You are on page 1of 86

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain : potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan desa yang menempatkan pertanian sebagai pengggerak utama perekonomian. Lahan, tenaga kerja, dan ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Meskipun pembangunan pertanian tidak hanya bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan pertanian dan dukungan sarana dan prasarana yang tidak hanya berada dipedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar petani masih tergolong miskin (feryanto. 2010. http//feryanto. Wk. staff. Ipb. Ac. Id/2010/05/20/ tentang peranan agribisnis pembangunan pertanian) diakses kamis, 3 maret 2011, jam 17. 45 wib). Pembangunan pertanian yang kokoh dan tangguh, adalah pembangunan yang harus didukung oleh segenap komponen secara dinamis, ulet, dan mampu mengoptimalkan sumberdaya, modal, tenaga, serta teknologi sekaligus yang mampu menciptakan kesejahteraan

masyarakat. Pembangunan pertanian harus berdasarkan asas berkelanjutan, yakni mencakup aspek ekologis, sosial dan ekonomi (Wibowo, 2004: 35). Sebagai agregasi dari ekonomi daerah, perekonomian nasional yang tangguh hanya mungkin diwujudkan melalui perekonomian yang kokoh. Pembangunan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional berarti menjadikan perekonomian daerah sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Pembangunan pertanian dijadikan sebagai suatu proses perubahan sosial,

implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani, tetapi sekaligus dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan, pertumbuhan, dan perubahan (Sudaryanto, 2008 :183). Dalam pembangunan pertanian, ada beberapa syarat pokok dan syarat tambahan untuk melancarkan pembangunan pertanian. Syarat pokok dalam pembangunan pertanian, antara lain : 1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani. 2. Teknologi yang senantiasa berkembang. 3. Tersedianya bahan-bahan dan alat produksi secara lokal. 4. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan berkelanjutan. Sedangkan syarat tambahan untuk melancarkan pembanguna pertanian, yaitu : 1. Pendidikan pembangunan. 2. Kredit produksi. 3. Kegiatan gotong royong petani. 4. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian.

5. Perencanaan pembangunan pertanian (Arthur Mosher, 2001 :148). Peningkatan pertanian dalam pembangunan nasional harus sejalan dengan revitalisasi pertanian yang dimaksudkan untuk menggalang komitmen dan kerjasama stakeholder dan mengubah paradigma pola pikir masyarakat dalam melihat pertanian tidak hanya sekedar penghasil komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian harus dilihat sebagai sektor yang multi-fungsi dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Peran penting sektor pertanian terbukti dari keberhasilan pada saat krisis ekonomi dalam menyediakan kebutuhan pangan pokok dalam jumlah yang memadai dan tingkat pertumbuhannya yang positif dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Keadaan ini menjadi pertimbangan utama dilakukannya kebijakan yang memiliki keberpihakan terhadap sektor pertanian dalam memperluas lapangan kerja, menghapus kemiskinan dan mendorong pembangunan ekonomi yang lebih luas (Sudaryanto, 2008 : 274 ). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah dan persentase penduduk miskin periode 1996 - 2009 meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode tahun 1996 jumlah penduduk miskin meningkat karena krisis ekonomi yaitu dari 34, 01 juta menjadi 47, 97 juta di tahun 1999. Di pedesaan jumlah penduduk miskin pada akhir tahun 1999 meningkat dari 19, 78% menjadi 26, 03%, lebih besar dari jumlah penduduk miskin di perkotaan dengan persentase 19, 41%. Pada periode 2000-2005, jumlah penduduk miskin menurun dari 38, 07 juta di tahun 2000, menjadi 35, 01 juta di tahun 2005. Penurunan terjadi juga pada jumlah persentase penduduk miskin pedesaan dari 22, 38% pada tahun 2000, menjadi 19, 98% di tahun 2005. Di periode yang sama, persentase kemiskinan pedesaan masih lebih besar dari perkotaan. Pada periode 2005-2009, peningkatan jumlah penduduk miskin terjadi di tahun 2006 dari 35, 1 juta (15,

97%) menjadi 39, 3 juta (17, 75%), karena adanya kenaikan BBM. Di akhir tahun 2009, jumlah

kemiskinan turun menjadi 32, 53 juta (14, 15%) , dengan persentase kemiskinan pedesaan masih lebih besar dari perkotaan (17, 35%), dan penduduk miskin di pedesaan umumnya petani. Sehingga dalam menurunkan kemiskinan, selain menitikberatkan pertumbuhan

ekonomi, juga harus menerapkan pemerataan distribusi pendapatan yang baik melalui sektor pertanian (Dr. Harry azhar. 2008. http:// www. ekonomirakyat .org/ artikel. php? id=3/ tentang respon masyarakat terhadap kesejahteraan petani. Html ) diakses hari Selasa, 15 Februari 2011, pukul 03. 56 Wib ). Akibat adanya kemiskinan itu, maka pemerintah berupaya mengambil langkah antisipatif berupa kebijakan program kompensasi jangka panjang dan jangka pendek. Pemerintah bertekad untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah terutama rakyat miskin melalui kompensasi yang berupa: 1. Program kemiskinan yang bersifat jangka panjang seperti program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM), program keluarga harapan, program jaminan kesehatan nasional (JAMKESNAS), program penyediaan beasiswa, program pelayanan keluarga berencana (KB), program kredit usaha rakyat (KUR) dan program lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. 2. Program kemiskinan jangka pendek yaitu program bantuan langsung (BLT),

perluasan program raskin, program bantuan operasional sekolah (BOS), program penyediaan pupuk bersubsidi kepada petani, program di sektor perikanan, dan program pasar beras murah untuk buruh, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Gol I/II, tenaga honorer serta Tamtama TNI/Polri (Rudi. 2010. http: //www. okezone. com/index. Php/ program pemerintah. Html ) diakses hari Rabu, 16 Februari 2011, pukul 19. 45 wib) .

Secara khusus dalam bidang pertanian, kegiatan pembangunan pertanian tahun 20052009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu : program peningkatan ketahanan pangan, program pengembangan agribisnis dan program peningkatan kesejahteraan petani.

Operasionalisasi program peningkatan ketahanan pangan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan, menjaga ketersediaan pangan, yang cukup aman dan halal di setiap daerah setiap saat, dan antisipasi agar tidak terjadi kerawanan pangan. Operasionalisasi program pengembangan agribisnis dilakukan melalui pengembangan sentra/ kawasan agribisnis komoditas unggulan. Operasionalisasi program peningkatan kesejahteraan petani dilakukan melalui pemberdayaan penyuluhan, pendampingan, penjaminan usaha dan penyaluran pupuk bersubsidi bagi petani kecil. Saat ini pemerintah masih menjalankan program subsidi pupuk sebagai lanjutan

program peningkatan kesejahteraan petani yang telah dijalankan sejak Tahun 2003. Pada Tahun 2010, sesuai Undang-Undang Nomor 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subsidi harga pupuk sebesar Rp.11, 291 Triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK, dan pupuk organik. Program subsidi pupuk ini merupakan program bagi petani dengan menyediakan beberapa jenis pupuk dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Program subsidi pupuk ini dilaksanakan diseluruh wilayah Indonesia, karena program ini merupakan program nasional yang ditujukan bagi semua warga masyarakat yang merupakan sasaran penerima pupuk bersubsidi. Hal ini berarti program subsidi pupuk beroperasi disemua wilayah tanpa membedakan kondisi kemiskinan wilayah karena petani miskin tersebar disemua wilayah dari propinsi sampai desa/kelurahan. Namun demikian, tinjauan dokumen menunjukkan bahwa pada beberapa kasus yang terdapat di kecamatan atau desa/kelurahan yang tidak terima

pupuk bersubsidi karena adanya tunggakan, penyelewangan pelaksanaan, atau permintaan pihak kecamatan( Hartono. 2005. http: //www. ppk. or. id/ downloads/ efektifitas pelaksanaan pupuk. Pdf) diakses hari Senin, 21 februari 2011, pukul 13. 47 wib). Program subsidi pupuk yang dijalankan oleh pemerintah juga dilaksanakan di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Desa Gunung Selamat yang merupakan desa dataran biasa berbukit ini merupakan satu desa dari 24 desa se- Kecamatan Bilah Hulu dengan luas wilayah 1.141 Ha. Mata pencaharian masyarakat Desa Gunung Selamat terdiri dari bertani, pedagang, PNS, dan buruh. Namun, di dominasi oleh masyarakat yang bermata pencaharian bertani. Masyarakat penerima subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat ini berjumlah 200 jiwa dan telah tergabung dalam kelompok tani. Selama berjalannya program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat yang hampir 7 tahun ini, tidak dapat dipungkiri masih adanya permasalahan dalam memperoleh subsidi pupuk. Salah satunya adalah keterlambatan kesediaan pupuk sesuai waktunya. Sehingga petani di desa tersebut membeli pupuk non subsidi agar mereka dapat panen sesuai yang diharapkan, namun masalah lain muncul karena harga pupuk non subsidi yang cukup tinggi, menjadikan petani kecil ini memiliki hutang kepada produsen pertanian. Oleh karena itu penulis untuk meneliti mengenai bagaimana respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk khusuhnya di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dengan judul Respon Masyarakat Terhadap Program Subsidi Pupuk Bagi Petani di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu .

1.2.

Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang dikemukakan

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap Program Subsidi Pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu?.

1.3.

Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap,

persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap program subsidi pupuk di desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.

1.4. 1.

Manfaat Penelitian Bagi peneliti sendiri menambah wawasan dan pengetahuan tentang program Subsidi

Pupuk terhadap peningkatan hasil pertanian. 2. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran dan masukan kepada

pihak-pihak pelaksana program Subsidi Pupuk dengan mengetahui respon masyarakat penerima bantuan. Dengan demikian para pelaksana program dapat membuat yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini

1.5.

Sistematika penulisan Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III

: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.

BAB IV

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V

: ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI

: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon


Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum

pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum, respon diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku atau adu kuat (Adi, 1994 : 105). Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi

representasi fenomenal dari rangsangan- rangsangan proksimal tersebut (Adi, 1994 : 105). Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon tidak terlepas pembahasannya dengan sikap. Dengan melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu, maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Dalam menanggapi suatu respon seseorang akan muncul respon positif yakni menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, dan respon negative yakni apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau menjadi menghindar dan membenci objek tertentu (Walgito, 2000 : 23). Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, prapemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus.

Diketahui bahwa pengungkapan sikap dapat melalui : 1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian 3. Suka atau tidak suka 4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologis Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi , mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon yaitu: 1. Variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik. 2. Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (cruthefield, dalam Sarlito, 1991 : 47). Menurut Hunt orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasiinformasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan diluar yang ada dalam diri individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Hunt, dalam Adi, 1994 : 129). Teori rangsang balas (stimulus response theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dan digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang

10

artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini menjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat disekitar manusia. Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Walgito, 2000 : 34). Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna, ada aspek-aspek dalam dunia persepsi, diantaranya adalah: a. Sensor sel dasar Rangsang yang diterima harus sesuai dengan mobilitas tiap-tiap indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran dan sifat peraba. b. Dimensi ruang Dunia persepsi mempunyai sifat ruang yang dapat menyatakan atas, bawah, tinggi, rendah, luas sempit, dan belakang. c. Konteks Gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. d. Tujuan e. Dunia persepsi mempunyai hubungannya dengan diri kita. arti yang cenderung melakukan pengamatan yang ada

11

Sedangkan menurut Thoha, persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Bagi Wiliam James persepsi terbentuk atas dasar data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indra kita,serta sebagian lainnya. Diperoleh dari pengolahan ingatan (memory), diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan ,pendengaran, penghayatan, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar. Fenomena lain yang terkait dengan penginderaan adalah illusi. Illusi muncul karena akibat keterbatasan kemampuan indra kita, dan illusi bukanlah suatu tipuan (trick ) ataupun persepsi - persepsi yang salah (misperception). Morgan, King, Weisz,dan Schopler memandang bahwa illusi adalah suatu persepsi, tetapi ia disebut persepsi karena ia tidak sejalan dengan persepsi yang lain. Fenomena yang lain yang terpenting dengan persepsi adal;ah atensi (attention). Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan , karena sernsori channel kita tidak mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita.

