You are on page 1of 8

4

BAB 2
TIN1AUAN PUSTAKA
2.1 Gipsum
Gipsum disebut juga kalsium sulIat dihidrat (CaSO
4
)
2
H
2
O yang berbentuk
massa padat yang berwarna kekuningan. Gipsum kadang dapat berwarna abu abu,
merah, atau coklat. Warna tersebut disebabkan ada zat asing seperti tanah liat,
oksida besi, atau oksida lain (UlIa, 2008).
Pembagian gipsum menurut (Power, 2008) :
a. Tipe I : Impression plaster (gipssum cetak)
b. Tipe II : Model plaster (model plaster, gipsum lunak)
c. Tipe III : Dental stone (gipsum keras)
d. Tipe IV : High strength, low expansion, dental stone
e. Tipe V : High strength, high expansion, dental stone.
Semua macam gipsum tersebut mempunyai rumus kimia yang sama yaitu :
kalsium sulIat hemihidrat ((CaSO
4
)
2
H
2
O) yang dihasilkan dari pemanasan
gipsum. Perbedaan ukuran, bentuk, dan porositas partikel bubuk gipsum yang
menyebabkan siIat Iisik gipsum berbeda (UlIa, 2008).
2.1.1 Pembuatan Gipsum Tipe IV (Dental Stone, High Strength)

Gips tipe IV dibuat dengan memanaskan kalsum sulIat dihidrat dalam


larutan kalsium klorida 30 . Partikel hemihidrat yang dihasilkan pada tipe ini
porositasnya kecil bila dibandingkan dengan tipe gips lainnya. Gips tipe IV ini
hanya memerlukan air yang sedikit karena kristal hemihidratnya berbentuk teratur
dan padat. Oleh karena itu begitu terjadi setting, masa gips yang terbentuk akan
lebih keras dibanding masa gips dari ketiga tipe gips lainnya (tipe I, II,III). Gips
tipe IV ini sering digunakan sebagai die karena mempunyai siIat kuat dan keras
(Craig cit Agustina, 1992)
2.1.2 Kegunaan Gipsum Tipe IV
$tone tipe IV mempunyai strength dan kekerasan permukaan yang lebih
tinggi daripada stone tipe III. Oleh karena itu, stone tipe IV ini banyak digunakan
untuk model yang membutuhkan daya tahan yang lebih tinggi. Dalam kedokteran
gigi stone ini dimanIaatkan untuk model inlay casting, crown, dan bridge
(Richard, 2007).
2.2 ompressive Strength Gipsum
ompressive strength menurut Combe (1986) adalah suatu kekuatan tekan
maksimal pada suatu benda tanpa menimbulkan kepatahan. Besarnya compressive
strength sama dengan gaya dibagi luas permukaan yang ditekan (Mc Cabe, 1990).
ompressive strength gipsum dibagi menjadi 2 macam :
a. ompressive strength basah
6

Yaitu compressive strength gips dimana semua atau sebagian air masih ada
dalam masa gips. ompressive strength basah diukur 1-2 jam setelah setting time
(Gladwin, 2009).
b. ompressive strength kering
Yaitu compressive strength gips dimana sisa air yang ada dalam masa gips
telah menguap. ompressive strength ini dapat diukur 24 jam atau lebih setelah
setting time (Gladwin, 2009).
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ompressive Strength
Besarnya kekerasan permukaan dan compressive strength dapat
dipengaruhi oleh beberapa Iaktor, antara lain:
1. Perbandingan bubuk gips dan air
Jumlah air yang dipergunakan dapat mempengaruhi kekerasan permukaan
dan compressive strength gips, karena jumlah air yang banyak akan menurunkan
jumlah kristal gips per satuan volume. Sebaliknya jumlah air yang sedikit, maka
jumlah kristal gips akan semakin banyak sehingga akan meningkatkan kekerasan
dan compressive strength. Sedangkan jumlah air yang terlalu sedikit juga akan
menurunkan kekekasan permukaan dan compressive strength karena tidak semua
partikel gips bisa bereaksi dengan air untuk membentuk kristal-kristal gips
(Power, 2008).
2. Air yang digunakan untuk mencampur bubuk gips
Air untuk mencampur gips yang berbeda beda dapat mempengaruhi
kekerasan permukaan dan compressive strength (Agustina, 1992).
3. Pengadukan
7

