TB pertama kali ditandai dengan tes mantoux reaktif. Perkiraan risiko seumur hidup dari perkembangan penyakit tuberkulosis untuk anak yang terinfeksi denganMycobacterium tuberculosis seperti yang telah ditunjukkan oleh hasil tes tuberkulin positif sekitar 10%. Penyebaran hematogen umumnya terjadi secara sporadik (occult hematogenic spread ). Kuman TB membuat fokus koloni di berbagai organ dengan vaskularisasi yang baik kemudian mengalami reaktivasi dikemudian hari. Sedang kompleks primer terdiri dari fokus primer (limfangitis dan limfadenitis regional). Sakit TB primer dapat terjadi kapan saj a pada tahap ini dan merupakan proses masuknya kuman TB, terjadinya penyebaran hematogen, terbentuknya kompleks primer dan imunitas seluler spesifik, sehingga pasien mengalami infeksi TB dan dapat menj adi sakit TB primer. Tuberkulosis milier, TB pleura dan meningitis TB dapat terjadi setiap saat, tetapi biasanya berlangsung dalam 3-6 bulan pertama setelah infeksi TB. Tuberkulosis sistem skeletal dapat terjadi pada tahun pertama, kedua dan ketiga. Tuberkulosis ginjal terjadi lebih lama yakni 5-25 tahun setelah infeksi primer dan 90% kematian TB terjadi pada tahun pertama setelah diagnosis TB. 1,22
9. Apakah tbc merupakan penyakit genetik? ya,jika ibu hamil menderita tbc
Penyakit TBC tidak diwariskan secara genetik, karena penyakit TBC bukanlah penyakit turunan. Hanya karena penularannya adalah melalui percikan dahak yang mengandung kuman TBC, maka orang yang hidup dekat dengan penderita TBC dapat tertular. Penyakit TBC tidak diwariskan secara genetik, karena penyakit TBC bukanlah penyakit keturunan. Hanya karena penularanny adalah percikan dahak yang mengandung kuman TBC, maka orang yang hidup dekat dengan penderita TBC dapat tertular
http://medicastore.com/tbc/tanya_seputar_tbc.htm PENGOBATAN TUBERKULOSIS PADA KEADAAN KHUSUS a) Wanita hamiI Pada prinsipnya pengobatan TBC pada wanita hamil tidak berbeda dengan pengobatan TBC pada umumnya Semua Jenis OAT aman untuk wanita hamil kecuali streptomisin . Streptomisin tidak dapat dipakai pada wanitahamil karena bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan nya . Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya proses kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkannya terhindar dari kemungkinan penularan TBC. b) Ibu menyusui dan Ibayinya Pada Prinsipnya pengobatan TBC pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan pada umunya Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui seorang ibu menyusui yang menderita TBC harus mendapat paduan OAT secara adekuat. Pemberian OAT yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah penuluran kuman TBC kepada bayinya ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus menyusui , Pengobatan pencegahan dengan NH diberikan kepada bayi tersebut sesuai dengan berat badannya