12

Halhal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah : 1) Motif dan kebutuhan. 2) Prepator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain. 3) Minat (interest). Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah : 1) Intensitas dan ukuran ( intensity and size ). Misalnya makin keras suara suatu bunyi maka makin menarik perhatian seseorang. 2) Kontras dengan hal hal yang baru. 3) Pengulangan 4) Pergerakan ( adi, 2000 :105 ) Selain penglihatan dan pendengaran, atensi, pengetahuan juga penting dalam proses persepsi. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal, dimana pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya

untuk mengenali benda/kejadian tertentu yang belum pernah dilihat/dilakukan sebelumnya. Misalnya : seseorang yang baru pertama kali dipilih untuk memimpin suatu organisasi maka ia akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi tersebut (Walgito, 2000 : 45). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televise, radio, koran dan majalah.

13

2. Keterpaparan informasi Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,

mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, perasaan dan keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relative konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku ( Walgito, 2000 : 57). Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 1991 : 20). Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan. Menurut Walgito ( 2000 : 97) sikap dapat dilihat melalui penilaian,

penerimaan/penolakan, mengharapkan/menghindari suatu objek tertentu. 1. Penilaian adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang bagaimana menilai objek tersebut. 2. Penerimaan/penolakan adalah berhubungan dengan rasa senang/tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan sistem nilai yang dimiliki. 3. Mengharapkan/menghindari adalah kesiapan seseorang bertingkah laku yang

berhubungan dengan objek sikapnya.

14

Ciri-ciri sikap sebagai berikut: 1. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideology, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya. 2. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan. 3. Karena sikap dapat dipelajari,maka sikap dapat berubah ubah, meskipun relative sulit berubah. 4. 5. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi. Sikap tidak hanya satu macam, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya. 6. Dalam sikap tersangkut juga motivasi dan perasaan ( Adi, 2000 : 179 ). Sikap merupakan keceenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 1991 : 20). Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan. Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, yang artinya mengambil bagian. Partiispasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang-orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam

15

proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah ( Walgito, 2000 : 68 ). Menurut Huntingon partisipasi tidak hanya sebagai strategi dalam program masyarakat, tetapi juga menjadi hasil yang diharapkan dari program pengembangan masyarakat. Di dalam proses pembangunan secara keseluruhan, perluasan partisipasi dapat dipahami sebagai berikut: 1. Sebagai satu tujuan utama, masyarakat, kekuatan sosial, dan perorangan yang terlibat

didalam proses itu. 2. Sebagai sarana kaum elit, kelompok-kelompok dan perorangan untuk mencapai tujuan

lain yang mereka nilai tinggi. 3. Sebagai hasil sampingan atau konsekuensi tercapainya tujuan-tujuan lain, baik oleh

masyarakat secara keseluruhan oleh kaum elit, kelompok-kelompok dan perorangan di dalam masyarakat ( Huntingon dalam Walgito, 2000 : 73). Partisipasi yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif ( dan terorganisasikan ) dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap persiapan, perencanaan, pelaksaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan atau perluasannya. Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil masyarakat (pelaku) untuk suatu program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam berpartisipasi antara lain: 1. Berperan serta dalam menikmati hasil pembangaunan. Karena semua sudah dikerjakan oleh pihak luar masyarakat tinggal menerima jadi berupa hasil pembangunan misalnya gedung sekolah, pos KB, pembibitan tanaman, masyarakat tinggal menerima bibitnya, dsb. Partisipasi ini jelas mudah, namun menikmati belum berarti memelihara.

16

2.

Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan hal ini terjadi karena pihak luar masyarakat, sudah mengerjakan persiapan, perencanaan, dan menyediakan semua kebutuhan program. Masyarakat tinggal melaksanakan, dan setelah itu baru dapat menikmati hasilnya misalnya dalam membangun jalan ( pengerasan ), masyarakat ikut serta meratakan jalan dan menata/ merapikan batu. Pemugaran rumah ,masyarakat tinggal memasang alat-alat/bahan yang sudah disediakan.

3.

Berperan serta dalam memelihara hasil program. Fungsi ini lebih sulit, apalagi kalau masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan. Sulit bukan saja karena tidak mempunyai keterampilan ,tetapi yang lebih penting karena mereka merasa tidak memilikin program tersebut, misalnya biasanya masyarakat bersedia memelihara satu geduing milik umum di desa jika mereka ikut ambil bagian dalam membangunya , bahkan ikut menyumbang sebahagian bahan.

4.

Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil masyarakat karena diminta oleh penyelenggara program dan masyarakat merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya (Walgito, 2000 : 70). Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan memerlukan

kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat di tuntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis tetapi juga ada keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa.

17

2.2. Masyarakat 2.2.1. Pengertian Masyarakat Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1993 : 47). Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non (yang harus ada) dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. 2.2.2. Masyarakat dan Macamnya Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu. Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam : a. Masyarakat paksaan umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat tawanan dan sebagainya. b. Masyarakat merdeka terbagi pula dalam : 1. Masyarakat alam (nature) yaitu yang terjadi dengan sendirinya suku, golongan, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang masih sederhana

18

sekali kebudayaannya dalam keadaan terpencil atau tidak berhubungan dengan dunia luar. 2. Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan (keagamaan) antara lain kongsi perekonomian, koperasi gereja dan sebagainya. 2.2.3. Asal Masyarakat Bermacam-macam penyelidikan dijalankan, untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat, tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan benar semua pendapat hanya merupakan kira-kira dan pandangan. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup dalam gua dipulau sunyi umpamanya, selalu ia akan tertarik kepada hidup bersama dalam masyarakat, karena : a. Hasrat yang berdasar naluri ( kehendak diluar pengawasan akal ) untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk. b. Kelemahan manusia selalu terdesak untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehinggan berlindung bersama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan tenaga bersama. c. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari pada hidup sendiri. d. Lain dari pada Aristoteles maka Bergson berpendapat, bahwa manusia ini hidup bersama bukan karena oleh persamaan melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya, demikian oleh karena pendapat ini berdasar kepada

19

pelajaran dialektika, yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan mengadakan perbedaan dan perbandingan (Shadily, 1993 : 52).

2.3.

Petani sebagai penerima subsidi pupuk Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik

sendiri atau bukan daan menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar petani terdapat tiga jenis , yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik dan sekaligus juga penggarap lahan,dan buruh tani (Amri,2006:8) Secara umum, kehidupan petani identik bertempat tinggal di pedesaan dan sebagian besar diantaranya, terutama yang tinggal daerah daerah yang padat penduduk di Asia Tenggara, hidup dibawah garis kemiskinan. Petani dapat dibedakan menjadi peladang atau pekebun, petani kecil ( peisan ), dan petani pengusaha atau farmer. Sebagian besar petani yang ada di Indonesia merupakan peisan atau petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan pertanian yang mereka miliki (Amri, 2006: 15). Peasant atau disebut juga dengan petani kecil, merupakan golongan terbesar dalam kelompok petani yang menerima subsidi pupuk. Ciri-ciri petani yang tergolong sebagai peasant adalah sebagai berikut: 1. Mengusahakan pertanian dalam lingkup tekanan penduduk lokal yang meningkat. 2. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah. 3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten. 4. Kurang memperoleh pelayanan keehatan, pendidikan,dan pelayanan lainnya. Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah terbatasnya sumberdaya dasar tempat ia mengusahakan pertanian. Pada umumnya mereka hanya menguasai

20

sebidang tanah kecil, kadang disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaannya. Lahannya yang sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa petak. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi. Walaupun petani kecil mempunyai ciri yang sama, yaitu memiliki sumberdaya terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara bekerja mereka berbeda-beda, sesuai dengan kebudayaannya.

2.4.

Program Subsidi Pupuk Program subsidi pupuk bagi petani adalah program nasional yang bertujuan untuk

membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk sesuai kebutuhannya dalam kegiatan usaha tani dengan harga terjangkau agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan menambah pendapatan serta memperbaiki kesejahteraanya. Kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian telah dilakukan sejak tahun 2003 dan dilanjutkan sampai saat ini. Pada tahun 2010, sesuai Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subidi harga pupuk sebesar Rp. 11, 291 triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Pupuk organik. Selanjutnya kebijakan subsidi pupuk tersebut, Pemerintah telah menerbitkan peraturan Menteri PERTANIAN Nomor 50/permentan/SR. 130/2009 tentang Kebutuhan dan Harga

Eceran Tertinggi ( HET ) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010. Tersedianya pupuk bersubsidi sampai di tingkat petani secara 6 tepat yaitu tepat jumlah, jenis, waktu, dengan mutu terjamin dan harga sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.

21

Tersalurnya pupuk bersubsidi kepada petani harus melalui syarat,antara lain: 1. Berprofesi sebagai petani. 2. Memiliki lahan tidak lebih dari 2 hektar. 3. Tergabung dalam kelompok tani. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi ( HET ) yang ditetapkan di penyalur resmi di Lini IV (Pengecer Resmi sesuai ketentuan Peraturan menteri Perdagangan Nomor 07/M-DAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Berubsidi untuk sektor Pertanian).

2.4.1. KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2010 2.4.1.1. Alokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi a. Peraturan Menteri Pertanian Kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung melalui beberapa tahapan, yaitu berdasarkan usulan kebutuhan teknis di lapangan yang diajukan oleh pemerintah daerah secara berjenjang dari Bupati/Walikota kepada Gubernur dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri Pertanian dan didasari pada program Peningkatan Produksi pertanian, terutama padi, jagung dan kedelai pertahun. Usulan kebutuhan pupuk bersubsidi secara button up tersebut diproses di tingkat pusat dengan memperhatikan kemampuan daya serap pupuk di masing-massing wilayah selama beberapa tahun serta pagu anggaran subsidi pupuk yang ditetapkan pemerintah.