Semakin meningkatnya waktu pengadukan meningkatkan kekerasan


permukaan dan compressive strength gips pada batas tertentu (Power, 2008).
2.2.2 Pengukuran ompressive Strength
Pada dasarnya besarnya compressive strength dapat diperoleh dengan
rumus gaya dibagi luas permukaan yang ditekan ( stress F/A ). Untuk
compressive strength yang yang sampelnya berbentuk silinder, dapat digunakan
rumus berikut untuk mengukur besarnya compressive strength :


F kekuatan/ 1orce
A luas permukaan lingkaran (J
2
)
r jari-jari lingkaran
Besarnya kekuatan cimpressive strength dinyatakan dengan satuan pascal
(Pa) Satu pascal merupakan gaya sebesar 1 N (newton) yang bekerja pada setiap
1 meter persegi luas permukaan (Mc Cabe, 1990).
2.3 :m Arabic
Berasal dari dua spesies tanaman casia sub-$aharan , cacia senegal
dan cacia seyal. Gum rabic pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-
satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa. (Hui,
1992).

$tress F/A
8

2.3.1 Sifat :m Arabic


Gum rabic merupakan pengemulsi yang baik serta mudah larut dalam air,
mengandung banyak serat yang diperkirakan mencapai 8 . Gum rabic dapat
meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini juga
tahan panas namun lebih baik jika panasnya dikontrol untuk mempersingkat
waktu pemanasan, mengingat gum rabic dapat terdegradasi secara perlahan-
lahan dan kekurangan eIisiensi emulsiIikasi dan viskositas. Menurut Ankilosis,
gum rabic dapat digunakan untuk pengikat Ilavor, bahan pengental, pembentuk
lapisan tipis dan pemantap emulsi. Gum rabic akan membentuk larutan yang
tidak begitu kental dan tidak membentuk gel pada kepekaan yang biasa
digunakan. Hui menambahkan bahwa gum rabic merupakan bahan pengental
emulsi yang eIektiI karena kemampuannya melindungi koloid dan sering
digunakan pada industri makanan. Gum rabic memiliki keunikan karena
kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya yang rendah (Ankilosis, 1989; Hui,
1992).

Gumbar 2. 1 : Gum rabic (Gerstenzang, 2007)


9

2.3.2 Manfaat :m Arabic


Tabel 2.1: contoh pemanIaatan gum rabic pada berbagai bidang industri
(Gerstenzang, 2007) :
Industri PemanIaatan
Bakery Gum rabic dimanIaatkan pada industri ini karena memiliki
daya absorbsi air yang rendah dan daya adesiI yang tinggi.

Minuman Untuk minuman bir, soItdrink, dan wine karena memilki
kemampuan mempertahankan busa pada minuman tersebut.

Permen DimanIaatkan pada pembuatan gummy candy, chewing candy.
marshmellow, chocolate candy.
Kosmetik Digunakan sebagai penstabil lotion karena dapat meningkatkan
kekentalan dan memberikan rasa halus.

Makanan
Berserat
Karena memiliki kandungan serat yang tinggi

Penambah
Rasa/Flavours
Gum Acacia dimanIaatkan sebagai pengharum ruangan karena
memberi bau wewangian atau penambah bau pada spray
ruangan.

10

Industri PemanIaatan
Industrial
pplications
Gum Acacia memiliki kemampuan mengikat warna pada
crayon, tinta, dan cat. Selain itu dimanIaatkan juga dalam
industry keramik, cairan pembasmi serangga.
Farmasi Gum Acacia dimanIaatkan pada pembuatan tablet dan sirup
karena siIatnya sebagai pengemulsi dan adhesive.



Gambar 2.2 : Industri makanan yang memanIaatkan Gum rabic (Hui, 1992)
2.4 Kalsium Hidroksida
Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)
2
.
Kalsium hidroksida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium
hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa
ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan
kalsium klorida (CaCl
2
) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) (Tarigan,
2010).
11

Kalsium hidroksida dapat diperoleh dari perendaman kalsium oksida


dalam air, menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
CaO (s) H
2
O (l) Ca(OH)
2
(s)
Kalsium hidroksida merupakan basa kuat yang dapat mengikat gas CO
2
dari
udara membentuk endapan CaCO
3

Ca(OH)
2
(s) CO
2
(g) CaCO
3
(s) H
2
O (l)
Dalam kedokteran gigi, kalsium hidroksida dimanIaatkan sebagai bahan
pengisi saluran akar bagian apical. Karena kalsium hidroksida terbukti dapat
merangsang apeksiIikasi, cementogenesis, dan osteogenesis setelah pembersihan
dan preparasi saluran saluran akar (Ingle, 2008).

Gambar 2.3 : bubuk kalsium hidroksida (Tarigan, 2010)

You might also like