Apa bedanya infeksi dan radang? nfeksi : tahap awal perkembangan mikroorganisme dalam tubuh,melalui peradangan Radang : belum tentu akibat dari infeksi Radarg da|ar oarasa red|| d||era| dergar Inflammasi ya|lu sualu respor jar|rgar luour yarg |orp|e|s saal rerer|ra rargsarg yarg |ual a||oal pergrusa|ar se|, |rle|s| r||roorgar|sre paloger dar |r|las|. Radarg juga rerupa|ar proses luour rerperlarar|ar d|r| dar| are|a rargsargar lad| agar luour dapal rer|r|ra||s|r darpa| dar| rargsargar lad|. Peradargar dapal d||era|| dergar adarya oeoerapa larda |ras yarg ser|rg reryerla|, Au|us Corre||us Ce|cus (30 3V - 15 V) reroer| |sl||ar |al|r ya|lu Rubor, Calor, Dolor, Tumor. 3ererlara 0a|er reraroar|ar dergar Functio laesa. Rubor oerarl| rerar, daerar luour yarg rerga|ar| radarg a|ar rarpa| |eo|r rerar. la| |r||ar yarg pa||rg rudar ler||ral dar a|r|rrya rasyara|al rerjad||ar seoaga| trade mark radarg. V|sa|rya |ap|sar perru|aar lerggoro|ar rerjad| |eo|r rerar pe|al, orarg-orarg sporlar reryeoul radarg. 3arpa| a|r|rrya |el||a orarg reryeoul radarg ra|a |argsurg d|asos|as||ar seoaga| perya||l/ gargguar lerggoro|ar. Padara| radarg l|da| rarya d| lerggoro|ar, se|urur oag|ar luour rarus|a purya 'ra| sara urlu| 'rer||ral| radarg. Calor oerarl| paras. Radarg ururrya d|serla| dergar |era||ar suru luour. 3uru luour d|||as|l||as| alas r|polerr|a (< 3 o C), rorrolerr| (3-3Z o C), suoleor|s (3Z,8 o C) dar leor|s (~38 o C). 0ua yarg lera|r|r d|seoul juga seoaga| derar. Kera||ar suru luour yarg reryerla| radarg dapal oerupa derar subfebris alau derar febris. Kera||ar paras luour d|seoao|ar o|er rer|rg|alrya a|l|l|las se|-se| imun (perlararar) luour. Narur o|er seoag|ar orarg l|da| rerasa|ar |era||ar suru luour |r| secara s|gr|l||ar padara| |el||a d||a|u|ar pergu|urar dergar lerroreler lerryala derar suoleor|s, o|er seoao |lu pergu|urar suru luour se|a|u d|arjur|ar rerggura|ar lerroreler dar ou|ar dergar re|ela||ar le|apa| largar d| dar| alau d| |erer. Dolor oerarl| ryer|. Tarda radarg |r| |eo|r oers|lal suoye|l|l seoao l|da| dapal d| r||a| |argsurg o|er orarg |a|r |ecua|| s| per|||| luour yarg reryala|ar oarWa l|rou| rasa sa||l. Rasa sa||l rurcu| a||oal pe|epasar sualu zal yarg d||era| dergar rara prostaglandin. Tumor ada|ar peroesarar aororra| dar| oag|ar luour. 3ega|a oerjo|ar yarg rurcu| oa|| d| perru|aar |uar luour raupur separjarg rorgga luour d|seoul seoaga| luror. 8erjo|ar |r| pada |eadaar rorra| l|da| ada, lelap| o|er rea|s| luour oerjo|ar |r| rurcu| reryerla| larda-larda lerdaru|u. 8erjo|ar dapal oeru|urar oesar raupur |ec|| dergar oalas yarg o|sa legas alau l|da|. Corlor yarg ser|rg d|leru|ar ada|ar o|su|, jeraWal, |ul|| alaupur oerg|a|. Functio laesa oerarl| gargguar lurgs|. Pada |eadaar radarg ra|a orgar luour yarg ler|era a|ar rerga|ar| gargguar lurgs|. V|sa|rya : serd| yarg |a|u pada reral|| alau gargguar peryerapar ca|rar da|ar usus pada |eadaar d|are. 8aga|rara dergar |rle|s|. lrle|s| rerupa|ar ada|ar |eadaar jar|rgar luour yarg lerpapar r||roorgar|sre oa|| o|er oa|ler|, v|rus, jarur raupur paras|l. 3ara seperl| radarg, |rle|s| dapal lerjad| oa|| d| perru|aar |uar luour raupur d| perru|aar rorgga da|ar luour. 0a|ar perja|ararrya, oag|ar luour yarg ler|rle|s| a|ar rerga|ar| proses peradargar. Paparar r||roorgar|sre pada perru|aar luour a|ar rerargsarg luour urlu| re|a|u|ar pero|a|ar lerradap ager |rle|s|us lerseoul ra|a rurcu||ar larda-larda peradargar seperl| d| alas. Narur |rle|s| dapal juga lerjad| oe|a|argar sele|ar ler|eo|r du|u lerjad| radarg, |r||ar yarg d|seoul seoaga| |rle|s| se|urder. V|sa|rya saal seorarg al|el rerga|ar| cedera olol - pada |u|a lerou|a res||o lerjad|rya |rle|s| lerlu jaur |eo|r rudar d|oard|rg|ar |u|a lerlulup. 