22

Penetapan alokasi pupuk bersubsidi untuk masing-masing provinsi pada umumnya di bawah kebutuhan teknis yang diusulkan daerah karena terbatasnya pagu anggaran subsidi, sehingga dengan jumlah pupuk berubsidi yang terbatas tersebut, diharapkan agar tetap dapat dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan azas prioritas, baik prioritas terhadap daerah yang dinilai sebagai sentra produksi, prioritas jenis komoditas yang diunggulkan oleh daerah. Jenis- jenis pupuk pupuk yang disubsidi pemerintah terdiri dari pupuk urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik yang diadakan produsen Pupuk yang ditunjuk, yaitu: PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik. b. Peraturan Gubernur berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi tersebut, sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009, pasal 3 ayat 3 dan 4, dirinci lebih lanjut menurut kabupaten/kota, jenis, jumlah, dan sebaran bulanan, yang ditetapkan dan disahkan dengan Peraturan Gubernur, selambat-lambatnya bulan Desember 2009. c. Peraturan Bupati/Walikota berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009, pasal 3 ayat 5 dan 6, bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut, alokasi pupuk bersubsidi dirinci lebih lanjut menurut kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati atau Walikota, diharapkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Desember 2009. Kebutuhan pupuk bersubsidi bagi kelompok tani tanaman pangan/ holtikultura/ perkebunan, yang diajukan oleh kelompok tani dengan menggunakan Rencana Defenitif

23

Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disetujui oleh petugas teknis, penyuluh atau Kepala Cabang Dinas (KCD) setempat. Untuk itu, Dinas yang membidangi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, setempat wajib melaksanaan pembinaan kepada kelompok tani untuk menyusun RDKK sesuai luas areal usaha tani dan atau kemampuan penyerapan pupuk di tingkat petani di wilayahnya. Bagi petani/pekebun/yang belum menjadi anggota kelompok tani, dianjurkan untuk bergabung kepada kelompok tani di wilayah terdekat, atau membentuk kelompok baru

sehamparan dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani, dan wajib mengajukan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang diperlukan sesuai dengan kegiatan usahatani yang diusahakan, dengan format RDKK dan kemudian diajukan kepada Dinas teknis setempat. 2.4.1.2.Realokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Untuk memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah yang mengalami kekurangan pasokan dapat dilakukan dengan merealokasi pupuk dari walayah lainnya yang penyerapannya kurang dari alokasi yang telah ditetapkan, yang diatur melalui mekanisme realokasi pupuk oleh pemerintah daerah setempat, yang dalaksanakan secara berjenjang,yaitu: a) Realokasi antar kecamatan dalam wilayah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh

Bupati/Walikota dengan mempertimbangkan usulan dari Dinas teknis setempat. b) Realokasi antar Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi ditetapkan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota dengan memperhatikan saran dan mempertimbangkan dari Dinas teknis setempat. c) Realokasi antar provinsi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tamanan Pangan atas usul dari Gubernur.

24

2.4.2. CADANGAN PUPUK BERSUBSIDI Pada kondisi tertentu atau berdasarkan usulan permintaan tambahan pupuk dari Gubernur, direktur Jenderal Tanaman Pangan dapat merekomendasikan kebutuhan pupuk Urea dan NPK bersubsidi disuatu wilayah yang mengalami kekurangan dengan menggunakan cadangan pupuk Urea/NPK bersubsidi. Pemerintah menyediakan cadangan pupuk Urea bersubsidi sebanyak 400.000 ton dan NPK bersubsidi sebanyak 200.000 ton, yang merupakan bagian dari alokasi pupuk berubsidi tahun 2010, cadangan pupuk bersubsidi tersebut dikuasai pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan pupuk. Yang dimaksud dengan pupuk bersubsidi yang dikuasai

pemerintah adalah penundaan sementara alokasi pupuk bersubsidi dan akan dialokasikan pada daerah yang mengalami kekurangan pupuk dalam rangka perluasan areal tanam. Pelaksanaan pendistribusian pupuk bersubsidi dari cadangan tersebut,dilakukan berdasarkan penugasan dari Departemen Perdagangan c/q Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri sesuai rekomendasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Mekanime pemanfaatan cadangan pupuk bersubsidi tersebut, mengacu pada ketentuan distribusi pupuk bersubsidi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan, sehingga jelas penanggung jawab pelaksanaan penyaluran pupuk pupuk bersubsidi dimaksud. peningkatan produktivitas dan

2.4.3. HET PUPUK BERSUBSIDI Pada tahun 2010, Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di kios pengecer resmi, di tingkat kecamatan/desa ditetapkan sebagai berikut:

25

Tabel:2.4.3 Harga Eceran Tertinggi Pupuk bersubsidi JENIS PUPUK (Rp/Kg) UREA ZA Superphos/SP-36 NPK Phonska NPK Pelangi NPK Kujang Organik 1,200 1,050 1,550 1,750 1,830 1,586 500 HARGA (Rp/zak) 60,000 (@50kg) 52,500 (@50kg) 77,500 (@50kg) 87,500 (@ 50kg) 91,500 (@50kg) 79,300 (@50kg) 25,000 (@ 50kg)

Atau 10,000 (@ 20kg) Sumber : Pedoman Pelaksanaan Subsidi Pupuk Tahun 2010 Harga diatas belum ditambah oleh biaya tranportasi dari pusat hingga sampai ke Lini IV dan ke konsumen. 2.4.4 PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI Penyaluran pupuk yang disubsidi dilakukan oleh produsen yang ditunjuk, yaitu: PT Pupuk sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik, melalui distributor dan penyalur di wilayah tanggung jawab masing-masing. Guna pengamanan penyaluran pupuk bersubsidi dimaksud,pada kemasan/kantong pupuk bersubsidi wajib diberi label PUPUK BERSUBSIDI PEMERINTAH yang mudah dibaca dan tidak mudah hilang/terhapus. Pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan peredaran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian.

26

Produsen, distributor dan pengecer

resmi wajib menjamin ketersediaan pupuk

bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya sesuai ketentuan stok yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya pengawasan melekat secara berjenjang dari produsen dan distributor. 2.4.5. PENGAWASAN DAN PELAPORAN 2.4.5.1.Pengawasan Sebagaimana ditegaskan di dalam Peraturan Presiden no.77 tahun 2005 tentang penetapan pupuk bersubsidi sebagai barang dalam pengawasan, maka diperlukan instrumen untuk pelaksanaan, pengawasan, penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Setiap penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi harus ditindak tegas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan pupuk bersubsidi dilakukan oleh seluruh instansi terkait yang tergabung dalam Pokja Pupuk di Pusat maupun melalui Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) di provinsi dan Kabupaten/Kota.Peran aktif Pemerintah daerah melalui optimalisasi kinerja Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida( KP3 ) dan PPNS di Provinsi dan kabupaten/Kota dalam pengawalan dan pengawasan terhadap penyaluran dan Harga Eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi diwilayahnya, sangat diharapkan agar sistem pengawasan pupuk bersubsidi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk membantu pelaksanaan pengawasan oleh Komisi Pengawas pupuk (KPP) Provinsi/kota, ditempatkan petugas Pengendali Organisme pengganggu Tanaman (PPOT) di masing-masing kabupaten/kota dengan tugas tambahan untuk membantu Komisi Pengawas Pupuk (KPP) dalam melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyediaan pupuk sampai di tingkat petani, yang selanjutnya hasil pemantauan dilaporkan secara periodik (mingguan) oleh Komisi Pengawas Pupuk (KPP).

27

2.4.5.2.Pelaporan Komisi Pengawas Pupuk (KPP) di kabupaten/ kota menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi diwilayah kerjanya kepada Bupati/ Walikota setiap bulan (minggu ke 2). Bupati/Walikota dan Komisi Pengawas Pupuk (KPP) Provinsi menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubidi setiap bulan ( minggu ke 3 ) kepada gubernur. Perkembangan pelaksanaan penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi serta berbagai permasalahan dan upaya antisipasinya di masing-masing provinsi diharapkan dapat dilaporkan oleh gubernur kepada Menteri Pertanian c.q. Direktur Jenderal tanaman Pangan setiap awal bulan (minggu ke 4 ). Berdasarkan laporan dari daerah tersebut, diharapkan pupuk bersubsidi yang dialokasikan dimasing-masing daerah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan petani.

2.5.

Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat dan

kesejahteraan umum. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai

28

tindakan yang dilakukan manusia untuyk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Menurut Walter A.Friedlander pengertian kesejahteraan sosial adalah : Sistem yang terorganisir dari pelayanan- pelayanan social dan lembaga lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat (Muhidin,1992: 1). Menurut Elizabeth Wickenden, kesejahteraan sosial termasuk didalamnya adalah peratuiran perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mensadar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat. Dalan UU No 6 tahun 1979 tentang ketentuan- ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila ( Adi , 2000: 1). Berdasarkan defenisi diatas, dapat diambil pengertian bahwa kesejahteraan social mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuyk meningkatkan taraf hidup manusia ,baik di bidang fisik, mental , emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual.

29

2.6.

Kerangka Pemikiran Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang

menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak hanya bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak hanya berada di pedesaan. Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dengan harapan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana berusaha, serta sebagai sarana untuk merubah nasib kearah yang lebih baik. Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik ebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum, respon diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku atau adu kuat ( Adi, 1994 : 105). Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaannya yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya, kemudian stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan otak merupakan proses psikologisnya sehingga individu bisa mempersepsi stimulus yang diterimanya ( Walgito, 2000 : 34). Sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, perasaan dan keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relatif konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku ( Walgito, 2000 : 57). Partisipasinya atau keikutsertakan para pelaku dalam mesyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah ( Walgito, 2000 : 23).

30

Masyarakat miskin di pedesaan umumnya adalah petani. Kemiskinan yang dialami oleh petani merupakan konsekuensi dari involusi usaha tani, tingkat produktivitas yang tidak menaik yang menyebabkan pendapatan rendah. Terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani mengusahakan pertanian merupakan salah satu kesulitan yang dihadapi oleh petani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, yang tidak jarang lahannya mengalami kekeringan atau tidak subur. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesehatan yang sangat rendah. Selain itu petani miskin (kecil) ini sering terjerat hutang oleh lembaga kredit dan sarana produksi dalam pengelolahan lahannya. Biaya pengelolaan lahan seperti harga pupuk, bibit yang melonjak menjadikan para petani ini sulit untuk meningkatkan produktivitasnya. Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil langkah kebijakan strategis untuk menjual pupuk dengan harga yang murah ( dapat dijangkau) oleh petani kecil sejak tahun 2003. Program Subsidi Pupuk ini merupakan salah satu program pertanian dalam mewujudkan upaya ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Pelaksanaan dan penyaluran subsidi pupuk ini dilakukan oleh Departemen Pertanian dan PT pupuk Sriwidjaja (Holding), meliputi pupuk Urea, SP-36, NPK dan pupuk Organik dengan alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR. 130/11/2009 tentang kebutuhan pupuk bersubsidi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010. Pupuk bersubsidi ini dapat diperoleh petani kecil jika petani tersebut terdaftar dalam kelompok tani dan sesuai dengan syarat penerima pupuk bersubsidi. Desa Gunung Selamat merupakan salah satu desa di kabupaten Labuhan Batu yang menerima dan mengadakan penyaluran pupuk bersubsidi bagi masyarakat petani yang

31

membutuhkan pupuk dengan harga terjangkau. Penyaluran pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh Kepala Desa dan instansi yang terkait, akan memberikan respon tersendiri kepada penerima pupuk bersubsidi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu BAGAN 2.1. Kerangka Pemikiran

Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu

Program Subsidi Pupuk 1. Kebutuhan subsidi pupuk. 2. Cadangan subsidi pupuk. 3. HET subsidi pupuk. 32 4. Penyaluran subsidi pupuk. 5. Pengawasan dan pelaporan subsidi pupuk.

Masyarakat

Respon

Persepsi 1. Penglihatan dan pendengaran 2. Atensi 3. Pengetahuan

Sikap 1. Penilaian 2. Penolakan/penerimaan 3. Mengharapkan/menghindari

Partisipasi 1. Menikmati 2. Melaksanakan 3. Memelihara 4. Menilai 5. Frekuensi 6. Kualitas

2.7.

Respon positif Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

Respon negatif

2.7.1. Defenisi Konsep Konsep adalah suatu makna yang berada dialam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata (Suryanto,2008 : 49 ).

33

Konsep merupakan suatu istilah atau defenisi yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989 : 33). Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui respon masyarakat desa Gunung Selamat terhadap terhadap program subsidi pupuk, oleh karena itu untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka dirumuskan dan didefenisikan istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian. Yang menjadi konsep penelitian ini adalah : 1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban dimana tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilain atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. 2. Program subsidi pupuk adalah program nasional yang bertujuan untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk sesuai kebutuhannya dalam kegiatan usaha tani dengan harga terjangkau agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan menambah pendapatan serta memperbaiki kesejahteraanya. Dan kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian telah dilakukan sejak tahun 2003 dan dilanjutkan sampai saat ini. Pada tahun 2010, sesuai Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subidi harga pupuk sebesar Rp. 11, 291 triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Pupuk organik. Selanjutnya kebijakan subsidi pupuk tersebut, Pemerintah telah menerbitkan peraturan Menteri PERTANIAN Nomor 50/permentan/SR. 130/2009 tentang Kebutuhan dan harga eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010.

34

3. Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik sendiri atau bukan dan menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Petani kecil (peasant) sebagai penerima subsidi pupuk merupakan petani yang

memiliki lahan dan yang pemilik itu sendiri yang mengerjakan lahannya, dengan luas lahan yang tidak cukup besar ( tidak lebih dari 2 hektar) . Dengan demikian dapat diambil defenisi konsep secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk adalah tingkah laku/ tindakan masyarakat yang merupakan wujud persepsi dan sikap masyarakat terhadap suatu objek yang dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, pengaruh/penolakan, suka/tidak suka serta pemanfaatan program subsidi pupuk sebagai salah satu program pertanian yang dibuat pemerintah dan ditujukan kepada petani kecil. 2.7.2. Defenisi Operasinal Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukanrujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Ulber Silalahi, 2009 : 120).

Respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk dapat diukur dari : 1. Persepsi / pemahaman masyarakat mengenai program subsidi pupuk, dapat diukur : a. Penglihatan dan pendengaran adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mencermati, memahami, menilai program subsidi pupuk yang dilaksanakan pemerintah.

35

b. Atensi adalah suatu proses penyeleksian masyarkat terhadap program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan program sebelumnya yang pernah dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan. c. Pengetahuan adalah informasi yang diperoleh masyarakat mengenai program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui keterpaparan informasi dimana pemerintah mengumumkan adanya informasi program tersebut melalui media elektronik maupun cetak. 2. sikap masyarakat terhadap program subsidi pupuk, dapat diukur dari: a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarkat terhadap program subsidi pupuk. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tentang bagaimana menilai program tersebut. b. Penolakan / penerimaan adalah berhubungan dengan rasa senang atau tidak senangnya masyarakat terhadap program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat menolak atau menerima terhadap adanya program tersebut. c. mengharapkan / menghindari adlah kesiapan masyarakat untuk bertingkah laku berhubungan dengan adanya program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah dan dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat mengharap atau menghindari terhadap adanya program subsidi pupuk.

3.

partisipasi masyarakat terhadap program subsidi pupuk, dapat diukur dari : a. menikmati adalah masyarkat berperan serta dalm menikmati hasil program subsidi pupuk

dimana masyarakat tinggal menerima berupa hasil program seperti menerima pupuk dengan harga terjangkau ( sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi /HET dari pemerintah ).

36

b. melaksanakan adalah masyarakat berperan serta dalam melaksanakan program dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi agar pelaksanaan program tersebut berjalan lancar. c. memelihara adalah masyarakat berperan serta dalam memelihara hasil program subsidi pupuk agar tidak kritis yang berakibat pada hasil panen buruk dan dapat menimbulkan masalah pertanian. d. menilai adalah masyarakat berperan serta dalam menilai hasil program subsidi pupukdimana masyarakat dapat menilai positif atau negatif hasil program tersebut. e. frekuensi adalah keterlibatan masyarkat dalam melaksanakan program subsidi pupuk dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman, dan evaluasi dimana keterlibatan masyarakat harus memiliki frekuensi yang baik dan teratur. f. kualitas adalah keterlibatan masyarakat dalam berperan serta melaksanakan program subsidi pupuk yaitu bertata laku dengan baik maka masyarakat akan menjadi terinternalisasi dengan sikap dan nilai pribadi yang kondusif terhadap kualitas.

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Tipe Penelitian

37

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1998 : 73). 3.2. Lokasi Penelitian penelitian ini dilakukan di desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu desa yang melaksanakan program subsidi pupuk dan aktif dalam pelaksanaannya sehingga peneliti tertarik untuk meneliti secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap program pupuk di daerah tersebut. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998 :141). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk Desa Gunung Selamat yang terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi dan tergabung dalam kelompok tani, dengan jumlah populasi yang diperoleh 200 orang yang sah sebagai penerima program subsidi pupuk. 3.3.2. Sampel Sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representative atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keseluruhan dari populasi yang diwakilinya (Arikunto 1998 : 120). Jika sampel lebih dari 100 maka diambil sampelnya sejumlah 10-15% atau 20-25% dari jumlah

38

sampel. Berdasarkan ketentuan diatas maka sampel yang diambil dari populasi penduduk kota ini adalah 15/100x200 orang = 30 orang. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian digunakan teknik sebagai berikut : a. Studi kepustakaan Teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. b. Studi kelapangan, yaitupengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu : 1. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. 2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada masyarakat sebagai penerima pupuk bersubsidi yang menjadi responden. 3. Wawancara, yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.

3.5.

Teknik Analisa Data Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan

kuantitatif, dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk

39

mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pertanyaan dengan kategori respon, ditentukan alternatif kategori respon atau satu seri item respon ( compiling possible scale item ) yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negatif untuk direspon oleh responden (Silaalahi, 2009 :229). Peneliti membagi pemberian skor item respon tersebut menjadi tiga alternatif, yakni: 1. Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai dari respon yang negatif menuju

respon yang positif, yakni : a. skor tidak tahu (negatif) adalah -1 b. skor kurang tahu (netral) adalah 0 c. skor tahu (positif) adalah 1 2. Pemberian skor data kategori sikap dilakukan mulai dari respon yang negatif menuju

respon yang positif, yakni : a. skor tidak setuju (negatif) adalah -1 b. skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. skor setuju (positif) adalah 1

3.

Pemberian skor data kategori partisipasi dilakukan mulai respon dari respon yang negatif

menuju respon positif, yakni : a. skor tidak pernah ( negatif) adalah -1 b. skor jarang (netral) adalah 0

40

c. skor pernah (positif) adalah 1 Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah : 1. Pengkodingan, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut macamnya. 2. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian. 3. Tabulasi, yaitu dengan menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban skor dari masalah yang diteliti. Sebelum menentukan klaifikasi persepsi, sikap dan partisipasi, maka ditentukan interval kelas sebagai skala pengukuran, yaitu : I = H-L K I = 1-(-1) 3 = 2 = 0,66 3 I = interval kelas H = nilai tertinggi L = nilai terendah K = banyak kelas

-1

-0,66

-0,33

0,33

0.66

Maka untuk menentukan kategori respon positif atau negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut : Respon dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 Respon dengan nilai -0,34 sampai dengan 0,33 = respon negatif = respon netral

41

Respon dengan nilai 0,34 sampai dengan 1

= respon positif

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1.

Gambaran umum lokasi Desa Gunung Selamat

42

Desa Gunung Selamat merupakan satu Desa dari 24 Desa se- Kecamatan Bilah Hulu Kabuipaten Labuhan Batu. Desa Gunung Selamat memiliki luas wilayah 1.141 Ha dan jumlah penduduk 2102 jiwa dan terdiri dari 548 KK. Desa Gunung Selamat terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Gunung Selamat, Dusun Persiluangan I, Dusun Persiluangan II, Dusun Lembah Bidang. Adapun Batas wilayah Desa Gunung Selamat adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Tebing Tinggi Kecamatan Pangkatan. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Meranti. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Perlabian Kampung. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pematang Seleng. 4.2. Kondisi Geografis Letak kondisi geografis Desa Gunung Selamat merupakan Desa dataran biasa berbukit dengan ketinggian 150 m Dpl. Suhu rata-rata Desa Gunung Selamat mencapai 30 - 31 C dengan kondisi curah hujan antara 1000 1800 ml per tahun. 4.3. Keadaan Demografis Dilihat dari segi keadaan Demografis dapat diuraikan keadaan Desa Gunung Selamat berdasarkan luas dan wilayah penggunaan lahan, Pembagian wilayah dalam Desa Gunung Selamat tersebut. Komposisi penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, agama yang dianut, etnis atau suku, dan yang terakhir berdasarkan mata pencaharian.

4.3.1. Luas dan Wilayah penggunaan Lahan Luas Desa Gunung Selamat adalah 1.141 Hektar, adapun potensi lahan yang dimiliki oleh Desa Gunung Selamat adalah sebagai berikut.

43

Tabel 4.1 No 1 Perkebunan a. Perladangan 2 b. Perkebunan Negara Perdagangan a. Industri Rumah Tangga b. Pertokoan 3 c. Pasar Desa Fasilitas Umum a. Perkuburan 4 b. Lapangan Olah Raga Fasilitas Perkantoran Pemerintah Penggunaan Lahan Luas (Ha) 188,6 Ha 900 Ha 25 Ha 6,8 Ha 0,5 Ha 25 Ha 5 Ha 0,11 Ha 64 Ha 1141 Ha

a. Kantor Kepala Desa Gunung Selamat 5 Perumahan Penduduk Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Sesuai dengan lokasi desa yang terletak di perkebunan, sebagian besar lahan yaitu sebanyak 900 Hektar dipergunakan untuk perkebunan yang menghasilkan kelapa sawit, karet dan sebagainya. Fasilitas perkantoran pemerintah bagi Desa Gunung Selamat seluas 0,11 Ha dan sebanyak 64 Ha lainnya digunakan untuk pemukiman penduduk warga Desa Gunung Selamat.

4.3.2

Pembagian Wilayah Desa Gunung Selamat dalam Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu terdiri

dari 4 dusun, yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun. Untuk lebih jelasnya dapatdi lihat pada tabel berikut ini.

44

Tabel 4.2 No 1 2 3 4. Nama Dusun Gunung Selamat Persiluangan I Persiluangan II Lembah Bidang Nama Kepala Dusun Syamsuddin M. harun H. M. Suardi Kumpul

Sumber : profil Desa Gunung Selamat April 2011

4.3.3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Jumlah penduduk Desa Gunung Selamat terdiri dari berbagai kelompok Usia. Untuk

lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 No 1 2 3 4 5 6 7 Kelompok Usia 0 - 6 Tahun 7 - 12 Tahun 13 - 18 Tahun 19 - 24 Tahun 25 - 55 Tahun 56 - 79 Tahun 80 Tahun ke atas Jumlah (Orang) 313 297 239 199 625 325 104 2102

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Berdasarkan tabel diatas kelompok usia yang dominan di Desa Gunung Selamat adalah 25-55 tahun yang berjumlah 525 orang. Sedangkan kelompok usia 80 tahun ke atas merupakan jumlah yang terkecil dengan jumlah 104 tahun.

45

4.3.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Adapun komposisi penduduk Desa Gunung Selamat berdasarkan jenis kelamin dapat di

lihat pada tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.4 No 1 2 3 4 Nama Dusun Gunung Selamat Persiluangan I Persiluangan II Lembah Bidang Laki-Laki 289 465 184 109 Perempuan 292 458 186 119 1055 Jumlah 581 923 370 228 2102

Jumlah 1047 Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dusun yang memiliki proporsi terbesar dalam Desa gunung Selamat adalah Persiluangan I yang memiliki jumlah laki-laki sebesar 465 jiwa dan jumlah perempuan 458 jiwa yang total keseluruhannya berjumlah 923 jiwa. Sedangkan dusun yang memiliki proporsi terkecil adalah Lembah Bidang, yang memiliki jumlah laki-laki 109 jiwa dan perempuan 119 jiwa, dengan total keseluruhan penduduk dusun Lembah Bidang adalah 229 jiwa.