8ag|ar luour yarg ler|u|a a|ar rerga|ar| peradargar a||oal lerjad|rya |erusa|ar jar|rgar, rea|s| radarg |r| rerupa|ar re|ar|sre perlararar luour agar |erusa|ar l|da| oerlaroar |uas. A|ar lelap| da|ar perja|ararrya, perru|aar |u|a dapal saja lerpapar o|er r||roorgar|sre paloger. Keadaar |r||ar yarg d|seoul |rle|s| se|urder, luour rerespor jaur |eo|r oeral dar ada|a|arya d|oulur|ar peroer|ar arl|o|ol|| se|a|r ooal arl|radarg (antiinflamasi drugs). Perja|arar |rle|s| d|ru|a| j||a ada ja|ur rasu| (port dentry). La|u sele|ar re|eWal| rasa |r|uoas| ya|lu Wa|lu d|rara ager |rle|s| rasu| |e da|ar luour sarpa| rurcu|rya geja|a aWa| |rle|s| ra|a perder|la a|ar rerga|ar| lase a|ul. Jad| saal seseorarg rerasa|ar l|rou|rya geja|a |rle|s| ra|a seoerarrya ager peryeoao |rle|s| |lu serd|r| le|ar rasu| |e da|ar luour oeoerapa Wa|lu seoe|urrya. Narur per|u d||elaru| oarWa l|da| serua peradargar rerer|u|ar arl|o|ol||, |a|aupur lerjad| |rle|s|, l|da| serua |rle|s| dapal d|ooal| dergar arl|o|ol|| seoao |rle|s| yarg peryeoaorya ou|ar oa|ler| lerlurya l|da| ele|l|l d|ooal| dergar arl|o|ol||a. 3ele|ar lase a|ul oeoerapa jer|s |rle|s| dapal serour serd|r| (self limiting diseases), ada juga yarg serour dergar |rlervers| arl|o|ol||a sedarg|ar yarg |a|rrya l|dur (dormant) rerjad| lase |ror|s dar seWa|lu-Wa|lu dapal a|l|l |eroa||. hLLp//leukoslLwordpresscom/2009/07/27/radangvslnfeksl2/ 10. Faktor apa saja yang mempengaruhi timbuInya p.tbc(umum)? Sosial ekonomi (lingkungan rumah,sanitasi dll) Status gizi (malgizi) Umur (pada usia produktif) Jenis kelamin (kebanyakan laki-laki usia lanj ut/perempuan usia produktif) BERD&RKN FKTOR YNC NENPENCRUH! KE]D!N PENYK!T TBC. Untuk terpapar penyakit TC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin, dan faktor toksis untuk lebih jelasnya dapat kita jelaskan seperti uraian dibawah ini : 1. Faktor Sosial Ekonomi. Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat memudahkan penularan TC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syaratsyarat kesehatan. 2. Status Cizi. Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan lainlain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh sesoeranga sehingga rentan terhadap penyakit termasuk TParu. Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh dinegara miskin, baik pada orang dewasa maupun anakanak. 3. Umur. Penyakit TParu paling sering ditemukan pada usia muda atau usaia produktif (1S - S0) tahun. Dewasa ini dengan terjaidnya transisi demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari SS tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TParu. 4. ]enis Kelamin. Penyakit TParu cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin lakilaki dibandingkan perempuan. Nenurut WHO, sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TParu, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh TParu dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin lakilaki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah terpapar dengan agent penyebab TParu. pdfactive.com/...riwayat-aIamiah-penyakit-tbc/.html. Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
11. Apa yang harus diIakukan apabiIa ada keIuarga yang terkena tbc? Pemisahan alat makan,pemakaian masker Dukungan secara psikologis