4.3.5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut Di Desa Gunung Selamat agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Namun ada juga

masyarakat yang menganut agama lain, seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel 4.5 No Agama Jumlah Persen

46

1 2 3

Islam Kristen Protestan Budha

2083 11 8 2102 jiwa

99,1 % 0,5 % 0,4 % 100 %

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

4.3.6

Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Masyarakat Desa Gunung Selamat terdiri dari berbagai macam suku dan adat istiadat.

Namun, mereka tidak terlalu kolot (Fanatik) terhadap adat, etnis, dan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lain, hal ini disebabkan karena faktor informasi yang luas dan pendidikan yang tinggi hingga masyarakat sudah mengalami stratifikasi sosial kearah yang lebih baik dan

positif. Adapun komposisi penduduk Desa Gunung Selamat berdasarkan etnis atau suku dapat di lihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 No 1 2 3 4 5 Jenis Etnis/ Suku Jawa Melayu Batak Padang Lain-lain Jumlah 1222 10 550 10 310 2102 jiwa Persen 58,14 % 0,48 % 26,15 % 0,48 % 14,75 % 100 %

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat suku Jawa merupakan suku mayoritas penduduk Desa Gunung Selamat yang berjumlah 1.222 jiwa. Adapun suku lain yang memiliki jumlah terkecil adalah Padang dan Melayu dengan jumlah 10 jiwa. Namun ada juga berbagai macam

47

suku lain yang menjadi bagian dari masyarakat Desa Gunung Selamat seperti Suku Mandailing, Aceh, Banten, dan Tionghoa yang berjumlah 310 jiwa.

4.3.7

Komposisi Penduduk Berdasarkan mata Pencaharian Seperti yang dijelaskan pada tabel bahwa jumlah penduduk Desa Gunung Selamat

Kecamatan Bilah Hulu berjumlah 2.102 jiwa dan terdiri dari 548 KK. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka mata pencaharian mereka juga bermacam-macam, diantaranya sebagai PNS, pedagang, buruh, dan petani. Hal ini dapat di lihat pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7 No 1 2 3 4 Mata Pencaharian Pegawai Negeri Sipil Pedagang Buruh Petani Jumlah 22 orang 50 orang 295 orang 1.097 orang 1.464 orang

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Berdasarkan dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa petani adalah profesi yang paling mendominasi di Desa Gunung Selamat dengna jumlah 1.097 orang, sedangkan profesi yang paling sedikit adalah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 22 orang.

4.4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

48

Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berjumlah 2.102 jiwa dan dengna luas wilayah 1.141 Ha, maka kepadatan penduduk di Desa Gunung Selamat adalah 2 jiwa/Km. Untuk mengetahui tingkat pendidikan di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 No 1 2 3 4 5 6 7 Tingkat Pendidikan Belum Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi Tamat Perguruan Tinggi Jumlah 188 orang 302 orang 285 orang 475 orang 500 orang 104 orang 248 orang

Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011 Berdasarkan tabel diatas, maka penduduk Desa Gunung Selamat ini mayoritas tamatan pendidikannya adalah tamatan SLTA dengan jumlah 500 orang. Dan jumlah penduduk yang terkecil berdasarkan komposisi tamatan pendidikannya adalah penduduk belum sekolah.

4.4 4.4.1

Sarana dan Prasarana Desa Gunung Selamat Fasilitas Sarana dan Tempat Ibadah Dalam melaksanakan segala kegiatan keagamaan di Desa Gunung Selamat Kecamatan

Bilah Hulu telah dibangun sarana ibadah, baik berupa mesjid atu musholla bagi pemeluk agama islam maupun sarana-sarana tempat ibadah lain bagi pemeluk agama lainnya seperti gereja. Untuk mengetahui data sarana ibadah tersebut dapat di lihat dalam tabel 4.9 di bawah ini.

49

Tabel 4.9 No 1 2 3 Jenis Sarana Mesjid Musholla Persulukan Jumlah ( Unit) 4 4 1 9 unit

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

4.4.2

Fasilitas Sarana Pendidikan Sarana pendidikan bagi masyarakat Desaa Gunung Selamat sudah belum memadai, hal

ini terlihat di Desa Gunung Selamat ini hanya tersedia PAUD, SD Negeri, dan Pesantren. Data ini dapat di lihat pada tabel 4.10 di bawah ini. Tabel 4.10 No 1 2 3 Tingkat Pendidikan Paud SD Negeri Pesantren Jumlah Unit 2 2 1 Jumlah Murid 86 1.598 1.528 3207 Jumlah pengajar 14 68 50 13 orang

Jumlah 5 unit Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Berdasarkan tabel 4.10 di atas terlihat bahwa penduduk Desa Gunung Selamat yang melanjutkan sekolahnya ke SLTP dan SMA harus keluar desa. Karena fasilitas pendidikan di Desa Gunung Selamat ini hanya PAUD, SD Negeri dan Pesantren.

50

4.4.3

Fasilitas Sarana Transportasi Desa Gunung Selamat Adapun fasilitas dan sarana transportasi yang terdapat di Desa Gunung Selamat yang

dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini : Tabel 4.11 No 1 2 3 Sarana transportasi Becak Mesin Sepeda motor Truk Jumlah Unit 25 320 102 447 unit

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa sepeda motor merupakan sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Desa Gunung Selamat dengan jumlah 320 unit, sedangkan becak mesin adalah alat transportasi yang paling sedikit digunakan oleh masyarakat yang jumlahnya hanya 25 unit.

4.4.4

Fasilitas Pengguna Sarana Komunikasi, Listrik dan Air Minum

51

Masyarakat

Desa Gunung

Selamat

telah

mendapatkan

fasilitas

yang

dapat

mempermudah kelangsungan aktifitas kehidupan mereka seperti adanya sarana PLN, dan air sumur bor. Adapun pelanggan listrik PLN adalah sebanyak 548 kk dan pengguna air sumur bor ini 426 Kk, ini dikarenakan ada beberapa keluarga yang menggunakan sumur bor bersamasama. Dapat dilihat bahwa masih ada beberapa penduduk yang menggunakan tali air sebagai sumber air bersih. Sedangkan mengenai fasilitas dan sarana komunikasi tercatat bahwa seluruh masyarakat tiap kepala keluarga memilikinya sekitar 548 unit dan radio 236 unit yang ada di Desa Gunung Selamat. Meskipun demikian, di Desa Gunung Selamat ini sudah memiliki 1 unit internet di rumah Kepala Desa yang dapat digunakan oleh warga, yang diharapkan dapat berguna bagi masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Bapak Wiyono dalam wawancaranya dengan penulis pada Bulan April 2011. ( Sumber : Wawancara 2011).

4.4.5

Pengguna Fasilitas Program KB Di Desa Gunung Selamat terdapat sarana dan prasarana dalam melayani pasangan usia

subur dalam program KB-nya. Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Gunung Selamat ada 918 orang. Namun, tidak semua pasangan ikut program Kb. Adapun pasangan usia subur yang mengikuti program KB hanya sebanyak 768 orang dan jumlah ini merupakan keseluruhan dari peserta KB yang ada di Desa Gunung Selamat. Unutk menunjang program tersebut dan melayani masyarakat dalam bidang kesehatan, maka pemerintah Desa Gunung Selamat mendirikan 4 unit Posyandu dan 2 unit Klinik KB. Hal ini diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah yang dihadapi oleh pasangan subur yang ada di Desa Gunung Selamat

52

sehingga dapat mewujuidkan keluarga yang benar-benar berencana . Seperti itulah penuturan Bapak fadhil Adla syahputra selaku kepala urusan pemerintah desa dalam kutipan wawancaranya dengan penulis pada April 2011 . (Sumber : Wawancara 2011)

4.4.6

Sarana Kesehatan Di Desa Gunung Selamat ada juga terdapat sarana kesehatan, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.12 No 1 2 3 Sarana Kesehatan Puskesdes Balai Pengobatan Bidan Jumlah 1 1 1 3 unit Jumlah Tenaga Medis 4 2 2 8 orang

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan masing-masing berjumlah 1 unit, mnaun tenaga medis di puskesdes lebih banyak berjumlah 4 orang, sedangkan tenaga medis balai pengobatan dan bidan berjumlah 2 orang. 4.5 4.5.1 Potensi Desa Gunung Selamat Potensi Jasa dan Usaha Perdagangan Adapun potensi dan usaha yang terdapat di dalam lingkup wilayah Desa Gunung Selamat yaitu ada beberapa jenis kegiatan dan usaha yang mendukung dan mendobrak kinerja

53

pemerintahan dan juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.13 No 1 2 3 4 5 6 Jenis Usaha Rumah makan Pertokoan Reperasi elektronik Tukang jahit Bengkel Industri Rumah Tangga Jumlah (Unit) 1 2 2 10 5 5 Jumlah tenaga kerja (orang) 4 6 4 20 20 35 89 orang

Jumlah 20 unit Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

4.5.2 Potensi Hasil peternakan Berikut adalah beberapa hasil dari potensi peternakan yang dihasilkan oleh beberapa masyarakat yang ada di Desa Gunung Selamat, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.14 No 1 2 3 4 Jenis Komoditi Sapi Kambing Ayam Itik Jumlah (ekor) 86 300 1.580 545 2411 ekor

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

54

4.6

Sistem Pemerintahan Desa Gunung Selamat Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa saat ini bernama Wiyono, SP juga dibantu

oleh Sekretaris Desa dan juga kepala-kepala bagian yang menangani bidang masing-masing, seperti Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Umun, Kepala Urusan Kesra, dan Kepala Urusan Perekonomian. Sedangkan posisi struktur pemerintahan Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu yang paling bawah adalah Kepala Dusun. 4.6.1 Gambar Struktur Pemerintahan Desa Gunung Selamat

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Kepala Dusun Gunung Selamat

Kepala Dusun Persiluangan I

Kepala Dusun Persiluangan II

Kepala Dusun Lembah Bidang

Kaur Pemerintahan

Kaur Pembangunan

Kaur Keuangan

Kaur Kesra

Kaur Umum

Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

55

Keterangan struktur pemerintahan Desa Gunung Selamat a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Kepala Desa Sekretaris Desa Kepala Dusun Gunung Selamat Kepala Dusun Persiluangan I Kepala Dusun Persiluangan II Kepala Dusun Lembah Bidang Kaur Pemerintahan Kaur Pembangunan Kaur Keuangan Kaur Kesra Kaur Umum : Wiyono, SP : Ramilah Hati, S.ag : Syamsuddin : M. Harun : H.M.Suardi : Kumpul : Ismail Nasution : A. Devis Hutagalung : Nurhidayah : Sudarseh : fadhil Adla Syahputra

Setiap desa memiliki sistem pemerintahan yang diduduki oleh seoraang Kepala Desa, dimana Kepala Desa bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas pemerintah guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakatnya. Untuk memperlancar tugasnya, maka Kepala Desa dibantu oleh Sekretaris Desa dan dibantu oleh beberapa orang staff Kepala

56

Urusan setiap masing-masing yang menangani bidang urusannya seperti Kepala Urusan pembangunan, Kepala Urusan umum, Kepala Urusan Kesra, Kepala Urusan Keuangan dan Kepala Urusan Pemerintahan.