Bawa pasien ke dokter untuk mendapatkan pengobatan secara teratur, awasi minum obat secara ketat dan beri makanan bergizi. Sirkulasi udara dan sinar matahari di rumah harus baik. Hindarkan kontak dengan percikan batuk penderita, jangan menggunakan alat-alat makan/minum/mandi bersamaan. http://medicastore.com/tbc/tanya_seputar_tbc.htm
12. Apa kendaIa daIam mengatasi penyakit infeksi? Kendala mengatasi penyebaran penyakit a) Kuragnya penyediaan bahan : perlengkapan dan obat-obatan b) Keterbatasan sarana transportasi c) Kurangnya komunikasi dari petugas pelayanan kesehatan d) Kurangnya pertisipasi masyarakat antara lain : O Tingkat kesadaran masyarakat O Reaksi pemerintah atas saran dari masyarakat awam e) Kurangnya dana f) Tingkat virulensi penyakit (P. Bres, Tindakan Darurat Kesehatan Masyarakat pada KLB.1986) 13. Apa saja yang dibutuhkan dokter dalam melakukan home visite? Penguasaan materi ttg penyakitnya Cara komunikasi yang baik Media yang digunakan untuk memperj elas kondisi pasien
14. Apa saja contoh penyakit infeksi yang menular? Kusta Hiv aids Siphilis Cacar air Hepatitis b Antraks Flu burung SARS
15. Bagaimana cara mengobati tbc? Pemberian obat secara teratur Pemberian antibiotik Ada pengawas menelan obat(pmo) PRINSIP PENGOBATAN Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persister) dapat dibunuh.Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong. Aapabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan jangka waktu pengobatan), kuman TBC akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). uNtuk menjamin kepatuhan penderita menelan obot , pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT=Direcly Observed Treatment) oleh seorang pengawas Menelan Obat (PMO ) Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan. Tahap Intensif Pada tahap intensif ( awal ) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OATterutama rifampisin . Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat biasanya penderita menular menj adi tidak menular dalamkurun waktu 2 minggu sebagian besar penderita TBC BTA positif menjadi BTA negatif ( konversi ) pada akhir pengobatan intensif. Tahap Lanjutan Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit , namum dalam jangka waktu yang lebih lama
16. Apa obat&efek samping dari obat tbc? JENIS DAN DOSIS OAT a) Isoniasid ( H ) Dikenal dengan NH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 % populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sanat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang,Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kk BB,sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg BB. Efek samping berat berupa hepatitis yang dapat timbul pada kurang lebih 0,5 % penderita. Bila terjadi ikterus , hentikan pengobatan sampai ikterus membaik . Bila tanda-tanda hepatitis nya berat maka penderita harus dirujuk ke UPK spesialistik. Efek samping INH yang ringan dapat berupa : Tanda- tanda keracunan pada saraf tepi, Kesemutan ,dan nyeri otot atau gangguan kesadaran. Efek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin ( Vitamin B6 dengan dosis 5 10 mg perhari atau dengan vitamin B Kompleksd ) Kelainan yang menyerupai defisiensi piridoksin ( Syndroma pellagra ) Kelainan kulit yang bervariasi , antara lain gatal-gatal. Bila terjadi efek samping ini pemberian OAT dapat diteruskan sesuai dosis.