4.6.2

Aparat Ketertiban dan Ketentraman Desa Untuk membantu sistem pemerintahan Desa Gunung Selamat yang kondusif, maka

dibutuhkan sistem keamanan untuk mrnjaga ketertiban dan ketentraman desa tersebut. Selain Babinkamtibmas dan Babinsa Desa, aparat keamanan dan ketertiban di desa yang juga terdiri dari anggota Hansip, anggota Kamra, dan kelompok masyarakat yang tergabung dalam Poskamling. Adapun jumlah dan masing-masing aparat yang dimaksud telah tertera dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.15 No 1 2 3 Aparat keamanan Anggota Hansip Anggota Kamra Anggota Poskamling Jumlah (orang) 2 2 5 9 orang

Jumlah Sumber : Profil Desa Gunung Selamat April 2011

57

BAB V ANALISA DATA

Pada bab V akan dibahas analisa data, yang diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi yaitu mengamati kondisi tempat tinggal, wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam melaksanakan penelitian, perlu diketahui bagaimana jawaban responden mengenai program subsidi pupuk. Untuk itu penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat yang menjadi sasaran penerima manfaat program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu dengan menyebarkan kuesioner, observasi dan wawancara kepada 30 responden. Analisa data merupakan pengolahan data hasil pengumpulan kuesioner, observasi dan wawancara. Analisa data dilakukan melalui penyajian data hasil pengumpulan kuesioner tersebut dalam bentuk tabel tunggal kemudian digabung dengan data hasil wawancara dan hasil observasi di lapangan. Analisa data ini adalah menyangkut respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Sebelum menganalisa data yang telah diperoleh di lapangan, terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa data mengenai karakteristik umum responden antara lain usia, jenis kelamin, agama, pendidikan akhir, suku, jumlah anak, luas lahan dan pendapatan perbulan.

58

Dipergunakan untuk memberikan gambatran yang lebih mendalam pada analisa dat-data yang diperoleh di lapangan.

5.1.

Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian adalah keluarga yang menjadi sasaran penerima manfaat

subsidi pupuk yang dikategorikan petani, sesuai dengan data yang diperoleh dari Desa Gunung Selamat tempat penelitian. Jumlah seluruh responden adalah 30 KK.

Tabel 5.1.1. Berdasarkan Umur Responden No 1 30 40 2 3 41 65 > 65 Usia Frekuensi 18 8 4 30 Persentase 60 26,7 13,3 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan pada tabel 5.1 diketahui bahwa persentase tertinggi responden adalah usia yang produktif yaitu 30 40 tahun dengan jumlah 18 responden ( 60% ), sementara usia yang terendah adalah usia yang tergolong non produktif yaitu usia >65 tahun dengan jumlah 4 responden (13,3 %). Yang dimaksud usia produktif adalah usia yang masih bisa aktif bekerja.

59

Tabel 5.1.2. Berdasarkan Jenis Kelamin Responden No 1 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Frekuensi 24 6 30 Persentase 80 20 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden pria lebih dominan dengan jumlah sebanyak 24 responden (80%) dan jumlah responden wanita sebanyak 6 responden (20%). Berdasarkan hasil responden yang terdaftar sebagai kepala keluarga yang berhak menerima subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat dengan jumlah 30 responden. Responden yang berjumlah 6 orang ini merupakan mereka yang sudah janda dikarenakan suami mereka sudah meninggal dan ada juga yang sudah bercerai, maka posisi mereka sekarang sudah menjadi kepala keluarga.

Tabel 5.1.3. Berdasarkan Agama Responden No 1 Islam 2 Agama Frekuensi 28 2 30 Persentase 93.3 6,7 100,0

Kristen Protestan

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa agama Islam merupakan agama dominan yang dianut oleh responden dengan jumlah 28 responden (93,3%), yang mana memang di Desa

60

Gunung Selamat agama yang paling banyak dianut oleh penduduk adalah agama Islam. Sedangkan agama yang minoritas adalah agama Kristen Protestan dengan jumlah 2 responden (6,7%). Walaupun agama Islam merupakan Agama yang dominan di Desa Gunung Selamat namun itu tidak menjadi suatu permasalahan dalam berinteraksi di masyarakat, karena kerukunan antar umat beragama selalu terjalin dengan baik dari dahulu hingga sekarang.

Tabel 5.1.4. Berdasarkan Pendidikan Akhir Responden No 1 2 3 Tingkat Pendidikan SD SLTP SMA Frekuensi 5 11 14 30 Persentase 16,7 36,7 46,6 100.0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan SMA lebih banyak dengan jumlah 14 responden (46,6%), dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan SD sebanyak 5 responden (16,7%). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan responden yaitu mereka pada umumnya telah tamat sekolah hingga SMA, namun karena keterbatasan biaya maka orang tua mereka tidak mampu melanjutkan pendidikan responden hingga ke perguruan tinggi. Selain itu mereka beranggapan bahwa tamatan SMA itu sudah merupakan tamatan yang bisa dikatakan aman karena masih banyaknya lapangan pekerjaan yang mencari tamatan SMA ketimbang SLTP atau SD. Namun karena di Desa Gunung Selamat masih dominan berladang, maka mereka juga ikut berladang kelapa sawit meski hanya memiliki lahan yang kecil.

61

Tabel 5.1.5. Berdasarkan Suku Responden No 1 2 3 Suku Jawa Melayu Batak Frekuensi 25 3 2 30 Persentase 83,3 10 6,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa Suku Jawa lebih banyak yaitu berjumlah 25 responden (83,3%), dan yang paling kecil adalah Suku Batak sebanyak 2 responden (6,7 %). Hasil observasi peneliti di lapangan bahwa adanya variasi suku di Desa Gunung Selamat disebabkan karena pada dasarnya di Desa Gunung Selamat sejak dahulu sudah terdapat berbagai macam suku yang berbeda, walaupun demikian di Desa ini tidak pernah terjadi perselisihan antar suku dan selalu terjalin kerukunan diantara mereka.

5.1.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Anak Tabel 5.1.6. Berdasarkan Jumlah Tanggungan Anak

No 1 2

Jumlah Tanggungan Anak 13 4-6

Frekuensi 20 10 30

persentase 60,7 30,3 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan anak 0-3 jiwa berjumlah 20 responden ( 60,7%) dan yang paling kecil adalah jumlah tanggungan anak 4-6 jiwa yang berjumlah 10 responden ( 30,3 %).

62

Jumlah anggota keluarga merupakan tanggungan dalam keluarga yang artinya jumlah anggota keluarga mempengaruhi biaya pengeluaran keluarga baik untuk kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Semakin banyak tanggungan suatu keluarga maka semakin besar jumlah opengeluaran keluarga tersebut.

Tabel 5.1.7. Berdasarkan Luas Lahan Yang Dimiliki No 1 2 Luas Lahan 1,5 Ha 2 Ha Frekuensi 3 27 30 Persentase 10 90 100

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki responden 2 Ha lebih banyak yaitu 27 responden (90%), dan yang memiliki 1,5 Ha lahan adalah 3 responden (10%). Berdasarkan hasil observasi bahwa lahan yang dimilki oleh mereka adalah milik sendiri. Namun, lahan tersebut ada yang diperoleh dari pemberian orang tua ataupun usaha sendiri. Dalam kenyataannya, para petani ini sebenarnya ada yang memiliki lahan lebih dari 2 Ha, tetapi karena ingin mendapatkan pupuk bersubsidi, maka mereka hanya mendaftarkan lahan yang 2 Ha saja.

Tabel 5.1.8. Berdasarkan Jumlah Penghasilan Perbulan No 1 2 Penghasilan perbulan Rp.510.000 1.000.000 > 1.000.000 Jumlah Frekuensi 5 25 30 Persentase 16,7 83,3 100,0

63

Sumber : Hasil Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa 25 responden ( 83,3 %) mendapatkan penghasilan lebih dari Rp. 1.000.000 perbulan. Sedangkan 5 responden ( 16,7%) lainnya adalah Rp.510.000 Rp. 1.000.000 perbulan. Dari hasil observasi peneliti sebenarnya pendapatan mereka lebih dari Rp.1.000.000 perbulan, namun pendapatan itu tidak mutlak dari lahan yang mereka miliki, ada usaha lain yang mereka lakukan seperti beternak dan berdagang. Pendapatan yang diperoleh oleh para responden itu masih perhitungan kotor, artinya belum dipotong oleh biaya pupuk, racun, pengangkutan hasil panen, dan kebutuhan rumah tangga. Itu sebabnya mereka mengambil pupuk bersubsidi agar pendapatan mereka dapat lebih.

5.2.

Respon Masyarakat Terhadap Program Subsidi Pupuk Bagi Petani

5.2.1. Persepsi Mengukur respon perlu ada persepsi karena jika persepsi tentang sesuatu hal itu tidak ada maka tidak akan muncul. Persepsi adalah suatu proses yang dimulai dari penglihatan dan pendengaran hingga terbentuk tanggapan yang terjadi pada diri individu sehingga sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Maka persepsi/pemahaman masyarakat dapat diukur melalui penglihatan dan pendengaran, atensi dan pengetahuan. Hasil penelitian dari persepsi responden terhadap program subsidi pupuk dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 5.2.1. Pengetahuan Responden Tentang Pengadaan Program Subsidi Pupuk di Desa Gunung Selamat

64

Berdasarkan hasil kuesioner 2011 terlihat bahwa responden yang mengetahui adanya program subsidi pupuk sebanyak 30 responden (100%). Hasil penyebaran kuesioner yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa seluruh responden mengetahui adanya program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat sehingga menghasilkan persepsi positif yang membentuk tanggapan akan keingintahuan yang lebih besar terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya.

Tabel 5.2.2. Sumber Informasi Mengenai Syarat, Cara dan Pengadaan Program Subsidi Pupuk Di Desa Gunung Selamat No 1 2 3 Jawaban Responden Pegawai Kecamatan Kepala Desa Ketua Kelompok Tani Frekuensi 1 24 5 30 Persentase 3.3 80 16,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Tabel 5.2.2. Menunjukkan bahwa responden lebih banyak mengetahui adanya program subsidi pupuk, bagaimana syarat dan cara memperolehnya telah diperoleh oleh masyarakat melalui Kepala Desa yaitu sebanyak 24 responden ( 80%), yang memeperoleh informasi tentang subsidi pupuk paling kecil yaitu berasal dari pegawai kecamatan sebanyak 1 responden (3,3%). Berdasarkan hasil observasi peneliti, menunjukkan bahwa pemerintah telah baik mensosialisasikan program subsidi pupuk. Sosialisasi program ini dikatakan baik, terlihat dari informasi program yang diberikan dari Kepala Desa kepada penerima program subsidi pupuk telah diketahui oleh masyarakat tentang adanya penjualan pupuk subsidi di masing-masing kelompok tani, begitu juga dengan syarat dan bagaimana cara memperoleh subsidi pupuk tersebut.