b) Rifampisin ( R ) Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semi dormant ( persister ) yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk mengobatan harian maupun intermiten 3 kal seminggu. Rifampisin bila diberikan sesuai dosis yang dianjurkan , jarang menyebabkan efek samping , terutama pada pemakaian terus menerus setiap hari. Salah satu efek samping, terutama pada pemakaian teru menerus setiap hari .Salah satu efek samping berat dari rifampisin adalah Hepatitis. Walaupunini sangat jarang terjadi Alkoholisme. Penyakit hati yang pernah ada, atau pemakaian obat-obat hepatotoksis yang lain secara bersana akan meningkatkan risiko terjadinga hepatitis. Bila terjadi ikterik ( kuning ) maka pengobatan perlu dihentikan, Bila hepatitis nya sudah hilang /sembuh pemberian rifampisin dapat diulang lagi. (a) Efek samping Rifampisin yang berat tapi terjadi adalah : Sindrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas, kadang-kadang disertai dengan kolaps atau renjatan ( Syok ). Penderita ini perlu dirujuk ke UPK spesialistik karena memerlukan perawatan darurat. Purpura, anemia haemolitik yang akut , syok dan gagal ginjal bila salah satu dari gejala ini terjadi, Rifampisin harus segera dihentikan dan jangan diberikan lagi meskipun gejalanya sudah menghilang Sebaiknya segera dirujuk ke UPK spesialistik (b) Efek samping Rifampisin yang ringan adalah : Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan Sindrom flu berupa demam, menggigil , nyeri tulang Sndrom perut berupa nyeri perut , mual, muntah, kadang-kadang diare. Efek Sampingringan sering terjadi pada saat pemberianu berkala dan dapat sembuh sendiri atau hanya memerlukan pengobatan simtomatik, Rifampisin dapat menyebab kan warna merah pada air sesi, keringat , air mata, air liur. Hasil ini harus diberitahukan kepada penderita agar penderita tidak jadi khawatir, Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya.
c) Pirasinamid ( Z ) Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB ,sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kg BB. Efek samping utama dari penggunaan pirasinamid adalah hepatitis. Juga dapat terjadi nyeri sendi dan kadang kadang dapat menyebabkan serangan arthritis gout yang kemungkinan disebabkan berkurang nya ekskresi danpenimbunan asam urat kadang kadang terjadi reaksi hipersensitas misalnya demam, mual kemerahan dan reaksi kulit yang lain.
d) Streptomisin ( S ) Bersifat bakterisid . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama penderita berumur sampai 60 tahun dasisnya 0,75 gr/hari sedangkan unuk berumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50 gr/hari. Efek samping utama dari streptomisin adalah kerusakkan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran, Risiko efek samping tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur penderita. Kerusakan alat keseimbangan biasanya terjadi pada 2 bullan pertama dengan tanda-tanda telinga mendenging ( tinitus ), pusing dan kehilangan keseimbangan Keadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi dengan 0,25 gr jika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap ( kehilangan keseimbangan dan tuli ) . Risiko ini terutama akan meningkat pada penderita dengan gangguan fungsi ekskresi ginjal. Reaksi hipersensitas kadang-kadang terjadi berupa demam yang timbul tiba-tiba disertai dengan sakit kepala., muntah dan eritema pada kulit hentikan pengobatan dan segera rujuk penderita ke UPK spesialistik. Efek samping sementara dan ringan misalnya reaksi setempat pada bekas suntikan , rasa kesemutan pada sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat terjadi segera setelah suntikan. Bila reaksi ini mengganggu ( jarang terjadi ) maka dosis dapat dikurangi dengan 0,25 gr stoptomisi dapat menembus barrier plasenta sehingga tidak boleh diberikan pada wanit hamil sebab dapat merusak saraf pendengaran janin,
e) EtambuIoI ( E) Bersifat sebagai bakteriostatik . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali Etambutol dapat menyebab kan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman Penglihatan, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai. Efek samping jarang terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB per hari atau 30 mg/kg BB yang diberikan tiga ( 3) kali seminggu. Setiap penderita yang menerima etambutol harus diingatkan bahwabila terjadi gejala-gejala gangguan penglihatan supaya segera dilakukan pemeriksaan mata. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan. Karena risiko kerusakan okuler sulit dideteksi pada anak-anak , maka etambutol sebaiknya tidak diberikan pada anak.
17. Tujuan home visite? Memberi penjelasan ttg penyakit Memantau keadaan pasien stlah rawat inap Memberi dukungan untuk pasien dan keluarga Menjalin silaturahmi