65

Tabel 5.2.3. Pengetahuan Responden Tentang Adanya Tim Penyuluh Yang melakukan Pembinaan Penyusunan RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok) No 1 2 Jawaban Responden Mengetahui Kurang Mengetahui Frekuensi 28 2 30 Persentase 93,3 6,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.2.3. menunjukkan bahwa responden sebagai penerima subsidi pupuk ini telah mengetahui adanya tim penyuluh yang memberikan pembinaan tehdapa penyusunan RDKK sebanyak 28 responden (93,3%), sedangkan yang kurang mengetahui berjumlah 2 responden (6,7%). Berdasarkan hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa penerima subsidi pupuk ini telah mengetahui adanya penyuluh yang akan memberikan pembinaan bagaimana caranya menyusun RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok) agar mereka tidak kesulitan dalam memperoleh kebutuhan pupuk yang mereka perlukan. Sedangkan yang kurang mengetahui adanya penyuluh yang akan memberikan pembinaan ini dikarenakan mereka sibuk bekerja, sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana caranya, mereka menerima bersih dari ketua kelompok tani. Tabel 5.2.4. Pengetahuan Responden Terhadap Syarat dan Cara Memperoleh Program Subsidi Pupuk No 1 2 Jawaban Responden Mengetahui Kurang Mengetahui Jumlah Frekuensi 28 2 30 Persentase 93,3 6,7 100,0

66

Sumber : Hasil Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.2.4. ini menunjukkan 28 responden (93,3%) responden telah mengetahui syarat dan cara memperoleh subsidi pupuk, sedangkan 2 responden ( 6,7%) lainnya kurang mengetahui syarat dan cara menerima subsidi pupk. Berdasarkan hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah desa telah baik dijalankan. Buktinya bahwa masyarakat telah banyak mengetahui Bagaimana syarat dan cara memperoleh subsidi pupuk. Tabel 5.2.5. Pengetahuan Responden Terhadap Harga Pupuk Berdasarkan Jenis Pupuk Yang Dibeli Perzaknya No 1 2 Jawaban Responden Mengetahui Kurang Mengetahui Frekuensi 28 2 30 Persentase 93,3 6,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.2.5. menunjukkan bahwa responden yang mengetahui harga perzak dari jenis pupuk yang dibeli sebanyak 28 responden (93,3%), sedangkan mengetahui berjumlah 2 responden (6,7%). Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa para penerima subsidi pupuk ini telah mengetahui harga pupuk perzaknya. Ternyata jenis pupuk yang dominan dibeli oleh para penerima subsidi pupuk ini yaitu jenis pupuk Urea dan NPK Foska, yang mana harga perzaknya untuk pupuk Urea Rp.105000 dan NPK foska 175000. Harga itu belum termasuk upah bagi orang mengantarkannya ke rumah masing-masing penerima, jika penerima tidak dapat mengambil pupuk di pos kelompok tani. yang kurang

67

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden penerima subsidi pupuk di Dusun Persiluangan II Desa Gunung Selamat, Pak Derman yaitu : Kalau menurut saya harga pupuk di Desa Gunung Selamat itu sudah cukup terjangkau, setelah ditambah dengan biaya transportasi dan telah disetujui oleh seluruh penerima. (wawancara, April 2011)

Tabel 5.2.6. Pengetahuan Responden Terhadap Adanya Pungutan Tambahan dalam Pembelian Pupuk No 1 2 Jawaban Responden Kadang-kadang Tidak Pernah Frekuensi 25 5 30 Persentase 83,3 16,7 100,0 mengalami

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.2.6 diatas menunjukkan 25 responden ( 83,3%)

tambahan dalam pembelian pupuk, sedangkan yang tidak pernah mengalami pungutan tambahan sebanyak 5 responden (16,7%). Hasil observasi peneliti di lapangan penelitian menunjukkan bahwa pungutan tambahan yang dikenakan bagi penerima subsidi pupuk ini adalah biaya transportasi untuk mengantar pupuk ke rumah penerima subsidi pupuk, karena sesuatu hal seperti penerima tidak bisa mengambil pupuk bersubsidi tersebut dari pos kelompok taninya. Namun, pungutan itu dikenakan setelah mendapat persetujuan oleh penerima sebelumnya disaat sosialisasi

diadakan. Sehingga biaya yang ditanggung tidak dikeluhkan sebelumnya. Sedangkan yang tidak pernah menerima pungutan tambahan itu karena mereka dapat mengambil pupuknya langsung ke pos kelompok tani.

68

Tabel 5.2.7. Pengetahuan Responden Terhadap Cara Membedakan Kemasan Pupuk Bersubsidi Berdasarkan hasil kuesioner 2011 menunjukkan bahwa seluruh responden (30

Responden) telah mengetahui cara membedakan kemasan pupuk bersubsidi dengan pupuk yang tidak bersubsidi. Ini dapat dilihat pada setiap kemasan pupuk bersubsidi telah dituliskan pupuk bersubsidi yang mana tulisan tersebut tidak dapat dihapus. Tulisan ini dibuat guna menghindari tindakan yang tidak di inginkan seperti menjual pupuk tersebut kepedagang pupuk yang nonsubsidi.

Tabel 5.2.8. Tentang Adanya Penyimpangan Pelaksanaan Subsidi Pupuk No 1 2 3 Jawaban Responden Pernah Kadang-kadang Tidak Pernah Frekuensi 2 28 30 Persentase 6,7 93,3 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Tabel 5.2.8 menunjukkan bahwa 28 responden (93,3%) tidak pernah mengetahui dan mengalami penyimpangan pelaksanaan subsidi pupuk dan 2 responden (6,7%) mengetahui dan mengalami penyimpangan terhadap pelaksanaan subsidi pupuk. Berdasarkan hasil observasi peneliti, pelaksanaan pupuk di Desa Gunung Selamat telah berjalan cukup baik, ini dapat dilihat dari tidak pernahnya penyimpangan yang terjadi, pernah

69

namun bagi penerima yang mengetahui adanya penyimpangan pelaksanaan itu disebabkan oleh oknum tertentu namun, itu telah diusust oleh Kepala Desa. Tabel 5.2.9. Pengetahuan Responden Tentang Adanya Petugas PPOT (Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) Di Desa Gunung Selamat No 1 2 3 Jawaban Responden Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu Frekuensi 2 8 20 30 Persentase 6,7 26,6 66,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.2.9 diatas, menunjukkan bahwa 20 responden (66,7%) menjawab mengetahui adanya petugas PPOT yang masuk ke Desa Gunung Selamat, sedangkan

responden yang terkecil menjawab mengetahui adanya petugas PPOT yang masuk dengan jumlah 2 responden (6,7%). Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa responden tidak mengetahui adanya petugas PPOT yang masuk ke Desa, mereka hanya mengetahui segala urusan subsidi pupuk itu diurus oleh Ketua Kelompok Tani dan Kepala Desa. Namun, sebenarnya petugas PPOT itu memang sudah ada, tetapi tidak turun ke penerima, hanya sampai ke Ketua Kelompok Tani.

70

Berdasarkan hasil skala Likert ( Lampiran I) diketahui bahwa responden memiliki persepsi terhadap program subsidi pupuk, diberikan nilai sebagai berikut : a. Jumlah skor variabel persepsi b. Jumlah skor sub variabel persepsi c. Jumlah responden = 182 = 14 = 30 =a:(bxc) = 182 : ( 14 x 30 ) = 182 : 420 = 0,43

Hasil skor variabel Persepsi (V1)

Hasil dari skala Likert tersebut menunjukkan bahwa nilai persepsi terhadap program subsidi pupuk yaitu 0,43 dan berada diantara 0,34 sampai dengan 1, seperti yang tertera dalam skala pengukuran, sehingga menunjukkan nilai respon positif. Hal ini dikarenakan para responden mengetahui apa dan bagaimana program pembinaan yang diberikan.

71

5.2.2

Sikap Pengukuran yang berikutnya yang berkenaan dengan respon masyarakat terhadap

program subsidi pupuk adalah melalui sikap. Sikap dapat bersikap positif dan negatif, sikap negatif menimbulkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari atau tidak

mengetahui keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positif memunculkan kecenderungan menyenangi, mendekati, menerima keberadaan objek. Pengukuran suatu sikap terhadap program tersebut melalui beberapa bagian, seperti yang diuraikan sebagai berikut :

Tabel 5.2.10. Persetujuan / Penerimaan Responden Tentang Adanya Himbauan Cara Menyusun RDKK(Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok)

72

Berdasarkan hasil kuesioner 2011 menunjukkan bahwa responden setuju dengan adanya himbauan agar penyuluh memberikan pembinaan terhadap cara menyusun RDKK dengan jumlah 30 responden (100%). Berdasarkan observasi peneliti adalah responden setuju dengan himbauan agar

penyuluh memberikan pembinaan kepada penerima agar penerima dapat menyusun RDKK dengan baik, sehingga kebutuhan pupuk yang mereka inginkan bisa terpenuhi.

Tabel 5.2.11. Penilaian Responden Tentang Kebutuhan Pupuk Berdasarkan hasil kuesioner 2011 menunjukkan bahwa 30 responden (100%) menilai baik tentang kebutuhan pupuk yang disalurkan ke Desa Gunung Selamat. Hasil observasi peneliti dilapangan menunjukkan bahwa para responden sebagai penerima subsidi pupuk ini menilai kebutuhan akan pupuk untuk pertanian mereka telah baik, dimana penyalurannya tidak terjadi masalah karena sebelumnya segala sesuatu yang berkenaan dengan pupuk bersubsidi ini telah dibicarakan oleh Kepala Desa kepada Ketua Kelompok Tani dan penerima subsidi pupuk. Tabel 5.2.12. Persetujuan / penerimaan Responden Terhadap Pengurangan Jatah Pupuk di Desa Gunung Selamat untuk Desa Lain No 1 2 3 Jawaban Responden Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Frekuensi 4 7 19 30 Persentase 13,3 23,3 63,4 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

73

Berdasarkan tabel 5.2.12 diatas menunjukkan 19 responden (63,4%) menjawab tidak setuju dengan pengurangan jatah pupuk untuk desa lain yang mengalami kekurangan pupuk, sedangkan yang terkecil responden menjawab setuju berjumlah 4 responden (13,3%) dan selebihnya menjawab kurang setuju sebanyak 7 responden (23,3%). Hasil observasi peneliti di lapangan, masyarakat yang menjadi penerima subsidi pupuk ini menjawab tidak setuju karena mereka beranggapan jika pupuk untuk pertanian mereka berkurang, bagaimana cara menambah kekurangan tersebut, dan yang terjadi mereka harus membeli pupuk yang non subsidi agar hasil panen mereka tidak mengecewakan. Sedangkan yang menjawab setuju beralasan bahwa jika jumlah pupuk yang dikurangi masih dapat ditutupi untuk pertanian mereka, maka segalanya tidak menjadi persoalan, sekalian menolong desa lain. Lain lagi yang menjawab kurang setuju, mereka beralasan bahwa boleh saja dikurangi, asalkan tidak sering dan memang sebenarnya mereka keberatan juga. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Sunarto Sebagai salah satu penerima subsidi pupuk mengatakan saya tidak setuju jumlah pupuk yang saya terima dikurangi lagi, karena itu sudah sesuai dengan kebutuhan pupuk untuk perkebunan saya

Tabel 5.2.13. Penilaian Responden Terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET) Berdasarkan hasil kuesioner 2011 menunjukkan bahwa 30 responden (100%) menjawab HET yang telah ditapkan oleh pemerintah ditambah dengan biaya lainnya sesuai perhitungan sampai ke tangan penerima itu murah. Ini dapat terlihat meskipun mereka membeli pupuk bersubsidi dengan biaya tambahan untuk ongkos antar kerumah penerima tetap masih nurak, ketimbang membeli pupuk yang non subsidi, yang harga nya bisa 2x lipat dari harga pupuk bersubsidi.

74

Tabel 5.2.14. Penilaian Responden Terhadap Ditempatkannya Petugas PPOT di Desa Gunung Selamat No 1 2 3 Jawaban Responden Baik Kurang Baik Tidak Baik Frekuensi 26 4 30 Persentase 86,7 13,3 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan hasil tabel 5.2.14 menunjukkan bahwa responden menjawab baik sebanyak 26 responden (86,7%) dan yang menjawab kurang baik sebanyak 4 responden (13,3%). Berdasarkan hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa mereka para penerima subsidi pupuk menilai baik ditempatkannya petugas PPOT, namun mereka memang tidak begitu sering adanya petugas PPOT yang masuk ke desa, hanya di saat pertama pupuk disalurkan di bulan pertama. Bagi mereka itu tidak masalah, karena sosialisasi yang di lakukan oleh petugas itu sudah dapat membantu.

75

Berdasarkan hasil skala Likert, diketahui bahwa responden memiliki sikap terhadap

program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat, dengan nilai sebagai berikut: a. b. c. Jumlah skor variabel sikap Jumlah sub variabel sikap Jumlah responden = 215 = 9 = 30 = a : ( b xc ) = 215 : ( 9 x 30 ) = 215 : 270 = 0,79 Hasil skala Likert tersebut menunjukkan bahwa nilai sikap terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat yaitu 0,79 dan berada diantara 0,34 sampai dengan 1 sehingga menunjukkan nilai respon positif, seperti yang tertera dalam skala Likert. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah menerima, mengharapkan dan menilai program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat telah baik.

Hasil skor variabel sikap (V2)

76

5.2.3

Partisipasi Partisipasi dalam program subsidi pupuk juga perlu dikaji. Partisipasi adalah keterlibatan

masyarakat secara aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisasi, persiapan, perencanaan, pengevaluasian, dan pemahaman. Pendekatan partisipasi bertumpu pada

kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta (ikut serta) dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi terhadap program subsidi pupuk dapat diukur melalui memikmati, melaksanakan, memelihara, menilai, frekuensi dan kualitasnya. Mengukur partisipasi dalam program subsidi pupuk ini dimaksudkan untuk mempermudah mengetahui respon masyarakat melalui penyebaran kuesioner kepada responden penerima subsidi pupuk. Hasil penelitian dari partisipasi responden terhadap program subsidi pupuk dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 5.2.15. Keikutsertaan Responden Dalam Pembinaan Penyusunan RDKK No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

77

1 2 3

Pernah /sering Jarang Tidak Pernah

25 3 2 30

83,3 10 6,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan hasil tabel 5.2.15 menunjukkan bahwa 25 responden ( 83,3%) pernah dan sering ikut serta dalam pembinaan penyusunan RDKK, 3 responden ( 10%) menjawab jarang ikut serta dan 2 responden lainnya (6,7%) menjawab tidak pernah ikut dalam pembinaan. Berdasarkan hasil observasi peneliti, responden yang menjawab sering ikut serta dalam pembinaan penyusunan RDKK , itu memang aktif setiap kegiatan yang berkenaan dengan program subsidi pupuk, yang gunanya agar setiap ada pengumuman tentang harga dan penyusunan yang lainnya dapat mereka ketahui, sedangkan bagi responden yang jarang ikut serta menganggap bosan jika itu-itu saja yang dibahas, dan yang mengatakan tidak pernah menjawab bahwa mereka selain berladang, mereka juga beternak untuk menambah penghasilan rumah tangga sehingga tidak ada waktu untuk ikut dalam pembinaan tersebut.

Tabel 5.2.16. Penilaian Responden Terhadap Pembinaan Yang Dilakukan Oleh Penyuluh Hasil kuesiner 2011 menunjukkan bahwa 30 responden (100%) menjawab baik atas penilaian mereka terhadap pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh. Berdasarkan hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa para penerima pupuk bersubsidi menilai baik terhadap pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh kepada para penerima. Mereka beralasan bahwa keterangan yang diberikan penyuluh kepada mereka sangat membantu dalam menyusun RDKK dan memelihara tanaman agar tidak terserang hama dan benalu.

78

Tabel 5.2.17. Frekuensi Pembinaan yang dilakukan oleh Penyuluh No 1 2 3 Jawaban Responden Sering Jarang Tidak Pernah Frekuensi 1 29 30 Persentase 3,3 96,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.2.17 menunjukkan bahwa responden lebih dominan menjawab jarang diadakan penyuluhan yaitu sebanyak 29 responden (96,7%) dan 1 responden (3,3%) menjawab sering dilakukannya penyuluhan. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan menunjukkan bahwa

pembinaan yang dilakukan olh penyuluh ini memang jarang dilakukan karena penyuluhan yang dilakukan bersifat mononton yang membuat para penerima subsidi pupuk tersebut malas untuk datang. Sehingga diberi inisiatif oleh Kepala Desa agar para pembinaan yang dilakukan ini hanya sekali setahun diadakan dan kegiatan mengumpul dapat dilakukan dalam waktu

tertentu jika ada perubahan dari pemerintah. Tabel 5.2.18. Keterlibatan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Penyaluran Pupuk No 1 2 3 Jawaban Responden Pernah dan sering Jarang Tidak Pernah Frekuensi 25 3 2 30 Persentase 83,3 10 6,7 100,0

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

79

Berdasarkan tabel 5.2.18 diatas menghasilkan suatu dominan jawaban pernah dan sering terlibat dalam pelaksanaan penyaluran subsidi pupuk yang dilakukan di Desa Gunung Selamat sebanyak 25 responden (83,3%) dan yang terkecil menjawab tidak pernah terlibat dalam pelaksanaan dalam penyaluran pupuk dengan jumlah 2 responden (10%). Berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu responden, Pak Derman mengatakan soal pelaksanaan pupuk dari gudang subsidi pupuk ke kelompok tani sudah sering saya lalukan. Pengangkutan subsidi pupuk juga saya lakukan hingga sampai ke brumah penerima subsidi pupuk jika mereka memerlukan . (wawancara, April 2011) Tabel 5.2.19. Keikutsertaan Responden Dalam Pengawasan Penyaluran Pupuk di Desa Gunung Selamat No 1 2 3 Jawaban Responden Selalu Jarang Tidak Pernah Frekuensi 8 2 20 30 Persentase 26,7 6,7 66,6 100

Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.2.19 menunjukkan bahwa 20 responden (66,6%) tidak pernah ikut serta dalam pengawasn penyaluran pupuk dan 2 responden (6,7%) jarang ikut serta dalam pengawasan penyaluran pupuk tersebut. Berdasarkan observasi peneliti dilapangan menunjukkan bahwa pengawasan dalam pemyaluran pupuk bersubsidi itu memang tidak melibatkan seluruh penerima pupuk bersubsidi karena pengawasan telah dilakukan oleh pengawas dari pusat dan dibantu oleh Kepala Desa dan Ketua Kelompok Tani.

80

Tabel 5.2.20. Ketepatan Waktu, Jumlah, Sasaran, Jenis, Tempat dan Mutu Pupuk No 1 2 3 Jawaban Responden Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Frekuensi 28 2 30 Persentase 93,3 6,7 100,0

Jawaban Sumber : Hasil Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 5.2.20 menunjukkan bahwa 28 responden (93,3%) menjawab pupuk bersubsidi telah sesuai dengan waktu, jumlah, sasaran, tempat dan mutu pupuk. Sedangkan 2 responden (6,7%) menjawab btidak sesuai. Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa ketepatan waktu memang kadang menjadi suatu persoalan yang sering dihadapi oleh penerima subsidi pupuk, namun itu semua karena keterlambatan dari Ketua Kelompok tani itu sendiri yang terlambat mengirim RDKK ke Pengurus Pupuk Bersubsidi Cabang Medan. Sementara dalam ketepatan sasaran, jumlah, jenis, tempat dan mutu pupuk mereka anggap telah sesuai. Berdasarkan wawancara peneliti dengan salah saru responden/ penerima subsidi pupuk, Bapak Sunarto mengatakan dalam hal mutu pupuk, telah sesuai dan sama dengan pupuk yang non-subsidi, yang kadang menjadi masalah adalah ketepatan waktu pupuk sampai

81

kelokasi, tapi masih dapat dimaklumi karena itu semua diakibatkan oleh kesalahan dari pengiriman RDKK dari Ketua Kelompok Tani. (wawancara, April 2011)

Berdasarkan hasil skala Likert, diketahui bahwa responden memiliki partisipasi

terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat, dengan nilai sebagai berikut: a. b. c. Jumlah skor variabel partisipasi Jumlah sub variabel partisipasi Jumlah responden = 149 = 13 = 30 = a : ( b xc ) = 149 : ( 13 x 30 ) = 149 : 390 = 0,38 Hasil skala Likert tersebut menunjukkan bahwa nilai partisipasi terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat yaitu 0,38 dan berada diantara 0,34 sampai dengan 1 sehingga menunjukkan nilai respon positif, seperti dalam skala Likert. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah ikut serta, terlibat, dan kualitas program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat telah baik.

Hasil skor variabel partisipasi (V3)

82

BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa Respon Masyarakat Terhadap Subsidi Pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dapat dilihat dari tiga variabel yaitu: a. Persepsi Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa responden memiliki persepsi yang positif dengan nilai 0,43. Persepsi dilihat dari pengetahuan dan pemahaman responden terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat. b. Sikap Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui responden memiliki sikap yang positif dengan nilai 0,79. Pengukuran sikap dapat dilihat dari penilaian dan tanggapan responden terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat. c. Partisipasi Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui responden memiliki partisipasi yang positif dengan nilai 0,38. Partisipasi dapat dilihat dari keterlibatan dan keaktifan responden terhadap pelaksanaan program subsidi pupuk.

83

Untuk menentukan kategori respon positif atau negatif, dapat dilihat dengan nilai batasan sebagai berikut : Respon dengan nilai -1 sampai dengan - 0,33 Respon dengan nilai 0,34 sampai dengan 0,33 Respon dengan nilai 0,34 sampai dengan 1 = Respon Negatif = Respon Netral = Respon Positif

Jika kuantifikasi data dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan skala likert, maka dapat dilihat secara rata-rata respon menyeluruh penerima subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat adalah Positif dengan nilai : = hasil persepsi (V1) + hasil sikap (V2) + hasil partisipasi (V3) 3 = 0,43 + 0,79 + 0,38 3 = 0,53 (Berada diantara 0,34 sampai dengan 1)

-1

- 0,66

- 0,33

0,33

0,66 0,54

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat adalah Positif.

84

6.2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan penulis sebagai masukan yaitu: 1. Disarankan kepada pemerintah Desa Gunung Selamat agar program subsidi pupuk terus

dilaksanakan. Adapun yang menjadi alasan saran ini karena respon dari masyarakat baik terhadap program ini juga karena kebuthan akan pupuk dalam pertanian merupakan kebutuhan paling dasar menyangkut kelangsungan tanaman perkebunan milik petani. 2. Disarankan kepada Pemerintah Desa Gunung Selamat dan masyarakat penerima subsidi

pupuk agar program ini disosialisasikan secara baik dan lebih luas lagi sehingga penerima mengetahui hak mereka dan masyarakat luas dapat lebih memahamin lagi program ini dan transparansi sebagai tujuan Subsidi pupuk ini dapat lebih tercapai. 3. Diharapkan bagi penerima ini agar tidak tergantung kepada prpgram subsidi pupuk,

tetapi dapat menggunakan program ini sebagai kesempatan untuk dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pertanian lainnya. 4. Disarankan kepada Pemerintah Desa Gunung Selamat agar meningkatkan mutu pupuk

dan mengusahakan secara tepat waktu sehingga masyarakat penerima subsidi pupuk ini merasa lebih puas ketika menerima pupuk dari program subsidi pupuk tersebut.

85

5.

Kepada masyarakat agar selalu berpartisipasi pada program-program yang diberikan

oleh pemerintah, apalagi yang menyangkut kepentingan masyarakat itu sendiri agar dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal.

86

You might also like